• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYIAPAN SSOP DAN SOP PROSES PRODUKSI MINUMAN READY TO DRINK (RTD) BERASAM TINGGI SKALA INDUSTRI ANDRI CAMUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYIAPAN SSOP DAN SOP PROSES PRODUKSI MINUMAN READY TO DRINK (RTD) BERASAM TINGGI SKALA INDUSTRI ANDRI CAMUS"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENYIAPAN SSOP DAN SOP PROSES PRODUKSI

MINUMAN READY TO DRINK (RTD) BERASAM TINGGI

SKALA INDUSTRI

ANDRI CAMUS

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir yang berjudul : “Penyiapan SSOP dan SOP Proses Produksi Minuman Ready To Drink (RTD) Berasam Tinggi Skala Industri” adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Tugas Akhir ini.

Bogor, Agustus 2008

Andri Camus

(3)

ABSTRACT

ANDRI CAMUS. Preparation of SSOP and SOP Production Process of High Acid Ready To Drink-Industry Scale. Supervised by NURI ANDARWULAN and DEDE R. ADAWIYAH.

Consumer need for convenient products, especially ready to drink (RTD), is increasing. Many companies have been developing this kind of product to answer this need. RTD process production could be done with aseptically processing and packaging system or thermal processing using retort (conventional method). The aim of this study is to prepare Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) and Standard Operating Procedure (SOP) for High Acid RTD production.

From preliminary study it was concluded that SSOP for water safety, prevention of cross contamination and cleanliness of surface that contact with product should be defined. SOP for thermal process also should be defined.

SSOP for water treatment starting from hydrofor storage tank, filtration sand and carbon filter then water softening. Chlorination with dose 1.5 ppm and contact time 30 minutes was sufficient for desinfection process of the treated water. SSOP for aseptic packaging process was designed with air desinfection using sanitizing agent. Chlorine at concentration 300 ppm and contact time 1 hour was effective to make packaging room becoming aseptic. SSOP for sanitation of aseptic packaging room was started from fogging preparation (fogger and the sanitizer 300 ppm), then fogging process toward packaging machine and room. SSOP for pre-treatment packaging was started from sanitizer preparation (0.4%) and pump setting for rinsing process. While SSOP for cleaning in place (CIP) was started from liquid preparation for pre-wash, base circulation, acid circulation and ended with sanitizing circulation.

SOP for thermal process starts from ingredients mixing, pasteuriastion, filling, printing, labelling and packing. From calculation, two combination of temperature and holding time were determined (86.8°C and 95 second; 87.4°C and 81 second). From incubation data (15 days at 35°C; product analysed at 5, 10 and 15 days) shows that there’s no microbiology growth that significantly effect the quality and safety of product. These two combinations of temperature and holding time have achieved the commercial sterility.

Keywords: sanitation standard operating procedure (SSOP), standard operating procedure (SOP), ready to drink, aseptic

(4)

ABSTRAK

ANDRI CAMUS. Penyiapan SSOP dan SOP Proses Produksi Minuman Ready To Drink (RTD) Berasam Tinggi Skala Industri. Dibimbing oleh NURI ANDARWULAN dan DEDE R. ADAWIYAH.

Kebutuhan konsumen akan produk convenient semakin meningkat. Dengan semakin meningkatnya aktivitas atau kesibukan sehari-hari, waktu penyajian menjadi unsur yang penting bagi konsumen dalam menentukan pilihannya. Hingga saat ini telah banyak produk makanan atau minuman siap saji yang dapat kita temui di pasar. Menanggapi permintaan pasar yang cukup besar, industri berupaya untuk dapat memasarkan produk siap minum (RTD).

Dari kajian yang dilakukan disimpulkan perlu adanya SSOP dalam memproduksi minuman RTD berasam tinggi mulai dari SSOP keamanan air, SSOP kebersihan permukaan yang kontak dengan makanan dan SSOP pencegahan kontaminasi. Selain itu diperlukan juga SOP untuk pengendalian proses dan produk akhir. SSOP untuk kebersihan permukaan yang kontak dengan makanan pada kajian ini adalah proses CIP mesin proses. Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa proses CIP sudah berjalan efektif sehingga dihasilkan kondisi yang aseptik.

SSOP untuk keamanan air mulai dari penampungan air hidrofor (dari 3 titik air sumur), filtrasi dengan sand filter, carbon filter kemudian melalui proses pelunakan air. Klorinasi dilakukan pada air hasil water treatment ini dengan dosis 1.5 ppm dengan waktu kontak 30 menit. SSOP untuk pencegahan kontaminasi terdiri dari sanitasi ruangan pengemas dan juga sanitasi bahan kemas. Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa proses sanitasi mesin dan ruang pengemas dengan sanitaiser konsentrasi 300 ppm dan waktu kontak 1 jam sudah sudah cukup untuk membuat ruang pengemas tetap terjaga kondisinya. Dari hasil pengujian proses perlakuan awal kemasan dapat dilihat bahwa konsentrasi sanitaiser 0.4% sudah cukup untuk membuat bahan kemas tetap terjaga kondisinya.

Dari data hasil mixing dan pasteurisasi dapat dilihat bahwa kadar vitamin C menurun karena proses pasteurisasi sebanyak 40.7% pada kecepatan mesin filling 5900 botol/jam dan 32.9% pada kecepatan 6900 botol/jam. Parameter mikrobiologi juga menunjukkan hasil yang masih sesuai dengan spesifikasi produk jadi. Dari data hasil inkubasi proses produksi RTD dapat dilihat bahwa selama inkubasi tidak ada pertumbuhan mikroba secara signifikan yang dapat mempengaruhi mutu dan keamanan produk. Secara keseluruhan, pada kecepatan 6900 botol/jam (suhu pasteurisasi 87.4°C dan holding time 81 detik) dihasilkan produk dengan stabilitas nilai gizi yang lebih baik dan telah dicapai kondisi steril komersial.

Kata kunci : sanitation standard operating procedure (SSOP), standard operating procedure (SOP), ready to drink, aseptik

(5)

RINGKASAN

ANDRI CAMUS. Penyiapan SSOP dan SOP Proses Produksi Minuman Ready To Drink (RTD) Berasam Tinggi Skala Industri. Dibimbing oleh NURI ANDARWULAN dan DEDE R. ADAWIYAH.

Kebutuhan konsumen akan produk convenient semakin meningkat. Dengan semakin meningkatnya aktivitas atau kesibukan sehari-hari, waktu penyajian menjadi unsur yang penting bagi konsumen dalam menentukan pilihannya. Hingga saat ini telah banyak produk makanan atau minuman siap saji yang dapat kita temui di pasar. Menanggapi permintaan pasar yang cukup besar, industri berupaya untuk dapat memasarkan produk siap minum (RTD).

Setiap industri pangan perlu menerapkan suatu sistem jaminan mutu keamanan pangan yang mencakup seluruh tahap proses produksi mulai dari persiapan, pengolahan, pengemasan dan distribusi atau bahkan sampai konsumen akhir. Sistem jaminan mutu keamanan pangan yang telah dikembangkan dan diakui dunia internasional diantaranya Good Manufacturing Practices (GMP), Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) dan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP).

Penelitian ini bertujuan untuk menyiapkan prosedur operasi standar sanitasi (SSOP) dan prosedur operasi standar (SOP) dalam memproduksi minuman RTD berasam tinggi skala industri. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk melakukan uji coba dalam rangka pengujian sebagian tahapan yang akan dijadikan prosedur baku.

Dari kajian yang dilakukan telah diperoleh draft SSOP dalam memproduksi minuman RTD berasam tinggi mulai dari SSOP keamanan air, SSOP kebersihan permukaan yang kontak dengan makanan dan SSOP pencegahan kontaminasi. Selain draft SSOP di atas, dari kajian ini juga telah diperoleh draft SOP pengendalian proses dan produk jadi.

Draft SSOP untuk keamanan air mulai dari penampungan air hidrofor (dari 3 titik air sumur), filtrasi dengan sand filter, carbon filter kemudian melalui proses pelunakan air. Klorinasi dilakukan pada air hasil water treatment ini dengan dosis 1.5 ppm dengan waktu kontak 30 menit. Proses treatment yang dilakukan tiap hari meliputi proses rinsing dari tiap tangki hingga diperoleh pH air 6.5-8.5. Sedangkan proses treatment mingguan berupa proses backwash pada tiap tangki dan diakhiri dengan proses rinsing. Dan treatment bulanan berupa pembersihan dan penggantian resin diakhiri dengan proses rinsing pada tangki softener.

Air yang sudah diberi perlakuan di atas kemudian diklorinasi dengan penambahan klorin sebanyak 1.5 ppm dengan waktu kontak 30 menit. Air proses ini disampling seminggu sekali oleh inspektor QC untuk kemudian dianalisa diuji secara kimia dan mikrobiologi. Parameter mikrobiologi yang diujikan adalah TPC, MPN Coliform, Salmonella dan Pseudomonas. Parameter yang digunakan untuk pengujian kimia adalah zat terlarut, Fe dan klorin. Larutan stok klorin yang digunakan juga diambil sampelnya untuk dianalisa kadar klorinnya. Monitoring pengujian kimia dan mikrobiologi dilakukan oleh inspektor QC.

Draft SSOP untuk kebersihan permukaan yang kontak dengan makanan pada kajian ini adalah proses CIP mesin proses. Sistem CIP sangat penting untuk desain proses produksi RTD dengan sistem pengolahan tertutup (closed system). Dari hasil pengujian terhadap metode umum yang digunakan dalam melakukan proses pembersihan dan sanitasi peralatan dengan metode CIP dapat dilihat bahwa proses CIP sudah berjalan efektif sehingga dihasilkan kondisi

(6)

yang aseptik. SSOP untuk CIP (cleaning in place) mulai dari persiapan larutan tiap bahan yang digunakan, pre-wash, sirkulasi dengan larutan basa, sirkulasi dengan larutan asam dan terakhir sirkulasi dengan sanitaiser.

Draft SSOP untuk pencegahan kontaminasi terdiri dari sanitasi ruangan pengemas dan juga sanitasi bahan kemas. Untuk menjaga proses pengemasan aseptik dirancang dengan desinfeksi udara dengan sanitaiser. Sanitaiser yang digunakan adalah campuran amonium kwartener dengan senayawa turunan klorin dan konsentrasi yang digunakan adalah 300 ppm. Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa proses sanitasi mesin dan ruang pengemas dengan sanitaiser konsentrasi 300 ppm dan waktu kontak 1 jam sudah cukup untuk membuat ruang pengemas tetap terjaga kondisinya

Dari hasil pengujian proses perlakuan awal kemasan dapat bahwa konsentrasi sanitaiser 0.4% sudah cukup untuk membuat bahan kemas tetap terjaga kondisinya. Untuk data pengujian sterilisasi tutup botol belum ada karena hingga penelitian ini dilaporkan, lampu UV belum terpasang pada mesin pengemas.

Untuk proses pengolahan dengan proses thermal, suhu referensi yang digunakan 85°C dengan nilai z 8.9°C dan nilai D = 0.5 menit. Untuk menghitung kecukupan proses pasteurisasi digunakan konsep 5D. Dari perhitungan diperoleh dua kombinasi suhu pasteurisasi dan holding time yang dicoba pada penelitian ini (86.8°C dan 95 detik; 87.4°C dan 81 detik). Dari data penelitian diperoleh data hasil mixing dan hasil pasteurisasi pada dua kombinasi suhu dan holding time dengan nilai pH produk hasil mixing dan hasil pasteurisasi masih di bawah 4.5 sehingga masuk kategori produk berasam tinggi. Kadar vitamin C menurun karena proses pasteurisasi sebanyak 40.7% pada kecepatan mesin filling 5900 botol/jam dan 32.9% pada kecepatan 6900 botol/jam. Parameter mikrobiologi yang diteliti juga menunjukkan hasil yang baik yang masih sesuai dengan spesifikasi produk jadi.

Dari data hasil inkubasi proses produksi RTD dapat dilihat bahwa selama inkubasi tidak ada pertumbuhan mikroba secara signifikan yang dapat mempengaruhi mutu dan keamanan produk. Secara keseluruhan, pada kecepatan 6900 botol/jam (suhu pasteurisasi 87.4°C dan holding time 81 detik) dihasilkan produk dengan stabilitas nilai gizi yang lebih baik sedangkan untuk parameter mikrobiologinya tidak berbeda nyata. Prosedur operasi standar (SOP) untuk proses pengolahan dengan panas (thermal process) mulai dari mixing bahan, pasteurisasi, proses filling, printing, labelling, packing dan terakhir proses inkubasi produk jadi.

Dalam kajian ini masih banyak beberapa hal yang harus dipengujian dari draft SSOP maupun SOP ini. Untuk SSOP keamanan air perlu dilakukan pengujian untuk penentuan setting dosing pump untuk proses klorinasi dan juga pengukuran residu klorin bebas. Untuk SSOP pencegahan kontaminasi silang perlu dilakukan pengujian sanitasi tutup botol dengan sinar UV. SOP pengendalian proses produksi juga masih bisa diperbaiki karena proses thermal yang dikaji masih menyebabkan nutrition lost (terutama vitamin C) yang masih tinggi.

Beberapa hal yang mungkin dapat menyempurnakan kondisi aseptik proses produksi produk ini antara lain pemasangan High Efficiency Particulate Arresting (HEPA) filter pada mesin atau ruang pengemas sehingga kondisi aseptik akan selalu terjaga. Dalam hal ini berarti perlu pengujian kembali proses monitoring SSOP pencegahan kontaminasi silang. Instalasi aseptic storage tank juga akan sangat membantu dalam mendesain proses thermal dengan waktu kontak yang lebih singkat dan suhu lebih tinggi untuk meminimalkan kerusakan gizi produk yang tidak tahan panas khususnya vitamin C.

(7)

©Hak Cipta milik IPB, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

2. Dilarang mengumumkan atau memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

(8)

PENYIAPAN SSOP DAN SOP PROSES PRODUKSI

MINUMAN READY TO DRINK (RTD) BERASAM TINGGI

SKALA INDUSTRI

ANDRI CAMUS

Tugas Akhir

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesi Teknologi Pangan

pada Magister Profesi Teknologi Pangan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

(9)
(10)

Judul Tugas Akhir : Penyiapan SSOP dan SOP Proses Produksi Minuman Ready To Drink (RTD) Berasam Tinggi Skala Industri

Nama Mahasiswa : Andri Camus Nomor Pokok : F252060135

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr.Ir. Nuri Andarwulan. M.Si. Dr.Ir. Dede Robiatul Adawiyah, M.Si.

(Ketua) (Anggota)

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Magister Profesi Teknologi Pangan

Dr.Ir. Lilis Nuraida, M.Sc. Prof. Dr.Ir. Khairil Anwar Notodiputro, M.S.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’aala atas segala berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam tugas akhir yang dilaksanakan sejak bulan November 2007 ini adalah “Penyiapan SSOP dan SOP Proses Produksi Minuman Ready To Drink (RTD) Berasam Tinggi Skala Industri”.

Pada kesempatan ini, penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada : 1. Ibu Dr.Ir. Nuri Andarwulan, M.Si. selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu

Dr.Ir. Dede Robiatul Adawiyah, M.Si. selaku anggota komisi pembimbing, atas saran, masukan serta bimbingannya selama penulis mengerjakan karya ilmiah ini.

2. Ibu Dr.Ir. Lilis Nuraida, M.Sc. sebagai dosen penguji luar komisi pembimbing atas masukannya.

3. Manajemen PT. Nutrifood Indonesia yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melanjutkan studi di Magister Profesi Teknologi Pangan IPB. 4. Orang tuaku, istriku Nia Farida Kurniasih dan bidadari kecilku Keisha Aqila

Camus atas segala doa dan dukungannya.

5. Mba Tika, Mba Mar dan Mba Dewi atas segala bantuannya selama perkuliahan.

6. Teman-teman MPTP IPB Angkatan 3 atas kebersamaannya selama perkuliahan. Semoga segera selesai tugas akhirnya.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini jauh dari sempurna, sehingga pada kesempatan ini penulis juga mengharapkan saran dan kritik membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Jauh dari lubuk hati yang paling dalam, penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi yang menggunakannya.

Bogor, Agustus 2008

(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor Jawa Barat pada tanggal 1 Agustus 1978 dengan Ayah Ismail Camus dan Ibu Endang Pamisetyaningsih. Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Setelah lulus dari SMAN 1 Bogor, pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun 1996 dan lulus pada tahun 2000.

Penulis bekerja di PT. Nutrifood Indonesia dari tahun 2000 hingga sekarang. Pada saat bekerja di PT. Nutrifood Indonesia, penulis mendapatkan kesempatan mempelajari ilmu manajemen melalui program Management Development Program (MDP) dari tahun 2003 hingga tahun 2004 yang diselenggarakan oleh PT. Nutrifood Indonesia.

(13)

i

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI ... i DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR GAMBAR ... v DAFTAR LAMPIRAN ... vi PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 3 TINJAUAN PUSTAKA ……... 4

Minuman Ready to Drink Berasam Tinggi ... 4

Proses Produksi Minuman Ready to Drink Secara Aseptik ……..… 5

Sistem Pengolahan secara Aseptik ... 6

Proses Thermal dalam Pengolahan Pangan ……..…… 7

Pasteurisasi ……….. 8

Ketahanan Panas Mikroorganisme ……….. 9

Ketahanan Panas Zat Gizi ………. 10

Kecukupan Proses Panas ………..……… 10

Sistem Pengemasan secara Aseptik ... 11

Sistem Pengendalian Keamanan Pangan ... 12

Good Manufacturing Practices (GMP) ... 14

Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) ... 15

Sanitasi dalam Pengolahan Pangan ... 16

Sanitasi Air ... 17

Penyaringan awal dan sedimentasi ... 18

Penyaringan ... 19

Disinfeksi Air ... 20

Penghilangan Mineral Terlarut dalam Air ... 22

Pengawasan terhadap Karat, Rasa dan Bau ... 23

Sanitasi Peralatan dan Ruangan ... 24

Pembersihan dan Metode Pembersihan ………….….. 24

Sanitasi dan Jenis Sanitaiser ………….……….. 26

(14)

ii Ultraviolet ... 27 Klorin ... 27 Yodium ... 28 Peracetic acid ... 28 Amonium kuartener ... 28 Sanitasi Pekerja ... 29

BAHAN DAN METODE ………..……….. 31

Tempat dan Waktu ... 31

Tahapan Kajian ... 31

Kajian Awal Penyiapan Prosedur ... 31

Penyiapan Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) Keamanan Air ... 33

Penyiapan Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) Kebersihan Permukaan yang Kontak dengan Makanan ……… 34

Penyiapan Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) Pencegahan Kontaminasi Silang ………. 35

Penyiapan Standard Operating Procedure (SOP) Pengendalian Proses dan Produk Akhir ... 36

Metode Pengamatan ... 37

Penetapan kadar sisa klorin (klorin bebas) metode Spektofotometri (SNI 01-3554-2006; Cara Uji Air Minum Dalam Kemasan) (BSN 2006b) …..………... 37

Perhitungan kebutuhan klorin (chlorine demand) (American Water Works Association; Greenberg et al. 2005) ………. 37

Perhitungan Total Mikroba APC (Bacteriological Analytical Manual Online; USFDA 2001) ………. 38

Perhitungan Total Mikroba Metode Permukaan (Surface Plate) 39 Perhitungan Total Mikroba Metode Bilas ………... 39

Perhitungan Total Mikroba Metode Oles (Swab) ………... 39

Perhitungan Bakteri Coliform Metode APM (Angka Paling Mungkin) (SNI 01-2897-1992, Cara Uji Cemaran Mikroba) (BSN 1992) ……… 40

Perhitungan Bakteri Staphylococcus aureus Metode Plate Count (SNI 01-2897-1992, Cara Uji Cemaran Mikroba) (BSN 1992) ……… 40

(15)

iii

Pengujian Bakteri Salmonella (SNI 01-2897-1992, Cara Uji

Cemaran Mikroba) (BSN 1992) ……….. 41

Perhitungan Pseudomonas aeruginosa (SNI 01-6241-2000, Air Demineral) (BSN 2000) ……… 42

Perhitungan Kapang dan Khamir (SNI 01-2897-1992, Cara Uji Cemaran Mikroba) (BSN 1992) ………. 43

Pengukuran pH dengan pH meter ……….. 43

Pengukuran Kadar Vitamin C Metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC) ……….. 43

HASIL DAN PEMBAHASAN ………..……….. 45

Kajian Awal Penyiapan Prosedur ... 45

Penyiapan Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) Keamanan Air ... 48

Pembuatan Draft SSOP Keamanan Air ... 49

Pengujian dan Evaluasi Prosedur Disinfeksi Air ... 50

Penyiapan Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) Kebersihan Permukaan yang Kontak dengan Makanan ……….…… 54

Pembuatan Draft SSOP Kebersihan Permukaan yang Kontak dengan Makanan ... 55

Pengujian dan Evaluasi Proses Clean in Place (CIP) ... 56

Penyiapan Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) Pencegahan Kontaminasi Silang ………. 58

Pembuatan Draft SSOP Pencegahan Kontaminasi Silang ….. 59

Pengujian dan Evaluasi Sanitasi Ruangan dan Bahan Kemas 61

Penyiapan Standard Operating Procedure (SOP) Pengendalian Proses dan Produk Akhir ... 63

Pembuatan Draft SOP Pengendalian Proses dan Produk Akhir 64

Pengujian dan Evaluasi Prosedur Pengendalian Proses dan Produk Akhir ... 65

SIMPULAN DAN SARAN ... 69

Simpulan ……… 69

Saran ……….. 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(16)

iv

DAFTAR TABEL

No. Halaman 1. Tabel 1. Persyaratan mutu air minum dalam kemasan (SNI 01-3553

-2006) ... 18 2. Tabel 2. Tahapan reaksi penambahan klorin dalam air ……… 21 3. Tabel 3. Siklus operasional CIP ... 26 4. Tabel 4. Tahapan proses dan uraian dari produksi minuman RTD

berasam tinggi ……… 46

5. Tabel 5. Draft SSOP keamanan air ... 49 6. Tabel 6. Parameter mutu fisik, kimia dan mikrobiologi air hidrofor,

campuran dan proses sebelum klorinasi ... 51 7. Tabel 7. Parameter mikrobiologi air hasil WTP setelah klorinasi

beberapa dosis klorin dan pengujian klorinasi ... 53 8. Tabel 8. Draft SSOP kebersihan permukaan yang kontak dengan

makanan ………... 55

9. Tabel 9. Parameter mikrobiologi hasil pengujian proses CIP pada mesin proses hingga mesin pengemasan ………. 57 10. Tabel 10. Draft SSOP pencegahan kontaminasi silang …………..… 59 11. Tabel 11. Parameter mikrobilogi (TPC) hasil sanitasi ruang

pengemasan dan ruang mesin pengemasan ….………… 61 12. Tabel 12. Parameter mikrobiologi kemasan awal dan hasil pengujian 63 13. Tabel 13. SOP pengendalian proses dan produk akhir ……….. 65 14. Tabel 14. Data variabel penelitian kecukupan panas berdasarkan

kecepatan mesin filling ……….. 67 15. Tabel 15. Parameter kimia dan mikrobiologi hasil mixing, pasteurisasi

(17)

v

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman 1. Gambar 1. Piramida hubungan GMP, SSOP dan manajemen mutu

atau keamanan pangan ... 13 2. Gambar 2. Diagram alir proses produksi minuman RTD ……… 38 3. Gambar 3. Grafik penentuan titik balik klorinasi pada air hasil WTP .. 52 4. Gambar 4. Diagram alir proses water treatment ... 55 5. Gambar 5. Diagram alir proses CIP pada mesin proses hingga

pengemasan ... 58 6. Gambar 6. Diagram alir proses sanitasi ruang pengemas aseptik ... 61 7. Gambar 7. Diagram alir proses persiapan sanitasi kemasan botol ... 62

(18)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman 1. Lampiran 1. Lay-out proses WTP ……….. 74

2. Lampiran 2. Lay-out ruang proses dan pengemasan RTD ….…… 75 3. Lampiran 3. Data parameter mutu fisik, kimia dan mikrobiologi air

hidrofor, campuran dan proses sebelum klorinasi …. 77 4. Lampiran 4. Data analisa penentuan titik balik klorinasi pada air

hasil WTP ………..……….. 77 5. Lampiran 5. Data parameter mikrobiologi air hasil WTP setelah

klorinasi beberapa dosis klorin ... 78 6. Lampiran 6. Data parameter mikrobiologi air hasil WTP dari

pengujian proses klorinasi ... 78 7. Lampiran 7. Data parameter mikrobiologi hasil pengujian proses

CIP pada mesin proses hingga mesin pengemasan 79 8. Lampiran 8. Data parameter mikrobilogi (TPC) hasil sanitasi ruang

pengemasan dan ruang mesin pengemasan …..….. 79 9. Lampiran 9. Data parameter mikrobiologi kemasan sebelum

perlakuan sanitasi ... 80 10. Lampiran 10. Data parameter mikrobiologi kemasan botol hasil

pengujian proses sanitasi pada berbagai kecepatan mesin pengemasan ... 80 11. Lampiran 11. Data parameter kimia dan mikrobiologi hasil mixing

dan pasteurisasi dua kombinasi suhu dan holding time ... 81 12. Lampiran 12. Data parameter mikrobiologi hasil inkubasi proses

produksi RTD selama 15 hari pada suhu 35°C ... 82 13. Lampiran 13. Draft SSOP RTD ……… 83 14. Lampiran 14. Draft SOP produksi ……… 88 15. Lampiran 15. Instruksi Kerja QC untuk Pengambilan Sampel Air .. 96 16. Lampiran 16. Instruksi Kerja QC untuk Pengambilan Sampel Bahan

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi dengan sasaran keluarga (ibu) yang hadir pada saat

[r]

Dengan adanya standar pembiayaan (menggunakan case-mix) serta standar interoperabilitas, memungkinkan mekanisme pertukaran data elektronik antar stakeholders UHC seperti

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa morfologi karst yang terindetifikasi di kawasan Karst Kabupaten Maros, meliputi karst menara

Penelitian di situs Gua Harimau oleh Pusat Arkeologi Nasional hingga tahun 2014 menemukan varian kubur pada situs gua yang lengkap dengan jumlah 78 individu

Keberadaan fragmen gerabah pada kotak GKQ1 (I6) pada spit 7, GKQ1 (F5) pada spit 6, kotak GKQ1 (F6) spit 10, dapat diasumsikan bahwa manusia penghuni situs Gua Karas

378  permukaan bumi dan di lapisan troposfer disebut ozon permukaan, sedangkan yang dimaksud dengan ozon vertikal atau ozon total adalah seluruh ozon yang berada di atmosfer