• Tidak ada hasil yang ditemukan

MIMBAR SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MIMBAR SEKOLAH DASAR"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN: 2355-5343

~ Berkala terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ~

Ketua Umum Julia, M.Pd Wakil Ketua Indra Safari, M.Pd Ketua Dewan Editor Diah Gusrayani, M.Pd

Dewan Editor Dr. Tatang Muhtar, M.Si Dr. Ayi Suherman, M.Pd Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd

Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd Atep Sujana, M.Pd

Maulana, M.Pd Ani Nur Aeni, M.Pd

Tata Usaha Achdi, M.Pd Karmah Setiawati Pemasaran Drs. Dadan Djuanda, M.Pd Pelaksana Teknis Hj. Sri Utami, S.Pd Layout dan Publikasi Online

Ariana, S.Kom Yudi Kusumah, M.Pd

Berkala Mimbar Sekolah Dasar diterbitkan oleh Program Studi PGSD, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang. Pelindung: Dr. Herman Subarjah, M.Si (Direktur). Pembina: Drs. H. Dede Tatang Sunarya, M.Pd (Sekretaris). Penanggung Jawab: Riana Irawati, M.Si & Respati Mulyanto, M.Pd (Ketua Prodi PGSD Kelas dan PGSD Penjas). Berkala Mimbar Sekolah Dasar terbit pertama kali pada tahun 2014.

Alamat Redaksi:

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang, Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 45322 Jawa Barat. Telp & Fax (0261) 201244. Email: mimbar.sd@upi.edu.

Alamat Publikasi:

http://jurnal.upi.edu/mimbar-sekolah-dasar

(2)

HALAMAN 1 – 132

DAFTAR ISI 1. INTERAKSI PBL-MURDER, MINAT

PENJURUSAN, DAN KEMAMPUAN DASAR MATEMATIS TERHADAP PENCAPAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR DAN DISPOSISI KRITIS …… HAL. 1-20

~ MAULANA

2. PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DI KELAS IV SD …… HAL. 21-36

~ ASIAH

3. MENEMUKAN KEMBALI RUMUS LUAS

PERSEGI PANJANG DENGAN

KONSTRUKTIVISME (STUDI KASUS PADA MAHASISWA PGSD) …… HAL. 37-47

~ ISROK’ATUN

4. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD PADA

PEMBELAJARAN MENGIDENTIFIKASI JENIS MAKANAN HEWAN DI SD …… HAL. 48-63

~ OCIH SUKAESIH

5. MENINGKATKAN ECOLITERACY SISWA SD MELALUI METODE FIELD-TRIP KEGIATAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL …… HAL. 64-76 ~ RANA GUSTIAN NUGRAHA

6. IDENTIFIKASI TINGKAT KEJUJURAN SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI GEROBAK KEJUJURAN DI KOTA SEMARANG …… HAL. 77-83

~ FINE REFFIANE, HENRY JANUAR SAPUTRA, TAUFIK HIDAYAT

7. EFEKTIVITAS DAN PENGARUH MODEL

PEMBELAJARAN INKUIRI PADA

PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR …… HAL. 84-93

~ RIF’AT SHAFWATUL ANAM

8. PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN MENGENAL SEJARAH UANG …… HAL. 94-100

~ YENA SUMAYANA

9. SIARAN RADIO CITRA 99.4 FM SEBAGAI MEDIA PELESTARIAN TEMBANG SUNDA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR …… HAL. 101-120

~ MAYLAN SOFIAN

10. LEARNING TASKS’ WHAT AND HOW: PERSPEKTIF DOSEN DAN MAHASISWA MENGENAI TUGAS PEMBELAJARAN …… HAL. 121-132

~ DIAH GUSRAYANI

REDAKSI BERKALA MIMBAR SEKOLAH DASAR MENERIMA TULISAN HASIL PENELITIAN, HASIL IDE/GAGASAN, ATAU RESENSI BUKU BARU, YANG MERUPAKAN KAJIAN-KAJIAN BAIK DALAM TATARAN PRAKTEK MAUPUN TEORI PENDIDIKAN, DAN KHUSUS BERKAITAN DENGAN KE-SD-AN.

(3)

[64]

MENINGKATKAN

ECOLITERACY

SISWA SD MELALUI METODE

FIELD-TRIP

KEGIATAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Rana Gustian Nugraha

PGSD UPI Kampus Sumedang

Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang Email: smd_stkip@yahoo.com

ABSTRACT ABSTRAK

The purpose of this research is to improve ecoliteracy students through field-trip method of the impact of economic activity in the form of waste tahu. This study uses observations in the form of method field-trip to the factory tahu and the school environment. The method used in this research is Classroom Action Research (clasroom action research) in the fourth grade students of SDN Lembur Situ , North Sumedang. Ecoliteracy indicator of this research is to use an indicator of Thomas Lickona (2012) in which there are knowledge aspect, awareness and application. The research instrument used was direct observation of a student observation sheets, questionnaires, student worksheets, test tool evaluation and field record sheets were used to obtain data through records in a form and format that checklist done by the author and our partners as an observer. Implementation of classroom action research was conducted three cycles. Results from this study is the increased understanding, awareness and application of students to ecoliteracy.

Keywords: ecoliteracy, field-trip, kegiatan ekonomi, IPS, SD.

Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat

meningkatkan ecoliteracy siswa melalui metode

field-trip dampak kegiatan ekonomi yaitu berupa limbah tahu. Penelitian ini menggunakan

pengamatan dalam bentuk metode filed-trip ke

pabrik tahu dan lingkungan sekolah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Penelitian Tindakan Kelas (clasroom

action research) pada siswa kelas IV SDN Lembur Situ Kecamatan Sumedang Utara. Indikator

ecoliteracy penelitian ini adalah menggunakan indikator dari Thomas Lickona (2012) yang didalamnya terdapat aspek pengetahuan, kesadaran dan aplikasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi secara langsung berupa lembar observasi siswa, lembar wawancara, lembar kerja siswa, alat tes evaluasi dan lembar catatan lapangan yang digunakan untuk memperoleh data melalui catatan dalam bentuk format dan daftar isian yang dilakukan oleh penulis dan mitra peneliti sebagai observer. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan tiga siklus. Hasil dari penelitian ini adalah meningkatnya pemahaman, kesadaran dan aplikasi siswa terhadap ecoliteracy.

Kata kunci: ecoliteracy, field-trip, kegiatan ekonomi, IPS, SD.

Pendahuluan ~ Pendidikan ilmu pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran wajib bagi setiap satuan pendidikan, karena pada hakikatnya manusia itu hidup tidak bisa terlepas dari orang disekelilingnya. Melalui ilmu pengetahuan sosial manusia akan mendapatkan pengetahuan bagaimana cara berinteraksi yang baik dengan manusia lain ataupun dengan alam yang berada disekitarnya. Pendidikan ilmu pengetahuan sosial merupakan mata

pelajaran yang diberikan pada jejang pendidikan formal dari mulai tingkat sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah atas. Ilmu pengetahuan sosial di sekolah dasar bertujuan mengenalkan siswa dengan kondisi yang nyata terhadap kehidupan di masyarakat dan lingkungan, memiliki nilai-nilai sosial, dan berinteraksi dengan baik terhadap orang lain dan alam sekitar. Menurut Depdiknas (2008: 45) menyatakan tujuan Ilmu

(4)

[65] Pengetahuan Sosial adalah sebagai berikut:

1. Mengenal konsep-konsep yang

berkaitan dengan kehidupan

mayarakat dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir kritis logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Dalam mencapai tujuan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di sekolah dasar tersebut tentunya harus dilaksanakannya proses belajar. Melalui belajar seseorang akan tampak perbedaan dengan makhluk lainnya. Menurut (Muhibbin, 1995: 92) mengemukakan bahwa “Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”.

Proses belajar itu tidak terlepas dari hubungan interaksi seseorang dengan lingkungan disekitarnya. Lingkungan tersebut sangat mendukung seseorang dalam proses belajar. Pengetahuan seseorang akan masuk ke dalam memori

otaknya bila adanya suatu pengalaman, artinya pengetahuan didapatkan tidak langsung secara utuh, melainkan pengetahuan itu masuk ke dalam memori otak secara sedikit demi sedikit. Dalam hal ini sejalan dengan pendapat Baharudin dan Esa (2007: 116) yang mengatakan bahwa, “Teori konstruktivisme adalah membangun pengetahuan sedikit demi sedikit, yang kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong konyong”.

Dalam pembelajaran IPS sangatlah penting didalamnya di tujukan untuk meningkatkan ecoliteracy. Ecoliteracy

berasal dari kata literacy yang berarti melek dan eco yang berarti ekologi. Definisi dari ecoliteracy adalah:

Kemampuan untuk memahami sistem alam yang membuat kehidupan di bumi. Untuk menjadi sarana ekoliterasi ini memahami prinsip-prinsip organisasi masyarakat dalam ekosistem dan menggunakan prinsip-prinsip untuk menciptakan komunitas manusia yang berkelanjutan (Wikipedia:

http://en.wikipedia.org/wiki/Ecologic al_literacy).

Dari sebuah paradigma baru yang dipopulerkan oleh Fritjof Capra, bertujuan meningkatkan kesadaran ekologis masyarakat. “Ecoliteracy berupaya memperkenalkan dan memperbarui

pemahaman masyarakat akan

(5)

[66] guna menciptakan keseimbangan antara kebutuhan masyarakat dan kesanggupan bumi untuk menopangnya”. (Rafsanjani: heilraff.blogspot.com).

Dalam proses pembelajaran seorang guru

harus memperhatikan

komponen-komponen pembelajaran. Komponen pembelajaran itu terdiri dari tujuan pembelajaran, guru, siswa, model, materi, media, sumber belajar dan evaluasi, dari kesemua komponen tersebut satu sama lain saling mendukung dalam mencapai keberhasilan pembelajaran. Sumber belajar merupakan salah satu komponen

dalam pembelajaran, sehingga

kesesuaian suatu sumber pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Sumber belajar itu sangat banyak sekali ragamnya, salah satu diantaranya adalah lingkungan sebagai sumber belajar. Lingkungan sebagai sumber belajar (Suhardjono: 2008) merupakan “Kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan prilakunya serta makhluk hidup lainnya yang dapat memberikan kemudahan

bagi siswa untuk memperoleh

pengetahuan”. Sumber belajar ini mengarahkan pada pembelajaran yang mendekatkan siswa dengan lingkungan yang berada disekitar siswa, maksudnya lingkungan tersebut dijadikan objek belajar siswa dalam memperoleh pengetahuannya.

Berdasarkan hasil observasi peneliti pada penelitian tanggal 15 Juni 2012 di kelas IV SDN Lembur Situ Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang, peneliti menemukan sebuah masalah dimana terdapat tempat kegiatan ekonomi di dekat SDN Lembur Situ yaitu pabrik tahu. Permasalah yang terjadi adalah limbah dan polusi pabrik tersebut melewati aliran sungai warga setempat dan tempat tinggal siswa-siswa bermukim. Peneliti berencana melakukan sebuah penelitian dengan siswa sebagai subjeknya untuk mengobservasi bahaya dari dampak dari pabrik tahu tersebut, dengan menganalisa bagaimana proses pembuatan tahunya, apakah air yg digunakan menggunakan air bersih?, apakah limbah air tahu sangat berbahaya bila dibuang ke sungai?, dan siswa dapat mengenal polusi apa saja yg dapat ditimbulkan dari pabrik tahu tersebut.

Field-Trip ke pabrik tahu dalam permasalahan ini dapat diterapkan untuk meningkatkan ecoliteracy siswa dalam hal

limbah tahu. Pelaksanaan

pembelajarannya guru menyampaikan materi secara langsung pada siswa, dan siswa ditugaskan mengamati apa yang sesungguhnya terjadi di sekitar pabrik tahu tersebut, dengan begitu siswa akan mendapatkan pengalaman belajar tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Dengan memperhatikan asumsi tersebut, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Meningkatkan

(6)

[67]

Ecoliteracy siswa SD Melalui Metode Field-Trip Kegiatan Ekonomi Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Lembur Situ Kabupaten Sumedang)“.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, permasalahan yang muncul adalah kurangnya kesadaran lingkungan siswa tentang dampak kegiatan ekonomi disekitar sekolahnya. Oleh karena itu penulis merumuskan permasalahan tersebut sebagai berikut: “Bagaimana peningkatan ecoliteracy siswa setelah mengamati dampak kegiatan ekonomi dengan menggunakan metode field-trip

pada mata pelajaran IPS di kelas IV SDN Lembur Situ Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang?”.

Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka peneliti harus

bisa mengembangkan model

pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan tersebut, maka peneliti menggunakan metode field-trip ke pabrik tahu dan lingkungan sekolah untuk meningkatkan ecoliteracy.

Metode field-trip ini, akan menimbulkan dampak positif pada siswa dalam meningkatan ecoliteracy terhadap lingkungan. Siswa sendiri yang melakukan pengamatan terhadap lingkungan yang nyata, maka melalui metode field-trip ini siswa langsung berinteraksi dengan apa yang akan diamatinya tersebut.

Berdasarkan pemecahan masalah di atas, maka peneliti menargetkan selama proses penggunaan pengamatan langsung adalah sebagai berikut :

a.Pemahaman b.Kesadaran c. Aplikasi

Kemudian target dari hasil pembelajaran ini secara umum siswa dapat memahami bahaya akan limbah tahu, dan secara khusus siswa dapat siswa akan memiliki sikap ecoliteracy yang baik.

Ecoliteracy

Ecoliteracy atau dalam bahasa Indonesianya ekoliterasi berasal dari kata

eco dan literacy. Eco adalah ekologi yang berarti ilmu yang mempelajarai tentang hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan. Sedangkan litercy yang berarti melek, terampil, paham atau sadar.

Ecologi menurut Capra (2002: 53) adalah “Studi mengenai hubungan-hubungan

yang memperhubungkan segenap

anggota Rumah Tangga Bumi”. Literacy

diartikan oleh kita sebagai kesadaran. Menurut Buletin Para Navigator dalam Neolaka (2008 : 19) menyatakan bahwa:

Kesadaran adalah modal utama bagi setiap orang yang ingin maju. Secara garis besar sadar itu dapat diukur dari berbagai aspek, antara lain : kemampuan membuka mata dan menafsirkan apa yang dilihat,

(7)

[68]

kemampuan aktivitas, dan

kemampuan berbicara.

Monowito dalam Neolaka (2008: 19) menyatakan bahwa “Kesadaran manusia dalam sadar itu dinamakan kesadaran, atau dapat dibalik bahwa kesadaran ialah keadaan manusia dalam sadar/ siuman”

Menurut Cafra (2002: 51), ada dua tipe kesadaran yaitu,

Tipe pertama, yang dikenal sebagai

kesaran primer (primary

consciousness), muncul bila proses-proses kognitif disertai pengalaman perceptual, indrawi, dan emosional dasar. Tipe kedua, yang terkadang disebut kesadaran tingkat tinggi

(higher order consciousness)

melibatkan swakesadaran (self awareness) yaitu suatu konsep diri yang dimiliki suatu subjek yang berpikir dan merenung.

Sedangakan Ekologi menurut Soemarwoto (1991: 19),

Ekologi dapat dikatakan ekonomi alam, yang melakukan transaksi dalam bentuk materi, energi dan informasi. Ekologi dan ekonomi mempunyai banyak persamaan, hanya saja dalam ekologi mata uang yang dipakai dalam transaksi bukanlah uang, melainkan materi, anergi, dan informasi. Arus materi, energi dan informasi dalam suatu komunitas atau antara beberapa

komunitas mendapat perhatian utama dalam ekologi, seperti halnya arus uang dalam ekonomi.

Ekologi mencoba memahami hubungan timbal balik, interaksi antara tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dengan alam lingkungannya, agar dapat menjawab pertanyaan dimana mereka hidup, bagaimana mereka hidup dan mengapa mereka hidup disana.

Bila kita gabungkan maka ekoliterasi ini akan menjadi sebuah makna yaitu kesadaran lingkungan. Kesadaran lingkungan menurut M. T. Zen dalam Neolaka (2008: 20),

Usaha melibatkan setiap warga negara dalam menumbuhkan dan

membina kesadaran untuk

melestarikan lingkungan,

berdasarkan tata nilai, yaitu tata nilai dari pada lingkungan itu sendiri dengan filsafat hidup secara damai dengan alam lingkungannya.

Asas ini harus mulai ditumbuhkan melalui pendidikan sekolah dan luar sekolah, dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi agar lambat laun tumbuh rasa cinta kasih kepada alam lingkungan, disertai tanggung jawab sepenuhnya setiap manusia untuk memelihara kelestarian lingkungan.

Emil Salim dalam Neolaka (2008: 19) menyatakan kesadaran lingkungan sebagai berikut:

(8)

[69] Kesadaran lingkungan adalah upaya

untuk menumbuhkan kesadaran agar tidak hanya tahu tentang sampah, pencemaran, penghijauan dan perlingdungan satwa langka, tetapi lebih daripada itu semua,

membangkitkan kesadaran

lingkungan manusia Indonesia khususnya pemuda masa kini, agar mencintai tanah dan air untuk membangun tanah air Indonesia yang adil, makmur serta utuh liestari.

Selanjutnya dikatakan bahwa sadar lingkungan ini mendorong pribadi manusia untuk hidup serasi dengan alam dan dengan begitu menumbuhkan rasa religi dan gandrung akan kasih Allah SWT yang sesungguhnya tertulis melalui isi bumi ini.

Beberapa pakar multidisiplin dari berbagai

negara berkumpul dalam

Intergovernmental Panel on Climate Change of the United Nations pada tahun 1988. Mereka mencoba menganalisis kemungkinan penyebab rangkaian bencana dalam beberapa tahun terakhir). Sebuah hipotesis kemudian dimunculkan bahwa pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca, dapat memicu perubahan iklim global, menghadirkan gelombang panas, memicu kenaikan permukaan laut, termasuk kekeringan dan banjir yang datang silih berganti.

Perubahan iklim global, bukan semata berdampak pada keseimbangan alam,

tetapi juga memiliki trickle down effect

yang berbahaya bagi kehidupan manusia. Entah itu akibat polutan atau

penyebaran serangga-serangga

pembawa penyakit yang berkembang biak seiring makin panasnya cuaca.

Ancaman luar biasa dari pemanasan global juga demi keberlangsungan bumi di masa depan, membuat upaya-upaya anti tesis bagi pemanasan global menjadi arus utama perdebatan masyarakat dunia. Kita pun mengenal frasa think globally, act locally, yang menggambarkan kontribusi perbaikan alam di tingkat lokal terhadap keseimbangan global.

Itu merupakan dampak-dampak besar yang kemungkinan terjadi dimasa depan, dalam hal yang terkecil dampak-dampak perusakan lingkungan sekitar makin marak kita jumpai, seperti halnya limbah-limbah yang menggenangi sungai, tanah, udara yang terkena polusi dari pabrik-pabrik.

Ekoliterasi, sebuah paradigma baru yang dipopulerkan oleh Fritjof Capra, bertujuan meningkatkan kesadaran ekologis masyarakat. Ekoliterasi berupaya memperkenalkan dan memperbarui

pemahaman masyarakat akan

pentingnya kesadaran ekologis global, guna menciptakan keseimbangan antara kebutuhan masyarakat dan kesanggupan bumi untuk menopangnya.

(9)

[70] Dengan tingkat ‘melek ekologis’

yang baik, desain-desain dalam berbagai bidang kehidupan juga akan berbasis ekologi. Dengan demikian, setiap bidang kehidupan

(economy, farming, eco-management, hingga eco-city)

dapat dirancang dengan corak ekologis yang kental. Hal ini membuat ecoliteracy menjadi instrumen yang sangat penting. Terutama, karena kebijakan-kebijakan yang mengintegrasikan pembangunan dan keseimbangan ekologis, hanya akan muncul dari stakeholder yang mengetahui dengan baik nilai-nilai ekologi tersebut. Ekoliterasi menjadi amat penting di negeri di mana para pejabat (penguasa) dan pengusaha berkolusi melahirkan kebijakan yang tidak prolingkungan.

Selain menjadikan arus utama perdebatan masyarakat, komunitas-komunitas hijau juga mengampanyekan integrasi antara ideologi kontra pemanasan global dan konsepsi pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Pembangunan berkelanjutan ini diawali

sekelompok masyarakat dengan

pemahaman kognitif yang memadai tentang hakikat dan prinsip-prinsip ekologi. Proses meningkatkan pemahaman inilah yang dinamakan ecological literacy atau

ecoliteracy.

Metode Field-Trip

Menurut Roestiyah (2001: 85),

Karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata ialah cara mengajar yang dilaksakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, peternakan, perkebunan, lapangan bermain dan sebagainya.

Sedangkan Surakhman (1980: 115)

mengatakan bahwa, “Metode

karyawisata atau field-trip adalah metode belajar dan mengajar di mana siswa dengan bimbingan guru diajak untuk mengunjungi tempat tertentu dengan maksud untuk belajar”. Berbeda halnya dengan tamasya di mana seseorang pergi untuk mencari hiburan semata, field trip sebagai metode belajar mengajar lebih terikat oleh tujuan dan tugas belajar.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode field-trip merupakan metode penyampaian materi pelajaran dengan cara membawa langsung siswa ke obyek di luar kelas atau di lingkungan yang berdekatan dengan sekolah agar siswa dapat mengamati atau mengalami secara langsung.

(10)

[71] Setiap metode yang digunakan sudah pasti mempunyai keunggulan dan kelemahan. Suhardjono (2004: 85) mengungkapkan bahwa metode field-trip

memiliki keunggulan seperti:

a. Memberikan informasi teknis, kepada peserta secara langsung,

b. Memberikan kesempatan untuk melihat kegiatan dan praktik dalam kenyataan atau pelaksanaan yang sebenarnya,

c. Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa yang dipelajari sehingga lebih berhasil,

d. Member kesempatan kepada peserta didik untuk melihat di mana peserta ditunjukan kepada perkembangan tekhnologi mutakhir.

Setiap ada kelebihan sudah tentu

mempunyai kekurangan adapun

kekurangan dari metode field trip menurut Suhardjono (2004: 85) adalah:

a. Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari sekolah,

b. Kadang-kadang sulit untuk mendapat izin dari pimpinan/Kepala sekolah atau kantor yang akan dikunjungi, c. Biaya transportasi dan akomodasi

mahal.

Menurut pendapat para ahli di atas tentang kelemahan-kelemahan metode field trip, disini peneliti sudah memikirkannya sebelum mengangkat judul dengan menggunakan metode field-trip ini, menurut Suhardjono (2004: 85) :

“Metode field-trip itu memerlukan biaya yang lebih mahal dan memakan waktu lebih bila lokasinya jauh dari sekolah, maka dari itu untuk menghindari hal tersebut peneliti mengambil lokasi yang tidak jauh dari sekolah, sehingga dalam biaya akan jauh lebih irit karena tidak memerlukan transportasi, akan lebih

menghemat waktu dan

mempermudah perizinan dari kepala sekolah”.

METODE

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian ini dengan metode penelitian kelas. “Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari

pengalaman mereka sendiri”

(Wiriaatmadja, 2005: 13). Penelitian ini mampu menawarkan pendekatan dan prosedur yang mempunyai dampak langsung untuk perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola pembelajaran di kelas.

Tujuan utama penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperbaiki praktek pembelajaran di kelas. Namun dalam penelitian tindakan kelas ini pembelajaran akan dilakukan berupa pengamatan di luar kelas yaitu di pabrik tahu yang bertujuan mengamati limbah dan dampak kegiatan pabrik tahu serta mengamati lingkungan sekolah. Penelitian

(11)

[72] tindakan kelas ini merupakan suatu bentuk penelitian yang dilakukan ketika proses belajar mengajar berlangsung yang bersifat reflektif kolaboratif dengan melalakukan tindakan-tindakan yang tepat dengan subjek yang diteliti adalah siswa.

Penelitian tindakan kelas ini berfokus pada upaya untuk meningkatkan ekoliterasi

dengan menggunakan metode

pengamatan langsung terhadap kegiatan ekonomi masyarakat setempat. Dalam kajian ini, penelitian tindakan dilakukan untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran dan aplikasinya.

Desain Penelitian

Adapun model penelitian yang digunakan penulis adalah model siklus Kemmis dan Mc Taggart (1998) diadaptasi dari Wiriaatmadja (2005: 66) yang terdiri dari empat komponen yaitu, rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Desain penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart, yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang, semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahannya atau pencapaian hasilnya.

Dalam perencanaan Kemmis dan Mc. Taggart (1998) diadaptasi dari Wiriaatmadja (2005: 66) menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan

dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah. Sebagaimana tampak pada gambar di bawah ini :

Gambar 1. Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart (1998) (Diadaptasi Dari Wiriaatmadja, 2005: 66).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Siklus 1 Pengamatan ke Pabrik Tahu A

Gambar 5

Gambar 2 Gambar 3

(12)

[73]

Gambar 2-5. Suasana siswa sedang melakukan pengamatan langsung ke pabrik tahu Siklus 2 Pengamatan ke Pabrik Tahu B

Gambar 6-8. Suasana siswa sedang melakukan pengamatan langsung ke pabrik tahu B Siklus 3 Pengamatan di Lingkungan Sekolah

Gambar 9-14. Siswa Sedang Melakukan Pengmatan di Lingkungan Sekitar Sekolah Setelah dilakukan pembelajaran selama

tiga siklus ini terjadi perubahan sikap pada masing-masing siswa diantaranya:

1. Siswa sadar bahwa semua kegiatan manusia sehari-hari itu telah berdampak buruk pada lingkungan.

Gambar 8 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 9 Gambar 11 Gambar 14 Gambar 12 Gambar 13 Gambar 10

(13)

[74] 2. Siswa sadar akan pentingnya

penjagaan lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat.

3. Siswa sadar pemahaman tentang kebersihan kurang baik jika aplikasinya tidak dilakukan dengan baik.

4. Siswa semakin sadar bahwa setiap lingkungan bersih akan menciptakan suasana yang nyaman untuk tinggal. 5. Siswa sadar menjaga kebersihan itu

tidaklah sulit.

Upaya perbaikan sikap dan nilai yang menyangkut aktivitas guru maupun siswa dengan pembelajaran yang dilakukan di

luar kelas terbukti sangat membantu pencapaian tujuan. Hal ini terbukti pada data empiris dilapangan, hasil pemahaman, kesadaran dan aplikasinya melalui metode pembelajaran field-trip ke tempat kegiatan ekonomi masyarakat yang dilakukan dari siklus I sampai siklus III telah meningkatan hasil tiap siklus dengan bertahap. Ketika pembelajaran sampai pada siklus III, persentase ketuntasan belajar dalam hal pemahaman meningkat yang semula pada siklus I 30%, siklus II 60% dan pada siklus ke III menjadi 85%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 1. Peningkatan Hasil Pemahaman Dari Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Sedangkan hasil kesadaran dan aplikasi siswa juga tidak lepas dari peningkatan karena didukung dengan pemahaman siswa yang setiap siklus meningkat maka berpengaruh dalam kesadaran dan aplikasi siswa selama pembelajaran. Ketika pembelajaran sampai pada siklus III, persentase hasil kesadaran dan aplikasi siswa meningkat yang semula pada siklus I

37,50%, siklus II 52,50% dan pada siklus ke III menjadi 81,60%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini.

30,00% 60,00% 85,00% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

(14)

[75]

Grafik 2. Peningkatan Hasil Kesadaran dan Aplikasi Dari Siklus I, Siklus II dan Siklus III Berikut ini data perkembangan ecoliteracy

siswa melalui pengamatan langsung ke pabrik tahu yang mengamati tentang limbah tahu untuk meningkatkan

kesadaran lingkungan di kelas IV SDN Lembur Situ Kabupaten Sumedang pada setiap siklusnya.

Tabel 1. Rekapitulasi Data Hasil Pemahaman, Kesadaran dan Aplikasi Siswa Kelas IV SDN Lembur Situ

Aspek Yang Diamati

KETERANGAN Data Siklus I Data Siklus

II Data Siklus III Ket

Pemahaman 30% (T) 55% (T) 85% (T) T = Tuntas

Kesadaran dan Aplikasi Siswa 37,50% 52,50 81,60

Dari tabel diatas diketahui terjadi perubahan pencapaian target pada setiap siklusnya, hal ini membuktikan bahwa dengan melakukan field-trip ke pabrik tahu dan pengamatan di lingkungan sekolah pada kelas IV SDN Lembur Situ Kabupaten Sumedang berhasil dilakukan dengan hasilnya adalah

ecoliteracy siswa meningkat.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pemaparan data dan pembahasan mengenai penerapan

metode field-trip kegiatan ekonomi masyarakat setempat pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial untuk meningkatkan

ecoliteracy siswa di kelas IV SDN Lembur Situ Kabupaten Sumedang, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

Pada proses penelitian tindakan kelas ini, terdiri dari tahapan perencanaan yang dilakukan oleh guru, tahap pelaksanaan yang didalamnya terdapat fokus penelitian adalah aktivitas siswa dalam meningkatkan pemahaman, kesadaran 37,50% 52,50% 81,60% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

(15)

[76] dan aplikasi siswa terhadap lingkungan sekitar. Tahap evaluasi yang memfokuskan kepada pelaksanaan evaluasi yang dilakukan berdasarkan pencapaian indikator penilaian pada setiap alat evaluasi yang digunakan pada penelitian tindakan kelas ini.

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melakukan field-trip ke pabrik tahu A pada siklus I, pabrik tahu B pada siklus II dan pengamatan di lingkungan sekolah pada siklus III. Prosedur-prosedur yang sudah di tetapkan dan dengan cara berkelompok siswa melakukan pengamatan langsung. Setelah melakukan pengamatan dan mengerjakan LKS berkelompok siswa diberikan sebuah tes hasil belajar individu untuk diketahui sejauh mana pemahaman masing-masing siswa. Data hasil yang diperoleh dari hasil tes ini siklus I 30%, hasil tes siklus II 60%, hasil tes siklus III 85%. Sedangkan aspek kesadaran dan aplikasi siswa dapat dilihat dan ternilai melalui observasi peneliti yang dibantu oleh empat guru. Persentase pencapaian kesadaran dan aplikasi siswa yang disatukan menjadi aktivitas siswa peneliti mendapatkan data hasil siklus I 37,50%, siklus II 52,50%, siklus III 81,60%.

Berdasarkan deskripsi diatas data yang berasal dari hasil pengolahan dan analisis data sebagai hasil penelitian tindakan kelas, telah membuktikan hipotesis yang diajukan bahwa: “jika pembelajaran menggunakan metode field-trip kegiatan ekonomi masyarakat setempat diterapkan

dalam Pembelajaran IPS di kelas IV SDN Lembur Situ Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang maka akan meningkatkan ekoliterasi siswa”.

REFERENSI

Baharudin, H. dan Esa, W. N. (2007). Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.

Capra, F. (2002). Jaring-Jaring Kehidupan. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.

Capra, F. (2002). The Hidden Connections. Bandung: Jala Sutra.

Muhibbin, S. (1995). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Neolaka, A. (2008). Kesadaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta. Rafsanjani, A. Ekoliterasi. [Online].

Available at:

Heilraff.Blogspot.com/2008/05/ekolitera si.html.

Roestiyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Soemarwoto, O. (1991). Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.

Jakarta: Djambatan.

Suhardjono. (2004). Kekurangan Metode Field-Trip. [Online]. Available at: http//mariaulfah15.Multiply.com/journe y/item/3/metodepembelajaran.

Suhardjono. (2012). Penelitian Tindakan Kelas dan Tindakan Sekolah. Malang: Cakrawala Indonesia.

Surakhman, W. (1980). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Wiriaatmadja, R. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(16)

Penerbit Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang http://kd-sumedang.upi.edu/

(Terbit April & Oktober) 1. Jenis Artikel

Artikel dapat berupa kajian hasil penelitian, kajian setara penelitian (ide/gagasan), dan resensi buku baru. Semua jenis artikel belum pernah dimuat di media apapun.

2. Format Tulisan

Artikel ditulis dalam Bahasa Indonesia dalam bentuk ESAI dengan extensi file docx (Microsoft Word) dan menggunakan acuan sebagai berikut:

- Margin : Atas & Bawah (2,5 cm), Kanan & Kiri (2,5 cm)

- Ukuran Kertas : A4 (21 cm x 29,7 cm)

- Jenis huruf : Century Gothic

- Ukuran Font : 10 pt

- Spasi : 1,5 (kecuali judul, identitas penulis, abstrak dan referensi: 1 spasi)

Penulisan pada judul dan sub-bagian artikel menggunakan aturan sebagai berikut: Tulisan level 1 (Huruf besar semua/UPPERCASE, rata kiri, cetak tebal)

Tulisan level 2 (Huruf besar kecil/Capitalize Each Word, rata kiri, cetak tebal)

Tulisan level 3 (Huruf besar kecil/Capitalize Each Word, rata kiri, cetak tebal & miring) Semua bagian penulisan level 1 dan 2 tidak menggunakan pointer – jika diperlukan keterangan atau penjelasan tambahan pada tubuh artikel gunakan footnote. Untuk keterangan tabel disimpan di atas tabel, untuk keterangan gambar atau diagram disimpan di bawahnya. Ukuran huruf di dalam tabel atau diagram lebih kecil, yakni dari 8-9 pt, spasi 1. Jumlah halaman termasuk tabel, diagram, foto, dan referensi adalah 10-20 halaman.

3. Struktur Artikel

a. Untuk artikel hasil penelitian menggunakan struktur sebagai berikut:

Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Abstrak (Dibuat dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, masing-masing maksimal 200 kata, disertai kata kunci masing-masing maksimal lima kata); Pendahuluan (Berisi latarbelakang disertai tinjauan pustaka, tujuan dan urgensi penelitian); Metode (Berisi metode/pendekatan, subjek, waktu dan tempat, teknik pengumpulan data dan analisis data); Hasil; Pembahasan; Simpulan (Sesuai dengan pendahuluan/rumusan masalah); dan Referensi (Memuat referensi yang diacu saja, minimal 80% terbitan 10 tahun terakhir).

b. Untuk artikel setara penelitian (ide/gagasan) menggunakan struktur sebagai berikut: Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Abstrak (Dibuat dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, masing-masing maksimal 200 kata; disertai kata kunci masing-masing maksimal lima kata); Pendahuluan (Berisi latarbelakang disertai tinjauan pustaka dan tujuan); Pembahasan (Judul bahasan disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dibagi ke dalam sub-bagian); Simpulan (Sesuai dengan pendahuluan); dan Referensi (Memuat referensi yang diacu saja, minimal 80% terbitan 10 tahun terakhir).

c. Untuk artikel resensi buku menggunakan struktur sebagai berikut:

Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Identitas Buku (Berisi judul buku, penulis, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, ISBN, dan foto cover/sampul depan); Pembahasan (Judul bahasan disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dibagi ke dalam sub-bagian).

(17)

yang telah diadaptasi sesuai kebutuhan Universitas Pendidikan Indonesia. Contoh dapat melihat pada artikel yang telah dimuat, atau selengkapnya dapat dilihat di akhir pedoman penulisan ini.

5. Penyuntingan

a. Artikel dikirim kepada tim redaksi dengan alamat email: mimbar.sd@upi.edu. Jika diperlukan, tim redaksi akan meminta file dalam CD dan print-out sebanyak tiga eksemplar yang dikirim ke alamat: Redaksi Jurnal Mimbar Sekolah Dasar, Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang - Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang Jawa Barat 45322.

b. Artikel yang telah dievaluasi oleh tim penyunting atau reviewer berhak untuk ditolak atau dimuat dengan pemberitahuan secara tertulis, dan apabila diperlukan tim penyunting akan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan revisi sesuai dengan rekomendasi hasil penyuntingan. Untuk keseragaman format, penyunting berhak untuk melakukan pengubahan artikel tanpa mengubah substansi artikel.

c. Semua isi artikel adalah tanggung jawab penulis, dan jika pada masa pracetak ditemukan masalah di dalam artikel yang berkaitan dengan pengutipan atau HAKI, maka artikel yang bersangkutan akan dicancel untuk dimuat. Untuk artikel yang dimuat, penulis akan mendapatkan dua eksemplar berkala sebagai tanda bukti pemuatan serta 10 eksemplar cetak lepas untuk keperluan masing-masing penulis, dan wajib memberikan kontribusi biaya pencetakan sesuai ketentuan tim berkala Mimbar Sekolah Dasar sebesar Rp. 250.000 di luar ongkos kirim.

CONTOH PENULISAN KUTIPAN DAN REFERENSI:

JENIS

RUJUKAN DI DALAM TEKS ACUAN/REFERENSI/BIBLIOGRAFI DI DALAM PUSTAKA

Seorang

penulis A symbol is connected to its referent in the world by our sense of organs (Pinker, 2009 p.80)

atau

Pinker (2009, p. 80) claimed that a symbol ..

Pinker, S. (2009). How the mind works. New York, NY: W.W. Norton & Company, Inc.

Dua orang

penulis A set of verbs with individually similar meanings can be juxtaposed with a set of nouns with individually similar meanings ... (Hunston & Oakey, 2010)

atau

Hunston dan Oakey (1991) mengklaim bahwa …

Hunston, S. & Oakey, D. (2010). Introducing applied linguistics: Concepts and skills. New York, NY: Routledge.

Tiga s.d. 5

penulis Penjelasan (Coyle, Hood, & Marsh, 2010) menyimpulkan bahwa ...

Kutipan berikutnya dalam teks:

(Coyle et al., 2001)

Coyle, D., Hood, P. And Marsh, D. (2010). CLIL:

Content and language integrated learning. Cambridge: Cambridge University Press.

Penulis sebagai penerbit

(Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan [Balitbang Depdiknas], 2010) Atau

Badan Penelitian dan Pengembangan,

Badan Penelitian dan Pengembangan [Balitbang]

(2007). The assessment of curriculum policy

of language subjects: Assessment report. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan.

Balitbang. (2008). The assessment of curriculum

policies in secondary education: Assessment report. Jakarta: Badan Penelitian dan

(18)

Depdiknas], (2010) menunjukan bahwa .... Kutipan berikutnya:

(Balitbang Depdiknas, 2010) Buku ber

editor (Waugh & Monville-Burston, 1990) Waugh, L.R., & Monville-Burston, M. (eds.). (1990). On language: Roman Jakobson. Cambridge, MA: Harvard University Press.

Beberapa karya dipublikasikan oleh seorang penulis pada tahun yang sama

(Sukyadi, 2011a, 2011b) Sukyadi, D., Setyarini, S. & Junida, A.I. (2011a). A

Semiotic Analysis of Cyber Emoticons (A Case Study of Kaskus Emoticons in The Lounge Forum at Kaskus-the Largest

Indonesian Community. K@ta: A Biannual

Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 37-50,

Sukyadi, D. & Mardiani, R. (2011b). The Washback Effect of National Examination (ENE) on

English teachers’ Classroom Teaching and

Students’ Learning. K@ta: A Biannual

Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 96-111,

(susun secara alfabetis berdasarkan judul) Buku yang

disusun oleh sebuah lembaga atau institusi

Badan Standar Nasional Pendidikan (2012)

merekomendasikan bahwa ...

(Badan Standar Nasional Pendidikan, 2012)

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2010).

Pedoman penulisan buku ajar untuk perguruan tinggi. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

(Laporan Tahunan Universitas Pendidikan Indonesia, BHMN, 2009)

Laporan Tahunan Universitas Pendidikan Indonesia, Badan Hukum Milik Negara. (2009).Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia BHMN. Buku

elektronik Most authors begin their articles by explaining what caused them to conduct their

empirical investigations (Huck, 2012)

Huck, S.W. (2012). Reading statistics and research. Boston, MA: Pearson Education, Inc.

Available from NetLibrary database.

Buku

terjemahan (Young & Rang, 2005) Young, Y. S. & Rang, K. I. (2005). jorok ada di sini: Buku pengetahuan paling Semua yang jorok sedunia (M. Ayudiah, Trans.). Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.

Bab dalam

sebuah buku (Richards, 2002) Gunakan penulis Bab, bukan editor buku tersebut

Richards, J. C. (2002) Theories of Teaching in Language Teaching. In Richards, J.C. and

Renandya, W.A. (Eds.). (2002). Methodology

in language teaching: An anthology of current practice. Cambridge: Cambridge University Press.

Kutipan lebih dari 1 halaman

Kutipan pertama:

(Rush, Waldrop, Mitchell, & Dyches, 2005, pp. 283-284) Kutipan berikutnya dar sumber

yang sama:

(Rush et al., 2005, p. 291)

Rush, K. L., Waldrop, S., Mitchell, C., & Dyches, C. (2005). The RN-BSN distance education

experience: From educational limbo to more than

an elusive degree. Journal of Professional Nursing, 21, 283-292.

Dari

ensiklopedia (Crystal, 1987) Crystal, D. (1987). The Cambridge encyclopedia of

language). Cambridge: Cambridge University Press.

(19)

majalah mamala keur dirina. Mangle, 2364, pp.14-15. Dari artikel

koran cetak dengan penulis

(Kunaefi, 2012) Kunaefi, R. Mengidamkan postur polisi ideal.

(2012, January 4). The Republika, p. 4. Dokumen

pemerintah Jalal, Samani, Chang, Stevenson, Ragats, and Negara (2009) report that despite the positive contributions of MGMP, there are also ..

Jalal, F., Samani, M., Chang, M. C., Stevenson, R., Ragats, A.B. and Negara, S.D. (2009).

Teacher certification in Indonesia: A strategy for teacher quality improvement. Jakarta: Ministry of National Education and World bank. Retrived March 6, 2012, from: http://ddp-ext.worldbank.org/EdStats/ IDNprwp09c.pdf

Undang-undang Law of the Republic of

Indonesia Number 2, 1989 on National Education System, Article 5, Verse 1, states that ..

Law of the Republic of Indonesia, Number 2, 1989, on National Education System.

Makalah seminar atau konferensi atau prosiding

(Sukyadi, 2011) Pemakalah, A. A., & Pemakalah, B. B. (tahun).

Judul Makalah atau prosiding. Dalam A. Editor (Ed.), Judul simposium atau konferensi pp. x-x). tempat: Penerbit.

Penyaji, A. A. (Tahun, Bulan). Judul Makalah. Makalah disajikan dalam pertemuan nama organisasi, tempat

Sukyadi, D. (2011). The metaphorical use of English

address terms in indonesian blog comments (A pragmatic analysis of Indonesian bloggers). Disajikan pada Conference on English Studies (CONEST) 8, Unika Atma Jaya, Jakart Artikel jurnal dengan satu penulis (Karjo, 201) Atau Karjo (2011) berpendapat bahwa …

Karjo, C.H. (2011). Investigation of scalar implicature of Binus University students.

K@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 56-75, Artikel jurnal

dengan 3-6 penulis

(Sukyadi, Setyarini, & Junida,

2011) Sukyadi, D., Setyarini, S. & Junida, A.I. (2011). A semiotic analysis of cyber emoticons (A case study of kaskus emoticons in The Lounge Forum at Kaskus-the Largest Indonesian

Community. K@ta: A Biannual Publication on the

Study of Language and Literature, 13(1), pp. 37-50,

Berasal dari tesis individu atau institusi

(Amalia, 2012) Amalia, A. (2012). The use of video in teaching

writing procedural text: A quasi-experimental study in one of Senior High Schools in

Bandung (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2012, Tidak diterbitkan) Skripsi/tesis/di

sertasi dari database

McNiel (2006)

(MCNiel, 2006) McNiel, D. S. (2006). personal narrative discussing growing up with Meaning through narrative: A an alcoholic mother. Retrieved from ProQuest Digital Dissertations. (AAT 1434728)

Abstrak dari

basis data (Morrissey, 2004) Morrissey, J. P. (2004). recidivism of mentally ill persons released Medicaid benefits and from jail (NCJ No. 214169) [Abstract].

Retrieved from National Criminal Justice Reference Service abstracts database. Abstrak

seminar atau simposisum

Brier, Pandelaere, Dewitte, &

Warlop (2006) Briers, B., Pandelaere, M., Dewitte, S., & Warlop, L. (2006, June). Hungry for money: The desire for caloric resources increases the desire for

(20)

Human Behavior and Evolution Society. Abstract retrieved from http://www.hbes .com/HBES/abst2006.pdf.

Skripsi/tesis/di sertasi dari Repositori

(Amalia, 2012) Amalia, A. (2012). The use of video in teaching

writing procedural text: A quasi-experimental study in one of Senior High Schools in

Bandung (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2012). Retrieved from

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_s kripsi=11587

Book review

(Telaah Buku) Cramond (2007) Cramond, B. (2007). Enriching the brain? Probably not for psychologists [Review of the book

Enriching the brain: How to maximize every learner’s potential]. PsycCRITIQUES, 52(4), Article 2. Retrieved from

http://www.apa.org/psyccritiques/ Laman web

dengan penulis

(Ljungberg, 2012) Ljungberg, C.( 2012). Shadows, mirrors, and smoke

screens: zooming on iconicity. Retrieved March 22, 2012, from

http://www.iconicity.ch/en/iconicity/index.php Laman web

tanpa tahun (Sound Symbolism Checksheet, n.d.) Ling 131: Language & Style. (n.d.) symbolism checksheet. Retrieved March 22, Sound 2012, from http://www.lancs.ac.uk/fass/projects/stylistics/ topic5a/7soundchecksheet.htm Bila kutipan dari laman web sebuah institusi (Perpustakaan UPI, 2011) Sebagaimana dikatakan oleh Perpustakaan UPI (2011)

Perpustakaan UPI. (2011). Menyimak fungsi

perpustakaan. Retrieved March 26, 2012, from

http://perpustakaan.upi.edu/index.php?option =com_content&task=view&id=26&Itemid=1 (Sekolah Pascasarjana UPI,

n.d.) Sekolah Pascasarjana UPI. (n.d.). pada tanggal 26 Maret 2012 dari: Sejarah. Diakses http://sps.upi.edu/tentang-sps/sejarah/

Gambar dari

Web Photo Paris Van JavaBandung-Indonesia (ID:

5081183ID, n.d.)

Paris Van Java-Bandung-Indonesia [Photo] (n.d.). Retrieved March 25, 2012 from

http://www.panoramio.com/photo/5081183

***

Gambar

Gambar  1.  Model  Spiral  Kemmis  dan  Mc  Taggart  (1998)  (Diadaptasi  Dari  Wiriaatmadja, 2005: 66)
Gambar 6-8. Suasana siswa sedang melakukan pengamatan langsung ke pabrik tahu B  Siklus 3 Pengamatan di Lingkungan Sekolah
Grafik 1. Peningkatan Hasil Pemahaman Dari Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Grafik 2. Peningkatan Hasil Kesadaran dan Aplikasi  Dari Siklus I, Siklus II dan Siklus III
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada

Ini ditentukan pada bentuk kegiatan muamalah yang termasuk kategori suka sama suka, selama bentuk muamalah tersebut dalam rangka saling tolong menolong diantara manusia

Based on the important role of the green open space and due to the presence of UHI in urban areas, the objective of this research is to study the potency of green open

Hasil penelitian menunjukkan 3 dari 10 risiko yang teridentifikasi memiliki nilai F-RPN tertinggi yaitu pekerja tidak taat aturan, pekerja kurang terampil, dan kondisi

The authors first estimate a baseline static model using four leading indicators of recession (monetary base, unemployment, industrial production, and CROBEX stock

Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Keunggulan Bersaing Organisasi , Graha Ilmu, Jakarta.. Kreitner, Robert & Kinicki,

Teori kognisi depresi Aaron Beck dan teori depresi menurut pakar psikologis lain sebagai pendukung serta teori semiotika, akan digunakan penulis untuk menjelaskan dan

Dalam aplikasinya, material ini digunakan sebagai salah satu komponen otomotif yaitu piringan cakram (disc brake) pada sepeda motor. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui