• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS TERHADAP HASIL BELAJAR PENJASORKES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS TERHADAP HASIL BELAJAR PENJASORKES"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISIONS

TERHADAP HASIL BELAJAR PENJASORKES

I Wayan Adnyana Putra, I Gusti Agung Lanang Parwata, Putu Adi Suputra.

Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi

Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja, Jalan Udayana Singaraja-Bali Tlp. (0362)

32559

e-mail: {wynadnyanaputra18@gemail.com, agungparwata2010@yahoo.com, dr.adisuputra@gmail.com} @undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhadap hasil belajar passing bola basket. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen sungguhan dengan menggunakan rancangan penelitian the randomized pretests-postest control group the same subject design. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII B dan VIII D SMP Negeri 7 Singaraja Tahun Pelajaran 2016/2017 berjumlah 43 orang siswa. Penentuan sampel menggunakan simple random sampling. Data hasil belajar dikumpulkan melalui pretest dan posttest. Analisis data menggunakan Uji-t dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows. Angka signifikansi yang diperoleh melalui uji normalitas adalah 0.200 pada kelompok eksperimen dan 0.200 pada kelompok kontrol. Angka signifikansi pada tes homogenitas adalah 0.474. hipotesis dianalisis menggunakan uji

Independent Samples Test dengan bantuan SPSS 16. for Windows. Berdasarkan uji

Independent Samples Test angka signifikansi yang diperoleh adalah p=0.000. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar passing bola basket. Dengan demikian disarankan untuk proses pembelajaran guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions

(STAD) menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan.

Kata-kata kunci: pembelaran kooperatif,STAD, hasil belajar, bola basket, penjasorkes.

Abstract

This study is used to know the effect of the use Student Teams Achievement Divisions (STAD) type of cooperative learning model on students’ basket ball passing achievement. This study belongs to real experiment which is used the randomized pretests-postest control group the same subject design. The samples are VIII B and VIII D students of SMP Negeri 7 Singaraja in academic year of 2016/2017 which contain of 43 students. The samples are selected using simple random sampling. Data of students’ learning achievement were collected by pretest and posttest. The data were analyzed using SPSS 16.0 for windows. The significance of normality test of experiment and control groups was 0.200. The significance of homogeneity test was 0.474. Hypothesis was analyzed using independent samples test with SPSS 16 for windows. Based on independent samples test, the significance was p=0,000. So, it can be concluded that Student Teams Achievement Divisions (STAD) type of cooperative learning model has significance effect toward students’ achievement on passing of basketball. The teachers are suggested to use Student Teams Achievement Divisions(STAD) type of cooperative

(2)

learning model in teaching and learning process as the alternative teaching technique that can be used.

Keywords: STAD, type of cooperative model, learning achievement, basket ball

PENDAHULUAN

Permasalahan kualitas pendidikan tidak dapat lepas dari proses dan hasil belajar. Proses pendidikan menentukan hasil belajar, oleh karena itu proses pendidikan harus dirancang untuk mampu mengembangkan hasil belajar yang diperlukan siswa. Hasil belajar yang demikian adalah hasil belajar yang memiliki dimensi jangka panjang yang dapat membekali siswa dalam kehidupan dan belajar sepanjang hayat, yaitu kemampuan berpikir, kecakapan hidup, psikomotor, dan sudah barang tentu hasil belajar.

Pembelajaran masih menganut pemahaman lama, yaitu guru sebagai pusat pembelajaran. Guru sangat mendominasi proses pembelajaran dan menuangkan semua pengetahuannya kepada siswa. Siswa hanya menerima informasi tanpa berusaha mencari sendiri apa yang mereka ingin ketahui. Materi yang disajikan oleh guru menjadi bahan hafalan bagi siswa. Hal ini menyebabkan konsep yang diterima oleh siswa tidak dapat diterima dengan baik.

Proses pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah khususnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (Penjasorkes). Pembelajaran penjasorkes bertujuan untuk membantu siswa dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani melalui keterampilan gerak dasar dalam berbagai aktivitas jasmani. Dengan demikian dalam kegiatan sehari-harinya, guru penjasorkes selalu bersentuhan dengan aktivitas gerak

fisik. Aktivitas fisik tersebut akan tampak dalam aktivitas gerak siswa saat melakukan tugas-tugas gerak dalam proses pembelajaran, sehingga peranan guru dalam proses pembelajaran penjasorkes sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran.

Upaya mencapai hasil belajar yang baik dalam pembelajaran penjasorkes, guru penjasorkes perlu mengupayakan peningkatan kualitas pembelajaran dan efektivitas model

pembelajaran. Untuk

mengaktualisasikan hal tersebut diperlukan model pembelajaran. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran yang dapat melibatkan banyak siswa dalam proses pembelajaran sehingga membantu siswa lebih aktif dan kreatif dalam beraktivitas. Aktivitas dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, karena itu siswa secara aktif berusaha mengetahui apa yang belum diketahui. Dengan penerapan model pembelajaran yang efektif dan efisien pada setiap mata pelajaran, termasuk dalam mata pelajaran penjasorkes maka hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Berdasarkan hasil rapot mata pelajaran penjasorkes kelas VIII SMP Negeri 7 Singaraja masih banyak siswa yang mendaptkan nilai yang setandar KKM. Hasil belajar dari kelas VIIIA yang berjumlah 22 yang mendapatkan nilai 79 berjumlah 5 orang, yang mendapatkan nilai 80 berjumlah 8 orang, dan yang mendapatkan nilai 81 berjumlah 9 orang. Hasil belajar dari kelas VIIIB yang berjumlah 22 yang mendapatkan nilai 79 berjumlah 8 orang, yang mendapatkan nilai 80 berjumlah 5

(3)

orang, dan yang mendapatkan nilai 81 berjumlah 9 orang. Hasil belajar dari kelas VIIIC yang berjumlah 21 yang mendapatkan nilai 79 berjumlah 4 orang, yang mendapatkan nilai 80 berjumlah 6 orang, dan yang mendapatkan nilai 81 berjumlah 11 orang. Hasil belajar dari kelas VIIID yang berjumlah 21 yang mendapatkan nilai 79 berjumlah 9 orang, yang mendapatkan nilai 80 berjumlah 4 orang, dan yang mendapatkan nilai 81 berjumlah 8 orang. Sehingga dapat disimpulkan hasil belajar pada siswa masih banyak yang mendapatkan nilai setandar KKM. Nilai KKM untuk mata pelajaran penjasorkes kelas VIII adalah 79 masih banyang siswa yang mendapatkan nilai setandar KKM. Permasalahan yang diidentifikasi sebagai faktor penyebab rendahnya hasil belajar penjasorkes di SMP Negeri 7 Singaraja antara lain : (1) masih terpusatnya pembelajaran pada guru yang menyebabkan rendahnya aktivitas belajar siswa. (2) kurangnya penerapan model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yang mengakibatkan siswa banyak diam dan kurang aktif sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. (3) kurangnya perhatian guru terhadap interaksi siswa dalam kelompok belajar, sehinnga siswa terlalu banyak belajar mandiri hanya tergantung pada materi yang diajarkan oleh guru saja. (4) interaksi diantara siswa, siswa yang memiliki kemampuan kurang, mereka tidak mau bertanya dan berlatih pada siswa yang lebih mampu sehingga kelas tampak pasif. (5) keterbatasan waktu sehingga proses belajar mengajar tidak dapat dilakukan secara utuh.

Melihat kenyataan tersebut maka peran guru penjasorkes sebagai pendidik perlu mendapat perhatian

khusus dalam

mengimplementasikan model pembelajaran yang tepat, karena dengan implementasi model pembelajaran yang tepat akan dapat memacu semangat para siswa di dalam mengikuti pelajaran dan

mendorong siswa untuk

mengembangkan antara

pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan yang didapat dari sekolah sehingga para siswa akan bersikap aktif dalam mengikuti proses pelajaran khususnya pelajaran penjasorkes pada materi teknik dasar passing bola basket. Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran teknik dasar passing bola basket chest pass dan bounce pass, guru penjasorkes diharapkan mampu menguasai dan menerapkan

berbagai macam model

pembelajaran atau teknik penyampaian materi yang tepat dan menarik yang nantinya dapat mendorong minat belajar, sehingga siswa tidak merasa jenuh dan merasa cepat bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan menjadi beberapa tipe, salah satunya adalah student

teams achievement divisions

(STAD), sebagai salah satu alternatif yang tepat untuk dapat meningkatkan hasil belajar. Sesuai dengan masalah tersebut diatas peneliti mencoba memberikan alternatif pemecahan masalah yaitu dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena model pembelajaran kooperatif tipe STAD dipandang sebagai yang paling sederhana dan paling langsung dari model pembelajaran kooperatif. Tipe STAD ini digunakan untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penyajian verbal maupun tertulis. Dengan metode ini, dalam pembelajaran di kelas siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa yang

(4)

heterogen.Setiap kelompok diberikan materi yang dipelajari secara bersama-sama antar sesama anggota kelompok. Secara individual atau kelompok, setiap minggu akan dilakukan tes untuk mengetahui penguasaan siswa. Tiap siswa dan kelompok yang memperoleh skor sempurna diberi penghargaan untuk memicu semangat belajar.

Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar telah dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Zainal Aditama dan Taufiq Hidayat (2012) yang menyatakan bahwa pembelajaran ketepatan service bawah bola voli pada kelompok sampel kelas XI IPS

1 menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD antara pretest dan posttest memberikan peningkatan sebesar 63,93 %. Bijak Adhi Suroyo dan Sasminta Christina Yuli Hartati (2014) menyatakan bahwa hasil penghitungan diperoleh peningkatan hasil belajar keterampilan shooting sepak bola kelompok eksperimen sebesar 30,13% menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Masnawi Kahar, dkk (2014) Berdasarkan hasil capaian terlihat jelas bahwa terjadi peningkatan keterampilan siswa dalam mendribble bola, baik dari hasil observasi awal, siklus satu, dan siklus dua. Pada siklus dua hasil yang dicapai adalah 81,67 sudah memenuhi indicator kinerja yakni 80%. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “terjadi peningkatan keterampilan mendribble bola pada permainan bola basket melalui metode kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V di SDN No. 73 Kota Timur” diterima.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Teams Achievement

Divisions (STAD) Terhadap Hasil

Belajar Penjasorkes pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Singaraja Tahun Pelajaran 2016/2017”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen sesungguhnya

(true experimental). Rancangan

pada penelitian ini adalah rancangan

the randomized pretests-postest

control group the same subjec design. (Kanca, 2010:87).

Didalam melakukan

penelitian harus memiliki populasi, dimana populasi adalah “keseluruhan atau himpunan obyek dengan ciri yang sama” (Kanca,2010:19). Jumlah populasi kelas VIII yang terdapat di SMP N 7 Singaraja yaitu kelas VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D, dengan jumlah siswa 86 orang.

Selain memiliki populasi harus adanya sampel dimana sampel adalah “himpunan bagian (sebagian) populasi yang diambil secara representative dari populasi” (Kanca, 2010:20). Dimana jumlah sampel yang digunakan adalah berjumlah 2 kelas yaitu kelas VIIIB dan VIIID. Dalam penentuan sampel peneliti menggunakan “teknik simple random sanpling digunakan apabila populasi dianggap homogeny” (Kanca, 2010: 24).

Populasi yang dirandom dalam penelitian ini adalah kelas VIII SMP Negeri 7 Singaraja dengan cara mengundi kelas-kelas tersebut untuk mengetahui kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelas yang terpilih menjadi sampel setelah di random yaitu kelas VIIID sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa 21 orang dan kelas VIIIB sebagai kelompok control dengan jumlah siswa 22 orang sehingga keseluruhan jumlah sampel penelitian adalah 43 orang siaswa.

(5)

Pada penelitian ini, data yang diperoleh adalah berdasarkan hasil penilaian assesment teknik dasar passing bola basket yang diisi oleh 2 orang evaluator dari guru penjasorkes SMP Negeri 7 Singaraja, bertempat di SMP Negeri 7 Singaraja pada bulan oktober 2016. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan memberikan

pretest sebelum perlakuan dan

posttest setelah perlakuan. Tes yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah tes yang sama.

Pengambilan data (pretest dan posttest) dilakukan dengan cara memberikan tes ogjektif, observasi, dan unjuk kerja. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows.

Penelitian ini menggunakan dua variabel. Variabel adalah semua ciri atau faktor yang dapat menunjukkan variasi. Ada dua jenis variabel yang terlibat dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran konvensional. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar teknik dasar passing bola basket.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pada kelompok kontrol diberikan perlakuan berupa model pembelajaran konvensional. Data tentang hasil belajar teknik dasar

passing bola basket diperoleh

melalui tes untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data yang dianalisis adalah nilai gain skor yang ternormalisasi. rangkuman analisis terhadap data hasil belajar teknik dasar passing bola basket pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol seperti tercantum pada tabel 01 berikut.

Data tentang hasil belajar teknik dasar passing bola basket (passing chest pass dan bounce pass) diperoleh melalui nilai gain

score ternormalisasi (GSn).

Rangkuman analisis terhadap data hasil belajar teknik dasar passing bola basket pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol seperti tercantum pada Tabel 01 berikut.

Tabel 01

(6)

Keterangan:

GSn = Gain score yang ternormalisasi.

Berdasarkan tabel 01 tentang hasil GSn di kedua kelompok dengan jumlah siswa pada kelompok eksperimen adalah 21 sedangkan kelompok control adalah 22 diperoleh nilai range kelompok eksperimen =0,40 sedangkan kelompok kontrol =0,50. Nilai minimal kelompok eksperimen =0,40 sedangkan kelompok kontrol =-0,50. Nilai maksimal kelompok eksperimen =0,90 sedangkan kelompok kontrol =0,70. Nilai mean kelompok eksperimen =0,72 sedangkan kelompok kontrol =0,50. Nilai median kelompok eksperimen

=0,69 sedangkan kelompok kontrol =0,44. Standar deviasi dari kelompok eksperimen =0,10, sedangkan standar deviasi dari kelompok kontrol =0,13. Nilai

variance kelompok eksperimen

=0,01 sedangkan kelompok kontrol =0,01. Nilai interquartile range kelompok eksperimen =0,02 sedangkan kelompok kontrol =0,02. Nilai skewness kelompok eksperimen =0,15 sedangkan kelompok kontrol =-0,55. Nilai kurtosis kelompok eksperimen =0,93 sedangkan kelompok kontrol =-0,54.

Tabel 02

Hasil Uji Normalitas Sebaran Data

Tests of Normality

grup

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Total kotrol .123 22 .200* .942 22 .220

eksperimen .105 21 .200* .967 21 .676

Sebelum uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat terhadap sebaran data yang meliputi uji normalitas sebaran

data dan uji homogenitas varians. Pengujian normalitas sebaran data dilakukan untuk meyakinkan bahwa subjek penelitian berdistribusi normal. Untuk mengetahui No Variabel

GSn

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

1 N 21 22 2 Range 0.40 0.50 3 Min 0.50 0.20 4 Max 0.90 0.70 5 Sum 14.2 9.7 6 Mean 0.72 0.50 7 Median 0.69 0.44 8 Std. Deviation 0.10 0.13 9 Variance 0.01 0.01 10 Interquartile Range 0.02 0.02 11 Skewness -0.15 -0.55 12 Kurtosis -0.93 -0.54

(7)

normalitas sebaran data digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov pada signifikansi 0,05. Jika sig > 0,05 data berdistribusi normal, sebaliknya jika

sig

< 0,05 data tidak berdistribusi

normal.

Untuk mengetahui

normalitas sebaran data digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov pada

signifikansi 0,05. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.00 for Windows didapatkan hasil untuk nilai signifikansinya kedua kelompok adalah 0,200. Untuk semua variabel signifikansi pada uji

Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05.

Dengan demikan maka semua sebaran data berdistribusi norma

Tabel 03

Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varians Test of Homogeneity of Variances Nilai

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

.522 1 41 .474

Berdasarkan Tabel 03, hasil

uji

Levene’s

menunjukkan bahwa

untuk hasil belajar

passing

bola

basket dengan taraf signifikansi 0,05.

sehingga dapat disimpulkan bahwa

variansi pada setiap kelompok adalah

sama (homogen).

Tabel 04

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F

Sig.

T

df

Sig.

(2-taile

d)

Mean

Differ

ence

Std.

Error

Differ

ence

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Nilai Equal

varianc

es

assume

d

.522 .474 -6.505 41

.000 -.236

.036 -.309

-.163

(8)

Equal

varianc

es not

assume

d

-6.537 39.937 .000 -.236

036

-.309

-.163

Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh nilai signifikansi = 0,000 maka p<0,05. Hasil ini dijadikan dasar dalam mengambil keputusan. Adapun keputusan yang diambil adalah tolak Ho dan terima Ha. Hasil ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar passing bola basket antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan angka rata-rata terlihat bahwa rata-rata peningkatan hasil belajar pada kelompok eksperimen lebih besar dari pada kelompok kontrol. Dengan kata lain ada pengaroh positif model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar passing bola basket. Ini berarti bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan kontribusi yang berarti dalam meningkatkan hasil belajar dari passing bola basket.

Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat pembelajaran berlangsung di kelompok eksperimen, pembelajaran diarahkan untuk memberikan perhatian terhadap pemahaman siswa tentang materi passing bola basket di dalam mengikuti pelajaran. Aktivitas siswa yang lebih positif dalam menelaah materi suatu pelajaran pada kegiatan belajar menjadi salah satu faktor yang membuat rata-rata skor yang diperoleh siswa pada kelompok eksperimen lebih besar dari pada rata-rata skor yang diperoleh siswa pada kelompok kontrol.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini

menekankan pada ciri-ciri pembelajaran langsung dan merupakan pembelajaran yang sangat mudah untuk diterapkan dalam pembelajaran. Pembelajaran ini didasarkan pada prinsip bahwa siswa bekerja bersama-sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap belajar teman-temannya dalam tim dan juga dirinya sendiri.

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD, kelompok yang terdiri atas 4-5 orang harus mewakili keseimbangan kelas dalam kemampuan akademik, jenis kelamin dan ras. Slavin menyarankan peringkat para siswa dalam kemampuan akademik sebaiknya dibuat terlebih dahulu. Masing-masing kelompok terdiri atas siswa dari kelompok atas, seorang dari kelompok bawah dan dua orang siswa dengan kemampuan rata-rata. Hal ini bertujuan agar diperoleh kesetaraan pada masing-masing kelompok tersebut. Peneliti memandang tipe STAD sebagai tipe yang paling sederhana dari tiga tipe kooperatif lainnya. Tipe STAD memeberikan keleluasaan kepada siswa untuk berdiskusi serta memecahkan masalah dalam model pembelajaran. Tipe STAD juga dapat melatih keterempilan sosial siswa karena siswa belajar dalam kelompok yang heterogen dari segi kemampuan akademik, ras, umur, dan jenis kelamin. Kemampuan untuk menghargai pendapat orang lain, siap menerima kritik dan saran orang lain, juga dapat dikembangkan dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Secara individual atau tim, tiap minggu atau tiap dua minggu dilakukan evaluasi atau diberi kuis

(9)

oleh guru untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap bahan akademik yang telah dipelajari. Kuis itu diskor, dan tiap individu diberi skor perkembangan yang tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa,tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor siswa yang lalu.

Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaanya terhadap bahan ajar pada setiap minggunya dengan suatu lembar penilaian singkat atau dengan cara lain, dan kepada siswa secara individu atau tim yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. Kadang-kadang seluruh kolompok yang mencapai kriteria tertentu dicantumkan dalam lembar itu.

Hal ini sejalan dengan penelitian ZainalAditama dan Taufiq Hidayat (2014) dalam penelitian ini diketahui bahwa pembelajaran ketepatan service bawah bola voli pada kelompok sampel kelas XI IPS

1 menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD antara pretest dan posttest memberikan peningkatan sebesar 63,93 %. Penelitian Bijak Adhi Suroyo dan Sasminta Christina Yuli Hartati (2014) Dari hasil penghitungan diperoleh peningkatan hasil belajar keterampilan shooting sepakbola kelompok eksperimen sebesar 30,13%. Hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar shooting sepakbola pada kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran STAD lebih baik dari hasil belajar shooting sepakbola pada kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan dengan model pembelajaran STAD. Penelitian Masnawi Kahar, dkk (2014). Berdasarkan hasil capaian terlihat jelas bahwa terjadi peningkatan keterampilan siswa dalam mendribble bola, baik dari hasil observasi awal, siklus satu, dan

siklus dua. Pada siklus dua hasil yang dicapai adalah 81,67 sudah memenuhi indicator kinerja yakni 80%. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “terjadi peningkatan keterampilan mendribble bola pada permainan bola basket melalui metode kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V di SDN No. 73 Kota Timur” diterima.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan uraian di atas dapat di lihat bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh teradap hasil belajar passing bola basket. Hal ini di buktikan dengan hasil post test yang menunjukan bahwa hasil belajar passing bola basket siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dengan siswa yang di belajarkan dengan pembelajaran konvensional.

SIMPULAN

Materi bola besar (bola basket) merupakan salah satu materi yang diajarkan kepada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Singaraja. Melalui materi ini diharapkan siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Hasil belajar penjasorkes yang diperoleh dari nilai raport ulangan semester pada kelas VIII SMP Negeri 7 Singaraja dengan jumlah 86 siswa hasil belajarnya masih rendah, Sehingga dapat disimpulkan hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan belajar secara keseluruhan.

Dengan demikian peneliti mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Teams Achievement

Divisions (STAD) Terhadap Hasil Belajar Penjasorkes pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Singaraja Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini menggunkan rancangan penelitian eksperimen the

(10)

randomized pretests-postest control group the same subjec design dimana diawal peneliti mengadakan pretest untuk mengetahui nilai awal siswa, kemudian diberikan perlakuan sebanyak dua kali, selanjutnya peneliti memberikan posttest yang sama dengan pretest di awal.

Hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa hasil belajar siswa yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang diberikan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan

bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh signifikan (p<0,05) terhadap peningkatan hasil belajar

passing bola basket pada siswa

kelas VIII SMP Negeri 7 Singaraja tahun pelajaran 2016/2017.

Berdasarkan hasil analis data dan pembahasan, maka dapat diajukan beberapa saran untuk proses pembelajaran dan penelitian lebih lanjut sebagai berikut.

Bagi guru Penjasorkes, model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas.

Penelitian ini dilaksanakan pada pokok bahasan materi passing bola basket di kelas VIII SMP Negeri 7 Singaraja, sehingga untuk memperoleh bukti-bukti yang lebih umum dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan peneliti lain untuk mencoba pada pokok bahasan lain untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran Penjasorkes secara lebih mendalam.

Penelitian ini hanya mengukur ada atau tidaknya

pengaruh dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar passing bola basket tanpa meneliti lebih jauh arah pengaruh yang diberikan. Di waktu mendatang dapat dilakukan suatu penelitian untuk meneliti sejauh mana arah pengaruh yang diberikan oleh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar Penjasorkes pada siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Bijak Adhi Suroyo Dan Sasminta Christina Yuli Hartati (2014) dengan Judul “Pengaruh

Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievement Division

(STAD) Terhadap Hasil Belajar Shooting Sepakbola” http://ejournal.unesa.ac.id/ind ex.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive

diakses pada tanggal 15 November 2016

Kahar Masnawi dkk 2014. “Meningkatkan Gerak Dasar

Mendribble Dalam

Permainan Bola Basket Melalui Metode Kooperatife Tipe STAD Siswa Kelas V SDN No. 73 Kota Timur Kota Gorontalo” Terhadap Hasil Belajar Shooting Sepakbola” http://ejournal.unesa.ac.id/ind ex.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive

diakses pada tanggal 15 November 2016

Kanca, I Nyoman. 2010. Metodologi Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha

(11)

Zainal Aditama dan Taufiq Hidayat (2012) dengan judul

Penerapan Model

Pembelajaran Stad (Student Teams-Achievement

Division) Terhadap Hasil Belajar Ketepatan Service Bawah Bolavoli” tersedia di http://ejournal.unesa.ac.id/ind ex.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive

diakses pada tanggal 15 November 2016

Referensi

Dokumen terkait

Arti umum yang dapat diartikan dengan R- 13 dengan KtB ialah ‗mirip.Pada data atau pada cerita tidak ditemukan penggunaan kata reduplikasi tipe R-13 dan dalam

Bagi para pengusaha kecil dan menengah yang memiliki keterbatasan dalam modal usaha untuk promosi dan menjual produk dapat memanfaatkan teknologi e-Commece ini, karena tidak

bahwa dalam rangka mendukung operasional Pelabuhan Perikanan Kuala Penet serta melaksanakan ketentuan Pasal 24 ayat (6) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Hasil dari penelitian ini yaitu Setelah pengeringan secara alami 28 hari ditemukan rata-rata kuat tekan maksimum 27,68 kg/cm2 yaitu pada komposisi dengan penggunaan 75%

Sistem JPKM ini merupakan sistem asuransi bagi keluarga mampu sehingga kedepan diharapkan akan mengurangi beban Pemerintah daerah Kabupaten Polewali Mandar di bidang kesehatan

Untuk itu kami meminta kepada saudara untuk menunjukan asli dokumen yang sah dan masih berlaku ( beserta copynya ), sebagaimana yang terlampir dalam daftar

ke lapangan (Gudang Produsen/Distributor) terhadap ketersedian barang yang ditawarkan dengan Jadwal Pelaksanaan yang akan ditentukan kemudian, jiika saudara tidak

Reok, maka dengan ini kami mengundang saudara/I untuk melakukan Pembuktian Kualifikasi terhadap Dokumen Penawaran saudara yang akan dilaksanakan pada :. Adapun kelengkapan