• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASURANSI KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF DALAM PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI WARGA MISKIN (KAJIAN NORMATIF TERHADAP UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASURANSI KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF DALAM PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI WARGA MISKIN (KAJIAN NORMATIF TERHADAP UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ASURANSI KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN SEBAGAI

SALAH SATU ALTERNATIF DALAM PEMBERIAN

PELAYANAN KESEHATAN BAGI WARGA MISKIN

(KAJIAN NORMATIF TERHADAP UNDANG UNDANG NOMOR

23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN)

Tesis S-2

Program Studi Hukum

Konsentrasi Hukum Kesehatan

Oleh:

Koko Sudjadi R.M

NIM 05.93.0074

PROGRAM PASCASARJANA

UNIKA SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

(2)

ASURANSI KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN SEBAGAI

SALAH SATU ALTERNATIF DALAM PEMBERIAN

PELAYANAN KESEHATAN BAGI WARGA MISKIN

(KAJIAN NORMATIF TERHADAP UNDANG UNDANG NOMOR

23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN)

Tesis S-2

Oleh: Koko Sudjadi R.M

NIM 05.93.0074

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Utama

... tanggal ...

Pembimbing Pendamping

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmatnya serta

kesempatan yang telah diberikan kepada saya selama menempuh pendidikan program

Magister Hukum Kesehatan di Universitas Katolik Soegijapranata sehingga dapat

diselesaikan pada waktunya.

Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi tingginya kepada:

1. Bapak DR..Y. Bagus Wismanto, MSi. sebagai Rektor Universitas Katolik

Soegijapranata dan Bapak Dr.A. Rudyanto Soesilo, MSA. sebagai Direktur

Program Pasca Sarjana Universitas Katolik Soegijapranata yang telah mendirikan

program strata 2 Magister Hukum Kesehatan.

2. Ibu Prof. DR. A. Widanti, SH.,CN. sebagai Ketua Program Studi dan Ibu Endang

Wahyati, SH., MH. sebagai Sekretaris Program Studi Magister Hukum Kesehatan

Universitas Katolik Soegijapranata yang telah banyak memberikan bimbingan

dalam hal perkuliahan dan pembuatan tesis selama mengikuti pendidikan ini.

3. Ibu Prof. DR.Wila Chandrawila S., SH sebagai Kepala Koordinator Program

Studi Bandung yang telah banyak berperan dalam memberikan bimbingan dan

perkuliahan serta pembuatan tesis selama mengikuti pendidikan Magister Hukum

Kesehatan di Universitas Katolik Soegijapranata..

4. Bapak DR. Sentosa Sembiring SH., MH., sebagai pembimbing utama tesis di

Bandung yang dengan penuh kesabaran dan pengertiannya telah banyak

membantu dalam penyelesaian tesis ini menjadi suatu tesis yang memenuhi syarat

untuk diajukan dalam rangka penyelesaian Program Studi Magister Hukum

Kesehatan di Universitas Katolik Soegijapranata.

5. Bapak Y.Budi Sarwo SH., MH, sebagai pembimbing tesis di Semarang, yang

dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaannya dalam penyelesaian tesis ini yang

mau membimbing saya dalam jarak jauh dengan menggunakan telepon sehingga

tesis ini dapat diselesaikan pada waktunya.

(4)

6. Bapak Djaya Sembiring Meliala SH., MH. sebagai penguji tesis yang telah

menguji dan melengkapi hasil tesis yang telah saya buat sebelumnya.

7. Bapak Dr Sukmahadi Tawaf M Epid. Selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Bandung yang telah memberikan izin kepada saya untuk mengikuti program ini.

8. Teman-teman sekelas yang telah saling bahu membahu dalam mengikuti

pendidikan Magister Hukum Kesehatan ini, khususnya Dr. Sri Andriati yang telah

banyak memberi literature literature dan semangat untuk menyelesaikan tesis ini.

9. Ucapan terima kasih yang paling dalam terutama saya sampaikan kepada istri

saya tercinta, Dr. Retno Dewi Tanujoyo Sp.PK. yang telah membantu saya

selama mengikuti pendidikan dari awal sampai selesainya tesis ini dengan segala

kesabaran dan pengertiannya.

10.Ucapan serupa juga disampaikan kepada anak-anak saya tercinta Anthony

Sudjadi, Andy Sudjadi dan Michelle Regina Sudjadi, atas pengertian dan

bantuannya selama menjalani Pendidikan Magister Hukum Kesehatan ini, dimana

mereka merelakan waktu yang biasanya dipakai untuk berkumpul bersama untuk

sementara digunakan untuk mengikuti pendidikan ini.

11.Ucapan terima kasih yang setinggi tingginya juga disampaikan kepada kedua

orang tua saya, Bapak Due Rahmat Mulyana dan Ibu Lani Wijaya yang terus

menerus mendoakan keberhasilan puteranya ini dalam mengikuti Pendidikan

Magister Hukum Kesehatan sehingga dapat selesai pada waktunya, semoga hal ini

boleh menjadi kebanggaan bagi mereka berdua.

Akhirnya, semoga hasil penelitian tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan

dapat menjadi masukan bagi pengambil kebijakan dalam hal melaksanakan

program penanggulangan kesehatan bagi masyarakat miskin di Negara Republik

Indonesia ini.

Bandung, Juli 2007

(5)

ABSTRAK

Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga negara, oleh karena itu negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhinya hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.

Dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan disebutkan tugas pemerintah untuk mendorong pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) yang diambil dari konsep HMO (Health Maintenance

Organization) yang merupakan salah satu bentuk asuransi komersial kesehatan

sehingga tidak sesuai dengan tujuan dan cita cita bangsa Indonesia mewujudkan sistem kesehatan yang berkeadilan (egaliter) sehingga asuransi kesehatan sosial di Indonesia tidak berkembang seperti yang diharapkan.

Asuransi kesehatan sosial (social health insurance) adalah suatu mekanisme pendanaan pelayanan kesehatan yang semakin banyak digunakan di seluruh dunia karena kehandalan sistem ini dalam menjamin kebutuhan kesehatan rakyat suatu negara. Namun di Indonesia pemahaman tentang asuransi kesehatan sosial masih sangat kurang karena sejak lama kita hanya mendapatkan informasi yang bias tentang asuransi kesehatan yang didominasi oleh asuransi kesehatan komersial disamping literatur yang mengupas asuransi kesehatan sosial juga sangat terbatas sehingga pola pikir (mind set) kita lebih terarah kepada segala sesuatu yang bersifat komersial, termasuk dalam pelayanan rumah sakit.

Akibatnya, begitu ada kata “sosial” seperti dalam “asuransi sosial” dan “fungsi sosial rumah sakit” maka hal itu hampir selalu di pahami dengan pelayanan atau program untuk orang miskin. Sesungguhnya asuransi sosial bukanlah asuransi untuk orang miskin dan fungsi sosial bukanlah fungsi orang miskin. Hal ini merupakan suatu kekeliruan yang besar yang menghambat pembangunan kesehatan yang berkeadilan sesuai amanat Undang Undang Dasar 1945.

Dalam kondisi ekonomi seperti sekarang ini yang merupakan kelanjutan dari krisis moneter yang terjadi sejak sekitar tahun 1997 dimana jumlah rakyat miskin makin bertambah banyak sehingga banyak masyarakat yang tergolong miskin menjadi sulit untuk memelihara dan mengatasi kesehatannya bilamana mereka menjadi sakit. Untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1241/Menkes/SK/XI/2004 telah menugaskan PT Askes (Persero) untuk mengelola Program Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin dengan berbasis asuransi sosial yang dikenal dengan program Askeskin.

(6)

ABSTRACT

Health comprises a fundamental right of each citizen, and therefore the state is responsible for regulating health-related matters so that the right to enjoy a healthy life is guaranteed for its citizenry, including the poor and less privileged sections of society.

In Law No. 23 of 1992 concerning Health Affairs, it is stated that the task of the government to stimulate the development and establishment of a Society Health Maintenance Guarantee (JPKM) derived from the concept provided by the Health Maintenance Organization (HMO) consists of a form of commercial health insurance, thus it is not in accordance with the aim and aspiration of the Indonesian people to create a health system that is egalitarian. As a consequence, Social Health Insurance in Indonesia has not developed as expected or hoped for.

Social Health Insurance is a mechanism for financing health services that is used more and more frequently for funding all over the world because of the reliability of this system when it comes to guaranteeing the health needs of the populace of a given state. However, in Indonesia itself comprehension of Social Health Insurance still leaves much to be desired because we have been receiving much biased information for a long time about health insurance that is dominated by commercial health insurance beside the specific literature that analyzes social health insurance being very limited so that our mindset is more focused on everything of a commercial nature, including every aspect of hospital services.

As a result, every time the term “social” is employed, as in “social insurance” and “the social function of hospitals”, it is practically always interpreted as referring to services or programs specifically intended for the poor or underprivileged. In actual fact, social insurance is not just intended for the poor, and neither are social functions meant for the underprivileged only. It is a serious error of judgment to interpret matters in this way, which has been impeding the development of an equitable health system that is in accordance with the message and ideals of the 1945 Constitution.

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………. i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I. PENDAHULUAN ………1

A. LATAR BELAKANG... 1

B. PERUMUSAN MASALAH... 5

C. TUJUAN PENELITIAN ... 5

D. MANFAAT PENELITIAN... 6

BAB II. KERANGKA PEMIKIRAN ... 8

A. LATAR BELAKANG MUNCULNYA ASKESKIN... 8

B. LANDASAN HUKUM PELAYANAN KESEHATAN ... 12

C. TUJUAN DAN AZAS UNDANG UNDANG KESEHATAN No.23 TAHUN 1992 ... 29

D. PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN ... 34

BAB III. METODE PENELITIAN ... 49

A. METODE PENDEKATAN ... 49

B. SPESIFIKASI PENELITIAN ... 49

C. JENIS DATA ... 50

D. TEHNIK PENGUMPULAN DATA... 51

E. METODE ANALISA DATA ... 51

(8)

F. PENYAJIAN TESIS... 52

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. HASIL PENELITIAN... 54

B. PEMBAHASAN ... 68

BAB V. PENUTUP ... 81

A. KESIMPULAN ... 81

B. SARAN ... 82

Referensi

Dokumen terkait

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.Loka Penelitian Kambing Potong, Sumatera Utara.. Tantangan dan peluang pengembangan agribisnis kambing ditinjau dari

Pada bangunan stadion terdapat ruangan dibawah tribun dengan ketinggian yang tidak memungkinkan untuk aktivitas pengguna, sehingga membuat bangunan dirancang mengalami

PORSI NAMA BANK TGL ENTRY PIN PIHK... HUDAYA SAFARI TOUR &

Oleh sebab itu indikator kinerja pegawai negeri di kalangan pemerintahan dalam hal ini di Dinas Peternakan Jawa Barat sebagai pelaksana birokrasi pemerintahan

Hasil analisis pada tabel 11 di atas menunjukkan besarnya sumbangan atau kontribusi yang diberikan oleh variabel kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di Badan

Dari Gambar 22 terlihat, terdapat peningkatan yang dinilai banyak oleh lulusan sebelum dan setelah lulus dari UT, yaitu pada aspek: pengembangan diri,

Dalam kegiatan terapi okupasi yang dilakukan di panti werdha damai ranomuut manado selama 4 kali dalam 2 minggu memberikan kesempatan kepada para lansia untuk

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara dinamika kondisi oseanografi (suhu permukaan Laut dan konsentrasi klorofil-a) dengan hasil