III. METODE PENELITIAN
A.Metode Dasar Penelitian
Metode dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif sebagai metode yang melukiskan suatu keadaan objektif atau peristiwa tertentu berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya yang kemudian diiringi dengan upaya pengambilan kesimpulan umum berdasarkan fakta-fakta historis tersebut. Julian (2004) menyatakan bahwa penelitian deskriptif atau dikategorikan dalam metode penelitian kualitatif dengan menggunakan metode survei yaitu menggambarkan, menjelaskan dan menginterpretasikan suatu fenomena yang terjadi pada suatu objek dan data bersifat kualitatif, yaitu data yang digambarkan dengan kata atau kalimat menurut kategori untuk memperoleh suatu kesimpulan.
B.Metode Penentuan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UMKM gudeg Yogyakarta. Penetapan lokasi penelitian di UMKM gudeg Yogyakarta dilakukan secara sengaja (purposive). Menurut Mardikanto dan Irianto (2010) purposive yaitu pemilihan lokasi melalui pilihan-pilihan berdasarkan kesesuaian karakteristik yang dimiliki lokasi penelitian dengan kriteria tertentu yang ditetapkan atau dikehendaki oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitiannya.
Kriteria atau pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan lokasi antara lain UMKM gudeg di Kota Yogyakarta merupakan pihak yang membutuhkan komoditas nangka muda secara kontinyu. Penelitian dilakukan di Kota Yogyakarta karena kota Yogyakarta sangat identik dengan makanan khas berupa gudeg yang bahan baku utamanya adalah nangka muda. Kota Yogyakarta bukan merupakan daerah dengan komoditas unggulan berupa nangka sehingga produksi nangka masih rendah dan berfluktuatif. Hal tersebut merupakan pertimbangan yang digunakan oleh penulis untuk menetapakan lokasi penelitian mengenai manajemen rantai pasok bahan baku nangka muda yaitu di UMKM gudeg di Kota Yogyakarta.
C.Metode Penentuan Responden
Pada penelitian ini responden terdiri dari pengusaha gudeg (UMKM gudeg Yogyakarta), pedagang nangka muda skala besar, pedagang pengumpul (nangka muda) dan petani nangka muda. Metode penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan dua metode berbeda. Hal ini disebabkan karena penarikan sampel pedagang nangka muda dan petani nangka muda sebagai responden yang diperoleh melalui key informan. Key informan adalah orang atau kelompok orang yang mengetahui dan memiliki informasi pokok mengenai manajemen pasokan nangka muda dalam suatu usaha. Key informan yang dimaksud pada penelitian ini adalah pengusaha gudeg (pemilik UMKM gudeg di Kota Yogyakarta). Metode pengambilan responden yang digunakan meliputi:
1. Metode Sensus
Metode sensus dikenal juga sebagai metode pencacahan lengkap. Artinya, semua individu yang ada dalam populasi dicacah sebagai responden. Pada penelitian ini, metode sensus digunakan untuk menentukan responden pengusaha gudeg. Pengusaha gudeg dalam penelitian ini adalah pengusaha gudeg yang berada di Kota Yogyakarta. Berdasarkan data dari Disperindagkop Kota Yogyakarta pada tahun 2014 terdapat 30 UMKM gudeg di Kota Yogyakarta yang tersebar di 7 kecamatan. Namun pada saat penelitian dilakukan hanya terdapat 11 UMKM gudeg yang masih beroperasi berdasarkan data dari Disperindagkop Kota Yogyakarta pada tahun 2014. Oleh karena itu total jumlah responden pengusaha gudeg yang diteliti sebanyak 11 UMKM.
Tabel 6. Daftar Responden Penelitian di Kota Yogyakarta
No. Kecamatan Populasi UMKM Gudeg
1. Wirobrajan 1 2. Ngampilan 1 3. Pakualaman 2 4. Kraton 5 5. Gondomanan 2 Jumlah 11
2. Metode Snowball
Menurut Slamet (2006) snowball sampling merupakan penarikan sampel bertahap yang makin lama jumlah respondennya semakin bertambah besar. Penarikan sampel dengan cara snowball melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah mengidentifikasikan seseorang yang kita anggap sebagai responden yang memenuhi syarat bagi tujuan penelitian. Pada penelitian ini responden terdiri dari pengusaha gudeg dengan jumlah 11 responden. Tahap selanjutnya adalah mencari informasi (pengumpulan data) melalui pengusaha gudeg di Kota Yogyakarta. Pengumpulan data atau informasi melalui pengusaha gudeg di Kota Yogyakarta dirasa belum cukup lengkap sehingga dibutuhkan responden lain yaitu pedagang nangka muda dan petani nangka yang informasinya diperoleh melalui pengusaha gudeg di Kota Yogyakarta. Jumlah untuk responden pedagang pengecer berjumlah 11 responden. Sedangkan jumlah responden pedagang besar sebanyak 1 responden. Jumlah responden pedagang pengumpul sebanyak 1 responden. Sedangkan tahap penelitian berhenti pada 3 responden petani nangka muda karena data atau informasi yang dibutuhkan sudah lengkap atau informasi yang diperoleh memiliki pola yang sama. Berdasarkan jumlah responden pengusaha gudeg, petani dan pedagang nangka muda maka total responden yang diteliti sebanyak 27 responden.
D.Sumber dan Jenis Data
Jenis dan sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak lain misalnya dalam bentuk table-tabel atau diagram-diagram. Data sekunder ini digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut (Umar, 2009).
Data primer yaitu data yang diperoleh dari pengusaha gudeg dan pihak lain yang diperlukan sebagai sumber informasi. Pengumpulan data primer menggunakan metode wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan secara
langsung dengan pengusaha gudeg menggunakan daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan observasi dilakukan melalui pengumpulan data dengan pengamatan langsung pada obyek yang diteliti di daerah penelitian. Data primer dari penelitian berupa hasil observasi dan wawancara dengan responden yaitu pengusaha gudeg, pedagang nangka dan petani nangka muda.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pencatatan maupun copy data yang telah tersedia di kantor instansi yang ada hubunganya dengan penelitian ini. Sumber data sekunder diperoleh dari dinas perindustrian dan koperasi, dinas pertanian, BPS, dll. Data sekunder diperoleh dengan metode pencatatan. Pencatatan dilakukan dengan cermat dan sistematik mengenai segala data secara langsung di lapangan yang berkaitan dengan penelitian. Data sekunder pada penelitian ini yaitu data produksi nangka yang diperoleh dari BPS Yogyakarta, data inflasi yang diperoleh dari BPS Yogyakarta, dan data UMKM gudeg Kota Yogyakarta yang diperoleh dari Dinas Perindagkop dan UKM Kota Yogyakarta.
E.Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data melalui observasi, wawancara dan pencatatan di lapangan. Menurut Narbuko dan Achmadi (2007) pengamatan atau observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Wawancara adalah proses tanyajawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan.
Pengamatan atau observasi dilakukan di UMKM gudeg dan menemui pengusaha gudeg, pengamatan di pasar Serangan, pasar Ngasem, pasar Sentur dan pasar Bringharjo terkait responden pedagang nangka muda, dan melakukan pengamatan di Prembun dan Bantul terkait responden petani nangka muda. Pengamatan atau observasi yang dilakukan adalah terkait kegiatan penjualan produk, aliran produk, dan manajeman produk nangka muda. Wawancara dilakukan pada seluruh responden dengan daftar pertanyaan yang sudah
disiapkan. Pencatatan yang dilakukan adalah terkait informasi-penting lain yang disampaikan responden yang tidak termasuk dalam daftar pertanyaan. F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data model interaktif. Analisis data model interaktif digunakan untuk mengidentifikasi manajemen rantai pasok nangka muda di UMKM gudeg di Kota Yogyakarta. Analisis data dilakukan dengan cara mengorganisasi data yang diperoleh kedalam sebuah kategori, menjabarkan data kedalam unit-unit, menganalisis data yang penting, menyusun atau menyajikan data yang sesuai dengan masalah penelitian dalam bentuk laporan dan membuat kesimpulan agar mudah untuk dipahami.
Sesuai dengan jenis penelitian di atas, maka peneliti menggunakan model interaktif dari Miles dan Huberman untuk menganalisis data hasil penelitian. Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Langkah-langkah analisis data menurut Miles dan Huberman (1994) sebagai berikut:
Gambar 4. Langkah-langkah Analisis Data Kualitatif Miles & Huberman Sumber: Miles dan Huberman (1994) dalam Ahmadi (2016)
1. Pengumpulan Data (Data Collection)
Tahap pertama dari model analisis ini adalah pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan mengkaji tiga aliran aktivitas dalam manajemen rantai pasok. Menurut Direktur Budidaya Tanaman Buah Direktorat Jenderal Hortikultura pada tahun 2012 aliran aktivitas dalam manajemen rantai pasok, antara lain:
a. Aliran Produk atau Material
Aliran produk merupakan gambaran aliran produk bersifat searah yang diawali dari produsen dengan melewati beberapa mata rantai yang pada akhirnya akan diterima oleh pengguna (end user) / konsumen. Pada penelitian ini petani berperan sebagai penghasil / produsen nangka muda pada mata rantai pertama dimana produk berawal. Pedagang pengumpul berperan mengumpulkan hasil budidaya nangka muda dari petani. Lokasi petani berada di daerah Kebumen dan Purworejo. Pedagang Besar berperan sebagai distributor antar daerah dan berperan membeli nangka muda dari pedagang pengumpul kemudian menjualnya ke pedagang yang berada di daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Pedagang nangka muda berperan sebagai pedagang yang berada di pasar-pasar tradisional di kota Yogyakarta. Disetiap pasar di Yogyakarta terdapat satu sampai enam pedagang nangka muda. Pengusaha Gudeg berperan sebagai produsen gudeg yang berada di rantai terakhir pada manajemen rantai pasok nangka muda ini.
b. Aliran Dana.
Aliran dana (funds) adalah gambaran aliran uang / modal yang berawal dari konsumen sebagai pembeli yang selanjutnya mengalir pada tiap mata rantai yang pada akhirnya akan sampai pada produsen untuk digunakan sebagai biaya produksi. Pengusaha gudeg berperan sebagai mata rantai terakhir untuk pembelian nangka muda. Pengusaha gudeg berperan sebagai pengalir dana dari konsumen gudeg sampai kepada petani nangka (produsen) sebagai penukar dari produk yang dihasilkan. Aliran dana dimulai dari transaksi antara konsumen gudeg dengan
pengusaha gudeg kemudian dana tersebut dialirkan kepada pedagang pengeceryang berperan sebagai pembeli hasil panen dari pedagang besar. Aliran dana kemudian disalurkan kepada pedagang besar dan pedagang pengumpul sampai dengan petani nangka muda. Petani nangka muda berperan sebagai penerima aliran dana dari hasil penjualan nangka muda yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai modal atau biaya produksi. c. Aliran Informasi.
Aliran informasi merupakan gambaran aliran informasi yang dibutuhkan / tersedia pada SCM. Aliran informasi terjadi diantara para stakeholder yang bersifat searah yaitu dari pengusaha gudeg, pedagang pasar, pedagang besar, pedagang pengumpul sampai pada petani nangka muda. Informasi tersebut tarkait kebutuhan produk baik kuantitas maupun kualitas yang diharapkan konsumen sehingga produsen diharapkan mampu menyediakan atau memenuhi kebutuhan konsumen tersebut.
2. Reduksi Data (Data Reduction)
Setelah tahap pengumpulan data tahap selanjutnya adalah reduksi data. Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksikan dan pentransformasikan data kasar dari lapangan. Proses ini berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian. Data yang diperoleh peneliti di lapangan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi direduksi dengan cara merangkum, memilih dan memfokuskan data pada hal-hal yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pada tahap ini, peneliti melakukan reduksi data dengan cara memilah-milah, mengkategorikan dan membuat abstraksi dari catatan lapangan, wawancara dan dokumentasi.
Pada tahap reduksi data dilakukan analisis pemetaan. Analisis pemetaan digunakan untuk memetakan alur atau sebaran rantai pasok dan untuk mendesain model manajemen rantai pasok nangka muda di UMKM gudeg di Kota Yogyakarta. Tahap dari analisis pemetaan dalam penelitian ini, yaitu:
a. Melakukan pemetaan data (petani, pedagang, pengusaha gudeg), dan mengidentifikasi permasalahan dalam supply chain.
b. Mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan masalah. c. Mendesain Supply chain management dalam sebuah model.
Analisis sistem digunakan dalam melakukan pemetaan data. Analisis sistem dapat didefenisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagaian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya (Jogiyanto, 2005). Model sistem sederhana terdiri dari input (masukan), process (proses) dan output (luaran). Pada penelitian ini model sistem sederhana yang terbentuk adalah sebagai berikut:
3. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data dilakukan setelah data selesai direduksi atau dirangkum. Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dianalisis kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi. Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk
Input (Masukan) Pelaku: Petani nangka muda Kajian: Aliran material, aliran biaya dan aliran informasi Produk: Nangka muda Wilayah: Luar Kota Yogyakarta Output (Luaran) Pelaku: Pengusaha gudeg (Pemilik UMKM gudeg di Kota Yogyakkarta) Kajian: Aliran material, aliran biaya dan aliran informasi Produk: Gudeg Wilayah: Kota Yogyakarta Process (Proses) Pelaku: Pedagang pengumpul, pedagang besar dan pedagang pengecer Kajian: Aliran material, aliran biaya dan aliran informasi
Produk: Nangka muda Wilayah: Luar Kota Yogyakarta dan Kota Yogyakarta
penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan dan bagan. Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan.
4. Penarikan Kesimpulan (Conclusion: drawing/verifying)
Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif model interaktif adalah penarikan kesimpulan dari verifikasi. Berdasarkan data yang telah direduksi dan disajikan, peneliti membuat kesimpulan yang didukung dengan bukti yang kuat pada tahap pengumpulan data. Kesimpulan adalah jawaban dari rumusan masalah dan pertanyaan yang telah diungkapkan oleh peneliti sejak awal.