Modul Kearsipan - www.aldinfoku.com 46
MODUL 6
KLASIFIKASI DAN INDEKS ARSIP
A.Pengertian Klasifikasi Arsip
Dalam Keputusan Kepada ANRI Nomor 19 tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Klasifikasi Arsip disebutkan bahwa klasifikasi arsip adalah pola
pengaturan arsip secara berjenjang dari hasil pelaksanaan fungsi dan tugas
instansi menjadi beberapa kategori unit informasi kearsipan.
Menurut Sayuti (2013), kegunaan pola klasifikasi yaitu :
1. Membantu dalam menentukan golongan dan tingkat masalah yang terkandung
dalam arsip.
2. Membantu untuk memudahkan penemuan kembali arsip.
3. Sebagai alat penataan dalam berkas/filling system.
4. Membantu memberikan pelayanan secepat mungkin.
5. Efisiensi waktu dan tenaga.
B.Tujuan Klasifikasi Arsip
Menurut Winata dan Muhidin (2016:90), Tujuan dilakukannya
pengklasifikasian arsip adalah untuk menjamin pengelolaan arsip aktif secara
efektif dan efisien. Dengan klasifikasi ini arsip yang dicipta atau diterima dalam
rangka pelaksanaan fungsi atau kegiatan organisasi dapat diatur atau diterima
dengan mudah sehingga penemuan kembali (retrieval) pun dapat dilakukan
dengan tepat dan cepat. Demikian pula penyusutan dapat dilakukan dengan tepat.
C. Unsur Klasifikasi Arsip
Dalam rangka menyusun klasifikasi arsip, ada beberapa aspek yang perlu
dipertimbangkan, yaitu :
1. Kelompok Informasi Arsip
a) Unsur Fungsi, yaitu penyusunan pola klasifikasi arsip berdasarkan
inventarisasi kegiatan atau fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh suatu
Modul Kearsipan - www.aldinfoku.com 47 b)Unsur Struktur Organisasi, yaitu penyusunan pola klasifikasi arsip
berdasarkan struktur atau bagan organisasi yang ada.
c) Unsur Masalah, yaitu penyusunan pola klasifikasi arsip berdasarkan masalah
yang terdapat di organisasi bersangkutan.
Pola klasifikasi arsip disusun berjenjang, yaitu sebagai berikut :
Main Subject (Primer)
Sub Subject (Sekunder)
Sub-Sub Subject (Tertier)
Ketiga kelompok ini mempunyai hubungan logis, kronologi dan sistematis satu
sama lainnya. Misalnya kelompok kepegawaian harus mengandung masalah
mengenai kepegawaian saja, seperti dibawah ini :
Kepegawaian (Primer)
Pengadaan (Sekunder)
Lamaran (Tertier)
Testing (Tertier)
Pengangkatan (Tertier) dan sebagainya.
2. Kode Arsip
Kode arsip adalah tanda pengenal urusan arsip dari klasifikasi sebagai
penuntun ke tempat arsipnya, pada umumnya berbentuk angka, huruf atau
keduanya. Setiap surat yang akan diberkaskan diberi kode klasifikasi terlebih
dahulu sesuai dengan kode klasifikasi.
Guna kode arsip :
a. Untuk membedakan urusan/masalah yang satu dengan urusan/masalah lain
dalam berbagai jenjang klasifikasi arsip.
b. Merupakan saran untuk memberkaskan arsip dan menentukan letak
penyimpan, serta penemuannya kembali.
Pada dasarnya ada 3 (tiga) unsur kode, yaitu :
a) Kode Huruf
• Satuan Huruf (Huruf Tunggal)
Misal : Kepegawaian (Kode A)
Keuangan (Kode B)
Modul Kearsipan - www.aldinfoku.com 48
• Urutan Angka, 1 sampai dengan tak terbatas
Misal : Kepegawaian (Kode 1)
Keuangan (Kode 2)
Materil (Kode 3)
• Gabungan Angka, umunya terdiri dari dua angka
Misal : 11
Modul Kearsipan - www.aldinfoku.com 49
• Desimal, yaitu menggunakan sistem persepuluhan Misal : 351 Kepegawaian
351.1 Pengadaan
351.2 Pengangkatan dan Mutasi
351.3 Kedudukan
Dan seterusnya
Dasar desimal ini adalah bahwa setiap main subjet, sub subject dan
sub-sub sub-subject dapat dikembangkan sampai dengan sepuluh bagian.
• Digit (Terminal Digit), Deretan angka yang pada umunya diuraikan ke
dalam tiga bagian dan masing-masing bagian menunjukan tempat
penyimpanan.
Misal :
Kode 102089, berarti :
10 adalah lembar guide
20 adalah nomor laci
89 adalah nomor map
• Satuan Angka atau Angka Blok, beberapa angka, sampai batas tertentu
digunakan untuk satu masalah pokok tertentu.
Misal :
000-99 Kepegawaian
100-199 Keuangan
200-299 Materil
• Gabungan Huruf dan Angka
Misal : A.1
B.2
AAB 11
Kepeg. 10
Untuk pemberian kode pada arsip, dapat atau boleh menggabungkan
Modul Kearsipan - www.aldinfoku.com 50 Contoh kode klasifikasi arsip yang berlaku di pemerintahan pusat :
KP Kepegawaian
10 Penerimaan pegawai
20 Pengangkatan pegawai
30 Promosi
31 Kenaikan pangkat atau golongan
32 Pengangkatan dalam jabatan
33 Kenaikan gaji
40 Mutasi
41 Pengangkatan Pegawai
.1 Golongan I
.2 Golongan II
.3 Golongan III
.4 Golongan IV
D.Cara Penyusunan Klasifikasi
Menurut Gunawan Ari Wibowo (2012), cara penyusunan klasifikasi arsip
adalah sebagai berikut :
1. Melakukan analisis fungsi organisasi untuk mengetahui arsip apa yang tercipta
dalam suatu fungsi organisasi. Fungsi organisasi adalah seluruh tanggung jawab
yang dibebankan organisasi untuk melaksanakan kegiatan.
2. Klasifikasi disusun berdasarkan masalah yang mencerminkan fungsi dan
kegiatan organisasi.
3. Klasifikasi disusun secara berjenjang dengan mempergunakan prinsip
perkembangan dari umum ke khusus, yang terdiri atas pokok masalah, sub
masalah dan sub-sub masalah.
4. Setelah penyusunan klasifikasi, kode klasifikasi ditambahkan untuk
Modul Kearsipan - www.aldinfoku.com 51
E. Indeks Arsip
1. Pengertian Indeks Arsip
Indeks arsip adalah suatu label yang digunakan dalam menentukan kode arsip
untuk memudahkan dalam proses penyimpanan arsip.
Kegunaan indeks antara lain :
a. Untuk mengelompokkan/menyatukan (memberkaskan arsip yang kode dan
kegiatannya sama ke dalam satu berkas).
b. Sebagai sarana penemuan kembali arsip.
2. Jenis Penulisan Indeks
Kegiatan mengindeks arsip dapat berupa nama orang, nama organisasi, nama
wilayah, nama benda, nomor dan subjek atau masalah. Menurut Gunawan,
penulisan indeks nama orang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu Straight
Order dan Indexing Order. Straight Order adalah cara penulsan indeks yang
dilakukan sesuai dengan nama aslinya, sedangkan Indexing Order adalah cara
penulisan indeks yang dilakukan sesuai dengan tata cara atau peraturan
mengindeks.
• Contoh penulisan indeks dengan cara Straight Order :
Nama Asli Indeks
Dr. Widhian Aulia Widhian Aulia, Dr.
Ade Maulana Ade Maulana
Rere Agrezta Rere Agrezta
• Contoh penulisan indeks dengan cara Indexing Order :
Nama Asli Indeks
Dr. Widhian Aulia Aulia, Widhian, Dr.
Ade Maulana Maulana, Ade
Modul Kearsipan - www.aldinfoku.com 52
3. Tata Cara Mengindeks
Penulisan indeks dilakukan dengan memperhatikan aturan-aturan yang berlaku
agar diperoleh keseragaman sehingga pengelolaan arsip dapat dilakukan
dengan baik. Berikut adalah beberapa aturan dalam mengindeks yang merujuk
pada pendapat Gregg et. al. (1962:375-384) dan Read dan Ginn (2010:31-87).
a. Mengindeks Nama Orang
1) Nama biasa, yaitu yang tidak termasuk golongan nama keluarga atau
marga. Nama seperti itu di indeks sebagaimana nama terebut ditulis.
Contoh :
Filling Segment Indexing Order of Unit
No Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3
1 Sambas Ali Muhidin Sambas Ali Muhidin
2 Kamila Cynthia Inara Kamila Cynthia Inara
2) Nama Perorangan jika menggunakan nama keluarga, unit pertama
adalah nama keluarga. Khusus nama orang Cina atau Korea, nama
keluarga biasanya ditulis di depan sehingga penulisan indeks
sebagaimana nama itu di tulis.
Contoh :
Filling Segment Indexing Order of Unit
No Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3
1 George R. Terry Terry George R.
2 Liem Swie King Liem Swie King
3) Nama perorangan jika menggunakan nama marga sebagai salah satu
unit nama orang tersebut, unit pertama adalah nama marganya.
Contoh :
Filling Segment Indexing Order of Unit
No Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3
1 Abdul Haris Nasution Nasution Abdul Haris
Modul Kearsipan - www.aldinfoku.com 53 4) Nama perorangan jika menggunakan nama baptis, yang digunakan
adalah nama aslinya/nama jelasnya.
Contoh :
Filling Segment Indexing Order of Unit
No Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3
1 Franciscus Sutopo Sutopo Francicus
2 Antonius Sukoco Sukoco Antonius
5) Nama perorangan jika disingkat, yang dipakai adalah nama jelasnya.
Contoh :
Filling Segment Indexing Order of Unit
No Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3
1 R. Agrezta Agrezta R.
2 Reza H. Reza H.
6) Nama wanita jika diikuti nama suaminya, yang digunakan adalah nama
suaminya.
Contoh :
Filling Segment Indexing Order of Unit
No Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3
1 Ny. Agrezta Reza Reza Agrezta (Ny)
2 Aulia Kartadipoera Kartadipoera Aulia
7) Nama perorangan jika memakai gelar adat, gelar keragaman, gelar
kesarjanaan atau gelar yang berwujud kepangkatan, gelarnya tidak
diperhatikan dan nama orang tersebut di indeks sesuai dengan
peraturan mengindeks.
Contoh :
Filling Segment Indexing Order of Unit
No Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3
1 R.A Kartini Kartini (R.A) Haris
2 dr. R. M Nurrachim Nurrachim (dr. R. M)
Modul Kearsipan - www.aldinfoku.com 54 8) Nama urutan kelahiran, seperti di Bali, unit utamanya adalah nama diri,
kemudian diikuti oleh gelar urutan kelahiran.
Contoh :
Filling Segment Indexing Order of Unit
No Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3
1 Ida Bayu Putu Arsana Arsana Putu Ida Bagus
2 I Made Putu Wirawan Wirawan Putu I Made
9) Semua tanda baca (koma, titik, tanda hubung, apostrof, tanda hubung,
tanda seru, tanda tanya, tanda kutip, garis bawah dan garis miring)
diabaikan ketika mengindeks. Adapun nama-nama yang di indeks
mengikuti peraturan mengindeks.
Contoh :
Filling Segment Indexing Order of Unit
No Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3
1 Michael D’Agostino DAgostino Michael
2 Penelope D’Cruz DCruz Penelope
10) Nama asing yang memakai awalan seperti D’, Da, De, Del, La, Della, Den,
Des, Di, Dos, Du, E’, El, Fitz, II, L’, La, Las, Le, Les, Lo, Los, M’, Mac, Mc, O’,
Per, Saint, San, Santa, Santo, St., Ste., Te, Ten, Ter, Van, Van de, Van der,
Von, Von der dan sebagainya. Awalan tersebut tidak dianggap sebagai
unit sendiri atau tergabung dengan nama sisanya menjadi satu unit.
Contoh :
Filling Segment Indexing Order of Unit
No Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3
1 Michael D’Agostino DAgostino Michael
Modul Kearsipan - www.aldinfoku.com 55
b. Mengindeks Nama Perusahaan
1)Nama perusahaan atau organisasi di indeks sebagaimana yang tertulis
dengan kepala surat atau merk dagang yang tertulis.
Contoh :
Filling Segment Indexing Order of Unit
No Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3
1
Persatuan Wartawan
Indonesia Wartawan Indonesia
Persatuan
2 Ikatan Dokter Indonesia Dokter Indonesia Ikatan
3 PT Pos Indonesia Pos Indonesia PT
2)Nama organisasi sering disingkat dan sudah popular dengan nama
singkatnya tidak perlu dipanjangkan dan diindeks seperti yang tertulis.
Jika huruf tunggal, dipisah oleh spasi indeks setiap huruf sebagai unit
terpisah, seperti MPR. Akronim (kata yang dibentuk dari pertama atau
beberapa huruf pertama, dari beberapa kata seperti UNPAD dan UPI)
diindeks sebagai satu unit tanpa tanda baca atau spasi. Kata yang disingkat
(lab, Inc.) diindeks sebagai satu unit tanpa tanda baca atau spasi.
Contoh :
Filling Segment Indexing Order of Unit
No Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3
1 MPR M P R
2 UPI UPI
3 UNPAD UNPAD
3)Nama perusahaan, yayasan yang menggunakan nama orang sebagai salah
satu unit, dari nama tersebut yang dijadikan unit pertama adalah nama
orangnya dan nama orang tersebut diindeks sesuai dengan pengaturan
Modul Kearsipan - www.aldinfoku.com 56 Contoh :
Filling Segment Indexing Order of Unit
No Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3
1
Rumah Sakit Hasan
Sadikin Hasan Sadikin
Rumah
Sakit
2
Bandara Husein
Sastranegara Sastranegara Husein
Bandara
3 Ayam Goreng Suharti Suharti Ayam Goreng
4)Nama perusahaan yang terdiri atas nama angka sebagai bagian dari nama
perusahaan tersebut, diindeks dengan cara mengganti angka dengan huruf
sebagai satu unit.
Contoh :
Filling Segment Indexing Order of Unit
No Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3
5)Nama perusahaan yang menggunakan kata-kata kecil dan symbol (article,
prepositions, conjunction and symbols) ditulis sebagai unit terpisah dalam
pengindeksnya. Contoh kata-kata kecil dan symbol yang digunakan
sebagai nama bisnis, yaitu sebagai berikut :
Article : a, an, the
Prepositions : at, in, ut, off, by, to, with, for, of, over
Conjuction : and, but, or, nor
Modul Kearsipan - www.aldinfoku.com 57 Contoh :
Filling Segment Indexing Order of Unit
No Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3 Unit 4
1 A & A Drilling A And A Drilling
2 A Clean House A Clean House
3 The $ Shop Dollar Shop the
6)Semua tanda baca (koma, titik, tanda hubung, apostrof, tanda hubung,
tanda seru, tanda tanya, tanda kutip, garis bawah dan garis miring)
diabaikan ketika mengindeks. Nama-nama yang diindeks mengikuti
peraturan mengindeks.
Contoh :
Filling Segment Indexing Order of Unit
No Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3
1
Bandara
Soekarno-Hatta SoekarnoHatta Bandara
2 Inter-Asia Services InterAsia Service
c. Mengindeks Nama Instansi Pemerintah
1)Nama instansi yang diutamakan adalah kata pengenal yang terpenting dari
nama instansi tersebut, sedangkan bentuk organisasinya dijadikan sebagai
unit terakhir.
Contoh :
Filling Segment Indexing Order of Unit
No Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3
1
Kementrian Pendidikan
RI Pendidikan RI
Modul Kearsipan - www.aldinfoku.com 58 2)Pada beberapa instansi pemerintah atau nama atau wilayah yang
diutamakan adalah nama tempat atau daerah, kemudian diikuti oleh
bentuk kata tingkat badannya. Contoh :
Filling Segment Indexing Order of Unit
No Nama Unit 1 Unit 2 Unit 3
1 Kota Bandung Bandung Kota