57
BAB V
ANALISIS DAN KONSEP PERANCANGAN
5.1 Konsep Makro
Konsep makro dari perancangan bangunan apartment ini adalah tentang bagaimana masyarakat Indonesia kebanyakan masih enggan untuk tinggal dan menetap di apartment dibandingkan dengan rumah tinggal pada umumnya. Padahal dalam prakteknya yang ada sekarang, dengan gaya hidup masyarakat, khususnya dalam lokasi site berada Kota Bekasi, yang notabene sangatlah dekat dengan Jakarta, masyarakat dengan gaya hidup konsumtifnya menginginkan sesuatu yang praktis dan simpel, mudah dijangkau. Sesuatu yang simpel dan praktis tersebut dalam prakteknya seringkali juga diwujudkan dalam sikap individual dan egois. Kebanyakan masyarakat yang tinggal di apartment lalu menunjukkan sikap individual dan egois tersebut dengan cukup kentara. Tidak memadainya ruang komunal bagi penghuni memupuk lebih dalam lagi sikap individual dan egois yang dimiliki oleh masing-masing penghuni. Kebanyakan aktivitas yang terjadi adalah unit hunian apartment hanya akan digunakan sebagai tempat singgah untuk beristirahat tidur. Fasilitas-fasilitas umum, khususnya ruang komunal penghuni juga pasti jarang sekali digunakan, karena kebanyakan penghuni apartemen tidak mengenal satu sama lain. Sangat terasa hal tersebut, terutama pada masyarakat kelas menengah ke atas.
5.2 Konsep Meso
5.2.1 Analisa Tapak
Tapak berada di daerah beriklim tropis dua musim dengan kelembaban udara yang tinggi. tapak pada dasarnya merupakan daerah rawa, dengan keadaan yang hampir setiap waktu digenangi air. Dengan keadaan tersebut, keragaman ekologis mesti tetap dipertahankan, namun tetap diolah dengan baik. Akan dibutuhkan area tampungan air dalam desain keseluruhan tapak, agar genangan air yang terbentuk terkontrol.
58
5.2.2 Tata Massa
Tata massa yang terbentuk berdasarkan prinsip filosofi simbiosis. Menghasilkan tata massa berupa satu bangunan dengan bentuk geometris linier, dengan satu tower terpisah. Tower yang terpisah akan diisi dengan unit hunian yang lebih mahal, karena memiliki sifat privasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan massa satunya. Tata massa dengan bentuk geometris linier akan memudahkan dalam pembagian unit kamar.
Diagram 5.1 Tata Massa Bangunan (Sumber: analisa pribadi)
59 Tata massa dengan bentuk ini mengakibatkan terbentuknya pola landscape dan area-area terbuka untuk taman. Tata massa ini membentuk batas yang jelas antara area publik (entrance area) dengan area privat (bangunan apartment). Entrance terletak diujung, benar-benar menjadi pintu masuk ke dalam kompleks bangunan keseluruhan, dengan akses terbatas ke dalam bangunan, sehingga zona privat penghuni apartment akan terasa benar-benar privat.
5.2.3 Pembentukan Landscape
Konsep dari pembentukan landscape sendiri adalah penggabungan ruang luar dan ruang dalam bangunan dengan pemberian area transisi berupa area semi-outdoor yang menjadi intermediate space bagi ruang luar dan ruang dalam. Selain itu, landscape yang terbentuk juga merupakan penggabungan banyak unsur air dan vegetasi-vegetasi rawa, sebagai dampak dari keadaan tanah, yaitu tanah rawa. Penanaman pohon tinggi tanpa pagar tembok di area pembatas site merupakan satu usaha untuk mempertahankan privasi namun tetap menjaga keterbukaan kawasan keseluruhan terhadap publik.
Diagram 5.2 Tata Landscape (Sumber : analisa pribadi)
60 Taman dalam tata landscape terbagi menjadi 4 area taman. 3 area taman adalah taman privat yang hanya bisa diakses oleh penghuni maupun pengunjung yang membayar/tamu penghuni, dan 1 area taman dekat entrance adalah taman publik yang dapat digunakan oleh semua orang, baik penghuni apartment maupun masyarakat sekitar dan orang luar lainya. Taman di area dekat entrance merupakan salah satu bentuk terjemahan dari simbiosis antara ruang privat dengan ruang publik.
Diagram 5.3 Danau Buatan dan Pagar Pohon (Sumber : analisa pribadi)
Danau buatan berfungsi sebagai area tangkapan air, dan mempertahankan fungsi tanah sebagai tanah rawa daerah tangkapan air. Air yang ditampung dalam danau tersebut juga digunakan sebagai air irigasi dan kebutuhan-kebutuhan umum lainya dalam site.
61 Pagar pohon berfungsi untuk membatasi area luar site dengan area privat site, namun tetap memberikan kesan transparan, tidak lalu tertutup oleh tembok masif. Ambiguitas antara site dengan area luar site akan sedikit terasa melebur menjadi satu dengan pembatas transparan tersebut.
5.3 Konsep Mikro
Konsep mikro dari perancangan apartment ini merupakan terjemahan filosofi simbiosis ke dalam berbagai aspek arsitektural. Mulai dari organisasi ruang, sistem bangunan, hingga konsep bentukan fisik bangunan apartment ini sendiri. Hal yang akan paling terlihat dalam penerapan filosofi simbiosis dalam konsep mikro adalah penerapan simbiosis antara alam dengan bangunan, penerapan simbiosis antara publik dengan privat, dan penerapan simbiosis antara ruang luar-ruang dalam.
5.3.1 Konsep Program Ruang
5.3.1.1 Analisa Kegiatan dan Kebutuhan Ruang dalam Bangunan
Pengguna bangunan apartment sendiri, seperti yang dijelaskan sebelumnya, dapat dibagi ke dalam 3 tipe, yaitu penghuni apartment, pengelola/karyawan apartment, dan pengunjung/tamu apartment. Analisa kegiatan yang terjadi dalam bangunan apartment sendiri dapat dibagi berdasarkan pengelompokan jenis kegiatan yang dilakukan oleh penghuni apartment, yaitu :
Kelompok kegiatan pribadi
Kegiatan ini dilakukan penghuni apartment secara individual yang berhubungan dengan kegiatan kehidupan sehari-hari seperti tidur, mandi, masak, bersantai, bekerja, dan sebagainya yang merupakan urusan masing-masing tiap individu. Kelompok kegiatan bersama
Kegiatan ini dilakukan oleh penguni apartment bersama-sama dengan penghuni lainya maupun yang berhubungan dengan pengelola ataupun pengunjung/tamu apartment.
62 1. Aktivitas Penghuni
Aktivitas penghuni adalah hal paling utama yang mesti diwadahi oleh ruang-ruang yang terbentuk dalam apartment. Penghuni tinggal hampir setiap hari di dalam apartment, dan secara tidak langsung, penghuni juga merupakan pemilik dari sebagian porsi besaran apartment tersebut. Aktivitas penghuni dapat dibagi menjadi kegiatan-kegiatan yang berbeda tergantung dari status penghuni tersebut, apakah seorang lajang, suami, istri, ataupun anak.
Lajang
05.00-07.00 Bangun, persiapan untuk berangkat kerja 07.00-18.00 Bekerja
18.00-23.00 Bersantai/istirahat, melakukan interaksi sosial, memasak, mandi, makan, dll
23.00-05.00 Tidur
Pasangan Muda Tanpa Anak
Suami
05.00-07.00 Bangun, persiapan untuk berangkat kerja 07.00-18.00 Bekerja
18.00-23.00 Bersantai/istirahat, melakukan interaksi sosial, mandi, makan, dll 23.00-05.00 Tidur
Istri yang bekerja
05.00-07.00 Bangun, persiapan untuk berangkat kerja 07.00-18.00 Bekerja
18.00-23.00 Bersantai/istirahat, melakukan interaksi sosial, memasak, mandi, makan, dll
63 23.00-05.00 Tidur
Istri sebagai ibu rumah tangga
05.00-07.00 Bangun, mempersiapkan keperluan suami
07.00-18.00 Melakukan pekerjaan rumah (memasak, bersih-bersih, belanja) 18.00-23.00 Bersantai/istirahat, melakukan interaksi sosial, mandi, makan, dll 23.00-05.00 Tidur
Keluarga Kecil
Suami
05.00-07.00 Bangun, persiapan untuk berangkat kerja 07.00-18.00 Bekerja
18.00-23.00 Bersantai/istirahat, melakukan interaksi sosial, mandi, makan, dll 23.00-05.00 Tidur
Istri yang bekerja
05.00-07.00 Bangun, persiapan untuk berangkat kerja 07.00-18.00 Bekerja
18.00-23.00 Bersantai/istirahat, melakukan interaksi sosial, memasak, mandi, makan, dll
23.00-05.00 Tidur
Istri sebagai ibu rumah tangga
05.00-07.00 Bangun, mempersiapkan keperluan suami dan anak
07.00-18.00 Melakukan pekerjaan rumah (memasak, bersih-bersih, belanja) 18.00-23.00 Bersantai/istirahat, melakukan interaksi sosial, mandi, makan, dll 23.00-05.00 Tidur
64
Anak
05.00-06.00 Bangun, bersiap ke sekolah 07.00-15.00 Sekolah
15.00-21.00 Bersantai/istirahat, bermain, mengerjakan PR, berinteraksi sosial, makan, dll
21.00-05.00 Tidur
Diagram 5.4 Skema Aktivitas Penghuni Apartment (Sumber : analisis pribadi dan kompilasi data) Tabel 5.1 Perkiraan Luasan Tiap Ruang Unit Apartment
Kegiatan Pengguna Sifat Ruang Ruang Dimensi
Tempat Istirahat/ Tidur
Penghuni Privat, nyaman, tenang Kebutuhan : - Sirkulasi penghawaan lancar - Pencahayaan alami cukup baik Ruang tidur Elemen : Ranjang, Lemari ± 8m2 MCK Penghuni dan tamu penghuni berkunjung
Privat, tertutup, nyaman Kebutuhan : - Sirkulasi penghawaan Kamar mandi Elemen : Closet, shower ± 4 m2
65 ke unit hunian lancar supaya tidak pengap Tempat berkumpul, istirahat, santai, dan menerima tamu Penguni dan tamu penghuni berkunjung ke unit hunian
Semi privat, nyaman, terang, tenang Kebutuhan : - Sirkulasi penghawaan lancar - Pencahayaan alami cukup baik - Luasan cukup nyaman Ruang keluarga, ruang tamu Elemen : meja, kursi, lemari penyimpanan, sofa ± 10 m2 Memasak, mencuci, dan mengolah makanan
Penghuni Semi privat, mudah dibersihkan, terang Kebutuhan : - Sirkulasi penghawaan lancar - Pencahayaan cukup Ruang dapur, ruang servis Elemen : meja dapur, alat-alat masak, kulkas, alat cuci ± 3 m2
(Sumber : Analisa Pribadi dan Kompilasi Data)
Perkiraan Luasan Total Tiap Unit Apartment
Dengan mengakomodir kemungkinan pasar mulai dari lajang, pasangan muda tanpa anak, hingga keluarga kecil, terdapat 2 tipe unit apartment yang mungkin digunakan beserta dengan luasan total dan peruanganya, yaitu :
- Unit tipe 28 dengan 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, dan Living, Dining, Kitchen
(LDK) :
Kamar tidur = 10 m2 Kamar mandi = 4 m2
Living, Dining, Kitchen = 12 m2 Balkon = 1,8 m2
66 Total luasan lantai : 27,8 m2 , dibulatkan menjadi 28 m2
- Unit tipe 40 dengan 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dan Living, Dining, Kitchen
(LDK) :
2 unit kamar tidur = 20 m2 Kamar mandi = 4 m2
Living, Dining, Kitchen = 14 m2 Balkon = 1,8 m2
Total luasan lantai : 39,8 m2 , dibulatkan menjadi 40 m2 2. Aktivitas Pengelola
Untuk memastikan bahwa fungsi bangunan apartment dapat berjalan dengan lancar sehari-harinya, diperlukan karyawan dan staff yang membantu penghuni dalam bidang keamanan, kebersihan, pelayanan, dan maintenance . Berikut adalah aktivitas pengelola apartment :
08.00-12.00 Masuk kerja, persiapan, dan memulai kegiatan kerja 12.00-13.00 Waktu istirahat makan siang
13.00-17.00 Melanjutkan pekerjaan
17.00 Selesai bekerja, untuk beberapa staff dan karyawan, digantikan oleh shift malam
Staff dan karyawan yang biasanya bekerja bergantian dengan sistem shift pagi, shift
malam umumnya adalah karyawan bagian keamanan seperti satpam. Untuk mendukung dan memberikan sedikit kenyamanan bagi staff dan karyawan, maka diperlukan suatu ruang khusus agar staff dan karyawan memiliki tempat untuk beristirahat.
Tabel 5.2 Kebutuhan Ruang
Kegiatan Pengguna Sifat Ruang Ruang
Pelayanan informasi bangunan, ruang Staff, penghuni, pengunjung/tamu Public, terbuka, mudah diakses, Lobby
67 tunggu, dan sirkulasi
keluar masuk bangunan
nyaman
Buang air khusus staff
Staff Privat, tertutup Toilet staff
Mengontrol keamanan apartemen dan fasilitas pendukungnya Staff, penghuni, pengunjung/tamu Semi public, terbuka
Pos satpam/ ruang keamanan
Tempat istirahat bagi karyawan dan staff
Staff dan karyawan Privat, tertutup, nyaman, tenang
Ruang istirahat staff dan karyawan
Mengontrol setiap fungsi fasilitas bangunan
Staff service & maintenance
bangunan
Privat, tertutup, tidak pengap
Ruang ME, ruang penyimpanan Melayani urusan teknis dalam pengoperasian apartment Staff kantor apartment Publik, terbuka, luasan cukup, nyaman Ruang kantor Menjaga kebersihan, kerapian, dan keindahan apartment Staff kebersihan, cleaning service Privat, tertutup, tidak pengap Janitor / ruang penyimpanan
(Sumber : Analisa Pribadi dan Kompilasi Data) Tabel 5.3 Perkiraan Luasan Ruang Pengelola dan Servis
Ruang Standar Kapasitas Perhitungan Luas
Lobby 0,8 m2 / orang 50 orang 0,8 x 50 40 m2 Toilet staff 3 m2 / unit 2 unit 2 x 3 6 m2 Pos satpam / keamanan 5 m2 1 – 3 orang (3+1)/2 x 5 10 m2 Ruang istirahat staff & karyawan 5 m2 / unit ± 2 unit 5 x 2 10 m2
68 Ruang kantor 3 m2 / orang 20 orang 3 x 20 60 m2
Gudang/ruang penyimpanan
5 m2 per unit 1 gudang per lantai
41 x 5 205 m2
Total perkiraan kebutuhan ruang staff/servis 331 m2 (Sumber : Analisa Pribadi dan Kompilasi Data)
3. Aktivitas pengunjung / tamu apartment
Dalam sebuah bangunan apartment, selain penghuni dan staff, terdapat pula kemungkinan terdapat tamu yang datang berkunjung untuk mengunjungi area komersial yang ada, maupun untuk mengunjungi kerabat ataupun saudara yang tinggal di apartment tersebut.
Diagram 5.5 Skema Aktivitas Pengunjung Apartment (Sumber : analisis pribadi dan kompilasi data)
Oleh karena itu, diperlukan ruang untuk menjembatani antara tamu dengan penghuni apartment, dan menjaga kesan privasi yang diperlukan oleh penghuni apartment lainya, sehingga tamu tersebut tidak mengganggu penghuni apartment lainya.
Intermediate space , yang merupakan salah satu prinsip utama filosofi simbiosis merupakan salah satu bentuk yang bisa diterapkan untuk membentuk ruang yang menjembatani privasi penghuni dengan public, yang dalam konteks ini adalah tamu pengunjung. Pembentukan intermediate space sendiri dapat diaplikasikan ke dalam beragam bentuk ruang. Fasilitas-fasilitas penunjang ,baik yang dijual ke tennant-tennant pengisi ruang komersial dalam apartment maupun fasilitas-fasilitas milik bersama penghuni apartment, dapat menjadi intermediate space yang menjembatani privasi penghuni dengan pengunjung apartment.
69 Tabel 5.4 Perkiraan Kebutuhan Ruang Penunjang
Ruang Standar Kapasitas Perhitungan Luas
Lobby 0,8 m2/orang 50 orang 0,8 x 50 40 m2 Ruang serba
guna
1 m2/orang 60 orang (1 x 60) + ruang penunjang dan sirkulasi 20%
160 m2
Musholla 0,5 m2/orang 100 orang 0,5 x 100 50 m2 Ruang tunggu 1 m2/orang 50 orang 1 x 50 50 m2 Mini market Minimal 60 m 2/
unit 2 unit 60 x 2 120 m2 Tennant lot 16 m2 (menyesuakan modul) / unit 15 unit 15 x 16 240 m2
Kafetaria 1 m2/orang 50 orang 1 x 50 50 m2 Total perkiraan kebutuhan luas ruang penunjang 710 m2
(Sumber : analisa pribadi dan kompilasi data) Tabel 5.5 Perkiraan Kebutuhan Ruang Penunjang Outdoor
Ruang Standar Kapasitas Perhitungan Luas
Kantin Area primer 10 m2/unit Area makan 5 m2/unit 7 unit 20 unit (4 kursi per unit) 10 x 7 5 x 20 70 m2 100 m2
Tempat parkir Parkir mobil 15 m2/unit Parkir motor 2 m2/unit 500 unit 150 unit 15 x 500 = 7500 m2 2 x 150 = 300 m2 7800 m2 Kolam renang, fasilitas penunjang lainya 1 m2 / orang 250 orang 250 x 1 250 m2
Total perkiraan kebutuhan ruang penunjang outdoor 8220 m2 (Sumber : analisa pribadi)
70
5.3.1.2 Zonasi
Zonasi, terutama pada area lantai tipikal apartment, dalam menerapkan prinsip filosofi symbiosis ke dalamnya, akan ada beberapa adaptasi, terutama dengan penambahan area komunal, yang mengikuti dengan budaya lokal, yaitu berupa area depan unit yang cukup luas. Koridor dalam bangunan apartment dengan prinsip filosofi symbiosis dibuat lebih lebar dari biasanya, dan menggunakan skema double-loaded corridor dengan area-area unit yang dalam tatananya “dilubangi” untuk digunakan sebagai ruang kantong komunal per-lantai, yang nantinya dapat diberi bukaan untuk memberikan kesan outdoor ke dalam koridor bangunan.
Diagram 5.6 Zonasi Lantai Tipikal (Sumber : analisa pribadi dan kompilasi data)
5.3.1.3 Pengelompokan Ruang
Pengelompokan ruang dengan fungsi yang mirip/sama dilakukan agar tercipta rasa nyaman dan aman dalam bangunan apartment. Fasilitas-fasilitas umum penunjang bangunan apartment harus didesain agar tidak mengganggu privasi penghuni lainya. Jenis-jenis ruang yang berada dalam apartment dapat dikelompokkan menjadi :
71 - Ruang unit hunian
- Ruang pengelola dan servis - Fasilitas penunjang dan komersial
Berikut gambaran dari pengelompokan ruang tersebut : 1. Ruang unit hunian
Diagram 5.7 Ruang Unit Hunian (sumber : analisa pribadi dan kompilasi data) Ruang unit hunian juga mesti mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu : - Kebutuhan jumlah ruang berdasar standar klasifikasinya
- Tipe unit hunian menentukan kelengkapan yang ada pada unit hunian
- Lama waktu kemungkinan tinggal dan jenis perjanjian kepemilikan apartment
2. Ruang pengelola dan servis
Ruang pengelola dan servis adalah ruang-ruang yang digunakan oleh pengelola dan merupakan penunjang keberlangsungan utilitas dan kenyamanan bangunan apartment.
72 Diagram 5.8 Ruang Pengelola dan Servis
(Sumber : analisa pribadi dan kompilasi data)
Keberadaan ruang-ruang pengelola dan servis juga bergantung dari jenis kepemilikan maupun sewa serta kelas apartment, sehingga tidak semua ruang tersebut pasti ada pada bangunan apartment.
3. Fasilitas penunjang milik bersama
Fasilitas penunjang bagi penghuni apartment meliputi fasilitas-fasilitas milik bersama, mulai dari fasilitas kesehatan dan olahraga, ruang-ruang komersial, dan taman bersama.
Diagram 5.9 Fasilitas Penunjang Milik Bersama (Sumber : analisa pribadi dan kompilasi data)
73 - Entrance
Berfungsi sebagai ruang penerima tamu pengunjung, dengan beberapa ketentuan yang mesti dipenuhi seperti kejelasan letaknya sehingga memudahkan sirkulasi, berhubungan langsung dengan resepsionis, serta memberikan kesan mengundang dan ramah bagi orang untuk masuk ke dalam bangunan. Entrance bila dikaitkan dengan prinsip filosofi simbiosis, dapat berfungsi sebagai intermediate space bagi ruang luar dan ruang dalam. Bagi area publik dengan area privat dan pembatas antara pengunjung dengan penghuni.
- Lobby
Lobby sendiri merupakan area transisi yang lebih dekat dengan area privat penghuni apartment. Lobby adalah intermediate space dari area luar setelah melalui entrance sebelum bisa masuk ke area yang lebih privat lagi milik penghuni apartment. Sebagai
intermediate space yang baik, lobby biasanya dilengkapi dengan fasilitas penunjang yang dapat digunakan juga oleh tamu pengunjung umum selain kerabat penghuni seperti lounge, cafe, bar, restauran, minimarket, dan fungsi retail lainya.
- Parking Lot
Parking lot yang ada pada apartment lebih mengutamakan untuk parking area penghuni apartment. Jumlah yang ada biasanya disesuaikan, dengan biasanya minimal satu unit apartment akan memiliki satu unit parkir, entah itu parkir untuk mobil maupun motor. Parkir penghuni apartment normalnya terletak di gedung parkir maupun basement bangunan apartment itu sendiri, dengan akses langusng ke lift. Biasanya terdapat pula area parkir luar untuk pengunjung untuk membatasi kemungkinan akses pengunjung yang tidak diinginkan ke area unit hunian apartment di lantai atas.
- Mini market
Minimarket merupakan salah satu fungsi penunjang yang cukup penting untuk berada dalam area apartment, dikarenakan kebutuhan penghuni untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Minimarket baiknya tidak berada terlalu jauh, dan malah baiknya, teritegrasi dengan bangunan apartment sehingga penghuni tidak perlu menempuh jarak yang terlalu jauh untuk menjangkau minimarket tersebut.
74 Restauran dan cafe merupakan sarana penunjang yang cukup penting dan sering digunakan oleh penghuni apartment. Sering terjadi ketika tamu penghuni bukanlah kerabat yang cukup dekat dengan penghuni, tamu tersebut akan dijamu di cafe ataupun restauran yang ada di area komersial apartment. Tidak semua penghuni apartment juga memiliki waktu untuk memasak, terlebih lagi kebiasaan penghuni apartment adalah pegawai kantoran kelas menengah atas yang memiliki kesibukan cukup tinggi, sehingga keberadaan restauran dan apartemen akan sangat menunjang kenyamanan penghuni tersebut.
- Kolam renang dan Fitness center
Fasilitas kebugaran yang biasa terdapat dalam bangunan apartment antara lain adalah kolam renang dan fitness center. Dua fasilitas penunjang ini biasanya dikelompokkan ke dalam area yang tidak jauh satu sama lainya. Fitness center selain merupakan gym, seringkali juga dilengkapi dengan fasilitas lainya seperti spa, suana dan lainya. Kamar ganti serta ruang bilas merupakan fasilitas servis yang mesti juga dimiliki di area ini.
- Children Playground
Untuk apartemen dengan target pasar keluarga, fasilitas children playground merupakan salah satu fasilitas yang wajib ada sebagai salah satu nilai jual dari apartment. Biasanya children playground terletak di luar bangunan dan menyatu dengan tata landscape, namun dapat juga dibentuk suatu children playground mini di area bangunan apartment.
- Ruang terbuka hijau
Ruang terbuka hijau merupakan salah satu hal yang wajib ada di kawasan bangunan apartment. Keberadaan RTH yang tertata dengan baik dalam landscape akan menambah nilai jual apartment dan merangsang kegiatan luar ruang bagi penghuni apartment.
5.3.1.4 Hubungan Antar Ruang
Hubungan antar ruang ditentukan oleh jenis kegiatan sebagai pembentuk jarak. Dalam prinsip filosofi simbiosis, hubungan ruang mesti terlihat jelas dan menyatu, namun tetap memperhatikan prinsip privasi masing-masing ruang jika dibutuhkan, yang mana tiap-tiap ruang yang membutuhkan privasi tinggi dapat disebut sebagai sacred zone. Pembentukan hubungan antar ruang dapat disimpulkan menjadi :
75 1. Jenis ruang yang saling berkaitan didekatkan satu sama lainya, dan ruang-ruang yang memiliki fungsi sama atau sejenis dibuat berdekatan, sehingga menciptakan suatu zonasi fungsi ruangan, seperti zona komersial, zona fasilitas kebugaran, dan lainya.
2. Hubungan ruang dapat secara langsung, tidak langsung, ataupun tersamar, sesuai dengan pertimbangan tingkat privasi yang dibutuhkan dari masing-masing ruang. Prinsip filosofi simbiosis sacred zone dan intermediate space akan mengakibatkan hubungan ruang tersebut dapat secara langsung maupun tersamar, namun dengan tetap terdapat konektivitas yang menghubungkan keduanya.
5.3.1.5 Konsep Pembentukan Ruang
Dalam pembentukanya dan penerapanya, pembentukan ruang dalam apartemen ini akan menjadi perpaduan antara ruang-dalam dan ruang-luar, sehingga meskipun unit-unit ini terlatak di atas, namun akan tetap terasa pembentukan ruang seperti tinggal di tanah, di bawah. Dengan pemasukan unsur alam dan unsur-unsur pemberi kesan outdoor
dalam bangunan, seperti pemberian tanaman dan lainya.
Gambar 5.1 Pembentukan Ruang (Sumber : archdaily.com / © Kaori Ichikawa)
76 Gambar 5.2 Pembentukan Ruang
(Sumber : archdaily.com / © Simon Wood)
5.3.2 Konsep Fisik Bangunan
Fisik bangunan yang dibahas dalam konsep ini meliputi bagaimana fasad terbentuk dan bagaimana hubungan antara bangunan dengan ruang luarnya. Ada 2 hal utama yang akan diguanakan dan ditekankan dalam konsep pembentukan fisik bangunan apartment dengan filosofi simbiosis ini, yaitu pembentukan open atrium sebagai
simbiosis antara ruang luar dan ruang dalam serta simbiosis antara privat dengan publik, serta double facade yang menggunakan bamboo lattice sebagai bahanya, menjadi penerapan simbiosis antar elemen material.
Open Atrium
Gambar 5.3 Open Atrium (Sumber : archdaily.com / © Nelson Kon)
77 Gambar 5.4 Open Atrium
(Sumber : www.kisho.co.jp)
Diagram 5.10 Open Atrium
(sumber : analisa pribadi)
Open atrium pada area entrance dibentuk untuk terbuka dan menjadi area pembatas antara ruang dalam dengan ruang dalam bangunan apartment. Open atrium
menjadi satu bagian yg ambigu dalam desain apartment. Ambigu dalam pengertian apakah atrium tersebut ruang privat ataukah publik, dimana daerah tersebut dapat digunakan oleh semua orang tanpa penjagaan yang ketat, namun merupakan milik dari bangunan apartment ini yang perawatanya ditanggung oleh biaya sewa penghuni apartment. Open atrium dapat menjadi area pertemuan pengunjung dengan penghuni
78 apartment tanpa perlu melewati entrance dan pos keamanan dalam bangunan apartment. Dalam desain apartment simbiosis sendiri, open atrium dapat menjadi simbiosis antara elemen alam dengan elemen bangunan, dengan mengintegrasikan beberapa tanaman ke dalam area ternaungi di open atrium itu sendiri.
Double Facade dengan menggunakan bamboo lattice
Gambar 5.5 Double Facade
(Sumber : archdaily.com/ © Michael Moran / OTTO )
Penambahan double facade pada bangunan apartment simbiosis, selain untuk menjadi shading dan memberikan naungan pada bangunan, juga dalam prakteknya akan memberikan penambahan privasi bagi penghuni apartment. Double facade yang berfungsi juga sebagai shading akan tetap memberikan efek transparan pada bangunan, dan pada area balkon, akan menambahkan sedikit kesan privasi dan pemisahan ruangan, namun tetap berhubungan.
79 Diagram 5.11 Double Facade dengan menggunakan bamboo lattice
(Sumber : analisa pribadi)
Penggunaan material bamboo sebagai elemen double facade adalah salah satu bentuk simbiosis antara elemen alam dengan elemen pabrik (semen, beton), sehingga akan menimbulkan kontras material bangunan apartment ini dan membentuk estetika yang berbeda dari apartment pada umumnya. Penggunaan material bambu juga dapat memeberikan keuntungan lain, yaitu dengan penempelan tanaman rambat pada elemen tersebut, sehingga akan membentuk simbiosis yang lain lagi, yaitu simbiosis antara bangunan dengan tanaman (unsur alam).
5.3.3 Konsep Sistem Bangunan
Sistem bangunan high-rise pada apartemen akan memiliki beberapa karakteristik yang sedikit berbeda dibandingkan dengan sistem bangunan high-rise lainya, dikarenakan apartemen merupkan unit hunian, dan mesti mewadahi kebutuhan dari fungsi unit hunian tersebut. Sistem-sistem bangunan tersebut antara lain adalah sistem pencahayaan, sistem penghawaan, sistem pencegah bencana kebakaran, dan sistem struktur bangunan.
80
5.3.3.1 Sistem Pencahayaan Bangunan
Sistem pencahayaan bangunan dapat dipecah menjadi 2 jenis, berdasarkan energi yang digunakan. Yaitu sistem pencahayaan alami, yang berasal dari sinar matahari, dan sistem pencahayaan buatan, yang biasanya menggunakan lampu sebagai sumber pencahayaan. Sistem pencahayaan alami dapat digunakan pada ruangan-ruangan umum dan hanya tersedia di siang hari selama matahari bersinar. Sedangkan sistem pencahayaan buatan dapat direkayasa keberadaanya dan dapat tersedia sepanjang hari selama masih terdapat energi untuk menyalakanya.
Jika mengacu pada aspek filosofi simbiosis, maka pencahayaan pada bangunan apartemen yang menggunakan prinsip filosofi simbiosis semestinya akan memaksimalkan penggunaan pencahayaan alami selama dimungkinkan. Namun, untuk memaksimalkan fungsi bangunan sebagai suatu unit hunian pula, pencahayaan buatan akan banyak digunakan juga.
Beberapa area akan didesain untuk menggunakan pencahayaan alami selama dimungkinkan. Area-area tersebut antara lain adalah : Lobby apartment, koridor sirkulasi apartment, dan tiap unit hunian apartment dalam desainya akan diharapkan mendapat pencahayaan alami selama maksimal, sehingga selama siang hari tidak akan perlu menggunakan pencahayaan buatan.
5.3.3.2 Sistem Penghawaan Bangunan
Sistem penghawaan bangunan sendiri merupakan sistem pemberi stabilitas udara dan temperatur ruangan untuk menghasilkan thermal comfort yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Sistem penghawaan bangunan berperan besar dalam kaitanya dengan tingkat kenyamanan pengguna bangunan. Apartment sebagai bangunan yang berfungsi sebagai hunian mesti memiliki sistem penghawaan bangunan yang baik sehingga menciptakan kenyamanan bagi penghuni apartment.
Pada dasarnya, seperti sistem pencahayaan, sistem penghawaan bangunan dibagi menjadi 2 tipe penghawaan, yaitu alami dan buatan. Kedua sistem tersebut dapat dan baik untuk digunakan pada bangunan apartment. Dalam kaitanya dengan prinsip filosofi simbiosis, seperti biasa, sebisa mungkin sistem penghawaan alami dimaksimalkan ke dalam desain bangunan apartment ini.
81 Penghawaan alami sendiri memanfaatkan sirkulasi udara pada lingkungan untuk mengoptimalkan suhu dalam ruangan. Sistem ini biasa terlihat dalam bentuk cross-ventilation dan penggunaan sifat udara dingin-udara panas dan aliranya. Penghawaan alami dalam bangunan apartment cocok digunakan secara maksimal ke dalam ruang-ruang umum seperti lobby, area semi-komersial, dan lainya yang digunakan bersama. Sistem penghawaan alami juga dapat digunakan dalam tiap unit hunianya, namun tetap mesti didukung oleh sistem penghawaan buatan, karena daerah Indonesia adalah daerah dengan tingkat humidity yang tinggi sehingga dibutuhkan usaha tambahan lainya untuk penciptaan thermal comfort dalam tiap unit apartment.
Sistem penghawaan buatan contoh paling mudahnya adalah sistem penghawaan dengan menggunakan Air Conditioning (AC). AC dapat menjaga dan mengatur temperature udara dalam suatu ruangan menjadi stabil dengan penambahan maupun pengurangan intensitas pendinginan sembari memperhatikan karakter kegiatan yang terjadi, kapasitas/besar ruangan, kelembaban serta pergerakan udara dalam ruang. Semakin panas temperature asli ruanganya, semakin besar energi yang dibutuhkan oleh AC untuk mendinginkanya ke suhu yang diinginkan.
Sistem penghawaan buatan menggunakan AC yang dapat digunakan pada bangunan apartment dapat menggunakan kedua tipe unit AC. AC central maupun AC split dapat saja digunakan ke dalam apartment, namun, dalam penggunaan AC central, mesti dipikirkan bahwa pengaturan suhu ruangan harus dapat dilakukan pada tiap unit hunian pula.
Sistem penghawaan buatan menggunakan AC pada bangunan apartment dapat diterapkan di semua ruang yang ada, namun sebagai penunjang konsep filosofi simbiosis, penggunaan AC diusahakan agar hanya menjadi pendukung bagi sistem penghawaan alami, terutama di area-area publik/semi-publik seperti lobby, restaurant, dan lainya.
5.3.3.3 Sistem Pencegah Bencana Kebakaran
Bangunan apartment merupakan bangunan yang rentan terhadap bencana kebakaran, terutama dengan banyaknya unit hunian yang ada. Namun, dalam desainya, suatu bangunan apartment meskipun rentan terhadapa kebakaran, mesti mampu untuk mencegah bencana tersebut dan mengevakuasi penghuninya secara cepat dari bangunan gedung. Dengan apartment sebagai bangunan unit hunian manusia, maka sangatlah
82 penting untuk memperhatikan sistem pencegah kebakaran pada bangunan apartment, karena nyawa manusialah yang menjadi pertaruhanya.
Cara yang dapat digunakan untuk mencegah bencana kebakaran dalam bangunan apartment antara adalah :
PENCEGAHAN PENANGGULANGAN
Memasang smoke detector di tiap unit kamar dan daerah-daerah strategis rawan kebakaran akibat konslet dan semacamnya seperti area genset dan area server sistem komunikasi.
Pengadaan tangga darurat. Penyediaan hydrant.
Penyediaan fire exthinguisher di tempat yang mudah di temukan dan rawan bencana kebakaran. Pemasangan sprinkler di tiap-tiap
unit kamar dan area-area rawan serta area-area strategis.
Tabel 5.6 Cara Pencegahan Kebakaran (Sumber : analisa pribadi dan kompilasi data)
5.3.3.4 Sistem Struktur Bangunan
Sistem struktur bangunan pada bangunan apartment ini menggunakan struktur bangunan high-rise dengan core utama dan kolom-kolom. Core utama berfungsi juga sebagai elevator shaft.
Dilatasi dilakukan untuk simplifikasi sistem struktur bangunan apartment dengan banyak massa. Bahan struktur bangunan sendiri, mengikuti dengan prinsip filosofi simbiosis, digunakan beton yang masih lazim dan paling banyak serta mudah ditemui di Indonesia untuk bahan bakunya.
Diagram 5.12 Core + Collumn dan Dillatation