• Tidak ada hasil yang ditemukan

acara 1 PPT.docx acara 1 PPT.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "acara 1 PPT.docx acara 1 PPT.docx"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

TANAMAN

ACARA I

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN

Disusun oleh:

Nama

: Andrew Budiherlando

NIM

: 13188

Golongan/Kelompok: C5/ 08

Nama Asisten

: 1. Radhika Pingky Meilani

2. Muhammad Fajar Rizky

3. Ananta Bayu Pratama

4. Nindy Sevirasari

LABORATORIUM MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN

SUB LABORATORIUM ILMU TANAMAN

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

(2)

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN

INTISARI

Berbagai ukuran dapat digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan tanaman dengan cara membandingkan bobot kering dan luas daun tanaman dari waktu ke waktu. Dengan memperhatikan luas daun dan bobot kering dapat diukur laju asimilasi meto. Analisis tumbuh tanaman digunakan untuk memperoleh ukuran kuantitatif pertumbuhan tanaman dalam aspek fisiologi maupun ekologi. Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Acara I yang berjudul Analisis Pertumbuhan Tanaman dilaksanakan pada hari Jumat, 30 September 2016 di Laboratorium Ilmu Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Alat yang digunakan yaitu laptop . Bahan yang digunakan yaitu data sekunder. Langkah kerja dalam praktikum ini adalah melakukan analisis pertumbuhan terhadap data sekunder yang disediakan. Analisis pertumbuhan yang dapat dihitung yaitu : Nisbah Luas Daun (NLD), Laju Pertumbuhan Nisbi (LPN), Bobot Daun Khas (BDK), Laju Asimilasi Bersih (LAB), Indeks Luas Daun (ILD), Laju Pertumbuhan Tanaman (LPT), serta Luas Daun Khas (LDK). Praktikum ini bertujuan mengetahui variabel yang berhubungan dengan analisis pertumbuhan serta mengetahui dampaknya pada hasil produksi. Hasil yang di peroleh menunjukkan keterkaitan variabel yang satu dengan lainnya. Variabel BDK (Bobot Daun Khas) akan mempengaruhi LAB (Laju Asimilasi Bersih) karena BDK erat kaitannya dengan jumlah klorofil yang berperan pada proses fotosintesis yang akan menghasilkan asimilat. Semakin maksimal fotosintesis maka asimilat yang diperoleh semakin banyak. Secara bersamaan LAB (Laju Asimilasi Bersih) dan ILD (Indeks Luas Daun) akan mempengaruhi LPT (Laju Pertumbuhan Tanaman) karena LPT sangat didukung oleh bobot kering yang merupakan asimilat tanaman yang dipengaruhi oleh lebar daun karena akan mempengaruhi berat daun tersebut. Variabel-variabel pada analisis pertumbuhan tanaman saling berkaitan dan akan mempengaruhi produksi tanaman.

Kata kunci : analisis , laju, pertumbuhan, tanaman, daun.

PENDAHULUAN

Secara umum pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain cahaya, udara, air dan tanah. Sedangkan faktor internal berasal dari tanaman itu sendiri (faktor genetik). Kedua faktor tersebut sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan tanaman dan saling berhubungan satu sama lain. Salah satu faktor tidak tersedia bagi tanaman atau ketersediaannya tidak dalam keadaan seimbang maka akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu dan bahkan bisa menyebabkan tanaman menjadi mati (Nurkhasanah dkk., 2013).

(3)

diperoleh dari bobot dan luas daun tanaman yaitu Laju Pertumbuhan Relatif (Relative Growth Ratio), Nisbah Luas Daun (Leaf Area Ratio), Luas Daun Khas (Spesific Leaf Area), Bobot Daun Khas (Spesific Leaf weight), Indeks Luas Daun (Leaf Area Index), Laju Asimilasi Bersih (Net Assimilation Rate), Laju Pertumbuhan Tanaman (Crop Growth Rate), Laju Pertumbuhan Relatif (Relatif Growth Rate), Lamanya Luas Daun (Leaf Area Duration), dan Lamanya Biomassa (Biomass Duration) (Leopold & Kriedermann, 1975).

Salah satu tujuan akhir dari analisis pertumbuhan tanaman adalah untuk mendapatkan cara, baik melalui pendekatan tanaman maupun lingkungan, yang dapat ditempuh untuk mengatasi faktor pembatas hasil dalam pertumbuhan tanaman. Keuntungan lain dari analisis pertumbuhan tanaman adalah bahwa pengukuran data primer tidak membutuhkan peralatan laboratorium yang banyak dan mahal. Data primer yang diamati seperti biomassa seluruh tanaman atau bagian-bagian tanaman (daun, batang, akar, dan bagian reproduktif) dan dimensi alat fotosintesis (jumlah daun dan luas daun) dianalisis untuk menghasilkan berbagai indeks dan paramer pertumbuhan yang semuanya biasanya dikenal dengan istilah karakteristik pertumbuhan. Karakteristik pertumbuhan tersebut tidak dapat dilihat secara terus menerus untuk menjelaskan hasil (Goldsworthy dan Fisher, 1991).

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil panen dan analisis tanaman sebagai penimbun bersih hasil fotosintesis secara terintegrasi dengan waktu disebut analisis tumbuh. Di dalam setiap program penelitian pada tanaman, teknik atau metode pengambilan sampel yang dipakai sangat menentukan ketepatan kesimpulan akhir yang akan diambil dari program penelitian tersebut. Oleh karena itu, peneliti harus mampu menganalisis secara lebih akurat tentang kondisi dan tingkat produktivitas tanaman tersebut. Untuk itulah, analisis pertumbuhan tanaman ini sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan suatu tanaman. Dalam melakukan suatu analisis terutama analisis pertumbuhan tanaman ini mempunyai tujuan untuk membantu mengetahui efektivitas tanamandengan menggunakan sumberdaya lingkungannya (adaptasi varietas terhadap lingkungan, kompetisi diantara spesies, perbedaan genetis dalam kapasitas produksi, pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan tanaman) dan membantu memecahkan secara kuantitatif masalah-masalah yang berhubungan dengan pertumbuhan tanaman tersebut. Analisis pertumbuhan tanaman dapat dilakukan melalui pengamatan masing-masing organ tanaman (komponen tanaman), mulai dari daun (berat kering, luas, serta jumlah daun), batang (panjang, tinggi, diamater, jumlah cabang, jumlah anakan, berat kering), akar (panjang, jumlah, berat kering), reproduksi (jumlah bunga, jumlah polong, jumlah tongkol, jumlah biji/polong, jumlah umbi, diameter umbi, panjang umbi, berat 100 biji, berat hasil). Cara pengamatan dapat dilakukan melalui dua cara, yakni destruktif dan non-destruktif (Gardner et al., 1991).

(4)

bagian-bagiannya. Berat basah atau berat segar suatu tanaman pada suatu waktu mengalami ayunan besar dalam status airnya.Jaringan yang lebih tua mengering, terjadi kehilangan berat segar yang besar hanya karena kehilangan air. Berdasarkan alasan-alasan tersebut, berat kering lebih disukai daripada berat segar. Sembilan puluh persen bahan kering tanaman adalah hasil fotosintesis sehingga analisis pertumbuhan dinyatakan dengan berat kering, terutama mengukur kemampuan tanaman sebagai penghasil fotosintat. Hanya ada dua pengukuran yang dilakukan pada interval yang sering diperlukan untuk analisis pertumbuhan, yaitu luas daun dan berat kering. Analisis pertumbuhan dapat dilakukan terhadap tanaman secara individu atau terhadap komunitas tanaman (Fatkhanudin, 2011).

Analisis pertumbuhan tanaman secara individu umumnya dilakukan pada tahap awal, meliputi: (1) laju pertumbuhan relatif, (2) laju satuan daun atau laju asimilasi bersih, (3) rasio luas daun, (4) berat daun khusus dan alometri dalam pertumbuhan (yaitu rasio S-R). Kuantitas yang digunakan dalam analisis pertumbuhan komunitas tanaman meliputi: (1) indeks luas daun, (2) lamanya luas daun, (3) laju pertumbuhan tanaman budidaya dalam hal biomassa keseluruhan (biasanya bagian-bagian yang di atas tanah) dan dalam hal biomassa ekonomi (misal umbi, biji), dan (4) laju asimilasi bersih. Analisis pertumbuhan tanaman pada dasarnya dapat membantu mengindentifikasi faktor pertumbuhan utama yang mengendalikan atau membatasi hasil dan merupakan upaya untuk memperbaiki hasil tanaman pada suatu lingkungan tertentu atau adaptasi tanaman pada beberapa lingkungan. Adapun tujuan akhir dari analisis pertumbuhan tanaman adalah mendapatkan cara, baik melalui pendekatan tanaman maupun lingkungan yang ditempuh untuk mengatasi faktor-faktor pembatas hasil dalam pertumbuhan tanaman. Keuntungan lain adalah pengukuran data primer tidak membutuhkan peralatan laboratorium yang mahal (Sitompul dan Guritno, 1995).

Analisis pertumbuhan tanaman dipertimbangkan menjadi pendekatan standar untuk mempelajari pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Pada tanaman budidaya, aprameter pertumbuhan seperti LAI dan CGR optimum pada saat pembungaan telah diidentifikasi sebagai determinan utama pada hasil tanaman. Proses pertumbuhan seperti CGR, RGR, dan NAR secara langsung mempengaruhi hasil ekonomis tanaman jeruk. Nilai CGR yang lebih tinggi ditemukan pada periode pengisian polong dibandingkan pada periode pertumbuhan awal tanaman pada varietas yang berbeda (Pirzad et al., 2012).

(5)

yang diperlukan. Pada pengukuran indeks luas daun (ILD), tentunya kecepatan pengukuran yang diperlukan. Namun demikian, ketepatan dan kecepatan pengukuran sangat tergantung pada alat dan cara atau teknik pengukuran (Santoso dan Hariyadi, 2008).

Pertumbuhan tanaman adalah sesuatu yang penting karena kemampuan bertahan hidup dan reproduksi tergantung kepada ukuran tanaman dan juga pada laju pertumbuhannya sendiri. Laju pertumbuhan nisbi (LPN) adalah variabel kunci pada model influensial dalam ekologi tanaman. Mengingat pentingnya hal tersebut, LPN adalah fenomena kompleks yang mendeterminasi perbedaan pada partisioning morfologi dan biomassa. Kontribusi relatif dari ketiga faktor ini biasanya dievaluasi dengan mendekomposi LPN ke dalam komponen pertumbuhan klasik (NAR/ net assimilation rate, SLA/ specific leaf area, dan LMR/ leaf mass ratio) (Shipley, 2006).

(6)

METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Acara I yang berjudul Analisis Pertumbuhan Tanaman dilaksanakan pada hari Jumat, 30 September 2016 di Laboratorium Ilmu Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Alat yang digunakan yaitu laptop dengan Excel sebagai software penunjang. Bahan yang digunakan yaitu data sekunder dari penelitian berjudul “Pengaruh Waktu Pemangkasan Pucuk dan Aplikasi Kolkisin dengan Dosis yang Berbeda pada Tanaman Begonia”.

Langkah kerja dalam praktikum ini adalah melakukan analisis pertumbuhan terhadap data sekunder yang disediakan. Analisis pertumbuhan yang dapat dihitung yaitu : Nisbah Luas Daun (NLD), Laju Pertumbuhan Nisbi (LPN), Bobot Daun Khas (BDK), Laju Asimilasi Bersih (LAB), Indeks Luas Daun (ILD), Laju Pertumbuhan Tanaman (LPT), serta Luas Daun Khas (LDK). Persamaan untuk setiap variable analisis pertumbuhan tersebut adalah :

1. Laju Pertumbuhan Nisbi (LPN) =

ln

W

2

ln

W

1

6. Laju Pertumbuhan Tanaman (LPT) =

1

Ga

x

9. Penyekapan Cahaya (PC) = 100% -(

Cb

(7)

We : Bobot Kering Hasil (Ekonomis) Cb : Cahaya dibawah Tajuk

Ca : Cahaya diatas Tajuk

(8)

telah disediakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tiap-tiap organisme dalam hidupnya mengalami proses perubahan biologis. Perubahan tersebut terjadi disebabkan semua organisme mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Berlangsungnya proses perubahan biologis dipengaruhi oleh tersedianya faktor-faktor pendukung. Perubahan tanaman kecil menjadi tanaman dewasa dan menghasilkan buah berawal dari satu sel zigot menjadi embrio, kemudian menjadi satu individu yang mempunyai akar, batang, dan daun.Demikian pula hewan, tumbuh dari satu sel zigot menjadi embrio, kemudian berkembang menjadi satu individu lengkap dengan organ-organ yang dimiliki, seperti kaki, kepala, dan tangan. Peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada makhluk hidup yang berupa pertambahan ukuran (volume, massa, dan tinggi) yang bersifat irreversibel disebutpertumbuhan.

Selama pertumbuhan terjadi pertambahan jumlah dan ukuran sel. Pertumbuhan dengan cara penebalan karena tidak mempunyai kambium, sedangkan tumbuhan dikotil pertumbuhan terjadi karena adanya aktivitas kambium. Kambium memegang peranan penting untuk pertumbuhan diameter batang.Kambium tumbuh ke dalam membentuk xilem (kayu), ke arah luar membentuk floem.Dalam pertumbuhan dan perkembangan terjadi pembelahan sel, pemanjangan sel dan diferensiasi sel.

Perubahan terjadi selama masa pertumbuhan menuju pada satu proses kedewasaan sehingga terbentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda. Sebagai contoh, pertumbuhan tanaman membentuk akar, batang, dan daun.Peristiwa perubahan yang demikian disebut diferensiasi.Peristiwa diferensiasi menghasilkan perbedaan yang tampak pada struktur dan fungsi masing-masing organ, sehingga perubahan yang terjadi pada organisme tersebut makin kompleks. Proses perubahan biologis seperti inipun disebut perkembangan.

(9)

demikian, sifat yang tampak pada tumbuhan dan hewan merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dengan faktor lingkungan secara bersama-sama.

Dalam suatu penelitian, seorang peneliti tidak hanya berkepentingan dengan hasil akhir saja, tetapi juga berkepentingan dengan proses yang terjadi sebelumnya, karena tentu saja proses tersebut mempunyai peranan yang sangat besar dalam menentukan hasil akhir yang berupa hasil ekonomis. Suatu pendekatan untuk dapat menganalisis faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman sebagai suatu proses penimbunan hasil fotosintesis adalah Analisis Pertumbuhan Tanaman (APT).

Analisis pertumbuhan merupakan suatu cara untuk mengikuti dinamika fotosintesis yang diukur oleh produksi bahan kering. Pertumbuhan tanaman dapat diukur tanpa mengganggu tanaman, yaitu dengan pengukuran tinggi tanaman atau jumlah daun, tetapi sering kurang mencerminkan ketelitian kuantitatif. Akumulasi bahan kering sangat disukai sebagai ukuran pertumbuhan. Akumulasi bahan kering mencerminkan kemampuan tanaman dalam mengikat energi dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis, serta interaksinya dengan faktor-faktor lingkungan lainnya. Distribusi akumulasi bahan kering pada bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun dan bagian-bagian generatif, dapat mencerminkan produktivitas tanaman.

Tabel Bobot Kering Daun (gram)

Dosis Kolkisin Waktu Pemangkasan Pucuk Tanaman umur 2 bulan 2 minggu 3 minggu 4 minggu

(10)

50 ppm 0.54 1.07 1.07

Pada analisis pertumbuhan bahan kering yang dihasilkan dapat diketahui melalui bobot kering. Variabel ini penting mengingat bahan kering itu sendiri menunjukkan kemampuan tanaman dalam mengikat energy dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis, serta interaksinya dengan faktor-faktor lingkungan lainnya. Distribusi akumulasi bahan kering pada bagian-bagian tanaman seperti akar, batang. Daun dan bagian generative dapat mencerminkan produktivitas tanaman.

Tabel Luas Daun (cm2 )

Dosis Kolkisin Waktu Pemangkasan Pucuk Tanaman umur 2 bulan 2 minggu 3 minggu 4 minggu

(11)

Luas daun mencerminkan luas bagian yang melakukukan fotosintesis, sedangkan indeks luas daun mencerminkan besarnya intersepsi cahaya oleh tanaman. Meskipun bagian batang juga ikut mengintersepsi cahaya, tetapi lebih aktivitas lebih efektif terjadi pada daun.

Laju pertumbuhan nisbi (LPN) menunjukkan peningkatan materi per unit materi yang ada per unit waktu. Laju pertumbuhan dapat menunjukkan penambahan bahan organik ada tanaman. LPN juga dapat menunjukkan produktivitas dari tanaman. Dari data yang diperoleh, pada umur tanaman 2 minggu dengan umur tanaman 2-3 bulan dengan dosis 50 ppm serta umur tanaman 3-4 bulan dengan pemangkasan pucuk pada minggu ke-4 dan dengan dosis 100 ppm menghasilkan LPN paling tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan materi terbesar terjadi pada periode waktu tersebut

Tabel Luas Daun Khas (cm2/gram)

Dosis Kolkisin Waktu Pemangkasan Pucuk Tanaman umur 2 bulan 2 minggu 3 minggu 4 minggu

(12)

150 ppm 89.362 107.545 88.100

Nisbah luas daun dapat dicari dengan rumus luas lahan dibagi bobot kering total tanaman. Semakin besar nilai luas daun yang dihasilkan maka nisbah luas daun semakin besar. Artinya, hubungan jaringan tanaman yang berfotosintesis berjalan baik dengan jaringan tanaman total yg melakukan respirasi atau biomassa. Terjadi keseimbangan sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yang semakin baik. Berdasarkan tabel di atas, nilai nisbah luas daun tertinggi yaitu pada minggu ke-4 pada tanaman berumur 2 bulan, minggu ke-3 pada tanaman berumur 3 bulan dan minggu ke-2 pada tanaman berumur 4 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin muda umur tanaman maka pemangkasan juga membutuhkan waktu lama supaya tanaman memiliki fotosintat yang cukup untuk melakukan regenerasi dan pembentukan organ tanaman baru.

Tabel Bobot Daun Khas (gram/cm2)

Dosis Kolkisin Waktu Pemangkasan Pucuk Tanaman umur 2 bulan 2 minggu 3 minggu 4 minggu

(13)

250 ppm 0.014 0.017 0.013

Rerata 0.014 0.015 0.015

Bobot daun khas yaitu bobot daun tiap satuan luas daun. Bobot daun khas menunjukkan ketebalan daun pada suatu tanaman. Semakin tebal daun makan nilai BDK semakin tinggi. adapun BDK dapat diketahui dengan cara membagi berat daun dengan laus lahan. Daun yang tebal umumnya memiliki kandungan zat hijau daun yang tinggi sehingga proses fotosintesis berjalan lebih efektif. Hal tersebut karena ketebalan daun menunjukkan ketebalan pada jaringan palisade yang mengandung klorofil. Nilai 0,015 menunjukkan bahwa setiap 1 cm2 luas daun beratnya adalah 0,015 gram. Pada perhitungan kali ini tanaman berumur 2 dan 3 bulan memiliki BDK maksimal pada pemangkasan minggu ke-2, sedangkan tanaman beumur 4 bulan memiliki BDK maksimal pada pemangkasan minggu ke-3 dan ke-4.

Tabel Laju Asimilasi Bersih (g/cm2/minggu)

(14)

Tabel Indeks Luas Daun (jarak tanam 50cmx60cm)

Dosis Kolkisin Waktu Pemangkasan Pucuk Tanaman umur 2 bulan 2 minggu 3 minggu 4 minggu

50 ppm 0.028 0.048 0.047

Indeks luas daun yaitu luas daun diatas suatu lahan. Indeks luas daun tidak memiliki satuan. ILD dapat diketahui dengan rumus luas daun dibagi luas lahan. Luas daun yang semakin tinggi nilainya akan diikuti oleh kenaikakan indeks luas daun. Perbandingannya adalah luas suatu lahan tersebut. Penurunan luas daun dapat terjadi karena penambahan luas lahan. Tanaman yang ditanam pada areal lahan yang luas umumnya memiliki nilai indeks luas daun yang kecil. Indeks Luas Daun tertinggi dimiliki oleh pemangkasan minggu ke-4 untuk tanaman berumur 2 bulan, dan pemangkasan minggu ke-3 untuk tanaman berumur 3 dan 4 bulan. Hal ini menunjukkan tanaman menunjukkan ILD paling baik di umur tersebut dengan waktu pemangkasan yang berbeda-beda.

Tabel Laju Pertumbuhan Tanaman (g/m2/minggu)

(15)

Tanaman umur 3-4 bulan

Laju pertumbuhan tanaman yaitu kemampuan tanaman menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap satuan luas daun setiap satuan waktu. Laju pertumbuhan tanaman ini didapat dengan melibatkan variabel luas lahan, berat kering dan waktu. Laju berhubungan erat dengan waktu. Dalam waktu yang singkat memiliki laju pertumbuhan yang tinggi,artinya dapat dikatakan tanaman tersebut memiliki pertumbuhan yang baik. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa laju pertumbuhan tertinggi pada tanaman berumur 2-3 bulan dengan waktu pemangkasan pucuk 3-4 minggu dan dengan perlakuan kolkisin 100 ppm serta tanaman berumur 3-4 bulan dengan waktu pemangkasan pucuk 4 minggu dan dengan perlakuan 100 ppm juga. Laju pertumbuhan berhubungan dengan waktu sehingga perlakuan yang memiliki lebih tinggi, umumnya memiliki pertumbuhan yang lebih baik pula. Data tersebut menunjukkan tingkat pertumbuhan tanaman yang paling baik rentang umur pemangkasan 3-4 minggu didapat dengan perlakuan kolkisin 250 ppm.

Tabel Nisbah Luas Daun (cm2/gram)

Dosis Kolkisin Waktu Pemangkasan Pucuk Tanaman umur 2 bulan 2 minggu 3 minggu 4 minggu

(16)

Luas daun khas yaitu luas daun setiap bobot daun. Berkebalikan dengan bobot daun khas, luas daun khas ini didapatkan dengan membagi luas daun dengan bobot daun. Nilai LDK menunjukkan luas daun setiap 1 gram daun. Nilai luas daun khas paling tinggi yaitu pada perlakuan pemangkasan pucuk minggu ke-2 dengan umur tanaman 2-3 bulan dan perlakuan pemangkasan pucuk minggu ke-3 dengan umur tanaman 4 bulan. Hasil ini menunjukkan bahwa daun yang ada paling tipis diantara daun yang lainnya. Hal ini dapat menunjukkan ketersediaan klorofil yang sedikit sehingga kurang maksimal saat proses fotosintesis.

Dari semua variabel pengamatan, satu sama lain dapat dibuat sebuah hubungan seperti :

Gambar 1 Bagan Alir Analisis Pertumbuhan Tanaman

Bagan tersebut menunjukkan keterkaitan variabel yang satu dengan lainnya. Hubungan antar variabel variabel tersebut adalah semakin tinggi nilai bobot luas daun yang menggambarkan ketebalan daun sehingga daun yang semakin tebal akan menyebabkan kemampuan tanaman menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap satuan luas daun tiap satuan waktu tinggi pula. Semakin tinggi nilai LAB dan indeks luas daun dan adanya pengaruh cahaya matahari yang optimum akan menyebabkan kemampuan tanaman menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap satuan luas lahan tiap satuan waktu akan semakin tinggi pula. Semakin tinggi nilai LPT diikuti umur tanaman yang optimal akan menghasilkan berat kering total yang tinggi pula. Semakin tinggi berat kering total yang dihasilkan dan diikuti dengan kemampuan tanaman menyalurkan asimilat yang tinggi akan menghasilkan berat kering ekonomis yang tinggi pula.

(17)

kecil/kurang dari 0.05 menunjukkan bahwa regresi tersebut nyata (ada hubungan antar perlakuan).

0.000 0.002 0.004 0.006 0.008 0.010 0.012 0.014 0.016

0.000 0.005 0.010 0.015 0.020 0.025 0.030 0.035

f(x) = 1.9x + 0 R² = 0.97

Grafik Regresi NAR ke SLW

SLW

N

A

R

(18)

0.000 0.005 0.010 0.015 0.020 0.025 0.030 0.035

Grafik tersebut menunjukkan korelasi antara variable CGR (Laju Pertumbuhan Tanaman) dengan variable NAR (Laju Asimilasi Bersih). Variabel Laju Pertumbuhan Tanaman berkaitan erat dengan Laju Asimilat Bersih. Kenaikan Laju Asimilat Bersih diikuti dengan kenaikan Laju Pertumbuhan Tanaman, ditandai dengan nilai R2nya mendekati satu (sangat kuat). Ketersediaan hasil Fotosintesis berupa Asimilat Bersih yang tinggi (didukung dengan Indeks Luas Daun yang optimal untuk menerima energy matahari dan kandungan klorofil yang cukup yang ditandai dengan Bobot Daun Khas yang tinggi) memacu Laju Pertumbuhan yang optimal pula. KandunganAsimilat inilah yang digunakan sebagai sumber materi dan energy untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman sehingga ketersediaannya sangat dibutuhkan oleh tanaman.

0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200 1.400 1.600

0.000

(19)

Pertumbuhan Tanaman, ditandai dengan nilai R2nya mendekati satu (sangat kuat). Indeks Luas Daun yang tinggi mengindikasikan penyerapan energy matahari untuk menyediakan Asimilat bersih untuk dimanfaatkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman berlangsung secara optimal, sehingga proses metobolisme dapat berjalan dengan baik.

0.00 variable CGR (Laju Pertumbuhan Tanaman). Variabel Bobot Tanaman berkaitan erat dengan Laju Pertumbuhan Tanaman. Kenaikan Laju Pertumbuhan Tanaman diikuti dengan kenaikan Bobot Tanaman, bahkan nilai R2ny satu (mutlak berkaitan). Laju Pertumbuhan Tanaman seiring dengan berjalannya Waktu (T) menghasilkan asimilat yang cukup untuk metabolism tanaman selama hidup ditandai dengan bertambahnya ukuran dan jumlah sel dan terjadinya differensiasi organ tumbuh, terjadi penambahan dalam hal tinggi tanaman, jumlah daun, volume akar, volume tajuk, menambah Bobot Tanaman (WB).

(20)

1. Analisis pertumbuhan berfungsi untuk mengetahui dinamika fotosintesis yang didapat secara kuantitatif melalui perhitungan produksi bahan kering tanaman. 2. Variabel pengamatan dapat dihitung dengan rumus yang sudah tersedia.

3. Variabel-variabel pada analisis pertumbuhan tanaman saling berkaitan dan akan mempengaruhi produksi tanaman.

SARAN

Sebaiknya dilakukan analisis pertumbuhan tanaman seperti yang telah dilakukan tetapi data yang digunakan bukan data sekunder. Percobaan langsung perlu dilakukan untuk mengetahui hasil analisis dan mengetahui secara jelas kondisi tanaman di lapangan yang menunjukkan hasil analisis tersebut.

(21)

Fatkhanudin. 2011. Analisis Pertumbuhan. <http://fatkhranudin.blogspot.com/2011/06/

makalah-analisispertumbuhan.html?zx=fgoeaf35fbof461a>. Diakses pada tanggal 7

Oktober 2016.

Gardner, F.R., R.B. Pearce, dan R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya (terjemahan: Herawati Susilo). Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Goldsworthy, P.R. dan N.M. Fisher. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik (terjemahan: Tohari). Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.

James, J.J. dan Rebecca E.D. 2007. A basis for relative rate differences between native and invasive forb seedlings. Journal of Rongeland Ecology and Management 60 : 395 – 400.

Leopold, A. C. and P. E Kriedemann. 1975. Plant Growth and Development. Tata Mc Grow Hill Pub. Co. Ltd.., New Delhi.

Nurkhasanah, N., Karuniawan P.W., Eko Widaryanto. 2013. Studi pemberian air dan tingkat naungan terhadap pertumbuhan bibit tanaman cabe jamu (Piper retrofractum vahl.). Jurnal Produksi Tanaman 1 : 34-41.

Pirzad, A., Mina K., Ata A.S., Ghodrat A.F., dan Abdul M.B. 2012. Growth analysis of

Pimpinella anisum under different irrigation regimes and amount of super absorbent polymer. International Research Journal of Applied and Basic Sciences 3 : 112 – 122. Santoso, B.B. dan Hariyadi. 2008. Metode pengukuran luas daun jarak pagar (Jatropha

curcesL.). Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian 8 : 17-22.

Shipley, B. 2006. Net assimilation rate, specific leaf area, and leaf mass ratio: which is most closely correlated with relative growth rate? A meta-analysis. Journal of Functional Ecology 10 : 206-210.

Gambar

Tabel Luas Daun (cm2 )
Tabel  Laju Pertumbuhan Nisbi (g/g/minggu)
tabel di atas, nilai nisbah luas daun tertinggi yaitu pada minggu ke-4 pada tanaman berumur
Tabel Laju Asimilasi Bersih (g/cm2/minggu)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Variabel yang diamati adalah waktu berkecambah, tinggi tanaman, luas daun, panjang akar, bobot kering akar, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, kadar lengas

Untuk variabel pertumbuhan tinggi tanaman, luas daun, jumlah daun, jumlah anakan, bobot tanaman, total panjang akar, dan bobot kering akar menunjukan hasil yang tidak berbeda

Hubungan kerapatan kekar dengan ketebalan lapisan yaitu terletak pada refleksi stress shadow, semakin tebal batuan maka kekar yang terbentuk akan semakin panjang mengikuti

Hasil pengamatan terdiri dari beberapa variabel, yaitu tinggi tanaman, jumlah cabang per tanaman, jumlah daun per tanaman, luas daun per tanaman, bobot segar

Hubungan kerapatan kekar dengan ketebalan lapisan yaitu terletak pada refleksi stress shadow, semakin tebal batuan maka kekar yang terbentuk akan semakin panjang mengikuti

Hasil pengamatan terdiri dari beberapa variabel, yaitu tinggi tanaman, jumlah cabang per tanaman, jumlah daun per tanaman, luas daun per tanaman, bobot segar

Semakin tebal mulsa jerami yang diaplikasikan, maka proses dekomposisi jerami tersebut semakin lama yang menyebabkan mulsa jerami dengan tingkat ketebalan paling tinggi yaitu ketebalan

Variabel Pengamatan Aplikasi Pupuk Organik pada Tanaman Pakcoy Berdasarkan hasil uji rata-rata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot basah tanaman tanpa akar, bobot