• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY E MASA HAMIL, PERSALINAN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS MANDURO, KABUPATEN MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN PADA NY E MASA HAMIL, PERSALINAN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS MANDURO, KABUPATEN MOJOKERTO"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”E” MASA HAMIL, PERSALINAN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS MANDURO,

KABUPATEN MOJOKERTO

DEWI ISMIATI NIM 1311010053

SUBJECT:

Asuhan Kebidanan, ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, KB DESCRIPTION:

Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat. Bagian besar terdapat ibu yang menderita komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan mempengaruhi kesejahteraan bayi yang dilahirkannya. Tujuan studi kasus ini adalah menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, KB dan bayi baru lahir sesuai dengan standar asuhan dengan menggunakan pendokumentasian SOAP dengan pendekatan managemen kebidanan.

Studi kasus dilakukan di BPM Hj. Luluk Tarwiyah, S.ST, M.Kes. Wilayah Kerja Puskesmas Mandoro Mojokerto, subyek studi kasus adalah Ny “E” usia 25 tahun. Manajemen kebidanan diselesaikan melalui 5 langkah menurut Kepmenkes RI No.369/tahun 2007, yaitu pengkajian, merumuskan diagnosa, menyusun rencana asuhan secara menyeluruh, implementasi dan mengevaluasi.

Pemberian asuhan kehamilan pada Ny “E” dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan kesenjangan. Asuhan persalinan berlangsung fisiologis serta tidak disertai penyulit. Asuhan pada masa nifas menunjukkan hasil pemeriksaan tidak terdapat masalah. Asuhan neonatus menunjukkan hasil pemeriksaan tidak mengalami ikterus, kondisi bayi baik dan normal. Pada kunjungan keluarga berencana ibu menggunakan KB pil.

Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny “E” berjalan fisiologis, hal ini dikarenakan usia ibu adalah 25 tahun yang termasuk usia reproduksi sehat selain itu ibu juga melakukan kunjungan ANC dengan teratur dan ibu menerapkan anjuran yang diberikan bidan.

Berdasarkan hasil asuhan kebidanan yang dilakukan, ibu hamil seharusnya dapat dapat rutin memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan agar apabila terdapat komplikasi pada kehamilan dapat segera diatasi dan melakukan konsultasi tentang kehamilan, persalinan, neonatus, nifas dan KB.

ABSTRACT:

Maternal Mortality Rate (MMR) is also one important indicator of the health of the community. Most are mothers who suffer from life-threatening complication that can affect the well-being of mothers and babies were born. The purpose of this case study is to comprehensively implement midwifery care to the mother from pregnancy, childbirth, postpartum, contraceptive and newborn birth in accordance with the standard of care by using SOAP documentation with obstetric management approach.

The case studies conducted in BPM Hj. Lulu Tarwiyah, S.ST, Kes. Mandoro Health Center Mojokerto, the subject of the case study is Mrs."E" age of 25 years. Midwifery management resolved through 5 steps according Kepmenkes RI 369/2007, ie assessment, formulate a diagnosis, plan of care overall, implementation and evaluation.

(2)

Pregnancy care provision at Mrs. "E" of the results of the examination did not find the gaps. Delivery care takes place and is not accompanied by physiological complications. Orphanage in puerperal shows test results there is no problem. The care of neonates showed results of the examination are not jaundiced, the baby's condition is good and normal. On a visit family planning mother’s use control pills.

Comprehensive midwifery care at Mrs."E" physiological walking, this is due to the mother's age is 25 years, including a healthy reproductive age in addition to the mother as well ANC visit regularly and apply the advice given mother a midwife.

Based on the results of midwifery care is done, pregnant women should be able to routine checkups at health personnel so that if there are complications in pregnancy can be immediately addressed and consulted about pregnancy, childbirth, newborns, postpartum and contraceptive.

Keywords: Midwifery Care, pregnant women, birth, post-partum, neonatal, contraceptive

Contributor : 1. Dyah Siwi Hety, M.Kes. 2. Farida Yuliani M.Kes.

Date : 25 Mei 2016 Type Material : Laporan Penelitian Identifier : -

Right : Open Document Summary :

LATAR BELAKANG

Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat. Angka Kematian Ibu (AKI) menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitivitas Angka Kematian Ibu (AKI) terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan (Kemenkes RI, 2012: 62).

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 angka kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas) menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka kematian bayi 19 per 1.000 kelahiran hidup (Profil kesehatan Indonesia, 2014). Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Timur tahun 2012 yakni 97,43 per 100.000 kelahiran hidup. Faktor penyebab kematian ibu di Jawa Timur adalah PE/E (34,88%), perdarahan (25,09%), infeksi (4,98%), jantung (8,03%) dan lain-lain (26,98%) (Dinkes Jatim, 2013). Menurut data Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, AKI tahun 2013 mencapai 22 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB mencapai 129 per 100.000 kelahiran hidup. Angka-angka tersebut masih jauh dari harapan MDG,s tahun 2015 yaitu AKI 102 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 23 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes 2011).

(3)

Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil di Jawa Timur tahun 2014 sebesar 96,19% dan K4 sebesar 88,66% dan di Kabupaten Mojokerto cakupan K1 sebesar 83,01% dan K4 sebesar 78,89%, cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2014 belum mencapai target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan di tahun yang sama, yakni sebesar 95%. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan untuk Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 adalah 89,14%. sedangkan di Kabupaten Mojokerto 86,56%. Cakupan tersebut masih dibawah target yang telah ditentukan yakni 94%. Cakupan KN1 di Jawa Timur pada tahun 2014 sebesar 103,44%, cakupan ini telah memenuhi target Renstra tahun 2014 yang sebesar 90%. Cakupan KN lengkap di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 93,33% dan KN lengkap di Jawa Timur sebesar 101,29%, sedangkan cakupan KN 1 di Kabupaten Mojokerto sebesar 92,77% dan KN lengkap 91,09%. Secara keseluruhan angka tersebut telah mencapai target program KN lengkap tahun 2014 yaitu 88%. Peserta KB aktif di Provinsi Jawa Timur tahun 2013 adalah 5.969.038 akseptor. Metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh peserta KB aktif adalah suntikan (55,95%) dan terbanyak ke dua adalah pil (20,07%). Peserta KB aktif di Mojokerto sebanyak 303.975, metode kontrasepsi yang digunakan banyak digunakan yaitu KB suntik 64,75% dan KB pil 14,87% (Dinkes Jatim, 2013).

Kematian ibu di Indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, Pre-eklampsia/Eklampsia (PE/E), dan infeksi. Proporsi ketiga penyebab kematian ibu telah berubah, dimana perdarahan dan infeksi cenderung mengalami penurunan sedangkan Pre-eklampsia/Eklampsia (PE/E) proporsinya semakin meningkat (Kemenkes RI, 2013: 82). Komplikasi yang terjadi pada ibu yang menderita Pre-eklampsia atau eklamsia adalah solusio plasenta, hipofibrinogenemia, perdarahan otak, kelainan ginjal, prematuritas dan komplikasi yang terberat ialah kematian ibu dan janin (Rukiyah, 2009: 187-191). Infeksi yang terjadi pada masa nifas mencangkup peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat genital pada waktu persalinan dan nifas. Infeksi nifas dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti, kurang hygiene pada proses bersalin dan semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan penderita, seperti perdarahan, pre-eklampsia, eklampsia dan juga infeksi lain (Sulistyawati, 2009: 181).

Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Kematian bayi terjadi pada periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan (Prawirohardjo, 2010: 132). Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah asfiksia, bayi berat lahir rendah dan infeksi. Masalah pada bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) terutama pada prematur terjadi karena ketidakmatangan sistem organ pada bayi tersebut (Kemenkes RI, 2013: 88). Kontrasepsi hormonal merupakan jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan di Indonesia. Kelompok KB hormonal terdiri dari KB modern jenis susuk, suntikan dan pil (Manuaba, 2009: 239).

Bidan perlu memberikan asuhan kebidanan yang bersifat continuity of care. Continuity of care merupakan bagian dari asuhan kebidanan yang terdiri atas Antenatal Care (ANC), Intranatal Care (INC), Postnatal Care (PNC) dan Chilbirth Care atau penanganan bayi baru lahir. Asuhan yang berkelanjutan berkaitan dengan kualitas pelayanan dari waktu kewaktu yang membutuhkan hubungan terus menerus antara pasien dengan tenaga profesional kesehatan. Asuhan antenatal yang baik sangat penting untuk hasil kehamilan yang baik karena sebagai besar dari kematian ibu dihindarkan melalui asuhan antenatal, intranatal dan postnatal yang bermutu tinggi. Bidan juga dapat memberikan konseling tentang jenis kontrasepsi yang cocok untuk akseptor KB, kelebihan dan kelemahan alat kontrasepsi yang digunakan klien sehingga mereka mengerti dan

(4)

memahami dari alat kontrasepsi yang akseptor gunakan (Hani, Marjati dan Yulifah, 2014: 9).

Berdasarkan masalah tersebut penulis tertarik untuk mengambil studi kasus dengan judul “Asuhan kebidanan yang continuity of care yaitu asuhan yang diberikan secara berkelanjutan mulai dari masa hamil, melahirkan, neonatus, masa nifas dan KB”.

METODOLOGI

Studi kasus dilakukan di BPM Hj. Luluk Tarwiyah, S.ST, M.Kes. Wilayah Kerja Puskesmas Mandoro Mojokerto, subyek studi kasus adalah Ny “E” usia 25 tahun. Manajemen kebidanan diselesaikan melalui 5 langkah menurut Kepmenkes RI No.369/tahun 2007, yaitu Subyektif, Obyektif, Analisa data, Penatalaksanaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan anamnesa, Ny “E” hamil pada usia 25 tahun. Menurut Gunawan (2010: 81) usia, kematangan fisik, mental, dan alat reproduksi juga sangat memengaruhi kehamilan. Secara fisik dan mental, usia yang baik untuk hamil berkisar antara 20-35 tahun. Pada usia tersebut alat reproduksi wanita telah berkembang dan berfungsi secara maksimal, begitu juga faktor kejiwaannya, sehingga akan mengurangi berbagai risiko ketika hamil, seperti keguguran, perdarahan, bahkan kematian. Begitu juga pada saat menjalankan proses persalinan, risikonya juga akan lebih kecil.

Ibu yang hamil pada usia 25 tahun lebih siap menghadapi kehamilannya, karena usia 25 tahun termasuk dalam usia reproduksi sehat dan dirasa tepat bagi reproduksi wanita bekerja dengan maksimal. Kondisi rahim sudah mampu memberi perlindungan atau kondisi yang maksimal untuk kehamilan. Selain itu Ny “E” yang hamil anak kedua secara umum ibu juga sudah siap secara mental, sehingga nantinya ibu lebih mudah dalam menjaga kehamilannya secara hati-hati karena belajar dari pengalaman hamil sebelumnya.

Pada usia kehamilan 38 minggu, Ny “E” mengeluh kepala terasa pusing, masih dapat dikategorikan fisiologis karena umum terjadi pada ibu hamil trimester III. Pebryatie (2014: 42) menjelaskan bahwa pusing/sakit kepala pada ibu hamil trimester III disebabkan karena kontraksi otot ketegangan spasme otot, keletihan serta pengaruh hormon, tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler, kongesti hidung, dinamika cairan syaraf yang berubah alkalosis. Sakit kepala yang hebat yang timbul pada ibu hamil mungkin dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin.

Keluhan yang dialami oleh Ny “E” merupakan keluhan sakit kepada ringan sehingga masih dalam batas wajar yang termasuk dalam kehamilan fisiologis dan tidak berpengaruh kepada janin, karena keluhan pusing umum terjadi pada ibu hamil trimester III. Keluhan pusing pada ny “E” disebabkan karena kurang tidur, dehidrasi dan kelelahan.

Pemeriksaan kehamilan Ny “E” melakukan kunjungan ANC dengan teratur yaitu pada 3 kali pada trimester I, 3 kali pada trimester 2 dan 3 kali pada trimester 3. Hani, dkk (2014: 12) menjelaskan standar minimal kunjungan kehamilan sedikitnya adalah 4 kali kunjungan, yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III. Keteraturan kunjungan ANC sangat penting karena untuk melihat perkembangan kehamilan, kondisi janin dan kemungkinan adanya komplikasi dapat dideteksi dini dan ditangani dengan segera.

Ny “E” memeriksakan kehamilannya dengan rutin atau teratur dikarenakan ibu ingin terus memantau kesehatan diri dan bayinya supaya dapat terhindar dari masalah atau komplikasi pada kehamilan sehingga membuat ibu rutin memeriksakan kehamilannya karena ingin memantau perkembangan janin.

(5)

Hasil pengkajian imunisasi TT Ny “E” sudah melakukan imunisasi TT lengkap. Menurut Hani (2014: 11) imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil guna memberikan kekebalan pada janin terhadap infeksi tetanus (Tetanus Neonatorum) pada saat persalinan, maupun postnatal. Bila wanita selama hidupnya mendapatkan imunisasi sebanyak 5 kali berarti akan mendapat kekebalan seumur hidup dengan periode waktu tertentu terhadap penyakit tetanus.

Ny “E” telah melakukan imunisasi TT secara lengkap. Namun, ibu hamil lupa tentang jadwal dan skrining imunisasi TT yang dilakukan sehingga peneliti hanya melihat dokumentasi dari buku KIA.

Hasil pemeriksaan penambahan berat badan Ny “E” pada kunjungan pertama, tepatnya pada usia kehamilan 38 minggu BB Ny “E” adalah 60 kg, sedangkan berat badan sebelum hamil adalah 49 kg, hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan berat badan dari sebelum hamil sampai pada akhir trimester sebesar 11 kg.

Mochtar (2012: 47) menjelaskan kenaikan berat badan rata-rata adalah antara 6,5 sampai 16 kg. Kenaikan berat badan yang berlebihan atau turunnya berat badan ibu setelah kehamilan trimester kedua hasus menjadi perhatian.

Data hasil pemeriksaan yang didapat menunjukkan bahwa kehamilan berat badan normal, penambahan berat badan sesuai dengan usia kehamilan. Penambahan berat badan ibu yang sesuai dikarenakan ibu rutin mengkonsumsi makanan bergizi ketika hamil. Peningkatan berat badan sangat penting untuk ibu hamil karena berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan pertumbuhan janin. Berat badan ibu yang bertambah secara normal dapat terjadi karena kecukupan gizi pada ibu hamil, sehingga tidak beresiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, KEK, pendarahan.

Hasil pemeriksaan lingkar lengan atas (LILA) pada Ny A adalah 30 cm. Hasil pengukuran LILA pada Ny “E” masih dalam batas normal. Ukuran lingkar lengan yang normal adalah 23,5 cm. bila ditemukan pengukuran kurang dari 23,5 cm berarti status gizi ibu kurang (Mandriwati, 2008: 113). Pengukuran LILA Ny “E” dapat dikatakan normal, hal ini dikarenakan berat badan ibu hamil ideal/tidak kurus dan asupan nutrisi Ny “E” selama hamil telah tercukupi.

Hasil pemeriksaan denyut jantung janin pada kunjungan pertama yaitu 142 x/menit, terdengar jelas pada puctum maksimum terletak di bagian perut kanan bawah. Menurut Mandriwati (2008: 103) normal tidaknya denyut jantung janin di dalam kandungan ditentukan oleh irama dan frekuensinya. Janin dalam keadaan sehat bunyi jantungnya teratur dan frekuensinya berkisar antara 120-140 x/menit. Jika bunyi jantung kurang dari 120 x/menit atau lebih dari 160 x/menit atau tidak teratur, janin dalam keadaan asfiksia (kekurangan oksigen) yang disebut jawat janin.

Hasil pengukuran denyut jantung janin dalam batas normal dikarenakan ibu yang dalam keadaan sehat. Pada orang yang sehat dapat terjadi perubahan irama atau frekuensi jantung secara teratur. Selain itu ibu juga tidak mengalami anemia (kekurangan darah), karena kondisi anemia dapat membuat jantung bekerja lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan setiap selnya.

Hasil pemeriksaan TFU pada Ny “E” pada usia 38 minggu adalah 3 jari dibawah prosesus – xiphoideus (29 cm). Hani (2014: L-4) perkiraan TFU pada umur kehamilan 36 minggu adalah 33 cm. Menurut Mandriwati (2008: 84) Tinggi fundus uteri yang normal harus sama dengan umur kehamilan dalam minggu yang ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir. Bila hasil pengukuran berbeda 1-2 cm masih dapat ditoleransi, tetapi jika deviasi lebih kecil 2 cm dari umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin, sedangkan bila deviasi lebih besar dari 2 cm, kemungkinan terjadi bayi kembar, polihidramnion atau janin besar.

(6)

Perubahan TFU yang tidak sesuai dapat dipengarui oleh pertumbuhan janin yang tidak optimal sehingga TFU pada saat hamil dalam keadaan tidak normal. Selain itu ukuran TFU yang tidak sesuai dikarenakan, kondisi kepala masuk ke pintu atas panggul, sehingga mempengaruhi hasil pengukuran TFU.

Pada kala I pada Ny “E” mempunyai keluhan perut mules-mules sejak tadi pagi jam 20.00 WIB dan semakin lama semakin sakit. Pada pemeriksaan dalam (VT) Ø 5 cm, eff=75%, UUK, ket +, kep H II. Persalinan kala I Ny “E” berlangsung ± 8 jam.

Menurut Sulistyawati (2013: 7) Kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan pada multigravida sekitar 8 jam. Persalinan fase laten, pembukaan serviks yang berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm, lamanya 7-8 jam. Fase aktif, berlangsung selama 6 jam (Mochtar, 2012: 71).

Kala I pada persalinan Ny “E” berlangsung selama 8 jam berjalan normal dan fisiologis, hal ini dipengaruhi oleh faktor pendukung dalam proses persalinan yaitu dengan adanya power, pasenger, dan passege ketiga faktor utama ini sangat mendukung jalannya persalinan.

Kala II pada Ny “E” ingin meneran dengan ditandai dengan adanya dorongan ingin meneran, perineum menonjol, frekuensi his semakin sering, intensitas his semakin kuat. Kala II berlangsung selama ± 20 menit, bayi lahir spontan, jenis kelamin perempuan, langsung menangis, tonus otot baik, warna kulit merah muda, tidak ada kelainan kongenital dan anus ada.

Menurut Mochtar (2012: 71) Kala II primi berlangsung selama 1 - 2 jam, dan pada multi ½ - 1 jam. Sulistyawati, (2013: 232) data yang mendukung bahwa pasien dalam persalinan kala II adalah pasien mengatakan ingin meneran. Perineum menonjol, vulva dan anus membuka, frekuensi his semakin sering (>3x/menit), intensitas semakin kuat, durasi his >40 detik.

Proses persalinan kala II berjalan lancar berlangsung selama ± 20 menit sehingga ini merupakan proses fisiologis. Sulistyawati (2013: 7) bahwa penatalaksanaan persalinan Kala III dalam asuhan persalinan normal berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Jika lamanya kala III berlangsung lebih dari 1 jam merupakan indikasi terjadinya retensio plasenta.

Kala III Ny “E” berlangsung normal tidak terjadi retensio plasenta. Manajemen aktif kala III dilakukan dengan pemberian oktitosin. Pemberian suntikan oksitosin dilakukan dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, setelah memastikan tidak ada bayi lain di dalam uterus. Karena oksitosin dapat menyebabkan uterus berkontraksi yang dapat menurunkan pasokan oksigen pada bayi. Penegangan tali pusat dilakukan dengan mengklem pada tali pusat diletakkan sekitar 5-10 cm dari vulva dikarenakan dengan memegang tali pusat lebih dekat ke vulva akan mencegah evulsi tali pusat. Masase fundus uteri dilakukan untuk memastikan bahawa uterus berkontraksi dengan baik, hasil pemeriksaan menunjukkan hasil kontraksi uterus baik/keras.

Kala IV Ny “E” berlangsung ±2 jam. Lamanya kala IV dari observasi 2 jam pertama post partum dalam keadaan normal. TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik. Perdarahan ± 300cc.

Sulistyawati (2013: 7) Kala IV berlangsung 1-2 jam. Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan uri lahir. Jumlah perdarahan rata-rata dianggap normal adalah 100-300 cc, apabila perdarahan lebih dari 500cc, hal tersebut sudah dianggap abnormal dan harus dicari penyebabnya (Mochtar, 2012: 71). Kala IV berlangsung normal selama 2 jam dan tidak terjadi karena jumlah perdarahan 300cc dan tidak lebih dari 500cc, selain itu kontraksi uterus juga baik.

(7)

Hasil pemeriksaan pada bayi Ny “E” pemeriksaan umum yang dilakukan masih dalam keadaan normal, yakni suhu 36,7oC, nadi 145 x/menit dan pernafasan 45 x/menit, gerak bayi aktif, bayi menangis kuat, warna kulit merah muda. Bayi tidak mengalami hipotermi ataupun hipertermi.

Menurut Muslihatun (2010: 253) Suhu tubuh bayi baru lahir normal adalah suhu pada aksila 36,5°C sampai 37,5°C. Bila suhu tubuh kurang dari 36°C dapat dikategorkan hipotermi dan jika suhu tubuh kurang dari 37,8°C dapat dikategorkan hipertermi. Pada pemeriksaan umum bayi Ny “E” suhu bayi baru lahir normal karena menerapkan pencegahan hipotermi diantaranya menjaga suhu tubuh tepat hangat yaitu dengan dibedong.

Bayi Ny “E” mempunyai berat badan lahir 3400 gram dan panjang badan 50 cm. Menurut Sondakh (2013: 164), berat badan bayi cukup bulan normalnya adalah 2500-4000 gram. Panjang badan yang diukur dari puncak kepala sampai tumir pada bayi cukup bulan normalnya adalah 48-52 cm. Pada bayi usia 0 hingga 3 bulan, berat badan akan bertambah sebanyak 30 gram per hari, dalam sebulan bayi akan mengalami kenaikan berat badan sekitar 900 gram. Bayi Ny “E” lahir dengan berat badan dan panjang badan sesuai dengan keadaan normal, hal ini dikarenakan bayi sudah mendapatkan cukup ASI.

Hasil pemeriksaan pada Ny “E” involusi uterus berjalan normal, yakni 6 jam post partum TFU 2 jari bawah pusat dan pengeluaran lochea rubra, pada kunjungan 3 hari post partum TFU pertengahan pusat-simfisis dan pengeluaran lochea sanguilenta, pada kunjungan 2 minggu post partum TFU tak teraba dan pengeluaran lochea serosa. Kunjungan 6 minggu post partum TFU tak teraba dan pengeluaran lochea alba.

Menurut Dewi (2014: 57) Involusi uteri pada saat uri lahir TFU 2 jari dibawah pusat, 1 minggu post partum TFU pertengahan pusat simfisis, 2 minggu tidak teraba diatas simfisis dan 6 minggu bertambah kecil.

Pada masa nifas Ny “E” involusi uteri berjalan normal, adanya kesenjangan pada keluhan utama yaitu nyeri dibekas jahitan saat kunjungan pertama dan kedua, hal ini masih bersifat fisiologis yang terjadi pada ibu post partum yang dilakukan jahitan pada robekan perineum setelah persalinan. Proses involusi uteri dari pengukuran TFU dan pengeluaran lochea berjalan normal, hal ini dikarenakan pola nutrisi yang baik, mobilisasi dini dan menyusui.

Pada kunjungan nifas pertama (6 jam postpartum), kedua (4 hari post partum), ketiga (2 minggu postpartum) dan keempat (6 minggu postpartum) ibu mengatakan tidak ada keluhan.

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca-persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi bagi ibu (Prawirohardjo, 2014: 27).

Secara umum Ny “E” menjalani masa nifas dengan normal tanpa adanya keluhan, hal ini dikarenakan ibu telah menerapkan semua anjuran dari petugas kesehatan, luka jahitan kering pada hari ke tiga. Pola laktasi pada Ny “E” tidak ada keluhan, pengeluaran ASI lancar dan bayi menyusu ketika lapar/menangis.

Asuhan kebidanan pada Ny “E” umur 25 tahun dengan akseptor KB pil, ibu mengatakan ingin menunda kehamilan dengan mengikuti menggunakan KB pil. Keluarga berencana digunakan untuk menunda kehamilan yaitu metode KB alami, KB hormonal (suntik, pil), KB non hormonal (IUD). Keuntungan dari KB pil adalah cukup efektif mencegah kehamilan, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak

(8)

berpengaruh pada hubungan suami istri dan tidak berpengaruh terhadap produksi ASI. Dan kerugiannya adalah gangguan pola haid, perubahan berat badan (Manuaba, 2010: 269).

Ny “E” melakukan KB pil untuk menunda kehamilannya, selain itu juga hasil pemeriksaan Ny “E”. KB pil diberikan karena penggunaannya cukup efektif mencegah kehamilan dan tidak mengganggu produksi ASI dan laktasi, selain itu penggunakan KB pil dinilai lebih ekonomis dan memiliki efektivitas tinggi.

Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny “E” pada masa hamil, persalinan, nifas, neonatus dan kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Manduro Mojokerto adalah sebagai berikut:

1. Asuhan kebidanan dilakukan secara berkelanjutan dimulai dari usia kehamilan 38 minggu, ibu mempunyai keluhan kepala terasa pusing, dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan kesenjangan, hanya ukuran TFU yang mengalami kesenjangan.

2. Asuhan persalinan berjalan fisiologis, Kala I berlangsung 8 jam, Kala II berlangsung selama 20 menit, Kala III berlangsung selama 30 menit, plasenta lahir lengkap, Kala IV observasi 2 jam postpartum berlangsung normal.

3. Asuhan bayi baru lahir menunjukkan hasil pemeriksaan bayi tidak mengalami ikterus, kondisi bayi baik dan normal.

4. Asuhan pada masa nifas menunjukkan hasil pemeriksaan tidak terdapat masalah/kesenjangan, proses involusi uteri berlangsung normal.

5. Asuhan keluarga berenca menunjukkan bahwa ibu telah merencanakan program KB pil.

Rekomendasi

1. Bagi Institusi Pendidikan

Asuhan kebidanan ini diharapkan menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan serta bahan penerapan asuhan kebidanan dalam batas Continuity of Care terhadap ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan kontrasepsi, serta dapat digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan untuk laporan studi kasis selanjutnya.

2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan tenaga kesehatan (bidan) di Puskesmas dapat meningkatkan kualitas pelayanan KIA, khususnya dalam memberikan asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana dalam batasan Continuity of Care.

3. Bagi Pasien dan Keluarga

Diharapkan agar responden dapat rutin memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan agar apabila terdapat komplikasi pada kehamilan dapat segera di atasi dan melakukan konsultasi tentang kehamilan, persalinan, neonatus, nifas dan KB.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nany Lia. 2013. Asuhan Neonatus bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika

Dewi, Vivian Nany Lia. 2014. Asuhan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika

BKKBN. 2011. Pedoman Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Keluarga Berencana Tahun 2014. Jakarta: Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Dinkes Jatim. 2013. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2012. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Dinkes Kabupaten Mojokerto. 2014. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto. Mojokerto: Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto

Eniyati & Putri, Melisa. 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin.i Yogyakarta: Pustaka Belajar

Farrer, Helen. 2007. Perawatan Maternitas. Jakarta: ECG

Handayani, Sri. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihana Hani, Ummi, Kusbandiyah, Jiarti, Marjati & Yulifah, Rita. 2014. Asuhan Kebidanan Pada

Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika

Hidayat, Asri dan Mufdlilah. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Mitra Cendikia

Nugroho, Taufan, Nurrezki, Warnaliza, Desi & Wilis. 2014. Buku Ajar Asuhan kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika

Kemenkes RI. 2007. Keputusn Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 938/Menkes/SK/VIII/2007. Tentang Standar Asuhan Kebidanan. Jakarta: Menteri Kesehatan Indonesia

Kemenkes RI. 2012. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Marmi. 2015. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas Peurperium Care. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri. Buku Kedokteran Jakarta : EGC.

Muslihatun, Wafi. Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya. Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Pebryatie, Elit. 2014. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Cirebon. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Tasikmalaya

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka. Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka. Padila. 2014. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika

(10)

Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Romauli, Suryati. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Media Rukiyah, Ai Yeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan 4 (Patologi). Jakarta: Trans Info Media Saifuddin. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina

Pustaka.

Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Sondakh, J.S. dan Jenny, M.Clin.Mid. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Erlangga

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta: Salemba Medika

Sulistyawati, Ari & Nugraha, Esti. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta: Salemba Medika

Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin). Jakarta: Fitramaya

Wiknjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo

World Health Organization, 2014. Angka Kematian Ibu Masih Tinggi, Cita-cita RA Kartini Belum Tercapai. (diakses http://wartakesehatan.co.id/ 48612/angka-kematian-ibu-masih-tinggi-cita-cita-ra-kartini-belum-tercapai?page=2, pada tanggal 16 November 2015)

Yanti, Damai & Sundawati, Dian. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Bandung: Refika Aditama

Alamat Correspondensi :

- Email : dewiismiat321@gmail.com - No. HP : 082232830995

- Alamat : Desa. Debowae, Rt, 16. Rw, 002. Kecamatan. Waeapo, Kabupaten. Buru. Provinsi, Maluku

Referensi

Dokumen terkait

Cara ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi Sistem Informasi Akuntansi Penentuan Harga Pokok Penjualan yang akan penulis

Semakin banyak perusahaan melakukan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan tentunya dengan memilih risiko yang terkecil, hal ini akan bertujuan untuk

Sedangkan triangulasi metode akan dilakukan dengan mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dari berbagai teknik pengumpulan data yang digunakan

mahasiswa Jurusan Teknik Komputer (TK), 4 orang mahasiswa Teknik Kimia (TK), 4 orang mahasiswa Teknik Geologi (GL), dan 2 orang mahasiswa Farmasi (FA) dapat duduk dalam satu

Pengertian Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

Pada tahun 2016, Total Assets Turnover Ratio tahun 2012 yang diperoleh perusahaan sebesar 1,00 kali menunjukkan bahwa manajemen mampu memutar aset perusahaan sebanyak 1,00

Untuk melihat pengaruh hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MIS Ikhwanul Muslimin Tembung terutama pada materi Masa Penjajahan

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Desain dalam pembelajaran sejarah Indonesia di SMK Bakti Karya