• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Proposal Penelitian Kualitatif Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh Proposal Penelitian Kualitatif Indonesia"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Contoh Proposal Kualitatif

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

(PENELITIAN DESKRIPTIF KUALITATIF DI SD NEGERI 71 KOTA

BENGKULU)

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa : Robertus T. Gagu

NPM

: A1G012150

Dosen

Prof. Dr. Rambat N.S, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SD Negeri 71 Kota Bengkulu.

“PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di SD Negeri 71 Kota Bengkulu). Penelitian ini mengkaji dan mendeskripsikan pemanfaatan media pembelajaran di SD. Sebagaimana dituntut bahwa guru harus memiliki sumber daya untuk mengolah dan menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran sehingga proses belajar dapat efektif dan efisien sehingga mutu proses dan output pendidikan itu dapat meningkat.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan meluangkan waktu demi kelancaram kegiatan penelitian ini, antara lain :

1. Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko,S.Pd selaku dosen pembimbing 2. Ibu Umi Salama,S.Pd, selaku Kepala SD Negeri 71 Kota Bengkulu 3. Keluarga Besar SD Negeri 71 Kota Bengkulu

4. Teman-teman PPGT angkatan tahun 2012 yang selalu setia membantu saya dalam pelaksanaan sampai pada penyusunan laporan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa laporan hasil penelitian ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kirtik dan saran yang membangun. Akhir kata saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(3)

memfokuskan bagaimana “Pemanfaatan Media Pembelajaran di SD Negeri 71 kota Bengkulu”.

Menurut Gerlach dan Ely (1971:7) media pembelajaran adalah segala seuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Sebagaimana yang kita tahu, secara garis besar jenis-jenis media pembelajaran ada 4 jenis yaitu; I) Media Audio, II) Media Visual, III) Media Audio-visual dan IV) Media Multimedia.

Pemanfaatan Media Pembelajaran tentunya mengembangkan pola pikir guru dan siswa. Guru kreatif dalam pemanfaatannya, dan tentunya guru tidak perlu terlalu banyak menghabiskan waktu untuk menjelas. Dan siswa, lebih cepat mengerti tentang materi yang diajar.

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu tiap-tiap pendidik perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan,diantaranya: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar bagi guru sebagai pendidik, kesulitan untuk mencari model dan jenis media yang tepat, ketiadaan biaya yang sebagian dikeluhkan, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap pendidik telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

1. Rumusan Umum

Secara umum penelitian ini, merumuskan bagaimanakah pemanfaatan media pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 71 kota Bengkulu.

2. Rumusan Khusus

Secara khusus penelitian ini merumuskan :

(4)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Secara umum, penelitian ini untuk mendeskripsikan pemanfaatan media pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 71 Kota Bengkulu

2. Tujuan khusus

Seacara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : a) Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio

b) Pemanfaatan media pembelajaran jenis media visual c) Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio-visual d) Pemanfaatan media pembelajaran jenis media multimedia

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk Guru

Penelitian ini mengkaji dan mendeskripsi cara kerja guru dalam memanfaatkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Manfaat penelitian ini untuk guru adalah agar guru mampu memanfaatkan media pembelajaran sesuai dengan fungsi media tersebut, agar terciptanya pembelajaran yang efektif da efisien. Dengan penelitian ini juga besar harapan saya agar guru tidak banyak membuang waktu yang lama untuk berceramah.

2. Untuk Siswa

Manfaat bagi siswa penelitian ini agar siswa mampu memahami tiap materi yang diajar dan lebih memahami lagi ketika dijelaskan dengan bantuan media pembelajaran. Selai itu manfaat lain agar siswa termotivasi dengan media yang ada.

3. Untuk Mahasiswa atau peneliti

Sebagai calon guru, peneliti bisa mengklasifikasi dan membedakan pemanfaatan media pembelajara sesuai dengan jenis media tersebut. Peneliti lebih banyak lagi mengetahui dan menambah wawasan tentang kehidupan seorang guru ketika dihadapkan dengan paradigma-paradgima pendidikan yang baru. Agar ketika menjadi seorang guru, bisa memanfaatkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskprisi Teoritik

1. Pengertian Media Pembelajaran

(5)

mendefenisikan media sebagai sarana fisik yang digunakan untuk mengirim pesan kepada peserta didik sehingga mampu merangsang mereka untuk belajar.

Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berupa perangkat keras (hardware) seperti komputer, televisi, projektor dan perangkat lunak (software) yang digunakan pada perangkat keras itu.

2. Pemanfaatan Media Pembelajaran dalam proses pembelajaran

Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran sangat-sangat membantu siswa dalam memperluas cakrawala sajian materi pembelajaran yang diberikan. Peserta didik akan memperoleh pengalaman beragam selama proses pembeljaran yang sangat berguna bagi peserta didik dalam menghadapi berbagai tugas dan tanggung jawab berbagai macam, baik dalam pendidikan, di keluarga dan di masyarakat.

Pemanfaatan media pembelajaran, menyajikan sesuatu yang sulit diadakan di ruangan kelas, dikunjungi atau dilihat,baik karena ukurannya yang terlalu besar seperti sistem tatasurya, terlalu kecil seperti virus.

Seperti yang telah dijelaskan di bagian latar belakang, bahwa secara garis besar media pembelajaran terdiri dari 4 jenis yaitu :

a) Media Audio

Media auido merupakan media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pengalaman belajar yang kaan didapatkan adalah dengan mengandalkan indera kemampuan pendengaran. Oleh karena itu, media audio hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata (Munadi,2008).

Pemanfaatan media pembelajaran jenis media audio di SDN 71 Kota bengkulu tergambar ketika guru menjelaskan materi tentang makhluk hidup.Secara detailnya, siswa mampu membedakan bunyi suara masing-masing hewan. Guru mempengaruhi nalar siswa untuk membedakan suara hewan dengan memutar cd dan diperdengarkan suara hewan kepada siswa.

Kita dapat melihat, siswa merasa senang dan pembelajaran menari, dan tentu tidak lari jauh dengan tujuan utamanya untuk membantu pemahaman siswa tentang materi itu.

Selain itu dalam pelajaran Bahasa Inggris di kelas VI, siswa diperdengarkan cara pelafalan tentang abjad dalam bahasa Inggris.

Dengan itu, pemanfaatan media jenis audio sangat-sangat efektif dan efisien dalam proses pembelajaran.

(6)

Media visual merupakan jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera pengelihatan semata-mata dari peserta didik. Dengan media ini pengalaman belajar yang dialami peserta didik sangat tergantung pada kemampuan pengelihatannya.

Pemanfaatan media visual di SD Negeri 71 Kota Bengkulu, sudah efektif dilakukan oleh guru. Guru yang sikap profesionalisme dan kompetensi dalam pembelajaran, sebab gurulah yang menjadi kunci yang amat menentukan proses, arah dan aktifitas pembelajaran itu.

Pemanfaatan media visual di SD Negeri 71 Kota Bengkulu, dapat dilihat di pembelajaran IPA ketika guru menghadirkan gambar metamorfosis kupu-kupu. Dengan pertimbangan ketika guru menghadirkan kupu-kupu nyata, sangat membutuhkan waktu yang lama untuk menunggu metamorfosis kupu-kupu yang sesungguhnya. Oleh karena itu, dengan gambar ini, siswa dituntut untuk dapat memahami gambar itu.

c) Media Audio-visual

Media audio-visual merupakan jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan pengelihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan.

Di SD Negeri 71 Kota Bengkulu, guru dapat dengan efektif dan efisien memanfaatkan media ini. Guru menampilkan video (suara dan gambar gerak). Pemanfaatan media ini, sebagian besar sangat konkret ketika ditampilkan.

d) Media Multimedia

Media multimedia adalah medai yang melibatkan beberapa jenis media dan perlatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran. Pembelajaran multimedia melibatkan indera pengelihatan dan pendengaran melalui media teks, visual diam, visual gerak dan audio serta media interkatif berbasis komputer dan tekhnologi komunikasi dan informasi (Meyer 2009)

Pemanfaatan media ini sudah sering dilaksanakan di SD Negeri 71 Kota Bengkulu dengan menampilkan materi yang diajarkan melalui projector atau infocus yang pastinya melalui program perangkat lunak komputer yaitu ms. Power Point. Sehingga, guru tidak terlalu banyak mencatat materi di papan tulis,dan dapat menghilangkan kebiasaan siswa yang terlalu banyak menulis panjang lebar di buku catatan mereka.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

(7)

Hasil penelitian yang ditulis oleh Kuswinarti membahas tentang bagaimana penggunaan media itu dapat dimanfaatkan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu ia juga menitikberatkan penelitiannya pada penggunaan media film khususnya pada pokok bahasan Konflik Sosial.

Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Maulida yang berjudul PERANAN PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X (Maulida,2007). Penelitian tersebut menitikberatkan pada pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran Sosiologi di kelas. Pembelajaran berbasis multimedia merupakan rangkaian dari beberapa jenis media yang menjadi satu paket setting media yang digunakan dalam pembelajaran. Berarti dalam pembelajaran dapat digunakan berbagai media sesuai dengan sarana prasarana yang memadai di sekolah tersebut.

Dalalam penelitian tersebut peniliti mencoba untuk menghubungkan pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa.. Dalam penelitian ini mencoba untuk mengungkapkan berbagai macam media yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang tepat disekolah. Penggunaan media ini khususnya adalah media yang digunakan di SMA N 1 Bobotsari.

Sejauh mana kesamaan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti yang lain bahwa, pemanfaatan media pembelajaran memiliki manfaat yang besar terhadap perkembangan siswa dan terhadap kreatifitas guru. Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar yang langsung kepada siswa, dengan demikian siswa akan merasakan dan melihat secara langsung keterkaitan antara teori dan praktik atau memahami aplikasi ilmunya di lapangan (Midun,2009).

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

(8)

oleh waktu, aktivitas dan pengumpulan detail informasi dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama waktu tersebut (Cresswel, 1994:11).

Metode ini pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat.Jika dibandingkan dengan studi empiris, studi kasus memiliki perbedaan tersendiri. Jika studi empiris hanya melihat fenomena yang benar-benar terjadi. Studi kasus lebih menginvestigasi fenomena terkini yang sedang terjadi namun tidak jelas batasan antara fenomena dan konteksnya (Yin, 2003 : 13). Sehingga terlihat bahwa studi kasus melihat dan menyelediki fenomena empiris lebih dalam lagi untuk memahami konteks dan fenomenanya. Dengan begitu kita dapat mengetahui seberapa kuat relasi kasus dengan fenomena yang sedang diteliti.

Studi kasus merupakan metodologi penelitian dengan menggunakan satu kasus atau lebih untuk membuktikan teori yang terjadi pada kehidupan nyata. Studi kasus mampu mempelajari dan membedakan antara fenomena dan konteks sehingga memperdalam pengetahuan. Maka dari itu studi kasus sangat dibutuhkan terutama dalam penelitian ini, karena mampu menjelaskan penggunaan teori secara faktual. Dalam penelitian ini, peneliti beranggapan bahwa studi kasus mampu menciptakan pemahaman mendalam terhadap objek atau fenomena yang diteliti. Namun penggunaannya membutuhkan perhatian khusus sehingga tidak membuat penelitian semakin rancu dan membuat peneliti mampu memperdalam penjelasan terhadap fenomena yang diteliti yang dalamhal ini bagaiman melihat pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu.

Peneliti menggunakan metode ini karena peneliti ingin mempelajari pemanfaatan media pembelajaran di SDN 71 Kota Bengkulu, dengan alasan banyak guru yang kurang mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Di sisi lain, peneliti melihat banyak siswa yang menganggap media – media ini hanyalah sebuah permainan, maka sebagian besar siswa tidak memahami bagaimana dampak bagi perkembangan pemahaman siswa jika guru menjelaskan materi dengan media pembelajaran. B. Subjek Penelitian

(9)

media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Peran guru di sini sangatlah penting, bagaimana cara seorang guru menjelaskan materi ajar dengan bantuan media pembelajaran sehingga mampu memanfaatkan media itu dengan efektif dan efesien yang dapat membuat siswa memahami materi yang diajarkan.

Alasan memilih siswa sebagai subjek penelitian yang kedua di sini adalah, karena siswa merupakan sasaran dan penentu keberhasilan apa yang sudah dikerjakan seorang guru. Apakah dengan media yang telah diberikan siswa mampu memahami materi yang diajarkan. Diakhir pelajaran diadakan evaluasi atau tes, yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam mencermati dan memahami penjelasan dan penguasaan materi, selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk menilai keberhasilan seorang guru dalam menjelaskan materi ajar dengan pemanfaatan mediapembelajaran.

Selain kedua subjek pokok di atas, penelti juga melihat data-data skunder atau pendukung yaitu media pembelajaran yang ada di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Apakah media-media pembelajaran yang ada sudah mendukung akan keberhasilan pendidikan sekolah.

C. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Interview (Wawancara)

Peneliti memilih metode wawancara dalam penelitian ini untuk mengetahui sebagaimana pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Sesuai dengan subjek penelitian bahwa wawancara dilakukan kepada 2 subjek yaitu guru dan siswa. Untuk memperoleh data yang real, peneliti melakukan wawancara dengan spontan atau tidak terpimpin namun masih memperhatikan fokus penelitian yang diteliti. Peneliti melontarkan beberapa pertanyaan kepada guru dan siswa, tentang bagaimana pemanfaatan media pembelajaran? Apakah media yang ada mendukung? Dan pertanyaan-pertanyaan yang lain.

Metode ini bermanfaat bagi peneliti karena bisa menggali informasi tentang topik penelitian secara mendalam, bahkan bisa mengungkap hal-hal yang mungkin tidak terpikirkan oleh peneliti itu sendiri. Karena sesuai dengan jenis wawancara bahwa metode wawancara dibagi menjadi 2 jenis dilihat dari pertanyaannya yaitu, wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Oleh karena itu, dalam hal ini peneliti mengambil metode wawancara yang terstruktur dimana peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. (Hariwijaya 2007: 65).

(10)

Metode yang kedua adalah metode observasi atau pengamatan secara langsung kepada objek penelitian. Peneliti menggunakan metode ini untuk merekam secara langsung terkait pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Sesuai dengan rencana penelitian ini yang secara sistematik dilaksanakan maka, sangat tepat peneliti menggunakan metode ini.

Setidaknya, berdasarkan keterlibatan peneliti dalam interaksi dengan objek penelitiannya, terdapat dua jenis observasi (Hariwijaya 2007: 74). Yaitu, observasi partisipan dan observasi nonpartisipan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis observasi partisipan yaitu peneliti melakukan penelitian dengan cara terlibat langsung dalam interaksi dengan objek penelitiannya. Dengan kata lain, peneliti ikut berpartisipasi sebagai anggota kelompok yang diteliti. Sesuai dengan jenis metode yang dipilih, di sini peneliti ikut berpartisipasi dalam mengamati proses pembelajaran Matematika kelas VI di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Di sini saya bisa melihat bagaimana seorang guru dengan efektif memanfaatkan media pembelajaran.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode penelitian terakhir yang saya gunakan. Dengan metode ini, saya bisa mengkaji media-media pembelajaran yang mendukung dalam proses pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Melalui metode ini saya memperoleh sesuatu yang akurat berupa, dokumen, buku-buku pelajaran, surat kabar, dan dokumen-dokumen yang lainnya. Dengan digunakannya metode ini, saya memperoleh gambar hasil potret bagaimana pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Media ini membantu saya memperoleh data yang akurat, tentang bagaimana pemanfaatan media audio, visual, auidio-visual dan multimedia dalam proses pembelajaran.

Manfaat metode ini, saya bisa memperoleh hasil dokumentasi dengan data yang memperkuat apa yang telah diwawancara dan diamati. Jadi di sini, tak ada dugaan mengada-ada data ketika disertai dengan wujud nyata penelitian saya.

(11)

jenis media audio?

jenis audio? pembelajaran jenis media audio? pembelajaran jenis media visual? pembelajaran jenis media audio-visual? media multimedia oleh guru? 2.Bagaimana pemahaman narasumber. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber seputar :

a) Bagaimana pemanfaatan media audio oleh guru?

b) Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media audio? c) Bagaimana pemanfaatan media visual oleh guru?

d) Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media visual? e) Bagaimana pemanfaatan media audio-visual oleh guru?

f) Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media audio-visual? g) Bagaimana pemanfaatan media multimedia oleh guru?

h) Bagaimana pemahaman siswa melalui media pembelajaran jenis media multimedia? 3. Uji alat pengumpulan data

a) Melalui peritimbangan pakar b) Melalui Uji Coba

(12)

E. Teknik Analisis Data

Marshall dan Rossman mengajukan teknik analisa data kualitatif untuk proses analisis data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan (Marshall dan Rossman dalam Kabalmay, 2002), diantaranya :

1. Mengorganisasikan Data

Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam (indepth inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan tape recoeder dibantu alat tulis lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan.

2. Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan pola jawaban

Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data, perhatiaan yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam mekukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat.

Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh responden. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap penagalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek.

3. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data

Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kemabali berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan factor-faktor yang ada.

(13)

Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti masuk ke dalam tahap penejelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitanya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatau alternatif penjelasan lain tetnag kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdpat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran.

5. Menulis Hasil Penelitian

Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakaiadalah presentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subjek dan significant other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subjek dan significant other, dibaca berulang kali sehinggga penulis mengerti benar permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.

F. Teknik Keabsyahan Data

Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitataif. Yin (2003) mengajukan emmpat kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan dalam suatu penelitian pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah Sebagai berikut :

1. Keabsahan Konstruk (Construct validity)

Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastiaan bahwa yang berukur benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau Sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Patton (Sulistiany,1999) ada 4 macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :

b. Triangulasi data

(14)

c. Triangulasi Pengamat

Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.

d. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.

e. Triangulasi metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancra dilakukan.

2. Keabsahan Internal (Internal validity)

Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang tepat. Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif akan selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut. Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada kemungkinan munculnya kesimpulan lain yang berbeda.

3. Keabsahan Eksternal (Eksternal validity)

Keabsahan ekternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memeiliki sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitiaan kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan ekternal terhadap kasus-kasus lain selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama.

4. Keajegan (Reabilitas)

Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang sama, sekali lagi.

Dalam penelitian ini, keajegan mengacu pada kemungkinan peneliti selanjutnya memeperoleh hasil yang sama apabila penelitian dilakukan sekali lagi dengan subjek yang sama. Hal ini menujukan bahwa konsep keajegan penelitian kualitatif selain menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data.

DAFTAR PUSTAKA

(15)

Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif : Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang. YA3 Rohidi, 1992. Analisis Data Kualitatif. UI. Press, Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

7 Pembelajaran bahasa Asing (Bahasa Arab, Bahasa Prancis dan Bahasa Mandarin) pada sistem pendidikan Malaysia terdiri dari beberapa tujuan, diantaranya adalah untuk

Dalam menentukan bahan yang digunakan dapat disesuaikan terhadap matrial yang nantinya akan diolah misalnya untuk conveyor yang digunakan

Yeak Su Hoe (P) Radiah Hassan Junaidah Saman@ Othaman Saiful Rashid Zaki Selan Bakhtiar Mat Sari Abd Rahim Ali Dinda Ahmad Hairol Rosdi Azani Ishak Mohammed Ali Hj.

Perataan laba adalah suatu usaha yang dilakukan manajemen untuk menekan variasi dalam laba sejauh yang dimungkinkan oleh prinsip- prinsip akuntansi.Penelitian ini bertujuan

Berdasarkan keempat bidang yang telah dijelaskan tersebut diharapkan pemerintah sebagai penentu kebijakan-kebijakan dapat memikirkan menemukan suatu cara yang baik sehingga

Karena pada sistem informasi penjualan dan persediaan bahan baku sebelumnya masih menerapkan sistem manual seperti pencatanan penjualan dengan nota dan pencatatan stok

Hasil dari perhitungan menggunakan (1) rumus (38) dan (39) dan (2) metode grid adalah koordinat lokasi lumbung pangan yang memiliki biaya transportasi minimum di Provinsi

Dengan demikian, pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk yaitu strategi pembelajaran yang mengakomodasi potensi kecerdasan majemuk yang dimiliki siswa, sehingga guru dapat