AKHLAK SISWA MTS NEGERI WONOSEGORO
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
LULUK NURROHMAH
NIM : 11110075
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
x
limpahan Taufiq, Hdiayah dan Inayah-Nya, sehingga penulis diberi kemudahan dan kelapangan hati dalam menyelesaikan skripsi ini, Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW. Keluarga, sahabat dan pengikut setianya.
Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam ilmu Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Salatiga. Terselesainya skripsi ini tidaklah semata-mata hasil dari jerih payah penulis sendiri, melainkan banyak pihak terkait yang telah membantu baik moril maupun spiritual, oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Ketua STAIN Salatiga, besrta Staf-stafnya, yang telah menyediakan tempat serta fasilitas gedung kuliah yang nyaman dan kondusif.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku ketua jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 3. Bapak Rasimin, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam 4. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku dosen pembimbing yang telah tulus, ikhlas
dan senantiasa berkenan memberikan sumbangsih pikiran, serta waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan akademik yang telah membantu terselasaikannya skripsi ini.
6. Kepala sekolah MTs Negeri Wonosegoro, guru dan karyawan serta semua siswa-siswi yang berkenan membantu dan memberikan data kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman-teman yang telah memberikan semangat Reni Widiastuti dan Hesti Ambarwati dan seluruh teman-teman PAI B angkatan 2010.
x
Umi, Indi, Mahfud, Mahmudi, Fadil, Hanan, dan Cecep)
9. Teman-teman KKN 2014 di Huntap dusun Wironayan, Jumoyo, Salam, Magelang (Nur, Endang, Nita, Mucharor, Agus, dan Dika)
10.Teman-teman Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi & Brigsus Naga Sandhi STAIN Salatiga
Semoga amal serta kebaikan yang telah dicurahkan pada penulis diterima Allah Swt sebagai amal ibadah yang mendapat balasan yang berlipat ganda.
Demikian kiranya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi wacana ilmu bagi para pembaca. Dan sebagai manusia biasa penulis menyadari banyaknya kekurangan, maka kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Salatiga, 6 Januari 2015 Penulis
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Bapak dan Ibu (Alm. Muh Suhadi dan Siti Badriyah S.Pd), Nenek (Afia Sholikah) dan Adik-adik (M. Fahrurrozi dan M. Faqihuddin) yang telah
mendo’akan, memberi motivasi mendukung dan memberikan semangat penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
xi
ABSTRAK
Nurrohmah, Luluk. 2015. Hubungan Aktivitas Tadarus Al-Qur’an Dengan Akhlak Siswa MTs Negeri Wonosegoro Tahun Pelajaran 2014/2015.
Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Pd.
Kata Kunci: Tadarus Al-Qur’an dan Akhlak Siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dari aktivitas tadarus Al-Qur’an dengan akhlak siswa di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015. Pertanyaan yang ingin di jawab dalam penelitian ini, 1. Bagaimana aktivitas tadarus Al-Qur’an di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015?, 2. Bagaimana akhlak siswa di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015?, 3. Apakah ada hubungan antara aktivitas mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an dengan akhlak siswa di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015?.
Penelitian ini menggunakan metode angket, observasi, dokumentasi dan wawancara. Subyek penelitian sebanyak 54 responden, menggunakan teknik analisis statistik product moment. Pengumpulan data menggunakan kueisoner untuk menjaring data x dan data y. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis kolerasi.
Penelitian ini menunjukkan, 1. Tadarus Al-Qur’an memperoleh kategori
sedang dengan persentase 57%. 2. Akhlak siswa memperoleh kategori tinggi dengan prosentase 50%. 3. Setelah data dianalisis, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan rxy tabel dengan taraf signifikasi 1% diperoleh pada tabel taraf signifikasi
rxy tabel 0,345, dan apabila ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien kolerasi
xii
JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRAK ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL DAN BAGAN ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Hipotesis Penelitian... 6
F. Definisi Operasional ... 7
G. Metode Penelitian ... 9
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ... 9
2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10
3. Populasi dan Sampel ... 10
4. Variabel Penelitian ... 11
5. Teknik Pengumpulan Data ……...…… 12
6. Instrumen Penelitian ... 13
7. Analisis Data ... 15
xii
Qur’an
1. Pengertian Tadarus ... 20
2. Pengertian Al-Qur’an ... 20
3. Nama-nama Al-Qur’an ... 21
4. Fungsi dan Peranan Al-Qur’an ... 24
5. Adab Membaca Al-Qur’an ... 26
6. Keutamaan Membaca Al-Qur’an ... 28
7. Komitmen Terhadap Al-Qur’an ... 30
B. Akhlak Siswa ... 31
1. Pengertian Akhlak ... 31
2. Fungsi Akhlak ... 33
3. Faktor Pembentuk Akhlak ... 33
4. Pentingnya Akhlak ... 36
5. Macam-macam Akhlak ... 37
C. Hubungan Aktivitas Tadarus Al-Qur’an Dengan Akhlak Siswa... 47 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs Negeri Wonosegoro ... 49
1. Sejarah Singkat ... 49
2. Sarana dan Prasarana ... 50
3. Visi, Misi dan Tujuan ... 52
4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa ... 53
B. Penyajian Data 1. Populasi dan Sampel ... 58
2. Pengumpulan Data ... 58
3. Daftar Nama responden ... 58
4. Daftar Tentang Jawaban Angket ... 60
xii
2. Analisis Kedua ... 72 3. Analisis Ketiga ... 76 B. Analisis Uji Hipotesis ... 79 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………..………... 80
B. Saran ……….………... 81
C. Penutup ... 81 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalalah
Budaya membaca Al-Qur’an sudah melekat pada kehidupan manusia, Al-Qur’an sendiri diyakini sebagai pedoman hidup manusia muslim di muka bumi ini, karena Al-Qur’an merupakan kitab Allah yang diturunkan kepada manusia melalui perantara Nabi Muhammad SAW. Sehingga umat muslim diwajibkan untuk beriman kepada kitab Al-Qur’an sesuai dengan Rukun Iman.
Al-Qur’an adalah mu’jizat abadi yang menundukkan semua generasi dan bangsa sepanjang masa (Ash-Shaabuuniy, 1999:15). Untuk itu membaca Al-Qur’an harus diajarkan sejak dini kepada anak sebagai bentuk untuk mengenalkan kepada mereka pedoman untuk mengarungi kehidupan kelak, karena anak merupakan aset generasi penerus bangsa yang akan membela agama dan bangsa mereka. Ajaran itupun sudah sejak dari zaman Rasullullah, pertama kali ayat Al-Qur’an turun sudah mengisyaratkan kepada manusia untuk membaca seperti yang tertuang dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi :
Artinya: (1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. (4) Yang mengajar (manusia) dengan pena. (4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Departemen Agama RI, 2007:904)
Manusia terlahir dalam keadaan fitrah tidak ada sesuatupun yang telah diketahuinya sejak manusia itu dilahirkan, oleh sebab itu Allah memerintahkan manusia untuk belajar mulai dari lahir hingga manusia itu kembali kepada Allah lagi. Mulai dari membaca hingga mencari tahu ilmu-ilmu yang tidak diketahuinya, karena sesungguhnya Allah telah mengajarkan apa yang tidak diketahui oleh manusia. Diantaranya adalah membaca Al-Qur’an karena Al-Qur’an adalah pedoman hidup manusia.
Di dalam isi Al-Qur’an memerintahkan dan menganjurkan kepada manusia untuk berakhlak mulia. Setiap perintah dalam Al-Qur’an baik perintah untuk beriman kepada Allah, para rasul-Nya, mengikuti ajaran-Nya, berbuat adil, melakukan kebaikan, hingga perintah-perintah yang berkaitan dengan makanan dan minum tanpa berlebihan mengandung nilai akhlak mulia yang manfaatnya kembali kepada manusia, baik kapasitasnya sebagai individu, keluarga, masyarakat, negara maupun umat islam, baik di saat sekarang atau di saat yang akan datang, di dunia maupun di akhirat, (Abdul, 2004:178)
tanggung jawab itu adalah mempelajarinya dan mengajarkannya kepada orang lain.
Seiring dengan perubahan zaman dan berkembangnya ilmu pengetahuan sekarang ini tidak jarang anak-anak masa kini meninggalkan aktivitas membaca Al-Qur’an yang sudah dari zaman dahulu ditanamkan oleh orang tua kepada anak-anaknya dan telah menjadi rutinitas kegiatan anak-anak bahkan orang tua juga, yang wajib untuk dikerjakan paling tidak membaca satu ayat dalam satu hari. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman pula dan dengan banyaknya kegiatan yang menjauhkan dari membaca Al-Qur’an seperti fitur games, acara televisi, Internet dll, merubah kebiasaan yang dilakukan kebanyakan umat muslim di zaman sekarang. Bahkan ada anak yang sama sekali tidak bisa membaca Al-Qur’an karena tidak paham dan tidak peduli akan arti penting dari Al
-Qur’an sendiri.
Untuk mengatasi hal tersebut banyak cara dan usaha yang dilakukan oleh orang tua agar anak-anaknya bisa membaca Al-Qur’an diantaranya adalah dengan mendidik dan mengajarkan di rumah masing-masing, hal ini sesuai dengan pendidikan Islam bahwa pendidikan itu bermula dari keluarga. Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak-anak mula-mula menerima pendidikan, (Syafaat, 2008:62).
tersebar di wilayah masing-masing masyarakat, yang tujuannya agar anak bisa membaca dan memahami ayat-ayat Al-Qur’an. Tidak hanya berhenti di dalam masyarakat saja, sekolahpun berlomba-lomba mengedepankan pendidikan yang berdasar pada Al-Qur’an. Salah satunya adalah sekolahan MTs Negeri Wonosegoro yang mengadakan kegiatan tambahan untuk siswa-siswinya membaca Al-Qur’an pagi sebelum jam pelajaran efektif di mulai.
Kegiatan membaca Al-Qur’an ini diharapkan dapat menjadikan siswa untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia mahmudah dengan membaca dan memahami ayat-ayat yang terkandung di dalam Al-Qur’an, serta membiasakan siswa untuk membaca Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Akhlak sendiri berarti suatu daya yang telah bersemi didalam jiwa seseorang hingga dapat menimbulkan perbuatan-perbuatan yang mudah tanpa dipikir dan direnungkan lagi. Baik buruknya akhlak seseorang menjadi salah satu syarat sempurna atau tidaknya keimanan orang tersebut, karena seseorang dikatakan sempurna imannya kalau akhlaknya sudah baik, antara ucapan dan perbuatannya telah sesuai dengan tuntutan yang diajarkan agama. (Syafaat, 2008:62).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis menganggap penting untuk melakukan penelitian dengan judul: HUBUNGAN AKTIVITAS
TADARUS AL-QUR’AN DENGAN AKHLAK SISWA MTS NEGERI
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas yang menjadi pokok permasalahan adalah :
1. Bagaimana variasi aktivitas tadarus Al-Qur’an di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015?
2. Bagaimana variasi akhlak siswa di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015?
3. Apakah ada hubungan antara aktivitas mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an dengan akhlak siswa di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015?
C. Tujuan Penelitian
Agar dapat memberikan gambaran konkrit serta arah yang jelas, dalam pelaksanaan penelitian ini maka perlu dirumuskan tujuan yang ingin di capai :
1. Mengetahui variasi aktivitas tadarus Al-Qur’an di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015.
2. Mengetahui variasi akhlak siswa di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015.
3. Mengetahui hubungan dari aktivitas tadarus Al-Qur’an dengan akhlak siswa di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015.
D. Manfaat Penelitian
siswa dalam kehidupan sehari-hari, dalam informasi tersebut di harapkan dapat memberikan manfaat secara teoritik dan praktis, yaitu:
1. Secara teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya tentang aktivitas tadarus Al-Qur’an kaitannya dengan akhlak siswa.
2. Secara praktis
a. Bagi penulis penelitian ini diharapkan menjadi pedoman untuk meningkatkan akhlaknya yang baik.
b. Bagi siswa dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan aktivitas tadarus Al-Qur’an selanjutnya.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti mulai data yang terkumpul, (Arikunto, 1991:62).
Dengan demikian hipotesis adalah dugaan sementara terhadap permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut : “Ada hubungan signifikan antara aktivitas tadarus
F. Definisi Operasional
1. Tadarus Al-Qur’an
Dalam pembahasan ini kiranya perlu diberi penegasan dari judul di atas sebagai berikut :
a. Tadarus menurut Mulla Ali al-Qari dalam Misyakatul-Mashabih
adalah kegiatan qira’ah sebagian orang atas sebagian yang lain sambil membetulkan lafal-lafalnya dan mengungkap makna-maknanya, (Syarifuddin, 2004:49).
b. Al-Qur’an adalah kalam Allah yang tiada tandingannya (Mu’jizat) diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penutup para Nabi dan Rasul dengan perantaran Malaikat Jibril alaihis salam, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan di akhiri dengan surah An-Nash, dan ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara
mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah, (Ash-Shaabuuniy, 1999:15).
c. Tadarus Al-Qur’an yang dimaksud penulis di sini adalah kegiatan siswa membaca Al-Qur’an di sekolah, kegiatan membaca
Al-Qur’an ini dilakukan oleh keseluruhan siswa dan dibimbing oleh guru setiap hari sebelum jam pelajaran dimulai di MTs Negeri Wonosegoro.
Adapun indikator yang penulis gunakan untuk mengukur variabel pertama, yaitu aktifitas tadarus Al-Qur’an adalah:
2) Ikhlas (Lestari, 2009:26)
3) Belajar membaca Al-Qur’an di luar sekolah 4) Mendapatkan bimbingan dari guru
5) Keseriusan mengikuti aktivitas tadarus Al-Qur’an 6) Memahami Al-Qur’an
7) Membaca secara tartil (Lestari, 2009:26) 2. Akhlak siswa
a. Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara sepontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar, (Ilyas, 2007:2).
b. Mengutip pendapatnya Amir Dalen Indra Kusuma, Siswa atau yang disebut dengan anak didik yaitu pihak yang menjadi obyek pokok dari pendidikan (Khisamuddin, 2014:11). Dalam skripsi ini yang penulis maksudkan adalah pelajar atau anak didik yang belajar di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015. c. Akhlak siswa adalah sifat yang tertanam di dalam jiwa anak didik.
Adapun indikator yang penulis gunakan untuk mengukur akhlak yaitu:
1) Akhlak kepada Allah (Salamulloh, 2008:1) a) Melaksanakan shalat wajib lima waktu b) Bersyukur atas nikmat Allah
a) Membantu orang tua b) Mendoakan orang tua
3) Akhlak kepada Guru (Salamulloh, 2008:112) a) Menghormati guru
b) Sopan santun di hadapan guru
4) Akhlak kepada teman (Salamulloh, 2008:96) a) Saling menasehati
b) Toleransi kepada teman 5) Akhlak pribadi (Ilyas, 2007:138)
a) Sabar b) Pemaaf
G. Metode Penelitian
Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Dalam penelitian ini penulis menggunakan langkah-langkah berikut:
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian.
Dalam penelitian ini pendekatan yang diterapkan oleh peneliti adalah pendekatan kolerasional kuantitatif. Hal ini dikarenakan penelitian ini meneliti tentang hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.
Adapun rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut:
c. Melaksanakan penelitian.
d. Melakukan analisa dan membuat laporan hasil penelitian. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri Wonosegoro dan pelaksanaannya dilaksanakan dari pembuatan proposal sampai laporan penelitian telah selesai yang dimulai dari pengumpulan data hingga proses penulisan selesai.
3. Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi adalah Keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1989:102). Sedangkan Sutrisno Hadi mengatakan “Semua induvidu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digenerasikan disebut populasi atau universe (Hadi, 1981:70).”
Berdasarkan kedua pendapat di atas populasi mencakup keseluruhan siswa MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015.
b. Sampel dan teknik pengambilan sampel.
perlu diingat bahwa semakin besar sampel yang diambil, maka kesimpulan yang akan diambil akan lebih baik.
Sehubungan dengan itu, untuk sekedar ancer-ancer apabila subjeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, sedangkan jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, (Arikunto, 1989:107)
Jumlah siswa yang terdaftar di MTs Negeri Wonosegoro secara keseluruhan ada 540 siswa, maka peneliti mengambil perwakilan siswa tersebut dengan prosentase 10% yaitu sebanyak 2 kelas yaitu kelas VII dengan jumlah 54 siswa, laki-laki 22 siswa perempuan 32 siswa.
4. Variabel Penelitian
Ada dua penelitian di dalam variabel ini, yaitu: a. Variabel Pengaruh
Variabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas tadarus Al-Qur’an yang dambil dari angket yang disebarkan kepada siswa MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015. Selanjutnya disebut dengan variabel X. b. Variabel Terpengaruh
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut: a. Metode Angket
Angket atau kuisoner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal – hal yang dia ketahui (Arikunto, 1989:124). Angket disini digunakan sebagai metode pokok untuk memperoleh informasi tentang aktivitas tadarus Al-Qur’an dan akhlak siswa di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015.
b. Metode Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan secara sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki, (Hadi, 1995:136). Observasi bisa dilakukan dengan pengamatan, penglihatan, pendengaran, perasaan dan ucapan, observasi ini peneliti lakukan untuk mengetahui letak geografis dan keadaan fisik MTs Negeri Wonosegoro.
c. Metode Dokumentasi dan Wawancara
Sedangkan wawancara digunakan untuk memperoleh data penunjang yang menguraikan sekilas gambaran global latar belakang siswa MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015.
6. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode (Arikunto, 1998:121). Dalam penelitian ini digunakan instrumen yaitu angket, yang digunakan untuk mengetahui dua variabel yang ada yaitu aktivitas mengikuti kegiatan tadarus
Al-Qur’an dan akhlak siswa.
Untuk memperoleh data dan hasil penelitian yang sempurna, maka penulis menggunakan instrumen-instrumen sebagai alat pengumpul data sebagai jawaban dari masalah-masalah yang ada.
Adapun jumlah soal dari masing-masing angket adalah 10 jadi dirinci dengan tabel sebagai berikut:
Tabel I.I
Indikator Instrumen
Aktivitas Tadarus Al-Qur’an dan Akhlak Siswa
Variabel Indikator No.Angket
Aktivitas Mengikuti Kegiatan Tadarus
Al-Qur’an
1. Hadir setiap kegiatan
tadarus Al-Qur’an
dilaksanakan
2. Ikut Al-Qur’an dengan
1
2,3
senang hati
3. Melaksanakan kegiatan tadarus Al-Qur’an di luar sekolah
4. Mendapatkan bimbingan dari guru saat membaca di sekolah
5. Serius mengikuti
aktivitas tadarus
Al-Qur’an di sekolah
6. Memahami makna
Al-Qur’an
7. Belajar membaca dengan tartil
Akhlak Siswa 1. Selalu melaksanakan
shalat wajib lima waktu setiap hari
2. Mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah
3. Membantu pekerjaan
6. Berkelakuan yang sopan santun dengan orang lain
7. Saling menasehati
dengan teman
8. Menjaga kerukunan antar teman
9. Sabar menerima musibah
10.Memberikan maaf
kepada orang lain
6
7
8
9 10
7. Analisis Data a. Analisis Awal
Peneliti menulis maksud analisis disini adalah cara untuk mengelola data yang terkumpul sehingga data dapat dengan mudah dibaca dan ditafsirkan. Untuk menganalisa “aktivitas tadarus Al-Qur’an di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran
2014/2015”. Maka peneliti menganalisis presentase dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan
P = Persentase angka yang di cari F = Frekuensi jawaban yang dipilih
N = Jumlah induvidu yang menjadi sampel
Sambungan....
Mengetahui hubungan antara variabel aktivitas tadarus Al-Quran dengan variabel akhlak siswa MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015, digunakan teknik statistic product moment. Adapun rumus sebagai berikut :
rxy = Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y
Xy = Product dari x dan y
X = Variabel aktivitas tadarus Al-Qur’an Y = Variabel akhlak siswa
N = Jumlah sampel
H. Sistematika Penulisan
Pada garis besarnya skripsi ini terdiri dari tiga bagian, muka, isi dan akhir. Bagian muka skripsi terdiri dari Halaman Judul, Nota Pembimbing, Pengesahan, Motto, Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, dan Daftar Tabel.
BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini dibahas: A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Hipotesis Penelitian F. Definisi Oprasional G. Metode Penelitian
H. Sistematika Penulisan Skripsi. BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang :
A. Aktivitas Tadarus Al-Quran yang terdiri dari: 1. Pengertian Tadarus
2. Pengertian Al-Qur’an, 3. Nama-nama Al-Qur’an
4. Fungsi dan Peranan Al-Qur’an 5. Adab Membaca Al-Qur’an 6. Keutamaan Membaca Al-Qur’an 7. Komitmen Terhadap Al-Qur’an B. Akhlak Siswa, meliputi:
3. Faktor Pembentuk Akhlak 4. Pentingnya Akhlak
5. Macam-macam Akhlak
C. Hubungan Aktivitas tadarus Al-Qur’an dengan akhlak siswa MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015.
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN Bab ini membahas tentang :
A. Situasi umum MTs Negeri Wonosegoro Tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari:
1. Sejarah singkat 2. Sarana dan Prasarana
3. Visi, Misi, Tujuan dan Target
4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa 5. Struktur organisasi
B. Penyajian Data, meliputi : 1. Populasi dan Sampel
2. Pengumpulan Data
3. Daftar nama responden
BAB IV : ANALISIS DATA
Bab ini membahas tentang analisis pendahuluan dan analisis uji hipotesis
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri dari Kesimpulan, Saran-saran dan Penutup.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tadarus Al-Qur’an
1. Pengertian Tadarus
Tadarus adalah kegiatan qira’ah sebagian orang atas sebagian yang lain sambil membetulkan lafal-lafalnya dan mengungkap makna-maknanya, (Syarifuddin, 2004:49). Kegiatan tadarus Al-Qur’an merupakan kegiatan membaca Al-Qur’an yang disertai dengan memahami bacaan dari Al-Qur’an itu sendiri, serta merupakan upaya dalam memperbaiki bacaan lafal-lafal Al-Qur’an.
2. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an menurut bahasa adalah bacaan atau yang dibaca, (Ash Shiddieqy, 1954:1). Al-qur’an dapat diartikan kalam Allah yang tiada tandingannya (mukjizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW., penutup para Nabi dan Rasul dengan perantaraan malaikat jibril alaihis salam, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nash, dan ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah, (Ash-Shaabuuniy, 1999:15). Berikut ini beberapa pengertian Al-Qur’an menurut beberapa
Ulama’:
a. Menurut Muhammad Abd. Azim Az-Zarqani Al-Qur’an adalah
kitab yang menjadi mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. tertulis dalam mushaf disampaikan secara
mutawatir yang membacanya merupakan ibadah.
b. Menurut Syekh Muhammad Khudari Beik Al-Qur’an ialah firman Allah yang berbahasa Arab diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. untuk difahami isinya dan di ingat selalu, disampaikan kepada kita secara mutawatir, ditulis dalam mushaf dimulai surah fatihah diakhiri surah nas.
c. Menurut Syekh Muhammad Abduh Al-Kitab yakni Al-Qur’an ialah bacaan yang telah tertulis dalam mushaf yang terjaga dalam hafalan-hafalan umat islam. (Asnawi, 2004:3)
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan Allah kepada nabi
Muhammad melalui perantara malaikat jibril untuk di sampaikan kepada umat muslim di muka bumi ini, di mulai dari surah al-Fatihah dan di akhiri dengan surah nas, membacanya merupakan suatu ibadah tersendiri dan Al-Qur’an di tulis dalam bahasa Arab.
3. Nama-nama Al-Qur’an
Diantara nama lain Al-Qur’an diantaranya sebagai berikut:
َيِقَّتُمْلِل ىًدُه ِهيِف َبْيَر لا ُباَتِكْلا َكِلَذ
Artinya: Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (Departemen Agama RI, 2007:2)
b. Al-Qur’an, artinya bacaan, (Abdullah, 1995:9). Arti ini untuk mengingatkan supaya ia dipelihara/dihafal bacaannya diluar kepala. Diberi nama Al-Qur’an karena Allah menjelaskan sendiri dalam kitab Al-Qur’an. diantaranya terdapat di dalam surat Qaaf ayat 1
ِدي ِجَمْلا ِنآْرُقْلاَو ق
Artinya : Qaf. Demi Al-Qur’an yang mulia. (Departemen AgamaRI, 2007:747)
Nama Al-Qur’an adalah nama yang paling banyak dikenal dan disebut oleh banyak orang.
c. Adz-Dzikr, artinya peringatan yakni peringatan bagi yang lupa, (Syafaat, 2008:20-21). Arti ini untuk mengingatkan kepada umat muslim bahwa yang menurunkan Al-Qur’an adalah Allah dan Allah juga lah yang memelihara Al-Qur’an yang merupakan petunjuk untuk mengarungi kehidupan di dunia. Seperti pada al-Hijr : 9
َنوُظِفاََلَ ُهَل اَّنِإَو َرْكِّذلا اَنْلَّزَ ن ُنَْنَ اَّنِإ
d. Al-Furqan, artinya pembedanya yang hak dengan batil, (Syafaat, 2008:20-21). Arti ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an juga berfungsi sebagai pembeda antara yang hak dengan yang bathil. Seperti pada ayat al-Furqan : 1
َيِمَلاَعْلِل َنوُكَيِل ِهِدْبَع ىَلَع َناَقْرُفْلا َلَّزَ ن يِذَّلا َكَراَبَ ت
اًريِذَن
Artinya: Maha Suci Allah yang Telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia). (Departemen Agama RI, 2007:502)
e. Tanzil, berarti yang diturunkan, (Syafaat, 2008:20-21). Arti ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an itu benar-benar diturunkan oleh Allah untuk umat muslim. Seperti pada ayat asy-Syu’ara : 192
ِّبَر ُليِزْنَ تَل ُهَّنِإَو
َيِمَلاَعْلا
Artinya : Dan Sesungguhnya Al Quran Ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh Alam, (Departemen Agama RI, 2007:527).
ِهَّللا َنِم ٌلوُسَر
ًةَرَّهَطُم اًفُحُص وُلْ تَ ي
Artinya: (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang suci (Al Quran),
(Departemen Agama RI, 2007:904). 4. Fungsi dan Peranan Al-Qur’an
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada umatnya dengan segala kesempurnaan yang menyertainya. Al-Qur’an juga mempunyai banyak fungsi, diantaranya yang paling pokok adalah sebagai berikut: a. Sebagai sumber pokok ajaran islam
Al-Qur’an diturunkan sebagai pokok ajaran islam, yang mendasari ajaran-ajaran hukum, hal serta peraturan perundangan yang lain juga sebagai peringatan, bimbingan dan penyadaran dari sikap dan perilaku manusia yang tercela. Dalam hal ini diterangkan dalam QS. An-Nisa’: 105
َكْيَلِإ اَنْلَزْ نَأ اَّنِإ
اَِبِ ِساَّنلا َْيَ ب َمُكْحَتِل ِّقَْلَاِب َباَتِكْلا
لاَو ُهَّللا َكاَرَأ
اًميِصَخ َيِنِئاَخْلِل ْنُكَت
b. Peringatan dan pelajaran bagi manusia
Dalam memberikan bimbingan kepada manusia, Al-Qur’an seringkali menjelaskan melalui fakta sejarah, baik yang positif maupun negatif yang pernah dialami oleh orang-orang yang terdahulu, dengan maksud agar manusia masa sekarang dapat mengambil pelajarannya atau sebagai peringatan baginya. Ayat yang menjelaskan fungsi Al-Qur’an sebagai peringatan dan pelajaran bagi manusia antara lain QS. Asy-syura : 7
اَنْ يَحْوَأ َكِلَذَكَو
ْنَمَو ىَرُقْلا َّمُأ َرِذْنُ تِل اًّيِبَرَع اًنآْرُ ق َكْيَلِإ
اََلَْوَح
ِةَّنَْلْا ِفِ ٌقيِرَف ِهيِف َبْيَر لا ِعْمَْلْا َمْوَ ي َرِذْنُ تَو
ِفِ ٌقيِرَفَو
ِيِعَّسلا
Artinya: Dan Demikianlah Kami wahyukan Al-Qur’an kepadamu dalam bahasa Arab, agar kamu memberi peringatan kepada penduduk ibukota (Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) di sekelilingnya serta memberi peringatan tentang hari berkumpul (Kiamat) yang tidak di ragukan adanya. segolongan masuk surga, dan segolongan masuk neraka. (Departemen Agama RI, 2007:693)
Ayat tersebut menegaskan bahwa:
1) Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. dalam Bahasa Arab
2) Berfungsi sebagai peringatan dan pemberi pelajaran bagi orang Mekah dan orang-orang seluruh dunia
c. Di akhirat nanti orang yang mengikuti ajaran Al-Qur’an masuk surga sedang yang menentang masuk neraka. (Asnawi, 2004:6). Al-Qur’an merupakan petunjuk untuk mengarungi kehidupan umat manusia di dunia.
d. Sebagai pengukuh dan penguat kebenaran adanya kitab-kitab suci yang pernah diturunkan sebelum Al-Qur’an, dan kebenaran tentang adanya para nabi dan rasul beserta kitab sucinya msing-masing yang sudah tidak asli lagi, karena diubah-ubah oleh para pemuka dan pemimpin mereka, (http://aprililmuttaqin. blogspot. com/ 2014/ 01/ pengertian kedudukan dan fungsi al. html). Diakses tanggal 19 November 2014 pukul 11.37 WIB.
5. Adab Membaca Al-Qur’an
Manusia lazimnya hidup di dunia ini dengan bertutur kata yang indah, berkelakuan yang baik dan sopan serta memiliki adab agar memiliki nilai pahala tersendiri di hadapan Allah. Dalam buku Departemen Agama RI (2007:VI) ada beberapa adab yang kiranya dapat dilakukan dalam membaca Al-Qur’an, diantaranya adab-adab tersebut adalah sebagai berikut :
a. Disunahkan membaca Al-Qur’an sesudah berwudlu (suci dan bersih). Kemudian mengambil Al-Qur’an hendaknya dengan tangan kanan dan memegangnya dengan kedua tangan.
c. Hendaknya menghadap kiblat, membacanya dengan khusyu’, tenang dan dengan berpakaian yang pantas dan menutup aurat. d. Mulut hendaknya bersih, disunahkan membersihkan mulut dan
gigi terlebih dahulu.
e. Sebelum membaca hendaknya membaca ta’awudz dan basmalah, kecuali surat At-Taubah tanpa basmalah.
f. Hendaknya dengan suara yang bagus (merdu), tartil, yaitu dengan bacaan yang pelan, tenang, teliti, hati-hati, sabar dan sesuai dengan kaidah tajwid.
g. Hendaknya dengan penuh perhatian dan pemikiran tentang makna dan maksud ayat-ayat yang dibacanya serta penuh penjiwaan terhadap kejadian yang digambarkan oleh ayat tersebut, misalnya tentang surga, neraka, rahmat, rizki, kaum yang mendapat murka, kaum yang penuh kasih sayang, tentang hukum-hukum dan sebagainya serta melakukan sujud tilawah jika membaca ayat-ayat sajdah misalnya.
h. Sedapat-dapatnya, janganlah memutuskan membaca Al-Qur’an karena hendak berbicara dengan orang lain, juga dilarang tertawa-tawa, sambil bermain-main dan semacamnya.
6. Keutamaan membaca Al-Qur’an
Bagi muslimin Al-Qur’an itu bacaan yang pertama dan utama, bacaan bagi umat muslim di kala dalam keadaan senang maupun dalam keadaan sulit. Menurut Syarifuddin (2004:46-48) di antara keutamaan membaca Al-Qur’an antara lain:
a. Nilai pahala
Kegiatan membaca Al-Qur’an per satu hurufnya di nilai satu kebaikan dapat dilipat gandakan hingga sepuluh kebaikan. b. Obat (terapi jiwa yang gundah)
Membaca Al-Qur’an bukan saja amal ibadah, namun juga bisa menjadi obat dan penawar jiwa gelisah, pikiran kusut, nurani tidak tentram dan sebagainya, Allah berfirman dalam Al-Israa’:82
ِنآْرُقْلا َنِم ُلِّزَ نُ نَو
لاَو َيِنِمْؤُمْلِل ٌةَْحَْرَو ٌءاَفِش َوُه اَم
َّظلا ُديِزَي
لاِإ َيِمِلا
اًراَسَخ
Artinya : Dan kami turunkan dari Al Qur’an sesuatu yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, (Departemen Agama RI, 2007:396)
Sementara membaca Al-Qur’an ibaratnya adalah komunikasi dengan Allah. Secara otomatis, dengan komunikasi tersebut, orang yang membaca Al-Qur’an jiwanya akan menjadi tenang dan tentram, lebih-lebih bila dihubungkan bahwa malaikat akan turun memberikan ketenangan kepada orang yang tengah membaca Al-Qur’an. hal ini akan memberikan kenyamanan dalam jiwa orang yang membacanya karena selain mendapatkan pahala juga mendapatkan ketentraman jiwa.
c. Memberikan syafaat
Di saat umat manusia diliputi kegelisahan pada hari kiamat. Al-Qur’an bisa hadir memberikan pertolongan bagi orang-orang yang senantiasa membacanya di dunia. Dalam hadis riwayat
muslim diperintahkan “Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya ia pada hari kiamat akan hadir memberikan pertolongan kepada orang-orang yang membacanya”.
para pembacanya yaitu orang-orang yang berpegang teguh pada petunjuk-petunjuknya.
e. Malaikat turun memberikan rahmat dan ketenangan
Jika Al-Qur’an dibaca malaikat akan turun memberikan si pembaca itu rahmat dan ketenangan. Seperti diketahui ada segolongan malaikat yang khusus ditugaskan untuk mencari majlis atau forum zikir dan membaca Al-Qur’an. Jika malaikat menurunkan rahmat dan ketenangan otomatis orang yang membaca Al-Qur’an hidupnya akan selalu tenang, tentram, tampak anggun, indah, disukai orang dan bersahaja.
Rumah yang di dalamnya digemakan suara Al-Qur’an, rumah itu akan banyak kebaikannya. Sebaliknya bila di dalam rumah tidak digemakan suara Al-Qur’an sama sekali, maka sedikitlah kebaikannya. Rumah terasa sempit dan gelap seperti hati penghuninya yang susah, gelisah dan gulana.
7. Komitmen Terhadap Al-Qur’an
Kemudian meyakini bahwa Al Qur’an itu memang benar-benar merupakan kalamullah yang kebenarannya itu tidak diragukan dan tidak ada bandingannya, sehingga akan tumbuh dalam diri kita untuk mencintainya. Wujud rasa cinta terhadap Al-Qur’an itu sebagai upaya untuk bisa membacanya sejak kecil kita belajar dari tidak tahu menjadi tahu mentadaruskan sampai pada tingkat memahaminya, dan beristiqamah membacanya seperti yang diungkapkan dalam bukunya (Syarifuddin, 2004:49) hal terpenting dalam kegiatan membaca
Al-Qur’an ini adalah rutinitas atau keajegan (keistiqamahan), yakni
membacanya secara berkesinambungan dan terus menerus (Estafet). Membaca dalam hal ini bukan hanya sekedar asal membaca saja akan tetapi membaca dengan mengandung makna yang lebih luas seperti memahami, mentadaburkan, menghayati, dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan perintah dilaksanakan dan larangan untuk dijauhi.
B. Akhlak Siswa
1. Pengertian Akhlak
perbuatan, mungkin baik, mungkin buruk, (Daud, 2008:345).
Pengertian akhlak menurut beberapa ulama’ antara lain:
a. Menurut Imam Al-Ghazali akhlak adalah ungkapan tentang sikap jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tidak memerlukan pertimbangan/pikiran (lebih dahulu), (Zainuddin, 1991:102).
b. Menurut Ibnu Maskawih akhlak adalah sikap seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan (lebih dahulu). (Syafaat, 2008:59).
c. Menurut Muhammad bin Ali Asy-Syariif Al-Jurjani Akhlak adalah istilah bagi sesuatu sifat yang tertanam kuat dalam diri, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa perlu berfikir dan merenung. Jika dari sifat tersebut terlahir perbuatan-perbuatan yang indah menurut akal dan syariat dengan mudah, maka sifat tersebut dinamakan dengan akhlak yang baik. Sedangkan jika darinya terlahir perbuatan-perbuatan buruk, maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang buruk. (Abdul, 2004:34)
2. Fungsi Akhlak
Akhlak memiliki manfaat dan perannya tersendiri dalam kehidupan seorang muslim, baik bagi orang lain maupun bagi dirinya sendiri juga bagi masyarakat luas. Diantara fungsi akhlak menurut Ahmadi (2004:19) antara lain :
a. Akhlak bukti nyata keimanan. b. Akhlak hiasan orang yang beriman.
c. Akhlak amalan yang paling berat timbangannya. d. Akhlak mulia simbol segenap kebaikan.
e. Akhlak merupakan pilar bagi tegaknya masyarakat yang diidam-idamkan.
f. Akhlak adalah tujuan akhir diturunkannya islam. 3. Faktor Pembentuk Akhlak
Akhlak bisanyanya terbentuk dari bermacam-macam faktor yang dapat mempengaruhinya, diantara faktor-faktor yang membentuk akhlak antara lain :
a. Faktor genetik
Akhlak biasanya terbentuk dari jenis keturunan yang ditularkan kepada anak dari orang tuanya, pola dasar manusia mewarisi beberapa sifat tertentu dari kedua orang tuanya, bisa mewarisi sifat jasmaniah juga mewarisi sifat-sifat rohaniahnya, (Rahmaniyah, 2010:100). Orang tua yang memiliki akhlak baik
keturunannya (anaknya), yang dimaksud disini adalah akhlakul karimah dari orang tua akan mempengaruhi akhlak keturunannya (anaknya). Begitupula orang tua yang berakhlak buruk tentunya akan menurunkan sifat akhlak buruknya kepada anaknya.
Islam sangat memperhatikan masalah keturunan, bahkan seorang muslim yang akan menikah lebih dianjurkan untuk memilih calon pasangan hidupnya kelak berasal dari keturunan yang baik. Hal ini dianjurkan karena dapat mempengaruhi akhlak yang baik (Lestari, 2009:26).
b. Kebiasaan
Kebiasaan merupakan tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan, (Rahmaniyah, 2010:98). Jika seseorang memiliki kebiasaan yang baik untuk berakhlakul karimah tentunya akan melahirkan dampak yang positif yaitu memiliki jiwa untuk berakhlak yang baik, begitu pula dengan sebaliknya jika seseorang memiliki kebiasaan berakhlak yang buruk tentunya akan melahirkan dampak yang negatif dengan memiliki akhlak yang buruk pula.
c. Pendidikan
akhlak seseorang. ( http://gudangmakalahku. blogspot. com/ 2013/ 04/ factor factor yang mempengaruhi. html. Diakses tanggal 19 November 2014 pukul 11.45 WIB.)
Pendidikan juga merupakan faktor pembentuk akhlak, sebab dari sinilah anak banyak mempelajari ilmu pengetahuan, anak dalam kurun waktu kurang lebih 8 jam menjalankan proses pendidikan di sekolah setiap harinya, tidak dapat dipungkiri bahwasanya pola interaksi kehidupan anak akan terbentuk dari sini dan dipengaruhi dari nilai-nilai pendidikan yang ditanamkan orang tuanya karena pada dasarnya anak dilahirkan dalam keadaan fitrah yang belum mengetahui segala sesuatu apapun. d. Lingkungan
Salah satu aspek yang juga memberikan sumbangan terhadap terbentuknya corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor lingkungan dimana ia berada, (Rahmaniyah, 2010:101). Dari lingkungan anak belajar dan meniru apapun untuk diterapkan dalam kehidupannya, dari perkataan dan perbuatan serta tingkah laku anak.
Sebab kata-kata jahat itu akan menular kepadanya dari teman- teman yang jahat itu, (Zainuddin, 1991:92).
4. Pentingnya Akhlak
Akhlak menentukan derajat keislaman dan keimanan seseorang, seseorang yang imannya baik, maka akhlaknya akan baik pula karena senantiasa diawasi oleh Allah begitupula dengan orang yang imannya lemah akhlaknya juga akan buruk. Menurut Lestari (2009:28-29) pentingnya akhlak sebagai berikut:
a. Keluhuran akhlak merupakan amal terberat hamba di akhirat Orang yang berakhlak baik akan menyebabkan timbangan amalnya selama di dunia baik di akhirat kelak. Salah satu amal manusia yang paling mulia di hadapan Allah dan paling berat timbangannya disisi-Nya adalah akhlak, (Ahmadi, 2004:27). b. Akhlak merupakan lambang kualitas seorang hamba
Akhlaklah yang membedakan antara manusia dengan hewan, karena manusia diciptakan oleh Allah dengan akal dan hewan tidak dianugerahi oleh Allah akal pikiran, sehingga manusialah yang memiliki akhlak.
c. Akhlak adalah buah ibadah
akhlak yang baik. Karena ibadah shalat bisa mencegah perbuatan buruk.
5. Macam-macam Akhlak
a. Akhlak kepada Allah
Manusia harus menerapkan akhlak yang baik kepada Allah, dengan cara beriman kepada Allah, tetapi iman kepada Allah tidak cukup hanya sekedar mempercayai akan adanya Allah saja, melainkan sekaligus juga harus diikuti dengan beribadah atau mengabdi kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari, yang realisasinya/manifestasinya berupa diamalkannya segala perintah Allah dan dijauhinya segala larangan Allah. Dan semuanya ini dikerjakan dengan tulus ikhlas, semata-mata hanya karena Allah saja, (Tatapangarsa, 1980:20)
Akhlak kepada Allah ada bermacam macam, diantaranya adalah:
1) Melaksanakan ibadah shalat lima waktu setiap hari
Ibadah shalat menjadi ibadah yang sangat pokok daripada ibadah yang lain seperti puasa, zakat, dan menunaikan ibadah haji, dikarenakakan shalat itu merupakan tiang agama. Kelak amal yang pertama-tama ditanya Allah kepada hambanya di hari kiamat adalah amalan shalat, jika shalatnya diterima maka akan diterima pula seluruh amalnya di dunia, begitupun sebaliknya jika shalatnya tidak diterima maka seluruh amalnya tidak diterima pula.
Nabi telah mengisyaratkan, bahwa di dalam melaksanakan shalat, beliau selalu melaksanakan dengan serius dan penuh hormat. Karena beliau menyadari sedang bertemu dengan Allah subhanahu wata’ala, (Sangkan,
2006:26). Ibadah shalat perlu dilaksanakan dengan khusyu’
dikarenakan manusia akan mengalami dan menjumpai ketenangan yang luar biasa didalamnya, ruhnya akan merasakan kedamaian ketika bertemu dengan Allah.
2) Bersyukur Atas Nikmat Allah
kenikmatan oleh Allah seperti yang di jelaskan dalam
Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7
ْمُكُّبَر َنَّذَأَت ْذِإَو
ُْتُْرَفَك ْنِئَلَو ْمُكَّنَديِزلْ ُْتُْرَكَش ْنِئَل
ِباَذَع َّنِإ
ٌديِدَشَل
Artinya : Dan (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan,
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat. (Departemen Agama RI, 2007:346)
Rasa bersyukur diungkapkan dengan meyakini dalam hati, mengungkapkan dengan lisan dan mempraktekkan dengan anggota badan. Banyak kenikmatan yang diberikan Allah kepada umatnya salah satunya adalah kenikmatan kesehatan, banyak orang yang tidak menyadari bahwa Allah memberikan kesehatan kepada manusia untuk menjalani kehidupan sehari-hari yang tujuannya adalah untuk beribadah kepada Allah, akan tetapi keadaan rillnya banyak pula yang tidak mensyukuri atas nikmat yang telah diberikan Allah tersebut. Maka manusia dalam ajaran islam wajib untuk mensyukuri segala bentuk kenikmatan yang telah Allah berikan.
b. Akhlak Kepada Orang tua
hendaknya dalam prioritas yang pertama daripada berbuat baik kepada lain-lain orang (diluar nabi Muhammad SAW), (Tatapangarsa, 1980:96).
Anak hendaknya berbuat baik kepada orang tuanya yang telah melahirkannya ke dunia. Allah berfirman dalam surat
Al-Isra’ ayat 23
لاَأ َكُّبَر ىَضَقَو
اَّمِإ اًناَسْحِإ ِنْيَدِلاَوْلاِبَو ُهاَّيِإ لاِإ اوُدُبْعَ ت
َّنَغُلْ بَ ي
اَمَُلَ ْلُقَ ت لاَف اَُهُلاِك ْوَأ اَُهُُدَحَأ َرَ بِكْلا َكَدْنِع
لاَو ٍّفُأ
اًيمِرَك لاْوَ ق اَمَُلَ ْلُقَو اَُهُْرَهْ نَ ت
Artinya : Dan Tuhanmu Telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik pada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik, (Departemen Agama RI, 2007:387)
karena do’a anak yang shalih kepada orang tuanya merupakan salah satu amalan yang tidak akan terputus selama-lamanya jika orang tua telah meninggal.
Birul walidain menempati kedudukan yang sangat istimewa dalam ajaran islam. Ada beberapa alasan yang membuktikan hal tersebut, diantaranya adalah :
1) Perintah ihsan kepada ibu bapak diletakkan oleh Allah SWT di dalam Al-Qur’an langsung sesudah perintah beribadah
hanya kepada-Nya semata atau larangan untuk
mempersekutukannya.
2) Allah SWT mewasiatkan kepada umat manusia untuk berbuat ihsan kepada ibu bapak.
3) Allah meletakkan perintah berterima kasih kepada Allah SWT.
4) Rasullullah meletakkan birul walidain sebagai amalan nomor dua terbaik sesudan shalat tepat pada waktunya.
5) Rasulullah SAW meletakkan uququl walidain (durhaka kepada dua orang ibu bapak) sehingga dosa nomor dua setelah syirik.
c. Akhlak Kepada Guru
Guru merupakan pendidik orang yang bertanggung jawab
memberikan pertolongan kepada anak didiknya dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mampu berdiri sendiri dan mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah dan sebagai makhluk sosial. Tugas utama seorang guru adalah mengajarkan kepada anak didik bagaimana sesorang anak didik dapat berhasil kedepannya.
Bermula dari itu seorang siswa wajib untuk menghormati guru karena lebih dewasa dan guru merupakan pendidik yang mengajarkannya segala sesuatu yang tidak diketahuinya. Siswa harus menghormati dan menunjukkan sopan santun kepada guru yang telah memberikan pembelajaran baginya.
d. Akhlak Kepada Teman
Mengingat begitu lekatnya peran teman dalam kehidupan, maka perlu dipahami akhlak yang digariskan islam mengenai cara berinteraksi dengan teman, diantaranya adalah :
1) Berbuat baik kepada teman. 2) Saling menasehati.
3) Membantu teman. 4) Kesetiakawanan.
5) Mendamaikan teman yang sedang berselisih. 6) Toleransi kepada teman, (Salamulloh,2008:96). e. Akhlak Kepada Diri Sendiri
Manusia harus menghormati diri sendiri sebagai makhluk ciptaan Allah dengan berakhlak mulia. Diantara akhlak yang harus ditanamkan dalam diri manusia sendiri diantaranya sebagai berikut :
1) Sabar
Pada dasarnya Allah menciptakan manusia dengan di uji rezeki, kesehatan, ilmu pengetahuan dan lain-lain yang bersifat duniawi. Manusia harus berusaha untuk proses mendapatkan semua itu dengan kesabaran, apapun hasilnya. Allah telah berjanji dalam firmannya QS. Al-Baqarah:153 akan menyertai orang-orang yang sabar.
َنيِذَّلا اَهُّ يَأ اَي
َهَّللا َّنِإ ِةلاَّصلاَو ِْبَّْصلاِب اوُنيِعَتْسا اوُنَمآ
َعَم
َنيِرِباَّصلا
Artinya : Hai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguh Allah beserta orang-orang yang sabar. (Departemen Agama RI, 2007:28)
Kesabaran mendatangkan pahala yang melimpah dari Allah, yang sifatnya bukan hanya dari sikap sabarnya saja akan tetapi dari dampak kesabaran itu juga. Seperti orang yang sabar dalam menghadapi musibah akan mendapatkan pahala dari Allah, dan orang yang tidak sabar dalam menerima musibah akan merasakan rasa sakit saja dan pahalanya akan terhenti. Kesabaran merupakan anugerah Allah yang sangat besar nilainya. Kehidupan dunia ini yang terkadang menyenangkan dan saat lain menyedihkan, tidak mungkin diatasi, kecuali dengan sikap sabar, (Ahmadi, 2004:98)
urutan yang pertama sebelum yang lain-lainnya. Dari keistimewaan tersebut, sifat sabar memang sangat dibutuhkan sekali untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat.
Mengutip pendapat dari Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya Ilyas, (2007:135-137) sifat sabar ada enam macam jenisnya, diantaranya adalah :
1. Sabar menerima cobaan hidup. Seperti lapar, haus, sakit, rasa takut kehilangan orang-orang yang dicintai, kerugian harta benda dan sebagainya.
2. Sabar dari keinginan hawa nafsu. Seperti menginginkan segala macam kenikmatan hidup dan kemegahan dunia. Jangan sampai dari kenikmatan hidup tersebut akan memberikan dampak seseorang lupa diri bahkan lupa pada Allah.
3. Sabar dalam taat kepada Allah. Seperti beribadah, dimana dalam beribadah itu diperlukan kesabaran yang berlipat ganda mengingat banyaknya rintangan dalam diri maupun luar diri.
5. Sabar dalam perang. Dalam menghadapi musuh diperlukan kesabaran, dalam keadaan apapun prajurit islam tidak boleh lari meninggalkan perang.
6. Sabar dalam pergaulan. Dalam pergaulan sesama manusia diperlukan kesabaran karena pasti akan ditemui hal-hal yang tidak menyenangkan atau menyinggung perasaan.
2) Pemaaf
Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk membalas (Ilyas, 2007:140). Agama Islam mengajarkan kepada manusia untuk dapat memaafkan kesalahan orang lain tanpa harus menunggu permintaan maaf dari yang bersalah.
Sikap pemaaf adalah salah satu dari manifestasi ketaqwaan kepada Allah SWT sebagaimana dalam firman-Nya surat Ali Imran ayat 3.
َباَتِكْلا َكْيَلَع َلَّزَ ن
ِهْيَدَي َْيَ ب اَمِل اًقِّدَصُم ِّقَْلَاِب
َةاَرْوَّ تلا َلَزْ نَأَو
َليِْنْلْاَو
Artinya : Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang yang berinfak, baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.
C. Hubungan Aktivitas Tadarus Al-Qur’an dengan Akhlak Siswa
1. Orang yang senantiasa membaca Al-Qur’an akan bertambah imannya sehingga akhlaknya akan menjadi lebih baik. Hal ini telah di jelaskan dalam Q.S. Al-Anfal ayat 2 yang berbunyi:
َنوُنِمْؤُمْلا اََّنَِّإ
اَذِإَو ْمُهُ بوُلُ ق ْتَلِجَو ُهَّللا َرِكُذ اَذِإ َنيِذَّلا
ْمِهْيَلَع ْتَيِلُت
َنوُلَّكَوَ تَ ي ْمِِّبَِّر ىَلَعَو اًناَيمِإ ْمُهْ تَداَز ُهُتاَيآ
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal. (Departemen Agama RI, 2007:239)
Dengan bertambanhnya keimanan seseorang, maka akan senantiasa mengingat Allah, sehingga akan berakhlak yang baik. 2. Orang yang membaca Al-Qur’an hatinya akan menjadi tentram
sehingga akan berakhlak yang baik. Sesuai dengan penjelasan dalam Al-Qur’an Q.S. Ar-Ra’du ayat 28
اوُنَمآ َنيِذَّلا
ِهَّللا ِرْكِذِب لاَأ ِهَّللا ِرْكِذِب ْمُهُ بوُلُ ق ُّنِئَمْطَتَو
ُّنِئَمْطَت
ُبوُلُقْلا
Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.
(Departemen Agama RI, 2007:340)
3. Orang yang membaca Al-Qur’an hatinya senantiasa bersih dari penyakit, sehingga akan berakhlak dengan akhlak yang baik.
Orang yang membaca Al-Qur’an hatinya akan bersih, karena Al-Qur’an adalah penawar dan rahmat seperti yang telah dijelaskan dalam surat Al-A’raf ayat 204
ُنآْرُقْلا َئِرُق اَذِإَو
َُحْْرُ ت ْمُكَّلَعَل اوُتِصْنَأَو ُهَل اوُعِمَتْساَف
َنو
Artinya : Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan siamlah, agar kamu mendapat rahmat. (Departemen Agama RI, 2007:238)
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Negeri Wonosegoro
1. Sejarah Singkat
Berdirinya MTs Negeri Wonosegoro diprakarsai oleh para tokoh masyarakat/ para kyai yang berada di kecamatan Wonosegoro setelah melihat situasi dan kondisi masyarakat waktu itu yang labil pasca peristiwa G 30 S PKI.
Inisiatif mendirikan Madrasah muncul dari alim ulama / tokoh NU di desa Ketoyan pada tahun 1966 dengan nama MTs NU Ketoyan dengan dipimpin oleh Kyai Dimyati. Pada tahun 1968 seiring dengan pergantian pimpinan, MTs NU berpindah tempat ke Desa Karangjati dan berlangsung sampai sekarang.
Pada perkembangan berikutnya terjadi berulang kali perubahan nama. Pada tahun 1973 berubah menjadi MMP (Madrasah Menengah Pertama). Kemudian pada tahun 1976 berubah menjadi MTs NU kembali dan dua tahun kemudian tepatnya pada tahun 1977 berubah menjadi MTs Al Islam. Perubahan tersebut terjadi seiring dengan pergantian Kepala Madrasah atau pengurus yayasan.
Pada tahun 1983 terjadi perubahan status MTs dari MTs swasta menjadi MTs Filial Negeri Nogosari dan pada tahun 1995 berubah status dari MTs Filial menjadi MTs Negeri Wonosegoro.
2. Sarana Prasarana
Suatu lembaga pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal, sarana dan fasilitas merupakan kebutuhan primer. Sarana dan fasilitas yang mendukung keberhasilan pendidikan dan pengajaran sangat diperlukan untuk membantu terlaksananya tujuan yang akan dicapai bersama.
Dalam upaya untuk menunjang tujuan pendidikan di MTs Negeri Wonosegoro, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai serta pemanfaatan secara optimal. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki MTs Wonosegoro antara lain :
a. Gedung Madrasah
MTs Wonosegoro memiliki tanah seluas 3.187 M² dengan jumlah tanah yang telah bersertifikat seluas 2444 M² dan luas bangunan seluruhnya 740 M² luas bangunan yang dimaksud terdiri dari beberapa gedung yang dibutuhkan dan yang belum dimiliki MTs Negeri Wonosegoro adalah gedung pertemuan/aula. Untuk pertemuan-pertemuan yang melibatkan banyak orang (pertemuan-pertemuan wali murid umpamanya) menggunakan gedung yang digunakan sebagai ruang kelas yang sekat kelasnya dapat di buka tutup.
MTs Negeri Wonosegoro masih menjadi satu dengan rumah perkampungan penduduk.
b. Fasilitas lain
1) Bidang olah raga
Untuk olah raga terutama untuk permainan bola besar, seperti permainan sepak bola dan basket sangat memadai. Karena di belakang Madrasah terdapat lapangan sepak bola dan basket. Hal ini memungkinkan para siswa optimal dalam kegiatan olah raga. Olah raga lain diantaranya :
a) Tenis Meja b) Catur
c) Bulu Tangkis d) Bela Diri
2) Bidang keagamaan dan kerohanian.
Dalam bidang keagamaan dan kerohanian para siswa dapat melaksanakan berbagai kegiatan. Kegiatan keagamaan dan kerohanian diantaranya:
a) Qiraatul Qur’an b) Kajian Kitab Kuning c) Hafalan Juz amma
d) Tadarus Bersama Menjelang Pelajaran
kegiatan belajar mengajar dimulai yaitu antara jam 07.00-07.30 WIB.
3) Perpustakaan dan Laboraturium
Perpustakaan merupakan sarana penting untuk memperlancar proses belajar mengajar. Dengan fasilitas yang ada pada perpustakaan juga dapat membantu siswa untuk mengembangkan wawasan belajar, menambah materi pelajaran yang belum di dapat di bangku sekolahnya.
Perpustakaan dan Laboratorium di MTs Negeri Wonosegoro cukup lumayan sebagai kelengkapan dalam proses pembelajaran. Dengan lokasi yang berhimpitan antara laboratorium dan perpustakaan memungkinkan para siswa belajar secara lengkap antara teori dan praktik. Guru juga sering membawa siswanya ke perpustakaan kemudian dilanjutkan dengan menggunakan laboratoriumnya.
3. Visi, Misi dan Target sekolah
a. VISI MTs Negeri Wonosegoro
Terwujudnya IMTAQ dan IPTEK serta berakhlakul karimah. b. MISI MTs Negeri Wonosegoro
1) Berpartisipasi aktif dalam mewujudkan kecerdasan bangsa 2) Melaksanakan pengelolaan pendidikan dengan system School
3) Membangun Sumber Daya Manusia di bidang Ilmu
Pengetahuan dan Tekhnologi serta Agama secara
berkeseimbangan.
4) Mengembangkan potensi anak didik dengan memberi bekal keterampilan (Menjahit, Komputer dan Ibadah) yang positif sesuai dengan bakat, minat dan hobby anak, sehingga setelah lulus dan tamat dapat mengaktualisasikannya.
c. TUJUAN MTs Negeri Wonosegoro
1) Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan membekalinya Ilmu Pengetahuan Agama, teknologi, ketrampilan dan Kesenian. 2) Membentuk siswa sebagai anggota masyarakat yang mampu
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan dan berakhlakul karimah.
4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa a. Keadaan Guru dan Karyawan
Keadaan guru di MTs Negeri Wonosegoro mempunyai potensi yang sangat baik. Para dewan guru dan karyawan mempunyai jiwa pejuang yang sangat tinggi bisa dilihat dari guru yang tidak pernah mengeluh setiap hari. MTs Negeri Wonosegoro mempunyai tenaga kerja guru sebanyak 42 orang, satu kepala sekolah dan 11 karyawan, untuk lebih lingkapnya dapat dilihat tabel berikut :
TABEL 3.1
BIODATA GURU MTS NEGERI WONOSEGORO
PERIODE 2014
No. Nama Amanah
1. H. Ashuri, S.Ag, M.PdI. Kepala Madrasah
2. Amiruddin, S.Ag. Guru Mapel
3. Sumanto, S.Pd. BP
4. Suluri, S.PdI. Guru Mapel
5. Sutrisno, S.PdI,. M.M. Kurikulum
6. Drs. Supriyadi Sarpras
7. Dra. Siti Alimah Dwi Hastuti Guru Mapel
8. Yusrinah TN Khasanah, S.Ag. Kesiswaan
9. Nurul Huda, S.Ag., M.Pd. Humas
10. Joko Sulistyo, S.Pd. Wali Kelas
11. Eny Budiyarti, S.Pd. Wali Kelas
12. Tri Widodo, S.Pd. Guru Mapel
13. Endah Sulistyorini, S.Pd. Wali Kelas
14. Arif Hanafi, S.Ag.M.Pd. Guru Mapel
15. Drs. Sulistiyana Wali Kelas
16. Muh Zaenudin, S.PdI. Pembimbing pengayaan
17. Hendriana Ekawati, S.PdI. Wali Kelas
18. Ummi Munawwaroh, S.Ag. Wali Kelas
19. Siti Haritsah, S.Ag. Wali Kelas & Ko.Kurikuler
20. Drs. Agus Rustomo Wali Kelas
21. Dra. Taslimatul Choiriyah Wali Kelas & Ka.Perpus
22. Drs. Eko Wiyono Wali Kelas
23. Paimin, S.PdI. Guru Mapel
24. Siti Sulastri, S.PdI. Guru Mapel
25. Nanik Sri Handayani, S.Pd. Wali Kelas
26. Muh. Amin, S.Ag. BP
27. Agus Triyanto, S.Pd. Wali Kelas & ka.Lab IPA
28. Kuwat, S.Pd Wali Kelas
29. Sri Yuwarningsih, S.Pd. Wali Kelas
30. Istiqomah, S.Ag. Wali Kelas
31. Siti Nuripah, S.Pd. Guru Mapel
32. Wiwin Istiqomah, S.Pd. Wali Kelas
33. M. Zuhri, S.Ag. Wali Kelas
34. Muh Ihsan Setiyawan, S.PdI. BP
35. Farray Teddy, S.Pd. Wali Kelas
36. Mashudi, S.Ag. Guru Mapel
37. Dewi Kotijah, S.PdI. Guru Mapel
38. Rini Setyowati, S.Pd. Guru Mapel
39. Zulham Efendi, S.Pd. Guru Mapel
40. Ibnu Munawar, S.Pd.Si Guru Mapel
41. Siti Rofiah, S.PdI. Guru maple
42. Ahmad Subekhi Guru Mapel
43. Elis Nurani Wijaya Guru Mapel
44. Muhammad Yazid, S.H. Administrasi
45. Siti Komariyah Administrasi
46. Shochiffuddin, S.Pd. Administrasi
47. Rubadi Administrasi
48. Zahrutun Nafisah Administrasi
49. Abdul Rohman Administrasi
50. Agus Rohman, S.PdI. Administrasi
51. Muhamat Administrasi
52. Hendrawan H Nugroho, S.E. Administrasi
53. Khabib Ihsan Administrasi
54. Gunawi Administrasi
Sumber : Dokumentasi Sekolah MTs Negeri Wonosegoro, diambil pada tanggal 13 November 2014.
b. Data siswa MTs Negeri Wonosegoro
Siswa merupakan Subyek dalam pendidikan yang selalu membutuhkan arahan, bimbingan dan didikan dari guru. Madrasah Tsanawiyah Negeri Wonosegoro mempunyai siswa sebanyak 540 siswa, lebih lengkapnya dapat dilihat data sebagai berikut:
TABEL 3.2
DAFTAR JUMLAH SISWA MADRASAH TSANAWIYAH
NEGERI WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2014-2015
No Kelas Jumlah Siswa
1 VII 198
2 VIII 187
3 IX 155
Jumlah 540
Sumber : Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Wonosegoro, diambil pada tanggal 13 November 2014
5. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI MTS NEGERI WONOSEGORO
Sumber : Data MTs Negeri Wonosegoro diambil dari pada tanggal 13 November 2014
KEPALA SEKOLAH
KOMITE MADRASAH
SARPRAS KURIKULUM
BP KESISWAAN HUMAS
KAUR TU
BENDAHARA
UP/DOKTIK PENERIMA BARANG PDG
PERPUS
TATA PERSURATAN
KOMPUTER
KOPERASI
PENJAGA DAN KEBERSIHAN
WALI KELAS
GURU
B. Penyajian Data
1. Populasi dan Sampel
Pada bab ini telah penulis jelaskan bahwa objek yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah siswa MTs Negeri Wonosegoro dengan jumlah 54 siswa yang terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 32 siswa perempuan.
2. Pengumpulan Data
Data yang penulis kumpulkan dari responden dalam rangka
pengumpulan data tentang “Aktivitas Tadarus Al-Qur’an dan Akhlak
Siswa”. Untuk mempermudah pengumpulan data, penulis menyediakan
angket yang terdiri dari 20 item pertanyaan dengan perincian sebagai berikut :
a. Untuk Aktivitas tadarus Al-Qur’an, penulis menyediakan 10 pertanyaan.
b. Untuk akhlak siswa, penulis juga menyediakan 10 item pertanyaan. Dalam pengumpulan data ini, penulis menggunakan metode angket atau wawancara tak langsung, karena penulis menganggap bahwa angket memiliki kesamaan dengan wawancara.
3. Daftar Nama Responden
41 Icha Muftia Ariani VII B Perempuan
4. Daftar Tentang Jawaban Angket
a. Data Jawaban Angket Aktivitas Tadarus Al-Qur’an
TABEL 3.4
DATA TENTANG AKTIVITAS TADARUS AL-QUR’AN
20 7 3 0 21 6 0 27 A
Frekuensi A adalah jumlah jawaban option yang di jawab A Frekuensi B adalah jumlah jawaban option yang di jawab B
Frekuensi C adalah jumlah jawaban option yang di jawab C
Nilai
Nilai A diperoleh dengan mengalikan frekuensi A dengan bobot yang telah ditentukan, begitu juga dengan B dan C
Responden yang menjawab A dinilai dengan bobot 3 Responden yang menjawab B dinilai dengan bobot 2 Responden yang menjawab C dinilai dengan bobot 1
Jumlah nilai adalah jumlah keseluruhan dari nilai A, B dan C
Nominasi
Penentuan nominasi didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari masing-masing responden. Nilai yang diperoleh itu kemudian diklasifikasikan sekaligus memberikan kriteria persepsi sisiwa. Dalam hal ini digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
i = interval
xr = nilai terendah
xt = nilai tertinggi