• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Visual dalam Video Klip Doushite Kimi Wo Suki Ni Natte Shimattan Darou dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Visual dalam Video Klip Doushite Kimi Wo Suki Ni Natte Shimattan Darou dan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

8 2.1 Kajian Pustaka

Berdasarkan data yang dikumpulkan baik berupa skripsi, tesis, dan jurnal penelitian, ditemukan beberapa penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian ini yaitu tentang tanda verbal dan visual.

Sriumiyanti (2013) dalam skripsinya yang berjudul “Tanda Verbal dan Visual dalam Video Klip Doushite Kimi Wo Suki Ni Natte Shimattan Darou dan Stand By U” yang dianalisis adalah unsur visual komunikasi dan relasi makna dalam video klip. Teori yang digunakan yaitu teori yang dikemukakan oleh Dyer (2009), Odgen & Richard (1996), dan Leech (1981). Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dengan teknik catat. Metode dan teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis kualitatif dengan teknik penyeleksian. Metode dan teknik penyajian hasil data yang digunakan adalah metode informal dengan teknik induktif. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kedua video klip memiliki sebelas unsur visual komunikasi yaitu perkiraan umur, gender, rambut, postur tubuh, penampilan, ekspresi, pose, pakaian, gerakan, properti, dan latar. Relasi makna tanda verbal dan visual pada kedua video klip memiliki persamaan yaitu menceritakan mengenai kisah patah hati dan penyesalan. Objek penelitian Sriumiyanti (2013) dan penelitian ini sama yaitu video klip. Teori yang digunakan pada penelitian ini juga sama yaitu teori makna oleh Leech, teori Unsur Visual Komunikasi oleh Dyer. Perbedaannya

(2)

terletak pada penggunaan teori Semiotika dan teori Fungsi Leech. Teori semiotika yang digunakan pada penelitian ini yaitu teori Semiotika Roland Barthes. Penelitian Sriumiyanti dijadikan sebagai acuan untuk memahami tahapan-tahapan dalam menganalisa unsur visual komunikasi pada video klip.

Putri (2014) dalam jurnalnya yang berjudul “Semiotika Iklan Audiovisual Suntory All Free” yang dianalisis adalah tanda verbal dan visual iklan audiovisual Jepang. Teori yang digunakan yaitu teori visual komunikasi oleh Gillian Dyer, teori semiotika oleh Roland Barthes. Metode yang digunakan untuk menganalisis data yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada tujuh tanda verbal dan dua belas tanda visual di iklan audiovisual Suntory All Free edisi Moteki no Papa dan ada enam tanda verbal dan empat belas tanda visual di iklan audiovisual Suntory All Free edisi Musume no Teryouri. Pada penelitian ini, objek analisisnya adalah video klip dan memakai teori makna dan fungsi dari Leech, sedangkan pada penelitian Putri (2014) tidak memakai teori dari Leech. Penelitian Putri (2014) dijadikan sebagai acuan dalam menganalisa tanda visual yang terdapat pada media visual dalam penelitian ini.

Mayani (2012) dalam jurnalnya yang berjudul “Visual and Verbal Signs of Hair Color Advertisement for Adult in Women‟s Health Magazine” yang dianalisis adalah tanda verbal dan non verbal yang terdapat dalam sebuah iklan yang dicetak dalam sebuah majalah bahasa Inggris. Teori yang digunakan yaitu teori Sign oleh Leech (1966) dan Saussure dikutip Berger (1984), teori konteks situasi oleh Halliday (1985), teori fungsi dan makna oleh Leech (1974). Hasil kajiannya menunjukkan presentasi non verbal, mampu menjadikan sebuah iklan

(3)

untuk dapat tampil lebih menarik dan mudah diingat. Pada umumnya iklan memiliki makna konseptual, konotatif dan afektif untuk membujuk calon konsumen. Fungsi bahasa yang digunakan seperti fungsi informatif, ekspresif dan direktif. Objek Penelitian yang digunakan oleh Mayani (2012) adalah iklan dalam sebuah majalah sedangkan pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah video klip. Pada penelitian ini menggunakan teori fungsi dan makna oleh leech dan teori semiotika roland barthes. Perbedaannya pada teori tentang aspek visual dalam video klip dari Gillian Dyer. Penelitian Mayani (2012) dijadikan sebagai acuan dalam menganalisa fungsi dan makna yang terdapat dalam media visual.

Maulita (2013) dalam skripsinya yang berjudul “The Meaning of Visual and Verbal Aspect of Paramore Video Clips” yang dianalisis adalah aspek visual yang digunakan dalam video dan makna dari lirik berdasarkan aspek verbal dalam video klip. Teori yang digunakan dalam penelitian Maulita (2013) ada dua yaitu Teori visual komunikasi dan verbal dari Dyer dan Teori Makna dari Leech. Hasil penelitian Maulita (2013) menunjukkan bahwa menganalisis video dengan menggunakan teori visual komunikasi seperti penampilan, aktifitas, latar dan sebagainya dapat menyampaikan pesan dari lagu dan teori verbal yang digunakan untuk menganalisis liriknya dapat membantu pendengar untuk lebih mendalami arti dari lagu yang kadang-kadang tersembunyi. Objek penelitian Maulita (2013) dengan penelitian ini sama yaitu menggunakan lirik lagu dan video klip. Perbedaannya hanya terdapat pada teori yaitu dalam penelitian Maulita (2013) tidak menggunakan teori fungsi dari Leech. Penelitian Maulita (2013) dijadikan

(4)

sebagai acuan untuk mengetahui cara-cara menganalisis makna tanda verbal dalam video klip pada penelitian ini.

2.2 Konsep

Konsep yang digunakan dalam penelitian ini dibagi atas tiga macam yaitu tanda verbal, tanda visual dan video klip.

2.2.1 Tanda Verbal

Tanda verbal digunakan sebagai proses penyampaian pikiran, pesan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan simbol yang menggunakan satu kata maupun lebih sebagai medianya. Media yang sering dipakai yaitu bahasa. Bahasa sudah dianggap menjadi suatu sistem kode verbal (Elfryan, 2012).

Terdapat dua jalan untuk mengetahui tanda verbal pada sebuah teks (Dyer, 2009: 69), yakni :

1) Analisis non tekstual : dilakukan dengan cara bertanya langsung pada yang membuat lirik lagu tersebut. Hal ini kemungkinan tidak selalu bisa dilakukan karena bisa saja sang pencipta lagu sudah mati atau tinggal di tempat yang jauh.

2) Analisis tekstual : dilakukan dengan cara dibantu oleh seorang penerjemah ahli bahasa tersebut.

(5)

2.2.2 Tanda Visual

Tanda visual digunakan sebagai proses penyampaian pesan kepada orang lain dengan tidak menggunakan kata-kata. Tanda visual dapat berupa gestur, gerak, isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan kontak mata. Dan bisa juga menggunakan penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, simbol-simbol dan sebagainya (Elfryan, 2012).

2.2.3 Video Klip

Video klip berasal dari dua kata, yaitu video yang berarti suatu perangkat yang berfungsi sebagai penerima gambar (image) dan suara (voice) serta klip yang berarti klip, guntingan atau centelan. Video klip adalah kumpulan potongan-potongan visual yang dirangkai dengan atau tanpa efek-efek tertentu dan disesuaikan berdasarkan ketukan-ketukan pada irama lagu, nada, lirik, instrumennya dan penampilan band, kelompok musik untuk mengenalkan dan memasarkan produk (lagu) agar masyarakat dapat mengenal yang selanjutnya membeli kaset, CD, dan DVD (Subekti, 2011).

2.3 Kerangka Teori

Penelitian ini menggunakan Teori Semiotika Roland Barthes, Teori Makna dan Fungsi dari Leech, Teori Visual Komunikasi dari Dyer.

2.3.1 Teori Semiotika Roland Barthes

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari mengenai tanda. Setiap tanda selalu terdiri dari penanda (signifiant) dan petanda (signifie).

(6)

Dalam penelitian ini teori semiotika yang digunakan adalah teori semiotika oleh Roland Barthes. Dalam teorinya Barthes menggunakan istilah signifiant menjadi ekspresi (E) dan signifie menjadi isi (C). Barthes mengatakan bahwa antara (E) dan (C) harus memiliki relasi tertentu (R), sehingga terbentuk tanda (sign,Sn). Sistem ERC bisa berperan dalam tugasnya hanya jika melalui unsur sistem yang kedua, dimana lebih luas dari yang pertama (Barthes, 1986:89).

Bagi Barthes hubungan (R) antara ekspresi (E) dan isi (C) terjadi pada kognisi manusia dalam lebih dari satu tahap. Sistem yang pertama (ERC) menjadi ekspresi atau penanda dari sistem kedua (ERC) RC. Sistem pertama tersebut menjadi denotasi dan sistem kedua (lebih luas daripada yang pertama) adalah konotasi. sistem konotasi adalah sebuah sistem ekspresi yang terbentuk dari penanda sistem. Sistem pertama (ERC) terjadi pada saat tanda diserap untuk pertama kalinya, yakni adanya R1 antara E1 dan C1. Sedangkan sistem kedua (ERC) RC yaitu pengembangan pada segi C, hasilnya adalah suatu tanda yang memiliki lebih dari satu C untuk E yang sama (Barthes, 1986:90). Contohnya dalam bahasa adalah kata (baca:ekspresi) Mercy (E) yang maknanya (C) dalam denotasi adalah „kependekan dari Mercedes Benz, merek dari sebuah mobil buatan Jerman‟. Dalam proses selanjutnya makna denotasi tersebut (C) berkembang menjadi „mobil mewah‟, „mobil orang kaya‟, „mobil konglomerat‟, atau „simbol status sosial ekonomi yang tinggi‟ (Hoed, 2011:84-85).

2.3.2 Teori Visual Komunikasi

Dyer (2009:77) berpendapat bahwa untuk memahami arti dari video klip yang menampilkan subyek manusia perlu untuk digambarkan cara-cara

(7)

non-verbal ketika orang berkomunikasi. Dyer (2009:77-84) membaginya menjadi tampilan, tata cara, dan aktivitas dengan kategori tambahan yaitu properti dan latar. Masing-masing diuraikan sebagai berikut :

2.3.2.1 Tampilan

Tampilan dapat dibagi menjadi : 1) Perkiraan umur

Perkiraan umur seseorang adalah fokus yang terpenting dari identifikasi bahasa video klip dan merupakan faktor penting bagaimana memandang sebuah produk video klip.

2) Gender

Gender dari karakter menunjukkan gambaran konvensional yang ditetapkan oleh kebudayaan sebagai simbol seksualitas. Sifat feminim dan maskulinitas adalah contoh dari ekspresi dasar yang mampu disampaikan secara tegas dalam situasi sosial apapun.

3) Kebangsaan dan Ras

Karakteristik ini biasanya berkaitan dengan pandangan meniru orang lain dan sering digunakan sebagai sumber humor.

4) Rambut

Rambut adalah simbol yang paling kuat dan potensial dalam budaya komunikasi. Contohnya, rambut wanita dapat diasumsikan sebagai rayuan atau sifat narsistik, arti dari cinta dan kekaguman akan diri sendiri.

(8)

5) Postur Tubuh

Postur tubuh dapat ditampilkan dengan sedemikian rupa untuk menyampaikan narsisme, keanehan ataupun keberanian.

6) Ukuran

Ukuran merupakan penanda penting atau makna karena menyampaikan berat badan dan status sosial yang unggul, kekuasaan, otoritas, pangkat, dan lain-lain.

7) Penampilan

Penampilan berhubungan dengan keseluruhan kelas, perkiraan umur, gaya dan kesan yang dibentuk oleh karakter.

2.3.2.2 Tata Cara

Tata cara dibagi menjadi empat yaitu, 1) Ekspresi

Wajah dan ekspresi bentuk wajah menjadi fokus tersendiri dan menjadi daya tarik dalam video klip. Kebanyakan ekspresi berdasarkan pembelajaran sosial.

2) Kontak Mata

Perhatian dari aktor dalam sebuah iklan yang signifikan entah itu diarahkan ke penonton ataupun kamera.

3) Pose

Pose bisa menjadi statis atau aktif, pasif, dan terkadang menunjuk kepada ekspresi. Pose dapat dibentuk. Pose juga berhubungan dengan posisi sosial atau status.

(9)

4) Pakaian

Pakaian sangat penting untuk membawa makna dalam video klip. Pakaian bisa dalam jangkauan formal atau informal.

2.3.2.3 Aktivitas

Aktivitas yang termasuk dalam kriteria ini adalah gerakan badan yang berhubungan dengan apa yang dilakukan aktor.

1) Sentuhan

Jari dibawa ke mulut atau wajah dapat menandakan perhatian tetapi dari jenis yang terpisahkan. Menyentuh jari ke jari juga menyiratkan disosiasi. 2) Gerakan badan

Gerakan badan dapat dihubungkan dengan pose badan tetapi lebih banyak menunjukkan gerakan dari bagian tubuh.

2.3.2.4 Properti dan Latar

Properti dan Latar merupakan kategori tambahan dalam penganalisisan video klip.

1) Properti

Properti dipilih karena membantu untuk mendemonstrasikan jalan cerita pada video klip.

2) Latar

Latar membawa makna dan terkadang sangat bernilai. Latar berfungsi sebagai batas hidup dari apa yang ditampilkan di depannya.

(10)

2.3.3 Teori Fungsi

Leech (1977:47-48) menyatakan lima fungsi komunikatif yang paling penting dari bahasa, yaitu :

2.3.3.1 Fungsi Informasional

Fungsi ini cenderung menjadi yang paling penting yang menyampaikan informasi dari pembicara atau penulis ke pendengar atau pembaca. makna konseptual dominan dalam penggunaan informasi dari bahasa.

2.3.3.2 Fungsi Ekspresif

Bahasa memiliki fungsi ekspresif dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan dan sikap pencetusnya. Kata-kata makian dan seruan adalah contoh yang paling jelas. Untuk fungsi ini, makna afektif jelas sangat penting.

2.3.3.3 Fungsi Direktif

Tujuan fungsi ini adalah untuk mempengaruhi perilaku atau sikap orang lain. contoh yang paling sederhana dari fungsi direktif adalah perintah dan permintaan.

2.3.3.4 Fungsi Estetik

Fungsi estetik dapat didefinisikan sebagai "penggunaan bahasa demi hasil karya itu sendiri dan tanpa maksud yang tersembunyi". Fungsi estetik setidak-tidaknya ada hubungannya dengan makna konseptual dengan makna afektif.

(11)

2.3.3.5 Fungsi Phatik

Fungsi phatik memiliki tujuan untuk menjaga agar garis komunikasi tetap terbuka dan untuk menjaga hubungan sosial dalam kondisi yang baik.

2.3.4 Teori Makna

Ada tujuh tipe makna menurut Leech (1977:10-22) : 2.3.4.1 Makna Konseptual

Makna konseptual disebut juga makna denotatif yaitu makna sebenarnya yang dimiliki oleh suatu bahasa. dalam pengertian luas dianggap faktor sentral dalam komunikasi linguistik.

2.3.4.2 Makna Konotatif

Makna konotatif merupakan nilai komunikatif dari suatu ungkapan. Makna konotatif memiliki wilayah jika dibandingkan dengan makna konseptual. Konotasi itu relatif tidak stabil, artinya konotasi itu banyak berubah-ubah menurut budayanya, masanya, dan pengalaman individu. Makna konotatif tidaklah pasti dan terbuka.

2.3.4.3 Makna Stilistik

Makna stilistik adalah makna sebuah kata yang menunjukkan lingkungan sosial penggunaannya. Seperti beberapa kata atau ucapan sebagai dialek yang menunjukkan tentang asal-usul penutur menurut lingkungan geografis atau lingkungan sosialnya.

(12)

2.3.4.4 Makna Afektif

Makna afektif yaitu makna yang dapat mencerminkan perasaan pribadi penutur, termasuk sikapnya terhadap pendengarnya, atau sikap mengenai sesuatu yang dikatakan. Makna afektif seringkali secara eksplisit diwujudkan dengan kandungan konseptual atau konotatif dalam kata-kata yang dipergunakan.

2.3.4.5 Makna Refleksi

Makna Refleksi yaitu makna yang timbul dalam hal makna konseptual ganda, suatu pengertian kata membentuk sebagian dari respons terhadap pengertian lain.

2.3.4.6 Makna Kolokatif

Makna Kolokatif terdiri atas asosiasi-asosiasi yang diperoleh suatu kata, yang disebabkan oleh makna kata-kata yang cenderung muncul di dalam lingkungannya.

2.3.4.7 Makna Tematik

Makna Tematik yaitu makna yang dikomunikasikan menurut cara penutur atau penulis menata pesannya, dalam arti menurut urutan, fokus dan penekanan.

Referensi

Dokumen terkait

Tata Usaha pada UPTD Tindak Darurat Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda Eselon

Bak jenis yang kedua yang digunakan untuk budidaya secara hidroponik DFT adalah jenis bak cor beton yang dibuat di atas tanah yang pada permukaan bagian dalamnya

Tujuan dari penelitian ini adalah didapatkan nya media alternatif untuk perbanyakan bakteri Bacillus thuringiensis secara massal yang murah dan mudah didapatkan dengan tidak

Dengan teknologi multimedia dapat digunakan sebagai media pembuatan video profil “Vihara Dhama Sundara” yang menjadi media informasi dan promosi agar dikenal oleh masyarakat

Isi modul ini : Ketakbebasan Linier Himpunan Fungsi, Determinan Wronski, Prinsip Superposisi, PD Linier Homogen Koefisien Konstanta, Persamaan Diferensial Linier Homogen

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menjelaskan tentang upaya-upaya yang sudah dilakukan oleh Badan Pengurus Gereja Kemah Injil Indonesia Daerah Sintang di

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kekuatan geser pelekatan resin komposit packable dengan intermediate layer resin komposit flowable menggunakan

Menurt Solomon dan Rothblum (Rachmahana, 2001, h.135) individu yang kurang asertif tidak mau mencari bantuan ( seeking for help) kepada orang lain untuk membantu