• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER HOMOGEN ORDE 2 Oleh: Ir. Sigit Kusmaryanto, M.Eng

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER HOMOGEN ORDE 2 Oleh: Ir. Sigit Kusmaryanto, M.Eng"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER HOMOGEN ORDE – 2

Oleh: Ir. Sigit Kusmaryanto, M.Eng

http://sigitkus@ub.ac.id

Pengantar:

Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde 2 menjadi dasar penyelesaian persamaan diferensial orde n . Modul ini membahas dasar dasar penyelesaian Persamaan Diferensial Homogen Linier Orde 2 yang dilanjutkan pada PD Linier Homogen orde-n. Isi modul ini : Ketakbebasan Linier Himpunan Fungsi, Determinan Wronski, Prinsip Superposisi, PD Linier Homogen Koefisien Konstanta, Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde -2, Persamaan Cauchi-Euler, PD Linier Homogen Orde n.

Tujuan Instruksional Umum:

Setelah mengikuti modul ini mahasiswa diharapkan mampu memahami Persamaan Diferensial Linier Orde -2

3.1 Persamaan Diferensial Linier Homogen Tujuan Instruksional Khusus:

o Mahasiswa dapat memahami konsep ketakbebasan linier dan prinsip superposisi

o Mahasiswa dapat menghitung determinan Wronski

o Mahasiswa dapat menentukan akar Persamaan Karakteristik

o Mahasiswa dapat menyelesaiakan Persamaan Cauchy-Euler

o Mahasiswa dapat menyelesaiakan PD Homogen Orde-n

Bentuk umum PD Linier orde-n adalah

( ) ( )+ ( ) ( )+ … + ( ) + ( ) = ( )

PD yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk di atas dikatakan tidak linier. Contoh:

+ 3 − 2 = adalah PD Linier orde 2

+ − = adalah PD Tak-Linier orde 2

Selanjutnya pembahasan penyelesaian PD Linier orde-n dalam modul ini dimulai pada PD Linier Orde-2, yang kemudian dibuat kasus umum untuk penyelesaian PD orde-n.

Untuk menyelesaikan PD Linier berbentuk

Φ(D)y = F(x) dengan F(x) ≠0,

kita misalkan Yc(x) adalah solusi umum PD homogen dari Φ(D)y=0, maka penyelesaian umum PD

Linier adalah dengan menjumlahkan penyelesaian umum PD homogen dan penyelesaian khusus, yaitu:

y = Yc(x) + Yp(x) Contoh:

Solusi umum PD homogen: (D2-3D+2)y=0 adalah y=c1e

x

+c2e 2x

dan solusi khusus PD : (D2-3D+2)y=4x2

adalah 2x2+6x+7, maka solusi umum PD lengkap/tak homogen dari (D2-3D+2)y=4x2 adalah

y= c1e x

+c2e 2x

(2)

3.1.1 Ketakbebasan Linier

Himpunan n fungsi y1(x), y2(x), …, yn(x) dikatakan takbebas linier pada suatu selang jika ada n

konstanta c1, c2, …, cn yang tidak semua nol, sehingga berlaku:

c1 y1(x)+ c2 y2(x)+ …+ cn yn(x) = 0

jika tidak maka himpunan fungsi tersebut dikatakan bebas linier. Contoh 1:

2e3x, 5e3x,e-4x takbebas linier pada suatu selang karena dapat ditentukan konstanta c1, c2, c3

yang tidak semua nol sehingga: c1(2e 3x )+ c2 (5e 3x )+c3 (e -4x ) = 0 dengan c1 =-5, c2 =2, c3 =0 Contoh 2:

ex dan xex adalah bebas linier karena c1(e x

)+ c2 (xe x

)=0 hanya jika c1 =0, c2 =0

Latihan soal:

1. Tunjukkan bahwa himpunan fungsi berikut bebas linier!

( ) , ( ) ,

( ) , (!) ,

( ) , (") ,

2. Tunjukkan bahwa himpunan fungsi berikut tak-bebas linier!

( ) 2 , − ( ) , 4

3.1.2 Determinan Wronski

Himpunan fungsi y1(x), y2(x), …, yn(x) (yang mempunyai turunan) adalah bebas linier pada suatu

selang jika determinan:

$( , , … , ) = %

( ) ( ) … ( )

&( ) &( ) &( )

( ) …( ) …… …( )

% ≠ 0 Determinan tersebut dinamakan determinan Wronski.

Contoh 1:

Tentukan determinan Wronski (Wronskian) untuk fungsi-fungsi berikut: ( ) ) 3 , 3 * ( ) ) , , +* Penyelesaian: ( ) $( ) = ,3 3 3 −3 3 , = −3 3 3 − 3 3 = −3 ( ) $( ) = -+ 1 2 3 0 2 6 - = 12 + 0 + 2 +− 0 − 6 +− 6 += 2 + Contoh 2:

Tunjukkan himpunan fungsi )1 − , 1 + , 1 − 3 * adalah takbebas linier untuk semua nilai x!

Penyelesaian:

(a) kita dapat menunjukkan dengan memilih konstanta c1, c2, c3 yang tidak semuanya nol sehingga c1(1-x)+c2(1+x)+c3(1-3x)=0, jika ditentukan c1=1, c2=-1, c3=0 maka 1-x-1-x+0=0, sehingga

(3)

(b) kita juga dapat menghitung determinan Wronski-nya, yaitu:

$( ) = -1 −−1 1 +1 1 − 3−3

0 0 0 - = 0

terbukti bahwa Wronskian =0 berarti himpunan fungsi )1 − , 1 + , 1 − 3 * tak bebas linir untuk semua x

Soal Latihan:

1. Buktikan himpunan fungsi berikut bebas linier!

( ) ,

( ) , ,

( ) (2 ), (2 )

2. Misalkan 1( ) dan 2( ) adalah penyelesaian &&+ 0( ) &+ 1( ) = 0

(a) Buktikan bahwa determinan Wronskinya $ = & + & = 2 3

(b) Tentukan nilai c, sehingga 1( ) dan 2( ) bebas linier

3.1.3 Prinsip Superposisi

Jika y1(x), y2(x), …, yn(x) adalah n penyelesaian bebas linier dari persamaan linier orde-n, Φ(D)y=0

maka solusi umumnya:

y = c1y1(x) + c2y2(x) + …+ cnyn(x) dgn c1, c2, …, cn = konstanta.

Contoh:

Jika ( ) dan ( ) adalah solusi persamaan diferensial homogen

&&+ 4( ) &+ 5( ) = 0 maka kombinsi linier ( ) + ( ) juga solusi persamaan diferensial.

Bukti:

( ) dan ( ) solusi &&+ 4 &+ 5 = 0 maka &&+ 4 &+ 5 = 0

dan

&&+ 4 &+ 5 = 0

dari solusi = + , maka:

&= & + & &&= && + &&

substitusi ke persamaan diferensial diperoleh: &&+ 4( ) &+ 5( ) = 0

&& + &&+ 4( & + &) + 5( + ) = 0 && + &&+ 4 & + 4 &+ 5 + 5 = 0 ( &&+ 4 &+ 5 ) + ( &&+ 4 &+ 5 ) = 0

. 0 + . 0 = 0

3.1.4 Penyelesaian PD Linier Homogen Orde -2 Koefisien Konstanta PD Linier Homogen orde-2 dengan koefisien konstan adalah:

&&+ &+ = 0 , , = 7 8 8

(4)

&&+ &+ = 0

↔ ; 9 + ; 9 + 9 = 0

↔ ( ; + ; + ) 9 = 0

Jadi < = =>? menjadi solusi PD jika ; + ; + = 0 (disebut Persamaan Ciri/Karakteristik)

Akar-akar Persamaan Ciri/ Karakteristik adalah:

; , =− ± √ − 42

Terdapat tiga kemungkinan akar-akar nilai m pada Persamaan Ciri:

1. Jika √ − 4 > 0, maka ; , adalah dua akar Real yang berbeda dengan ; , ∈ R maka solusi

umumnya:

< = CD=>D?+ CE=>E?

2. Jika √ − 4 = 0 , maka ; = ; dengan ; , ∈ R, maka solusi umumnya:

< = CD=>?+ CE? =>?

3. Jika √ − 4 < 0 , maka ; , = α± iβ dengan α,β∈ R maka solusi umumnya: < = CD=(α G Hβ)?+ CE =(α Hβ)?

dengan rumus Euler , yaitu =H?= CIJ ? + K JKL ? maka bentuk trigonometri rumus dapat ditentukan:

< = CD=(α G Hβ)?+ CE? =(α Hβ)?

= CD=α?( CIJ β? + K JKL β? ) + CE=α?( −CIJ β? – K JKL β?); −CIJ β? = CIJ β? = (CD+ CE)=α?( CIJ β? ) + K(CD− CE)=α?( JKL β? )

= O=α?CIJ β? + P=α? JKL β? , O, P ∈ RILJSTLST UKV. RI>WV=RJ

Contoh:

Tentukan solusi umum persamaan difrensial berikut:

&&+ 5 &− 6 = 0 Penyelesaian:

Akar-akar Persamaan Karakteristik pada PD di atas adalah: ; + 5; − 6 = 0 (; − 1)(; + 6) = 0 ; = 1 ! ; = −6 dua solusi bebas linier PD adalah :

( ) = dan ( ) = Y

Jadi solusi umum PD adalah:

( ) = + Y

Penyelesaian menggunakan Program MATLAB:

>> syms x

>> y=dsolve('D2y+5*Dy-6*y=0') y =C2*exp(t) + C4/exp(6*t)

Contoh:

Selesaikan persamaan diferensial berikut:

′′− = 0 , (0) = 1, (0) = 0

(5)

Akar-akar Persamaan Karakteristik pada PD di atas adalah: ; − 1 = 0 (; − 1)(; + 1) = 0

; = 1 ; ; = −1 dua solusi bebas linier PD adalah :

( ) = ; ( ) =

Jadi solusi umum PD adalah:

( ) = +

masalah nilai awal (0) = 1, &(0) = 0

(0) = 1 → + = 1

(0) = 0 → − = 0

=12 , =12

Jadi solusi khusus PD adalah:

( ) =12 +12 Penyelesaian menggunakan Program MATLAB:

>> syms x

>> y=dsolve('D2y-y=0','y(0)=0','Dy(0)=1') y =exp(t)/2 - 1/(2*exp(t))

Contoh:

Tentukan penyelesaian umum PD

′′+ 4 + 4 = 0

Penyelesaian:

Akar-akar Persamaan Karakteristik pada PD di atas adalah: ; + 4; + 4 = 0 (; + 2)(; + 2) = 0

; = −2

Diperoleh akar-akar yang sama, sehingga solusi umum PD mestinya adalah: ( ) =

karena PD orde 2 akan memberikan dua solusi bebas linier dengan dua variabel konstanta maka solusi kedua dapat ditentukan dengan metode Reduksi Orde PD , yaitu:

bentuk umum PD homogen orde-2:

′′+ + = 0

akar-akar persamaan karakteristik jika √ − 4 = 0 , ; = ; = − [\

satu solusi PD: ( ) = ]^

bentuk persamaan reduksi orde yaitu:

= _( ) [\

= _( ) [\

(6)

′′= `_′′( ) − _( ) +

4 _( )a [\

substitusi , &, && ke PD &&+ &+ = 0 , maka: `_&&( ) − _&( ) +

4 _( )a [\ + b_&( ) − 2 _( ) c [\ + _( ) [\ = 0

kedua ruas dibagi ]^ , maka:

`_′′( ) − _( ) + 4 _( )a + b_( ) [\ − 2 _( ) c + _( ) = 0 ↔ _′′( ) − ` 4 − a _( ) = 0 ↔ _′′( ) − ` − 4 4 a _( ) = 0

karena − 4 = 0 maka persmaan menjadi:

_&&( ) = 0 sehingga:

_( ) = +

jadi satu solusi lain ( ) adalah ( ) = _( ) ]^ = ( + ) ]^

karena satu solusi PD telah diketahui yaitu ( ) = ]^

maka solusi lain yang dimaksud adalah ( ) = ]^

untuk kasus contoh soal di atas penyelesaian umum PD menjadi:

( ) = +

Contoh:

Tentukan penyelesaian umum PD berikut:

′′+ 2 + 4 = 0

Penyelesaian:

akar-akar persamaan karakteristik:

; + 2; + 4 = 0

; , =−2 ± √−122 = −1 ± √3

karena α=-1 dan β=√3 maka penyelesaian umum PD:

< = O= ?CIJ √3? + P= ? JKL √3?

c

3.1.5 PD Linier Homogen orde-2: Persamaan Cauchy-Euler Bentuk umum persamaan Cauchy-Euler-orde2 adalah:

( + ) &&+ ( + ) &+ = 0

≠ 0, , , = 7 8 8 7ℎe e

Penyelesaian persamaan Cauchy-Euler-orde2 adalah:

misal solusi PD = fg dengan 8 = h ( + ), maka &, && adalah: & =! !8 .! = i!8 fg. + &&=! !8 . b! c +!8 !!8 .! =! 8 i fg ( + ) − i fg ( + )

(7)

Substitusi , &, && pada PD didapatkan : ( + ) &&+ ( + ) &+ = 0 ( + ) j( + ) −i fg ( + ) k + ( + ) lii fg fg. + m + fg = 0 n i fg− i fgo + i fg+ fg= 0 p i − i + i + q fg= 0 n i + ( − )i + o fg= 0

sehingga persamaan karaktristik-nya:

i + ( − )i + = 0

Akar-akar Persamaan Karakteristik adalah:

i, =−( − ) ± r(2 − ) − 4

Terdapat tiga kemungkinan akar-akar nilai m pada Persamaan Ciri:

1. Jika r( − ) − 4 > 0, maka i, adalah dua akar Real yang berbeda maka solusi

umumnya:

< = CD(T? + U)sD+ CE(T? + U)sE

2. Jika r( − ) − 4 > 0 = 0 , maka i = i maka solusi umumnya:

< = (T? + U)sDnCD+ CEVL(T? + U)o

3. Jika r( − ) − 4 < 0 , maka i, = α± iβ maka solusi umumnya:

< = (T? + U)αpC

DCIJtβVL(T? + U)u + CEJKL (βVL(T? + U))q

Contoh:

Tentukan persamaan karakterisik pada persamaan Cauchy-euler jika a=1 dan b=0! Penyelesaian:

persamaan Cauchy-Euler: ( + ) &&+ ( + ) &+ = 0

jika a=1 dan b=0, persamaan menjadi:

( ) &&+ ( ) &+ = 0 persamaan karakteristik:

i + ( − )i + = 0

i + ( − 1)i + = 0

Contoh:

Tentukan penyelesaian PD berikut:

&&− 4 &+ 6 = 0 Penyelesaian:

misal solusi umum PD = fg dengan 8 = h

persamaan karakteristik: i − 5i + 6 = 0, i = 2, i = 3

penyelesaian umum PD:

= + +

(8)

Tentukan penyelesaian PD berikut:

′′+3 + 1 = 0

Penyelesaian:

misal solusi umum PD = fg dengan 8 = h

persamaan karakteristik: i + 2i + 1 = 0, i, = −1

penyelesaian umum PD:

= n + h ( )o

Contoh:

Tentukan penyelesaian PD berikut:

3(2 − 5) &&− (2 − 5) &+ 2 = 0 Penyelesaian:

misal solusi umum PD = fg dengan 8 = h (2 − 5)

persamaan karakteristik: 6i − 7i + 1 = 0, i = 1, i = 6

penyelesaian umum PD:

= (2 − 5) + (2 − 5) /Y

Latihan Soal:

Tentukan solusi umum PD Cauchy-Euler berikut: 1. &&1 & 3 = 0 2. &&+ &− = 0 3. &&− 7 &+ 16 = 0 4. 4 &&+ 12 &+ 3 = 0 5. &&+ 3 &+ 5 = 0 6. &&+ 1,25 = 0 7. ( + 2) &&− ( + 2) &+ = 0 8. ( + 1) &&+ 5( + 1) &+ 3 = 0 9. (2 − 3) &&+ 7(2 − 3) &+ 4 = 0 10. (1 − ) &&− (1 − ) &+ = 0 11. 2(1 − 2 ) &&+ 11(2 − 1) &− 2 = 0

3.1.6 PD Linier Homogen orde-n dengan Koefisien Konstan

Persamaan Diferensial Linier Homogen orde-n dengan koefisien konstan mempunyai bentuk umum:

( )+ ( )+ … + &+ = 0 , ≠ 0

Jika , , … , adalah penyelesaian khusus PD Linier homogen, maka kombinasi liniernya juga

penyelesaian PD Linier homogen, dirumuskan:

= 7 + 7 + … + 7 = z 7{ {

{|

, 7 , 7 , … , 7 = 7 8 8

Penyelesaian PD Linier homogen orde-n dengan substitusi = f sehingga didapatkan persamaan

karakteristik:

i + i + … + i + = 0

Untuk selanjutnya dengan teknik faktorisasi dapat ditentukan akar-akar persamaan karakteristik, yaitu:

(9)

Akar-akar persamaan karakteristik di atas dapat bernilai sama atau disebut akar rangkap (multiplicity). Dua kasus akar rangkap untuk solusi PD Linier Homegen orde-n, yaitu:

Kasus I. Jika Akar rangkap adalah r=bilangan riil, terdapat k penyelesaian bebas linier.

k solusi bebas linier:

=s?, ?=s?, … , ?R D=s? ; R ≥ D solusi umumnya:

< = CD=s?+ CE?=s?+ … + CR?R D=s?

~ = 7 8 8 7 − 7

Kasus II. Jika Akar rangkap adalah r=bilangan komplek (r=α±iβ). terdapat k penyelesaian bebas linier.

k solusi bebas linier:

=α?CIJ β?, ?=α?CIJ β?, … , ?R D=α?CIJ β?, =α?JKL β?, ?=α?JKL β?, … , ?R D=α?JKL β? solusi umumnya: < = =α? p(C DCIJ β? + CEJKL β?) + ?(C•CIJ β? + C€JKL β?) + ⋯ + ?R D(CR DCIJ β? + CRJKL β?)o Contoh:

Selesaikan persamaan diferensial berikut:

(‚)− 3 (ƒ)+ 3 ′′′ ′′= 0

Penyelesaian:

persamaan karakteristik:

i‚− 3iƒ+ 3i+− i = 0

akar-akar persamaan karakteristik i = i = 0, i+= iƒ = i= 1 solusi bebas linier:

, , , ,

Jadi solusi umumnya:

= + + ( ++ ƒ + ‚ )

Contoh:

Tentukan penyelesaian PD berikut:

′′′− 2 ′′ + 2 = 0

persamaan karakteristik:

i+− 2i + i + 2 = 0

akar-akar persamaan karakteristik i = −1, i = 1, i+ = 2

solusi bebas linier:

, , Jadi solusi umumnya:

= + + +

Contoh:

Tentukan penyelesaian PD berikut:

(ƒ)− 4 ′′′+ 14 ′− 20 + 25 = 0

(10)

− 4i++ 14i − 20i + 25 = 0

akar-akar persamaan karakteristik i = i = 1 + 2 , i+ = iƒ= 1 − 2

solusi bebas linier:

(2 ), (2 ), (2 ), (2 )

Jadi solusi umumnya:

= (2 ) + (2 ) + + (2 ) + ƒ (2 )

Latihan Soal:

Tentukan penyelesaian umum PD berikut: 1. ′′′ = 0 2. (ƒ)− 5 ′+ 4 = 0 3. (ƒ)− = 0 4. ′′′+ 3 ′′+ 3 + = 0 5. ′′′− 3 ′′+ 3 − = 0 6. (ƒ)+ 2 ′′′+ 3 ′′+ 2 + = 0

Untuk soal berikut tentukan solusi PD dengan syarat awal berikut:

7. ′′′ = 0, (0) = 4, (0) = 0, ′′(0) = 9

8. (ƒ)− = 0, (0) = 5, (0) = 2, ′′(0) = −1, ′′′(0) = 2

9. (ƒ)+ 3 ′′− 4 = 0, (0) = 0, (0) = −1, ′′(0) = −5, ′′′(0) = −1

10. ′′′− 3 ′′+ 4 − 2 = 0, (0) = 1, (0) = 0, ′′(0) = 0

3.1.7 Rangkuman

Himpunan n fungsi y1(x), y2(x), …, yn(x) dikatakan takbebas linier pada suatu selang jika ada n

konstanta c1, c2, …, cn yang tidak semua nol, sehingga berlaku: c1 y1(x)+ c2 y2(x)+ …+ cn yn(x) = 0

Himpunan fungsi y1(x), y2(x), …, yn(x) (yang mempunyai turunan) adalah bebas linier pada suatu

selang jika determinan Wronski:

$( , , … , ) = %

( ) ( ) … ( )

&( ) &( ) &( )

( ) …( ) …… …( )

% ≠ 0

Jika y1(x), y2(x), …, yn(x) adalah n penyelesaian bebas linier dari persamaan linier orde-n, Φ(D)y=0

maka solusi umumnya: y = c1y1(x) + c2y2(x) + …+ cnyn(x)

PD Linier Homogen orde-2 dengan koefisien konstan adalah: ′′+ + = 0 , , =

7 8 8 Jika diduga solusi umum < = =>? maka akan diperoleh Persamaan Ciri/Karakteristik

; + ; + = 0

Akar-akar Persamaan Karakteristik adalah:

; , =− ± √ − 42

Terdapat tiga kemungkinan akar-akar nilai m pada Persamaan Ciri:

1. Jika √ − 4 > 0, maka ; , adalah dua akar Real yang berbeda dengan ; , ∈ R maka solusi

(11)

< = CD=>D?+ CE=>E?

2. Jika √ − 4 = 0 , maka ; = ; dengan ; , ∈ R, maka solusi umumnya:

< = CD=>?+ CE? =>?

3. Jika √ − 4 < 0 , maka ; , = α± iβ dengan α,β∈ R maka solusi umumnya: < = CD=(α G Hβ)?+ CE =(α Hβ)?

dengan rumus Euler , yaitu =H?= CIJ ? + K JKL ? maka bentuk trigonometri rumus dapat ditentukan: < == O=α?CIJ β? + P=α? JKL β? , O, P ∈ RILJSTLST UKV. RI>WV=RJ

3.1.8 Test Formatif

Tentukan penyelesaian umum PD berikut:

1. 3 ′′′= 0 2. 3 (ƒ)− 5 ′+ 4 = 0 3. 3 (ƒ)− = 0 4. 3 ′′′+ 3 ′′+ 3 + = 0 5. 3 ′′′− 3 ′′+ 3 − = 0 6. 3 (ƒ)+ 2 ′′′+ 3 ′′+ 2 + = 0

Untuk soal berikut tentukan solusi PD dengan syarat awal berikut:

7. 3 ′′′ = 0, (0) = 4, (0) = 0, ′′(0) = 9

8. 3 (ƒ)− = 0, (0) = 5, (0) = 2, ′′(0) = −1, ′′′(0) = 2

9. 3 (ƒ)+ 3 ′′− 4 = 0, (0) = 0, (0) = −1, ′′(0) = −5, ′′′(0) = −1

10. 3 ′′′− 3 ′′+ 4 − 2 = 0, (0) = 1, (0) = 0, ′′(0) = 0

3.3 Daftar Pustaka

[1] Sigit Kusmaryanto, Buku Ajar Matematika Teknik I,2012

[2] Kreyszig, Erwin, Matematika Teknik lanjutan. Jakarta: Gramedia, 1988. [3] Stroud, K.A., Matematika untuk Teknik. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1987.

[4] Farlow, Stanley J., An Introduction to Diffrenential Equations and Their Applications, McGraw-Hill, Singapore, 1994

[5] Howard, P., Solving ODE in MATLAB, Fall, 2007

[6] Thompson, S., Gladwell, I., Shampine, L.F., Solving ODEs with MATLAB, Cambridge University Press, 2003

[7] Rosenberg, J.M., Lipsman, R.L., Hunti, B.R., A Guide to MATLAB for Beginners and Experienced

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya akan dikaji ulang bagaimana metode tersebut digunakan, dan akan dibahas konvergensi solusi deret pangkat persamaan diferensial linier orde-2 dengan

Klasifikasi Persamaan Diferensial  Menyusun Persamaan Diferensial  Persamaan Diferensial Peubah Terpisah  Persamaan Diferensial Koefisien Fungsi Homogen 

diferensial seperti pada Tabel 5.1. Setiap fungsi percobaan ditandai koefisien tak-tentu. Jumlah semua fungsi percobaan disubstitusikan kedalam persamaan diferensial, akan diperoleh

Topik Persamaan Diferensial Orde Satu menjadi lanjutan dari langkah inisiasi pembenahan pola pikir penyelesaian persoalan baik melalui variabel terpisah,

Penerapan dari Persamaan Diferensial Bessel dalam penyelesaian Persamaan Diferensial Linear homogen orde kedua dengan koefisien variabel dapat ditemukan ke pada getaran yaitu

Dari pembahasan tentang persamaan diferensial Cauchy-Euler yang homogen dengan koefisien konstanta dengan menggunakan Teorema Residu pada bab III, maka dapat disimpulkan bahwa

diferensial seperti pada Tabel 5.1. Setiap fungsi percobaan ditandai koefisien tak-tentu. Jumlah semua fungsi percobaan disubstitusikan kedalam persamaan diferensial, akan diperoleh

materi tentang persamaan orde 2 tak homogen. matematika 3 #kalkulus 2 #matematika teknik