• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE BELAJAR AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR ALAT UKUR SISWAKELAS X SMK MUHAMMADIYAH 3 KLATEN UTARA TAHUN PELAJARAN 20142015 THE IMPLEMENTATION OF GROUP TO GROUP EXCHANGE TO IMPROVE LEA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN METODE BELAJAR AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR ALAT UKUR SISWAKELAS X SMK MUHAMMADIYAH 3 KLATEN UTARA TAHUN PELAJARAN 20142015 THE IMPLEMENTATION OF GROUP TO GROUP EXCHANGE TO IMPROVE LEA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015   671  

PENERAPAN METODE BELAJAR AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE)

UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR ALAT UKUR SISWAKELAS X SMK MUHAMMADIYAH 3 KLATEN UTARA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

THE IMPLEMENTATION OF GROUP TO GROUP EXCHANGE TO IMPROVE LEARNING CREATIVITY AND LERNING ACHIEVEMENT OF MEASUREMENT TOOL

SUBJECT AMONG THE TENTH GRADE STUDENTS OF SMK MUHAMMADIYAH 3 KLATEN UTARA

IN THE ACADEMIC YEAR 2014/2015

Mursyid Zuny Aziz1 & Samsul Hadi2

1 & 2

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

E-mail: morzet.tan@yahoo.co.id

ABSTRACT

This study aimed to describe (1) learning creativity of measurement tool subject among the tenth grade students of SMK Muhammadiyah 3 Klaten Utara in the academic year 2014/2015 and (2) learning achievement of measurement tool subject among the tenth grade students of SMK Muhammadiyah 3 Klaten Utara in the academic year 2014/2015. This study was an action research. Techniques collecting data used test and documentation. This study shows that (1) the implementation of group to group exchange could improve learning creativity. The learning creativity of cycle was 45.23, while the learning creativity in cycle II was 45.23. (2) the implementation of group to group exchange could improve learning achievement of measurement tool subject among the tenth grade students of SMK Muhammadiyah 3 Klaten Utara in the academic year 2014/2015. There was improvement of scores in cycle I and cycle II. The average score in cycle I was 58.85, cycle II was 75.14. It could be stated that the implementation of group to group exchange to improve learning creativity and lerning achievement of measurement tool subject among the tenth grade students of SMK Muhammadiyah 3 Klaten Utara in the academic year 2014/2015.

(2)

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015   672

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan (1) kreativitas belajar alat ukur dan (2) hasil belajar alat ukur melalui metode belajar aktif Tipe Group to Group Exchange (GGE) siswa kelas X SMK Muhammadiyah 3 Klaten Utara tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Teknik pengumpulan data menggunakan angket, tes, dan dokumentasi. Hasil analisis data menggunakan analysis deskriptif kuantitatif untuk menentukan prosentase data kreativitas dan hasil belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) metode belajar aktif tipe Group to Group Exchange (GGE) dapat meningkatkan kreativitas belajar alat ukur. Kreativitas belajar siswa pada siklus I termasuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata (Means) = 45,23, sedangkan kreativitas belajar siswa pada siklus II termasuk dalam kategori tinggi dengan nilai rata-rata (Means) = 54,77. (2) Metode belajar aktif tipe Group to Group Exchange (GGE) dapat meningkatkan hasil belajar (ranah kognitif) alat ukur. Berdasarkan data perolehan nilai siswa dari pra tindakan, siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa adanya peningkatan rata-rata nilai siswa. diketahui hasil tes pada siklus I bahwa nilai rata-rata pretest siklus I sebesar 58,85 meningkat pada posttest sebesar 75,14 dengan peningkatan sebesar 16,19%. Nilai rata-rata pretest siklus II sebesar 73,14 meningkat menjadi 85,14 pada posttest dengan peningkatan 12%. Berdasarkan analisis yang diperoleh dari data hasil observasi dan hasil tes, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakn metode pembelajaran Group to Group Exchange (GGE) dapat meningkatkan kreativitas belajar dan hasil belajar mata pelajaran alat ukur.

Kata Kunci: metode GGE, kreativitas, dan hasil belajar

PENDAHULUAN

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah menengah yang setara dengan sekolah menengah atas, namun SMK lebih mempersiapkan peserta didiknya untuk dapat terjun langsung ke lapangan pekerjaan setelah lulus. Oleh karena itu, di SMK siswanya dituntut untuk memiliki keahlian-keahlian yang sesuai dengan bidang yang dipilih mereka.

Kreativitas belajar siswa sangat penting untuk ditingkatkan dalam proses belajar mengajar untuk membantu meningkatkan prestasi belajar alat ukur. Alat ukur merupakan mata pelajaran yang menuntut siswa perlu memilki rasa ingin tahu dalam memecahkan suatu masalah. Rasa ingin tahu sebagai salah satu indikator kreativitas menunjukkan bahwa betapa pentingnya kreativitas belajar siswa

perlu ditingkatkan dan dikembangkan. Pentingnya kreativitas tertera dalam Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Pasal 3 yang intinya adalah melalui pendidikan diharapkan dapat mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa, berakhlak mulia, cakap, kreatif, dan mandiri. Hal ini jelas bahwa kreativitas belajar siswa perlu ditingkatkan, sehingga potensi pada siswa dapat dikembangkan dengan baik.

(3)

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015   673     berfikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan

terjadinya proses dalam kempuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diferensiasi, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan.

Kreativitas ditentukan oleh kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa setiap harinya. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasi dari proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, serta perubahan aspek-aspek lain pada individu yang belajar (Nana Sudjana, 2010:5). Menurut Syai’ful Bahri Djamarah (2011:13), belajar adalah serangkai kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Utami Munandar (2012:10), ciri-ciri aptitude adalah berhubungan dengan kognisi, dengan proses berfikir sedangkan. Ciri-ciri non aptitude lebih berkaitan dengan sikap dan perasaan. Ciri-ciri kemampuan berfikir kreatif (aptitude) adalah keterampilan berfikir lancer, yaitu mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, keterampilan berfikir kelenturan, yaitu menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, dan keterampilan berfikir orisinal, yaitu mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik. Ciri-ciri afektif (nonaptitude) adalah memiliki kepercayaan diri, bersifat ulet, memiliki apresiasi estetik, dan memilikisifat berani kemandirian.

Guru selaku pembimbing perlu menerapkan model pembelajaran yang tepat bagi siswa. Salah satu metode belajar yang dapat diterapkan adalah metode belajar aktif Tipe Group to Group Exchange (GGE) dalam proses pembelajaran. Sehingga diupayakan agar siswa dapat mengatasi rasa bosan mendengarkan materi yang disajikan oleh guru. Selain itu, siswa juga dapat berlatih menyelesaikan masalah dengan cara berkelompok. Sehingga hal tersebut dapat meningkatkan cara berpikir kritis siswa. Menurut Slavin (2005:29) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Isjoni (2010:15) mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran.

Pembelajaran dengan menggunakan model belajar aktif tipe Group to Group

Exchange dilakukan dengan cara belajar

(4)

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015   674

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Suharsimi Arikunto (2014:16) menjelaskan penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk yang bertujuan untuk memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik belajar-mengajar, memperbaiki pemahaman dari praktik belajar-mengajar, serta memperbaiki situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilakukan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Muhammadiyah 3 Klaten Utara Tahun Pelajaran 2014/2015 tahun

pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 35 siswa. Objek penelitian adalah kreativitas dan hasil belajar alat ukur siswa yang diperoleh dari penerapan model pembelajaran aktif tipe Group to Group Exchange pada pelajaran alat ukur

siswa kelas X SMK Muhammadiyah 3 Klaten Utara Tahun Pelajaran 2014/2015. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, tes, dan dokumentasi. Hasil analisis data menggunakan analysis deskriptif kuantitatif untuk menentukan prosentase data kreativitas dan hasil belajar.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

a. Deskripsi Pratindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 3 Klaten Utara. Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti menyusun instrumen serta melakukan konsultasi kepada guru mengenai materi dan RPP yang akan digunakan. Peneliti menyampaikan kepada siswa bahwa kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan menggunakan metode pembelajaran tipe Group to Group Exchange (GGE). Dalam persiapan

sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti mengamati keikutsertaan siswa saat kegiatan proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui proses belajar.

Berdasarkan hasil proses belajar tiap siswa tersebut maka peneliti dapat mengetahui hasil belajar setiap siswa dengan menggunakan tipe Group to Group Exchange (GGE). Guru dan peneliti sepakat untuk melakukan peningkatan proses belajar siswa dalam proses pembelajaran. Selain mengamati proses belajar siswa, peneliti meminta data berupa hasil ulangan kepada guru kelas X SMK Muhammadiyah 3 Klaten Utara untuk dijadikan skor kemampuan awal. Hasil nilai kemampuan awal siswa kelas X SMK Muhammadiyah 3 Klaten Utara digunakan sebagai perbandingan dalam melakukan pembelajaran pada siklus I. Hasil nilai kemampuan awal tersebut dapat dilihat pada lampiran.

(5)

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015   675     (37,14%) dan siswa yang dinyatakan belum

tuntas belajar sebanyak 22 siswa (62,86%). Nilai rata-rata 69 masih di bawah KKM 75, sehingga perlu dilakukan tindakan pembelajaran yang lebih baik. Untuk meningkatkan hasil belajar, pada tindakan siklus I dan siklus II penelitian menggunakan metode pembelajaran tipe Group to Group Exchange (GGE).

b. Perbandingan Kreativitas Siswa dalam

Belajar

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata (Means) = 45,23. Nilai tersebut berada

pada kategori sedang pada interval 42,75 < ≤

52,25. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar siswa kelas pada siklus I adalah dalam kategori sedang. Adapun distribusi skor kreativitas belajar belajar siswa kelas pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Skor Kreativitas Belajar (n = 35)

No Interval Frekuensi Persentase

1. 61,75 ke atas 0 0%

2. 52,25 < 61,75 8 22,86% 3. 42,75 < 52,25 16 45,71% 4. 33,25 < 42,75 11 31,43

5. 33,25 ke bawah 0 0%

Total 35 100%

Berdasarkan hasil data angket kreativitas belajar tiap siswa tersebut, dapat dijelaskan bahwa kreativitas belajar pada siklus I adalah sedang. Guru dan peneliti sepakat untuk melakukan peningkatan kreativitas belajar siswa

(6)

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015   676

Gambar 1. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Kreativitas

Belajar pada Siklus I

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata (Means) = 54,77. Nilai tersebut berada

pada kategori tinggi pada interval 52,25 < ≤

61,75. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa kreativitas belajar siswa pada siklus II adalah dalam kategori tinggi. Distribusi skor kreativitas belajar belajar siswa dapat dilihat pada tablel 2.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Kreativitas Belajar (n = 35)

No Interval Frekuensi Persentase

1. 61,75 ke atas 8 22,86%%

2. 52,25 < 61,75 16 45,71%

3. 42,75 < 52,25 10 28,57%

4. 33,25 < 42,75 1 2,86%%

5. 33,25 ke bawah 0 0%

Total 35 100%

Berdasarkan hasil kreativitas belajar tiap siswa Tabel 2, dapat dijelaskan bahwa kreativitas belajar adalah tinggi. Guru dan peneliti sepakat untuk melakukan peningkatan kreativitas belajar siswa dalam proses

(7)

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015   677     Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Kreativitas

Belajar pada Siklus II

c. Perbandingan Hasil Belajar Siswa antara

Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran Group to Group Exchange (GGE) dapat dilihat dari hasil belajar

siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan

yang berupa nilai kemampuan awal yaitu ulangan harian, nilai akhir tes siklus I dan nilai tes akhir siklus II. Berikut disajikan rata-rata nilai siswa yang memenuhi KKM pada kemampuan awal, hasil tes akhir siklus I dan hasil tes akhir siklus II.

Tabel 3. Rata-rata Nilai dan Jumlah Siswa yang Memenuhi KKM

Pra siklus Siklus I Siklus II

Pretest Posttest Pretest Posttest

Rata-rata Nilai 69 58,85 75,14 73,14 84,14 Jumlah Nilai ≥75 13 0 15 11 28

Jumlah siswa 35

Dari tabel tersebut diketahui hasil tes pada siklus I bahwa nilai rata-rata pretest siklus I sebesar 58,85 meningkat pada posttest sebesar 75,14 dengan peningkatan sebesar 16,19%. Nilai rata-rata pretest siklus II sebesar 73,14

(8)

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015   678

2. Pembahasan

a. Pelaksanaan Pembelajaran dengan

Metode Pembelajaran Group to Group

Exchange (GGE)

Pembelajaran dengan metode pembelajaran Group to Group Exchange (GGE) telah dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran, guru memilih topik yang mencakup gagasan, kejadian, pendapat, atau konsep yang berbeda. Dalam pembelajaran, topik yang dipilih mencakup konsep yang berbeda. Topik tersebut mendukung pertukaran pendapat atau informasi. Guru kemudian membagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah tugas yang diberikan.

Guru memberikan waktu yang mencukupi kepada tiap kelompok untuk menyiapkan menyajikan topik yang ditugaskan kepada kelompok mereka masing-masing, untuk nanti di presentasikan kepada kelompok lain. Guru meminta kelompok untuk memilih juru bicara dan meminta tiap juru bicara untuk memberikan presentasi kepada kelompok lain. Setelah presentasi singkat, guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan atau menawarkan pendapat mereka sendiri kepada penyaji materi (juru bicara). Beri kesempatan anggota lain dari kelompok juru bicara untuk memberikan tanggapan.

Dilanjutkan presentasi kelompok lain agar tiap kelompok berkesempatan memberikan informasi dan menjawab serta menanggapi pertanyaan dan komentar kelompok lainnya. Perbandingkan dan perbedakan pendapat dan

informasi yang dipertukarkan. Variasi dapat dilakukan dengan meminta setiap kelompok melakukan diskusi sebelum presentasi dan menggunakan diskusi bersama untuk masing-masing presentasi sub-kelompok

b. Kreativitas Belajar

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata (Means) = 45,23. Nilai tersebut berada pada

kategori tinggi pada interval 42,75 < ≤ 52,25.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar siswa kelas pada siklus I adalah sedang. Artinya, siswa belum maksimal dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa kurang semangat saat mengikuti pembelajaran karena pembelajaran berpusat pada guru dimana pembelajaran di kelas terlihat monoton, seharusnya pembelajaran yang dilakukan dengan dua arah akan menghasilkan pembelajaran yang lebih menarik dan efektif diharapkan siswa dapat terdorong terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap kreatif dan perilaku. Akan tetapi mereka asyik ngobrol sendiri saat merasa jenuh dan hanya sebagian kecil siswa yang memperhatikan dan mencatat mata pelajaran yang diberikan oleh gurunya.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata (Means) = 54,77. Nilai tersebut berada

pada kategori tinggi pada interval 52,25 < ≤

(9)

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015   679     dari guru dalam proses belajar mengajar yang

berupa pengetahuan sehingga dapat menemukan sesatu yang baru dalam belajarnya. Siswa sudah terlihat kreatif dalam mengembangkan kreativitas belajar di kelas.

c. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan data perolehan nilai siswa dari pra tindakan, siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa adanya peningkatan rata-rata nilai siswa. diketahui hasil tes pada siklus I bahwa nilai rata-rata pretest siklus I sebesar 58,85 meningkat pada posttest sebesar 75,14 dengan peningkatan sebesar 16,19%. Nilai rata-rata pretest siklus II sebesar 73,14 meningkat menjadi 85,14 pada posttest dengan peningkatan 12%.

Peningkatan terjadi karena metode pembelajaran Group to Group Exchange (GGE)

pada siklus II dilaksanakan lebih baik dan sesuai dengan rencana pada siklus I. Skor yang diperoleh siswa pada tes siklus II banyak yang mengalami peningkatan dari skor tes siklus I. Namun, ada beberapa siswa yang mengalami penurunan skor pada tes siklus II dari skor tes siklus I. Penurunan skor mungkin disebabkan karena siswa kurang berkonsentrasi dalam mengerjakan tes atau kurang persiapan mengikuti tes. Berdasarkan analisis yang diperoleh dari data hasil observasi dan hasil tes, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Group to Group Exchange (GGE) dapat meningkatkan

kreativitas belajar dan hasil belajar mata pelajaran alat ukur

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Metode belajar aktif tipe Group to Group Exchange (GGE) dapat meningkatkan

kreativitas belajar alat ukur siswa kelas X SMK Muhammadiyah 3 Klaten Utara. Kreativitas belajar siswa pada siklus I termasuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata (Means) = 45,23, sedangkan kreativitas belajar siswa pada siklus II termasuk dalam kategori tinggi dengan nilai rata-rata (Means) = 54,77.

2. Metode belajar aktif tipe Group to Group Exchange (GGE) dapat meningkatkan hasil

(10)

Jurnal Taman Vokasi Volume 3 No 2 Des 2015   680

SARAN

Berdasarkan hasil analisis, peneliti memberikan beberapa saran untuk sekolah, guru, siswa, dan peneliti berikutnya sebagai berikut.

1. Bagi sekolah disarankan untuk memberikan kebijakan kepada guru dalam mengajar dengan menggunakan berbagai model dan media pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

2. Guru hendaknya menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bagi siswa, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman tanpa adanya tekanan yang berlebihan dan memilih model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

3. Kuantitas dan kualitas belajar perlu ditingkatkan dan tentu saja keyakinan siswa akan kemampuan diri sendiri untuk dapat menguasai materi merupakan hal yang sangat penting. yang ada di sekolah dan di rumah untuk meningkatkan pengetahuannya.

4. Bagi peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian lanjutan tentang upaya meningkatkan kreativitas belajar dan hasil belajar alat ukur dengan menggunakan metode pembelajaran Group to Group Exchange (GGE) diharapkan

dapat menggunakan perspektif yang berbeda, sehingga hasil penelitian lebih kuat

DAFTAR PUSTAKA

Isjon. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Iskandar Agung. 2010. Meningkatkan Pembelajaran Bagi Guru. Jakarta Timur: PT Bestari Buana Murni.

Nana Sudjana. 2010. Cara Belajar Siswa Aktif dalam proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Suharsimi Arikunto. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Gambar

Gambar 1. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Kreativitas
Tabel 3. Rata-rata Nilai dan Jumlah Siswa yang Memenuhi KKM

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran menulis teks cerpen melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 10 Makassar, telah dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang telah

Aspek-aspek visi, perencanaan strategik, dan kebermutuan pendidikan, baik yang dipersepsikan oleh subjek manusia maupun yang secara faktual dituangkan dalam dokumen, selanjutnya

Pakaian adat tradisional Jakarta biasa disebut dengan nama Pakaian Adat Betawi yang dipengaruhi dari berbagai corak masyarakat Jakarta yang sangat beragam diantaranya dipengaruhi

Pelari jarak pendek (sprinter) menggunakan segala kemampuannya agar dapat secepatnya sampai garis finish. Untuk menjadi seorang sprinter atau pelari jarak pendek

Adapun perumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana ketahanan beberapa varietas padi terhadap blas dan faktor-faktor yang

[r]

Satisfaction pada indikator Y3 yaitu Multimedia learning yang digunakan Dosen dalam proses belajar mengajar di kelas mampu memberikan informasi sesuai dengan informasi

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: perkembangan motorik halus anak