• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 3.1 Model Penelitian Spral Kemmis dan Mc Taggart 3.2 Setting dan Karakteristik subjek penelitian 3.2.1 Setting Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gambar 3.1 Model Penelitian Spral Kemmis dan Mc Taggart 3.2 Setting dan Karakteristik subjek penelitian 3.2.1 Setting Penelitian"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

30

Tindakan Kelas merupakan penelitian yang bersifat memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Penelitian ini mengacu pada konsep

Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66) dimana terdapat empat tahap

yakni perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi (observation), serta

refleksi (reflection). Model tersebut digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1

Model Penelitian Spral Kemmis dan Mc Taggart

3.2 Setting dan Karakteristik subjek penelitian

3.2.1 Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu,

Ambarawa Semester 2 tahun ajaran 2016-2017. SDN Jambu 01 Kecamatan

Jambu, Ambarawa beralamat di Desa Jambu, Kecamatan Jambu Kabupaten

Semarang Jawa Tengah. Lokasi SD ini berada di tengah perkampungan yang

(2)

memiliki luas tanah sekitar 2,290 m². Adapun jumlah siswa secara keseluruhan

yakni 181 dengan komposisi 97 siswa laki-laki dan 84 siswa perempuan dan 13

tenaga pengajar.

3.2.2 Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu,

Ambarawa dengan jumlah 29 siswa, yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 13

siswa perempuan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April tahun 2017.

Alasan peneliti memilih kelas tersebut sebagai subjek penelitian adalah

berdasarkan hasil observasi awal pada pembelajaran matematika tentang bilangan

pecahan, hasil belajar siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa

masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar

matematika siswa, khususnya pada materi bilangan pecahan.

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.3.1 Variabel Penelitian

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yakni variabel bebas dan

variabel terikat.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang sifatnya berdiri sendiri dan dapat

mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

model pembelajaran PBL.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri dan

tidak dapat memberi pengaruh terhadap variabel lain. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa kelas 4 SDN Jambu 01

Kecamatan Jambu, Ambarawa.

3.3.2 Definisi Operasional

a. Model pembelajaran PBL adalah model pembelajaran dimana guru

menyajikan masalah yang telah terjadi kepada siswa dan melibatkan siswa

dalam pemecahan masalah yang akan dipilih. Siswa membentuk kelompok

2-3 orang untuk memecahkan masalah yang akan dipilih. Guru memotivasi

(3)

guna memperoleh jawaban dan pemecahan masalah. Siswa mengembangkan

informasi yang diperoleh melalui pengetahuannya dan menyajikannya dalam

laporan. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi

terkait penyelidikan yang telah mereka lakukan.

b. Hasil belajar adalah peningkatan pemahaman terhadap materi pelajaran yang

diajarkan oleh guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam

penelitian ini skor hasil belajar kognitif diperoleh melalui soal pilihan ganda

yang dikerjakan oleh siswa di setiap siklusnya.

3.4 Rencana tindakan

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan Kemmis & Mc. Taggart yang

terdiri dari 4 tahapan kegiatan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action),

pengamatan (observasi) serta refleksi (reflection) yang akan dilakukan dalam 2

siklus. Adapun langkah-langkah tindakan pada setiap siklusnya yaitu mulai dari

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hal ini dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

3.4.1 Siklus I

a. Perencanaan

1. Permohonan ijin pelaksanaan penelitian di SDN Jambu 01 Kecamatan

Jambu, Ambarawa.

2. Melaksanakan observasi untuk mendapatkan data berupa kondisi awal

proses pembelajaran matematika kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan

Jambu, Ambarawa.

3. Mengidentifikasi masalah-masalah yang terdapat pada proses

pembelajaran matematika kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu,

Ambarawa.

4. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan standar

kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD).

5. Merancang pembelajaran dengan PBL.

6. Membuat lembar pengamatan observasi untuk mengamati kegiatan guru

(4)

7. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang diperlukan, antara lain lembar

kerja kelompok, kapur tulis, dan lain-lain.

8. Menyusun alat evaluasi (soal evaluasi) pada akhir siklus.

b. Pelaksanaan

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan siklus I pada penelitian

ini adalah:

1. Guru menerapkan metode pembelajaran PBL pada pembelajaran

matematika materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan berbagai

bentuk bilangan pecahan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), dengan membagi siswa secara kelompok.

2. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada siswa. Kemudian

siswa bersama kelompok membagi tugas pada masing-masing anggota

kelompok untuk mengumpulkan data, informasi dan berdiskusi

memecahkan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan

berbagai bentuk bilangan pecahan.

3. Guru berkeliling membimbing, mengawasi, memfasilitasi dan memotivasi

siswa yang kesulitan menyelesaikan masalah.

4. Guru melakukan evaluasi terhadap hasil diskusi kelompok

5. Guru membimbing siswa melakukan refleksi diri terkait dengan materi

dan kebermanfaatan materi pelajaran dengan kehidupan mereka sehari-hari

6. Pada akhir siklus diadakan tes evaluasi kemampuan pemecahan masalah.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan. Observasi meliputi

pengamatan aktivitas siswa dan aktivitas peneliti sebagai guru selama

pembelajaran berupa lembar observasi dalam proses pembelajaran.

1. Observasi aktivitas siswa

Pengamatan aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama penerapan

pembelajaran Matematika dengan metode pembelajaran PBL pada operasi

hitung penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk bilangan pecahan,

(5)

pemecahan masalah berdasarkan atas kemampuan siswa dalam memahami

masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah, melakukan

pengecekan kembali.

2. Observasi aktivitas guru

Pengamatan aktivitas guru berdasarkan atas kemampuan guru menerapkan

PBL dalam pembelajaran, seperti memberikan masalah

mengorganisasikan siswa untuk memahami masalah, mengarahkan siswa

dalam kelompok, membimbing siswa dalam diskusi, membimbing siswa

dalam menarik kesimpulan dan kemampuan dalam melaksanakan evaluasi.

d. Refleksi

Data yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan

yang telah dilakukan dianalisis dan dikaji keberhasilan dan kekurangannya. Hasil

refleksi siklus I merupakan bahan penyusunan rencana tindakan pada siklus II.

3.4.2 Siklus II

a. Perencanaan

1. Mengidentifikasi data dan informasi dari hasil refleksi pada siklus I.

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan standar

kompetensi (SK) menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah, dan

kompetensi dasar mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.

3. Merancang pembelajaran dengan PBL.

4. Membuat lembar observasi untuk mengamati kegiatan guru dan siswa

selama proses pembelajaran berlangsung.

5. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang diperlukan, antara lain lembar

kerja kelompok, kapur tulis, dan lain-lain.

6. Menyusun alat evaluasi (soal evaluasi) pada akhir siklus.

b. Pelaksanaan

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Memperbaiki tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

2. Guru menerapkan metode pembelajaran PBL pada pembelajaran

(6)

bentuk bilangan pecahan, sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), dengan membagi siswa secara kelompok.

3. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada siswa. Kemudian

siswa bersama kelompok membagi tugas pada masing-masing anggota

kelompok untuk mengumpulkan data, informasi dan berdiskusi

memecahkan masalah operasi hitung perkalian dan pembagian berbagai

bentuk bilangan pecahan.

4. Guru memantau perkembangan kemampuan siswa memecahkan masalah

operasi hitung perkalian dan pembagian berbagai bentuk bilangan

pecahan.

5. Guru melakukan evaluasi terhadap hasil diskusi kelompok.

6. Pada akhir siklus diadakan tes evaluasi kemampuan pemecahan masalah

siklus II.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan. Observasi meliputi

pengamatan aktivitas siswa dan aktivitas peneliti sebagai guru selama

pembelajaran berupa lembar observasi dalam proses pembelajaran.

1. Observasi aktivitas siswa

Pengamatan aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama penerapan

pembelajaran Matematika dengan metode pembelajaran PBL pada operasi

hitung perkalian dan pembagian berbagai bentuk bilangan pecahan, yang

nantinya apakah dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan

masalah berdasarkan atas kemampuan siswa dalam memahami masalah,

merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah, melakukan

pengecekan kembali.

2. Observasi aktivitas guru

Pengamatan aktivitas guru berdasarkan atas kemampuan guru menerapkan

Problem Based Learning dalam pembelajaran, seperti memberikan

masalah mengorganisasikan siswa untuk memahami masalah,

mengarahkan siswa dalam kelompok, membimbing siswa dalam diskusi,

(7)

a. Refleksi

Data yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dari siklus II

yang telah dilakukan dianalisis dan dikaji keberhasilan dan kekurangannya.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes

Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa yang dilakukan

pada akhir kegiatan setiap siklusnya atau yang biasa disebut dengan post test

dengan memberikan sejumlah soal kepada subjek penelitian. Dalam

pengumpulan data alat yang digunakan berupa soal tes yang telah disesuaikan

dengan indikator dari materi bilangan pecahan.

2. Observasi

Observasi digunakan untuk mendapat data mengenai perkembangan aktivitas

siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga bisa

dilihat dalam pelaksanaan pembelajaran apakah sudah sesuai dengan kondisi

dan proses seperti yang diharapkan. Adapun observasi dilakukan oleh

observer yakni guru kelas 4 SDN 01 Jambu Kecamatan Jambu Ambarawa

sebagai kolaborator.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

1. Tes

Tes yang diberikan yakni tes tertulis berbentuk ganda yang diberikan pada

akhir siklus. Adapun kisi-kisi tes evaluasi kemampuan pemecahan masalah

(8)

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Tes Siswa Siklus I

No Kompetensi Dasar Indikator No. Item Jumlah

1 6.1Menjelaskan arti pecahan dan urutannya.

6.1.1Menjelaskan arti pecahan dan urutannya

1,2,3,22,

23,24,25 7

6.1.2Menuliskan pecahan pada garis bilangan

No Kompetensi Dasar Indikator No. Item Jumlah

1 6.3Menjumlahkan pecahan. 6.3.1Menjumlahkan pecahan biasa yang berpenyebut sama

1,2,3,4,5, 6,7,8,9,10,

10

6.3.2Menjumlahkan pecahan biasa yang berpenyebut berbeda

6.3.3Menjumlahkan desimal 21,22,23, 24,25,26,

pembelajaran Matematika melalui model pembelajaran PBL yang dilakukan oleh

(9)

Tabel 3.3 mandiri dan kelompok

17,18,19,20 4

1. Skor 1 jika pernyataan tersebut dilakukan guru dalam kategori kurang.

2. Skor 2 jika pernyataan tersebut dilakukan guru dalam kategori cukup.

3. Skor 3 jika pernyataan tersebut dilakukan guru dalam kategori baik.

4. Skor 4 jika pernyataan tersebut dilakukan guru dalam kategori sangat baik.

(10)

Tabel 3.4

c. Melakukan investigasi secara mandiri dan

1. Skor 1 jika pernyataan tersebut dilakukan siswa dalam kategori kurang.

2. Skor 2 jika pernyataan tersebut dilakukan siswa dalam kategori cukup.

3. Skor 3 jika pernyataan tersebut dilakukan siswa dalam kategori baik.

4. Skor 4 jika pernyataan tersebut dilakukan siswa dalam kategori sangat baik.

Kriteria Penilaian

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2010: 173). Valid berarti instrumen tersebut

(11)

suatu item valid atau tidak dapat mengacu pada pedoman yang dikemukakan oleh

Muhidin dan Abdurrahman (2009: 173) sebagai berikut:

a. Jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r maka item tersebut

dinyatakan valid

b. Jika nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai tabel r maka item tersebut

dinyatakan tidak valid

Menurut Wardani dkk (2012: 344) reliabilitas tes adalah kemampuan alat

ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg. Selain itu,

Wardani dkk (2012: 344) juga mengemukakan tujuan utama menghitung

reliabilitas skor tes adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan

keajegan (consistency) skor tes. Artinya, penghitungan reliabilitas suatu instrumen

dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keajegan instrumen dari variabel yang

hendak diukur. Pengukuran reliabilitas instrumen dalam penelitian ini mengacu

pada dituliskan oleh Wardani dkk (2012: 346) yakni sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kriteria Tingkat Reliabilitas Instrumen

Indeks Interpretasi

0,80-1,00 Sangat Reliabel < 0,80-0,60 Reliabel < 0,60-0,40 Cukup Reliabel < 0,40-0,20 Agak Reliabel

< 0,20 Kurang Reliabel

Dalam penelitian ini validitas dan reliabilitas instrumen dihitung dengan

menggunakan SPSS versi 24.

3.6.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I

Uji coba instrumen penelitian dilakukan di luar sasaran penelitian yakni

diujicobakan pada siswa kelas V SDN Jambu 01 Kecamatan jambu Ambarawa

yang berjumlah 30 siswa. Artinya, butir soal tes dinyatakan valid apabila nilai

rhitung > rtabel. Nilai rtabel dalam uji coba instrumen ini untuk jumlah 30 siswa

(12)

Tabel 3.6

Validitas Soal Evaluasi Siklus I

No Kriteria No. Soal Jumlah

1 Valid 1,2,3,6,7,8,9,11,13,14,15,16,18,20,22,25,26,27,29,30 20

2 Tidak Valid

4,5,10,12,17,19,21,23,24,28 10

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 30 butir soal evaluasi yang

diujicobakan 10 soal dinyatakan tidak valid dan 20 soal dinyatakan valid. Adapun

soal yang dinyatakan valid yakni soal nomor

1,2,3,6,7,8,9,11,13,14,15,16,18,20,22,25,26,27,29,30. Sedangkan soal yang tidak

valid yakni pada nomor 4,5,10,12,17,19,21,23,24,28. Dari 20 item yang valid

tersebut, diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,924 dengan demikian dapat

dikatakan bahwa instrumen soal evaluasi siklus I sangat reliabel.

3.6.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II

Tabel 3.7

Validitas Soal Evaluasi Siklus II

No Kriteria No. Soal Jumlah

1 Valid 1,2,3,6,7,8,9,11,12,13,14,15,16,17,18,20,21,22,23,25 ,26,27,29,30

25

2 Tidak

Valid

4,5,10,19, 28 5

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 30 butir soal evaluasi yang

diujicobakan 5 soal dinyatakan tidak valid dan 25 soal dinyatakan valid. Adapun

soal yang dinyatakan valid yakni soal nomor

1,2,3,6,7,8,9,11,12,13,14,15,16,17,18,20,21,22,23,25,26,27,29,30. Sedangkan soal

yang tidak valid yakni pada nomor 4,5,10,19, 28. Dari 20 item yang valid

tersebut, diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,889 dengan demikian dapat

dikatakan bahwa instrumen soal evaluasi siklus II sangat reliabel.

3.7 Uji Taraf kesukaran Soal Evaluasi

Tingkat kesukaran soal menurut Slameto dalam Wardani (2012: 338) adalah

angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir

(13)

sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu makin sukar

(Wardani, 2012: 338). Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat

kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah,

sedang dan sukar (Sudjana, 2011: 137). Untuk menentukan indeks kesukaran

digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N = Jumlah siswa

Kriteria indeks kesulitan sol sebagai berikut:

I = 0,00-0,30 masuk dalam kategori sukar

I = 0,31-0,70 masuk dalam kategori sedang

I = 0,71-1,00 masuk dalam kategori mudah

Tabel 3.8

Taraf Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I

Indeks kesukaran No. item Jumlah item

Mudah 1,3,6,9,15,29,30 7

Sedang 2,7,8,11,13,14,16,18,20,22,25,26,27 13

Sukar - -

Total item 20

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 20 item valid, yang

memiliki indeks kesukaran kategori mudah berjumlah 7 item yaitu pada nomor

Item 1,3,6,9,15,29,30. sedangkan item yang memiliki indeks kesukaran dengan

kategori sedang berjumlah 13 item yakni pada item nomor

2,7,8,11,13,14,16,18,20,22,25,26,27. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

dari 20 item soal valid yang terdapat pada soal evaluasi siklus I, 7 item memiliki

indeks kesukaran mudah dan 13 item memiliki indeks kesukaran sedang.

Selanjutnya, hasil uji taraf kesukaran soal evaluasi siklus II dapat dilihat pada

(14)

Tabel 3.9

Taraf Kesukaran Soal Evaluasi Siklus II

Indeks kesukaran No. item Jumlah item

Mudah 6,9,11,12,15,17,21,29,30 9

Sedang 1,2,3,7,8,13,14,16,18,20,22,23,24,25,26 ,27

16

Sukar

Total item 25

Berdasarkan tabel 3.8 dapat dijelaskan bahwa dari 25 item valid, yang

memiliki indeks kesukaran kategori mudah berjumlah 9 item yaitu pada nomor

Item 6,9,11,12,15,17,21,29,30. sedangkan item yang memiliki indeks kesukaran

dengan kategori sedang berjumlah 16 item yakni pada item nomor

1,2,3,7,8,13,14,16,18,20,22,23,24,25,26,27. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa dari 25 item soal valid yang terdapat pada soal evaluasi siklus II, 9 item

memiliki indeks kesukaran mudah dan 16 item memiliki indeks kesukaran sedang.

3.8 Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan harapan terjadinya peningkatan hasil belajar

siswa pada pembelajaran matematika yang didasarkan pada kenaikan nilai

rata-rata siswa satu kelas dari siklus I ke siklus II. Penggunaan PBL dalam penelitian

ini dinyatakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa jika 80% dari jumlah siswa mendapat nilai ≥ KKM yakni 65.

3.9 Teknik Analisis Data

Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

berupa hasil tes evaluasi kemampuan pemecahan masalah pada siswa di setiap

akhir siklus dan data kualitatif yang berupa hasil observasi aktivitas guru dan

siswa. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskripsi

komparatif. Teknik ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil penelitian pra

siklus dan tiap siklus yang telah dilakukan. Setelah memperoleh data, langkah

selanjutnya adalah mengolah data dan menganalisis data hasil tes evaluasi

kemampuan pemecahan masalah dan lembar observasi terhadap aktivitas guru dan

Gambar

Gambar 3.1 Model Penelitian Spral Kemmis dan Mc Taggart
Tabel  3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru
Tabel  3.4 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa
Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Reliabilitas Instrumen
+4

Referensi

Dokumen terkait

Setiap prodi dimungkinkan akan memiliki nama matakuliah yang sama, namun dengan kode matakuliah yang berbeda untuk prodi masing-masing, misalnya matakuliah TPB maupun

2013 ‘Effect of Exercise on Reproductive Hormones in Female Athletes’, International Journal of Sport and Exercise Science, 51, pp.. Perbedaan pemberian latihan fisik intensitas

Sistem penanaman monokultur kacang tanah menghasilkan tingkat erosi lebih rendah dari sistem monokultur jagung, hal ini disebabkan karena dalam pertumbuhannya tajuk

Nikmat waktu, pikiran, dan tenaga yang tiada terukur di berikan-Nya sehingga skripsi dengan judul Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Hal ini dikarenakan serat ampas tebu yang memiliki ukuran lebih besar dari partikel sabut kelapa dapat berperan sebagai penguat pada papan komposit yang

Instrumen atau alat yang digunakan untuk pengumpulan data dan informasi mengenai masalah pengaruh layanan informasi terhadap kesehatan mental siswa kelas VII SMP

Suatu perdamaian harus ada timbal balik dalam pengorbanan pada diri pihak-pihak yang berperkara maka tiada perdamaian apabila salah satu pihak dalam suatu

No Nama Rumah Sakit Provinsi Kota Alamat Rumah Sakit No Telepon Fasilitas PPH, PPH Plus, PSS (Black Card).. HS,