• Tidak ada hasil yang ditemukan

Plan Maintenance System untuk Safety Equipment di Kapal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Plan Maintenance System untuk Safety Equipment di Kapal"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Plan Maintenance System untuk Safety Equipment di Kapal

Tika Pratama Ariesta 09066378851), Mukti Wibowo 2)

1)

Mahasiswa S-1, Teknik Perkapalan Dept.Teknik Mesin. Universitas Indonesia

2)

Dosen Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia Email : tikapratama09@gmail.com

Abstrak

Perlengkapan keselamatan merupakan syarat utama untuk menjamin keselamatan seluruh penumpang dan kru pada saat kapal beroperasi. Perlengkapan keselamatan harus selalu dalam kondisi sempurna dan siap pakai pada saat-saat darurat yang tidak terduga agar seluruh penumpang dan kru kapal dapat menyelamatkan diri. Untuk itu perlu adanya suatu sistem yang mengatur tentang perawatan dan pemeliharaan perlengkapan keselamatan di kapal tersebut. Selain itu sistem pemeliharaan yang dilakukan secara terencana dan berkala, juga dapat memperpanjang usia pakai suatu kapal sehingga dapat menambah produktivitas kapal tersebut. Hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan pada semua komponen yang terdapat di suatu kapal, juga telah diatur dalam International Safety Management Code (ISM Code). Atas dasar itulah perlu dibuat sebuah sistem rencana pemeliharaan untuk komponen-komponen yang termasuk perlengkapan keselamatan di kapal.

Abstract

Safety equipment is a main requirement on a ship to ensure all people safety on board. Safety equipment should be always in good condition and ready to use in an unpredictable emergency situation, in order to save all people on board. It is essential to have a system that regulates the maintenance of the safety equipment on the ship. Moreover, a maintenance system that is done in a well-planned and regular manner can also extend the life of a ship so as to increase the productivity of the ship. Matters related to the maintenance of all components contained in a ship also have been regulated in the International Safety Management Code (ISM Code). On that basis, it becomes necessary to arrange a Planned Maintenance System (PMS) of the components of safety equipment on the ship.

(2)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Perumusan Masalah

Kebutuhan transportasi dan distribusi barang antar pulau di Indonesia sebagian besarnya menggunakan kapal. Namun dewasa ini sering terjadi kecelakaan di tengah laut yang melibatkan satu atau beberapa kapal, bahkan ada yang sampai menelan korban jiwa. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh sistem pemeliharaan kapal yang kurang effisien dan tidak berjalan dengan baik atau bahkan tidak ada sama sekali.

Pemeliharaan kapal sangat penting untuk menjaga kondisi kapal agar laik laut, menambah produktivitas kapal dan memperpanjang usia pakai kapal. Maka dari itu perlu dibuat sebuah sistem yang mengatur rencana pemeliharaan kapal yang efektif dan efisien agar mudah diterapkan oleh para awak kapal.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah rancangan Plan Maintenance System yang mengatur tentang perawatan dan pemeliharaan perlengkapan keselamatan pada kapal. PMS ini diharapkan nantinya dapat diterapkan di kapal-kapal yang belum memilikinya, terutama kapal-kapal yang beroperasi di Indonesia dan yang berbendera Indonesia.

1.3 Batasan Masalah

Dalam pembuatan tugas akhir ini terdapat batasan-batasan masalah agar isi dari tugas akhir ini tidak meluas ke bahasan lain. Batasan masalah tersebut adalah:

1. Pada pembuatan tugas akhir ini yang dijadikan objek penelitian adalah alat-alat yang termasuk dalam perlengkapan keselamatan yaitu : lifeboat, inflatable lifefart, fire fighting system, pyrotechnic & line throwing appliance, dan life-saving appliances.

2. Hasil atau Output dari tugas akhir ini adalah rancangan Planned Maintenance System (PMS) untuk perlengkapan keselamatan di kapal berbentuk manual.

(3)

3. TINJAUAN TEORITIS 3.1 Pemeliharaan Kapal

Berdasarkan ketentuan ISM Code, pemeliharaan kapal berarti suatu kegiatan yang meliputi :

a. Pemeriksaan Kapal secara reguler termasuk pengujian atau tes

 Pengujian kapal saat penerimaan

 Survey

 Inspeksi

 Pemeriksaan sebelum dioperasikan

 Pengujian selama pengoperasian

 Pengujian setelah pengoperasian

b. Penggantian bagian dari peralatan yang mengalami keausan

Pemeliharaan dengan melakukan penggantian bagian yang aus ini terdiri dari dua sifat :

 Pemeliharaan Preventif

 Pemeliharaan induktif

c. Perbaikan bagian yang mengalami kerusakan

Jenis pemeliharaan dengan melakukan perbaikan adalah :

 Pemeliharaan Kuratif 3.2 Prosedur Pemeliharaan

Dalam PMS sangat perlu ditentukan rencana jadwal pemeliharaan kapal sesuai dengan lingkup pemeliharaan yang akan dilaksanakan.

a) Ketentuan Klasifilkasi

1. Survei Berkala (Periodical Survey), antara lain :

 Annual Survey (Survei Tahunan)

 Intermediate Survey (Survei Antara)

 Renewal Survei (Survei Pembaruan Kelas)

 Docking Survey (Survei Alas) 2. Survei Tidak Berkala

Jenis-jenis survei tidak berkala ialah :

(4)

 Survei Perombakan

 Special Survey b) Ketentuan Badan Pemerintah

1. Survei Keselamatan Konstruksi 2. Survei Keselamatan Peralatan 3. Survei Keselamatan Radio c) Ketentuan Pabrik Pembuat 3.3 Perlengkapan Keselamatan

2.4.1 Dokumen (Documentation)

Dokumen untuk keselamatan sangat penting keberadaannya di kapal, antara lain yang dipersyaratkan adalah:

1. Fire control plan

2. Muster list and emergency procedure 3. Nautical publication

4. International code of signal

2.4.2 Perlengkapan Penyelamat Jiwa (Life Saving Appliances)

Yang termasuk dalam perlengkapan penyelamat jiwa adalah:

1. Peralatan di anjungan yang terdiri dari line throwing appliances (alat pelempar tali) dan lengkap dengan roketnya

2. Pyrotechnics

3. Peralatan radio untuk survival 4. Lifeboat

5. Dewi-dewi (davits)

6. Rakit penolong kembung (inflatable liferaft) 7. Life jacket

8. Lifebuoys

9. Pilot ladder atau tangga pandu

2.4.3 Peralatan Pemadam Kebakaran (Fire Fighting Equipment)

Salah satu sistem pemadam kebakaran yang ada di kapal adalah sistem pemadam kebakaran dengan menggunakan instalasi pipa dan suplai air laut. Peralatannya terdiri dari pompa pemadam (fire pumps), hydrants,

(5)

extinguishers, selang dan alat pemadam lain (hoses and other equipment). Sistem pemadam kebakaran ini digunakan di daerah pemadaman di ruang akomodasi, geladak terbuka dan di ruang mesin.

4. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Studi Literatur

Dalam penelitian kali ini, metode yang digunakan adalah studi literatur dan pembuatan / perancangan Planned Maintenance System, yaitu suatu sistem pemeliharaan pada bagian yang terdapat di kapal. Dalam kasus ini bagian-bagian tersebut mencakup item yang termasuk ke dalam perlengkapan keselamatan, yaitu: lifeboat, inflatable liferaft, fire fighting system, pyrotechnic, line throwing appliance, dan life-saving appliances.

4.2 Pengumpulan Data

Dalam pembuatan Planned Maintenance System ini, terdapat cukup banyak data yang diambil mengenai perawatan dan masa berlaku sertifikat atau tanggal jatuh tempo dari item-item tersebut. Berikut data kapal dan salah satu contoh sebagian data yang memuat keterangan untuk lifeboat :

Tabel 1. Data Kapal Nama kapal Sartika Baruna Jenis kapal Bulk Carrier

Loa 141,40 m Lbp 133,00 m Breadth 24,00 m Depth 12,30 m Design draft 6,10 m Scant draft 7,001 m DWT 13601 ton Rute Suralaya – Tarahan (6-10 jam) Speed 10 knot

Tabel 2. Data Lifeboat

Type Enclosed Lifeboat

Length 7.32 m

(6)

Depth 0.95 m

Number of Persons 22

Boat Speed 4 knots

Weight Boat 1,450 kg Person 1,650 kg Equipment 350 kg Total 3,450 kg 4.3 Pengolahan Data

Berdasarkan hasil pengambilan data terkait pembuatan skema rancangan planned maintenance system, maka penulis mulai melakukan pengolahan data lebih lanjut. Hasil pengolahan data itu berupa tabel-tabel dalam microsoft excel yang merupakan komponen utama dari planned maintenance system tersebut. Tabel-tabel yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Tabel maintenance

2. Tabel periodical maintenance schedule 3. Tabel job history

4. Tabel form

5. HASIL DAN PROSEDUR PMS

5.1 Tabel Hasil Perancangan Plan Maintenance System

Hasil dari pengolahan data yang telah didapatkan dari bab sebelumnya adalah rancangan Plan Maintenance System berupa tabel-tabel yang menjelaskan apa saja komponen atau item perlengkapan keselamatan yang perlu diberikan pemeliharaan, metode dan prosedur pemeliharan, serta jadwal pemeliharaannya. Dalam penelitian ini, komponen yang dimaksud adalah lifeboat, inflatable liferaft, main and emergency fire pump, fire hydrant, portable fire extinguisher, fire detection and alarm system, CO2 fixed fire extinguisher, deck foam extinguishing system, fireman outfit,

pyrotechnic and line throwing appliance dan life-saving appliances. 4.1.1 Tabel Pemeliharaan

Tabel ini berisi informasi tentang item-item dan komponen-komponen perlengkapaln keselamatan di kapal yang harus diberikan pemeliharaan secara rutin. Berikut penjelasan mengenai kolom-kolom yang ada pada tabel.

(7)

Gambar 4.1 Tabel pemeliharaan 1. Code Number

Plan Maintenance System pada kapal terdiri dari 3 bagian, yaitu: 1. Hull

2. Machinery and Electrical Equipment 3. Deck Machinery & Ship Equipment

PMS pada deck machinery & ship equipment /dibagi lagi menjadi: 3.1 Safety Equipment

3.2 Ancor and Mooring System 3.3 Cargo Handling Equipment 3.4 Hatch Cover

Berdasarkan penjelasan di atas, maka Plan Maintenance System yang dirancang dalam penelitian ini adalah bagian 3.1 yaitu Safety Equipment. Maka dibuatlah code number yang mengikuti ketentuan tersebut, yang dijelaskan dalam tabel di bawah ini.

Code

Number Main Group

Code

(8)

3.1.1 Lifeboat

3.1.1.1 Lifeboat Port Side 3.1.1.1.1 Lifeboat Port Side

3.1.1.1.2 Engine & Battery Lifeboat Port Side

3.1.1.1.3 Davit Lifeboat Port Side 3.1.1.1.4 Winch Lifeboat Port Side 3.1.1.1.5 Equipment Lifeboat Port Side 3.1.1.2 Lifeboat Starboard Side

3.1.1.2.1 Lifeboat Starboard Side 3.1.1.2.2 Engine & Battery Lifeboat

Starboard Side

3.1.1.2.3 Davit Lifeboat Starboard Side 3.1.1.2.4 Winch Lifeboat Starboard Side 3.1.1.2.5 Equipment Lifeboat Starboard

Side

3.1.2 Inflatable Liferaft

3.1.2.1 Inflatable Liferaft & Release Device

3.1.2.2 Equipment

3.1.3 Fire Fighting System

3.1.3.1 Main & Emergency Fire Pump 3.1.3.2 Fire Hydrant

3.1.3.3 Portable Fire Extinguisher 3.1.3.4 Fire Detection & Alarm System 3.1.3.5 CO2 Fixed Fire Extinguisher 3.1.3.6 Deck Foam Extinguishing System 3.1.3.7 Breathing Apparatus 3.1.4 Pyrotechnics and Line Throwing Appliance 3.1.4.1 Smoke Signal

3.1.4.2 Rocket Parachute Signal 3.1.4.3 Hand Flare

3.1.4.4 Line Throwing Appliance

3.1.5 Life-saving Appliances

3.1.5.1 Life Jacket 3.1.5.2 Life Buoy

Tabel 4.1 Code number item perlengkapan keselamatan berdasarkan pengelompokannya 2. Items

Kolom ini berisi nama item, komponen atau bagian dari peralatan yang harus dilakukan pemeliharaan.

(9)

Kolom ini berisi tentang penjelasan pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan secara umum.

4. Procedure

Kolom ini berisi tentang penjelasan pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan secara detail.

5. Periodicity

Kolom ini berisi tentang jadwal berkala pemeliharaan rutin setiap item atau komponen.

4.1.2 Tabel Jadwal Pemeliharaan

Pada tabel ini dijelaskan lebih detail mengenai waktu pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan selama 5 tahun sejak kapal pertama beroperasi sampai docking. Konten dari tabel ini antara lain, pekerjaan pemeliharaan yang harus dilakukan berupa code number pemeliharaan, nama masing-masing komponen, serta plotting waktu.

Gambar 4.2 Tabel jadwal pemeliharaan Berikut penjelasan mengenai masing-masing kolom: 1. Code Number

Pada kolom ini terdapat informasi mengenai code number dari pekerjaan pemeliharaan yang harus dilakukan.

2. Item

Pada kolom ini terdapat informasi mengenai nama item atau komponen yang dilakukan pemeliharaan yang terjadwal pada tabel ini. 3. Kolom Tahun

(10)

Pada kolom ini terdapat informasi pada bulan dan tahun ke berapa jadwal pemeliharaan harus dilakukan.

4.1.3 Tabel Job History

Pada tabel ini dijelaskan mengenai riwayat pekerjaan pemeliharaan yang telah dan belum dilakukan. Format pada tabel job history serupa dengan tabel jadwal pemeliharaan, hanya saja terdapat perbedaan berupa kolom tambahan berupa kolom catatan dan paraf.

Gambar 4.3. Tabel Job History

4.1.4 Form

Dalam penerapan rancangan PMS ini diperlukan beberapa form yang digunakan sebagai laporan dan arsip dari pekerjaan pemeliharaan. Berikut form-form yang terdapat dalam rancangan PMS ini:

1. Form laporan erkala

2. Form pemesanan spare part

4.2 Prosedur Pemeliharaan

Plan Maintenance System yang telah dirancang akan berjalan dengan baik dan efektif apabila mengikuti prosedur-prosedur penggunaan dan penerapan PMS tersebut. 4.2.1. Prosedur Penerapan dan Penggunaan PMS

Pada prosedur penerapan dan pengunaan PMS terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk mencapai sistem pemeliharaan yang efektif dan efisien. Tahapan-tahapan yang dimaksud adalah:

(11)

2. Sistematika PMS

Gambar 4.4 Skema sistematika PMS 3. Evaluasi berkala

4.2.2. Prosedur Penggantian Spare Part

Berikut poin-poin mengenai prosedur penggantian spare part:

 Komponen pada safety equipment yang sudah jatuh tempo atau perlu dilakukan penggantian pada saat dilakukan pemeliharaan, maka harus diganti

 Apabila komponen safety equipment jatuh tempo pada saat kapal beroperasi maka pemeliharaan atau penggantian harus dilakukan pada saat kapal sandar sebelum beroperasi

(12)

 Penggantian spare part dapat juga dilakukan pada saat terjadi kerusakan pada komponen tersebut

4.2.3. Prosedur Pemesanan Spare Part

Ketersediaan spare part harus selalu dicek dan dipastikan masih sesuai dengan aturan yang ada. Apabila harus melakukan pembaharuan, maka terdapat prosedur yang harus diikuti. Prosedur-prosedur tersebut adalah sebagai berikut:

 Pemesanan spare part dilakukan dengan mengisi form pemesanan spare part

 Pemesanan spare part dilakukan berdasarkan dengan permintaan dari Mualim

 Pemesanan spare part sesuai permintaan Mualim harus mendapatkan persetujuan dari Captain kapal

 Dalam form pemesanan spare part harus menyebutkan / menuliskan sisa stock spare part yang dipesan tersebut

4.2.4 Prosedur Stockist

Stock spare part safety equipment di kapal harus selalu terkontrol agar penggantian spare part yang kebutuhannya sangat penting dan urgent dapat segera dilakukan. Maka perlu adanya prosedur stockist sebagai berikut:

 Mualim harus selalu mencatat stock spare part safety equipment yang ada di kapal

 Ketersedian spare parts dikapal harus selalu dicek secara rutin dan berkala berdasarkan jadwal

 Stock spare part safety equipment di kapal harus selalu terupdate dan dilaporkan ke darat, pada saat kapal sandar

4.3 Analisa

Dalam perancangan dan penerapan suatu sistem pemeliharaan atau Plan Maintenance System yang penulis rancang, perlu adanya analisa kelebihan dan kekurangan dari penggunaan sistem tersebut nantinya. Analisa ini dibuat agar menjadi perhatian saat sistem pemeliharaan ini diterapkan nantinya, dan agar sistem dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi.

(13)

Analisa dokumen menggambarkan apa saja dokumen-dokumen digunakan dalam Plan Maintenance System untuk Safety Equipment di kapal. Untuk itu analisa dokumen merupakan salah satu yang dapat membantu dalam pengembangan rancangan Plan Maintenance System selanjutnya. Adapun analisa dokumen adalah sebagai berikut:

1. Manual

Pada setiap perlengkapan keselamatan pasti disertai dengan manual book atau buku petunjuk pemakaian dan pemeliharaan perlengkapan tersebut. Hal itu dimaksudnya agar pengguna yang dalam hal ini kru kapal dapat lebih mudah dalam memahami cara pemakaian dan pemeliharaan suatu alat.

2. Prosedur

Di dalam manual book terdapat prosedur-prosedur pemeliharaan yang harus diikuti. Dalam manual book pada PMS, sebuah petunjuk pemakaian memungkinkan terdiri dari beberapa prosedur.

3. Instruksi Kerja

Setiap pekerjaan pemeliharaan pada PMS terdapat manual, pada setiap petunjuk di manual terdapat beberapa prosedur, dan pada setiap prosedur terdapat beberapa instruksi kerja. Jadi, instruksi kerja merupakan penjelasan paling detail dari pekerjaan pemeliharaan yang harus dilakukan terkait dengan adanya Plan Maintenance System untuk Safety Equipment di kapal. 4.3.2 Analisa Teknis

Pemeliharaan dilakukan agar pada saat dilakukannya survey dan inspeksi pada kapal, kondisi kapal dalam keadaan laik dan surveyor atau inspector pun dapat mengizikna kapal untuk beroperasi. Oleh karena itu pemeliharaan harus dilakukan sebelum survey dilakukan. Dengan alasan yang sama pada Plan Maintenance System yang penulis rancang ini, jadwal pemeliharaan dibuat lebih cepat atau lebih sering daripada jadwal survey.

4.3.3 Analisa Komersil

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara rutin membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Hal ini akan membuat keuntungan perusahaan menurun

(14)

dibandingkan jika tidak ada pengeluaran untuk pemeliharaan. Namun jika pemeliharaan tidak dilakukan, kapal kemungkinan mengalami kerusakan dan tidak diizinkan untuk beroperasi. Akibatnya kapal akan lebih sering berada di dock atau galangan untuk repair daripada beroperasi, sehingga pendapatan perusahaan pun menurun. Maka, secara komersil perusahaan pemilik kapal akan jauh lebih diuntungkan apabila kapal mendapatkan pemeliharaan secara rutin.

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. Pemeliharaan secara rutin pada perlengkapan keselamatan di kapal merupakan hal yang mutlak untuk dilakukan karena telah diatur dalam International Safety Management Code (ISM Code) , dan juga agar dalam pengoperasiannya dapat meminimalisir masalah yang terjadi, dan memperpanjang usia pakai perlengkapan keselamatan di kapal, serta meningkatkan produktivitas kapal.

2. Suatu Planned Maintenance System harus dapat diterapkan di kapal, terutama kapal Perintis.

3. Planned Maintenance System yang baik harus dilengkapi dengan manual, prosedur, dan instruksi kerja dari sistem tersebut agar mudah dalam penerapannya.

4. Pemeliharaan dilakukan saat kapal sandar agar seluruh safety equipment selalu dalam kondisi baik dan siap digunakan sehingga kapal diyakinkan aman saat beroperasi.

5.2 Saran

Dalam penerapan Planned Maintenance System untuk Safety Equipment sebagai hasil dari penelitian ini, terdapat beberapa saran penulis kepada perusahaan pemilik kapal dan pengguna PMS ini ke depannya, yaitu:

1. Kapal harus memiliki SDM yang disiplin dalam menerapkan dan menggunakan PMS 2. Perusahaan harus melakukan familiarisasi PMS yang dapat didampingi oleh

konsultan perkapalan dalam waktu tertentu 6. DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofyan. (2004). Manajemen Produksi dan Operasi (edisi revisi). Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

(15)

Heizer, Jay, and Barry Render. (2001). Operation Management, 6th edition. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Sehrawat, M.S, and J.S Narang. (2001). Production Management. Nai Sarak. Dhanpahat RAI Co.

Ship Safety Handbook, 3rd edition. (1994). Bureau Veritas: Lloyd’s of London Press Ltd. Operation and Maintenance Manual. (2009). Ulsan: Hyundai Lifeboat CO., Ltd.

Mernawati, Evi. (2013, September 27). Personal Interview. Surja, Atang. (2013, June 4). Personal Interview.

Gambar

Tabel 1. Data Kapal
Tabel  ini  berisi  informasi  tentang  item-item  dan  komponen-komponen  perlengkapaln keselamatan di kapal  yang harus diberikan pemeliharaan secara  rutin
Gambar 4.1 Tabel pemeliharaan
Tabel 4.1 Code number item perlengkapan keselamatan berdasarkan pengelompokannya
+4

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi berjudul Hubungan antara Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Perilaku Aman (Safety Behavior) Pekerja pada Divisi Kapal Niaga

Penyebaran informasi mengenai keselamatan yang ada di kapal kepada penumpang sudah baik dan sudah sesuai dengan peraturan yang ada.Dimana penyebaran informasi dilakukan

Tujuan dari implementasi teknologi informasi pada sistem pemeliharaan kapal terencana adalah merancang dan membuat sebuah alat bantu atau aplikasi (piranti lunak)

Gambar 4 Pemetaan Pelaksanaan Safety Management System Penyedia Jasa Penerbangan Gambar 4.3 menunjukkan bahwa program keselamatan yang wajib dilaksanakan oleh seluruh penyedia

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan safety management system (SMS) dan kompetensi pemandu lalu lintas penerbangan terhadap keselamatan

a. Routine Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan ataupun perawatan yang dilakukan secara rutin, misalnya melakukan pembersihan fasilitas/peralatan, pemberian minyak

Gambar 4 Pemetaan Pelaksanaan Safety Management System Penyedia Jasa Penerbangan Gambar 4.3 menunjukkan bahwa program keselamatan yang wajib dilaksanakan oleh seluruh penyedia

Dalam pembahasan penelitian ini diketahui bahwa pengaturan keselamatan penerbangan berdasarkan aturan internasional di bandara dalam kaitannya dengan penerapan Safety Management