PENGARUH KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI
TERHADAP KINERJA INDIVIDU (STUDI EMPIRIS PADA
PENGGUNA PAKET PROGRAM APLIKASI SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI DI INDONESIA)
SKRIPSI
Program Studi Akuntansi
Nama : ISTIANINGSIH NIM : 43207110021
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2009
PENGARUH KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI
TERHADAP KINERJA INDIVIDU (STUDI EMPIRIS PADA
PENGGUNA PAKET PROGRAM APLIKASI SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI DI INDONESIA)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA EKONOMI
Program Studi Akuntansi – Strata 1
Nama : ISTIANINGSIH NIM : 43207110021
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Mahasiswa : Istianingsih Nomer Mahasiswa : 43207110021 Program Studi : S1 Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Kepuasan Pengguna Akhir Sistem Informasi Terhadap Kinerja Individu
(Studi Empiris pada Pengguna Paket Program Sistem Informasi Akuntansi di Indonesia)
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah murni hasil karya sendiri. Apabila saya mengutip dari karya orang lain, maka saya mencantumkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Saya bersedia dikenai sanksi pembatalan skripsi ini apabila terbukti melakukan tindakan plagiat (penjiplakan).
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta, 20 Februari 2009
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Istianingsih Nomer Mahasiswa : 43207110021 Program Studi : S1 Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Kepuasan Pengguna Akhir Sistem Informasi Terhadap Kinerja Individu (Studi Empiris pada Pengguna Paket Program Sistem Informasi Akuntansi di Indonesia) Tanggal Ujian Skripsi : 20 Februari 2009
Disahkan oleh, Pembimbing,
Dr. Wiwik Utami Tanggal :
Dekan, Ketua Program Studi Akuntansi,
Dra. Yuli Harwani, M.M. Nurul Hidayah, S.E., Ak. M. Si. Tanggal: Tanggal :
LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
Skripsi Berjudul
PENGARUH KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI
TERHADAP KINERJA INDIVIDU (STUDI EMPIRIS PADA
PENGGUNA PAKET PROGRAM APLIKASI SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI DI INDONESIA)
Dipersiapkan dan Disusun oleh: ISTIANINGSIH
NIM : 43207110021
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 20 Februari 2009 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.
Ketua Penguji/Pembimbing Skripsi
Dr. Wiwik Utami
Anggota Dewan Penguji
Sri Rahayu, S.E., M.Ak.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi berjudul Pengaruh Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Terhadap Kinerja Individu (Studi Empiris pada Pengguna Paket Program Sistem Informasi Akunatansi di Indonesia). Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Dr. Wiwik Utami, Ak. M.S., untuk dedikasi beliau yang tinggi dalam meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini sampai selesai. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada :
1. Ibu Dra. Yuli Harwani, M.M., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana.
2. Ibu Dra. Nurul Hidayah, Ak. M.Si., selaku ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana.
3. Ibu Sri Rahayu, S.E., M.Ak. dan Bapak Marsyaf, S.E., Ak. selaku dewan penguji, atas saran-sarannya demi perbaikan skripsi ini.
4. Sivitas akademik Universitas Mercu Buana, Bapak/Ibu dosen, serta segenap staf pengajar yang telah memberikan kuliah yang sangat berharga dan berguna sebagai dasar penyusunan skripsi ini.
5. Keluarga tercinta Sukiyarto, anak-anakku yang manis: Bagaskara Estiarto dan Lintang Putri Estiarto, terimakasih untuk kasih sayang dan pengertiannya terutama selama proses kuliah dan penyusunan skripsi.
6. Ibundaku Hj. Siti Rahma B. untuk doa dan restunya, semua saudaraku keluarga besar Alm.S. Sastrodihardjo, yang selalu penuh pengertian.
7. Teman-teman s1 Akuntansi angkatan 11 program PKK UMB, untuk kebersamaan dan saling dukung dalam penyelesaian studi.
8. Teman-teman di UI: Mbak Liany Leo, Mbak Yeyek, Pak Sensi, Oskar Tjahjadi, dan mbak Salis, untuk bantuan yang luar biasa dalam proses mengumpulkan kuesioner.
9. Semua pihak yang yang namanya tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah banyak membantu menyusun skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja yang membaca, amin..
Jakarta, Februari 2009
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze factors that determine users’ satisfaction on information system and analyze impact of users’ satisfaction on individual performance. This study employs structural equation model (SEM) by applying modified DeLone and McLean (1992) model and Myers (1997) model. This study also test the validity and reliability of indicators of service quality and users’ satisfaction, by adding second order-confirmatory factor analysis (CFA).
This study analyzes data from questionnaires obtained from 204 respondents with various industrial background in Indonesia. Result of this study shows that system quality, information quality, and service quality have significant positive influence on the satisfaction of information systems’ users. This study also finds that users’ satisfaction significantly influence individual performance.
Keywords: service quality, system quality, information quality, user satisfaction, individual performance.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI………. i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI………. ii
LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI………. iii
KATA PENGANTAR………. iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI.……….. vii
DAFTAR TABEL……….. ix DAFTAR GAMBAR………. x DAFTAR LAMPIRAN………... xi BAB I PENDAHULUAN A B C D
Latar Belakang Masalah ……… Perumusan Masalah ...………….……… Tujuan dan Manfaat Penelitian ….……… Batasan Masalah ...
1 5 6 7
BAB II LANDASAN TEORI A B C D E F
Pengertian dan Ruang Lingkup SIA ………... Jenis-jenis Paket Program Aplikasi SIA ... Pertimbangan Pemakaian Paket Program Aplikasi SIA ... Keberhasilan Sistem Informasi………... Kepuasan Pengguna Sebagai Ukuran Keberhasilan Sistem Informasi .………... Penelitian Terdahulu ……….. 9 11 13 14 18 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A B C D E F G H Gambaran Umum ……..…….………... Metode Penelitian ……….... Hipótesis Penelitian ………. Definisi Operasional Variabel ………. Metode Pengumpulan Data ……… Jenis Data ……….. Populasi dan Sampel ………... Metode Analisis Data ………
27 28 32 35 43 44 44 45
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A
B C D
Deskriptif Statistik Obyek Penelitian………... Analisis Kecocokan Model Pengukuran ……… Analisis Kecocokan Model Struktural………. Analisis Hasil Pengujian ..……….
54 56 69 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A
B C
Kesimpulan ……… Implikasi Hasil Penelitian ………... Keterbatasan dan Saran Penelitian Lanjutan ...
82 83 84 DAFTAR PUSTAKA ………... 86
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Hubungan Antar Variabel dalam Penelitian Terdahulu 26
Tabel 3.1 Ringkasan Variabel Penelitian 42
Tabel 3.2 Rangkuman Nilai GOF 51
Tabel 4.1 Deskripsi Profil Responden 54
Tabel 4.2 Standardized Loading Factor dan Nilai t indikator kualitas layanan
59 Tabel 4.3 Standardized Loading Factor dan Nilai t first order Kualitas
Layanan
60 Tabel 4.4 Standardized Loading Factor dan Nilai t indikator Kepuasan
Pengguna
62 Tabel 4.5 Standardized Loading Factor dan Nilai t first order
Kepuasan Pengguna
63 Tabel 4.6 Standardized Loading Factor dan Nilai t Indikator Kualitas
Sistem
65 Tabel 4.7 Standardized Loading Factor dan Nilai t Indikator Kualitas
Informasi
66 Tabel 4.8 Standardized Loading Factor dan Nilai t Indikator Kinerja
Individu
67
Tabel 4.9 Nilai construct reliability dan variance extracted 69 Tabel 4.10 Perhitungan Nilai construct reliability dan variance extract 70
Tabel 4.11 Hasil Uji Kecocokan Keseluruhan Model 74
Tabel 4.12 Nilai t-value Setiap Hipotesa 77
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Model Keberhasilan Sistem Informasi DeLone dan
McLean (1992)
16 Gambar 2.2 Model Keberhasilan Sistem Informasi Myers (1997) 17
Gambar 3.1 Model Penelitian 30
Gambar 3.2 Model CFA Kualitas Layanan 31
Gambar 3.3 Model CFA Kepuasan Pengguna 31
Gambar 3.4 Hubungan Antar Variabel dan Hipotesa Penelitian 34
Gambar 3.5 Tahapan SEM 53
Gambar 4.1 Path Diagram second order CFA Indikator Kualitas Layanan
58 Gambar 4.2 Path Diagram first order CFA Indikator Kualitas
Layanan
60 Gambar 4.3 Path Diagram second order CFA Indikator Kepuasan
Pengguna
61 Gambar 4.4 Path Diagram first order CFA Indikator Kepuasan
Pengguna
63 Gambar 4.5 Path Diagram Indikator Kualitas Sistem Informasi 64 Gambar 4.6 Path Diagram Indikator Kualitas Informasi 66 Gambar 4.7 Path Diagram Indikator Kinerja Individu 67 Gambar 4.8 Path Diagram Model Keseluruhan 78
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian 90
Lampiran 2 Daftar Perusahaan Sampel 95
Lampiran 3 Syntax Untuk Menjalankan Pengujian 97
Lampiran 4 Hasil Pengujian 99
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelangsungan hidup perusahaan dewasa ini sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk bersaing di pasar. Kemampuan bersaing ini memerlukan strategi yang dapat mengoptimalkan seluruh kekuatan dan peluang yang ada, serta meminimalisir kelemahan dan menetralisasi hambatan yang dihadapi perusahaan. Fokus strategi manajemen organisasi bisnis saat ini lebih ditekankan pada kecepatan organisasi dalam memperoleh, mengolah dan mengalirkan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi semakin menjadi sumberdaya penting dalam organisasi yang merupakan pedoman manajemen dalam mengambil keputusan. Salah satu sumber informasi yang merupakan sarana untuk memperoleh keunggulan dalam persaingan bisnis ini, dapat diperoleh melalui sistem informasi akuntansi yang dimiliki.
Sistem informasi akuntansi yang efektif merupakan hal penting bagi perusahaan dalam menunjang keberhasilan perusahaan. Dengan memiliki sistem informasi akuntansi yang baik, maka perusahaan akan mampu memastikan keamanan dan ketersediaan data yang dibutuhkannya. Romney dan Steinbart (2006) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi akan dapat memberikan nilai tambah (value added) bagi organisasi bisnis. Nilai tambah ini diperoleh dari sistem informasi akuntansi perusahaan yang dapat menghasilkan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu untuk mendukung pelaksanaan aktivitas utama rantai nilai perusahaan secara lebih efektif dan efisien. Jika perusahaan tidak
memiliki Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang baik, perusahaan tidak akan dapat menyediakan informasi yang baik untuk para pemecah masalahnya (McLeod dan Schell, 2001).
Seiring dengan kemajuan dalam bidang teknologi komputer dan informasi dewasa ini, sistem informasi akuntansi juga telah berkembang menjadi sistem informasi akuntansi yang berbasisis komputer. Sistem Informasi Akuntansi yang terkomputerisasi memungkinkan pemakai laporan keuangan dapat melihat laporan keuangan setiap saat dengan lebih cepat dan akurat. Dengan bantuan komputer, data yang dicatat bahkan bukan hanya data keuangan saja, melainkan data lain seperti data pelanggan dan penjualan. Data non-keuangan dapat dianalisis untuk menghasilkan informasi non-keuangan yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan strategik dalam mencapai tujuan perusahaan. Penyajian informasi keuangan dan non-keuangan ini, dapat dilakukan dengan lebih mudah dengan adanya dukungan paket program sistem informasi akuntansi yang dewasa ini semakin banyak variasinya dan dapat diperoleh dengan mudah di pasaran.
Organisasi memiliki alternatif untuk memilih antara paket program sistem informasi akuntansi yang dijual dalam paket yang sudah jadi atau dapat memesan khusus sesuai dengan karakteristik perusahaan. Kemampuan masing-masing paket program ini sangat bervariasi mulai dari yang memiliki kapasitas rendah dengan aplikasi terbatas, hingga paket program sistem informasi akuntansi yang berkemampuan tinggi dan terintegrasi dengan sistem enterprise resource planning (ERP). Seberapapun kapasitas kemampuannya, paket program ini dimaksudkan
untuk mempermudah pekerjaan di bidang akuntansi sesuai dengan kapasitas dan karakteristik perusahaan.
Investasi yang terkait dengan teknologi informasi seperti pembelian paket program sistem infortmasi akuntansi ini sangat mahal sehingga perlu dipertimbangkan apakah investasi ini benar-benar dapat memberikan lebih banyak manfaat dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Seddon (1997) menyatakan bahwa penggunaan sistem informasi merupakan perilaku yang muncul akibat adanya keuntungan atas pemakaian sistem informasi tersebut. Perilaku yang ditimbulkan dari pemakaian sistem informasi ini dalam proses selanjutnya diharapkan akan memberi dampak terhadap kinerja individu. Keberhasilan sistem informasi suatu perusahaan tergantung bagaimana sistem itu dijalankan, kemudahan sistem itu bagi para pemakainya, dan pemanfaatan teknologi yang digunakan (Goodhue, 1995). Kepuasan pengguna akhir sistem informasi dapat dijadikan sebagai salah satu ukuran keberhasilan suatu sistem informasi (Doll dan Torkzadeh, 1988). Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kepuasan pengguna akhir sistem informasi serta bagaimana dampak kepuasan ini terhadap kinerja individu yang menggunakan sistem informasi, merupakan hal yang menarik untuk diteliti.
Doll dan Torkzadeh (1988) telah mengembangkan instrumen kapuasan pengguna akhir sebagai tolok ukur kesuksesan suatu sistem informasi yang telah banyak digunakan dalam penelitian mengenai sistem informasi. DeLone dan McLean (1992) mengemukakan tentang enam taksonomi yang menjadi tolok ukur keberhasilan sistem informasi. Keenam taksonomi tersebut adalah kualitas sistem
informasi, kualitas informasi, penggunaan sistem informasi, kepuasan pengguna akhir sistem informasi, dampak individual atas pemakaian sistem informasi, dan dampak organisasional penggunaan sistem informasi. Dalam papernya mengenai model komprehensif yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan sistem informasi, Myers (1997) menambahkan dua variabel untuk melengkapi model keberhasilan sistem informasi DeLone dan McLean (1992). Kedua variabel tersebut adalah kualitas layanan (service quality) dan dampak penggunaan sistem informasi terhadap kinerja kelompok (workgroup impact).
Penelitian yang menggunakan model keberhasilan sistem informasi dari model dasar DeLone dan McLean (1992) sudah cukup banyak. Penelitian-penelitian tersebut ada yang menggunakan keseluruhan dimensi dalam model, ada juga yang hanya menguji sebagian dari model. Penelitian tersebut antara lain Davis et.al (1989), Adams et.al.(1992), Chin dan Todd (1995), Iqbaria et.al.(1995), Iqbaria dan Zinatelly (1997), McGill, Hobbs, dan Klobas (2003), Bokhari (2005), Guimaraes, Staples dan McKeen (2007), Juhani Livari (2005). Berbagai penelitian tersebut memberikan hasil yang beragam. Sebagian hasil penelitian menunjukkan hasil yang signifikan, sementara penelitian lain ada yang hasilnya berbeda. Dengan adanya perbedaan antara berbagai hasil riset ini, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian ini.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna akhir paket program sistem informasi akuntansi. Selanjutnya penelitian ini juga akan menguji dampak dari kepuasan pengguna akhir paket program akuntansi terhadap kinerja individu penggunanya. Penelitian ini akan
menggunakan modifikasi sebagian taksonomi yang terdapat dalam model keberhasilan sistem informasi dari DeLone dan McLean (1992) dan model Myers (1997). Modifikasi ini dilakukan dengan menambahkan second order - confirmatory factor analysis (CFA) terhadap dua variabel laten yaitu kualias layanan dan kepuasan pengguna sistem informasi. Analisis atas data penelitian akan dilakukan dengan menggunakan structural equation model (SEM).
B. Perumusan Masalah
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan pengguna akhir paket program sistem informasi akuntansi dan menguji apakah kepuasan pengguna akan berdampak terhadap kinerja individu. Permasalahan penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah kualitas layanan yang diberikan oleh penyedia paket program sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna akhir paket program sistem informasi akuntansi?
2. Apakah kualitas sistem informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna akhir paket program sistem informasi akuntansi?
3. Apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna akhir paket program sistem informasi akuntansi?
4. Apakah kepuasan pengguna akhir paket program sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap kinerja individu?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini disusun dalam tujuan umum dan tujuan khusus. a. Tujuan Umum
Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna akhir paket program sistem informasi akuntansi dan dampak dari kepuasan pengguna akhir terhadap kinerja individu pengguna paket program sistem informasi akuntansi.
b. Tujuan Khusus
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk :
1) Menguji pengaruh kualitas layanan yang diberikan penyedia paket program sistem informasi akuntansi terhadap kepuasan pengguna akhir sistem informasi.
2) Menguji pengaruh kualitas sistem informasi terhadap kepuasan pengguna akhir paket program sistem informasi akuntansi.
3) Menguji pengaruh kualitas informasi yang dihasilkan paket program sistem informasi akuntansi terhadap kepuasan pengguna akhir sistem informasi.
4) Menguji pengaruh kepuasan pengguna akhir terhadap kinerja individu pengguna paket program sistem informasi akuntansi.
2. Manfaat Penelitian
a. Memperkaya literatur yang sudah ada tentang pengukuran keberhasilan paket program sistem informasi akuntansi terutama pengukuran faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna akhhir sistem informasi dan dampak kepuasan terhadap kinerja pengguna akhir sistem informasi di Indonesia.
b. Memberikan sumbangan pemikiran dan wawasan bagi para pengguna paket program sistem informasi akuntansi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi paket program tersebut. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pandangan mengenai kondisi-kondisi penting yang menentukan keberhasilan implementasi dan pengembangan paket program sistem informasi akuntansi di masa mendatang.
c. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan tentang karakteristik paket program sistem informasi akuntansi dan pengaruhnya terhadap kinerja individu dalam organisasi.
D. Batasan Masalah
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan penggna akhir paket program sistem informasi akuntansi dan dampak kepuasan pengguna akhir tehadap kinerja individu. Agar tujuan penelitian ini dapat tercapai, maka peneliti perlu melakukan pembatasan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mengukur faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pengguna akhir paket program sistem informasi akuntansi yang digunakan oleh perusahaan dan dampaknya terhadap kinerja individu, penelitian ini hanya melihat dari persepsi pemakai.
2. Model yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari model keberhasilan sistem informasi dari DeLone dan McLean (1992) dan Myers (1997) dengan modifikasi dan pembatasan pada mainstream model yang disesuaikan dengan tujuan penelitian.
3. Penelitian ini dilakukan untuk perusahaan yang menggunakan paket program sistem informasi akuntansi apa saja, tanpa pembatasan pada jenis paket program aplikasi tertentu misalnya paket prograam ERP. Penelitian ini juga tidak membandingkan kualitas antar paket program sistem informasi akuntansi dari penyedia paket dengan merek tertentu.
4. Obyek utama penelitan ini adalah individu yang menggunakan paket program sistem informasi akuntansi berbasisis komputer, karena itu sampel responden yang diambil tidak dibatasi pada perusahaan jenis tertentu ataupun pada skala ukuran perusahaan tertentu. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar cukup tersedia responden untuk sampel penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian dan Ruang lingkup SIA
Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya, dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen (McLeod dan Schell, 2001). Manajemen pada dasarnya membutuhkan informasi tentang :
1. Jumlah pendapatan dan beban yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu. 2. Posisi keuangan perusahaan, yang meliputi aktiva, kewajiban, dan ekuitas
pada suatu saat tertentu.
3. Berbagai informasi manajerial lain yang terinci sebagai pendukung informasi mengenai pendapatan, beban, aktiva, kewajiban, dan ekuitas seperti misalnya informasi mengenai penjualan, piutang, pembelian, utang dan lainnya.
4. Informasi lain yang harus disajikan kepada stakeholder atau berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, misalnya instansi pajak, bank kreditur, pemegang saham, dan lainnya.
Sistem Informasi Akuntansi digunakan untuk menggambarkan sistem yang memproses aplikasi pengolahan data perusahaan. Pengolahan data yang dilakukan SIA, mengikuti prosedur yang relatif standar, menangani data yang rinci, dan terutama berfokus pada data historis. SIA membantu pemecahan masalah melalui
laporan standar yang dihasilkan yang mengikhtisarkan kondisi finansial perusahaan dan menyediakan data base yang besar (McLeod dan Schell, 2001). Sistem Informasi Akuntansi juga berperan sebagai pengaman harta kekayaan perusahaan. Dengan adanya unsur pengendalian atau pengecekan dalam sistem akuntansi, berbagai kecurangan, penyimpangan, dan kesalahan, dapat dihindarkan atau dilacak sehingga dapat diperbaiki (Widjajanto, 2001).
Perkembangan teknologi informasi dalam bidang akuntansi telah banyak membantu meningkatkan sistem informasi akuntansi. Peningkatan penggunaan teknologi komputer sebagai salah satu bentuk teknologi informasi telah banyak mengubah pemrosesan data akuntansi secara manual menjadi otomatis. Dengan otomatisasi atau sistem informasi yang berdasarkan pada komputer berbagai fungsi dapat dilakukan secara tepat dan cepat (Daljono, 1999). Sebagai bentuk sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi, paket program sistem informasi (software) akuntansi merupakan alternatif solusi bagi manajemen untuk memenuhi kebutuhan organisasi dalam hal sistem informasi.
Mengingat fungsi SIA yang demikian penting dan dengan berkembangnya teknologi informasi, mendorong berkembangnnya SIA menjadi sistem informasi perusahaan. Sistem informasi perusahaan (enterprise information system) adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang dapat melakukan semua tugas akuntansi standar bagi semua unit organisasi secara terintegrasi dan terkoordinasi (McLeod dan Schell, 2001). Sistem ini mengakumulasi semua data transaksi akuntansi dari bagian manufaktur, penjualan, pembelian, sumber daya manusia, dan berbagai fungsi bisnis lain. Untuk memenuhi kebutuhan akan sistem ini, para
pengembang perangkat lunak telah menciptakan berbagai macam paket program sistem informasi akuntansi yang dapat diperoleh dengan mudah oleh perusahaan sesuai dengan karakteristik dan kemampuan perusahaan.
B. Jenis-jenis Paket Program Aplikasi SIA
Terdapat beberapa pilihan atas paket program sistem informasi akuntansi yang dapat menjadi alternatif untuk diimplementasikan dalam perusahaan. Secara umum, dilihat dari segi pembuatannya, paket program ini dapat dikategorikan menjadi dua golongan yaitu paket program yang dirancang khusus dan paket program yang sudah dibuat dalam bentuk jadi yang bisa langsung dibeli di pasaran.
1. Paket Program Aplikasi Jadi
Kegiatan-kegiatan seperti akuntansi gaji, depresiasi aktiva tetap, dan transaksi bisnis lain banyak yang bersifat standar dengan tingkat pemakaian luas. Paket program aplikasi jadi dibuat untuk tugas pemrograman perusahaan yang terstandarisasi sehingga berfungsi sama antara satu bisnis dengan bisnis lain. Paket program aplikasi jadi ini disebut juga packaged application software dan of-the-shelf application software diproduksi oleh pemasok dan dijual kepada pemakai (McLeod dan Schell, 2001). Untuk menggunakannya, pemakai hanya perlu meng-install perangkat lunak tersebut pada perangkat keras dengan sedikit atau bahkan tanpa modifikasi. Software ini umumnya memungkinkan pemakainya membuat beberapa penyesusaian kecil namun berarti yang berkaitan dengan
kemampuan aplikasi tersebut. Pembeli dapat membuat penyesuaian pada perangkat lunak jadi tanpa mengubah intinya (Widjajanto, 2001).
Perangkat lunak jadi memiliki dua keunggulan penting yaitu ketersediaan dan harga. Dari sisi ketersediaan, perusahaan bisa langsung membeli tanpa harus menunggu waktu lama untuk membuatnya. Sedangkan dari sisi harga, perangkat lunak jadi lebih murah daripada perangkat lunak pesanan. Untuk bisnis kecil dan menengah dengan jumlah transaksi tertentu bisa memilih software yang sesuai untuk skala bisnis mereka. Paket program sistem informasi akuntansi yang merupakan paket program aplikasi jadi yang dapat digunakan pada bisnis kecil dan menengah ini misalnya MYOB, DacEasy Accounting, Accurate, Fina, dan sebagainya.
Untuk perusahaan besar dengan skala transaksi dalam jumlah yang besar dan sering, tersedia paket software aplikasi yang menggunakan sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Sistem ERP merupakan sistem yang memungkinkan manajemen atas seluruh sumberdaya perusahaan secara keseluruhan.
2. Paket Program Aplikasi Pesanan
Adakalanya suatu operasi bisnis memiliki operasi yang tidak serupa dengan bisnis lain. Bisa juga operasinya serupa tetapi suatu bisnis tertentu tetap ingin mengembangkan perangkat lunak aplikasinya sendiri untuk memanfaatkan beberapa ciri khusus operasi bisnisnya. Perusahaan demikian memerlukan sistem informasi akuntansi yang tidak sama dengan perusahaan lain dan software yang juga berbeda. Perusahaan perangkat lunak tidak dapat membuat paket program
perusahaan tersebut, kecuali jika dipesan, karena skala ekonominya tidak mencukupi (Widjajanto, 2001) .
Untuk kasus seperti ini perusahaan dapat menugaskan programmernya sendiri atau kelompok konsultan programer untuk membuat perangkat lunak aplikasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Perangkat lunak yang dibuat ini disebut perangkat lunak aplikasi pesanan (McLeod dan Schell, 2001). Kelebihan utama perangkat lunak jenis ini adalah sesuai dengan karakteristik perusahaan dan relatif dapat memenuhi hampir semua kebutuhan pemakainya (McLeod dan Schell, 2001).
C. Pertimbangan Pemakaian Paket Program Akuntansi
Penerapan teknologi dalam sistem informasi perusahaan hendaknya mempertimbangkan pemakai sistem teknologi yang diterapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan tugas dan kemampuan pemakai. Apabila teknologi yang diterapkan dalam sistem informasi tidak tepat atau tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh individu pemakainya, maka sistem informasi kurang memberikan manfaat dalam meningkatkan kinerja individual. Secara umum juga telah diketahui bahwa investasi dalam paket program sistem informasi sangat mahal, sehingga perlu berbagai pertimbangan dalam memutuskan untuk mmemilih suatu paket program tertentu.
McLeod dan Schell (2001) menyatakan beberapa hal yang dapat dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menggunakan salah satu paket
program akuntansi. Beberpa perttimbangan tersebut antara lain dijelaskan sebagai berikut:
1. Kelayakan ekonomis
Dari segi kelayakan ekonomis berarti perusahaan harus mempertimbangkan analisa biaya-manfaat dari pemilihan software akuntansi. Jika dari hasil analisa ternyata manfaat yang didapatkan akan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan, berarti sistem layak diimplementasikan.
2. Kelayakan operasional
Kelayakan operasional meliputi apakah sistem informasi dapat dioperasionalkan dalam organisasi. Faktor sumberdaya manusia dan standar yang berlaku akan mempengaruhi keberhasilan proses operasionalisasi ini. 3. Kelayakan teknis
Kelayakan teknis meliputi apakah sistem memenuhi persyaratan teknis untuk diimplementasikan. Hal ini meliputi misalnya jumlah komputer yang diperlukan, jenis mainframe yang digunakan dan sebagainya.
4. Kelayakan waktu
Dari sisi kelayakan waktu perlu dipertimbangkan karena untuk memilih salah satu software akan memerlukan waktu implementasi yang berbeda.
D. Keberhasilan Sistem Informasi
Penerapan suatu sistem dalam perusahaan dihadapkan kepada dua hal, apakah perusahaan mendapatkan keberhasilan penerapan sistem atau kegagalan sistem, (Montazemi, 1988). Sementara itu Myers et.al (1997) menyatakan bahwa
pengukuran keberhasilan sistem informasi sangat penting bagi organisasi. Konsep keberhasilan sistem informasi merupakan suatu konsep yang digunakan dalam berbagai riset sebagai kriteria dasar untuk mengevaluasi sistem informasi (Rai et.al 2002). Sementara itu, Doll dan Torkzadeh (1988) menyatakan bahwa kepuasan pengguna akhir sistem informasi dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan suatu sistem informasi. Kepuasan pengguna akhir ini kemudian menjadi bagian dalam pengembangan model keberhasilan sistem informasi selanjutnya.
DeLone dan McLean (1992) menyampaikan taksonomi mengenai enam faktor yang menjadi dasar pengukuran keberhasilan sistem informasi. Keenam kategori tersebut adalah kualitas informasi (information quality), kualitas sistem informasi (system quqlity), intensitas penggunaan sistem informasi (system use), kepuasan pengguna akhir sistem informasi (end user satisfaction), dampak individual (individual impact), dan dampak organisasional (organizational impact) dari sistem informasi.
Model yang dikembangkan DeLone dan McLean (1992) ini selanjutnya dikenal dengan istilah Information System (IS) success Model. Model ini telah banyak digunakan sebagai referensi dalam penelitian sistem informasi (Livari, 2005). Hubungan dari masing-masing kategori yang menjadi pengukur keberhasilan sistem informasi dalam model DeLone dan McLean (1992) ini ditunjukkan dalam gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1
Model Keberhasilan Sistem Informasi DeLone dan McLean (1992).
Dalam modelnya ini DeLone dan McLean (1992) menggambarkan bahwa kualitas suatu sistem informasi akan ditentukan oleh karakteristik dari kualitas yang dimiliki oleh sistem itu sendiri (system quality), kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem tersebut (information quality), frekuensi penggunaan sistem informasi dan output yang dihasilkan ( system use), respon dari pengguna sistem informasi terhadap sistem yang digunakannya (user satisfaction), pengaruh sistem informasi terhadap perilaku pegguna (individual impact), serta pengaruh sistem informasi terhadap kinerja organisasi (organizational impact). Dalam model tersebut, system use merupakan variabel intervening antara variabel system quality dengan variabel individual impact.
Myers (1997) mengajukan model yang menurutnya merupakan model keberhasilan sistem informasi yang lebih komprehensif. Myers (1997) menambahkan dua variabel pelengkap model keberhasilan sistem informasi dari
System Quality Information Quality User Satisfaction Organizational Impact System use Individual Impact
DeLone dan McLean (1992). Kedua variabel tersebut adalah service quality dan workgroup impact. Variabel service quality ditempatkan sejajar dengan system quality dan information quality. Sementara variabel workgroup impact menjadi variabel intervening untuk pengaruh variabel individual impact terhadap variabel organizational impact.
Gambar 2.2
Model Keberhasilan Sistem Informasi Myers (1997)
Penelitian ini akan menggunakan modifikasi model yang dikemukakan DeLone dan McLean (1992) dan model Myers (1997). Variabel-variabel yang dijadikan sebagai indikator keberhasilan sistem informasi dalam penelitian ini adalah kualitas layanan, kualitas sistem informasi, kualitas informasi, kepuasan pengguna akhir, dan variabel kinerja individu. Penelitian ini akan melakukan suatu konfirmasi atas faktor-faktor yang secara teoritis mempengaruhi keberhasilan sistem informasi dalam penelitian ini yaitu paket program sistem informasi akuntansi (software akuntansi)
System Quality Information Quality User Satisfaction Organizational Impact System Use Individual Impact Service Quality Workgroup Impact
E. Kepuasan Pengguna Sebagai Ukuran Keberhasilan Sistem Informasi Kepuasan pemakai terhadap suatu sistem informasi adalah bagaimana cara pemakai memandang sistem informasi secara nyata, tapi tidak pada kualitas sistem secara teknik (Guimaraes, Staples, dan McKeen, 2003). Dalam literatur penelitian maupun dalam praktek, user satisfaction seringkali digunakan sebagai ukuran pengganti dari efektivitas sistem informasi (Melone, 1990). Doll dan Torkzadeh (1988) mendefinisikan end-user satisfaction sebagai “affective attitude towards a specific computer application by someone who interacts with the application directly.” Doll dan Torkzadeh (1988) mengggunakan survey terhadap 618 responden untuk meneliti mengenai user satisfaction dengan memodifikasi instrumen dan faktor analisis. Penelitiannya menghasilkan 12 item instrumen pengukuran user satisfaction atas kualitas sistem dan informasi, yang didapatkan dari pemakai akhir sistem informasi. Duabelas item yang dihasilkan tersebut, terbagi dalam lima komponen yaitu content, accuracy, format, ease of use, dan timeliness. Doll dan Torkzadeh (1988) telah membuktikan validitas dan realibilitas instrumen-instrumen ini.
Penelitian Somers, Nelson, dan Karimi (2003) juga melakukan pengujian atas validitas dan reliabilitas dari dimensi pengukur kepuasan pengguna sistem informasi yang dibangun Doll dan Torkzadeh (1988) tersebut. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa seluruh item yang terdapat dalam instrumen kepuasan pengguna memiliki validitas dan reliabilitas yang meyakinkan untuk mengukur keberhasilan suatu sistem informasi. Penelitian di Indonesia atas instrumen kepuasan pengguna sistem informasi juga telah dilakukan oleh
Istianingsih (2007) dan Istianingsih dan Wijanto (2008). Hasilnya menunjukkan bahwa validitas dan reliabilitas dari semua instrumen dari Doll dan Torkzadeh (1988) ini dapat diterapkan untuk penelitian di Indonesia karena memiliki validitas dan reliabilitas yang baik.
McHaney dan Cronan (2001) melakukan pengujian untuk membandingkan dua ukuran yang dianggap dapat mewakili ukuran keberhasilan sistem informasi yaitu technology acceptance model (TAM) dan end user computing satisfaction (EUCS). Instrumen TAM pertama kali dibangun oleh Davis (1989), sementara EUCS yang diuji oleh McHaney dan Cronan (2001) ini adalah usuran kepuasan pengguna yang diajukan oleh Doll dan Torkzadeh (1988). Hasil pengujian mereka menunjukkan bahwa kepuasan pengguna memiliki validitas dan reliabilitas yang lebih tinggi dalam merepresentasikan keberasilan sistem informasi.
McGill, Hobbs, dan Klobas (2003), melakukan pengujian empiris terhadap keseluruhan dimensi dalam model keberhasilan sistem informasi dari DeLone dan McLean (1992). Pengujian mereka dilakukan pada lingkungan user yang sekaligus menjadi developer system. Mereka memodifikasi dimensi dalam model keberhasilan sistem informasi dengan memisahkan dimensi system quality menjadi dua bagian yaitu subjective dan objective. Peniliaian subyektif disebut sebagai perceived system quality dan penilaian obyektif adalah system quality. Hasil pengujian mereka menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perceived information quality dengan user satisfaction dan antara perceived system quality dengan user satisfaction, antara user satisfaction dengan intended use serta antara user satisfaction dengan perceived individual impact.
Dari empat hubungan yang signifikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dampak yang timbul dalam lingkungan user development system aplikasi semuanya dimediasi oleh kepuasan pengguna akhir (end user satisfaction). Perceived system quality dan perceived information quality akan meningkatkan user satisfaction. User satisfaction ini kemudian akan meningkatkan keinginan untuk menggunakan sistem atau system use dari sistem aplikasi tersebut. User satisfaction ini juga akan mempengaruhi secara positif bagi individu yang menggunakan sistem aplikasi tersebut (individual impact). Hasil pengujian McGill et al. (2003) ini menunjukkan bahwa kepuasan pengguna akhir suatu sistem informasi memainkan peranan signifikan dalam menentukan penggunaan sistem aplikasi.
F. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu telah membuktikan adanya hubungan antar variabel yang digunakan dalam penelitian mengenai keberhasilan sistem informasi terkait dengan kepuasan pengguna. Akan tetapi masih terdapat celah untuk melakukan penelitian karena di antara hasil-hasil penelitian sebelumnya ternyata masih terdapat inkonsistensi dalam hal pola hubungan dari variabel-variabel yang diuji. Berikut ini beberapa hasil penelitian sebelumnya yang menjadi landasan penelitian ini.
1. Kualitas Layanan dan Kepuasan Pengguna
Kualitas layanan merupakan persepsi pengguna atas jasa yang diberikan oleh penyedia paket program aplikasi akuntansi. Pada awalnya ukuran kualitas
layanan ini didesain untuk mengukur kepuasan pelanggan oleh Parasuraman, Zeithaml,dan Berry (1985). Mereka mendefinisikan kualitas layanan sebagai perbandingan antara harapan pelanggan dan persepsi mereka tentang kualitas layanan pelanggan yang diberikan. Watson, Pitt, dan Kavan (1998) merupakan peneliti pertama yang menerapkan kualitas layanan ini dalam riset sistem informasi.
Ketingger dan Lee (1994) melakukan pengujian dengan membandingkan validitas dan reliabilitas instrumen kualitas layanan dan kepuasan pengguna. Hasilnya menunjukkan bahwa antara kedua variabel ini secara umum ádalah mutually exclusive dan complementary. Atas dasar hal ini dalam model keberhasilan sistem informasi yang dibangun, Myers (1997) menyarankan perlunya menambahkan variabel kualitas layanan dalam mengukur keberhasilan suatu sistem informasi.
Dengan menggunakan instrumen pengukuran kualitas layanan yang dibangun oleh Parasuraman et al. (1985), Jiang, Klein, dan Crampton (2000) menguji hubungan antara kualitas layanan dan kepuasan pengguna akhir sistem informasi. Dalam penelitiannya, Jiang et al.(2000) juga menguji validitas dan reliabilitas instrumen kualitas layanan dan kepuasan pengguna ini dengan second order CFA. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa instrumen pengukuran untuk kualitas layanan yang memiliki empat dimensi yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty ini memiliki validitas yang baik untuk digunakan dalam riset sistem informasi. Akan tetapi mereka justru menemukan adanya hubungan negatif antara kedua variable ini.
2. Kualitas Sistem Informasi dan Kepuasan Pengguna
Kualitas sistem informasi merupakan karakteristik dari informasi yang melekat mengenai sistem itu sendiri (DeLone dan McLean (1992). Kualitas sistem informasi juga didefinisikan Davis et.al (1989) dan Chin dan Todd (1995) sebagai perceived ease of use yang merupakan tingkat seberapa besar teknologi komputer dirasakan relatif mudah untuk dipahami dan digunakan. Hal ini memperlihatkan bahwa jika pemakai sistem informasi merasa bahwa menggunakan sistem tersebut mudah, mereka tidak memerlukan effort banyak untuk menggunakannya, sehingga mereka akan lebih banyak waktu untuk mengerjakan hal lain yang kemungkinan akan meningkatkan kinerja mereka secara keseluruhan. Dalam pengujiannya, Seddon dan Kiew (1996) menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara system Quality dan User Satisfaction.
Pengujian empiris lain mengenai hubungan antara kualitas sistem informasi dan kepuasan pengguna juga dilakukan oleh McGill et al. (1998). Penelitian mereka dilakukan pada lingkungan dimana user adalah juga merupakan developer suatu sistem. Mereka tidak melakukan pengujian menyeluruh terhadap semua dimensi dari IS succsess model, melainkan hanya sebagian saja yaitu bagian upstream dari model tersebut. Mereka menghipotesakan hubungan antara system quality dengan user satisfaction tidak berkorelasi positif apabila user tidak merangkap sebagai developer suatu sistem dan akan berkorelasi negatif kalau user adalah juga sekaligus sebagai developer sistemnya. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, mereka menyimpulkan bahwa ternyata terdapat hubungan positif antara
system quality dengan user satisfaction apabila user tersebut tidak merangkap sebagai developer system. Kesimpulan berikutnya dari pengujian mereka adalah bahwa ternyata tidak terdapat hubungan yang signifikan antara system quality dengan user satisfaction apabila user merangkap sebagai developer system.
3. Kualitas Informasi dan Kepuasan Pengguna
Kualitas informasi merupakan kualitas output yang berupa informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang digunakan (Rai et al., 2002). Beberapa dimensi untuk menilai mengenai kualitas iformasi ini adalah: authenticity, accuracy, completeness, uniqueness (nonredudancy), timeliness, relevance, comprehensibility, precision, conciceness, dan informativeness (Weber, 1999). Semakin baik kualitas informasi, akan semakin tepat pula keputusan yang diambil. Apabila informasi yang dihasilkan tidak berkualitas, maka akan berpengaruh negatif pada kepuasan pemakai. Seddon dan Kiew (1996) telah melakukan pengujian mengenai pengaruh dari kualitas informasi ini terhadap kepuasan pengguna sistem informasi. Hasil pengujian mereka menunjukkan bahwa kualitas informasi berhubungan positif dengan kepuasan pengguna akhir sistem informasi.
4. Kepuasan Pengguna dan Kinerja Individu
Dampak pemakaian suatu sistem informasi terhadap individu pengguna (individual impact) didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerjanya (Davis,
1989). Sementara itu, Seddon (1997) mendefinisikan kinerja individu ini sebagai pendapat pengguna atas sistem aplikasi khusus yang digunakan dalam meningkatkan kinerja mereka di dalam organisasi. Davis (1989) juga melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan skala pengukuran yang valid untuk mengukur individual impact yang terkait dengan kinerja individu yang menggunakan sistem informasi ini.
Ukuran kinerja individu yang diajukan Davis (1989) ini terdiri dari 6 indikator. Keenam indikator tersebut adalah Accomplish task more quickly, Improve job performance, Increase productivity, Increase effectiveness on job, Easier undertake task, Useful in job. Dua dari keenam dimensi yang menjadi indikator dari kinerja individu ini sama dengan yang dikemukakan oleh Weber (1999). Dua dimensi pengukuran dari dampak penggunaan sistem informasi terhadap individu yang menggunakannya dinyatakan oleh weber (1999) sebagai task accomplishment dan quality of working life.
Hubungan antara kepuasan pengguna akhir sistem informasi dengan kinerja individu ini telah diuji oleh DeLone dan McLean (1992) dalam model keberhasilan sistem informasi yang mereka buat. Mereka menyatakan bahwa antara dampak penggunaan sistem informasi terhadap kinerja individual dengan tingkat kepuasan pemakai (user satisfaction) memiliki hubungan yang sifatnya timbal balik (reciprocal). Sementara menurut Seddon (1997) dalam model keberhasilan sistem informasi yang diajukan sebagai sanggahan atas model DeLone dan McLean (1992), tidak menyebutkan bahwa kedua varuabel ini berhubungan timbal balik. Seddon (1997) menyatakan bahwa dampak dari
penggunaan sistem informasi yang berupa meningkatnya kinerja individu, akan mempengaruhi tingkat kepuasan pemakai. Akan tetapi mereka tidak menguji pengaruh dari kepuasan pengguna terhadap kinerja individu.
Rai et al., (2002) meneliti hubungan antara peningkatan kinerja pengguna akhir sistem informasi dan kepuasan pengguna dengan menggunakan tiga model keberhasilan sistem informasi. Ketiga model tersebut adalah model keberhasilan sistem informasi DeLone dan McLean (1992), model Seddon (1997), dan Model Seddon (1997) yang dimodifikasi. Hasil penelitiannya menunjukkan manfaat atau dampak penggunaan sistem informasi ini berpengaruh terhadap user satisfaction.
Livari (2005), melakukan penelitian mengenai keberhasilan sistem informasi yang baru diterapkan terhadap pengguna sistem informasi di satu organisasi yang bersifat mandatory. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan seluruh dimensi dalam model keberhasilan sistem informasi dari DeLone dan McLean (1992). Hasil penelitiannya untuk hubungan variabel individual impact dengan user satisfaction menunjukkan adanya pengaruh positif dari kedua variabel tersebut.
Tabel 2.1
Hubungan Antar Variabel dalam Penelitian Terdahulu
Peneliti Variabel Yang Diteliti Hasil Penelitian
DeLone dan McLean (1992)
Kualitas sistem, kualitas informasi, dampak individual, kepuasan pengguna, penggunaan sistem, dampak organisasional
Menyatakan bahwa keenam variabel merupakan taksonomi pengukur keberhasilan sistem informasi.
Seddon (1997) Ease of use, information quality, perceived
usefulness, system use, user satisfaction
Memberikan model keberhasilan sistem informasi baru yang merupakan pembenahan atas model keberhasilan sistem informasi Delone dan McLean (1992).
Myers et al. (1997)
Kualitas layanan, koalitas sistem, kualitas informasi, kepuasan pengguna, dampak individual, dampak pada kelompok kerja, dampak organanisasional.
Mengajukan model keberhasilan sistem informasi yang lebih komprehensif berdasarkan model DeLone dan Malean (1992).
Jiang et al. (2000) Kualitas Layanan, Kepuasan Pengguna
Sistem Informasi
Kualitas layanan berhubungan negatif dengan kepuasan pengguna system informasi
Seddon dan Kiew (1996), McKiney et al., (2002), Rai et al., (2002), McGill et al., (2003), Almutairi dan Subramanian (2005), Livari (2007).
Kualitas sistem informasi, kepuasan pengguna sistem informasi.
Kualitas sistem informasi berhubungan positif dengan kepuasan pengguna.
Seddon dan Kiew (1996), McKiney et al., (2002), Rai et al., (2002), McGill et al., (2003), Almutairi dan Subramanian (2005), Livari (2007).
Kualitas informasi, kepuasan pengguna sistem iformasi.
Kualitas informasi berhubungan positif dengan kepuasan pengguna.
Rai et al. (2002) ; Livari (2007). Kepuasan pengguna akhir sistem informasi akuntansi, kinerja pemakai.
Kepuasan pengguna berpengaruh positif terhadap kinerja pengguna sistem informasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum
Penelitian ini ditujukan untuk menguji sejauh mana kinerja para pengguna paket program aplikasi akuntansi ini sebagai dampak dari kepuasan mereka atas kualitas layanan, kualitas sistem, dan kualitas informasi yang dihasilkan sistem informasi yang mereka gunakan. Obyek penelitian yang menjadi unit analisis penelitian ini adalah individu pengguna akhir paket program sistem informasi akuntansi yang bekerja pada di berbagai jenis perusahaan di Indonesia. Mereka biasanya bekerja pada perusahaan yang berukuran relatif besar dalam hal modal maupun jumlah transaksi yang terjadi. Secara umum diketahui bahwa untuk perusahaan yang relatif besar, sudah merupakan kebutuhan untuk melakukan pencatatan akuntansi dengan menggunakan sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi. Hal ini biasanya didasarkan pada kenyataan bahwa pencatatan akuntansi secara manual untuk perusahaan yang relatif besar akan sangat memakan waktu dan tidak praktis. Pada umumnya manajemen perusahaanlah yang memutuskan untuk menggunakan jenis paket program tertentu. Oleh karena itu penelitian ini mengasumsikan bahwa penggunaan paket program sistem informasi ini bersifat mandatory.
Lokasi penelitian ini adalah berbagai jenis perusahaan di Indonesia yang sudah menggunakan paket program aplikasi akuntansi seperti misalnya SAP, DEA, MYOB, Oracle, FINA, Zahir dan lain sebagainya. Perusahaan tempat
responden bekerja yang menjadi sampel penelitian ini dipilih berdasarkan besarnya kemungkinan mendapatkan data seperti ketersediaan contact person dalam perusahaan, alamat yang relatif terjangkau peneliti, dan perusahaan-perusahaan yang dapat peneliti akses melalui beberapa pemilik dan partner Kantor Akuntan Publik (KAP).
Periode penelitian ini adalah kurun waktu selama penyebaran kuesioner sampai dengan ketika kuesioner yang terkumpul sudah memenuhi syarat untuk diolah. Untuk pengumpulan data dari kuesioner dalam penelitian ini dilakukan sekitar dua setengah bulan dari tanggal 01 November 2008 sampai 15 Januari 2009.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang berupa survey melalui kuesioner yang dikirim kepada para pengguna paket program aplikasi sistem informasi akuntansi yang bekerja pada berbagai jenis perusahaan di Indonesia. Data yang diperoleh dari kuesioner diolah dengan menggunakan model persamaan struktural atau structural Equation Modeeling (SEM). Terdapat dua persamaan struktural yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Persamaan Struktural1:
Usat = β0 + β1*Sysqua + β2*Inqua + β3*Serqua + Error 2. Persamaan Struktural 2:
Dimana:
Usat = merupakan simbol untuk variabel kepuasan pengguna sistem informasi.
Sysqua = merupakan simbol untk variabel kualitas sistem informasi. Inqua = merupakan simbol dari variabel kualitas informasi.
Serqua = merupakan simbol dari variabel kualitas layanan. Perform = merupakan simbol dari variabel kinerja individu.
Persamaan struktural 1 digunkan untuk menguji H1, H2, dan H3. sementara persamaan struktural 2 untuk menguji H4. Hasil pengujian diharapkan positif signifikan untuk semua koefisien. Model persamaan struktural yang digunakan dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari model keberhasilan sistem informasi dari DeLone dan McLean (1992) dan Myers (1997). Model ini dimodifikasi dengan memberikan tambahan confirmatory factor analysis (CFA) untuk variabel kualitas layanan dan kepuasan pengguna akhir. Penambahan model ini didasarkan pada hasil penelitian Somers, Nelson, dan Karimi (2000) dan Jiang, Klein, dan Crampton (2000). Somers et.al. (2000) menguji struktur dan dimensionalitas, reliabilitas dan validitas instrumen dari end-user computing satisfaction (EUCS) yang dibuat Doll dan Torkzadeh (1988) pada pengguna software aplikasi ERP. Sementara Jiang et al. (2000) menguji ulang validitas dan reliabilitas instrumen untuk mengukur kualitas layanan dalam riset sistem informasi.
Dengan modifikasi tersebut, maka penelitian ini memiliki second order confirmatory factor analysis (CFA) sehingga perlu dilakukan perhitungan terhadap skor variabel laten (Wijanto, 2006) untuk masing-masing variabel laten yang menjadi second order dari kualitas layanan dan kepuasan pengguna. Setelah dihitung skornya, maka variabel laten tersebut akan menjadi variabel teramati. Gambar 3.1 menunjukkan model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, dimana variabel kualitas layanan dan kepuasan pengguna sudah menjadi first order CFA. Gambar 3.1. Model Penelitian
Kualitas Sistem Kinerja Individu Kepuasan Pengguna Kualitas Layanan Kualitas Informasi KS1 KS10 Tang
Rel KIN1 KIN6
KI 6
KI 1 Cont Time
Ease Form
Accu Resp Assu Emp
Model untuk melakukan second order-confirmatory factor analysis (CFA) yang dilakukan pada variabel kualitas layanan disajikan dalam gambar 3.2.
Gambar 3.2. Model CFA Kualitas Layanan
Tangible Responsive -ness Reliability Assurance Tan1 Tan4 Emp 1 Ass1 Emp 4 Ass4 Res4 Res1 Res1 Rel5 Kualitas Layanan Empathy
Sementara itu, model second order-confirmatory factor analysis (CFA) untuk variabel kepuasan pengguna akhir disajikan dalam gambar 3.3.
Gambar 3.3.
Model CFA Kepuasan Pengguna
Content Format Accuracy Ease of Use C1 C4 T1 E1 T2 E2 F2 F1 A1 A2 User Satisfaction Timeliness
C. Hipotesis Penelitian
Myers et al. (1997) mengajukan suatu model komprehansif guna mengukur keberhasilan sistem informasi dengan menambahkan dua variable pada model DeLone dan McLean (1992). Kedua variable tersebut adalah kualitas layanan dan workgroup impact. Menurut Myers et al. (1997) kualitas layanan seperti halnya dengan kualitas sistem dan kualitas informasi memiliki pengaruh terhadap kepuasan pengguna. Apabila pengguna sistem informasi merasakan bahwa kualitas layanan yang diberikan oleh penyedia paket program aplikasi akuntansi baik, maka ia akan cenderung untuk merasa puas menggunakan sistem tersebut. Diprediksi bahwa semakin tinggi kualitas layanan yang diberikan akan berpengaruh terhadap makin tingginya tingkat kepuasan pengguna. Atas dasar uraian tersebut, maka penelitian ini mengajukan hipotesa pertama sebagai berikut:
H0: Kualitas layanan tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. H1: Kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna.
Ukuran kepuasan pemakai pada sistem komputer dicerminkan oleh kualitas sistem yang dimiliki (Guimaraes, Igbaria, dan Lu 1992; Yoon, Guimaraes, dan O’Neal, 1995). Apabila kualitas sistem informasi baik menurut persepsi pemakianya, maka mereka akan cenderung merasa puas dalam menggunakan sistem tersebut. Semakin tinggi koalitas sistem informasi yang digunakan, diprediksi akan berpengaruh terhadap semakin tingginua tingkat
kepuasan pengguna akhir sistem informasi tersebut. Berdasarkan uraian di atas penelitian ini menghipotesakan dalam hipotesa dua bahwa semakin tinggi koalitas paket program aplikasi (software) akuntansi yang digunakan, akan meningkatkan kepuasan pemakai menurut mereka.
H0: Kualitas sistem informasi tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna.
H2: Kualitas sistem informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna.
Pengguna sistem informasi tentunya berharap bahwa dengan menggunakan sistem tersebut mereka akan memperoleh informasi yang mereka butuhkan. Karakteristik informasi yang dihasilkan suatu sistem informasi tertentu, dapat saja berbeda dengan informasi dari sistem informasi yang lain. Sistem informasi yang mampu menghasilkan informasi yang tepat waktu, akurat, sesuai kebutuhan, dan relevan serta memenuhi kreiteria dan ukuran lain tentang kualitas informasi, akan berpengaruh terhadap kepuasan pemakainya. Semakin tinggi koalitas informasi yang dihasilkan statu sistem informasi, diprediksi akan berpengaruh terhadap semakin tingginya kepuasan pengguna akhir statu sistem informasi.
H0: Kualitas informasi tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. H3: Kualitas informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna.
Penelitian ini akan difokuskan untuk melihat sejauh mana dampak dari kepuasan pengguna sistem informasi terhadap kinerja mereka. Jika seseorang merasa puas terhadap sistem informasi yang digunakan, maka mereka akan cenderung untuk merasa nyaman dan aman selama bekerja dengan menggunkan sistem tersebut sehingga mereka akan merasa terbantu dalam menyelesaikan pekerjaan. Diprediksi bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan pengguna akan suatu sistem informasi, maka akan semakin tinggi juga kinerja mereka.
H0: Kepuasan pengguna tidak berpengaruh terhadap kinerja individu. H4: Kepuasan pengguna berpengaruh positif terhadap kinerja individu.
Ringkasan keempat hipotesis penelitian dan prediksi tanda yang diajukan, dapat dilihat dalam gambar 3.4.
Gambar 3.4
Hubungan Antar Variabel dan Hipotesa Penelitian
Kualitas Sistem Informasi Kualitas Informasi Kepuasan Pengguna Akhir Kualitas Layanan Kinerja Individu H1(+) H2(+) H3(+) H4(+)
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Laten
Variabel laten merupakan variabel kunci yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini. Variabel ini merupakan konsep abstrak yang hanya dapat diamati secara tidak langsung dan tidak sempurna melalui efeknya pada variabel teramati (Wijanto, 2007). Terdapat dua jenis variabel laten yaitu variabel laten endogen dan variabel eksogen. Variabel laten endogen merupakan variabel terikat pada paling sedikit satu persamaan dalam model meskipun dalam semua persamaan sisanya, variabel ini merupakan variabel bebas. Variabel laten eksogen merupakan variabel bebas dalam semua persamaan dalam Structural Equation Mode (SEM) (Wijanto, 2007). Variabel laten dalam penelitian ini ada 5 yang terdiri dari kualitas layanan, kualitas sistem informasi, kualitas informasi, kepuasan pengguna, dan kinerja individu.
a. Kualitas Layanan.
Kualitas layanan merupakan merupakan penilaian atau persepsi seeorang atau pengguna atas kualitas layanan yang diberikan unit sistem informasi. Dalam penelitian ini kualitas layanan yang dimaksudkan adalah sejauh mana persepsi pengguna paket program aplikasi akuntansi atas kualitas layanan yang diberikan oleh vendor atau penyedia paket program tersebut. Kuesioner untuk mengukur kualitas layanan dalam penelitian ini diambil dari kuesioner yang ada dalam penelitian Jiang et al. (2000). Terdapat lima komponen yang secara keseluruhan terdiri dari 22 indikator untuk mengukur
variabel ini. Kelima komponen tersebut adalah tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty.
Dalam penelitian ini kualitas layanan diberikan notasi SERQUA dalam path diagram. Variabel ini diukur dengan 22 pertanyaan dengan 7 skala Likert dari sangat tidak setuju sekali sampai sangat setuju sekali. Semakin tinggi skor variabel ini, berarti kualitas layanan dari penyedia paket program sistem informasi akuntansi semakin tinggi menurut persepsi pemakai. Semakin rendah skor variabel ini, menunjukkan bahwa kualitas layanan dari penyedia paket program aplikasi sistem informasi akuntansi semakin rendah menurut persepsi pemakai. Kuesioner lengkap dapat dilihat di lampiran 1.
b. Kualitas sistem informasi
Kualitas sistem informasi merupakan karakteristik dari informasi yang melekat mengenai sistem itu sendiri (DeLone dan McLean (1992). Terdapat beberapa indikator yang diberikan DeLone dan McLean dalam Weber (1999) untuk mengukur kualitas sistem iformasi tersebut antara lain: respon time, turnaround time, reliability (stability) of the system, ease of use interaction with the system, usefulness of the functionality provided by system, ease of learning, quality of documentation and help facilities, extent of integration with other system, flexibility dan accesability.
Kualitas sistem informasi juga didefinisikan Davis et.al (1989) dan Chin dan Todd (1995) sebagai perceived ease of use yang merupakan seberapa besar teknologi komputer dirasakan relatif mudah untuk dipahami
dan digunakan. System quality yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kualitas software akuntansi. Item-item untuk mengukur variabel ini diadopsi dari kuesioner yang digunakan oleh McGill, Hobbs dan Klobas (2003) merupakan adaptasi dari kuesioner yang dibangun Davis et al (1988).
Kualitas sitem informasi dalam path diagram penelitian disingkat SYSQUA. Variabel ini diukur dengan 10 pertanyaan dengan 7 skala Likert dari sangat tidak setuju sekali sampai sangat setuju sekali. Semakin tinggi skor variabel ini, berarti kualitas paket program sistem informasi akuntansi semakin tinggi menurut persepsi pemakai. Semakin rendah skor variabel ini, menunjukkan bahwa kualitas sistem informasi akuntansi semakin rendah menurut persepsi pemakai. Kuesioner lengkap dapat dilihat di lampiran 1.
c. Kualitas informasi
Kualitas informasi merupakan kualitas keluaran (output) yang berupa informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang digunakan (DeLone dan McLean 1992). Beberapa karakteistik yang dapat digunakan untuk menilai mengenai kualitas informasi ini antara lain adalah accuracy,, timeliness, relevance, informativeness, dan Competitiveness (Weber, 1999). Kuesioner yang digunakan untuk mengukur kualitas informasi ini di adopsi dari kuesioner yang digunakan dalam penelitian McGill et al., (2003).
Dalam Path diagram penelitian ini, variabel kualitas informasi ini disingkat INQUA. Variabel ini diukur dengan 7 pertanyaan skala Likert dari sangat tidak setuju sekali sampai sangat setuju sekali. . Semakin tinggi skor
variabel ini, berarti kualitas informasi yang dihasilkan paket program sistem informasi akuntansi semakin tinggi menurut persepsi pemakai. Semakin rendah skor variabel ini, menunjukkan bahwa kualitas informasi yang dihasilkan software akuntansi semakin rendah menurut persepsi pemakai. Kuesioner lengkap dapat dilihat di lampiran 1.
d. Kepuasan pengguna
Kepuasan pengguna sistem informasi ini digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pemakai sistem informasi terhadap sistem dan output yang dihasilkan (Rai et.al., 2002) Doll dan Torkzadeh (1988), dan Weber (1999) menyatakan bahwa terdapat empat karakteristik untuk menilai kepuasan pemakai yaitu content, accuracy, format, easy of use, dan timeliness.
Kuesioner untuk mengukur kepuasan pengguna dalam penelitian ini diadopsi dari kuesioner yang disusun oleh Doll dan Torkzadeh (1988). Somers, Nelson, dan Karimi (2005) telah menguji reliabilitas dan validitas instrumen dari end-user computing satisfaction (EUCS) yang dibuat Doll dan Torkzadeh (1988) ini. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa instrumen-instrumen ini memiliki stabilitas psikomotorik ketika diaplikasikan pada pengguna software aplikasi ERP. Instrumen ini juga telah digunakan untuk mengukur keberhasilan sistem informasi dalam penelitian yang dilakukan oleh Kim dan McHaney (2000).
Path Diagram untuk variabel kepuasan pengguna dalam penelitian disingkat USAT. Indikator untuk variabel kepuasan pengguna ini terdiri dari
12 item pertanyaan dengan tujuh skala Likert dari sangat tidak setuju sekali sampai dengan sangat setuju sekali. Semakin tinggi skor variabel ini, berarti kepuasan pemakai atas software akuntansi semakin tinggi menurut persepsi pemakai. Semakin rendah skor variabel ini, menunjukkan bahwa kepuasan pemakai atas software akuntansi semakin rendah menurut persepsi pemakai. Kuesioner lengkap dapat dilihat pada lampiran 1.
e. Kinerja individu
Kinerja individu dalam penelitian Davis (1989) dan Seddon (1997) didefinisikan sebagai pendapat pengguna atas sistem aplikasi khusus yang digunakan dalam meningkatkan kinerja mereka di dalam organisasi. Weber (1999) menggunakan task accomplishment dan quality of working life untuk mengukur dampak dari penggunaan system informasi ini. Dalam penelitian ini, variabel ini mengukur sejauh mana dampak penggunaan paket program aplikasi akuntansi dalam meningkatkan kinerja pemakai. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja individu ini diambil dari penelitian Davis et al., (1988), dengan modifikasi yang sesuai agar relevan terhadap penelitian ini yaitu penggunaan paket program aplikasi (software) akuntansi.
Dalam path diagram penelitian ini, variabel kinerja indivisu ini disingkat KIN. Variabel ini diukur dengan 6 pertanyaan dalam 7 skala Likert dari sangat tidak setuju sekali sampai dengan sangat setuju sekali. Semakin tinggi skor variabel ini, berarti dampak penggunaan paket program aplikasi akuntansi dalam meningkatkan kinerja pemakai semakin tinggi menurut
persepsi pemakai. Semakin rendah skor variabel ini, menunjukkan bahwa dampak penggunaan paket program aplikasi akuntansi dalam meningkatkan kinerja semakin rendah menurut persepsi pemakai. Kuesioner lengkap dapat dilihat di lampiran 1.
2. Variabel Teramati
Variable teramati juga disebut sebagai variabel manifest atau observed variable (Ghazali, 2005). Variabel teramati merupakan variabel yang dapat diamati atau dapat diukur secara empiris yang juga sering disebut sebagai indikator (Wijanto, 2006). Variabel teramati ini merupakan efek atau ukuran dari variabel laten. Dalam penelitian dengan metode survei dengan menggunakan kuisioner, setiap pertanyaan yang ada dalam kuisioner biasanya mewakili sebuah variabel teramati (Wijanto, 2006).
Variabel teramati yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri dari 56 variabel awal yang merupakan keseluruhan item pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Variabel kualitas layanan terdiri dari 22 variabel teramati yang dalam path diagram diberi simbol SERQUA1 sampai dengan SERQUA22. Untuk variabel laten kualitas sistem dalam penelitian ini, terdiri dari sepuluh variabel teramati. Dalam path diagram variabel teramati ini disingkat SYSQUA dari SYSQUA1 sampai dengan SYSQUA10. Variabel laten kualitas informasi dalam penelitian ini memiliki 6 variabel teramati. Keenam variabel teramati tersebut dalam path diagram ditulis sebagai INQUA1 sampai dengan INQUA6. Variabel kepuasan pengguna dalam penelitian ini memiliki 12 variabel teramati dari
USAT1 sampai USAT12. Variabel kinerja individu dalam penelitian ini memiliki 6 variabel teramati. Keenam variabel teramati tersebut dalam path diagram ditulis sebagai KIN1 sampai dengan KIN6.
Khusus untuk variabel laten kualitas layanan dan kepuasan pengguna yang merupakan second order, masing-masing terdiri dari lima komponen. Variabel kualitas layanan terdiri dari komponen tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Masing-masing komponen ini dalam model awal merupakan variabel laten. Tangibles diukur dengan 4 variabel teramati dari SERQUA1 sampai SERQUA4. Reliablity memiliki 4 variabel teramati dari SERQUA5 sampai SERQUA9, Responsiveness memiliki 4 variabel teramati dari SERQUA10 sampai SERQUA13. Assurance memiliki 4 variabel teramatai dari SERQUA14 sampai SERQUA17. Emphaty memiliki 5 variabel teramati dari SERQUA18 sampai SERQUA22.
Variabel kepuasan pengguna terdiri dari komponen content, accuracy, format, ease of use dan timeliness. Variabel Content dalam penelitian ini memiliki 4 variabel teramati, dalam path diagram ditulis sebagai USAT1 sampai USAT4. Variabel Accuracy memiliki 2 variabel teramati yaitu USAT5 sampai USAT6. Variabel Format memiliki 2 variabel teramati, dalam path diagram ditulis sebagai USAT7 dan USAT8. Variabel Ease memiliki 2 variabel teramati, dalam path diagram ditulis sebagai USAT9 sampai USAT10. Variabel Time dalam penelitian ini memiliki 2 variabel teramati, dalam path diagram ditulis sebagai USAT1 sampai USAT12. Setelah dilakukan penyederhanaan model dengan menghitung skor untuk semua komponen dari variabel kualitas layanan dan kepuasan