• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR ANALISA SYSTEM FIRE FIGHTING PADA APARTEMEN THE PAKUBUWONO RESIDENCE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS AKHIR ANALISA SYSTEM FIRE FIGHTING PADA APARTEMEN THE PAKUBUWONO RESIDENCE"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA SYSTEM FIRE FIGHTING PADA APARTEMEN

THE PAKUBUWONO RESIDENCE

Disusun Oleh :

Nama : Faisal Muchtar Yunus N I M : 41305120009

Program Studi : Teknik Mesin

(2)

ANALISA SYSTEM FIRE FIGHTING PADA APARTEMEN

THE PAKUBUWONO RESIDENCE

Disusun Oleh :

Nama : Faisal Muchtar Yunus N I M : 41305120009

Program Studi : Teknik Mesin

Mengetahui, Pembimbing, Koordinator Tugas Akhir

(3)

Salah satu fasilitas yang dapat menimbulkan rasa aman dan nyaman pada bangunan ini adalah dipasangnya Sistem Pemadam kebakaran antara lain System Hydrant, System Sprinkler dan Fire Alarm, system tersebut dipasang sebagai proteksi dan deteksi kebakaran terhadap lokasi yang terbakar sehingga sangat memudahkan dalam penanggulangan bahaya kebakaran.

- Sistem Pemadam kebakaran yang meliputi System :

ƒ Sistem Sprinkler

ƒ Sistem Hydrant

Untuk system pemadam kebakaran disiapkan 1 unit tangki yang disebut fire tank dengan kapasitas 220 m3 dan bukan hanya fire tank saja yang disediakan untuk sumber air pemadam kebakaran, juga disediakan by pass ke Raw Tank dengan kapasitas 220 m3, Clean Tank 1 (kapasitas 382 m3) dan Clean Tank 2 (kapasitas 382 m3). Air pada kolam renang akan digunakan jika keadaan sangat emergency dengan membuka emergency valve fire

Pada ruang pompa terdapat 3 set pompa pemadam kebakaran antara lain 1 set pompa jokey, 1 set pompa elektrik dan 1 set pompa diesel, dimana pompa tersebut berfungsi untuk memback-up system pemadam kebakaran pada Apartemen The Pakubuwono Residence

(4)

DAFTAR NOTASI ( SI )

P x l : panjang x Lebar m D : Diameter mm s : Second s Q : Laju Aliran m/s A : Luas Penampang m2 V : Kecepatan Fluida m/s v : factories G : Gallon liter P : Tekanan Bar D : Daya kilowatt Pa : Pascal Pa

L : gallon per menit Gpm

Hz : Frekuensi Hertz

E : Tegangan ( kV )

Fs : Faktor koreksi suhu ke 20ºC -

Ho : Tinggi awal ( mm )

H1 : Tinggi Vertikal ( mm )

m : massa ( kg )

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERNYATAAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

ABSTRAK...iv

KATA PENGANTAR...v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR GAMBAR...ix DAFTAR TABEL...x DAFTAR NOTASI...xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...……….1 1.2 Tujuan Penulisan...………. 2 1.3 Pembatasan Masalah...…….3 1.4 Metode Penulisan ...……3 1.5 Metode Perancangan...……..4 1.6 Sistematika Penulisan ...…….7 BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Prinsip Dasar Penyediaan Air ... 2.2. Prinsip Dasar Pemilihan Pipa ... 2.3. Sistem Penyediaan Air ... 2.3.1. Sistem Sambungan Langsung... 2.3.2. Sistem Raw tank... 2.3.3. Sistem Fire Tank ... 2.3.4. Sistem Pengisian Air dari PMK... 2.4. Laju Aliran ... 2.5. Tekanan Air dan Kecepatan Air ...

(6)

2.6.1. Sistem Pipa ... 2.6.2. Pemasangan Accessories (Alat Pengaturan

Pressure) ... 2.6.3. Penaksiran Tekanan Air (Water Pressure) 2.6.4. Penentuan ukuran Pipa ... 2.6.5. Penentuan Kapasitas Alat ... 2.7. Perancangan Sistem Fire Sprinkler

2.7.1. Sistem Pipa

2.7.2. Pemasangan Accessories (Alat Pengaturan Pressure) 2.7.3. Penaksiran Tekanan Air (Wate Pressure)... 2.7.4. Ukuran Pipa ... 2.7.5. Penentuan Kapasitas Alat... 2.8. Fasilitas Pompa ... 2.9. Pipa ... 2.10. Kendala pada Sistem Fire Protection

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Langkah Awal Penelitian……….

3.2. Pokok Permasalahan………

3.3. Identifikasi Permasalahan………

3.4. Pengumpulan Data………

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

4.1. Pengamatan

4.2. Analisa Sistem Penyediaan Air

4.2.1. Karakteristik Unit Alat Fire Protection 4.2.2. Material Pipa

4.2.3. Diameter Pipa Utama 4.2.4. Diameter Pipa Cabang 4.3. Tangki Penyimpanan Air

(7)

4.3.2. Volume Fire Tank 4.4. Perhitungan Tekanan 4.5. Perhitungan Tebal Pipa

4.6. Pompa Yang Digunakan Untuk Apartemen The Pakubuwono Residence

4.6.1. Jokey Pump 4.6.2. Elektrik Pump 4.6.3. Diesel Pump 4.7. Analisa Hasil Perhitungan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 5.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(8)

¾.Tabel 2.1 Settingan Pressure... 16

¾.Tabel 2.2 Water in Steel Pipe ... 17

¾.Tabel 4.1 Klasifikasi Pipa ... 28

¾.Tabel 4.2 Support... 33

¾.Tabel 4.3 Akumulasi Aliran... 37

(9)

Gambar 2.1 Skematik Sumber Air Utama ... 5

Gambar 2.2 Skematik Distribusi Water Deep Weel ... 6

Gambar 2.3 Skematik Distribusi Water Fire Tank………..8

Gambar 2.4 Tahap Perancangan Sistematis Sistem Fire Fighting ... 12

Gambar 2.5 Pembuatan Sub Fungsi...13

Gambar 2.5 Tahap Perancangan Sistematis 2 zone ...14

Gambar 4.1 Jokey Pump…………..….. ...40

Gambar 4.2 Elektrik Pump…………..….. ...41

Gambar 4.3 Diesel Pump…………..….. ...41

Gambar 4.4 Branch Control Valve…………..….. ...42

Gambar 4.5 Flow Switch…………..….. ...42

Gambar 4.6 Safety Relief Valve…………..….. ...44

Gambar 4.7 Water Flow Meter…………..….. ...44

Gambar 4.8 Box Hydrant…………..….. ...44

Gambar 4.9 Hydrant Pillar…………..….. ...46

Gambar 4.10 Seamesse…………..….. ...46

Gambar 4.11 Skematik Instalasi Fire Fighting Tower Bass Wood….. ...53

Gambar 4.12 Skematik Instalasi Fire Fighting Tower Eagle Wood ….. ...54

Gambar 4.13 Skematik Instalasi Fire Fighting Tower Cotton Wood ……… ...55

Gambar 4.14 Skematik Instalasi Fire Fighting Tower Sandal Wood ….. ...56

(10)
(11)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pada masa sekarang ini pembangunan yang semakin pesat disetiap sudut perkotaan maka tiap bangunan dipasangkan masing – masing system sesuai fungsi dan kebutuhannya

Apartemen Pakubuwono Residence ini mempunyai area yang sangat luas dari sisi karakter bangunannya. Apartemen The Pakubuwono Residence ini terdiri dari 5 Tower dengan kapasitas lantai masing – masing sebanyak 25 lantai. Apartemen The Pakubuwono Residence ini dirancang dengan design yang sangat matang baik dari sisi bangunannya maupun system instalasi yang terpasang.

Fasilitas system yang terpasang pada Apartemen The Pakubuwono Residence ini yaitu System Elektrikal, System Elektronik, System BAS, System Plumbing, System Pemadam kebakaran, System VAC dan Lain-lain.

2. Rumusan Masalah

Salah satu fasilitas yang dapat menimbulkan rasa aman dan nyaman pada bangunan ini adalah dipasangnya Sistem Pemadam kebakaran antara lain System Hydrant, System Sprinkler dan Fire Alarm, system tersebut dipasang sebagai proteksi dan deteksi kebakaran terhadap lokasi yang terbakar sehingga sangat memudahkan dalam penanggulangan bahaya kebakaran

(12)

3. Batasan Masalah

Dalam analisa system pemadam kebakaran ini, penulis akan lebih focus pada system pemadam kebakaran yaitu :

1. System Hydrant 2. System Sprinkler

4. Tujuan Analisa

Penyusunan Analisa System Pemadam kebakaran dimaksudkan untuk memahami arti penting dari sebuah System proteksi gedung dan juga diharapkan memberikan gambaran secara global mengenai system Pemadam kebakaran dan peralatan – peralatan terpasang serta menjalankan dan merawat system tersebut

5. Metodologi Analisa System Pemadam kebakaran

Pengumpulan data pada laporan Tugas Akhir ini diperoleh melalui metode berikut :.

1. Metode Lapangan/Observasi

Metoda lapangan meliputi pengamatan, pengetesan dan peninjauan secara langsung dilapangan kemudian melakukan pendataan, sehingga diperoleh materi atau data penunjang didalam penyusunan laporan tugas akhir

2. Metode Studi Pustaka

Metode ini meliputi pengambilan langsung dari sumbernya yaitu Pengumpulan data dari PT. Sapta Pusaka Nusantara sebagai kontraktor MEP yang telah menyelesaikan project tersebut diatas dan juga acuan perpustakaan dari yang ada diluar.

(13)

6. Sistematika Penulisan

Penulis dalam penulisan ini makalah ini menggunakan sistematika

Bab I Pendahuluan

Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan penelitian, Metode Penelitian serta sistematika Penulisan

Bab II Landasan Teori

Pada bab ini penulis menguraikan tentang landasan teori yang menunjang penulisan dan penelitian skripsi ini.

Bab III

Metodologi Penelitian

Menjelaskan cara pengambilan dan pengolahan data dengan hasil pengujian system yang terpasang pada Apartemen The Pakubuwono Residence

Bab IV

Analisis Data dan Pembahasan

Membahas keterkaitan system Pemadam kebakaran yang terpasang dan pada pembahasan ini juga akan dibahas sedikit mengenai intekoneksi dengan system lainnya yang terpasang pada Apartemen The Pakubuwono residence

(14)

Bab V

Kesimpulan dan Saran

Pada bab terakhir ini terdiri dari 2 bagian yaitu :

• Kesimpulan

Berisi hasil analisa system Pemadam kebakaran terhadap system yang lainnya yang terpasang

• Saran

Ditujukan terhadap pihak – pihak yang terkait, dalam hal ini pihak Apartemen tempat penulis bekerja, sehubungan dengan hasil analisa system.

7. Jadwal Analisa

No Kegiatan Mei 07 Juni 07 Juli 07 Agust 07

1 Survey lapangan 2 Pengolahan data 3 Studi Pustaka 4 Survey lapangan 2 5 Studi Analisa 6 Penulisan Laporan

(15)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Prinsip Dasar Penyediaan Air

Tujuan terpenting dalam penyediaan air adalah sebagai prasarana media penghantar saat terjadi kebakaran. Adapun prasarana sumber penyediaan air tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sumber Air dari PDAM

2. Sumber Air dari Deep Weel (Sumur Dalam) 3. Sumber Air dari hasil Recycling (STP)

2.1.1 Sumber Air dari PDAM

Sumber air dari PDAM ditampung terlebih dahulu ke Holding Tank dengan kapasitas Tangki 220 m3 dengan diameter pipa suplai Ø 100 mm yang terhubung dengan jaringan PDAM. Sebelum air masuk ke Holding Tank, dipasang water meter untuk mengetahui pemakaian volume air yang masuk dan juga terpasang Floating Valve sebagai katup pengatur pengisian air yang bekerja secara mekanis.

Apabila permukaan air pada Holding Tank terjadi penurunan volume air maka secara mekanis Floating valve membuka dan Air dari PDAM akan masuk kemudian sebaliknya jika volume air pada Holding Tank telah tercapai level maksimum maka secara mekanis Floating Valve akan menutup dan aliran air akan berhenti.

Row Tank

Water meter

M From PDAM

(16)

2.1.2 Sumber Air dari Sumur Dalam

Pengisian Holding Tank juga di suplai dari sumber air cadangan yaitu Sumur Dalam 1 dan Sumur Dalam 2. Air Sumur Dalam ini juga ditampung terlebih dahulu ke Holding Tank yang sama dengan memasang motorized control valve yang bekerja secara interface dengan system WLC yaitu apabila permukaan air menurun pada batas yang telah ditentukan maka motorized akan terbuka dan sebaliknya apabila air telah mencapai batas yang ditentukan maka motorised akan tertutup.

Fire Tank Row Tank

Deep Weel

WLC

Floating Valve

Pompa Deep Weel

(17)

2.1.3 Sumber Air Dari Hasil Recycling (STP)

Sumber air dari hasil recycling (STP) berasal dari proses pengolahan sirkulasi dari pembuangan air kotor dan air bekas yang ditampung ke dalam ruang STP kemudian diproses secara filtrasi sehingga hasil dari proses recycling tersebut air dapat digunakan sebagaimana mestinya,

Dari hasil proses recycling (STP), yang kemudian digunakan sebagai media fasilitas spare air pada system pemadam kebakaran,

(18)

2.2 Prinsip Dasar Pemilihan Pipa

Didalam penelitian instalasi pipa, hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian khususnya adalah instalasi pipa yang digunakan harus seefisien mungkin tanpa harus mengurangi kualitas dan sesuai dengan standar persyaratan teknis yang telah ditetapkan.

2.3 Sistem Penampungan Air

1. Fire Tank, dan

2. Pengisian Air dari PMK

2.3.1 Sistem Fire Tank

Untuk system pemadam kebakaran disiapkan 1 unit tangki yang disebut fire tank dengan kapasitas 220 m3 dan bukan hanya fire tank saja yang disediakan untuk sumber air pemadam kebakaran, juga disediakan by pass ke Holding Tank dengan kapasitas 220 m3, Clean Tank 1 (kapasitas 382 m3) dan Clean Tank 2 (kapasitas 382 m3). Air pada kolam renang akan digunakan jika keadaan sangat emergency dengan membuka emergency valve fire

Header Pipe Pompa Header DistribusiPipe Fire Tank Kolam Renang Clean Tank 1 Clean Tank 2

(19)

2.3.2 Sistem Pengisian Air dari PMK

Fasilitas yang digunakan saat terjadi kebakaran juga disediakan system pengisian langsung lewat Seamese Connection, fasilitas ini digunakan sebagai media untuk mobil PMK dari Pihak DPK jika suatu saat media air pada Fire Tank tidak mencukupi.

(20)

2.4 Tekanan Kerja Pemadam kebakaran

Tekanan kerja pada instalasi adalah 18 bar dengan kapasitas Fire Tank (220 m3) untuk memadamkan api di setting pada pressure switch di ruang pompa sebelum dioperasikan yang telah disepakati bersama pihak Pemerintah yaitu Departemen Pemadam Kebakaran (DPK) setempat sebagai salah satu syarat pembangunan apartemen.

2.5 Perancangan Sistem Pipa Pemadam kebakaran 2.5.1 Sistem Pipa

2.5.1.1 Pipa Utama

Suatu system pipa tegak yang memasok air ke satu atau lebih pipa tegak

2.5.1.2 Pipa cabang

Suatu system pemipaan, umumnya dalam bidang horizontal, menghubungkan satu atau lebih sambungan pipa dengan pipa tegak

2.5.1.3 Pipa Tegak

Bagian pipa yang naik ke atas dari system pemipaan yang menyalurkan pasokan air untuk sambungan pipa dan sprinkler pada system kombinasi, tegak lurus dari lantai ke lantai

2.5.1.4 Pipa Tegak Basah

Suatu system pipa tegak dimana pipa berisi air setiap saat (pressure water)

2.5.1.5 Pipa Tegak Kering

Suatu system pipa tegak yang direncanakan berisi air hanya bila system digunakan

(21)

2.5.1.6 Sambungan Pemadam Kebakaran

Suatu sambungan dimana petugas pemadam kebakaran dapat memompakan air ke dalam system pipa tegak

2.5.1.7 Sambungan slang

Suatu kombinasi peralatan yang disediakan untuk penyambungan slang ke system pipa tegak termasuk katup slang yang berulir

2.5.1.8 Sistem Kombinasi

Sistem pipa tegak yang mempunyai pemipaan untuk memasok sambungan slang dan system sprinkler

2.5.1.9 Sistem Pipa Tegak Manual

Suatu system pipa tegak yang hanya dihubungkan dengan sambungan pemadam kebakaran untuk memasok kebutuhan system

2.5.1.10 Sistem Pipa Tegak Otomatik

Suatu system pipa tegak yang dihubungkan ke suatu pasokan air yang mampu memasok kebutuhan system setiap saat dan tidak memerlukan kegiatan selain membuka katup slang untuk menyalurkan air pada sambungan slang

2.5.1.11 Sistem Pipa Tegak Semi Otomatik

Suatu system pipa tegak yang dihubungkan ke suatu pasokan air yang mampu memasok kebutuhan system setiap saat dan memerlukan gerakan alat control untuk menyalurkan air pada sambungan slang

(22)
(23)
(24)
(25)

2.5.1.12 Belokan Pipa

Belokan dari pipa baja skedul 40 dan jenis K dan L untuk tabung tembaga dibolehkan bila dibuat dengan tanpa menekuk, merusak, mengurangi diameter atau penyimpangan lain dari bentuk bulat, jari-jari belokan minimum harus 6x diameter pipa untuk ukuran 50 mm (2 inch) dan 5x diameter pipa untuk ukuran 65 mm (2,5 inch).

Untuk Sistem pemipaan terbagi menjadi dua pemipaan area layanan yaitu, pemipaan area low zone (Lt. Semi basement 2 sampai dengan Lt. 15) terdapat pressure reducing valve dan High zone (Lt. 16 sampai dengan Lt. 25)

2.5.2 Pemasangan Accessories Pemadam kebakaran 2.5.2.1 Fire Hydrant

1. System pemadam kebakaran juga menyediakan safety relief valve dengan tekanan kerja 19 kg/ cm2

2. System pemadam kebakaran dengan menyiapkan box – box hydrant yang dlengkapi dengan Lending Valve berukuran 1,5” dan 2,5“ lengkap dengan selang dan Nozzle

3. Hydrant Pillar disediakan di area luar gedung sebagai inlet untuk mobil pemadam kebakaran jika

penampungan air pada mobil pemadam kebakaran tersebut habis

(26)

2.5.2.2 Fire Sprinkler

1. Head Sprinkler 2. Pressure Gauge

3. PRV (Pressure Reducing Valve) 4. Sight Glass

5. Drain Test Valve

2.5.3 Penaksiran Tekanan Air (Water Pressure)

2.5.3.1 Tekanan minimum untuk perancangan system dan penentuan ukuran pipa

Sistem pipa tegak harus dirancang sedemikian rupa sehingga kebutuhan system dapat dipasok dari sumber air yang tersedia sesuai dengan disyaratkan dan sambungan pipa harus sesuai dengan sambungan milik mobil pemadam kebakaran.

Sistem pipa tegak harus salah satu dari berikut :

Dirancang secara hidraulik untuk mendapatkan laju aliran pada tekanan sisa 6,9 Bar (100 psi) dan pada keluaran sambungan slang 65 mm (2,5”) terhitung secara hidraulik dan 4,5 Bar (65 Psi) pada ujung kotak hydrant 40 mm (4,5”) terhitung terjauh secara hidraulik.

2.5.3.2 setingan pressure switch adalah sebagai berikut :

No Item Unit Start Stop

1 Pompa jokey 17 (Bar) 18

2 Pompa elektrik 16 (Bar) Manual

3 Pompa diesel 15 (Bar) Manual

4 Settingan Relief Valve - 19 Bar

(27)
(28)

2.5.4 Rumus untuk memperkirakan laju aliran air

Sebagai akibat adanya gesekan air terhadap dinding pipa, maka timbul tekanan terhadap aliran, yang biasanya disebut kerugian gesek. Kerugian gesek ini dapat dinyatakan dengan rumus Darcy-Weisbach sebagai berikut :

h = (λ)(l/d)(v2/2g)……… Dimana :

h : Kerugian gesek pipa lurus (m) koefisien gesekan

l : Panjang pipa lurus (m)

d : Diameter dalam (m)

v : Kecepatan rata – rata aliran air (m/detik)

g : Percepatan gravitasi = 980 (m/detik)

Kerugian gesek untuk satuan panjang pipa (h/l) disebut gradient hidrolik, dinyatakan dengan “i” dan kalau laju aliran dinyatakan dengan “Q” maka secara experimental diperoleh hubungan berikut ini :

Q = (A1)(V)(C)………

Dimana :

Q : Laju aliran air (liter/menit) A : Luas Penampang Pipa (m2) V : Kecepatan Fluida (m/min)

C : Konstanta

(29)

2.5.5 Penentuan ukuran Pipa

Ukuran pipa ditentukan berdasarkan standby pressure water yang akan disepakati bersama. Disamping itu ada tambahan pertimbangan – pertimbangan lain yang didasarkan pada pengalaman perancang ataupun kontraktor pelaksana.

Misalnya, menurut perhitungan diperoleh ukuran pipa yang makin kecil untuk setiap cabang, akan tetapi karena dalam pelaksanaannya akan menimbulkan kesulitan dengan setiap kali memasang reducer, maka biasanya ukuran pipa dibuat sama setelah mencapai diameter terkecil yang diinginkan. Dengan demikian pada beberapa bagian dari system pipa tersebut akan diperoleh diameter yang lebih besar daripada yang ditentukan berdasarkan perhitungan.

Dalam menentukan ukuran pipa perlu juga pertimbangan batas kerugian gesek atau gradient hidraulik yang diizinkan, demikian pula batas maksimal air saat pressure stanby.

Koefisien system pipa perlu ditentukan disini, karena pada awal perancangan perlu ditetapkan perbandingan (ratio) antara panjang pipa (termasuk ekivalen) terhadap tahanan local pipa. Menurut pengalaman, koefisien K sebesar 2,0 sampai 3,0 biasanya cukup. Perancangan dapat mengurangi koefisien K ini asal setelah ukuran – ukuran pipa diperoleh, koefisien ini diperiksa kembali. Kalau system pipa mempunyai banyak cabang, koefisien K bertambah besar.

(30)

2.5.6 Penentuan Kapasitas Alat 2.5.6.1 Safety Relief Valve

System pemadam kebakaran juga menyediakan safety relief valve dengan tekanan kerja 16.5 kg/cm2.

2.5.6.2 Anti Water Hammer

Kapasitas alat Anti Water Hammer adalah 20K, dipasang dengan kapasitas 20K dikarenakan pressure pada

instalasi sebesar 16 bar

2.5.6.3 Flexible Joint

Dipasang untuk menghindari getaran yang berlebihan dimana saat terjadi stak pada aliran air yang

menyebabkan hentakan sangat tinggi. Dipasang pada posisi suction dan discharge pompa

2.5.6.4 Head Sprinkler

Untuk head sprinkler dipasang setiap area yang berfungsi sebagai safety saat terjadi kebakaran. Kapasitas dari head sprinkler adalah 60 s/d 90 derajat celcius dan kapasitas tahan pressure adalah 2,5 Bar. Untuk type yang dipasang meliputi type pendent dan up right.

2.5.6.5 AAV (Automatic Air Vent)

Dipasang posisi instalasi tertinggi dan terujung dimana fungsinya adalah untuk membuang udara yang terjebak, karena pada instalasi sering terjadi kapitasi yang

(31)

2.5.6.6 BCV (Branch Control Valve)

Dipasang tiap cabang setelah pipa utama yang berfungsi sebagai valve, dipasang tiap instalasi cabang dan juga fasilitas pada BCV tersedia wiring alarm yang berfungsi sebagai pengontrol jika tidak ada aliran flow pada instalasi.

2.5.6.7 Flow Switch

Berfungsi sebagai pengontrol water flow yang melewati instalasi pipa cabang.

2.5.6.8 Pressure Gauge

Dipasang pada posisi tertinggi instalasi dan area pompa yang berfungsi untuk melihat tekanan air pada pipa saat beroperasional.

2.6 Prinsip Kerja

1. Apabila terjadi kebakaran, tekanan pada instalasi pipa akan turun akibat adanya Lending Valve yang dibuka maka secara otomatis pompa jokey akan beroperasional menghisap air dari fire tank. Start untuk pompa jokey adalah 17 kg/cm2 dan akan berhenti operasional jika tekanan pada instalasi pipa telah tercapai 18 kg/cm2

2. Apabila pompa jokey tidak mampu lagi untuk menyuplai akibat besarnya penurunan tekanan dibawah settingan tekanan air 16 kg/cm2 pada instalasi pipa maka secara otomatis Pompa elektrik akan beroperasional untuk melakukan pengisian. Pompa Jokey yang interlock dengan Pompa elektrik secara otomatis akan mati (OFF)

3. Apabila PLN mati dan genset back up PLN tidak dapat berfungsi lagi maka Pompa diesel akan secara otomatis bekerja

(32)

4. Untuk system hydrant ini beroperasional secara manual dengan cara menarik selang hydrant dan membuka secara bertahap pada lending valve pipa dan hydrant box dilengkapi dengan accessories fire alarm seperti lamp indicator, alarm bell dan break glass

5. System Hydrant ini akan difungsikan jika pada kapasitas system sprinkler tidak mencukupi untuk melindungi dari kebakaran

6. Apartemen Pakubuwono Residence ini juga dilengkapi OHB (Outdoor Hydrant Box) sebagai safety area luar gedung jika suatu saat terjadi kebakaran.

(33)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam analisa instalasi system pemadam kebakaran, penulis melakukan survey lapangan, begitu pula dalam penulisan tugas akhir ini, agar penulisan tugas akhir ini dapat mencapai tujuan yang jelas dan akurat. Maka diperlukan suatu metodologi penelitian yang terarah dan sistematis.

Metodologi penelitian merupakan tahap-tahap penelitian yang harus diterapkan terlebih dahulu sebelum menyelesaikan masalah – masalah yang sedang dibahas agar penelitian dapat dilakukan dengan terarah dan memudahkan dalam menganalisa permasalahan yang ada, sehingga tahap – tahap metodologi penelitian dalam tugas ini dapat dijabarkan sebagai berikut .

3.1 Langkah Awal Penelitian

Sebelum memulai analisa, dalam mengerjakan tugas akhir ini perlu adanya bimbingan dan pengarahan khusus untuk dijadikan gambaran atau bayangan dalam upaya menuju langkah berikutnya, yang dimaksud dalam langkah berikutnya adalah pokok permasalahan, tujuan penelitian, identifikasi masalah dan analisa permasalahan.

Dalam upaya ini akhirnya penulis memutuskan untuk mengumpulkan data yang dijadikan acuan dalam tahap memulainya yaitu dengan mencari informasi dari buku dan literature, serta melakukan konsultasi dengan para ahli dalam bidang perencanaan instalasi pipa dalam gedung.

Setelah kita mengetahui apa yang kita lakukan, langkah selanjutnya adalah mencari lokasi gedung dengan melakukan survey sebelumnya. Adapun lokasi gedung yang dicari adalah dalam proses penyelesaian konstruksi dan penyempurnaan system, agar identifikasi masalah dapat terjawab.

Perlu diadakannya suatu penelitian adalah untuk membuat rasa percaya diri kita bertambah dalam menghadapi situasi, apalagi situasi yang

(34)

dan pendekatan individu terhadap para pekerja dan engineering, baik didalan maupun diluar lingkup pembahasan kita akan mendapat pengalaman dan pengetahuan yang bertambah.

3.2 Pokok Permasalahan

Permasalahan vital yang sering terjadi dalam pengetahuan perencanaan biasanya berhubungan dengan (mutu, biaya dan waktu)

Permasalahan pada pelaksanaan analisa instalasi pipa dalam gedung dari type gedung yang sederhana sampai dengan pembangunan yang mega proyek mempunyai cara perencanaan masing – masing dan berbeda dari satu gedung ke gedung yang lainnya bercirikan cara khas yaitu berkaitan dengan teknis yang harus dihadapi dilapangan, karena bagaimanapun bentuk dari struktur bangunannya selalu direncanakan dengan menggunakan system perencanaan yang khusus diperuntukkan bagi pembangunan tersebut.

3.3 Identifikasi Masalah

Mengidentifikasi masalah yang timbul dalam analisa system pemadam kebakaran dalam gedung ini, dengan memperhatikan struktur bangunan, pengamatan dan mengajukan pertanyaan lebih lanjut.

3.4 Pengumpulan Data

Adapun pengumpulan data – data dan bahan yang penting yang erat berhubungan dengan perencanaan instalasi pipa pemadam kebakaran menggunakan metode yaitu :

1. Penelitian lapangan

Yaitu mencari data dengan cara meninjau langsung kelapangan sehingga mendapatkan gambaran dan melihat secara langsung

(35)

proses pelaksanaan perencanaan system pemadam kebakaran dengan melakukan wawancara langsung dengan orang – orang yang berhubungan langsung dengan pelaksana pekerjaan, data – data yang diperlukan dalam penelitian :

• Data – data gedung seperti jumlah lantai, jarak antara lantai dan luas gedung

• Data – data equipment

• Dan lain - lain

2. Penelitian kepustakaan

Yaitu mencari bahan – bahan melalui kunjungan kepustakaan untuk mencari buku – buku yang terkait dengan judul tugas akhir ini dair referensi, makalah dan catatan kuliah

Adapun proses analisa system pemadam kebakaran ini dapat dilihat dari diagram berikut ini :

(36)

1. Data Penelitian

2. Perhitungan system fire fighting

Analisa Hasil Perhitungan Penelitian

End Start 1. Survey lapangan 2. Wawancara 3. Pengumpulan data 4. Survey literature

5. Mengunjungi instansi terkait

Perencanaan Sesuai Prosedur

(37)

BAB IV

PERHITUNGAN DAN ANALISA

4.1 Pengamatan

Pada tahap perencanaan konsep, penelitian lapangan sangat penting dilakukan. Penelitian lapangan yang kurang memadai dan tidak lengkap, tidak hanya akan menimbulkan kesulitan pada awal perencanaan tetapi juga dapat menyebabkan terhambatnya pelaksanaan pemasangan instalasi pipa. Pada pengamatan pendahuluan ini dilakukan untuk mendapatkan data awal berupa :

• Jenis dan Penggunaan gedung

• Denah bangunan

Penelitian lapangan tidak hanya berarti kunjungan ke lokasi pembangunan gedung dan melihat situasi setempat tetapi juga turun langsung ke lapangan agar dapat memahami proses pelaksanaan pekerjaan pemadam kebakaran system dilapangan dan memahami kesulitan – kesulitan yang terjadi dilapangan.

4.2 Analisa Sistem Penyediaan Air

Dalam menentukan diameter pipa yang digunakan untuk system pemadam kebakaran dilakukan peninjauan satu persatu dimulai pendistribusian air stand by di titik akhir pipa yang kemudian diteruskan dengan diameter pipa cabang.

4.3 Karakteristik Unit Instalasi Pemadam kebakaran

Alat pemadam kebakaran adalah semua peralatan yang dipasang sesuai fungsinya baik di dalam gedung maupun di luar gedung

(38)
(39)

4.3.1 Material Pipa

Untuk pemipaan system pemadam kebakaran, hampir semua menggunakan type Pipa black steel, dimana fungsi utama dari pemipaan adalah kekuatan pipa saat air stand by dengan tekanan yang telah diperhitungkan.

4.3.2 Pipa Utama / Pipa Tegak

Suatu susunan dari pemipaan, katup, sambungan slang, dan kesatuan peralatan dalam bangunan. Dengan sambungan slang yang dipasangkan sedemikian rupa sehingga air dapat dipancarkan atau disemprotkan melalui slang atau nozzle, untuk keperluan memadamkan api, untuk mengamankan bangunan dan isinya, serta sebagai tambahan pengamanan penghuni. Ini dapat dicapai dengan menghubungkannya ke system pasokan air atau dengan menggunakan pompa, tangki dan peralatan seperlunya untuk menyediakan pasokan air yang cukup ke sambungan slang.

4.3.2.1 Sistem pipa tegak manual

Suatu system pipa tegak yang hanya dihubungkan dengan sambungan pemadam kebakaran untuk memasok kebutuhan system.

4.3.2.2 Sistem pipa tegak otomatik

Suatu system pipa tegak yang hanya dihubungkan ke suatu pasokan air yang mampu memasok kebutuhan system pada setiap saat dan tidak memerlukan kegiatan selain membuka katup slang untuk menyalurkan air pada sambungan slang.

(40)

4.3.2.3 Sistem pipa tegak semi otomatik

Suatu system pipa tegak yang hanya dihubungkan ke suatu pasokan air yang mampu memasok kebutuhan system pada setiap saat dan memerlukan gerakan alat control untuk menyalurkan air pada sambungan slang

4.3.2.4 Ketentuan lain pada pipa tegak a. Belokan Pipa

Belokan dari pipa baja skedul 40 dan jenis K & L untuk tabung tembaga dibolehkan bila dibuat dengan tanpa menekuk, merusak, mengurangi diameter, atau penyimpangan lain dari bentuk bulat. Jari – jari belokan minimum harus 6 x diameter pipa untuk ukuran 50 mm (2”) dan 5 x diameter pipa ukuran 65 mm (2,5”)

b. Penyambungan pipa dan alat penyambungan

Alat penyambungan yang dipakai dalam system pipa tegak harus memenuhi ketentuan yang berlaku.

Alat penyambung jenis lain, diteliti kesesuaiannya untuk digunakan pada instalasi pipa tegak yang telah terdaftar, Alat penyambung harus lebih kuat bila tekanan melampaui 12,1 Bar (175 psi)

Semua pipa dan alat penyambung yang di ulir pembuatan ulirnya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Apabila akan mengurangi ukuran pipa pada saat pemasangan, harus menggunakan alat penyambung pengurang ukuran yang dirancang seperti : reducer (pengecilan diameter)

(41)

c. Pipa yang dilas dan alat penyambung

Untuk penyambungan pipa proteksi kebakaran, metoda pengelasannya harus memenuhi ketentuan yang berlaku, pengelasan tidak boleh dilakukan bila hujan atau angin kencang.

Bila melakukan pengelasan, persyaratan sebagai berikut :

1. Lubang – lubang pipa yang akan disambung harus sama dengan diameter dalam dari alat penyambung, sebelum alat penyambung di sambung

2. Keping hasil perlubangan harus dibuang 3. Alat penyambung tidak boleh menembus pipa 4. Plat baja tidak boleh di las pada ujung pipa

atau alat penyambung

5. Alat penyambung tidak boleh di modifikasi 6. Mur, Jepitan, batang bermata, tumpuan sudut

atau pengikat – pengikat tidak boleh di las ke pipa atau alat penyambung

Suatu prosedur pengelasan yang baik harus ditentukan oleh pihak kontraktor atau pabrik pengelasan yang melakukan. Kualifikasi dari prosedur pengelasan yang akan digunakan dari kemampuan pengelas atau operator mesin las harus memenuhi atau melampaui persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku karena jika tidak bersyarat bisa sangat fatal akibatnya. Kontraktor atau pabrik harus bertanggung jawab penuh untuk semua pengelasan yang mereka hasilkan. Setiap kontraktor atau pabrik harus menyiapkan prosedur atau tata cara pengelasan untuk menjamin kualitas

(42)

pengelasan secara tertulis dan di sampaikan ke instansi yang berwenang sesuai persyaratan

4.3.2.5 Gantungan / Support

Gantungan – gantungan direncanakan untuk dapat menahan lima kali berat pipa berisi air, ditambah 114 kg (250 lb) pada masing – masing titik penahan pemipaan, bahan dari besi digunakan pada komponen gantungan, pemipaan tegak harus di tahan secara tepat pada struktur bangunan seperti tulang atau rangka utama struktur, apabila pemipaan terpasang dibawah ducting pemipaan harus ditahan pada struktur bangunan atau pada penahan ducting yang telah disiapkan mampu menahan beban ducting. Support – support lain seperti besi siku harus digunakan pada sisi vertical yang lebih panjang, bagian dari trapis harus diamankan untuk mencegah peluncuran. Ukuran batang – batang gantungan dan pengikat yang dibutuhkan untuk menahan besi siku atau pipa yang ditunjukkan pada table 4..5.1.5.a sebagai berikut :

Table 4.5.1.5.a : momen inersia yang dipersyaratkan untuk bagian dari trapis

(43)

Jarak

Gantungan Diameter Pipa (inci)

(ft) (m) 1 1 1/4 1 1/2 2 2 1/2 3 3 1/2 4 5 6 0,08 0,09 0,09 0,09 0,10 0,11 0,12 0,13 0,15 0,18 1 ft 6 in 0.46 0,08 0,09 0,09 0,10 0,11 0,12 0,13 0,15 0,18 0,22 0,11 0,12 0,12 0,13 0,13 0,15 0,16 0,17 0,20 0,24 2 ft 6 in 0.61 0,11 0,12 0,12 0,13 0,15 0,16 0,18 0,20 0,24 0,29 0,14 0,14 0,15 0,16 0,17 0,18 0,20 0,21 0,25 0,30 2 ft 0 in 0.76 0,14 0,15 0,15 0,16 0,18 0,21 0,22 0,25 0,30 0,36 0,17 0,17 0,18 0,19 0,20 0,22 0,24 0,26 0,31 0,36 3 ft 0.91 0,17 0,18 0,18 0,20 0,22 0,25 0,27 0,30 0,36 0,43 0,22 0,23 0,24 0,25 0,27 0,29 0,32 0,34 0,41 0,48 4 ft 1.22 0,22 0,24 0,24 0,26 0,29 0,33 0,36 0,40 0,48 0,58 0,28 0,29 0,30 0,31 0,34 0,37 0,40 0,43 0,51 0,59 5 ft 1.52 0,28 0,29 0,30 0,33 0,37 0,41 0,45 0,49 0,60 0,72 0,33 0,35 0,36 0,38 0,41 0,44 0,48 0,51 0,61 0,71 6 ft 1.83 0,34 0,35 0,36 0,39 0,44 0,49 0,54 0,59 0,72 0,87 0,39 0,40 0,41 0,44 0,47 0,52 0,55 0,60 0,71 0,83 7 ft 2.13 0,39 0,41 0,43 0,46 0,51 0,58 0,63 0,69 0,84 1,01 0,44 0,46 0,47 0,50 0,54 0,59 0,63 0,68 0,81 0,95 8 ft 2.44 0,45 0,47 0,49 0,52 0,59 0,66 0,72 0,79 0,96 1,16 0,50 0,52 0,53 0,56 0,61 0,66 0,77 0,77 0,92 1,07 9 ft 2.74 0,50 0,53 0,55 0,59 0,66 0,74 0,81 0,89 1,08 1,30 0,56 0,58 0,59 0,63 0,68 0,74 0,79 0,85 1,02 1,19 10 ft 3.05 0,56 0,59 0,61 0,65 0,74 0,82 0,90 0,99 1,20 1,44 Tabel 4.2 Support

(44)

4.3.2.6 Box Hydrant dan Slang

1. Box Hydrant

Box hydrant yang berisi slang kebakaran, harus berukuran cukup untuk pemasangan peralatan penting dan dirancang tidak saling mengganggu pada waktu sambungan nozzle, slang dan peralatan lain digunakan dengan cepat pada saat terjadi kebakaran.

Jenis kaca break glass, harus disediakan alat pembuka, alat yang disediakan untuk memecah panel kaca harus dilekatkan dengan aman dan tidak jauh dari area panel kaca

Apabila suatu rakitan tahan api ditembus oleh lemari, ketahanan dari api harus terjaga sesuai yang dipersyaratkan oleh ketentuan bangunan gedung lokal

2. Slang dan Rak Slang

Setiap sambungan slang yang disediakan untuk digunakan oleh penghuni bangunan (system kelas 2 dan kelas 3) harus dipasang dengan panjang yang tidak lebih daro 30 m (100 ft) sesuai terdaftar untuk 40 mm (1 ½) lurus, dapat dilipat, slang kebakaran dilekatkan dan siap untuk dipergunakan Setiap kotak slang 40 mm yang disediakan dengan slang 40 mm, harus dipasang dengan rak yang terdaftar atau fasilitas penyimpanan yang telah disetujui. Setiap kotak slang 40 mm harus dipasang dengan gulungan aliran yang terdaftar

(45)

4.3.3 Diameter Pipa

Tujuan dari penentuan diameter pipa adalah supaya distribusi tekanan air pada pipa bisa memenuhi standar hydrostatik saat terjadi kebakaran. Diameter pipa harus dirancang sedemikian rupa sehingga kebutuhan system dapat dipasok oleh sumber air yang tersdia sesuai yang disyaratkan dan sambungan pipa harus sesuai dengan sambungan milik pemadam kebakaran Untuk pipa tegak/utama minimum 100 mm (4”)

Pipa tegak dirancang secara hydraulic untuk mendapatkan laju aliran air pada tekanan 6,9 Bar (100 Psi) dan pada keluaran sambungan slang 65 mm (2 ½’) dan 4,5 Bar (65 Psi) pada ujung kotak hydrant diameter pipa 40 mm (1,5”).

4.3.4 Tangki Penyimpanan Air

Pada ra?ncangan system pemadam kebakaran ini dibutuhkan penyimpanan air yang lumayan banyak yang dimana penyiadaan air bersumber dari PDAM, Sumur Dalam dan hasil recycling water STP yang sebagai back up saat kapasitas fire tidak mencukupi. Untuk fungsi masing – masing back up air dibedakan dengan menggunakan floating valve yang berfungsi secara mekanis untuk mengisi kebutuhan fire tank saat terjadi kekurangan, masing – masing penghubung distribusi sumber pipa back up di pasang valve yang stand by Normali close. Saat terjadi kebakaran besar dimana fungsi dari fire tank tidak mencukupi maka dengan manual valve akan dibuka 100 %.

(46)

4.3.5 Kapasitas Fire Tank

Untuk system pemadam kebakaran disiapkan 1 unit tangki yang disebut fire tank dengan kapasitas 220 m3. dan bukan hanya fire tank saja yang disediakan untuk sumber air pemadam kebakaran, juga disediakan by pass ke Fire Tank dengan kapasitas 220 m3, Clean Tank 1 (kapasitas 382 m3) dan Clean Tank 2 (kapasitas 382 m3). Air pada kolam renang akan digunakan jika keadaan sangat emergency dengan membuka emergency valve fire.

(47)

4.3.6 Perhitungan Tekanan

Pipa dengan laju aliran yang disyaratkan pada tekanan 6,9 Bar (100 Psi) pada sambungan slang terjauh dengan ukuran 65 mm (2,5”) dan tekanan 4,5 Bar (65Psi) pada ujung titik terjauh dengan ukuran 40 mm (1,5”), dirancang sesuai yang tertera pada table dibawah ini

Total akumulasi aliran Jarak Total pipa terjauh dari distribusi tekanan air Gpm Liter / Menit < 15,2 m 15,2 - 30,5 m > 30,5 m

100 379 2 inci 2,5 inci 3 inci

100 – 500 382 – 1893 4 inci 4 inci 6 inci 500 – 750 1896 – 2839 5 inci 5 inci 6 inci 750 – 1250 2843 – 4731 6 inci 6 inci 6 inci 1250 – ke atas 4735 – ke atas 8 inci 8 inci 6 inci

Tabel 4.3 Akumulasi Aliran

Tekanan maksimum untuk sambungan slang

Bilamana tekanan sisa pada keluaran ukuran 40 mm (1,5”) pada sambungan slang yang tersedia untuk digunakan oleh penghuni melampui 6,9 Bar (100 Psi), alat pengatur tekanan yang telah diuji harus disediakan untuk membatasi tekanan statis dan tekanan pada ujung sambungan slang 40 mm(1,5”) yang tersedia untuk digunakan oleh penghuni.

A. Pada system pemipaan sprinkler terpasang alat BCV (branch control valve) yang berfungsi untuk mengontrol tekanan agar tidak melebihi standar tekanan air yang diijinkan. Pada pipa tegak utama yang membagikan zona system sprinkler juga dipasang control valve yang berfungsi untuk menjaga kelebihan tekanan dan jika terjadi kelebihan tekanan maka secara otomatis aliran yang lebih tersebut akan dialihkan ke instalasi pembuangan yang mengalir

(48)

B. Pada system sprinkler ini juga terkait dengan system fire alarm yang diconnection secara interlock pada flow switch untuk memberikan indikasi berupa lamp indicator dan bell indicator yang di control langsung lewat ruang control gedung yang akan memonitor seluruh alarm gedung.

Jika system sprinkler pada apartemen pakubuwono residence ini telah beroperasional dan terdapat aliran yang lewat melalui flow switch maka alarm akan langsung berfungsi secara otomatis. Pada instalasi pipa sprinkler air dalam keadaan stand by tekanan sesuai tekanan kerja yang telah disepakati bersama. Untuk Branch Control Valve yang terdapat pada ruang mekanik akan stand by Normally Open 100 % dan akan alarm jika BCV ada yang menutup secara manual

4.3.6.1 Pipa Pembuangan

Pipa utama untuk pembuangan berukuran 76 mm (3”) yang dipasang secara berdekatan dengan setiap pipa tegak/utama dan dilengkapi dengan peralatan pengaturan (valve control) untuk memungkinkan keperluan saat pengujian system. Setiap pipa tegak harus dilengkapi dengan sarana pembuangan, valve pembuangan dengan pemipaannya dipasang pada ttik terendah dari pipa utama dan harus diatur untuk dapat diatur membuang air pada tempat yang telah disetujui.

4.3.6.2 Hydrostatik

Instalasi pipa yang dipasang sebelumnya harus melewati prosedur test tekan atau test hydrostatic, dimana pengujian test tekan tida kurang dari 13, Bar (200 Psi) selama 2 jam dari tekanan maksimum kerja. Test tekan (Hydrostatik) harus diukur pada titik ketinggian terendah dari system

(49)

yang akan diuji. Pemipaan system pipa utama maupun cabang tidak boleh menunjukkan kebocoran.

(50)

4.4 Type Pompa yang digunakan

Pompa air otomatis yang dihubungkan dengan sumber air yang telah disetujui sesuai dengan standar yang telah disyaratkan.

4.4.1 Pompa Jokey

Apabila terjadi kebakaran, tekanan pada instalasi pipa akan turun akibat adanya head sprinkler yang pecah maka secara otomatis jokey akan beroperasi menghisap air dari fire tank. Start pressure untuk pompa jokey adalah 15 Bar dan akan berhenti beroperasi jika tekanan pada instalasi pipa telah mencapai 16 Bar

(51)

4.4.1.1 Pompa Elektrik

Apabila pompa jokey tidak mampu lagi untuk menyuplai akibat besarnya penurunan tekanan dibawah settingan tekanan air 14 Bar pada instalasi pipa maka secara otomatis Electric Fire Pump akan beroperasional untuk melakukan pengisian. Pompa jokey secara otomatis akan mati (OFF) apabila Pompa Elektrik hidup

Gambar 4.2 Pompa Elektrik

4.4.2 Pompa Diesel

Apabila PLN mati dan genset back up PLN tidak dapat berfungsi pada saat terjadi kebakaran maka Pompa Diesel akan secara otomatis bekerja menggantikan Pompa Elektrik. Pompa Diesel bekerja pada tekanan 14 Bar

(52)

4.5 System Pemadam kebakaran

4.5.1 System Fire Sprinkler

Pada system fire sprinkler ini juga terkait dengan system fire alarm yang diconnection secara interlock pada flow switch untuk memberikan indikasi berupa lamp indicator dan bell indicator yang di control langsung lewat ruang control gedung yang akan memonitor seluruh alarm gedung.

Jika system sprinkler pada apartemen pakubuwono residence ini telah beroperasional dan terdapat aliran yang lewat melalui flow switch maka alarm akan langsung berfungsi secara otomatis. Pada instalasi pipa sprinkler air dalam keadaan stand by tekanan sesuai tekanan kerja yang telah disepakati bersama. Untuk Branch Control Valve yang terdapat pada ruang mekanik akan stand by Normally Open 100 % dan akan alarm jika BCV ada yang menutup secara manual

(53)

4.5.2 System Fire Hydrant

4.5.2.1 Pompa jokey, Pompa elektrik dan Pompa diesel stand By Otomatis

4.5.2.2 Apabila terjadi kebakaran, tekanan pada instalasi pipa akan turun akibat adanya Lending Valve yang dibuka maka secara otomatis jokey akan beroperasional menghisap air dari fire tank. Start untuk jokey adalah 15 Bar dan akan berhenti operasional jika tekanan pada instalasi pipa telah tercapai 16 kg/cm2

4.5.2.3 Apabila pompa jokey tidak mampu lagi untuk menyuplai akibat besarnya penurunan tekanan dibawah settingan tekanan air 14 kg/cm2 pada instalasi pipa maka secara otomatis Pompa elektrik akan beroperasional untuk melakukan pengisian. Electric Jokey yang interlock dengan Pompa elektrik secara otomatis akan mati (OFF)

4.5.2.4 Apabila PLN mati dan genset back up PLN tidak dapat berfungsi lagi maka Pompa diesel akan secara otomatis bekerja menggantikan Pompa elektrik. Pompa diesel bekerja pada tekanan 13 kg/cm2

(54)

4.5.2.5 System pemadam kebakaran juga menyediakan safety relief valve dengan tekanan kerja 16.5 kg/cm2.

Gambar 4.6 Safety Relief valve Gambar 4.7 Water Flow Meter

4.5.2.6 System pemadam kebakaran dengan menyiapkan box – box hydrant yang dlengkapi dengan Lending Valve berukuran 1,5” dan 2,5“ lengkap dengan selang dan Nozzle

Gambar 4.8 Box Hydrant

(55)

4.5.2.7 Untuk system hydrant ini beroperasional secara manual dengan cara menarik selang hydrant dan membuka secara bertahap pada lending valve pipa dan hydrant box dilengkapi dengan accessories fire alarm seperti lamp indicator, alarm bell dan break glass.

SYSTEM ALARM

4.5.2.8 System Hydrant ini akan difungsikan jika pada kapasitas system sprinkler tidak mencukupi untuk melindungi dari kebakaran.

4.5.2.9 Apartemen Pakubuwono Residence ini juga dilengkapi OHB (Outdoor Hydrant Box) sebagai safety area luar gedung jika suatu saat terjadi kebakaran.

(56)

4.5.2.10 Hydrant Pillar disediakan di area luar gedung sebagai inlet untuk mobil pemadam kebakaran jika penampungan air pada mobil pemadam kebakaran tersebut habis.

Gambar 4.9 Hydrant Pillar

4.5.2.11 Seamese Connection juga disediakan sebagai media untuk mobil PMK dari Pihak DPK jika suatu saat media air pada Fire Tank tidak mencukupi.

(57)

4.6 Analisa Hasil Perhitungan

Dalam melaksanakan proses perencanaan ini sering kali perhitungan sama atau berbeda dengan kenyataan yang ada dilapangan karena adanya penyesuaian bentuk atau struktur bangunan dilapangan, mengenai hal tersebut hal yang utama juga perlu diperhitungkan adalah factor pengalaman dari kontraktor MEP.

Berikut ini adalah hasil pengolahan data pada penelitian system pemadam kebakaran pada Apartemen the Pakubuwono Residence, yaitu :

4.6.1 Pompa

1. Pompa jokey

• Model : Vertikal Multi Stage

• Kapasitas : 50 Gpm

• Head : 20 Bar

• Daya : 15 kW / 380 / 50 Hz 2. Elektrik Pump

• Model : Horizontal Split Case

• Kapasitas : 1000 Gpm

• Head : 19 Bar

• Daya : 15 kW / 380 / 50 Hz 3. Pompa diesel

• Model : Horizontal Split Case

• Kapasitas : 1000 Gpm

• Head : 19 Bar

• Daya : 15 kW / 380 / 50 Hz

4.6.2 Accessories

o Anti Water Hammer (dengan Spesifikasi 20K)

¾ Merk : KKK

(58)

o Flow Water Meter

¾ Size : 6”

¾ Kapasitas : 20 Bar

o AAV (Automatic Air Van)

¾ Merk : SAMYANG

¾ Type : YAC - 2

¾ Size : ½” & 1”

¾ Kapasitas : 20 kg/cm2

o Branch Control Valve

¾ Merk : Victaulic ¾ Size : 2,5” s/d 6” ¾ Kapasitas : 300 Psi o Flow Switch ¾ Merk : Potter ¾ Size : 2,5” , 3” , 4” ¾ Type : WFD 25, WFD 30-2, WFD 30 o Pressure Gauge ¾ Merk : VPG ¾ Size : 4” ¾ Kapasitas : 0 – 40 kg/cm2 0 - 25 kg/cm2 o Seamesse ¾ Merk : VDH Coupling ¾ Size : 4” x 2,5” x 2,5” ¾ Type : S.7

o IHB (Indoor Hydrant Box)

¾ Merk : APPRON

¾ Type : B

¾ Size : L x W x H (cm)

(59)

o OHB (Outdoor Hydrant Box)

¾ Merk : APPRON

¾ Type : C

¾ Size : L x W x H (cm)

66 x 20 x 95

o Safety Relief Valve

¾ Merk : WATTS ACV

¾ Type : Pilot ¾ Size : 1 ¼” dan 4” ¾ Kapasitas : 20 kg/cm2 o Flexible Coupling ¾ Merk : Victaulic ¾ Style : 75 ¾ Size : Ø 65 mm s/d 200 mm ¾ Kapasitas : 500 Psi o Gate Valve ¾ Merk : AFA ¾ Size : 4” ¾ Kapasitas : 20 kg/cm2 o Flexible Joint ¾ Merk : AFA ¾ Type : 20K ¾ Size : 1¼” dan 8” ¾ Kapasitas : 20 kg/cm2 o Head Sprinkler ¾ Merk : Victaulic ¾ Type : Pendent ¾ Temperature : 68 OC ¾ Kapasitas : 20 kg/cm2

(60)

o Head Sprinkler ¾ Merk : Victaulic ¾ Type : Up Right ¾ Temperature : 68 OC ¾ Kapasitas : 20 kg/cm2 o Hose Nozzle ¾ Merk : APPRON ¾ Size : 1,5” dan 2,5”

o Drain Test Valve

¾ Merk : Victaulic ¾ Size : 1” ¾ Kapasitas : 175 Psi o Fire Extinguiser ¾ Merk : Ex-Viking ¾ Type : Vertikal ¾ Kapasitas : 3 kg dan 6 kg o Fire Hose ¾ Merk : APPRON ¾ Panjang : 30 m ¾ Heat resist : 150 OC ¾ Cold resist : 70 OC ¾ Kapasitas : 250 Psi o Hydrant Pillar ¾ Merk : PALMAS ¾ Size : 4” x 2,5” x 2,5” ¾ Kapasitas : 20 Bar

(61)

4.6.3 Fire Tank

• Kapasitas : 220 m3

• Jumlah : 1 unit

• Lokasi : Basement

Distribusi penyediaan air bukan hanya dari fire tank akan tetapi disediakan system by pass saat persediaan fire tank tidak cukup, yaitu :

• Clean Tank 1 : 382 m3

• Clean Tank 2 : 382 m3

• Lokasi : Basement

(62)

4.6.4 Pipa

• Type pipa yang digunakan

: Black steel Sch 40 ASTM A-53 , A-120

• Diameter Pipa Utama :

o Ø 6” , Lokasi : Shaft

o Ø 4” , Lokasi :

• Diameter Pipa Cabang

o Ø 3”

o Ø 2”

o Ø 1” (droper untuk system fire sprinkler)

4.6.5 Operational Water pressure

setingan pressure switch adalah sebagai berikut :

No Item Unit Start Stop

1 Pompa jokey 16 (Bar) 17

2 Pompa elektrik 15 (Bar) Manual

3 Pompa diesel 14 (Bar) Manual

4 Settingan Relief Valve - 17.5 Bar

(63)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Sistem pemadam kebakaran yang memadai sangatlah diperlukan pada type gedung seperti Mall, Perkantoran dan pada khususnya Apartemen. Dimana fungsi utama adalah untuk memadamkan dan melindungi penghuni dari bahaya kebakaran dan memberikan rasa nyaman bagi penghuni bangunan tersebut.

2. Dari hasil analisa didapatkan hasil – hasil sebagai berikut : Kapasitas pompa, Head pompa dan daya pompa, dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa system pemadam kebakaran yang terpasang pada gedung apartemen ini masih cukup baik untuk pengoperasian systemnya.

3. Di lihat dari hasil yang diperoleh pada perencanaan ada kalanya berbeda dengan yang di lapangan, ini disebabkan factor kontruksi bangunan juga sangat berpengaruh dan juga keinginan dari pihak yang terkait dimana telah disepakati bersama dengan syarat tidak mengganggu system dan masih dalam taraf design.

4. System pemadam kebakaran pada Apartemen the Pakubuwono Residence sangat safety yang dikarenakan system pemadam kebakaran interlock terhadap system fire alarm gedung.

5.2 Saran

1. Sebelum dilakukan preventive maintenance sebaiknya pengelola gedung melakukan juga pereventive maintenance untuk semua peralatan yang berhubungan dengan instalasi pipa pemadam kebakaran, di cek secara detail tiap alat sesuai fungsinya, dimana untuk menghindari kebocoran atau retak ditiap sambungan, valve – valve. Selain itu, fasilitas tangki juga sangat perlu di cek untuk menghindari terjadinya kerusakan pada level control air yang menyebabkan keadaan sangat vital dan cost yang sangat tinggi jika

(64)

2. Melakukan preventive secara berkala agar system dapat bekerja dengan baik terutama untuk setiap fungsi pompa dan system kontrolnya.

3. Fire Tank untuk penyimpanan air pemadam kebakaran harus diperiksa secara berkala,

4. Periksa secara berkala untuk system interkoneksi terhadap system alarm untuk mengantisipasi terjadinya indikasi kebakaran.

(65)

Daftar Pustaka

1. Grinell, piping Design & Engineering, March 08, 1997

2. A Compact Reference for design & Drafting of Industrial, piping Design, A Piping Guide by David R. Sherwood & Dennis I. Whistance, March 08, 1997

3. Paul D. Smith, Chairman, Gage Babcock, Automatic Sprinkler February 12, 1987

4. Paul D. Smith, Chairman, Gage Babcock, Stand Pipes, December 30, 1986

5. Edwards H. Smith, Dennis Fire Sprinkler, piping, April 23, 1987 6. Raswari, Pemipaan, Mei 16, 1989

7. Thomas W. Jaeger, NFPA 20 Fire Pumps, August 15, 1993

8. Chester W. Schirmer, NFPA 13 Installation of Sprinkler System, March 29, 1994

9. Fred S. Winters, NFPA 14 Installation of Sprinkler System, March 12, 1996

Gambar

Gambar 2.2 Deep Weel
Gambar 2.3 Skematik Distribusi Water Fire Tank
Gambar 2.4 Tahap Perancangan Sistematis Sistem Fire Fighting
Gambar 2.5 Pembuatan Sub Fungsi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian kami terdahulu pada kambing lokal jantan menunjukkan bahwa pemberian EE dengan dosis 1 – 3 ml ekor -1 selama 13 hari berturut-turut dapat

Resolusi kronostratigrafi yang dapat diperoleh dari fosil indeks tergantung pada waktu geologi, jumlah kategori fosil yang digunakan, dan lingkungan pengendapan1. Resolusi

sehingga dapat memahami karakteristik dari materi kelistrikan (Anam, 2013). Oleh karena itu, baik kelas EVdan ENV siswa secara aktif dapat melatihkan KPS pada siswa

Penelitian yang akan saya lakukan berjudul “Perbedaan Waktu Reaksi Tangan antara Cabang Olahraga Permainan dan Bela DiriA. (Studi pada Cabang Olahraga Bola Voli, Bola

Ropivakain juga merupakan anestesik lokal yang mempunyai masa kerja panjang, dengan toksisitas terhadap jantung lebih rendah daripada bupivakain pada dosis efektif

jangan lupa cuci tangan setelah pem fisik atau penatalaksanaan IVFD aminophilin dalam D5... diagnosis saat OSCE jiwa adalah diagnosis multiaksial.Aksis I, II, III, IV,

Pembahasan tentang ilmu ekonomi dari perspektif filsafat ilmu pengetahuan berkaitan dengan apakah ilmu ekonomi memiliki klaim kuat sebagai sebuah disiplin ilmu tertentu

Web merupakan sarana promosi di dunia cyberspace atau Internet. Perkembangan Internet dewasa ini begitu pesat. Hingga saat ini pengguna Internet di indonesia hampir 1 juta. Jumlah