ANALISIS KEMISKINAN JAWA TIMUR
Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang ada di Indonesia. Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang juga tak terlepas dari masalah kemiskinan tersebut. Kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan lingkungannya sehingga seseorang tersebut mengalami kesengsaraan dalam hidupnya. Variabel atau indikator kemiskinan sangatlah beragam, antara lain karena rendahnya tingkat pendidikan, banyaknya masyarakat.
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Sumber data utama yang dipakai adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Modul Konsumsi dan Kor.
Perkembangan Penduduk Miskin Jawa Timur
penanggulangan kemiskinan di Provinsi Jawa Timur diperlukan suatu penelitian yang dapat mengelompokkan kabupaten/kota yang mempunyai ciri-ciri atau karakteristik kemiskinan yang hampir sama atau homogen.
Grafik 1 Jumlah Penduduk Miskin Jawa Timur Tahun 1999-2014
Berdasarkan grafik diatas jumlah penduduk miskin di Indonesia khususnya daerah Jawa Timur selama 16 tahun terakhir mengalami penurunan yang signifikan baik daerah kota maupun daerah desa. Jumlah penduduk tertinggi terjadi pada tahun 1999 sebanyak 10.286.500 yang merupakan penjumlahan dari jumlah penduduk kota dan jumlah penduduk desa. Pada periode 1999-2014 terlihat adanya tren penurunan jumlah penduduk miskin di Jawa Timur, meskipun jumlah penduduk miskin pada tahun 2006 mengalami sedikit kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2005. Secara absolut jumlah penurunan penduduk miskin pada periode 1999-2014 sebesar 5,54 juta jiwa, yaitu 10,28 juta jiwa (29,47 persen) pada tahun 1999 menjadi 4,74 juta jiwa (12,28) pada tahun 2014.
yang bersifat kedaerahan misalnya Jalan Lain Menuju Kesejahteraan Rakyat (Jalin Kesra). Disamping itu juga berbagai inovasi yang dilakukan daerah otonom untuk mengentaskan kemiskinan misalkan pembangunan jalan poros desa (misal Kab Tuban dan Lumajang), optimalisasi dan fokusitas dana CSR (Kab. Jombang).
Grafik 2 Presentase Penduduk Miskin Jawa Timur Tahun 1999-2014
1999 3.047,50 7.238,80 10.286,50 24,69 32,10 29,47 2000 2.271,51 5.573,89 7.845,40 16,29 27,17 22,77 2001 1.829,71 5.678,59 7.508,30 12,56 28,20 21,64 2002 2.859,00 4.842,15 7.701,15 18,90 24,18 21,91 2003 2.474,60 5.103,80 7.578,40 16,84 23,74 20,93 2004 2.230,60 5.081,90 7.312,50 14,62 24,02 20,08 2005 2.176,40 4.423,50 7.139,90 15,52 24,19 19,95 2006 2.836,30 4.841,80 7.678,10 15,85 26,11 21,09 2007 2.575,70 4.579,60 7.155,30 14,71 25,02 19,98 2008 2.310,60 4.340,60 6.651,30 13,15 23,64 18,51 2009 2.148,50 3.874,10 6.022,60 12,17 21,00 16,68 2010 1.873,50 3.655,80 5.529,30 10,58 19,74 15,26 2011 1.768,23 3.587,98 5.356,21 9,87 18,19 14,23 2012 1.606,00 3.354,60 4.960,50 8,90 16,88 13,08 2013 1.622,03 3.243,79 4.865,82 8,90 16,23 12,73 2014 1.531,89 3.216,53 4.748,42 8.30 15,92 12,28
Tabel 1 Jumlah dan Presentase Penduduk Miskin Jawa Timur
Perubahan Garis Kemiskinan Jawa Timur
Grafik 3 Garis Kemiskinan Jawa Timur Tahun 1999-2014
Garis kemiskinan Jawa Timur dalam periode 2002-2014 terus mengalami peningkatan yang signifikan. Sekalipun pada tahun 2005 garis kemiskinan pada tahun tersebut mengalami kenaikan di banding dengan tahun sebelumnya. Namun pada tahun 2006 garis kemiskinan Jawa Timur mulai mengalami penurunan kembali. Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa garis kemiskinan Jawa Timur perkotaan lebih tinggi dari garis kemiskinan pedesaan.
Tahun Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)
Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Keparahan Kemiskinan Jawa Timur
Permasalahan kemiskinan tidak hanya besarnya penduduk miskin saja. Akan tetapi seberapa jauh pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan dan tingkat homogenitas penduduk miskin. Pengetahuan ini diperlukan, agar pemahaman kemiskinan dan proses pengentasannnya dapat dipahami secara integral. Untuk mengetahui informasi diatas dapat diperoleh dari Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2). Nilai P1 dalam kurun 5 tahun ini menunjukan penurunan dari tahun ke tahun.
Dimensi lain selain jumlah dan persentase penduduk miskin yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.
Grafik 4 Indeks Kedalaman Kemiskinan Jawa Timur Tahun 2004-2014
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa tahun-tahun selanjutnya kemiskinan di Jawa Timur mulai membaik. Hal itu di buktikan dengan adanya angka penurunan kedalaman kemiskinan, baik kemiskinan perkotaan maupun kemiskinan pedesaan.
Grafik 5 Indeks Keparahan Kemiskinan Jawa Timur Tahun 2004-2014
Tahun P1 (%) P2 (%)
Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa
2004 2,93 3,97 3,53 0,84 1,10 0,99
2005 2,71 4,84 3,94 0,76 1,33 1,09
2006 2,71 4,84 3,94 0,76 1,33 1,09
2007 2,76 5,01 3,91 0,79 1,49 1,15
2008 2,34 4,38 3,38 0,61 1,23 0,93
2009 2,18 3,54 2,88 0,60 0,91 0,76
2010 1,53 3,18 2,38 0,37 0,79 0,59
2011 1,51 2,96 2,27 0,34 0,72 0,54
2012 1,29 2,52 1,93 0,30 0,57 0,44
2013 1,42 2,66 2,07 0,34 0,66 0,50
2014 1,16 2,49 1,85 0,27 0,60 0,44
Tabel 3 Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan Jawa Timur