• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN DAN PROGRAM DAN AKSELERASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN DAN PROGRAM DAN AKSELERASI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PROGRAM AKSELERASI DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Isu-isu Kontemporer Manajemen Pendidikan Islam

Dosen

Dr. Azam Syukur Rahmatullah, S.H.I., M.S.I., M.A

Oleh

Nama : Hanifah Ganda Utami Kelas : IA/08

NIM : 14036

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ‘ULAMA

(2)

BAB I PENDAHULUAN

Penyelenggaraan pendidikan secara reguler yang dilaksanakan selama ini masih bersifat massal, yaitu berorientasi pada kuantitas untuk dapat melayani sebanyak-banyaknya jumlah peserta didik. Kelemahan yang tampak adalah tidak terakomodasinya kebutuhan individual peserta didik. Peserta didik yang mempunyai potensi kecerdasan dan bakat istimewa tidak terlayani secara baik sehingga potensi yang dimilikinya tidak dapat tersalur dan berkembang secara optimal. Salah satu bentuk pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang mempunyai intelektual tinggi adalah melalui program akselerasi (percepatan belajar) adalah program layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik yang mempunyai potensi kecerdasan dan bakat istimewa untuk dapat menyelesaikan masa belajarnya lebih cepat dari peserta didik yang lain (program regular).

Terkait dengan hal di atas, sebuah proses pendidikan tidak akan terlepas dari manajemen, karena berhasil tidaknya proses pendidikan ditentukan oleh bagaimana sebuah lembaga mengatur dan merencanakan kurikulum agar tujuan yang telah ditargetkan dapat tercapai dengan tepat dan efisien. Dalam mewujudkannya, dibutuhkan manajemen (pengelolaan) pendidikan yang efektif dan efisien.

Sebagai salah satu usaha perbaikan pembelajaran di Indonesia yang bertujuan meningkatkan mutu pendidikan, maka diadakan program percepatan (akselerasi). Program ini merupakan pemberian layanan pendidikan sesuai potensi peserta didik yang mempunyai kecerdasan dan kemampuan belajar yang tinggi. Hal ini sesuai Undang-Undang No. 20 pasal 5 ayat 4 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menegaskan bahwa “Warga negara yang mempunyai potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus”, dan Permendiknas No. 34 tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang mempunyai Potensi Kecerdasan dan / atau Bakat istimewa.

(3)

akselerasi itu berfungsi secara optimal dalam mendukung tercapainya program sekolah dalam hal ini adalah kelas akselerasi.

Implementasi program akselerasi pendidikan sebagai bentuk perwujudan untuk melayani kebutuhan pendidikan bagi peserta didik yang mempunyai kecerdasan luar biasa dan bakat istimewa dengan menyelesaikan program belajar lebih awal dari waktu yang ditetapkan dengan ketentuan sekurang-kurangnya 2 tahun.

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Akselerasi

Akselerasi berasal dari bahasa Inggris “acceleration” yang berarti proses mempercepat; peningkatan kecepatan; percepatan; laju perubahan kecepatan.

Menurut Sutratinah Tirtonegoro, percepatan adalah “cara penanganan anak supernormal dengan memperbolehkan naik kelas secara meloncat atau menyelesaikan program reguler di dalam jangka waktu yang lebih singkat.”

Direktorat Jendral Luar Biasa menyebutkan bahwa “Jenis akselerasi yang digunakan di Indonesia adalah telescoping, yaitu mempersingkat waktu belajar dengan memberikan materi yang esensial saja kepada peserta didik cerdas istimewa dan berbakat istimewa (CI dan BI)”.

Program akselerasi merupakan program/kelas unggulan. Proses penerimaan dengan melihat potensi peserta didik dilaksanakan secara multidimensional. Rekrutmen dilaksanakan dengan mengembangkan konsep keberbakatan. Konsep itu menyebutkan bahwa anak berbakat mempunyai IQ minimal 125 menurut skala Wechsler, selain itu harus mempunyai task commitment dan creativity quotion di atas rata-rata.

Jadi, pengertian akselerasi adalah program pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik cerdas istimewa untuk naik ke tingkat kelas berikutnya lebih cepat. Program akselerasi adalah program layanan belajar yang ditujukan bagi mereka yang mempunyai kemampuan tinggi (IQ di atas 125) supaya dapat menyelesaikan studinya lebih cepat dari anak usia rata-rata. Hal ini tentu saja tidak dapat dipenuhi bagi semua peserta didik yang tingkat intelegensinya normal. Bagi yang mereka yang mampu merupakan suatu kesempatan untuk mempercepat studinya di sekolah tersebut sehingga dapat mempersingkat waktu studinya.

(5)

masa belajar yang ditentukan. Melalui akselerasi belajar, peserta didik dapat mempelajari seluruh bahan pelajaran dengan lebih cepat dibandingkan peserta didik yang lain.

B. Landasan Hukum Program Akselerasi

Penyelenggaraan pendidikan khusus bagi peserta didik yang mempunyai potensi kecerdasan dan bakat istimewa di Indonesia menggunakan landasan hukum, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Dalam GBHN tahun 1983 “… Demikian pula perhatian khusus perlu diberikan kepada anak -anak yang berbakat istimewa agar mereka dapat mengembangkan kemampuannya secara maksimal”.

2. Pada tahun 1988 “Anak didik berbakat istimewa perlu mendapat perhatian khusus agar mereka dapat mengembangkan kemampuan sesuai dengan tingkat pertumbuhan pribadinya”.

3. Undang–Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sisdiknas Pasal 8 ayat (2) menegaskan bahwa “Warga negara yang mempunyai kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus.”

4. PP No. 72 tahun 1991 tentang pendidikan luar biasa.

5. UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 52, “Anak yang mempunyai keunggulan diberikan kesempatan dan aksesbilitas untuk memperoleh pendidikan khusus”.

6. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional a. Pasal 5 ayat 4, “Warga Negara yang mempunyai potensi kecerdasan dan

bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.”

b. Pasal 32 ayat 1, “Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang mempunyai tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, mental, sosial dan mempunyai potensi kecerdasan dan bakat istimewa.”

(6)

8. Permendiknas No. 34 tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang mempunyai Potensi Kecerdasan dan / atau Bakat istimewa.

Dari penjelasan di atas tentang landasan-landasan hukum program akselerasi, maka pemerintah harus memberikan pendidikan khusus bagi peserta didik yang mempunyai potensi dan kecerdasan istimewa, supaya potensi yang ada pada peserta didik dapat berkembang secara optimal dan pada gilirannya memberikan kesempatan kepada peserta didik dapat tumbuh menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

C. Tujuan Program Akselerasi 1. Tujuan umum

a. Memberikan pelayanan terhadap peserta didik yang mempunyai karakteristik khusus dari aspek kognitif dan efektifnya.

b. Memenuhi hak asasinya selaku peserta didik sesuai dengan kebutuhan pendidikan dirinya.

c. Memenuhi minat intelektual dan perspektif masa depan peserta didik. d. Menyiapkan peserta didik menjadi pemimpin masa depan.

2. Tujuan khusus

a. Menghargai peserta didik yang mempunyai kemampuan dan kecerdasan luar biasa untuk dapat menyelesaikan pendidikan lebih cepat.

b. Memacu kualitas peserta didik dalam meningkatkan kecerdasan spiritual, intelektual dan emosional secara berimbang.

c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran peserta didik.

D. Prinsip-prinsip Program Akselerasi

Untuk mendapatkan hasil maksimal dari penggunaan program akselerasi sangat penting untuk memahami prinsip-prinsip yang melandasinya, antara lain:

(7)

juga melibatkan seluruh tubuh/pikiran dengan segala emosi, indra, dan sarafnya.

2. Belajar adalah berkreasi bukan mengkonsumsi, pengetahuan bukanlah sesuatu yang diserap oleh peserta didik, melainkan sesuatu yang diciptakan dalam proses pembelajaran.

3. Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan, belajar bukan hanya menyerap satu hal kecil pada satu waktu secara linear, melainkan menyerap banyak hal sekaligus.

4. Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan umpan balik). Belajar paling baik adalah belajar dalam konteks, misalnya belajar berenang dengan berenang, cara bernyanyi dengan bernyanyi.

5. Emosi positif sangat membantu pembelajaran. Perasaan menentukan kualitas dan juga kuantitatif belajar seseorang. Perasaan positif dapat mempercepat pembelajaran.

E. Penyelenggaraan Program Akselerasi

Dalam menyelenggarakan program akselerasi, sekolah/madrasah penyelenggara harus dapat mengoptimalkan dan mengimplementasikan manajemen pendidikan yang meliputi manajemen kurikulum, peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, keuangan, serta humas. Program akselerasi belajar dapat diselenggarakan di mana peserta didik yang mempunyai potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajar bersama-sama dengan peserta didik lainnya di kelas reguler (model terpadu/inklusif). Bentuk penyelenggaraan pada kelas reguler dapat dilakukan dengan model sebagai berikut:

1. Kelas reguler dengan kelompok (cluster)

Peserta didik yang mempunyai potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajar bersama peserta didik lain (normal) di kelas reguler dengan kelompok khusus.

2. Kelas reguler dengan pull out

(8)

waktu tertentu ditarik dari kelas reguler ke ruang khusus untuk belajar mandiri, belajar kelompok, dan belajar dengan guru pembimbing khusus. Secara umum program akselerasi pendidikan yang ada di Indonesia berbentuk:

(1) Program/layanan khusus, merupakan pelayanan khusus yang diberikan pada anak-anak cerdas/berbakat istimewa.

(2) Kelas Khusus, merupakan suatu kelas yang khusus untuk menampung anak-anak cerdas/berbakat istimewa.

(3) Sekolah Khusus, merupakan sekolah yang memang diperuntukkan bagi mereka yang mempunyai bakat istimewa dalam bidang akademik.

F. Program Akselerasi dalam Perspektif Islam

Dikatakan bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dengan berbagai macam perbedaan. Dalam hal kecerdasan, Allah SWT memberikan beberapa kelebihan bagi sebagian orang. Dalam hal ini adalah mereka yang mempunyai kecerdasan istimewa atau bakat istimewa. Untuk mengembangkan potensinya maka diperlukan pendidikan yang bermutu agar bisa bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain secara maksimal. Hal tersebut sesuai dengan QS. Az-Zukhruf ayat 32:

Artinya:

(9)

G. Kurikulum Program Akselerasi

Kurikulum pada pendidikan khusus tidak terlepas dari kurikulum dasar yang diberikan untuk anak normal lainnya. Perbedaan hanya pada penekanan dan penambahan sesuatu bidang sesuai dengan kebutuhan anak supernormal. Isi dan pelaksanaan kurikulum harus dapat menunjang sistem pendidikan khusus yaitu dapat mempercepat, memperkaya, dan mengelompokkan. Isi kurikulum harus berorientasi inovatif serta ditujukan untuk dapat mencapai sesuatu yang berguna.

Agar peserta didik yang mempunyai prestasi sesuai dengan potensi dan tingkat kecerdasannya, maka dibutuhkan pelayanan pendidikan yang berdiferensiasi, yaitu pemberian pengalaman pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kecerdasan peserta didik serta dengan menggunakan kurikulum yang berdiversifikasi, yaitu kurikulum standar yang diimprovisasi alokasi waktunya sesuai dengan kecepatan belajar dan motivasi belajar peserta didik. Pelayanan pendidikan yang berdiferensiasi dengan menggunakan kurikulum yang berdiversifikasi dapat diimplementasikan melalui penyelenggaraan sistem percepatan kelas (akselerasi).

Kurikulum harus mengandung pembinaan kreativitas yang menanamkan sikap hidup penuh pengabdian, jiwa sosial serta bertanggung jawab untuk kemajuan masyarakat, bangsa dan negaranya. Kurikulum pada program akselerasi sebagai berikut:

- Muatan materi kurikulum untuk program akselerasi tidak berbeda dengan kurikulum standar yang digunakan untuk program regular. Perbedaannya terletak pada penyusunan kembali struktur program pengajaran dalam alokasi waktu yang lebih singkat (SD 5 tahun, SMP & SMA masing-masing 2 tahun). - Kurikulum yang digunakan pada program akselerasi adalah kurikulum Nasional

(KTSP 2006) dan muatan lokal yang dimodifikasi dengan penekanan pada materi yang esensi dan dikembangkan melalui sistem pembelajaran yang dapat memacu dan mewadahi integrasi pengembangan spiritual, logika, etika, dan estetika serta mengembangkan kemampuan berpikir holistik, kreatif, sistemik, linier, dan konvergen utuk memenuhi tuntutan masa kini dan masa depan.

(10)

Kurikulum berdiferensiasi yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan peserta didik yang mempunyai potensi kecerdasan dan bakat istimewa dengan cara memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam arti kedalaman, keluasan, percepatan, maupun dalam jenisnya.

H. Manajemen Pendidikan Program akselerasi 1. Perencanaan kurikulum akselerasi

Sehubungan dengan perencanaan kurikulum maka perlu diperhatikan adanya program-program antara lain:

a. Diusahakan pemisahan-pemisahan sehingga diharapkan mereka yang setingkat kecerdasan dalam intelegensinya.

b. Diperlukan adanya pendidikan khusus yang menampung kelompok anak supernormal.

c. Menyediakan berbagai bidang kesempatan-kesempatan mempelajari dan mengadakan penelitian-penelitian serta percobaan-percobaan.

d. Usaha-usaha evaluasi hasil-hasil yang telah dapat dikerjakan oleh para peserta didik di luar sekolah.

e. Diusahakan mata pelajaran yang seintensif mungkin.

Untuk melayani pendidikan anak supernormal maka perencanaan kurikulum harus mengalami perubahan-perubahan antara lain:

a. Memperkaya kurikulum dengan menambah mata pelajaran.

b. Memberi kesempatan memperkembangkan sosial emosi kebudayaan. c. Dengan mengadakan sekolah khusus, kelas khusus, dan fasilitas-fasilitas

khusus.

d. Memberi kesempatan seluas-luasnya untuk perkembangan bakatnya. 2. Pengorganisasian manajemen program akselerasi

Sehubungan dengan pengorganisasian kurikulum maka perlu diperhatikan adanya program-program yang dilakukan melalui:

a. pembentukan tim pengelola b. perekrutan guru kelas akselerasi

c. penyelenggaraan pelatihan guru kelas akselerasi, dan

(11)

3. Pelaksanaan manajemen program akselerasi

Pelaksanaan melalui kurikulum berdiferensiasi yang diterapkan oleh kepala sekolah, guru, konselor, dan praktisi pendidikan lainnya berdasarkan fungsi-fungsi manajemen. Pelaksanaan kurikulum harus dapat menunjang sistem pendidikan khusus yaitu dapat mempercepat (accelerate), memperkaya (enrichment) dan mengelompokkan (segregation). Secara terperinci di bawah ini akan diuraikan bagaimana teknik pelaksanaan dari macam-macam sistem tersebut.

a. Acceleration (mempercepat)

Dalam percepatan dapat diperlakukan dengan berbagai cara misalnya: 1) Masuk sekolah sebelum waktunya jadi sebelum umur 7 tahun. 2) Naik kelas sebelum waktunya, misalnya baru pertengahan semester

anak dinaikkan kelas ke kelas berikutnya.

3) Menghilangkan bagian yang dianggap kurang penting atau yang sangat mudah karena anak sudah dapat belajar sendiri, sehingga dalam mempelajari buku secara meloncat-loncat.

4) Pelaksanaan percepatan dapat berjalan praktis apabila sekolah itu mempergunakan sistem maju berkelanjutan (continuous progress) dan sistem kredit.

b. Segregation (pengelompokkan)

Segregation berarti pengelompokan atau pengasingan, jadi anak yang sejenis (super) disendirikan menjadi sekelompok gerombolan khusus. Penggolongkan bentuk segregation menjadi 4 macam kelompok kecakapan yaitu:

1) Homogeneous grouping (anak-anak yang homogen dikumpulkan) 2) Cluster grouping (seikat gerombolan, kelas spesial, kelas khusus). 3) Cross grouping of workshop type (tempat kerja, berselang seling) 4) Sub groping (sifat pekerjaan).

c. Enrichment (pengayaan)

(12)

Pelaksanaan program kelas akselerasi dilakukan melalui: - sosialisasi program kelas akselerasi

- pendaftaran peserta didik masuk kelas akselerasi

- seleksi tes psikologi, tes akademik, tes kesehatan, dan wawancara - pengumuman hasil seleksi, dan

- pelaksanaan proses belajar mengajar program kelas akselerasi.

Standar Kompetensi yang diharapkan dapat dihasilkan melalui program akselerasi adalah mempunyai kemampuan:

a. Kualifikasi perilaku kognitif: daya tangkap cepat, mudah dan cepat memecahkan masalah, dan kritis

b. Kualifikasi perilaku kreatif: rasa ingin tahu, imaginatif, tertantang, dan berani mengambil risiko

c. Kualifikasi perilaku keterikatan terhadap tugas: tekun, bertanggung-jawab, disiplin, kerja keras, keteguhan, dan berdaya juang

d. Kualifikasi perilaku kecerdasan emosi: pemahaman terhadap diri sendiri, pemahaman terhadap orang lain, pengendalian diri, kemandirian, penyesuaian diri, harga diri, dan berbudi pekerti

e. Kualifikasi perilaku kecerdasan spiritual: pemahaman mengenai apa yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain.

4. Evaluasi program kelas akselerasi

Evaluasi program kelas akselerasi dilaksanakan oleh tim pengelola program kelas akselerasi, guru-guru akselerasi ditambah para wakil kepala sekolah dan kepala sekolah. Kepala sekolah hanya sebagai motivator dan penanggung jawab yang menyediakan sarana dan prasarana. Bentuk dan waktu pelaksanaan evaluasi dilakukan melalui rapat pada hari tertentu. Aspek yang dievaluasi meliputi: SDM (guru dan karyawan), hasil PBM, sarana prasarana, keuangan, kepeserta didikan, pengelolaan program, prestasi akademik, dan non akademik.

(13)

peserta didik. Pada setiap tahap atau unit pembelajaran yang didasarkan pada kriteria keberhasilan tertentu (tingkat ketuntasan belajar), hasil evaluasi ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan peserta didik yang boleh melanjutkan ke materi selanjutnya dan peserta didik yang belum mencapai ketuntasan mendapatkan perbaikan (remidi).

Secara garis besar hasil evaluasi dapat digunakan antara lain untuk menentukan kenaikan kelas, pengembangan program dan penyempurnaan pelayanan baik pelayanan kegiatan belajar-mengajar maupun pelayanan lainnya seperti kegiatan di luar kelas yang bermanfaat untuk menyelaraskan dan mengembangkan kematangan peserta didik.

Pada dasarnya evaluasi yang digunakan pada program akselerasi sama dengan evaluasi pada program reguler, yaitu untuk mengukur ketercapaian (daya serap) materi. Adapun sistem evaluasi yang ada di kelas percepatan meliputi:

a. Evaluasi formatif atau ulangan harian.

Evaluasi formatif ialah evaluasi yang ditujukan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah terbentuk setelah mengikuti suatu program atau materi tertentu. Dalam satu semester setiap guru minimal memberikan ulangan harian sebanyak 3 kali. Bentuk soal yang dianjurkan adalah soal uraian.

b. Evaluasi sumatif atau ulangan umum

Evaluasi sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Ulangan umum diberikan lebih cepat dibanding program reguler, sesuai dengan kalender pendidikan program akselerasi. Soal ulangan dibuat sendiri oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan dengan menyusun kisi-kisi serta materi yang penting.

c. Ujian Nasional (UN)

(14)

I. Keunggulan dan Kelemahan Program Akselerasi

Pada umumnya keunggulan yang paling nyata program akselerasi adalah tersedianya kurikulum yang menantang bagi peserta didik cerdas dan berbakat istimewa. Beberapa keuntungan bagi peserta didik yang mengikuti program akselerasi, yaitu:

1. lebih memberikan tantangan daripada program reguler

2. memberi kesempatan untuk belajar lebih mendekati kesesuaian dengan kemampuan sehingga mendorong motivasi belajar

3. terstimulasi oleh lingkungan sosial karena berada dalam satu kelas dengan peserta didik lain yang kemampuan intelektualnya sebanding, sehingga lebih memberikan tantangan dan tidak memungkinkan bermalas-malasan dalam belajar

4. dapat lulus lebih cepat sehingga memungkinkan meraih gelar sarjana pada usia yang relatif muda

Pada umumnya kelemahan-kelemahan yang ada dalam program akselerasi, yaitu:

1. mengurangi kesempatan peserta didik untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya

2. menimbulkan problem sosial dan emosional

3. beban tugas belajar yang banyak dapat menjadi tekanan bagi kesehatan mental

4. kesempatan untuk latihan kepemimpinan berkurang karena masalah fisik dan kematangan sosialnya belum sematang peserta didik lainnya yang lebih tua

5. melakukan akselerasi dalam perkembangan intelektual, tapi tidak dalam aspek-aspek lainnya (emosional dan spiritual)

6. belajar tidak sekedar menguasai ilmu pengetahuan, tapi berpikir, mencari dan menggali pengetahuan, mengerti, menilai, dan membandingkan.

J. Sekolah/Madrasah Berbasis Program Akselerasi

(15)

Pangandaran, SMPN 3 Cilacap, SMP Negeri 1 Malang dan SMP Negeri 3 Malang, SMA Don Bosco Padang, SMAN 81 Jakarta, SMA YSKI Semarang, SMAN 1 Purwokerto, SMA Negeri 5 Malang, SMA Negeri 1 Medan dll.

Sedangkan madrasah yang telah menjalankan program akselerasi dalam manajemen kurikulumnya, misalnya: SDI Al Azhar Serpong, MTs Assalam Solo, MTs Sumber Bungur di Pamekasan, MTs Denanyar di Jombang, dan MTs Pajarakan di Probolinggo, SMP al Azhar Serpong, MAN 1 Malang, MAN 3 Malang, SMA Plus Sutomo, SMA Plus Muhammadiyah, SMA Plus Al-Azhar Medan dll.

K. Permasalahan pada Program Akselerasi

Berbagai macam permasalahan yang terjadi pada penyelenggaraan program akselerasi misalnya:

- Pemahaman teori manajemen dan teori akselerasi belum tersosialisasikan secara optimal, baik di lingkungan birokrasi pendidikan, maupun kalangan pemerintah kota/kabupaten, bahkan di kalangan persekolahan.

- Permasalahan sosial karena kesibukan yang luar biasa akhirnya porsi kehidupan sosial berkurang. Berbagai pengalaman sosial sebaya tidak dialami oleh peserta didik kelas akselerasi, mengingat porsi pembelajaran lebih banyak dibandingkan dengan peserta didik reguler.

- Kelas akselerasi lebih terlihat eklusif dan membuat peserta didiknya merasa lebih dibandingkan dengan peserta didik reguler sehingga membuat “kelompok-kelompok” dalam sekolah. Ada pula kejadian peserta didik akselerasi yang masuknya dipaksa oleh orang tua karena ambisi sehingga proses belajar tidak bisa maksimal dan juga berdampak terhadap hasilnya. Untuk mengatasi ini sekolah akselerasi membuat berbagai program seperti ekstrakulikuler yaitu: Kemah Sosial, Karya Wisata, dan Lomba Antarkelas. - Hasil tes pengukuran kecerdasan emosional dan spiritual menunjukan

bahwa skor peserta didik akselerasi lebih rendah daripada regular.

(16)

intelektual, sedangkan kecerdasan luar biasa tidak hanya terbatas pada kemampuan intelektual namun juga berupa kemampuan lainnya, yaitu linguistik, musikal, spasial, logika matematika, kinestetik, interpersonal, dan intrapersonal. Akan tetapi, pada kenyataannya kemampuan peserta didik akselerasi hanya dipandang dari aspek kognitif tanpa memandang aspek lainnya seperti aspek afektif dan psikomotorik.

- Pada tanggal 8 Oktober 2014 Dirjen Pendidikan Menengah Kemendikbud, Prof. Dr. Achmad Jazidie pada saat sosialisasi Kurikulum 2013 di Solo mewacanakan pada tahun 2015 mendatang akan menghapus kelas akselerasi untuk peserta didik kategori “cerdas istimewa” di jenjang SMA. Pertimbangan penghapusan itu adalah peserta didik “cerdas istimewa” tidak perlu ditempatkan dalam kelas eksklusif, karena dalam kurikulum 2013 ada sistem satuan kredit semester (SKS) di jenjang SMA.

Menurutnya, dengan sistem SKS para peserta didik “cerdas istimewa” akan bisa menyelesaikan studi lebih cepat dibanding peserta didik pada umumnya. Penggabungan peserta didik “cerdas istimewa” di kelas reguler diharapkan dapat berpengaruh kepada peserta didik yang lain. Mereka dengan mengambil mata pelajaran lebih banyak dari yang lain akan bisa lulus dalam dua tahun, namun mereka tidak dipisahkan secara eklusif. - Kemudian, moratorium K-13 berupa wacana penghapusan Kurikulum 2013

(17)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada dasarnya program akselerasi mempunyai tujuan untuk mewadahi peserta didik yang mempunyai kecerdasan dan bakat istimewa. Keberadaan program akselerasi merupakan implementasi kebijakan dari pemerintah untuk mewadahi peserta didik agar mereka tidak terabaikan sebagai potensi bangsa. Akan tetapi, dalam proses penyelenggaraan di lapangan, masih membutuhkankan pembenahan, antara lain: dalam hal pelaksanaan, sarana prasarana, tujuan dan sasaran. Program akselerasi hendaknya dilaksanakan tidak hanya dalam perkembangan intelektual, tetapi juga dalam perkembangan emosional dan spiritual.

Program akselerasi yang berjalan kurang sesuai dengan tujuan dan sasaran, maka perlu adanya usaha dari pemerintah sebagai pengambil kebijakan untuk melakukan perbaikan dalam menyelenggarakan program akselerasi melalui evaluasi menyeluruh terhadap sekolah/madrasah penyelenggara program akselerasi.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan sebagai berikut:

1. Bagi guru, kepala sekolah dan ketua pengelola program kelas akselerasi pendidikan supaya dapat meningkatkan kinerjanya dalam mengelola kelas akselerasi dengan seluruh warga sekolah agar terwujud pendidikan yang unggul dan kompeten tanpa mengesampingkan peserta didik reguler.

2. Penawarkan konsep Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management/ TQM) sebagai alternatif model manajemen dengan menempatkan konsultan pendidikan sebagai penolong bagi sekolah/madrasah.

3. Bagi sekolah/madrasah penyelenggara program akselerasi di masing-masing kabupaten untuk membentuk perkumpulan atau wadah untuk bertukar pendapat tentang implementasi program akselerasi pendidikan.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. (2003). Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: CV. Penerbit Diponegoro

Depdiknas. (2009). Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa (Program Akselerasi), Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Lif Khoiru Ahmadi. (2011). Pembelajaran Akselerasi. Jakarta: Prestasi Pustakarya Permendiknas No 34 tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang

mempunyai Potensi Kecerdasan dan / atau Bakat istimewa

Reni Akbar dan Hawadi. (2004). Akselerasi: A-Z Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak Berbakat Intelektual. Jakarta: Grasindo Widiasarana Indonesia Sutratinah Tirtonegoro. (2001). Anak Supernormal dan Program Pendidikannya.

Yogyakarta: Bumi Aksara

UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Dwi Haris MastunNisa’. “Implementasi Pembelajaran Kelas Akselerasi” dalam

http://banjirembun.blogspot.com/2012/08/implementasikelas-akselerasi-dalam.html .

M. Asrori Ardiansyah, “Kurikulum Program Akselerasi”, dalam http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/kurikulum-programakselerasi.html http://digilib

.unimed.ac.id/efektivitas-manajemen-sma-penyelenggara-program-akselerasi-di-kota-medan/13

Referensi

Dokumen terkait

memiliki tujuan tertentu dan dilakukan dengan aturan aturan tertentu secara sistimatis seperti adanya aturan waktu,.. target denyut nadi, jumlah

[r]

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Kabupaten

kompilasi tetap mempertahankan norma al-Nisa' ayat 11 yang telah menjadi standar dalarn hukun} islarn. c) Asas Individual, yang berarti bahwa harta warisan mesti

Serial animasi sedikit banyak memberikan pengaruh dalam perkembangan krakter anak, dari kebiasaan anak untuk menonton serial animasi dapat menumbuhkan lima nilai karakter

IMPLEMENTASI SEBAGIAN SELF-REGULATED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA SMK BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sekretariat DPRD Kabupaten Bangka Tengah akan merencanakan pegadaan Barang/Jasa sebagai berikut:. Pengguna Anggaran :

NO NAMA PAKET PEKERJAAN JENIS PENGADAAN VOLUME LOKASI PAGU ANGGARAN. SUMBER