• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR RD DHERRY MAYNDRA S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR RD DHERRY MAYNDRA S"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR RD 091481

DHERRY MAYNDRA S.

3410100062

Desain Interior Angkringan Banyu Anget Sebagai

Sarana Temu Budaya Di Surabaya dengan

(2)

Latar Belakang

Pemilihan Konsep

LIGHTING

Peningkatan citra Angkringan Banyu Anget melalui desain interior dengan

lighting baik Peningkatan citra Angkringan Banyu

Anget dengan Desain Interior Latar Belakang :

- Rencana pembangunan dan peningkatan image Angkringan Banyu Anget melalui renovasi desain interior dan arsitektur.

Rumusan Masalah :

- Bagaimana meningkatkan citra Angkringan Banyu Anget pada konsumen dengan membuat desain interior konsep Modern Natural dengan lighting baik?

(3)

Definisi Judul

Desain Interior Angkringan Banyu Anget

sebagai sarana temu budaya di surabaya dengan konsep modern natural

Desain Interior adalah karya arsitek atau desainer interior yang khusus menyangkut bagian dalam dari sebuah bangunan, dimana mampu memenuhi kebutuhan penghuni atau pengguna ruang secara memuaskan.

Pamudji suptandar

Perancangan tata ruang dalam

Nama angkringan itu sendiri diambil dari bahasa jawa yaitu angkring yang artinya duduk dengan posisi salah satu kaki lebih tinggi dari kaki yang lainnya. (Kompas, 20-06-2004).

Angkringan Banyu Anget itu sendiri yaitu tempat untuk melepas penat kesibukan sehari-harinya dengan menikmati hidangan yang berada di Angkringan dengan mengobrol atau pun bersantai dengan kerabat dekat

Sarana Temu Budaya itu sendiri tujuannya melestarikan maupun memperkenalkan budaya yang berada di Surabaya dengan pengaplikasiannya alat musik “gamelan”

Dengan Konsep Lighting agar pengunjung merasa kenyaman dan meningkatkan citra image Angkringan Banyu Anget

(4)

Permasalahan

- Mendesain interior Angkringan Banyu Anget tanpa mengubah struktur utama bangunan.

- Pembahasan bukan pada arsitekturalnya melainkan pada desain interiornya saja.

- Penataan layout denah baru akan ditempatkan pada lokasi baru yang berbeda sama sekali dengan denah Angkringan awal, hal ini disebabkan kurangnya data yang didapatkan dari Angkringan Banyu Anget sendiri maka digunakan denah lain yang dapat

mempermudah perancangan dan perancangan yang akan dihasilkan nantinya akan berbeda dengan desain yang lama.

- Desain interior diperuntukkan segala usia, khususnya mampu menarik minat para kawula muda dan desain interior mampu mencerminkan target pasar Angkringan ( kalangan menengah ke atas ).

- Penerapan konsep bernuansa modern-natural pada desain interior baik pada layout, sirkulasi, furniture, dan lighting.

- Perancangan interior akan lebih didetail pada area makan umum ,

lobby, dan ruang tambahan yang diperuntukkan bagi remaja.

Batasan Masalah

Identifikasi Masalah

- Mengenal konsep “Penampilan Bintang Lima, Harga Kaki Lima” kepada masyarakat yang belum mengetahuinya, sebagai salah satu alternatif

Angkringan yang berkelas, modern, dan eksklusif namun dengan harga yang kompetitif dengan kualitas makanan dan minuman yang sangat baik terutama

lighting yang sangat baik.

Rumusan Masalah

- Bagaimana meningkatkan citra

Angkringan Banyu Anget pada konsumen dengan membuat desain interior konsep modern natural dengan lighting baik?

(5)

Tujuan dan Masalah

Tujuan :

- Menciptakan suasana-suasana Angkringan yang dapat untuk kalangan kawula muda jaman sekarang, khususnya kawula muda yang dinamis, modern, dan suka berkehidupan malam.

- Menyediakan sebuah tempat untuk mendapatkan suasana dan nuansa yang eksklusif, berkelas, dan bernuansa modern-natural serta adanya musik – musik dan alat – alat musik ciri khas Jawa Timur.

- Menghasilkan interior yang modern-natural melalui aplikasi layout, sirkulasi, furnitur, dan lighting yang modern natural

Manfaat :

- Angkringan memperoleh ciri khas di mata masyarakat sekaligus menambah nilai jual masyarakat - Kontribusi untuk pembangunan lokasi wisata dan hiburan di Surabaya

- Menambah pengetahuan penulis tentang gaya modern-natural dan desain interior Angkringan serta permasalahan yang menyertai pada saat mendesain

(6)

Metode Desain

Menurut buku yang berjudul “Menciptakan Estetika dengan Metodologi Penelitian” oleh Mahendra

Wardhana, metode penelitian adalah cara – cara yang digunakan dalam

menguraikan penelitian, sehingga cenderung bersifat umum bagi suatu

penelitian yang sejenis. Metode penelitian mencakup keseluruhan aktivitas penelitian mulai awal sampai

akhir meliputi pengumpulan data, analisis data dan hipotesa. Metode

penelitian yang sistematis dapat membantu mempermudah pengolahan data dan melakukan hipotesa dari data

yang telah diperoleh.

OBSERVASI LAPANGAN

(7)
(8)

Studi Eksisting

Bangunan Eksisting terletak di Jl. Raya Semolowaru No. 25, Surabaya, East Java. Eksisting bangunan merupakan dari sebuah ruko kecil yang diubah menjadi sebuah Angkringan.

(9)
(10)

Studi Literatur

Lighting

Lampu

penerangan merupakan komponen penting di dalam ruangan / rumah kita. Tanpa lampu, ruangan kita akan terasa mati dan gelap. Lampu bisa menghidupkan suasana ruangan kita. Namun penggunaan lampu yang berlebihan juga tidak baik, sebab saat ini kita sedang digalakkan penghematan energi termasuk penggunaan lampu di ruangan / rumah kita. Selain itu penggunaan lampu secara berlebihanjuga akan membuat tagihan listrik kita membengkak.

Fungsi Lampu :

- Penerangan Ruangan - Menghidupkan suasana - Memunculkan point of interest

Jenis Lampu :

Lampu Pijar Lampu TL (Fluorescent)

Lampu Pijar yang dikembangkan Jenis lampu ini dikenal dengan Thomas Alfa Edison ini memakai lampu neon. Lampu neon Filamen tungsten yaitu semacam bentuknya macam-macam, ada Kawat pijar didalam bola kaca yang yang bentuknya memanjang biasa, Diisi gas nitrogen,argon,kripton,hidrogen, bentuk spiral atau tornado, dan

dan sebagainya. Ada juga yang bentuk memanjang

Warna lampu pijar adalah kuning derajat vertikal dengan fitting mirip Suhu warna 2500 – 2700 Kelvin dengan lampu pijar biasa.

Warna lampu TL adalah kuning derajat suhu warna 2700-3000 K

Standart Lumen :

- Perkantoran = 200-500 Lux - Apartemen / Rumah =

100-250 Lux

- Hotel = 200-400 Lux

- Rumah sakit / Sekolah = 200-800 Lux

- Basement / Toilet / Gudang = 100-200 Lux

- Restaurant / Cafe = 200-500 Lux

(11)

Studi Literatur

Lighting

Jenis Lampu :

Lampu Halogen Lampu LED

Lampu Halogen biasanya memiliki reflektor ( cermin Lampu ini merupakan sirkuit semikonduktor yang Dibelakangnya ) untuk memperkuat cahaya yang keluar. Memancarkan cahaya ketika dialiri listrik. Sifatnya Fittingnya biasanya khusus, namun saat ini ada pula yang berbeda dengan dengan flamen yang harus

Dengan jenis fitting biasa. Lampu jenis ini merupakan dipijarkan (dibakar) atau lampu TL yang merupakan Lampu spot yang baik, lampu spot adalah lampu yang pijaran partikel. Lampu LED memancarkan cahaya Cahayanya mengarah ke satu area saja. Misalnya lampu lewat aliran listrik yang relatif tidak menghasilkan Untuk menerangi beni estetis secara terfokus. Lampu ini banyak panas. Karena itu lampu LED terasa dingin Baik untuk digunakan sebagai penerangan taman untuk dipakai karena tidak menambah panas ruangan Membuat kesan dramatis dari pencahayaan terpusat seperti seperti lampu pijar, lampu LED juga memiliki Menerangi patung, tanaman, kolam atau area lainnya. Warna yang beragam, yaitu putih, kuning, dan Warna cahaya lampu halogen adalah kuning dengan suhu warna-warna lainnya.

(12)

Studi Literatur

Lighting

Cara menghitung kebutuhan lampu dalam ruangan :

Menurut SNI, daya pencahayaan maksimum untuk ruang kantor/ industri adalah 15 watt/ m2. Untuk rumah tak melebihi 10 watt/m2.( tambahan Ir. Hartono Poerbo, M.Arch : untuk toko 20-40 watt/m2, hotel 10-30 watt/m2, sekolah 15-30 watt/m2, rumah sakit 10-30 watt/m2 ). Coba terapkan perhitungan ini pada setiap ruang di rumah, kemudian jumlahkan dan dirata-rata. Misalnya, rumah anda berukuran 36 m2, maka jumlah daya untuk lampu harus di bawah 360 watt. Jika jumlahnya berlebih, sebaiknya kurangi titik lampu atau gunakan jenis lampu hemat energi.

Jumlah lampu pada suatu ruang ditentukan / dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

N = E x L x W Ø = W x L/w

Ø x LLF x CU x n

Dimana : Dimana :

N : Jumlah titik lampu Ø : Total Lumen Lampu

E : Kuat penerangan / target kuat penerangan yang akan di capai ( Lux ) W : Daya Lampu

L : Panjang Ruangan ( Meter ) L/w : Lumen per watt

W : Lebar Ruangan ( Meter )

Ø : Total Lumen Lampu / Lamp Luminous Flux

LLF : Light Loss Factor / Faktor Cahaya Rugi ( 0,7 – 0,8 )

CU : Coeffesien of utilization / Faktor Pemanfaatan ( 50 – 65 % ) n : Jumlah lampu dalam 1 titik lampu

(13)

Studi Literatur

Angkringan

Angkringan

itu sendiri diambil dari bahasa jawa yaitu angkring yang artinya duduk dengan posisi salah satu kaki lebih tinggi dari kaki yang lainnya. (Kompas, 20-06-2004).

Angkringan itu egaliter dan humanis. Semua orang tak canggung duduk makan di angkringan. Artis, tukang becak, PNS, cleaning service, mahasiswa, anak SMP. Semua bisa menyatu di angkringan. Angkringan itu terbuka. Makanan yang disajikan, dengan mudah diambil oleh pembeli. Makan dulu, bayar belakang. Kejujuran dan keterbukaan menjadi ruh dari angkringan.

Angkringan itu ramah. Ketika duduk di angkringan, ngobrol dengan sesama pembeli atau dengan penjualnya adalah hal yang lumrah. Obrolan ringan tentang lauk sarapan pagi, sampai obrolan berat tentang politik bisa dilakukan. Obrolan berat yang dilakukan di angkringan terasa ringan dan penuh canda.

Fungsi Angkringan :

- Melepas penat dari kegiatan sehari – hari

- Menikmati hidangan yang di sajikan Angkringan

- Mengobrol - Makan

- Minum

Jenis Layout Angkringan

Outdoor Indoor

Area angkringan dengan sistem Area Angkringan dengan ruang terbuka, lebih banyak orang indoor, sedikit orang tetapi

konsumen akan merasa nyaman karena merasa aman

(14)

Studi Literatur

Angkringan

Filosofi Angkringan :

Desain angkringan yang dekat antara penjual dan pembeli memiliki fungsi untuk menjaga interaksi antara pembeli dan penjual. Mengapa makanan yang angkringan yang sederhana, seringkali terasa nikmat untuk dimakan? Semua itu karena interaksi.

Contoh foto angkringan dari jaman ke jaman

Awal mulanya angkringan

Angkringan jaman sekarang

Ciri khas angkringan :

- Pengunjung memesan sendiri di tempat angkringan yang telah tersedia

- Mengelilingi gerobak angkringan desain kursi panjang karena menjaga interaksi antara pengunjung dengan penjual.

- Lebih dominan lesehan karena sejarah angkringan yang duduk dengan kaki satu lebih tinggi,karena biar tidak ada perbedaan derajat bagi pengunjung angkringan.

(15)

Studi Literatur

Interior Modern

Definisi Modern

adalah sebuah style yang selalu mengikuti perkembangan zaman dalam segala bidang seperti teknologi, material, bentukan (up to date).

www.onlineenciclopedia.com

Bentuk Modern :

- Tegas dan simetris - Sederhana

- 1-2 warna

- Minim ornamen

- Memiliki fungsi lebih dari satu

- Pengulangan bentuk

Warna – warna modern :

Warna dalam style modern sangat flexibel dan tidak mengikat. Warna yang dipilih disesuaikan dengan suasana yang ingin dibentuk dalam interior, untuk aplikasi dalam Angkringan warna yang di pilih berdasarkan warna corporate

sebagai penguat brand image perusahaan.

Contoh penerapan warna corporate pada interior perusahaan

Material Modern :

- Ringan - Praktis - Mudah perawatan

Finishing Modern :

- Clean - Glossy - Chrome

(16)

Studi Literatur

Interior Natural

Definisi Natural

adalah sebuah style yang selalu menggunakan segala sesuatunya alami seperti bentukan, material,dan teknologi.

www.onlineenciclopedia.com

Bentuk Natural :

- Alami atau asli - Bermacam - macam

Warna – warna Natural :

Warna dalam style natural berasal dari warna alami dari hasil alam. Warna yang dipilih disesuaikan dengan suasana yang ingin dibentuk dalam interior, untuk aplikasi dalam Angkringan warna yang di pilih berdasarkan warna hasil alam.

Contoh penerapan warna hasil alam pada interior Angkringan.

Material Natural :

- Berasal dari hasil alam - Bukan material buatan

(17)
(18)

Studi Literatur

Studi Pengunjung

Mahasiswa umur 17-23 tahun ( Pria dan Wanita )

Kebiasaan

: Saat bosan dengan kesibukan sehari-harinya dan weekend para mahasiswa ke tempat angkringan untuk melepaskan semua itu dan menikmati hidangan angkringan.

Karakteristik

: santai, dan rasa ingin tahu.

PENGUNJUNG ANGKRINGAN

Berdasarkan analisa dari survey tentang siapa saja pengunjung angkringan antara lain :

Pegawai kantoran/eksekutif umur 24-35 tahun ( Pria dan Wanita )

Kebiasaan

: Melepas penat dari rutinitas kerja dan ingin membicarakan bisnis dengan rekan kerja.

Karakteristik

: Profesional, tegas, elegan, dan praktis.

(19)

Studi Literatur

Studi Pelayan

PRIA

Baju : Kaos putih dan rompi

Bawahan : Kain jarit

Sepatu : Sandal selop encim

PELAYAN ANGKRINGAN BANYU ANGET

Berdasarkan analisa dari survey tentang pakaian pelayan angkringan antara lain :

WANITA

Baju : Kebaya

Bawahan : Kain jarit

(20)

Analisa

Studi Pengguna, Aktifitas, Ruang

PENGGUNA AKTIVITAS RUANG FURNITURE JUMLAH SATUAN

DIMENSI FURNITURE ( CM ) LUAS KEB. FURNITURE ( M2 ) RASIO LUAS RUANG Furniture Sirkulasi PENGUNJU NG Umur : 17 - 35 tahun Gender : laki – laki , perempuan - Melihat Alat Musik Gamelan Berkeliling - Duduk - Menikmati Hidangan makanan/mi numan : * di luar * di dalam - Cuci Tangan - BAB/BAK - Berfoto - Foyer, - Area Makan Di luar Di dalam - Area Wastafe l - Toilet - Area Estetik - Alat Musik Gamelan - Kursi - Meja - WC, - Wastafel - Taman 1 40 20 2 2 1 UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT 200 x 300 45 x 45 60 x 120 45 X 80 60 X 45 300 X 100 244 1 2 488 SM2 COUNTER Umur : 23 – 35 tahun Gender : laki – laki , perempuan - Menginform asikan pesanan konsumen pada koki - Melayani pesanan pengunjung - Mengantark an pesanan pengunjung - Membersihk an toilet - Area Makan Di luar Di dalam - Dapur - meja, - Kabinet 1 1 UNIT UNIT 80 x 400 200 x 45 122 m2 1 2 244 m2

(21)

Analisa

Studi Pengguna, Aktifitas, Ruang

PENGGUNA AKTIVITAS RUANG FURNITURE JUMLAH SATUAN

DIMENSI FURNITURE ( CM ) LUAS KEB. FURNITURE ( M2 ) RASIO LUAS RUANG Furniture Sirkulasi KASIR Umur : 23 – 35 tahun Gender : laki – laki , perempuan - Melayani Pembayaran - Mendata Ulang Penjualan

- Area Kasir - Meja Kasir - Cabinet 1 1 UNIT UNIT 45 x 45 45 x 45 40,5 m2 1 1 40,5 m2 OFFICE BOY Umur : 23 – 35 tahun Gender : laki – laki , perempuan - Mebersihka n semua lingkungan cafe secara rutin - Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan cafe - Storage - Meja - Kursi - Cabinet 1 2 1 UNIT UNIT UNIT 60 x 120 45 x 45 45 x 120 166 M2 1 1 16,6 M2

(22)

Analisa

Studi Pengguna, Aktifitas, Ruang

PENGGUNA AKTIVITAS RUANG FURNITURE JUMLAH SATUAN

DIMENSI FURNITURE ( CM ) LUAS KEB. FURNITURE ( M2 ) RASIO LUAS RUANG Furniture Sirkulasi SECURITY Umur : 23 – 35 tahun Gender : laki – laki , perempuan - Menjaga Keamanan Cafe - Mengatur parkir - Rg Security - Area Parkir - Meja - Kursi 1 1 UNIT UNIT 60 X 60 45 X 45 5,6 m2 1 2 11,2 M2 ASISTEN KOKI Umur : 23 – 35 tahun Gender : laki – laki , perempuan - Membantu koki melaksanak an tugasnya - Mencuci piring dan alat-alat makan lain - Dapur - Meja dapur - kabinet 1 1 UNIT UNIT 80 x 400 200 x 45 41 M2 1 2 8,2 M2

(23)

Analisa

Studi Pengguna, Aktifitas, Ruang

PENGGUNA AKTIVITAS RUANG FURNITURE JUMLAH SATUAN

DIMENSI FURNITURE ( CM ) LUAS KEB. FURNITURE ( M2 ) RASIO LUAS RUANG Furniture Sirkulasi KOKI Umur : 23 – 35 tahun Gender : laki – laki , perempuan - Memasak - Meracik bumbu - Membersihk an Meja Dapur - Dapur - Meja untuk Hidanga n - Wastafel 1 1 UNIT UNIT 60 x 100 45 x 60 8,7 M2 1 2 17,4 M2 LUAS 826

Sirkulasi Antar ruang 50 % 413 Total area yang dibutuhkan 12239

(24)

Analisa

Sirkulasi Pengunjung

Memesan

di gerobak

angkringan

yang

diinginkan

Entrance

/ Out

Regol

VIP

Konsumen :

Alur Sirkulasi Pengunjung

Angkringan Banyu Anget :

1. Entrance / Out

2. Regol

3. Memesan menu

4. Area Makan

5. Kasir

6. Regol

7. Entrance / Out

Area

Outdoor

Belakang

Area

Makan 1

Area

Makan 2

Lesehan

Area

Kasir

Regol Entrance

(25)

Analisa

Hubungan Ruang

PARKIR AREA FOYER AREA LESEHAN COUNTER AREA MAKAN 1 AREA MAKAN 2 TOILET RUANG VIP RUANG MANAGER STORAGE RUANG MEETING REGOL COUNTER AREA LESEHAN TOILET STORAGE RUANG MANAGER AREA MAKAN 1 AREA MAKAN 2 PARKIR AREA VIP RUANG MEETING

Keterangan :

: Berhubungan Langsung

: Berhubungan Tidak Langsung

: Tidak Berhubungan

AREA OUTDOOR BELAKANG 2

(26)

Analisa

Bubble Diagram

Counter

Entrance

/ Out

Area

Lesehan

Foyer

VIP

Toilet

Area Makan 1 Area Makan Belakan g Manager Room

Umum :

Karyawan :

Ruangan

Angkringan Banyu Anget :

1. Entrance / Out

2. Counter

3. Foyer

4. Area Lesehan

5. Area Makan 1

6. VIP Room

7. Manager Room

8. Storage

9. Area

Makan

Belakang

10. Musholla

Musholla

(27)

Alternatif Denah

ALTERNATIF 1

ALTERNATIF 2

(28)
(29)

Konsep Makro

Desain Interior Angkringan Banyu Anget Sebagai Sarana Temu Budaya Di Surabaya

dengan konsep Modern Natural

DESKRIPSI :

Sebuah desain interior Angkringan Banyu Anget dengan konsep

modern-natural menggunakan lighting yang baik. Selain

berfungsi sebagai tempat melepas penat dari sehari-hari dan menikmati hidangan makanan atau minuman, juga sebagai memperkenalkan budaya di surabaya seperti alat musik gamelan karena kurang mengertinya masyarakat dengan budaya alat musik tersebut.

PERWUJUDAN DALAM INTERIOR

Warna Interior

Penggunaan warna alam terutama

perpaduan warna coklat agar

memberi kesan hangat dan

kebersamaan. Warna yang akan diterapkan dipilih berdasarkan studi

aktifitas, corporite identity, studi

style dan studi pengaruh warna.

Style Interior

Penggunaan style modern-natural

yang berkarakteristik sederhana,

tegas, fungsional, dan alami. Hal ini didasari dari objek desain tersebut. Modern diterapkan pada bentukan dan layout, sedangkan natural pada material dan estetika.

Fasilitas Penunjang

Fasilitas yang berfungsi sebagai penyampai informasi temu budaya di surabaya kepada pengunjung dengan tujuan memberikan wawasan kepada

pengunjung tentang gamelan.

Fasilitas penunjang disesuaikan

dengan style dan tujuan dari konsep edutainment.

(30)

Konsep Makro

MODERN SUASANA - Luas - Bersih - Terang STYLE - Simple - Tegas - Fungsional WARNA NATURAL SUASANA - Hangat - Bersih - Alam STYLE - Alami - Bermacam - macam - Bukan Buatan WARNA

Warna dominan Warna Aksen

Kesan luas, bersih, dan terang diwujudkan menggunakan general light yang dipadu dengan accent light, hidden lamp. Hal ini berdasarkan hasil survei dimana ditemukan kesan interior Angkringan yang remang-remang menimbulkan anggapan negatif. Sudut tegas, bentukan sederhana berupa geometrical, dan ornamen berupa garis merupakan perwujudan dari karakteristik style modern yang diterapkan pada objek. Hal ini berdasarkan karakteristik pengunjung.

Warna hitam dan putih abu-abu merupakan warna dominan karena warna yang mencerminkan style modern. Warna coklat berdasarkan corporate identity Angkringan Banyu Anget.

Warna dominan

Material rumput, bentukan alami berupa hasil dari alam, dan ornamen berupa estetis seperti lampu bambu perwujudan dari karakteristik style natural yang diterapkan pada objek. Hal ini berdasarkan karakteristik pengunjung. Warna coklat, hijau, dan biru merupakan warna dominan karena warna yang mencerminkan style natural dengan warna dari hasil alam seperti kayu dan daun pohon. Kesan alam diwujudkan menggunakan material berasal dari hasil alam dan tidak material buatan. Hal ini berdasarkan hasil survei dimana ditemukan kesan interior Angkringan yang masih sederhana.

(31)
(32)

Konsep Mikro

Warna

Penggunaan warna mengacu pada style modern-natural

yaitu warna

monochrome

dipadukan warna coklat dan

warna aksen lainnya. Penerapan warna

monochrome

sebagai warna dominan interior dan diberi dengan

sentuhan warna natural dan aksen yang disesuaikan

dengan fungsi dan suasana yang diciptakan warna

tersebut sesuai dengan studi warna yang dilakukan.

Selain itu penerapan warna juga disesuaikan dengan

corporate image

.

Warna Dominan

Warna Aksen

Warna Dominan

Warna yang diterapkan pada

selubung bangunan dan elemen

interior objek desain.

(33)

Konsep Mikro

Lantai

Untuk konsep lantai dibedakan

berdasarkan area, adapun area

yang didesain yaitu :

1. Counter

2. Area Makan Lesehan

3. Area makan VIP

Area Lesehan

Menggunakan lantai parket merk KENDALL

tipe ukuran 120 cm x 190 cm ketebalan 7 mm

walnut dengan permukaan glosy yang

menimbulkan kesan hangat.

Counter

Menggunakan lantai Plesteran

unfinishing

agar memunculkan kesan mewah dan luas

sesuai dengan style modern natural.

Area Makan VIP

Menggunakan lantai plesteran unfinish agar

terkesan seperti pengunjung sedang berada

di jalan sesuai dengan style modern yang

sederhana.

(34)

Konsep Mikro

Dinding

Untuk konsep dinding dibedakan

berdasarkan area, adapun area

yang didesain yaitu :

1. Counter

2. Area Makan Lesehan

3. Area makan VIP

Area Lesehan

Menggunakan coklat muda dan putih sebagai warna dominan. Fungsi dari warna coklat muda yaitu memberi kesan hangat apabila dikombinasikan lampu spotlight kuning, fungsi warna putih memberi kesan luas dan bersih. Selain itu terdapat warna aksen, warna merah. Penggunaan warna merah berdasarkan fungsinya yaitu dapat meningkatkan nafsu makan.

Counter

Menggunakan batu bata expose untuk warna dominan agar terkesan hangat. Selain itu terdapat warna aksen, warna hitam. Fungsi warna hitam agar memunculkan kesan tegas dan elegan.

Area Makan VIP

Menggunakan dinding coklat muda dan coklat susu sebagai warna dominan. Fungsi untuk coklat muda agar memberi kesan luas dan bersih serta warna coklat susu memberikan kesan akrab sesuai dengan aktifitas area makan VIP. Selain itu terdapat warna aksen, hitam dan merah. Fungsi warna hitam yaitu mempertegas ruangan serta warna merah berdasarkan fungsinya yaitu dapat meningkatkan nafsu makan.

(35)

Konsep Mikro

Ceiling

Menggunakan

suspended ceiling

atau

drop ceiling

yang kemudian dibentuk

decorative

dengan bentukan geometris cubical. Material yang digunakan berupa

gypsumboard

.

Alasan pemilihan material tersebut karena

gypsumboard

ringan dan mudah dibentuk.

Pencahayaan pada

ceiling

memberikan aksen dan atmosfir pada interior. Maka

pencahayaan yang akan diterapkan berupa

hidden light

dan

general light

. Adapun jenis

lampu yang digunakan untuk

hidden light

berupa lampu LED sedangkan untuk

general

light

menggunakan

downlight

ulir.

(36)

Konsep Mikro

Lighting

Untuk konsep

Lighting

dibedakan

berdasarkan area, adapun area

yang didesain yaitu :

1. Counter

2. Area Makan Lesehan

3. Area makan VIP

Area Counter

Menggunakan

lighting

general light, and spot

light

. Fungsi

general light

untuk penerangan

area counter sedangkan untuk fungsi

spot

light

untuk memunculkan

point of interest

yang berada di counter.

Area Makan Lesehan

Menggunakan lampu

general light

kuning

dengan kombinasi rotan karena memberi

kesan tradisional.

Area Makan VIP

Menggunakan lampu hidden lamp, spot light, and

downlight. Fungsi hidden lamp and downlight agar

memberikan kesan mewah sesuai dengan style

modern. Fungsi spot light, agar memunculkan estetis

(37)

Konsep Mikro

Lighting

Untuk kebutuhan

Lighting

dibedakan

berdasarkan area, adapun area yang

didesain yaitu :

1. Counter

2. Area Makan Lesehan

3. Area makan VIP

4. Area Outdoor Belakang

Area Counter

E = 250 lux

Ø = W x L/w

L = 6 meter

=

18 x 61

W = 6 meter

= 1098 Lumen

N = 1 buah

LLF = 0,8 %

CU = 65 %

Ø

= 1098 Lumen

Area Makan Lesehan

N =

E x L x W

Ø

x LLF x CU x n

250 x 6 x 6

1098

x 0,8 x 65% x 1

9000

570,96

=

=

= 16 Titik Lampu

E = 200 lux

Ø = W x L/w

L = 2 meter

=

18 x 61

W = 48 meter

= 1098 Lumen

N = 1 buah

LLF = 0,8 %

CU = 65 %

Ø

= 1098 Lumen

N =

E x L x W

Ø

x LLF x CU x n

200 x 2 x 48

1098

x 0,8 x 65% x 1

19200

=

=

= 17 Titik Lampu

570,96

(38)

Konsep Mikro

Lighting

Area VIP

E = 300 lux

Ø = W x L/w

L = 5 meter

=

18 x 61

W = 10 meter

= 1098 Lumen

N = 1 buah

LLF = 0,8 %

CU = 65 %

Ø

= 1098 Lumen

N =

E x L x W

Ø

x LLF x CU x n

300 x 5 x 10

1098

x 0,8 x 65% x 1

15000

570,96

=

=

= 26 Titik Lampu

Area Outdoor Belakang

E = 200 lux

Ø = W x L/w

L = 4 meter

=

18 x 61

W = 12 meter

= 1098 Lumen

N = 1 buah

LLF = 0,8 %

CU = 65 %

Ø

= 1098 Lumen

N =

E x L x W

Ø

x LLF x CU x n

200 x 4 x 12

1098

x 0,8 x 65% x 1

9600

570,96

=

=

= 17 Titik Lampu

(39)

Konsep Mikro

Furniture

Area Counter

Penggunaan furniture dalam counter yaitu

menggunakan material alam seperti kayu

parket dan batu-batu.

Chair

Lounge chair menggunakan bahan leather

sedangkan area lesehan menggunakan

rotan serta kayu agar tidak menghilangkan

kesan tradisional.

Table

Meja menggunakan kayu jati dengan

(40)

Konsep Mikro

Utilitas

Sprinkler

Smoke Detector

Sound System

(41)
(42)

Weight Method

Purpose A B C D E Score Rank Mark Relative Weight

A. Alur Sirkulasi, - 1 1 1 1 4 I 10 0,33 B. Hubungan Ruang, 0 - 0 1 1 2 III 6 0,20 C. Kesesuaian Luasan Ruangan sesuai Kebutuhan, 0 1 - 1 1 3 II 8 0,27 D. Kondisi Penghawaan dan Pencahayaan, 0 0 0 - 1 1 IV 4 0,13 E. Letak Ruangan. 0 0 0 0 - 0 V 2 0,07 VALUE 30 1,00

OBJECTIVE WEIGHT PARAMETER ALTERNATIVE 1 ALTERNATIVE 2 ALTERNATIVE 3

Magnitude Score Value Magnitude Score Value Magnitude Score Value

Alur Sirkulasi, 0,33

Standart Sirkulasi berdasarkan pembedaan antara sirkulasi pegawai dan pengunjung,

Kurang Baik 4 1,32 Baik 6 1,98 Kurang Baik 4 1,32 Kesesuaian Luasan Ruangan sesuai Kebutuhan, 0,27

Luas ruangan dapat mewadahi segala kebutuhan aktifitas yang terjadi di ruangan tersebut,

Kurang

Baik 4 1,08 Baik 6 1,62

Kurang

Baik 4 1,08

Hubungan Ruang, 0,20

Keterkaitan dengan ruangan – ruangan yang lainnya, sehingga tercapai kesatuan ruang,

Baik 6 1,20 Baik 6 1,20 Baik 6 1,20

Kondisi Penghawaan dan

Pencahayaan,

0,13

Penghawaan alami yang dibutuhkan pada area cafe dan alamt musik gamelan,

Baik 6 0,78 Baik 6 0,78 Baik 6 0,78

Letak Ruangan 0,07

Pembagian area publik, semi publik, dan area privat ( area servis ).

Baik 6 0,42 Baik 6 0,42 Tidak Baik 2 0,14

(43)

Weight Method

Denah Alternatif 1

Denah Alternatif 2

Denah Alternatif 3

Denah Alternatif 1 dapat

dikatakan sebagai denah

angkringan yang alur

sirkulasinya baik, karena

pembagian zonning antara

pengunjung dan karyawan

sesuai dengan kebutuhan

ruang dan aktifitas

penggunanya.

Denah Alternatif 2 dapat

dikatakan sebagai denah

angkringan yang luas ruangan

dapat mewadahi segala

kebutuhan aktifitas yang

terjadi di ruangan tersebut jadi menjadi lebih efisien.

Denah Alternatif 3 dapat

dikatakan sebagai Denah

angkringan yang nyaman,

karena penghawaan dan

pencahayaan sesuai dengan

suasana yang diinginkan.

Penghawaan dan pencahayaan

banyak bukaan sehingga

banyak memamfaatkan

penghawaaan dan

pencahayaan alami.

Alur Sirkulasi

Kesesuaian luasan

ruangan dengan

kebutuhan

Penghawaan dan

Pencahayaan

(44)

Weight Method

Denah Alternatif 2 ini, menurut

parameter

alur sirkulasi baik

sudah

memenuhi,

karena

pembagian

setiap

area

sesuai

dengan area publik, semi publik,

dan privat. Dapat mempermudah

pengunjung

untuk

menikmati

interiornya dan tidak mengganggu

aktifitas karyawan.

(45)

Weight Method

Denah Alternatif 2 ini, menurut

parameter

juga

memenuhi

kesesuaian

luasan

ruangan

dengan

kebutuhan

,

karena

pembagian luasan setiap area

sesuai dengan kebutuhan ruang dan

aktifitas. Karyawan dan pengunjung

akan

merasakan

kenyamanan

apabila sedang berada di dalam

interior angkringan ini.

Pada area tersebut memiliki dua

fungsi,

yang

pertama

adalah

fungsinya

sebagai

pengunjung

memesan angkringan, yang kedua

dijadikan area untuk menikmati

hidangan makanan dan minuman

angkringan.

(46)

Weight Method

Parameter

Penghawaan

dan

Pencahayaan baik

juga terpenuhi

dalam denah alternatif 2 ini, karena

tidak terlihat kurangnya intensitas

pencahayaan dalam setiap area dan

membuat pengunjung merasakan

kenyamanan dengan pencahayaan

lighting

dan bukaan ruangan yang

(47)

Weight Method

Denah Alternatif 2 ini, menurut

parameter

juga

memenuhi

hubungan

ruang

,

karena

pembagian

setiap

area

sesuai

dengan

kebutuhan

ruang

dan

aktifitas. Karyawan dan pengunjung

akan

merasakan

kenyamanan

apabila sedang berada di dalam

interior angkringan ini.

Referensi

Dokumen terkait

Variabel dependen di dalam penelitian ini adalah penilaianResponden terhadap Daya Tarik Iklan Axis versi “Cowok Hemat” dan versi “Pisang Goreng” Untuk versi “Cowok

Ancak, düzlemsellik, diklik-paralellik gibi ölçümlemelerde, geometrilerin duyarlılığına bağlı olarak kaç noktadan, kaç kesitte yada kaç doğru boyunca ölçüm

kota maka kedekatan yang dibutuhkan untuk melanjutkan satu set norma-norma umum, tinmdakan-tindakan dan harapan-harapan orang di satu sektor mungkin bertentangan

Laba yang diperoleh koperasi sering disebut sisa hasil usha (SHU), laba tersebut akan dikembalikan ayau dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa-jasanya. Akan

Hal ini terbukti pada data empiris dilapangan, hasil pemahaman, kesadaran dan aplikasinya melalui metode pembelajaran field-trip ke tempat kegiatan ekonomi masyarakat

Dalam penelitian ini, menganalisis model SEIR penyebaran demam berdarah di daerah Selangor Malaysia, dengan SEIR menggambarkan individu yang rentan penyakit demam

menikahiku kembali (dia tahu bayi ini bukan anaknya, tapi dia tetap ingin menikahiku), sampai yang mengatakan Kee-an menikahiku kembali hanya karena kasihan padaku, dengan

sementara penggunaan energi hijau di atas 35% karena dalam draf RUPTL terbaru pembangkit listrik batu bara masih dominan berada pada angka 60% hingga tahun 2030. DPR RI