• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Peserta Didik Di Sekolah D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Karakteristik Peserta Didik Di Sekolah D"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Salah satu komponen dalam unsur pendidikan ialah adanya peserta didik. Karena seorang tidak akan bisa disebut sebagai pendidik jika tidak ada peserta didik yang dididiknya. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya sebagai seorang peserta didik, pastinya ia memiliki sebuah potensi yang akan berkembang suatu saat nanti, baik potensi secara akademik (pelajaran) maupun potensi non-akademik (bukan pelajaran).

Keanekaragaman sifat (karakter), golongan, lingkungan dan kekuatan berfikir dari individu tersebut (sebagai peserta didik) kadang dapat menjadi suatu hambatan bagi pendidik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didiknya. Dimana sebagai seorang pengajar harus mampu mengarahkan dan mengembangkan potensi anak didiknya, baik secara akademik maupun membekalinya dengan moral/akhlak yang baik, agar potensinya tidak disalahgunakan oleh peserta didik tersebut saat dia besar kelak.

Disinilah peran penting seorang pendidik, dimana ia harus bisa mengembangkan potensi anak didiknya yang memiliki karakter-karakter yang berbeda, mungkin dengan cara ia masuk pada dunia anak didiknya demi mengetahui bagaimana karakter setiap individu yang diajarnya. Sehingga nantinya anak didik diharapkan tersebut menjadi generasi yang maju, ulet, juara, rajin dan berbudi luhur demi memajukan perkembangan kehidupan bangsa.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang disebutkan sebelumnya, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan individu sebagai peserta didik? 2. Bagaimana karakteristik individu sebagai peserta didik?

(2)

2

4. Apakah perbedaan perkembangan peserta didik? 1.3.Tujuan

Berdasarkan uraian rumusan masalah yang disebutkan sebelumnya, penulisan makalah ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Pembaca mampu memahami maksud individu sebagai peserta didik 2. Pembaca mengerti karakteristik individu sebagai peserta didik 3. Pembaca mampu menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan

individu sebagai peserta didik

4. Pembaca mampu menjelaskan perbedaan perkembangan peserta didik

1.4. Manfaat

Berdasarkan uraian tujuan yang disebutkan sebelumnya, penulisan makalah ini digunakan untuk memperoleh manfa’at pada para pembaca agar pembaca mengerti mengenai :

1. Maksud individu sebagai peserta didik 2. Karakteristik individu sebagai peserta didik

(3)

3 BAB II PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Individu Sebagai Peserta Didik 2.1.1. Pengertian Individu

Istilah individu berasal dari kata indivera berarti satu kesatuan organisme yang tidak dapat di bagi-bagi lagi atau tidak dapat dipisahkan. Individu merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau perseorangan. Manusia merupakan kesatuan psikofisis (jasmani dan rohani) yang khas (unik) dan terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan itu merupakan sifat kodrati manusia yang harus mendapat tempat dan perhatian. Mengingat pentingnya arti pertumbuhan dan perkembangan ini, persoalan yang berkaitan dengan hal itu akan dijelaskan secara khusus.

2.1.2. Pengertian Peserta Didik ditinjau dari Usia

Setiap individu dikatakan sebagai peserta didik apabila ia telah memasuki usia sekolah. Usia 4 sampai 6 tahun di taman kanak-kanak. Usia 6 atau 7 tahun di sekolah dasar. Usia 13 sampai 16 di sekolah menengah pertama dan usia 16 sampai 19 tahun di sekolah menengah atas. Jadi peserta didik adalah anak, individu yang tergolong dan tercatat sebagai siswa di dalam satuan pendidikan.

2.2.Karakteristik Individu Sebagai Peserta Didik

Sebagai seorang individu pasti memiliki sifat bawaan ( heredity ) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan sekitar dia berada. Menurut ahli psikologi, kepribadian seseorang terbentuk oleh perpaduan faktor pembawaan dan lingkungan sekitarnya.

(4)

4

Misalnya seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis keluarga, yaitu garis keluarga ayah dan garis keluarga ibu. Sejak terjadinya pembuahan atau konsepsi kehidupan yang baru itu secara berkesinambungan, dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor lingkungan yang merasangsang pertumbuhan dan perkembangannya. Masing-masing perangsang tersebut, baik secara terpisah atau terpadu dengan rangsangan yang lain, semuanya membantu perkembangan potensi-potensi biologis demi terbentuknya tingkah laku manusia yang dibawa sejak lahir. Hal itu akhirnya membentuk suatu pola karakteristik tingkah laku yang dapat mewujudkan seseorang sebagai individu yang berkarakteristik yang berbeda dngan individu-individu lain ( karena faktor lingkungan dan rangsangan ). 2.2.1. Gambaran Umum Karakter Peserta Didik

1.1 Anak didik adalah subjek

Maksudnya yaitu pribadi yang memiliki kedirisendirian, dan kebebasan dalam mewujudkan dirinya sendiri untuk mencapai kedewasaaannya. Jadi, tidak dibenarkan jika anak didik sebagai “objek”, maksudnya sebagai sasaran yang dapat diperlakukan dan dibentuk dengan semena-mena oleh pendidiknya.

1.2 Anak didik sedang berkembang

Setiap anak didik memiliki perkembangan, dalam setiap proses perkembangan tersebut terdapat tahapan-tahapannya. Oleh karena itu setiap anak didik yang berada dalam tahap perkembangan tertentu menuntut perlakuan tertentu pula dari orang dewasa terhadapnya. 1.3 Anak didik hidup dalam “dunia” tertentu

Setiap anak didik hidup dalam “dunia” nya sesuai tahap perkembangannya, jenis kelaminnya, dan lain-lain. Anak didik harus diperlakukan sesuai dengan keanakannya atau sesuai dengan dunianya. Sebagai contoh adalah kehidupan anak SD berbeda dengan anak, SMP atau SMA. Oleh karena itu perlakuan pendidik terhadap anak SD, SMP dan SMA berbeda, sesuai dengan kebutuhan dan masanya.

(5)

5

Anak didik adalah subjek yang berasal dari keluarga dengan latar belakang lingkungan alam dan sosial budaya tertentu.oleh karena itu, anak didik akan memiliki karakteristik tertentu yang berbeda – beda sebagai akibat pengaruh lingkungan dimana ia dibesarkan atau dididik. Dalam praktek pendidikan, pendidik perlu memeperhatikan dan memperlakukan anak didik dalam konteks lingkungan dan sosial budayanya.

1.5 Anak didik memiliki ketergantungan kepada orang dewasa

Setiap anak memiliki kekurangan dan kelebihan tertentu.dalam perjalanan hidupnya, anak masih memerlukan perlindungan, anak masih perlu belajar berbagai pengetahuan, perlu latihan dan keterampilan, anak belum tahu mana yang benar dan salah, yang baik dan tidak baik, serta bagaimana mengantisipasi kebutuhan dimasa depannya. Dibalik kebebasannya untuk mewujudkan dirinya sendiri dalam rangka mencapai kedewasaan, anak masih memerlukan bantuan orang dewasa.

1.6 Anak didik memiliki potensi dan dinamika

Bantuan orang dewasa berupa pendidikan agar anak didik menjadi dewasa akan mungkin dicapai oleh anak didik. Hal ini disebabkan anak didik memiliki potensi untuk menjadi manusia dewasa dan memiliki dinamika, yaitu aktif sedang berkembang dan mengembangkan diri, serta aktif dalam menghadapi lingkungannya dalam upaya mencapai kedewasaan.

2.2.2. Faktor Penentu Karakter Peserta Didik

Secara umum faktor penentu karakter seorang peserta didik dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor intern ( dari dalam diri ) dan faktor extern ( dari luar dirinya ). Atau dalam dunia psikologi, karakter peserta didik terdiri dari faktor faktor keturunan ( pembawaan ) dan faktor lingkungan ( pengalaman ).

(6)

6

Empirisme menyatakan perkembangan pribadi dibentuk oleh lingkungan hidupnya. Aliran yang menyatakan bahwa kedua faktor itu secara terpadu memberikan pengaruh tarhadap karakter seseorang adalah aliran Konvergensi.

2.2.3. Aspek Perbedaan Karakter Peserta Didik

Setiap peserta didik yang belajar suatu, pasti memiliki karakteristik ( sifat ) yang berbeda-beda, tidak terkecuali kembar siam pun pasti memiliki karakteristik yang berbeda. Berikut ini contoh aspek-aspek perbedaan jenis karakter peserta didik tersebut :

 Aspek emosional/kemauan.

Aspek tentang emosi peserta didik. Semisal biasanya anak tersebut mudah marah karena lingkungan keluarganya yang keluarga preman.

 Aspek sosial psikologis.

Aspek tentang psikologis peserta didik. Semisal biasanya anak tersebut nilainya bagus saat sekolah, lama kelamaan nilainya menurun diakibatkan perpecahan orang tua dirumahnya.

 Aspek sosial budaya.

Aspek tentang hubungan peserta didik dengan lingkungan sekitar. Semisal saat ia setingkat SLTA biasanya anak tersebut setelah pulang langsung bermain hingga sore bersama teman-temannya, namun setelah lulus SLTA ia sudah tidak pernah lagi untuk komunikasi dengan temanny karena kesibukannya bekerja pada suatu perusahaan.

 Kemampuan intelektual terpadu secara integratif terhadap faktor lingkungan.

(7)

7

Karakteristik tersebut diatas bersifat khusus, dengan kata lain tidak dapat disamakan dengan individu-individu lainnya. Seseorang peserta didk juga memerlukan sebuah pengakuan dari pihak lain ( orang lain ) tentang kemampuannya. Semisal karakter peserta didik yang memiliki intelektual tinggi mendapat piala juara I sekolahnya, kemudian ingin memiliki piagam penghargaan sebagai tanda jika ia memiliki kapasitas sebagai juara. Sehingga, dengan adanya penghargaan mengenai karakter yang dia miliki tersebut, ia akan selalu berkeinginan untuk mempertahankannya.

2.2.4. Pengaruh Karakter Peserta Didik pada Lingkungan

Keadaan kehidupan sekarang dipengaruhi oleh keadaan sebelumnya, dan kondisi yang akan datang banyak ditentukan oleh kehidupan pada saat ini. Jika lsejak awal perkembangannya, kehidupan pribadi itu terbentuk secara terpadu dan harmonis, tingkah laku yang merupakan pengejawantahan berbagai aspek pribadi itu akan baik pula. 2.3.Pertumbuhan dan Perkembangan Individu Peserta Didik

2.3.1. Pertumbuhan Fisik Peserta Didik

Pertumbuhan secara fisik peserta didik meliputi : a. Pertumbuhan sebelum lahir

Masa sebelum lahir merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena masa itu merupakn awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan-jaringan saraf ya ng membentuk sistem yang lengkap. b. Pertumbuhan setelah lahir

(8)

8

Pada saat lahir, bayi hanya mampu menggerakkan tangannya secara reflektif ke arah kepalanya. Setelah umur 3 bulan, ia mulai mampu berguling, pada umur 5 bulan ia mulai telungkup, merangkak pada umur 7 bulan. Pola dan urutan pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisik diikuti oleh perkembangan kemampuan mental dan sosialnya.

Pertumbuhan fisik, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku anak sehari-hari. Secara langsung, pertumbuhan fisik akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisik akan mempengaruhi cara anak itu memandang dirinya sendiri dan memandang orang lain.

Tahap perkembangan berlangsung secara berurutan, terus menerus, tetap. Berlaku secara terus umum dalam suatu tempo dan irama perkembangan sesuai dengan irama masing-masing individu. Gejala kelambatan perkembangan dapat dilihat pada:

1. Jika pertumbuhan fisik jauh tertingal dengan bayi lain tanpa sebab khusus, maka dapat diupahami fisiknya tergangu.

2. Jika kemampuan berbicara terlambat dibanding dengan anak lain pada masa perkembangan, diperkirakan fungsi fisiknya mengalami hambatan

Pentingnya memahami pertumbuhan dan perkembangan anak: 1. Pada masa anak (umur SD) terjadi proses perkembangan yang

cepat. Hal ini dapat kita lihat pada tahun

pertama,pertumbuhannya akan terlihat begitu cepat.

2. Kesan pertama/tanggapan awal akan berpengaruh lama dalam perkembangan anak. Ada ungkapan, kecil teranja-anja besar terbawa-bawa, belajar diwaktu kecil bagai mengukir di atas batu, belajar sesudah dewasa bagai mengukir di atas air.

(9)

9

3. Sesuatu yang kompleks dapat dianalisis dari yang sederhana. Contoh kalimat yang panjang mesti terdiri dari kalimat yang pendek.

2.3.2. Perkembangan pada Peserta Didik Perkembangan peserta didik antara lain : a. Perkembangan intelek

Intelek atau daya pikir seseorang berkembang sejalan dengan pertumbuhan syaraf otaknya. Karena daya pikir menunjukkan fungsi otak, kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik.

b. Perkembangan emosi

Emosi atau perasaan merupakan salah satu potensi kejiwaan yang khas dimiliki manusia. Keinginan untuk segera memenuhi kebutuhan, terutama kebutuhan primer, merupakan hal yang wajar bagi tiap individu. Emosi ini merupakan perasaan yang disertai oleh perubahan atau perilaku fisik. Misalnya, perasaan marah ditunjukkan oleh reaksi teriakan dengan suara keras. Orang yang sedang bergembira akan melonjak-lonjak sambil tertawa lebar sepuasnya.

c. Perkembangan sosial

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, setiap individu tidak dapat berdiri sendiri, tetapi memerlukan bantuan lainnya. Ia memerlukan teman. Pada umumnya, setiasp anak akan lebih tertarik kepada teman sebaya yang sama jenis kelaminnya. Anak-anak itu kemudian akan membentuk kelompok sebaya sebagai dunianya, memahami dunianya, dan dunia pergaulan yang lebih luas.

d. Perkembangan bahasa

(10)

10

dapat diartikan sebagai tanda, gerak, dan suara untuk menyampaikan isi pikiran dan perasaqan kepada orang lain.

Berbicara adalah bahasa lisan. Dalam perkembangan awalnya, bayi menyampaikan isi piiran atau perasaannya dengan menangis, tersenyum atau ocehan. Perkembangan lebih lanjut, yang telah berusia 6-9 tahun, ia mulai berkomunikasi dengan satu kata atau dua kata, seperti maem, mama, mimi, dan sebagainya.

e. Bakat khusus

Bakat adalah kemampuan khusus yang dimiliki oleh setiap individu yang memerlukan rangsangan atau latihan agar berkembang dengan baik.

f. Sikap, nilai, dan moral

Bloom (Woofolk dan Nicolich, 1984:390) mengemukakan bahwa tujuan akhir proses belajar, yaitu penguasaan pengetahuan

(kognitif), penguasaan nilai dan sikap (efektif), dan penguasaan keterampilan (psikomotorik).

2.3.3. Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik menurut usia 1. Perkembangan yang berlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24

bulan. Masa ini adalah masa ynng sangat bergantung kepada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai misalnya; bahasa, koordinasi sensori motor dan sosialisasi.

2. Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa pra sekolah. Selama fase ini mereka belajar melakukan sendiri banyak hal dan berkembang keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan kesiapan untuk bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan temannya. Memasuki kelas satu SD menandai berakhirnya fase ini.

(11)

11

keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai memastiki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula. 4. Fase remaja adalah masa perkembangan yang merupakan transisi

dari masa anak-kanak ke masa dewasa awal, yang dimulai kira-kira umur 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. Remaja mengalami perubahan-penibahan fisik yang sangat cepat, perubahan perbandingan ukuran bagian-bagian badan, berkembangnya karakteristik seksual seperti membesarnya payudara, tumbuhnya rambut pada bagian tertentu dan perubahan suara. Pada fase ini dilakukan upaya-upaya untuk mandiri dan pencarian identifas diri. Pemikirannya Iebih logis, abstrak dan idealis. Semakin lama banyak waktu dimanfaatkan di luar keluarga.

Pada saat ini para ahli tidak lagi berpendapat bahwa perubahan-perubahan akan berakhir pada fase ini. Mereka mengatakan bahwa perkembangan merupakan proses yang terjadi sepanjang hayat. 2.4.Perbedaan Perkembangan Individu Peserta Didik

Setiap individu terjadi variasi individual dalam perkembangan yang menyangkut variasi yang dampaknya terjadi pada aspek fisik maupun psikologis. Hal ini terjadi karena perkembangan itu sendiri merupakan suatu proses perubahan yang kompleks, melibatkan berbagai unsur yang saling berpengaruh satu sama lain. Namun, biasanya perbedaan yang paling mudah dikenali adalah perbedaan fisik, seperti bentuk badan, warna kulit, bentuk muka, tinggi badan, sikap perilaku seperti kelincahan, banyak bergerak, suka bicara, pendiam, tidak aktif, dan nada suaranya rendah.

(12)

12

melakukan korupsi pada negara karena kepintaran intelektualnya untuk memanipulasi.

2.4.1. Jenis Perbedaan Perkembangan a. Perbedaan kognitif

Kognitif adalah kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada dasarnya, kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Hasil belajar ini merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dan pengaruh lingkungan. Dari hasil belajar yang di ukur terus belajar ini, tingkat kognitif seorang individu dapat di ketahui. Tes hasil belajar yang digunakan hendaknya memnuhi persyaratan sebagai tes yanng baik, sehingga tes tersebut harus valid dan andal (reliable). Tingkat inteligensi seseorang (IQ) seseorang sangat mempengaruuhi kemampuan kognitifnya. Semakin tinggi nilai kecerdasan seseorang, semakin tinggi pula tingkat kemampuan kognitifnya.

b. Perbedaan dalam kecakapan bahasa

Bahasa merupakan salah satu kemampuan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, yaitu untuk menyatakan pikiran dan perasaannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang bermakna. Pengalaman dan kematangan merupakan faktor pendukung perkembangan anak dalam kemampuan berbahasa. c. Perbedaan dalam kecakapan motorik

Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja syaraf motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk melakukan berbagai kegiatan.

(13)

13 d. Perbedaan dalam latar belakang

Lingkungan sosial budaya maupun lingkungan fisik akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda. Perbedaan latar belakang dan pengalaman dapat memperlancar atau menghambat kemampuan atau prestasi seseorang.

e. Perbedaan bakat

Bakat adalah kemampuan khusus yang dibawa atau dimiliki seseorang sejak lahir.

f. Perbedaan dalam kesiapan belajar

Anak berumur 6 tahun yang memasuki sekolah dasar di kelas I, mungkin berbeda satu, dua, bahkan tiga tahun dalam tingkat kesiapan untuk mengambil manfaat dari pendidikan formal. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian bahwa kemampuan mental atau umur mental (mental age) bagi anak-anak kelas satu sekolah dasar ditemukan dalam rentangan umur kronologis antara 3 tahun sampai 8 tahun.

Sikap apatis, pemalu, kurang percaya diri akibat dari kesehatan yang kurang baik, cacat tubuh, dan latar belakang yang miskin pengalaman, akan memengaruhi perkembangan pemahaman dan ekspresi dari seseorang.

2.4.2. Perkembangan Yang Tidak Sesuai Pada Peserta Didik

Pada dasarnya, setiap individu/peserta didik pasti mengalami perkembangan pemikiran. Bahkan kadang ada beberapa peserta didik yang dapat dikatakan mengalami keterlambatan perkembangan, atau juga percepatan perkembangan. Ada banyak faktor mengapa individu-individu tersebut mengalami keterlambatan atau percepatan perkembangan. Yaitu :

 Keterlambatan perkembangan

(14)

14

goncangan, yang mengakibatkan beberapa syaraf yang tidak bekerja. Sehingga ketika lahir ia menderita tuna rungu, karena penyakitnya tersebut ia menjadi kesulitan berkomunikasi yang mengakibatkan sulitnya berkembang. Sedangkan contoh untuk yang extern ialah ketika ia berada dimasyarakat, ia kesulitan berkomunikasi karena menderita tuna rungu, ketika ada acara/event ia tidak dapat mengikuti karena ia menderita kelainan. Sehingga ia mengalami keterlambatan perkembangan.

 Percepatan perkembangan

(15)

15 BAB III

KESIMPULAN dan SARAN 3.1. Kesimpulan

Seorang peserta didik ialah anak dalam usia sekolah yang belajar pada instansti formal ataupun non formal. Dimana ia nanti akan dibimbing oleh pengajar, yang mana pengajar tersebut nantinya juga akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik tersebut. Disamping pengaruh pengajar pada saat itu, pastinya individu-individu tersebut memiliki karakter (sifat) yang berbeda-beda. Dimana karakter tersebut terbentuk dari bawaan (lingkungan intern) ataupun lingkungan extern (masyarakat luas).

Setiap individu pasti mengalami pertumbuhan (perubahan fisik) dan perkembangan (perubahan pemikiran), sehingga pasti setiap individu mengalaminya. Terdapat perbedaan perkembangan pada individu yang dikatakan peserta didik. Misalnya yaitu perbedaan perkembangan dari segi emosional, kemampuan berbahasa, bakat, dan yang lainnya. Namun kadangkala terdapat individu yang mengalami proses perkembangan tersebut tidak pada waktunya. Kelainan tersebut tidak dapat langsung berubah, namun pasti terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi perkembanganny, yaitu faktor-faktor intern maupun extern. Misalkan contoh kasus seorang anak yang meniru kelakuan orang dewasa, dimana sebenarnya anak tersebut bukan saatnya mengerti hal tersebut.

(16)

16

DAFTAR PUSTAKA

1. Enung Fatimah. 2006. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: CV Pustaka Setia

2. http://nasuprawoto.wordpress.com/2012/08/15/karakteristik-peserta-didik/ 3.

http://diaryapipah.blogspot.com/2011/10/penelitian-karakteristik-peserta-didik.html

4. http://onnyrudianto.wordpress.com/2011/07/24/beberapa-karakter-peserta-didik/

5. http://elektrohalima206.blogspot.com/2013/02/karakteristik-peserta-didik.html

6. http://maratulibha.blogspot.com/2012/06/perkembangan-peserta-didik-individu-dan.html

7. http://akromislamiccenter.blogspot.com/2011/05/peserta-didik-pengertian-kewajiban-dan.html

8. http://id.wikipedia.org/wiki/Peserta_didik

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian absorpsi air pada komposit untuk aplikasi papan partikel semen didapatkan nilai yang paling tinggi yaitu sebesar ±11,13 phr pada variasi

Dalam memproduksi program talk sow Dr.Oz Indonesia Tim Produksi yang meliputi Eksekutif Produser, Produser, dan Poduksi Asisten meeting bersama Unit Manajemen

Dari definisi – definisi para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang melibatkan sejumlah kelompok kecil

Tenaga keperawatan yang berkualitas mempunyai sikap profesional untuk meningkatan kualitas pelayanan di Rumah Sakit, Keperawatan tingkat lanjut,

Analisis filogenetika berdasarkan sekuen nukleotida daerah 16S rRNA menunjukkan bahwa isolat RbLPK1-9 memiliki kemiripan dengan Pseudomonas fluorescens Biotipe G

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab terjadinya pernikahan dini di Kota Lhokseumawe yaitu kebiasaan masyarakat setempat, remaja putri tidak sekolah lagi, takut berbuat

Sedangkan pada area fasilitas rawat inap, kenyamanan pengunjung lebih dipengaruhi aspek kenyamanan ruang (ukuran perabot, jarak antar perabot, lebar tangga saat

Akan tetapi, sebagaimana diperlihatkan oleh Deleuze, Guattari, Lyotard, Foucault, dan Baudrillard, fondasi dari dunia penampakan itu telah beralih pada hasrat dan kehendak