• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menglngat : 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Kctcnagakerjaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Menglngat : 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Kctcnagakerjaan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN

MENTERJ

TENAGA KERJA

DAN

TRANSMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR

: KEP. 227/MEN/2003

TENTANG

TATA

CARA PENETAPAN

STANDARD

KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA

DAN

TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

a.

bahwa sebagai pelaksanaan Pasal

l0

ayat 4 Undang-undang Nomor

l3

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, perlu ditetapkan tata cara penetapan standard kompetensi kerja nasional lndonesia;

b.

bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

Menglngat :

1.

Undang-undang

Nomor

13 Tahun 2003 tentang Kctcnagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesai Tahun 2003

Nomor

39,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a279);

2.

Keputusan Presiden

Nomor

2281M

Tahun

2001

tentang Pembentukan Kabinet Gotong Royong;

Memperhatikan

: L

Pokok-pokok

pikiran

Sekretariat Lembaga Kerjasama Tripartit

Nasional tanggal

3l

Agustus 2003;

2.

Kesepakatan Rapat Pleno Lembaga Kerjasama Tripartit Nasional tanggal 25 September 2003;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan

:

KEPUTUSAN

MENTERI

TENAGA KERJA

DAN

TRANSMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA TENTANG TATA

(2)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal I

Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan :

L

Kompetensi

kerja

adalah kemampuan

kerja

setiap

individu

yang mencakup aspek

pengetahuan, keterampilan

dan sikap kerja yang

sesuai dengan standard yang ditetapkan.

2.

Standardisasi

kompetensi

kerja

adalah

proses

merumuskan, menetapkan dan

menerapkan standard kompetensi kerja.

3j

Standard Konrpetensi

Kerja

Nasional lndonesia

yang

selanjutnya disebut SKKNI adalah uraian kemampuan yang mencakup pengetahuan, kcterampilan dan sikap kerja

minimal yang harus

dimiliki

seseorang untuk mendudukijabatan tertentu yang berlaku

secara nasional.

4.

Penetapan Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia adalah kegiatan rnenetapkan rancangan standard kompetensi kerja nasional Indonesia menjadi standard kompetensi kerja nasional Indonesia.

5.

Instansi Teknis adalah Departemen, Kantor Menteri Negara atau Lembaga Pemerintah lainnya, yang merupakan pembina teknis sektor yang bersangkutan.

6.

Konvensi SKKNI adalah forum untuk mencapai konsensus masyarakat sektor profesi tentang rancangan standard kompetensi

kerja

nasional Indonesia menjadi standard kompetensi kerja nasional Indonesia,

7.

Masyarakat profesi adalah lembaga sertifikasi profesi, asosiasi perusahaan, asosiasi profesi, lembaga pendidikan dan pelatihan dan lembaga lain yang terkait.

8.

Menteri adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Pasal 2

Tata

cara penetapan

SKKNI

bertujuan

untuk

memberikan acuan

dalam

penyusunan, pembakuan dan penetapan SKKNI.

(3)

BAB

II

PENYUSUNAN

RANCANGAN

STXNI

Pasal 3

(l)

Instansi teknis bersama-sama dengan masyarakat profesi menyusun rancangan dan/atau melakukan revisi standard kompetensi kerja.

(2)

Untuk penyusunan standar kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat

(l)

instansi teknis membentuk

tim

teknis yang keanggotaannya

terdiri

dari unsur instansi teknis terkait, masyarakat profesi dan pakar dibidangnya

(3)

Penyusunan rancangan standar kompetensi

kerja

rnengacu pada

pola

penyusunan SKKNI sebagaimana tercantum cialam larnpiran keputusan Menteri ini.

(4)

Rancangan standar kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat

(l)

selanjutnya diusulkan oleh instansi teknis bersangkutan kepada Badan Nasional Sertifikasi Profesi untuk dibakukan.

BAB

III

PEMBAKUAN SKKNI

Pasal 4

(1)

Badan

Nasional Sertifikasi

Profesi menyelenggarakan konvensi

yang

melibatkan masyarakat profesi dan pakar di bidangnya untuk mencapai konsensus atas rancangan SKKNI yang diajukan oleh instansi teknis.

(2)

Hasil konvensi sebagaimana dimaksud pada ayat

(l)

dibakukan dan diberi kodifikasi

oleh

Badan Nasional Sertifikasi Profesi

untuk

disampaikan kepada

Menteri

yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan untuk

ditetapkan.

I

(3)

Tata cara pelaksanaan konvensi sebagaimana dimaksud pada ayat

(l)

ditetapkan oleh Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

BAB

IV

PENETAPAN

SKKNI

(4)

-(2)

SKKNI

yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud

pada

ayat

(1)

berlaku secara

nasional dan menjadi acuan bagi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan profesi

serta

uji

kompetensi dan sertifikasi profesi.

(3)

SKKNI

ditinjau ulang setiap

5

(lima) tahun atau sesuai dengan kebutuhan masing-masing bidang profesi.

(4)

SKKNI

dikembangkan setara dengan standard kompetensi

yang

berlaku

secara

internasional atau berlaku di negara lain.

BAB

V

PEMBIAYAAN

Pasal 6

Biaya penyusunan, pembakuan dan penetapan SKKNI dibebankan kepada anggaran instansi pemerintah terkait atau sumber lain yang tidak mengikat.

BAB

\/I

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal T

Dalam

hal

belum

terbentuk Badan

Nasional Sertifikasi Profesi

setelah ditetapkannya Keputusan Menteri ini, tugas dan fungsi badan nasional sertifikasi profesi dilaksanakan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

BAB

VII

KETENTUAI{

PENUTUP

Pasal8

Dengan ditetapkannya Keputusan

Menteri

ini

maka

Keputusan

Menteri

Tenaga Keria

Republik

Indonesia

Nomor

KEP-146/MEN/1990

tentang

Pola

Standard Kualifikasi

(5)

Pasal 9

Keputusan Menteri ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan

di

Jakarta

pada

tanggal

3l

Oktober 2003

MENTERI

TENAGA I(ERJA

DAN

TRANSMIGRASI

REPUBLII( INDONBSIA

ttd.

(6)

Lampiran

:

Keputusan

Menteri

Tenaga

Kerja

dan Transmigrasi

Republik

Indonesia

Nomor

:

KEP.227|MENI2003 Tanggal

:

3l

Oktober2003

TENTANG

TATA

CARA PENETAPAN

STANDARD

KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

(7)

a

DAFTAR ISI

DAFTAR

ISI

I

BAB

I

PENDAHULUAN

I

BAB

II

FORMAT STANDARD KOMPETENSI KERIA

NASIONAL

2

ONESIA

A.

Format

A

B.

Format B

BAB

III

PENUTUP

2

10

(8)

Lampiran

:

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Republik

Indonesia

Nomor :

KEp. 227lMENl2003

Tanggal

:

3l

Oktober 2003

BAB

I

PENDAHULUAN

Standard kompetensi

kerja

adalah rumusan apa yang benar-benar

dikerjakan

di

tempat kerja

pada

industri,

oleh

karena

itu

penyusunan standard kompetensi

kerja

harus

dilaksanakan

melalui analisis kompetensi di tempat kerja.

Dalam

melaksanakan analisis kompetensi dibentuk reference group, advisory

group

dan

tim

penganalisis

yang berjumlah lebih

kurang

6

s/d

8 orang.

Ketua

tim

analisis

dipimpin

oleh seorang yang

ahli

analisis kompetensiljabatan dan ketenagakerjaan sedangkan anggota

terdiri

atas supervisor lapangan di perusahaan dan asosiasi profesi.

Tugas dari

tim

analisis jabatan antara lain adalah:

l.

Mengumpulkan data industri.

Mengolah

data

industi menjadi informasi

kompetensi

meliputi:

industry

description,

primary function,

unit

kompetensi, elemen kompetensi,

kriteria

performance, batasan variabel dan assessment guide;

Mengolah informasi kompetensi menjadi rancangan standard kompetensi kerja;

Menyajikan

rancangan standard

kompetensi

kerja pada forum konsesnsus

atau konvensi, yang selanjutnya diajukan kepada Menteri untuk ditetapkan menjadi Standard Kompetensi Kerj a Nasional Indonesia.

2.

3.

(9)

BAB

II

FORMAT

STANDARD

KOMPETENSI KERJA

NASIONAL INDONESIA

A.

Format

A

Format

A

digunakan

untuk

menyusun standard kompetensi

yang

unit

kompetensinya mencakup satu sektor atau sub sektor industri.

Stnrktur format

A

sebagai berikut:

Halaman sampul

i.

Pengantar

ii.

Daftar

Isi

l.

Pendahuluan

2.

Daftar Primay Function dan

Unit

Kompetensi

3.

Uraian

Unit,

Elemen, Kriteria Performance, Knowledge dan Fasilitas

4.

Batasan variabel (Range Variable)

5.

Pedoman Penilaian (Assessment Guide)

(10)

SKKNI:

NOMOR REGISTRASI

SKKNI

STANDARD

KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

(Nama

Sektor

atau Sub Sektor)

Jakarta

2003

(11)

PENGANTAR

(12)

DAFTAR ISI

Pengantar

Daftar

Isi

I

(13)

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

B.

Kelompok Nara Sumber (Project Reference Group)

C.

Kelompok Pakar (Standards Advisory Group)

D.

Industry Coverage and Description

(14)

DAFTAR

UNIT KOMPETENSI

Kode Primary Function dan

Unit

Kompetensi

HALAMAN

(15)

Kode

Unit

Kompetensi

Unit

Kompetensi

Deskripsi

Unit

Kompetensi

Elemen Komoetensi

Kriteria Unjuk

Kerja (Criteria Performanc e) Pengetahuan

ftnowledse)

Fasilitas dan

Kondisi

No. Elemen Judul Elemen

(16)

Panduan

Penilaian

(Assessment

Guide)

Batasan

Variabel

(Range

Variable)

(17)

B.

Format

B

Format

B

digunakan

untuk

menyusun standard kompetensi

yang

unit

kompetensinya hanya mencakup satu jabatan.

Struktur format

B

sebagai berikut:

Halaman sampul

iii.

Daftar

Isi

iv.

Pengantar

v.

Pendahuluan

1.

Nama Jabatan (Job

Title)

2.

Defenisi Jabatan (Job Defenition)

3.

Kualifikasi

Jabatan (Job Qualification)

4.

Syarat Jabatan (Occupatioan requirement)

5.

KompetensiKerja(Competencies)

6.

Panduan Penilaian (Assessment Guide)

7.

Batasan Variabel (Range Variable)

8.

Penutup.

(18)

SKKNI:

NOMOR REGISTRASI

SKKNI

STANDARD

KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

(Nama

Jabatan)

(19)

KATA

PENGANTAR

(20)

DAFTAR

ISI

Pengantar

(21)

PENDAHULUAN

F.

Latar Belakang

G.

Kelompok Nara Sumber (Project Reference Group)

H.

Kelompok Pakar (Standards

Advisory

Group)

I.

Industry Coverage and Description

(22)

1.

Nama

Jabatan

(Job

Title)

:

2.

Defenisi

Jabatan

(Job

Defenition)

:

3.

Kualifikasi

Jabatan

(Job

Qualification)

:

4.

Syarat

Jabatan

(Job

Requirement)

:

Pendidikan

minimum

Umur

Fisik

Bakat

Minat

Temperamen Lain-lain

5.

Kompetensi

Kerja

(Comptencies):

1.

2.

3.

,4.

(23)

Kode

Unit

Kompetensi

Unit

Kompetensi

Deskripsi

Unit

Kompetensi

Elemen Kompetensi

Kriteria Unjuk

Kerja

( Criteria Performance ) Pengetahuan (knowledee) Fasilitas dan Kondisi No. Elemen Judul Elemen

(24)

Panduan

Penilaian

(Assessment

Guide)

7. Batasan

Variabel

(Range

Variable)

(25)

BAB

III

PENUTUP

Format

isian

Standard Kompetensi

Kerja

Nasional

(SKKNI)

ini,

disusun sesederhana

mungkin

agar mudah digunakan sebagai acuan

bagi panitia teknis

di

masing-masing instansi teknis, sehingga dapat terwujud satu format Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.

Dengan terwujudnya satu format Standard Kompetensi

Kerja

Nasional Indonesia maka diharapkan akan memudahkankan semua pihak untuk melakukan harmonisasi secara nasional.

Untuk itu

kepada semua

pihak

yang

terlibat

dalam penyusunan standard kompetensi

Kerja

dihimbau

agar menggunakan

format

Standard Kompetensi

Kerja

Nasional

Indonesia

(SKKNI) ini.

Ditetapkan

di

Jakarta

pada

tanggal

31

Oktober

2003

MENTERI

TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

Referensi

Dokumen terkait

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan …., hal.. wawancara dan observasi di SDN 3 Sidomulyo selama beberapa hari guna mendapat data secara lebih detail jadi peneliti

Universitas Negeri

Simpulan hasil penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, lembar kegiatan peserta didik

Pada saat ini, pekerja seks komersial bukan hanya dari kalangan perempuan yang sudah dewasa saja, melainkan pekerja seks komersial sekarang sudah rata-rata berasal dari

[r]

b. Peserta didik diajak mengamati gambar.. Guru mendorong peserta didik agar dapat bertanya sesuai gambar, misalnya: apakah nama makanan yang terdapat pada gambar?

Intensi membeli ulang suatu jasa akan muncul ketika pelanggan merasa bahwa pengalaman terhadap suatu jasa yang diterima bisa memberikan kepuasan terhadap diri

3 Pelaksana menerima perintah dari Kasi Pelayanan Lelang dan membuat konsep nota dinas dan revisi Laporan Realisasi Kegiatan dan Hasil Lelang menurut Jenis/Asal Barang beserta