• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura 19 januari 2010 Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura 19 januari 2010 Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura 19 januari 2010 Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Pengujian Ketahanan Anggrek Phalainopsis terhadap Penyakit Busuk Lunak yang Disebabkan oleh Erwinia carotovora Secara In Vitro

Resistance Test of Phalainopsis Orchid for Soft Rot Disease by Erwinia carotovora in Vitro Hardiyanto1, Agus Purwito2, Sri Rianawati3

1Mahasiswa PS Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB 2Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB

3Staf Ahli Penelitian Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) Abstract

In vitro resistance test is metod to study stability on population selection. The object of this reserch was to get Phalainopsis orchid clons that put up with soft rot disease (Erwinia carotovora). This research was conducted at the Plant Biotecnology laboratory, Departement of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, Bogor Agricultura Universitys. Since Agustus until September 2008. This researt was designby Completely Randomize Design use tree factor. The first factor was population 508, 529, 655, and 688, the second factor was 109cfu/ml and 1010cfu/ml inoculum concentration, and the third factor was injury and non injury inoculation metod on leafes. The result showed that population 508 is more resistance than population 529, 655 and 688 for soft rot disease (Erwinia carotovora). There are found some resistance plant ; on 109cfu/ml inoculum concentration, was found one imune plant and two resistance plants on 655 population, and one imune plant and one resistance plant on 688 population. While on 1010cfu/ml inoculum concentration, was found one resistance plant on 529 population and one resistence plant on 688 population.

Key word : in vitro selection, soft rot disease, population

PENDAHULUAN Latar Belakang

Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang banyak digemari masyarakat Indonesia maupun mancanegara karena keindahan bunganya. Menurut Dinas Tanaman Hias Departemen Pertanian (2009), komoditas ekspor bunga potong anggrek menunjukkan penurunan, baik dari segi volume maupun nilai ekspor setiap tahunnya. Tahun 2007 ekspor bunga potong anggrek mencapai sekitar 10.398 kg senilai 231.416 US $, dan pada tahun 2008 ekspornya menurun hingga 3.140 kg senilai 8.796 US $. Impor bunga potong anggrek juga mengalami penurunan. Tahun 2006, Indonesia mengimpor 231.993 kg senilai 171.798 US $ dan tahun 2007 impor bunga potong anggrek menurun menjadi 1.617 kg senilai 8.394 US $. Menurut Hendaryono (2007), Indonesia baru mampu mengekspor 25% dari anggrek yang tersedia di seluruh pelosok nusantara. Kondisi ini menunjukkan bahwa produksi anggrek dalam negeri masih belum dapat memenuhi kebutuhan pasar.

Rendahnya produksi anggrek di Indonesia salah satunya disebabkan oleh kualitas tanaman anggrek terhadap kekebalan terhadap hama dan penyakit masih rendah. Pemuliaan tanaman untuk karakter resisten terhadap penyakit merupakan salah satu cara efektif untuk melindungi tanaman dari mikroorganisme pathogen. Pemuliaan tanaman untuk sifat resistensi terhadap penyakit dapat menggunakan seleksi in vitro dengan menggunakan agens penyeleksi (Yusnita 2005). Salah satu penyakit penting yang menjadi masalah pada budidaya anggrek adalah penyakit busuk lunak (soft rot) yang disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora (E. Carotovora) (Agrios 1996). Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan hingga 90%, terutama pada saat dipembibitan.

Tujuan

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan anggrek Phalainopsis terhadap busuk lunak yang disebabkan bakteri E. carotovora secara in vitro.

Hipotesis

Terdapat Phalainopsis yang tahan terhadap busuk lunak yang disebabkan oleh bakteri E. carotovora pada tingkat serangan tertentu.

BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium kultur jaringan Departemen Agronomi dan Hortikultur IPB. Dari bulan Agustus sampai September 2008.

Bahan

Bahan tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah empat populasi hasil persilangan Phalaenopsis yaitu ; 1) populasi 508 (hasil selfing Phalainopsis Taisuco Kochdian), 2) populasi 529 (hasil persilangan Phalainopsis Brother Sara Gold x Saga), 3) populasi 655 (hasil persilangan Phalainopsis Taisuco Kochdian/Yukimai x Phalainopsis Thaisuco Kochdian), 4) populasi 688 (hasil persilangan Phalainopsis Mary Strip/Modern Beauty x (Dor Pulcharrima x Formosa Rose/Taisuco Rosucheny)) dan bakteri E. Caratovora yang berasal dari kentang yang terkena busuk lunak. Bahan yang digunakan antara lain spirtus, alkohol 70%, dan kertas koran. Peralatan yang digunakan adalah laminar air flow cabinet, rak kultur, jarum, pipet, bunsen, erlemeyer, korek api, tissue dan gelas ukur.

Metode

Penelitian ini adalah penelitian Faktorial dengan tiga faktor yaitu Populasi, Konsentrasi Bakteri E. carotovora dan Cara Inokulasi yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor populasi anggrek terdiri atas empat taraf yaitu populasi “508, 529, 655, dan 688”. Faktor konsentrasi bakteri E. Carotovora terdiri atas dua taraf yaitu 109 cfu/ml dan 1010 cfu/ml (cfu : colony forming units). Sedangkan faktor cara inokulasi terdiri atas dua taraf yaitu dengan pelukaan dan tanpa pelukaan pada daun. Jadi jumlah perlakuan terdiri dari 16 kombinasi dan diulang 10 kali dimana setiap ulangan terdiri dari 5 tanaman. Model rancangannya adalah

Yijk = µ + αi + βj + τk + (αβ)ij + (ατ)ik + (βτ)jk + εijkl Persiapan Tanaman

Tanaman Phalainopsis in vitro yang digunakan adalah yang telah berumur delapan bulan, minimal memiliki satu daun panjang sekitar 1,5 cm yang telah membuka sempurna dan dalam kondisi sehat. Setiap botol dipilih 3-7 tanaman (tergantung jumlah tanaman).

(2)

Perlakuan

Anggrek tersebut kemudian diberi perlakuan inokulasi bakteri E. carotovora dengan cara 1) melukai bagian daun (setiap helai daun ditusuk sebanyak tiga tusukan) menggunakan jarum yang telah dicelupkan pada bakteri E. carotovora dan 2) menyemprotkan bakteri E. carotovora pada daun anggrek dengan menggunakan pipet, kedua perlakuan ini dilakukan di dalam kotak tanam.

Pengamatan

Pengamatan dilakukan setiap hari setelah inokulasi selama 10 hari. Anggrek yang telah diinokulasi diamati perkembangan serangan bakteri pada daun dengan mengamati gejalanya (busuk lunak yang berwarna coklat kehitaman dan agak basah/agak berlendir pada daun yang terserang). Peubah yang diamati meliputi masa inkubasi, diameter/lebar serangan dan persentase tanaman anggrek yang terserang E. Carotovora. Intensitas serangan penyakit busuk lunak dihitung dengan rumus yang dikemukakan oleh Norman et al. (1997) dalam Balithi (2006) :

Dimana ;

I : Intensitas serangan N : Jumlah daun total

n : Jumlah daun terserang pada tiap nilai sekala v : nilai skala untuk setiap daun

Z : Nilai skala tertinggi. Penentuan nilai sekala sebagai berikut ; Nilai ;

0 : Tanpa gejala

1 : Bercak kecil pada luasan 1% dari luas daun 3 : Bercak 2 - 10 % dari luas daun

5 : Bercak agak meluas 11 - 25 % dari luas daun 7 : Bercak meluas 26 - 50 % dari luas daun 9 : Bercak melebar > 50% dari luas daun

Selanjutnya berdasarkan intensitas serangan tersebut, tingkat ketahanan Phalainopsis terhadap penyakit busuk lunak ditentukan berdasarkan kriteria yang dikemukakan oleh Handayanti (2004) dalam Balithi (2006) sebagai berikut :

Intensitas serangan ; 0 % = imun 0 % < x ≤ 10 % = resisten 10 % < x ≤ 20 % = agak resisten 20 % < x ≤ 40 % = agak rentan 40 % < x ≤ 60 % = rentan 60 % < x = sangat rentan

Setiap tanaman yang telah diseleksi diidentifikasi berdasarkan tingkat ketahanannya, yang kemudian ditanam dan dikembangkan sebagai kandidat/harapan tanaman unggul baru dengan spesifikasi tahan terhadap bakteri E. ceratovora. Kriteria tanaman yang dikembangkan lebih lanjut adalah tanaman yang masuk kriteria imun dan resisten. Anggrek Phalainopsis ang terpilih kemudian diaklimatisasi ke dalam pot dengan media pakis.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

Tanaman Phalainopsis pada setiap botol tidak digunakan seluruhnya, hanya 3-7 tanaman (disesuaikan dengan keadaan tanaman). Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan tanaman yang tidak merata, banyaknya tanaman yang masih terlalu kecil dan adanya kontaminasi.

Kontaminasi cendawan dan bakteri pada tanaman sebelum seleksi (inokulasi bakteri E. carotovora) diduga disebabkan oleh alat-alat yang digunakan tidak steril dan perlakuan lingkungan dan peneliti kurang bersih (Yusnita 2003). Bakteri phatogen yang dipakai adalah bakteri Erwinia yang telah

teridentifikasi (dalam laboratorium) baik jenis yaitu Erwinia carotovora, maupun jumlahnya dan telah teruji dapat menginfeksi (virulen) dan menyebabkan penyakit busuk lunak (soft-rot) pada umbi kentang. Bakteri E. carotovora memiliki aktivitas pektolitik yang kuat dan dapat menyebabkan penyakit busuk lunak (Agrios 1996).

Hasil pengamatan terhadap tingkat serangan daun pada empat populasi Phalaenopsis setelah diinokulasi dengan bakteri pathogen E. carotovora dapat dilihat pada (Tabel 2).

Tabel 1 Hasil analisis sidik ragam perlakuan terhadap intensitas serangan

Peubah Intensitas Serangan

(%)

Jenis Populasi **

Konsentrasi Bakteri tn

Cara Inokulasi **

Jenis Populasi x Konsentrasi Bakteri ** Jenis Populasi x Cara Inokulasi ** Konsentrasi Bakteri x Cara Inokulasi tn Jenis Populasi x Konsentrasi Bakteri x

Cara Inokulasi tn

Keterangan : ** = sangat nyata, tn = tidak nyata pada α = 5 %

Hasil analisis ragam pada peubah intensitas serangan bakteri E. carotovora pada daun, menunjukan perbedaan yang sangat nyata pada perlakuan populasi, cara inokulasi, interaksi populasi x konsentrasi bakteri, dan populasi x cara inokulasi saat dilakukan uji F pada taraf α = 0,05. Sedangkan pada perlakuan konsentrasi bakteri, interaksi konsentrasi bakteri x cara inokulasi, dan interaksi populasi x konsentrasi bakteri x cara inokulasi menunjukan perbedaan yang tidak nyata pada taraf α = 0,05 (Table 1).

Pengaruh Populasi Terhadap Intensitas Serangan Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukan bahwa populasi berpengaruh nyata terhadap intensitas kerusakan. Populasi “508” merupakan populasi paling rentan dibandingkan dengan populasi “529, 655 dan 688” (Tabel 2). Resistensi tanaman terhadap phatogen dapat diwujudkan dalam berbagai mekanisme, misalnya modifikasi dinding sel, induksi sintesis enzim yang terlibat dalam biosintesis fitoaleksin, sintesis enzim hidrolitik dan sintesis inhibitor bermacam-macam proteinase (Yuwono 2006).

Tabel 2 Pengaruh populasi terhadap intensitas serangan pada daun anggrek Phalainopsis

Populasi Kejadian Penyakit 10 hsi (%) Interval Intensitas Serangan (%) Rata-rata Intensitas Serangan (%) Tingkat Ketahanan 508 100 24.4 – 91.1 41.5 a Rentan 529 100 8.9 – 77.8 27.7 b Agak Rentan 655 99.0 0.0 – 77.8 27.4 b Agak Rentan 688 98.3 0.0 – 77.8 26.5 b Agak Rentan Keterangan : Nilai pada baris perlakuan yang sama diikuti huruf yang sama

tidak berbeda nyata menurut uji Ducan's Multiple Range Test (DMRT) pada taraf nyata 5%

Gambar (1 dan 2), menunjukan perbandingan intensitas serangan pada tiap-tiap populasi terhadap pengaruh konsentrasi inokulum dan cara inokulasi. Populasi “508” menunjukan intensitas kerusakan tertinggi baik pada konsentrasi inokulum berbeda maupun cara inokulasi. Ini berarti populasi “508” merupakan populasi paling rentan dibandingkan dengan populasi “ 529, 655 dan 688”.

(3)

Gamb Gamb resist denga memp denga hancu denga nekro Resis denga kutin utama pektik tenga Peng seran (kedu Deng 1010 tingk Tabel Kons Ketera memp meny Intensitas   serangan   % Intensitas   serangan   % bar 1. Penga pada bar 2. Peng pada Mekanism ten terhadap an reaksi p penetrasi din an protoplas urnya semua an bakteri, d osis jaringa stensi terhada an reaksi det ase yang dap a kutikula, k yang meru ah pada tumb garuh konse Berdasarka ngan, perlaku ua konsentra gan kata lain

cfu/ml men at intensitas l 3 Perlakuan serangan entrasi Bakte 109 cfu/m 1010 cfu/ml angan : Nilai pad tidak ber (DMRT) Bakteri E. punyai ak yebabkan bus 0 2 4 6 8 10 12 14 0 20 40 60 80 aruh populasi daun Phalai garuh popula daun Phalai me ketahanan p penyakit b ertahanan n nding sel, teta

sma sel, re a membran dan kemudia an daun ya ap penyakit toksifikasi sa pat meromba serta pektin upakan penyu buhan (Agrio entrasi bakte Intensit an hasil an uan konsentra asi bakteri penggunaan nunjukan ha serangan bak n konsentrasi n pada daun P eri ml l da baris perlaku rbeda nyata men ) pada taraf nyat carotovora ktivitas pek

suk lunak pad

10 Konsentra 9        10 Konsentra 9       i terhadap int nopsis denga asi terhadap nopsis denga n yang terjad busuk lunak nekrotik yait api segera se eaksi hipers seluler dari an diikuti den ang tersera busuk lunak alah satu fak ak kutin yang nase yang da usun utama d s 1996). eri Erwinia c tas Serangan nalisis ragam asi bakteri tid yang dipak konsentrasi asil yang tid

kteri (Tabel 3 i bakteri terh Phalainopsis Intensita 31.421 30.701 uan yang sama d nurut uji Ducan'

ta 5 % menghasilka ktolitik ya da tumbuhan si Erwinia(c         asi Erwinia(c    tensitas keru an pelukaan p intensitas an tanpa pelu di pada tana k diduga ber tu phatogen etelah phatog sensitif mem i sel-sel yan ngan penger ang bakteri k diduga ber ktor phatogen g merupaka k apat mengur dinding sel d carotovora T n m terhadap dak berpenga kai dalam i bakteri 109 c dak berbeda 3). hadap intensit as serangan ( a a

diikuti huruf yan s Multiple Rang an senyawa p ang kuat n (Agrios 199 10 fu/ml) 10 10 cfu/ml) 10 usakan kerusakan ukaan aman yang rhubungan mungkin gen kontak myebabkan ng kontak ringan dan tersebut. rhubungan nitas yaitu komponen raikan zat dan lamella Terhadap intensitas aruh nyata inokulasi). cfu/ml dan a terhadap tas (%) ng sama ge Test pektik dan sehingga 96). 508 529 655 688 508 529 655 688 Pen berpe caroto umum melal stoma Tabel Cara Keteran denga bahw kemu adalah dan ta lingku denga Gamb Phala gejala kecil berke perba caroto popul popul (Gam Gamb 0 0 0 0 1 Intensitas   Serangan   % 0 0 0 0 0 0 0 Intensitas   Serangan   % nggaruh Car Hasil anal engaruh sang ovora pada mnya bakter lui pelukaan ata (Agrios 1 l 4 Cara Inok daun Ph a Inokulasi Pelukaan Tanpa Pelu ngan : Nilai pad

tidak berb (DMRT) Perbanding an pelukaan wa populasi “ udian popula h populasi “ anaman (inan ungan sekit an cepat pada bar 3. Grafik denga Pada umum ainopsis yan a serangan b berwarna c embang hingg Sedangkan andingan an ovora men lasi yang pa lasi 688 pa mbar 5). bar 5. Grafik tanpa 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1 2 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 1 2 ra Inokulasi isis ragam m gat nyata terh

daun anggr ri E. cerato n dan sedik 996). kulasi terhad alainopsis ukaan da baris perlakua rbeda nyata men

pada taraf nyat gan antara t pada setiap “508” merup si 529, popu “655” (Gam ng) sangat di ar seperti E a suhu 24-31 k perkembang an pelukaan mnya setelah ng diinokulas bakteri E. ce coklat kehita ga pengamat n pada ca ntara tingkat nunjukan ba aling rentan ada konsent k perkembang a pelukaan 3 4 5 Mas 2 3 4 5 Mas i Terhadap I menunjukan hadap intensit rek Phalaino ovora menye kit melalui l dap intensita Intens an yang sama d nurut uji Ducan's

ta 5 % ingkat inten populasi ya pakan popula ulasi “688” d mbar 3). Inte ipengaruhi o E. carotovo 0C dan dala gan serangan h satu hari s si dengan p eratovora de aman). Kem tan hari kesep ara inokula t intensitas ahwa popul n, dan yang trasi E. ca gan serangan 5 6 7 sa Inkubasi (h 5 6 7 sa Inkubasi (h Intensitas Se bahwa cara tas serangan opsis (Tabel erang tubuh lubang antar as serangan p setas seranga 54.1 a 1.9 b iikuti huruf yan s Multiple Rang nsitas seranga ang di uji, me asi yang pali

dan yang pa eraksi antara oleh masa ink

ra akan be am keadaan le n E. carotovo setelah inoku elukaan me engan skala mudian peny puluh. asi tanpa serangan b lasi 508 m paling tah arotovora 10 n E. carotovo 8 9 10 hari) 8 9 10 hari) erangan a inokulasi bakteri E. l 4). Pada h tanaman r sel dan ada an (%) ng sama ge Test an bakteri enunjukan ng rentan, aling tahan pathogen kubasi dan erkembang embab. ora ulasi, daun enunjukan 1 (bercak yakit terus pelukaan, bakteri E. merupakan an adalah 09 cfu/ml ora 508 529 655 688 508 529 655 688

(4)

inoku tubuh ditula luban seran usus secar terhad 8). B cerato tanpa dapat penya Gamb Gamb umum meny teruta terser cokla turgo busuk denga intera terhad konse Intensitas Serangan % Intensitas Serangan % Masuknya ulasi tanpa p h tanaman arkan melalu ng-lubang a ngga. Bakteri serangga sela a mudah oleh Tampak b dap intensita Berdasarkan ovora menye a pelukaan, t masuk ked akit busuk lu bar 7. Penga seran bar 8. Pengar kerus Pada tanam mnya masuk yebabkan bu ama pada m rang ditanda at kehitaman rnya hilang, k). Pada jar an pesat(Ag Interaksi Pe Berdasarka aksi populas dap intensita entrasi bak 64 0 10 20 30 40 50 60 70 Intensitas   Serangan   % 68 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Intensitas   Serangan   % bakteri E. pelukaan di Phalainopsi ui berbagai ca lami, perala i Erwinia ca ama beberap h serangga (S bahwa cara as serangan d hasil pen erang daun P kecil kemun dalam daun unak.

aruh cara inok ngan daun pad

ruh cara inok sakan daun p man anggrek ke dalam ba usuk lunak masa pembib ai dengan t n. Kemudian , dan menge ringan muda grios 1996 ; d erlakuan Te an hasil an si dengan k as serangan. kteri popula .0 58 0.5 508 Pelukaan .7 49 12.6 508 5 Pelukaan carotovora duga melalu is. Penyakit ara yaitu infe atan yang arotovora pa jam, sehin Semangun 20 a inokulasi daun Phalain nelitian men Phalainopsis ngkinannya Phalainops kulasi terhad da konsentra kulasi terhada ada konsentr k, bakteri Erw dan tanaman yang berke bitan. Gejala timbulnya b n daun men eluarkan bau a yang luna dan Semangu erhadap Inte alisis ragam konsentrasi b Pada intera asi “508”m .0 44 0.2 529 Populasi Tanpa pe .7 44. 0.1 529 6 Populasi Tanpa pe pada perla ui lubang al t busuk lun eksi antar tan telah terinf dapat bertah ngga dapat di 007). sangat be nopsis (Gam nunjukan b melalui pelu bakteri E. c sis dan men

dap intensitas asi 109 cfu/m ap intensitas rasi 1010 cfu/ winia caroto n melalui luk embang den a pada angg ercak yang njadi berair u tidak enak ak pembusu un 2007). ensitas Seran m menunjuk bakteri berb aksi populas menunjukan .5 51 0.0 655 elukaan .9 51. 1.6 655 6 elukaan akuan cara lami pada nak dapat naman, air, feksi, dan han dalam pindahkan erpengaruh mbar 7 dan bakteri E. ukaan atau ceratovora nyebabkan s l /ml ovora pada a-luka dan ngan pesat grek yang berwarna r, lembek, k (tanaman ukan maju ngan an bahwa eda nyata si dengan intensitas .1 0.4 688 .8 0.0 688 serang berbe Tabel Kon Ino (c 109 1010 Keteran cara serang melal (Tabe Tabel Car Peluk Tanpa Keteran antara sel ep bentu Mesk tetapi peleb biasan suatu patho pertah pertah sitopl pertah (Agri diseb kelem penga dan a bakte sakit Deng yang meng 1 2 gan tertinggi eda nyata terh l 5 Interaksi intensitas nsentrasi okulum cfu/ml)

ngan : Nilai pad tidak berb (DMRT) Berdasarka inokulasi m gan. Interak lui pelukaan el 7). l 7 Interaksi intensitas ra Inokulasi (cfu/ml) kaan a Pelukaan ngan : Nilai pad

tidak berb (DMRT) Pertahanan a lain jumlah pidermis, stru uk stomata da kipun pertaha i sebagian uran inangn nya tumbuha jenis struktu ogen. Bentu hanan jaring hanan sel (c lasma (cytop hanan hipe ios 1996). Menurut J abkan oleh mbapan (air h airan, dan de asal bunga eri. 4) bawaan / sumber pe gan mengetah ditimbulkan gendalikan pe K 1. Untuk Phalaeno lunak y carotovo adalah d telah dice 2. Populasi populasi 688 tergo i, dan hasi an hadap popula populasi den s serangann p 508 5 (int 40.5 a 2 42.8 a 2 da baris perlakua rbeda nyata men

pada taraf nyat an hasil anal menunjukan b ksi populas n menunjuk populasi den s serangan pa 508 65.9 a 6.6 d da baris perlakua rbeda nyata men

pada taraf nyat n struktural h dan kualita uktur dinding an lentisel, d anan interna besar patho nya dan men an memberik ur atau lebih uk struktura gan (histolog cellular defe plasmic defen rsensitif (h Janse (2006 bakteri E. hujan, embun ebu / tanah). 2 induk. 3) k n dari serang enyakit. 6) su hui sistem p n, dapat me enyakit. KESIMPULA Kes mengevaluas opsis secara yang diseb ora, metode dengan cara elupkan dala 508 berdasa yang rentan olong popula nalisis menun asi “529, 655 ngan konsent pada daun Ph Populasi 529 65 tensitas seran 29.5 b 28 26.1 b 24 an yang sama d nurut uji Ducan's

ta 5 %. lisis ragam, berbeda nya i “508” de kan intensita ngan cara in ada daun Pha

Pop 529 (intensitas 53.3 b 0.2 e an yang sama d nurut uji Ducan's

ta 5 % yang terd as lilin dan ku g sel epiderm dan jaringan d l ada yang t ogen masih nyebabkan in kan tanggapa h untuk mem al tersebut gical defens ense structur nse reaction) hypersensitiv 6) perkemba carotovora n, air dari sem

2) ketahanan kemampun gga. 5) bawa uhu terutama perkembanga embantu dal AN DAN SA impulan si respons in vitro terh babkan ole e inokulasi melukai dau am bakteri Er arkan intensit sedangkan p asi agak renta

njukan popu 5 dan 688” (T trasi bakteri halainopsis i 55 688 ngan %) 8.0 b 25.7 4.9 b 29.0 iikuti huruf yan s Multiple Rang interaksi pop ata terhadap engan cara as serangan nokulasi terha alainopsis pulasi 655 serangan %) 44.8 c 0,8 e iikuti huruf yan s Multiple Rang apat pada utikula yang mis, ukuran, dinding sel y telah ada seb h mampu m nfeksi. Oleh an dengan m mpertahankan antaralain se structure) re), reaksi p ), nekrotik a e defense angan penya tergantung mprotan / pen n varietas, um perkembang aan angin dar a pada tanam an penyakit d am mempre ARAN ketahanan hadap penya eh bakteri yang palin un dengan ja rwinia caroto tas serangan populasi 529 an. ulasi “508” Tabel 5). terhadap 7 b 0 b ng sama ge Test pulasi dan intensitas inokulasi tertinggi adap 688 ) 51,5 b 0,2 e ng sama ge Test tumbuhan g menutupi letak, dan yang tebal. belumnya, melakukan h sebab itu membentuk n serangan struktur ), struktur pertahanan tau sistem reaction) akit yang pada : 1) nyiraman / mur, vigor, gan koloni ri tanaman man muda. dan akibat ediksi dan populasi akit busuk Erwinia ng efektif arum yang ovora. n tergolong 9, 655, dan

(5)

3. Terdapat dua tanaman yang imun dan lima tanaman resisten terhadap penyakit busuk lunak Erwinia carotovora.

4. Penggunakan konsentrasi bakteri Erwinia carotovora 109 cfu/ml dan 1010 cfu/ml menunjukan respon yang tidak berbeda terhadap intensitas serangan.

5. Metode pengujian ketahanan in vitro pada Phalaenopsis terhadap penyakit busuk lunak dengan agensia penyeleksi Erwinia carotovora terbukti efektif.

Saran

1. Penelitian lebih lanjut untuk menguji ketahanan terhadap penyakit busuk lunak di luar kultur diperlukan untuk menguji kestabilan sifat ketahanan di alam. 2. Perlu dilakukan seleksi lebih lanjut pada

tanaman-tanaman terpilih untuk mendapatkan klon yang tahan terhadap penyakit busuk lunak baik in vitro maupun in vivo.

DAFTAR PUSTAKA

Agrios, G. N. 1996. Plant Pathology 3rd. Dalam Busnia, M (ed). Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Balai Penelitian Tanaman Hias. 2006. Pra-Evaluasi Ketahanan Anggrek Phalaenopsis terhadap Penyakit Busuk Lunak (Erwinia spp.). http://www.balithi.litbang.deptan.go.id/ siplasmaok/ Praevaluasierwinia.2006.pdf.[27 November 2008].

Dinas Tanaman Hias. 2009. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Tanaman Hias Tahun 2005 – 2009. http://dithias. hortikultura.deptan.go.id/data%20dan%20informasi/Exp ort%20Import.pdf.[1 Januari 2010].

Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. 2005. Pasca Panen dan Pemasaran Anggrek 2005-2010. http://agribisnis.deptan.go.id/xplore/files/ Profilorganisasi /Rencanastrategis/LampiranRoadmap/Road%20Map%20 Anggrek .pdf. [14 Januari 2010]

Janse, J. D. 2005. Phytobacteriology Principles and Practice. CABI Publising.London.

Hemon, A. F. 2006. Efektivitas Seleksi In Vitro Berulang untuk Mendapatkan Plasma Nutfah Kacang Tanah Toleran terhadap Cekaman Kekeringan dan Resisten terhadap Penyakit Busuk Batang Selerotium rolfsii. Disertasi, Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 183hal.

Hendaryono, D. P. S. 2007. Anggrek dalam Botol. Kanisius. Yogyakarta. 70hal.

Palupi, T. 2001. Evaluasi Ketahanan Populasi Kentang Hasil Fusi Protoplas terhadap Penyakit Layu Bakteri Ralstonia solanacearum melalui Seleksi In Vitro dan Pengujian di Rumah Kaca. Tesis, Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 66hal.

Purwati, R. D. 2007. Variasi Somapopulasial dan seleksi In Vitro Abaka (Musa textilis Nee) untuk Ketahanan Terhadap Layu Fusarium. Disertasi, Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 140hal.

Semangun, H. 2007. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia.Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta. Yusnita. 2005. Induksi Variasi Somapopulasial dan Teknik

Seleksi In Vitro untuk Mendapatkan Galur Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.) Resisten Penyakit Busuk Batang Sclerotium. Disertasi, Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 160hal.

Yuwono, Triwibowo. 2006. Bioteknologi Pertanian.Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1 Hasil analisis sidik ragam perlakuan terhadap intensitas   serangan

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu, dalam menganalisa struktur logical grup nominal yang terdiri dari 3 elemen: Pre- Modifier, Head, Post-Modifier, penulis menemukan bahwa ada 3

Berbeda dengan kromatografi kolom yang mana fase diamnya diisikan atau dikemas di dalamnya, pada kromatografi lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan yang

Pendidikan seharusnya mampu melayani beragam kecerdasan. Setiap kecerdasan menempati area yang berbeda di dalam otak. Kesembilan kecerdasan dapat beroperasi dalam

Tujuan untuk menganalisis Islamicity Performance Index Pada kinerja Bank Umum Syari’ah Di Indonesia tahun 2011- 2015 Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan

Uraian yang dikemukakan di atas mengenai pentingnya penggunaan komunikasi partisipatif terutama pada pelaksanaan program pembangunan maka dipandang perlu dilakukan

Dalam Kebaktian Umum hari ini, Minggu, 18 Oktober 2015 telah diadakan Perjamuan Tuhan. Biarlah Perjamuan Tuhan ini terus mengingatkan akan kasih Kristus kepada

“Untuk menangani pembiayaan yang bermasalah kita melakukan penagihan secara intensif. Kemudian memberikan SP atau surat peringatan yang intinya memberitahu bahwa

Semua Pasien yang masuk Rawat Inap , gelang dipasang di IGD oleh perawat IGD,kecuali pasien rawat jalan yang akan rawat inap ( opname) untuk gelang identitasnya di