• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Ajar PIH_UAS materi ajar pih uas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Materi Ajar PIH_UAS materi ajar pih uas"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

HANDOUT

PENGANTAR ILMU HUKUM

(Materi UAS)

(2)

SUMBER-SUMBER HUKUM

Sumber Hukum

adalah tempat di mana kita dpt menemukan

atau menggali norma2 hukum

Apa arti penting Sumber Hukum terkait dengan Masalah Hukum?

Sumber hukum berfungsi sebagai dasar dalam

memecahkan masalah hukum

Ada 2 macam Sumber Hukum (ALGRA):

(3)

Achmad Sanusi, ada 2 Sumber

Hukum:

Sumber Hukum Normal, dibagi 2 macam:

a. Langsung pengakuan UU, spt: UU, perjanjian

antar negara, kebiasaan

b. Tidak langsung diakui UU, spt: perjanjian, doktrin dan yurisprudensi

 Sumber hukum Abnormal, yaitu:

a. Proklamasi b. Revolusi

(4)

Sumber Hukum Formil

Konstitusi

Peraturan Perundang-undangan

Traktat

Yurisprudensi

Perjanjian atau kontrak

Hukum Kebiasaan

(5)

Tata Urutan Peraturan

Perundang-undangan di Indonesia

Berdasarkan UU No.12/2011 ttg Pembentukan Peraturan PerUU

UUD 1945Tap MPR

Undang-Undang/Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang;

Peraturan PemerintahPeraturan Presiden

(6)

Undang-Undang

Aturan yang dibentuk oleh alat perlengkapan

negara yang berwenang untuk itu dan mengikat masyarakat

Makna

UU

Dalam

(7)

Makna UU

Dalam arti materiil: Semua aturan yang

dibuat oleh organ negara dan mengikat masyarakat (peraturan

perundang-undangan)

Dalam arti formal: Hanyalah peraturan

(8)

Asas UU

UU tidak berlaku surut (non retroaktif)Lex specialis derogat legi generale

Lex superior derogat legi inferioriLex posterior derogat legi priori

Fiksi Hukum

Setiap orang dianggap mengetahui hukum

(9)

Hukum Kebiasaan

Perbuatan manusia yang dilakukan secara berulang-ulang untuk hal yang sama

Dapat menjadi Hukum Kebiasaan

Syarat:

1. Pola tindak yang berulang-ulang mengenai suatu hal/peristiwa yang sama

2. Ada pendapat masyarakat yang menerima pola yang

berulang-ulang itu sebagai suatu hal yang dipatuhi diterima

(10)

Traktat

Perjanjian Internasional antara:

1. Negara – Negara

2. Negara – Organisasi Internasional 3. Sesama Organisasi Internasional

Traktat

Traktat Bilateral

(11)

Perjanjian atau

Kontrak

Perjanjian adalah hubungan hukum antara dua orang

atau lebih di mana salah satu pihak mengikatkan dirinya kepada pihak atau di mana keduanya saling mengikatkan diri.

3 Unsur perjanjian: essensialia (syarat sahnya perjanjian),

naturalia (pembawaan asli), accidentalia (tempat terjadinya).

Syarat sahnya perjanjian: adanya kesepakatan,

kecakapan, obyek tertentu, sebab atau dasar yg halal.

Sepakat dan cakap –syarat subyektif; Obyek tertentu dan

(12)

Asas-asas Perjanjian

Asas konsensualisme , artinya perjanjian hrs

didasarkan pada persesuaian kehendak kedua belah pihak (kesepakatan)

Asas pacta sunt servanda, artinya perjanjian

mengikat kdeua belah pihak dan menjadi UU bagi pihak-pihak yg terikat

Asas kebebasan berkontrak, artinya para

(13)

Yurispruden

si

Putusan pengadilan yg memiliki kekuatan hukum tetap yg kemudian diikuti hakim lain utk masalah yg sama

Peranan

1. Memberikan penafsiran thd ketentuan per-UU-an

(14)

Doktrin

Doktrin adalah pendapat atau ajaran

yang dikemukan pakar hukum

Dapat ditemukan dalam

tulisan-tulisan hukum (legal writing)

Doktrin merupakan sumber hukum

tidak langsung

Doktrin merupakan sumber hukum

pelengkap

Doktrin menjadi sumber jika dijadikan

(15)

Sistem Hukum adalah satu kesatuan dari unsur-unsur atau komponen-komponen di dalam hukum di mana masing2 unsur atau komponen tsb saling berhubungan satu dgn lainnya

Hukum sbg sebuah sistem berarti di dalamnya terdiri dari unsur2 atau komponen2 yg saling

bekerja sedemikian rupa, shg membentuk pola dg ciri-ciri tersendiri

(16)

Unsur/Komponen Sistem Hukum

Lawrence M. Friedman

Structure Substance Legal Culture

Berupa

lembaga-lembaga yang berwenang

membuat dan menegakkan hukum

Berupa

materi atau substansi aturan

hukum (norma2 hukum)

Berupa nilai2 dan sikap

(17)

Norma2, lembaga hukum2 dan budaya hukum yang berlaku di suatu negara

Sistem

Dapat ditarik kepada satu induk hukum (Parents Legal

(18)

Major Legal System

A group of jurisdictions may be classified under a generic heading by virtue of heaving similar characteristic

Civil Law Socialist Law Common Law

Hukum

Hukum China dan Jepang Misal:

(19)

Kriteria yang Digunakan untuk

mengklasifikasikan Sistem Hukum ke dalam Major Legal System

 Latar belakang sejarah dan perkembangan

sistem

 Karakteristik (typical) metode berpikir yuridis  Perbedaan lembaga-lembaga hukumnya

Bentuk-bentuk sumber hukum dan perlakuan

terhadap sumber hukum itu

(20)

Sejarah dan Perkembangan

Civil Law

Hukum Romawi

(Sejak 527 SM)

Romano Germanic (Hukum Romawi yg diadopsi Hukum

Jerman)

Hukum Perancis

Seluruh negara di daratan (benua) Eropa

(21)

Gaya Berpikir Yuridis dari Jurist Civil Law

Cenderung merumuskan norma hukum secara

abstrak;

Kejadian-kejadian konkrit ditempatkan di bawah

rumusan-rumusan peraturan perundang-undangan yang bersifat umum;

Bentuk berpikir ditentukan oleh gambaran mengenai

masyarakat dan manusia yg cenderung terencana, dan selalu ingin menemukan aturan hukum yang mampu berlaku untuk jangka waktu yang panjang

Hukum utk mengantisipasi masalah yang muncul di

(22)

Perlakuan terhadap Sumber Hukum dalam Civil Law System

Sumber Hukum

Sumber Hukum

Primer Hukum SekunderSumber

Peraturan

Perundang-undangan

(23)

Precedent di Civil Law System

Precedent di Civil Law System

Metode Deduksi Pengadilan Hakim

Kasus Peraturan

Perundang-undangan

(24)

Silogisme Hukum

Premis Mayor : Peraturan Perundang-Undangan Premis Minor : Fakta atau Peristiwa Konkrit

Konklusi : Hukum Diterapkan dalam Peristiwa Konkrit

Premis Mayor : Pasal 362 KUHP

(25)

Common Law

Sejarah hukum Inggris berawal setelah King William I Raja Normandia pada 1066 menguasai Inggris

Menata – Mensentralisasi sistem feodal Inggris

King menjadi “supreme feodal overlord

(26)

Peran Pengadilan dalam Pertumbuhan Sistem Common Law di Inggris

King Henry I (1110 – 1135)

Sentralisasi

King Courts (Royal Courts)

Case Law

Precedent, Stare Decisis

Writ System

The Circuit of Judge

(27)

Setiap daerah memiliki hukum dan pengadilan sendiri yang diciptakan para landlord (no national legal system)

King

Sentralisasi Pengadilan Unifikasi Hukum

Royal Courts (King Courts)

Judge Made Law

Precedent

(Stare Decisis) The law of

Common Law

Daerah

Baron (Landlord)

Daerah

(28)

Gaya Berpikir Yuridis Jurist

Common Law

 Cenderung berpikir konkrit, kasusistik,

kejadian demi kejadian

 Karena bersifat pragmatis, jiwa empiris,

yang tidak ingin dikungkung oleh formula-formula yang abstrak

melainkan menginginkan setiap

kejadian konkrit dicari penyelesaiannya secara ad hoc.

 Hukum bersifat responsif atas

(29)

Perlakuan terhadap Sumber Hukum dalam Common Law System

Sumber Hukum

Sumber Hukum Primer

Pada mulanya hanya precedent (yurisprudensi) menjadi sumber hukum primer

(30)

Precedent dalam Common Law

Precedent dalam Common Law

Hakim

Metode Induksi

Bermula dari isu-isu yang aktual atau membandingkan Isu-isu yang serupa/sama yang telah diputuskan

oleh pengadilan sebelumnya kemudian baru membuat aturan hukum yang mengikat

(31)

HAKIKAT, TUJUAN DAN FUNGSI

HUKUM

Apa Hukum itu?

Hukum sulit didefinisikan,

Mengapa ?

Van Apeldoorn :

Keberadaan hukum terdapat di seluruh dunia (universal), di

mana ada masyarakat manusia, di situ ada hukum (Cecero: Ubi Societas Ibi Ius)

I Kisch :

(32)

Ahmad Ali

Hukum pada hakekatnya adalah sesuatu yg

abstrak, tapi manifestasinya berujud hal yg

konkrit, shg melahirkan definisi hukum yg amat beragam, tergantung persepsi org thd hukum.

Hukum cakupannya luas sekali :

- Hakim : Hukum adl keputusan

- Ilmuwan : Hukum adl kaidah / norma

- Rakyat : hukum adl tradisi / kebiasaan - Agamawan : Hukum adl ketentuan Tuhan

(33)

KONSEP HUKUM

Ada + 5 Konsep Hukum (Wignjosoebroto S.,1994):

1. Hukum sbg asas2 moralitas & keadilan yg bersifat universal & mjd bagian inheren sistem hukum alam (ius constituendum)

2. Hukum sbg kaidah2 yg dipositipkan, berlaku umum in

abstracto pd waktu ttt & di wilayah ttt, & terbit sbg produk eksplisit suatu sumber kekuasaan politik ttt yg berlegitimasi, dikenal sbg hukum positip/hukum negara (ius constitutum)

3. Hukum sbg putusan2 yg diciptakan hakim in concreto dlm

(34)

4. Hukum adl institusi sosial yg riil & fungsional di dlm sistem kehidupan bermasyarakat, baik dlm proses2 pemulihan ketertiban &

penyelesaian sengketa maupun dlm proses2 pengarahan & pembentukan pola2 perilaku yg baru (Hukum sbg pola perilaku manusia yg

ajek)

5. Hukum sbg makna2 simbolik yg

(35)

Konsep 1, 2 & 3 adl Konsep

Normatif/Dogmatik, Yi Melihat Hukum Sbg :

Norma yang berisi nilai2 keadilan yg hrs diwujudkan (ius

constituendum);

Norma2 yg nyata2 telah terwujud sbg Hukum Positip yg telah terumus jelas (ius costitutum) guna menjamin kepastiannya;

Norma2 hasil cipta penuh pertimbangan hakim di pengadilan tatkala hakim menghukumi perkara dg memperhatikan

terwujudnya kemanfaatan & kemaslahatan bagi para pihak berperkara (Judge Made Law)

Melahirkan : Kajian Hukum Doktrinal / Normatif (Perspektif Internal)

Tujuannya:

(36)

Konsep 4 & 5 adl Konsep Hukum yg Nomologik, Yi Melihat Hukum Sbg :

keteraturan (regularities) yg ada di alam empirik dlm kehidupan

sehari-hari, sine era et studio.

hasil konstruksi & interpretasi para pelaku hukum dari aksi2 serta

interaksi warga masyarakat dlm memahami simbol2 hukum

Melahirkan : KAJIAN NON-DOKTRINAL (Perspektif Eksternal)

Tujuannya:

Utk mengkaji dan menjelaskan secara keilmuan atas fenomena

hukum

Bukan mengajarkan suatu doktrin utk menemukan &

(37)

Pengertian Hukum

Pandangan Dogmatik/Doktrinal/Normatif :

Memandang hukum sebagai ajaran /

normos utk mengatur perilaku manusia.

Pandangan Non-Dogamatis/Empirik :

Tidak memandang hukum sbg normos

(38)

TUJUAN HUKUM

Teori Etis:

Tujuan pokok hukum adl utk menemukan dan merealisasikan

keadilan. Yg menjadi fokus yaitu: 1) hakikat keadilan (subtansi)

2) prosedur utk mewujudkan keadilan (prosedural).

Hakikat keadilan terletak pada penilaian terhadap suatu perlakuan /

tindakan. Ada 2 pihak yi pihak yang memperlakukan dan pihak yg menerima perlakuan. Keadilan hrs terwujud pd kedua belah pihak.

Aristoteles, ada 2 macam keadilan yi :

1. keadilan distributive yakni menghendaki agar setiap orang

mendapatkan apa yg menjadi haknya,

2. keadilan commutative yakni menghendaki agar setiap org mendapatkan hak yg sama banyaknya.

(39)

Teori Positivis:

Tujuan hk adl semata-mata utk

menciptakan kepastian.

Kepastian hukum diwujudkan dg

adanya aturan hukum yg jelas dan tegas.

Aturan hk itu adil/ tidak, ditatati / tidak,

(40)

Teori Utilitis :

 Tujuan hukum adalah utk menciptakan

kemanfaatan / kebahagiaan warga

masyarakat yg sebanyak-banyaknya.

Tujuan Ideal Hukum:

(41)

FUNGSI HUKUM

As a tool of social control

Yi utk mengontrol perilaku masyarakat dg cara menormakan perilaku tsb dg larangan & sanksi tertentu.

Kontrol sosial menentukan tingkah laku yg

dianggap menyimpang. Makin kuat kontrol sosial pada tingkah laku makin berat nilai penyimpangan pelakunya. Misalnya masyarakat yg menganut

(42)

As a tool of social engineering

Yi hukum digunakan utk rekayasa / perubahan masyarakat sesuai yg

dikehendaki.

Pelopor perubahan (Agent of change) adl seseorang atau

sekelompok org yg mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sbg

pemimpin satu atau lebih lembaga2 kemasyarakatan (Pemerintah).

(43)

Sbg Instrumen Politik

Yi sarana utk menyalurkan kebijakan2/kepentingan politik melalui produk perUU. Dalam sistem hukum Indonesia UU adalah produk bersama DPR dan pemerintah. Kenyataan ini tidak dapat disangkal bahwa para politisi yg duduk di DPR lah yg memproduk UU (hukum positip). Ini berarti bahwa hukum tidak dapat dipisahkan dg politik oleh karena hukum merupakan produk keputusan politik.

Menurut Mac Iver ada 2 jenis hukum kaitanya dg kekuasaan politik: (1) hukum yg mengemudikan negara; (2) hukum yg digunakan negara sbg alat memerintah.

(44)

Sbg Mekanisme Integrasi

Yi hukum merupakan pengintegrasi

berbagai kepentingan warga masyarakat baik sblm ada konflik maupun setelah

terjadinya konflik, bersama dengan norma2 sosial lainnya.

Sblm terjadi konflik misal: jika seseorang pembeli barang membayar harga barang, dan penjual menerima uang pembayaran. Setelah terjadinya konflik misal: jika si

pembeli sudah membayar lunas harga barang, akan tetapi penjual tidak mau menyerahkan barang yang telah

(45)

PENEGAKAN & PENEMUAN

HUKUM

 Penegakan Hukum – upaya

mengkonkritkan norma-norma hukum yg abstrak menjadi kenyatan oleh

petugas hukum (das sollen—das sein)

Penegakan hukum pada intinya

menegakkan 3 nilai dasar hukum

(kepastian, kemanfaatan, dan keadilan).

 Dlm penegakan hukum dianut asas: IUS

(46)

PENEMUAN HUKUM

Adalah proses pembentukan hukum oleh hakim/petugas hukum lain yg diberi tugas melaksanakan hukum atas

peristiwa hukum yg konkrit, yg meliputi kegiatan penafsiran dan konstruksi hukum.

Terkadang:

1. Tidak lengkap; 2. Tidak Jelas; atau 3. Kurang Jelas

Teks UU tetap atau sulit berubah, sementara

masyarakat terus berubah

UU selalu ketinggalan dengan peristiwa/fakta Undang-Undang

(47)

Pengadilan Perkara

Dapat Terjadi:

1. Hukumnya tidak ada

2. Hukumnya tidak lengkap

3. Hukumnya kurang atau tidak jelas

Tidak boleh

menolak perkara

(ius curia novit)

Apa yang harus

dilakukan pengadilan

(48)

Kewajiban Hakim untuk Melakukan

Penemuan Hukum

Pasal 16 UU No. 4 Tahun 2004:

Pasal 28 UU No. 4 Tahun 2004:

Pengadilan tidak boleh menolak memeriksa, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukumnya tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan

mengadilinya

Hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat

(49)

Macam-Macam

Metode Interpretasi Hukum menurut J.A. Pontier

Interpretasi Berdasar Tata Bahasa

 Interpretasi Sistematik

 Interpretasi berdasar Sejarah

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

 Penafsiran Sejarah Hukum

 Interpretasi Toleologis  Interpretasi Antisipatif

(50)

Interpretasi Berdasar Tata Bahasa (De Gramatikale of Taalkunde

Interpretatie)

Penafsiran yang berusaha menemukan arti

kata-kata atau kalimat dalam teks peraturan perundang-undangan

Dihubungkan dengan arti kata-kata yang lazim

digunakan dalam bahasa sehari-hari

Dalam peraturan perundang-undangan, kata atau

kata-kata harus diberi arti sebagaimana kata atau kata-kata itu diartikan bahasa sehari-hari

Ketentuan: Dilarang menginjak rumput di taman kota

(51)

Interpretasi Sistematik

(

Sistimatische

Interpretatie

)

Hukum merupakan satu sistem

 Untuk menemukan arti suatu

norma, harus menghubungkan satu ketentuan dengan yang lain baik dalam peraturan perundang-perundangan yang sama maupun dengan peraturan

(52)

Syarat adanya Perjanjian

Pasal Buku III Pasal 1320

KUHPerdata

Kata sepakat

Dibuat oleh orang cakap membuat perjanjian

Hal tertentu

Objek perjanjian tidak bertentangan dengan

kausa yang dibenarkan hukum

Apa tolok ukur orang yang cakap membuat perjanjian ?

(53)

Dewasa

Tidak ada pengertian dan

tolok ukur dewasa dalam Buku III KUHPerdata

Makna dan tolok dewasa

terdapat dalam Buku I

KUHPerdata (21 tahun atau telah menikah)

 Tolok ukur kedewasaan juga

(54)

Interpretasi Berdasar Sejarah

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Wetshistorie

Interpretatie)

Menelusuri bahan-bahan penyusunan

RUU, RPP, Raperda, dll;

Menelusuri naskah pembicaraan di DPR,

DPRD, dll;

Hasil kajian atau naskah akademik

(55)

Interpretasi Sejarah Hukum

(

Rechtshistorie Interpretatie

)

 Berkaitan dengan asal muasal atau pengertian suatu kaidah

 Merupakan metode riwayat suatu pranata atau pengertian hukum

Misalnya: Mengapa dan sejak kapan ada asas hukum nullum delictum nulapoena sine lege

(56)

Interpretasi Toleologis

(

Toleologische

Interpretatie

)

Menemukan pengertian suatu

norma dengan cara menemukan tujuan atau maksud suatu norma atau tujuan yang hendak dicapai undang-undang

Misal: Apa tujuan ancaman

minimal terhadap suatu perbuatan pidana?

Misal: Apa tujuan penetapan umur

(57)

Interpretasi Antisipatif

(

De Anticeperende

Interpretatie

)

Suatu permasalahan hukum diselesaikan

dengan menggunakan ketentuan hukum yang akan berlaku pada masa mendatang

Dalam praktik seringkali suatu UU yang

telah ditetapkan tidak serta merta berlaku. UU akan berlaku setelah melewati masa tertentu

Hakim dapat menggunakan ketentuan

(58)

Selain interpretasi

menurut J.A. Pontier

masih ada interpretasi

yang lain, yakni:

Interpretasi Sosiologis;

dan

(59)

Interpretasi Sosiologis

Peraturan Perundang-undangan tidak

dimaksudkan untuk mengatur masa lampau

Peraturan Perundang-undangan dibuat

untuk mengatur atau memecahkan persoalan hukum pada masa sekarang

Oleh karena itu peraturan

(60)

Interpretasi Ekstensif

Memperluas makna suatu kata dalam

peraturan perundang-undangan

Misalnya : Pengertian barang di Pasal

362 KUHP ditafsir lebih luas oleh hakim

Makna barang mencakup pula aliran

listrik

Jadi, menyambung listrik tanpa izin

(61)

Konstruksi Hukum

Bentuknya:

Analogi (

Argumentum

per analogium

)

Penghalusan

/Penyempitan Hukum

(

Rechtsvervijning

)

Argumentum a

(62)

Analogi

Analogi adalah penerapan suatu ketentuan hukum terhadap keadaan/peristiwa yang pada

dasarnya ada kemiripan dengan unsur-unsur yang

(63)

Contoh Analogi

Pasal 1576 KUHPerdata: “Jual beli

tidak memutuskan perjanjian sewa-menyewa sebelum jangka waktu

sewa berakhir”

Pertanyaan:

Apakah adanya hibah dan pewarisan

(64)

sewa-Ada kemiripan unsur jual beli

dgn hibah atau pewarisan,

yaitu:

Tujuan ketiganya adalah peralihan

hak

 Jadi ada kemiripan unsur dalam jual

beli dengan pewarisan dan hibah

Kesimpulannya:

Hibah dan pewarisan tidak dapat

(65)

Penghalusan/Penyempitan

Hukum

Dalam analogi penerapan hukum

diperluas pada keadaan yang tidak

secara eksplisit diatur dalam ketentuan hukum

Dalam penghalusan hukum, hakim demi

keadilan, dalam suatu peristiwa tidak menerapkan ketentuan hukum yang semestinya berlaku

 Sering pula disebut “Pengecualian

(66)

Argumentum a contrario

Mempersempit

(67)

Argumentum a contrario

Pasal 39 PP No. 9 Tahun 1975:

Waktu tunggu untuk perempuan untuk menikah kembali setelah

putus perkawinan selama 130 hari.

Apakah ketentuan itu dapat

diterapkan terhadap duda yg hendak kawin lagi setelah

(68)

Pada analogi berlaku asas: Peristiwa

yg sama harus diperlakukan sama

 Pada argumentum a contrario

berlaku asas: Peristiwa yg tidak

sama harus diperlakukan tidak sama

Asas ini yg menjadi dasar precedent

(69)
(70)

Bidang2 Studi Hukum

Hukum Perbandingan Hukum

(71)

SOSIOLOGI HUKUM

 Yaitu Cabang Sosiologi yg Mempelajari Hukum

 Berkembang di Indonesia sekitar tahun

1960-an

Tokohnya: Soerjono Soekanto, Satjipto

Rahardjo, Soetandyo W,

Apa perbedaanya dg Ilmu Hukum (Dogmatik)?

 Apa yg mjd objek/fokus kajian Sosiologi

(72)

Objek/Fokus Sosiologi

Hukum

Struktur Normatif Masyarakat: Norma2

sosial sbg kontrol kehidupan masyarakat

Proses Pembentukan dan penegakan

hukum di masyarakat

Ketaatan dan kesadaran hukum

masyarakat

(73)

Apa Manfaat Mempelajari Sosiologi

Bagi Ilmu Hukum Apa…? Titik Temunya di Sosiologi Hukum, Yi menjelaskan :

- Bgm kekuatan2 sosial politik, ekonomi, dan kekuasaan berproses dan

mempengaruhi pembuatan kaedah hukum (Hukum Positip) dan penegakannya.

- Bgm stratifikasi sosial terkait dg penegakan hukum. Apakah dalam

realita sama orang yg stratifikasi tinggi dg yg rendah ?

- Bgm operasionalisasi hukum di tengah2 masyarakat yg tradisonal dan

masyarakat maju (modern)

- Bgm perubahan masyarakat dikaitkan dengan perubahan hukum ?

Dapatkah perubahan sosial dikendalikan oleh hukum ?

- Bgm keadaan hukum itu senyatanya di tengah2 masyarakat. Bgm

(74)

Sosiologi Hukum Ilmu Hukum Dogmatik

Perbedaan

• Mengkaji hukum secara heteronom, yi dikaitkan dg

variabel2 sosial di masyarakat • Mengkaji bekerjanya hukum

secara faktual di masyarakat (law in society)

• Pendekatan yg digunakan deskriptif dan non etis (bebas nilai)

• Tujuan kajiannya utk memberikan penjelasan (explanation)

• Mengkaji hukum secara otonom, yi melulu mengkaji bangunan norma2 hk dan tdk dikaitkan dg variabel2 sosial

• Mengkaji sistematika hukum secara normatif sbg peraturan-peraturan (law in books)

• Pendekatan yg digunakan

preskriptif dan etis (syarat nilai) • Tujuan kajiannya utk memberikan

putusan (decision)

(75)

peraturan-FILSAFAT HUKUM

Menurut Poedjawijatna (1986) Objeknya

ada 6 bagian:

1.Filsafat Ada Umum (Ontologia /

metafisika generalis)

2.Filsafat Ada Mutlak (Theodicea)

3.Filsafat Alam (Cosmologia)

4.Filsafat Manusia (Antropologia) 5.Filsafat Tingkah Laku (Etika)

(76)

Letak Filsafat Hukum

Umum

Ada Ada Mutlak

Ada Khusus Alam

Tdk Mutlak Antropologia

Manusia Etika Fil.HukumFil.Hukum

(77)

APA FILSAFAT HUKUM ITU?

W.Zevenbergen (dalam Hamidjojo, 2011)

Filsafat Hukum adalah filsafat khusus yang dikenakan pada

obyek tertentu yaitu hukum.

Lili Rasyidi

FH adl cabang dr filsafat etika /moral. Objek kajiannya:

hakikat hukum (inti yg terdalam dari hukum), yi hal2 yg tdk dpt dijangkau oleh ilmu hukum (Bagian metafisik hukum). Purnadi Purbacaraka & Soerjono Soekanto (1979)

FH adl kegiatan perenungan & perumusan nilai2,

penyerasian nilai2 (kebendaan dg keakhlakan,

konservatisme dg pembaruan, ketertiban dg ketentraman, dsb)

Satjipto Rahardjo (1982)

(78)

Gustav Radbruch (1952)

FH adalah cabang filsafat yg mempelajari

hukum yg benar / valid yang didasarkan pada nilai2 dasar hukum yaitu keadilan, kepastian, & kegunaan

Van Apeldoorn (1975)

FH menghendaki jawaban atas pertanyaan:

1. Apa hakikat hukum itu?

(79)

Oeripan Notohamidjojo (2011)

Filsafat Hukum membicarakan ttg:

 Apa asal dari hukum?

Apa hakikat dari hukum?

Apa tujuan dari hukum?

Apa kedudukan manusia dalam hukum?

Apa norma-norma bagi penggembalaan

(80)

Objek Kajian Filsafat Hukum

Lingkup/objek kajiannya adalah masalah2 mendasar dari

hukum spt:

1. Apa asal muasal dari hukum?

2. Apa hakikat hukum itu ?

3. Apa tujuan hukum itu ?

4. Apa fungsi hukum itu ?

5. Mengapa orang menaati hukum ?

6. Apa yg mjd kekuatan mengikatnya hukum ?

7. Bagaimana kedudukan Manusia dalam Hukum?

8. Apa norma-norma bagi penggembalaan hukum?

(81)

Apa Kegunaan Mempelajari FH ?

Menghindarkan pemikiran sempit

akibat berkembangnya spesialisasi di bidang hukum

 Mengetahui corak pemikiran hukum

/aliran2 pemikiran hukum dari zaman kuno sampai sekarang

Secara praktis untuk menjelaskan

peranan hukum dalam pembangunan.

(82)

ANTROPOLOGI HUKUM

Yang menjadi titik perhatian adalah kenyataan manusianya berperilaku dalam masyarakat, berdasarkan pada

nilai-nilai budaya masyarakat terkait dengan hukum (Adat)

Misalnya:

Bagaimana perilaku orang Batak dalam kaitannya

dengan larangan perkawinan dalam satu kesatuan marga ?

Sampai sejauh mana tanggung jawab “urang sumande”

di Minangkabau terhadap anak kandungnya ?

Benarkah hak dan kedudukan “anak penyimbang” di

Lampung sebagai ahli waris mayorat ?

Apakah perkawinan dalam bentuk “nyalindung ka

Referensi

Dokumen terkait

menginginkan kinerja lebih baik untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya di daerah. Dalam dunia kerja yang dinamis seperti saat ini, yang mana tugas makin

Hubungan antara Sikap Pribadi yang Negatif dengan Plagiarisme memiliki arah yang positif, sehingga semakin tinggi sikap negatif yang dimiliki mahasiswa dalam mengerjakan

Pemberian enhancer Natrium lauril sulfat pada patch topikal antiinflamasi ekstrak etanol kencur (Kaempferia galanga L).. berpengaruh terhadap rendahnya jumlah

Dari dosis injeksi yang ditemukan, maka akan didapat jumlah kebutuhan sodium hypochlorite agar dosis pada sisi injeksi sisi air pendingin masuk sesuai dengan yang diharapkan.

Pada kompor surya diharapkan absorber miring dapat mensuplai panas dengan prinsip konveksi alamiah. Efisiensi meningkat seiring meningkatnya kapasitas air yang diuji

Dalam tugas akhir ini, diprediksikan kebutuhan air bersih untuk wilayah pelayanan IPA Sumur Dalam Banjarsari PDAM Kota Surakarta pada tahun 2020 dan menganalisis

Sumber: data sekunder yang telah. diolah

Fenomena Ziarah Makam Dikalangan Pasangan Suami Istri dan Implikasinya Terhadap Penciptaan Keluarga Sakinah (Kasus di Makam Mbah dan Nyai Condrodipo di Desa