HANDOUT
PENGANTAR ILMU HUKUM
(Materi UAS)
SUMBER-SUMBER HUKUM
Sumber Hukum
adalah tempat di mana kita dpt menemukan
atau menggali norma2 hukum
Apa arti penting Sumber Hukum terkait dengan Masalah Hukum?
Sumber hukum berfungsi sebagai dasar dalam
memecahkan masalah hukum
Ada 2 macam Sumber Hukum (ALGRA):
Achmad Sanusi, ada 2 Sumber
Hukum:
Sumber Hukum Normal, dibagi 2 macam:a. Langsung pengakuan UU, spt: UU, perjanjian
antar negara, kebiasaan
b. Tidak langsung diakui UU, spt: perjanjian, doktrin dan yurisprudensi
Sumber hukum Abnormal, yaitu:
a. Proklamasi b. Revolusi
Sumber Hukum Formil
Konstitusi
Peraturan Perundang-undangan
Traktat
Yurisprudensi
Perjanjian atau kontrak
Hukum Kebiasaan
Tata Urutan Peraturan
Perundang-undangan di Indonesia
Berdasarkan UU No.12/2011 ttg Pembentukan Peraturan PerUU
UUD 1945 Tap MPR
Undang-Undang/Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang;
Peraturan Pemerintah Peraturan Presiden
Undang-Undang
Aturan yang dibentuk oleh alat perlengkapan
negara yang berwenang untuk itu dan mengikat masyarakat
Makna
UU
Dalam
Makna UU
Dalam arti materiil: Semua aturan yang
dibuat oleh organ negara dan mengikat masyarakat (peraturan
perundang-undangan)
Dalam arti formal: Hanyalah peraturan
Asas UU
UU tidak berlaku surut (non retroaktif) Lex specialis derogat legi generale
Lex superior derogat legi inferiori Lex posterior derogat legi priori
Fiksi Hukum
Setiap orang dianggap mengetahui hukum
Hukum Kebiasaan
Perbuatan manusia yang dilakukan secara berulang-ulang untuk hal yang sama
Dapat menjadi Hukum Kebiasaan
Syarat:
1. Pola tindak yang berulang-ulang mengenai suatu hal/peristiwa yang sama
2. Ada pendapat masyarakat yang menerima pola yang
berulang-ulang itu sebagai suatu hal yang dipatuhi diterima
Traktat
Perjanjian Internasional antara:
1. Negara – Negara
2. Negara – Organisasi Internasional 3. Sesama Organisasi Internasional
Traktat
Traktat Bilateral
Perjanjian atau
Kontrak
Perjanjian adalah hubungan hukum antara dua orang
atau lebih di mana salah satu pihak mengikatkan dirinya kepada pihak atau di mana keduanya saling mengikatkan diri.
3 Unsur perjanjian: essensialia (syarat sahnya perjanjian),
naturalia (pembawaan asli), accidentalia (tempat terjadinya).
Syarat sahnya perjanjian: adanya kesepakatan,
kecakapan, obyek tertentu, sebab atau dasar yg halal.
Sepakat dan cakap –syarat subyektif; Obyek tertentu dan
Asas-asas Perjanjian
Asas konsensualisme , artinya perjanjian hrs
didasarkan pada persesuaian kehendak kedua belah pihak (kesepakatan)
Asas pacta sunt servanda, artinya perjanjian
mengikat kdeua belah pihak dan menjadi UU bagi pihak-pihak yg terikat
Asas kebebasan berkontrak, artinya para
Yurispruden
si
Putusan pengadilan yg memiliki kekuatan hukum tetap yg kemudian diikuti hakim lain utk masalah yg sama
Peranan
1. Memberikan penafsiran thd ketentuan per-UU-an
Doktrin
Doktrin adalah pendapat atau ajaran
yang dikemukan pakar hukum
Dapat ditemukan dalam
tulisan-tulisan hukum (legal writing)
Doktrin merupakan sumber hukum
tidak langsung
Doktrin merupakan sumber hukum
pelengkap
Doktrin menjadi sumber jika dijadikan
Sistem Hukum adalah satu kesatuan dari unsur-unsur atau komponen-komponen di dalam hukum di mana masing2 unsur atau komponen tsb saling berhubungan satu dgn lainnya
Hukum sbg sebuah sistem berarti di dalamnya terdiri dari unsur2 atau komponen2 yg saling
bekerja sedemikian rupa, shg membentuk pola dg ciri-ciri tersendiri
Unsur/Komponen Sistem Hukum
Lawrence M. Friedman
Structure Substance Legal Culture
Berupa
lembaga-lembaga yang berwenang
membuat dan menegakkan hukum
Berupa
materi atau substansi aturan
hukum (norma2 hukum)
Berupa nilai2 dan sikap
Norma2, lembaga hukum2 dan budaya hukum yang berlaku di suatu negara
Sistem
Dapat ditarik kepada satu induk hukum (Parents Legal
Major Legal System
A group of jurisdictions may be classified under a generic heading by virtue of heaving similar characteristic
Civil Law Socialist Law Common Law
Hukum
Hukum China dan Jepang Misal:
Kriteria yang Digunakan untuk
mengklasifikasikan Sistem Hukum ke dalam Major Legal System
Latar belakang sejarah dan perkembangan
sistem
Karakteristik (typical) metode berpikir yuridis Perbedaan lembaga-lembaga hukumnya
Bentuk-bentuk sumber hukum dan perlakuan
terhadap sumber hukum itu
Sejarah dan Perkembangan
Civil Law
Hukum Romawi
(Sejak 527 SM)
Romano Germanic (Hukum Romawi yg diadopsi Hukum
Jerman)
Hukum Perancis
Seluruh negara di daratan (benua) Eropa
Gaya Berpikir Yuridis dari Jurist Civil Law
Cenderung merumuskan norma hukum secara
abstrak;
Kejadian-kejadian konkrit ditempatkan di bawah
rumusan-rumusan peraturan perundang-undangan yang bersifat umum;
Bentuk berpikir ditentukan oleh gambaran mengenai
masyarakat dan manusia yg cenderung terencana, dan selalu ingin menemukan aturan hukum yang mampu berlaku untuk jangka waktu yang panjang
Hukum utk mengantisipasi masalah yang muncul di
Perlakuan terhadap Sumber Hukum dalam Civil Law System
Sumber Hukum
Sumber Hukum
Primer Hukum SekunderSumber
Peraturan
Perundang-undangan
Precedent di Civil Law System
Precedent di Civil Law System
Metode Deduksi Pengadilan Hakim
Kasus Peraturan
Perundang-undangan
Silogisme Hukum
Premis Mayor : Peraturan Perundang-Undangan Premis Minor : Fakta atau Peristiwa Konkrit
Konklusi : Hukum Diterapkan dalam Peristiwa Konkrit
Premis Mayor : Pasal 362 KUHP
Common Law
Sejarah hukum Inggris berawal setelah King William I Raja Normandia pada 1066 menguasai Inggris
Menata – Mensentralisasi sistem feodal Inggris
King menjadi “supreme feodal overlord”
Peran Pengadilan dalam Pertumbuhan Sistem Common Law di Inggris
King Henry I (1110 – 1135)
Sentralisasi
King Courts (Royal Courts)
Case Law
Precedent, Stare Decisis
Writ System
The Circuit of Judge
Setiap daerah memiliki hukum dan pengadilan sendiri yang diciptakan para landlord (no national legal system)
King
Sentralisasi Pengadilan Unifikasi Hukum
Royal Courts (King Courts)
Judge Made Law
Precedent
(Stare Decisis) The law of
Common Law
Daerah
Baron (Landlord)
Daerah
Gaya Berpikir Yuridis Jurist
Common Law
Cenderung berpikir konkrit, kasusistik,
kejadian demi kejadian
Karena bersifat pragmatis, jiwa empiris,
yang tidak ingin dikungkung oleh formula-formula yang abstrak
melainkan menginginkan setiap
kejadian konkrit dicari penyelesaiannya secara ad hoc.
Hukum bersifat responsif atas
Perlakuan terhadap Sumber Hukum dalam Common Law System
Sumber Hukum
Sumber Hukum Primer
Pada mulanya hanya precedent (yurisprudensi) menjadi sumber hukum primer
Precedent dalam Common Law
Precedent dalam Common Law
Hakim
Metode Induksi
Bermula dari isu-isu yang aktual atau membandingkan Isu-isu yang serupa/sama yang telah diputuskan
oleh pengadilan sebelumnya kemudian baru membuat aturan hukum yang mengikat
HAKIKAT, TUJUAN DAN FUNGSI
HUKUM
Apa Hukum itu?
Hukum sulit didefinisikan,
Mengapa ?
Van Apeldoorn :
Keberadaan hukum terdapat di seluruh dunia (universal), di
mana ada masyarakat manusia, di situ ada hukum (Cecero: Ubi Societas Ibi Ius)
I Kisch :
Ahmad Ali
Hukum pada hakekatnya adalah sesuatu yg
abstrak, tapi manifestasinya berujud hal yg
konkrit, shg melahirkan definisi hukum yg amat beragam, tergantung persepsi org thd hukum.
Hukum cakupannya luas sekali :
- Hakim : Hukum adl keputusan
- Ilmuwan : Hukum adl kaidah / norma
- Rakyat : hukum adl tradisi / kebiasaan - Agamawan : Hukum adl ketentuan Tuhan
KONSEP HUKUM
Ada + 5 Konsep Hukum (Wignjosoebroto S.,1994):
1. Hukum sbg asas2 moralitas & keadilan yg bersifat universal & mjd bagian inheren sistem hukum alam (ius constituendum)
2. Hukum sbg kaidah2 yg dipositipkan, berlaku umum in
abstracto pd waktu ttt & di wilayah ttt, & terbit sbg produk eksplisit suatu sumber kekuasaan politik ttt yg berlegitimasi, dikenal sbg hukum positip/hukum negara (ius constitutum)
3. Hukum sbg putusan2 yg diciptakan hakim in concreto dlm
4. Hukum adl institusi sosial yg riil & fungsional di dlm sistem kehidupan bermasyarakat, baik dlm proses2 pemulihan ketertiban &
penyelesaian sengketa maupun dlm proses2 pengarahan & pembentukan pola2 perilaku yg baru (Hukum sbg pola perilaku manusia yg
ajek)
5. Hukum sbg makna2 simbolik yg
Konsep 1, 2 & 3 adl Konsep
Normatif/Dogmatik, Yi Melihat Hukum Sbg :
Norma yang berisi nilai2 keadilan yg hrs diwujudkan (ius
constituendum);
Norma2 yg nyata2 telah terwujud sbg Hukum Positip yg telah terumus jelas (ius costitutum) guna menjamin kepastiannya;
Norma2 hasil cipta penuh pertimbangan hakim di pengadilan tatkala hakim menghukumi perkara dg memperhatikan
terwujudnya kemanfaatan & kemaslahatan bagi para pihak berperkara (Judge Made Law)
Melahirkan : Kajian Hukum Doktrinal / Normatif (Perspektif Internal)
Tujuannya:
Konsep 4 & 5 adl Konsep Hukum yg Nomologik, Yi Melihat Hukum Sbg :
keteraturan (regularities) yg ada di alam empirik dlm kehidupan
sehari-hari, sine era et studio.
hasil konstruksi & interpretasi para pelaku hukum dari aksi2 serta
interaksi warga masyarakat dlm memahami simbol2 hukum
Melahirkan : KAJIAN NON-DOKTRINAL (Perspektif Eksternal)
Tujuannya:
Utk mengkaji dan menjelaskan secara keilmuan atas fenomena
hukum
Bukan mengajarkan suatu doktrin utk menemukan &
Pengertian Hukum
Pandangan Dogmatik/Doktrinal/Normatif :
Memandang hukum sebagai ajaran /
normos utk mengatur perilaku manusia.
Pandangan Non-Dogamatis/Empirik :
Tidak memandang hukum sbg normos
TUJUAN HUKUM
Teori Etis:
Tujuan pokok hukum adl utk menemukan dan merealisasikan
keadilan. Yg menjadi fokus yaitu: 1) hakikat keadilan (subtansi)
2) prosedur utk mewujudkan keadilan (prosedural).
Hakikat keadilan terletak pada penilaian terhadap suatu perlakuan /
tindakan. Ada 2 pihak yi pihak yang memperlakukan dan pihak yg menerima perlakuan. Keadilan hrs terwujud pd kedua belah pihak.
Aristoteles, ada 2 macam keadilan yi :
1. keadilan distributive yakni menghendaki agar setiap orang
mendapatkan apa yg menjadi haknya,
2. keadilan commutative yakni menghendaki agar setiap org mendapatkan hak yg sama banyaknya.
Teori Positivis:
Tujuan hk adl semata-mata utk
menciptakan kepastian.
Kepastian hukum diwujudkan dg
adanya aturan hukum yg jelas dan tegas.
Aturan hk itu adil/ tidak, ditatati / tidak,
Teori Utilitis :
Tujuan hukum adalah utk menciptakan
kemanfaatan / kebahagiaan warga
masyarakat yg sebanyak-banyaknya.
Tujuan Ideal Hukum:
FUNGSI HUKUM
As a tool of social control
Yi utk mengontrol perilaku masyarakat dg cara menormakan perilaku tsb dg larangan & sanksi tertentu.
Kontrol sosial menentukan tingkah laku yg
dianggap menyimpang. Makin kuat kontrol sosial pada tingkah laku makin berat nilai penyimpangan pelakunya. Misalnya masyarakat yg menganut
As a tool of social engineering
Yi hukum digunakan utk rekayasa / perubahan masyarakat sesuai yg
dikehendaki.
Pelopor perubahan (Agent of change) adl seseorang atau
sekelompok org yg mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sbg
pemimpin satu atau lebih lembaga2 kemasyarakatan (Pemerintah).
Sbg Instrumen Politik
Yi sarana utk menyalurkan kebijakan2/kepentingan politik melalui produk perUU. Dalam sistem hukum Indonesia UU adalah produk bersama DPR dan pemerintah. Kenyataan ini tidak dapat disangkal bahwa para politisi yg duduk di DPR lah yg memproduk UU (hukum positip). Ini berarti bahwa hukum tidak dapat dipisahkan dg politik oleh karena hukum merupakan produk keputusan politik.
Menurut Mac Iver ada 2 jenis hukum kaitanya dg kekuasaan politik: (1) hukum yg mengemudikan negara; (2) hukum yg digunakan negara sbg alat memerintah.
Sbg Mekanisme Integrasi
Yi hukum merupakan pengintegrasi
berbagai kepentingan warga masyarakat baik sblm ada konflik maupun setelah
terjadinya konflik, bersama dengan norma2 sosial lainnya.
Sblm terjadi konflik misal: jika seseorang pembeli barang membayar harga barang, dan penjual menerima uang pembayaran. Setelah terjadinya konflik misal: jika si
pembeli sudah membayar lunas harga barang, akan tetapi penjual tidak mau menyerahkan barang yang telah
PENEGAKAN & PENEMUAN
HUKUM
Penegakan Hukum – upaya
mengkonkritkan norma-norma hukum yg abstrak menjadi kenyatan oleh
petugas hukum (das sollen—das sein)
Penegakan hukum pada intinya
menegakkan 3 nilai dasar hukum
(kepastian, kemanfaatan, dan keadilan).
Dlm penegakan hukum dianut asas: IUS
PENEMUAN HUKUM
Adalah proses pembentukan hukum oleh hakim/petugas hukum lain yg diberi tugas melaksanakan hukum atas
peristiwa hukum yg konkrit, yg meliputi kegiatan penafsiran dan konstruksi hukum.
Terkadang:
1. Tidak lengkap; 2. Tidak Jelas; atau 3. Kurang Jelas
Teks UU tetap atau sulit berubah, sementara
masyarakat terus berubah
UU selalu ketinggalan dengan peristiwa/fakta Undang-Undang
Pengadilan Perkara
Dapat Terjadi:
1. Hukumnya tidak ada
2. Hukumnya tidak lengkap
3. Hukumnya kurang atau tidak jelas
Tidak boleh
menolak perkara
(ius curia novit)
Apa yang harus
dilakukan pengadilan
Kewajiban Hakim untuk Melakukan
Penemuan Hukum
Pasal 16 UU No. 4 Tahun 2004:
Pasal 28 UU No. 4 Tahun 2004:
Pengadilan tidak boleh menolak memeriksa, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukumnya tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan
mengadilinya
Hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat
Macam-Macam
Metode Interpretasi Hukum menurut J.A. Pontier
Interpretasi Berdasar Tata Bahasa
Interpretasi Sistematik
Interpretasi berdasar Sejarah
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Penafsiran Sejarah Hukum
Interpretasi Toleologis Interpretasi Antisipatif
Interpretasi Berdasar Tata Bahasa (De Gramatikale of Taalkunde
Interpretatie)
Penafsiran yang berusaha menemukan arti
kata-kata atau kalimat dalam teks peraturan perundang-undangan
Dihubungkan dengan arti kata-kata yang lazim
digunakan dalam bahasa sehari-hari
Dalam peraturan perundang-undangan, kata atau
kata-kata harus diberi arti sebagaimana kata atau kata-kata itu diartikan bahasa sehari-hari
Ketentuan: Dilarang menginjak rumput di taman kota
Interpretasi Sistematik
(
Sistimatische
Interpretatie
)
Hukum merupakan satu sistem
Untuk menemukan arti suatu
norma, harus menghubungkan satu ketentuan dengan yang lain baik dalam peraturan perundang-perundangan yang sama maupun dengan peraturan
Syarat adanya Perjanjian
Pasal Buku III Pasal 1320
KUHPerdata
Kata sepakat
Dibuat oleh orang cakap membuat perjanjian
Hal tertentu
Objek perjanjian tidak bertentangan dengan
kausa yang dibenarkan hukum
Apa tolok ukur orang yang cakap membuat perjanjian ?
Dewasa
Tidak ada pengertian dan
tolok ukur dewasa dalam Buku III KUHPerdata
Makna dan tolok dewasa
terdapat dalam Buku I
KUHPerdata (21 tahun atau telah menikah)
Tolok ukur kedewasaan juga
Interpretasi Berdasar Sejarah
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Wetshistorie
Interpretatie)
Menelusuri bahan-bahan penyusunan
RUU, RPP, Raperda, dll;
Menelusuri naskah pembicaraan di DPR,
DPRD, dll;
Hasil kajian atau naskah akademik
Interpretasi Sejarah Hukum
(
Rechtshistorie Interpretatie
)
Berkaitan dengan asal muasal atau pengertian suatu kaidah
Merupakan metode riwayat suatu pranata atau pengertian hukum
Misalnya: Mengapa dan sejak kapan ada asas hukum nullum delictum nulapoena sine lege
Interpretasi Toleologis
(
Toleologische
Interpretatie
)
Menemukan pengertian suatu
norma dengan cara menemukan tujuan atau maksud suatu norma atau tujuan yang hendak dicapai undang-undang
Misal: Apa tujuan ancaman
minimal terhadap suatu perbuatan pidana?
Misal: Apa tujuan penetapan umur
Interpretasi Antisipatif
(
De Anticeperende
Interpretatie
)
Suatu permasalahan hukum diselesaikan
dengan menggunakan ketentuan hukum yang akan berlaku pada masa mendatang
Dalam praktik seringkali suatu UU yang
telah ditetapkan tidak serta merta berlaku. UU akan berlaku setelah melewati masa tertentu
Hakim dapat menggunakan ketentuan
Selain interpretasi
menurut J.A. Pontier
masih ada interpretasi
yang lain, yakni:
Interpretasi Sosiologis;
dan
Interpretasi Sosiologis
Peraturan Perundang-undangan tidak
dimaksudkan untuk mengatur masa lampau
Peraturan Perundang-undangan dibuat
untuk mengatur atau memecahkan persoalan hukum pada masa sekarang
Oleh karena itu peraturan
Interpretasi Ekstensif
Memperluas makna suatu kata dalam
peraturan perundang-undangan
Misalnya : Pengertian barang di Pasal
362 KUHP ditafsir lebih luas oleh hakim
Makna barang mencakup pula aliran
listrik
Jadi, menyambung listrik tanpa izin
Konstruksi Hukum
Bentuknya:
Analogi (
Argumentum
per analogium
)
Penghalusan
/Penyempitan Hukum
(
Rechtsvervijning
)
Argumentum a
Analogi
Analogi adalah penerapan suatu ketentuan hukum terhadap keadaan/peristiwa yang pada
dasarnya ada kemiripan dengan unsur-unsur yang
Contoh Analogi
Pasal 1576 KUHPerdata: “Jual beli
tidak memutuskan perjanjian sewa-menyewa sebelum jangka waktu
sewa berakhir”
Pertanyaan:
Apakah adanya hibah dan pewarisan
sewa-Ada kemiripan unsur jual beli
dgn hibah atau pewarisan,
yaitu:
Tujuan ketiganya adalah peralihan
hak
Jadi ada kemiripan unsur dalam jual
beli dengan pewarisan dan hibah
Kesimpulannya:
Hibah dan pewarisan tidak dapat
Penghalusan/Penyempitan
Hukum
Dalam analogi penerapan hukum
diperluas pada keadaan yang tidak
secara eksplisit diatur dalam ketentuan hukum
Dalam penghalusan hukum, hakim demi
keadilan, dalam suatu peristiwa tidak menerapkan ketentuan hukum yang semestinya berlaku
Sering pula disebut “Pengecualian
Argumentum a contrario
Mempersempit
Argumentum a contrario
Pasal 39 PP No. 9 Tahun 1975:
Waktu tunggu untuk perempuan untuk menikah kembali setelah
putus perkawinan selama 130 hari.
Apakah ketentuan itu dapat
diterapkan terhadap duda yg hendak kawin lagi setelah
Pada analogi berlaku asas: Peristiwa
yg sama harus diperlakukan sama
Pada argumentum a contrario
berlaku asas: Peristiwa yg tidak
sama harus diperlakukan tidak sama
Asas ini yg menjadi dasar precedent
Bidang2 Studi Hukum
Hukum Perbandingan Hukum
SOSIOLOGI HUKUM
Yaitu Cabang Sosiologi yg Mempelajari Hukum
Berkembang di Indonesia sekitar tahun
1960-an
Tokohnya: Soerjono Soekanto, Satjipto
Rahardjo, Soetandyo W,
Apa perbedaanya dg Ilmu Hukum (Dogmatik)?
Apa yg mjd objek/fokus kajian Sosiologi
Objek/Fokus Sosiologi
Hukum
Struktur Normatif Masyarakat: Norma2
sosial sbg kontrol kehidupan masyarakat
Proses Pembentukan dan penegakan
hukum di masyarakat
Ketaatan dan kesadaran hukum
masyarakat
Apa Manfaat Mempelajari Sosiologi
Bagi Ilmu Hukum Apa…? Titik Temunya di Sosiologi Hukum, Yi menjelaskan :
- Bgm kekuatan2 sosial politik, ekonomi, dan kekuasaan berproses dan
mempengaruhi pembuatan kaedah hukum (Hukum Positip) dan penegakannya.
- Bgm stratifikasi sosial terkait dg penegakan hukum. Apakah dalam
realita sama orang yg stratifikasi tinggi dg yg rendah ?
- Bgm operasionalisasi hukum di tengah2 masyarakat yg tradisonal dan
masyarakat maju (modern)
- Bgm perubahan masyarakat dikaitkan dengan perubahan hukum ?
Dapatkah perubahan sosial dikendalikan oleh hukum ?
- Bgm keadaan hukum itu senyatanya di tengah2 masyarakat. Bgm
Sosiologi Hukum Ilmu Hukum Dogmatik
Perbedaan
• Mengkaji hukum secara heteronom, yi dikaitkan dg
variabel2 sosial di masyarakat • Mengkaji bekerjanya hukum
secara faktual di masyarakat (law in society)
• Pendekatan yg digunakan deskriptif dan non etis (bebas nilai)
• Tujuan kajiannya utk memberikan penjelasan (explanation)
• Mengkaji hukum secara otonom, yi melulu mengkaji bangunan norma2 hk dan tdk dikaitkan dg variabel2 sosial
• Mengkaji sistematika hukum secara normatif sbg peraturan-peraturan (law in books)
• Pendekatan yg digunakan
preskriptif dan etis (syarat nilai) • Tujuan kajiannya utk memberikan
putusan (decision)
peraturan-FILSAFAT HUKUM
Menurut Poedjawijatna (1986) Objeknya
ada 6 bagian:
1.Filsafat Ada Umum (Ontologia /
metafisika generalis)
2.Filsafat Ada Mutlak (Theodicea)
3.Filsafat Alam (Cosmologia)
4.Filsafat Manusia (Antropologia) 5.Filsafat Tingkah Laku (Etika)
Letak Filsafat Hukum
Umum
Ada Ada Mutlak
Ada Khusus Alam
Tdk Mutlak Antropologia
Manusia Etika Fil.HukumFil.Hukum
APA FILSAFAT HUKUM ITU?
W.Zevenbergen (dalam Hamidjojo, 2011)
Filsafat Hukum adalah filsafat khusus yang dikenakan pada
obyek tertentu yaitu hukum.
Lili Rasyidi
FH adl cabang dr filsafat etika /moral. Objek kajiannya:
hakikat hukum (inti yg terdalam dari hukum), yi hal2 yg tdk dpt dijangkau oleh ilmu hukum (Bagian metafisik hukum). Purnadi Purbacaraka & Soerjono Soekanto (1979)
FH adl kegiatan perenungan & perumusan nilai2,
penyerasian nilai2 (kebendaan dg keakhlakan,
konservatisme dg pembaruan, ketertiban dg ketentraman, dsb)
Satjipto Rahardjo (1982)
Gustav Radbruch (1952)
FH adalah cabang filsafat yg mempelajari
hukum yg benar / valid yang didasarkan pada nilai2 dasar hukum yaitu keadilan, kepastian, & kegunaan
Van Apeldoorn (1975)
FH menghendaki jawaban atas pertanyaan:
1. Apa hakikat hukum itu?
Oeripan Notohamidjojo (2011)
Filsafat Hukum membicarakan ttg:
Apa asal dari hukum?
Apa hakikat dari hukum?
Apa tujuan dari hukum?
Apa kedudukan manusia dalam hukum?
Apa norma-norma bagi penggembalaan
Objek Kajian Filsafat Hukum
Lingkup/objek kajiannya adalah masalah2 mendasar dari
hukum spt:
1. Apa asal muasal dari hukum?
2. Apa hakikat hukum itu ?
3. Apa tujuan hukum itu ?
4. Apa fungsi hukum itu ?
5. Mengapa orang menaati hukum ?
6. Apa yg mjd kekuatan mengikatnya hukum ?
7. Bagaimana kedudukan Manusia dalam Hukum?
8. Apa norma-norma bagi penggembalaan hukum?
Apa Kegunaan Mempelajari FH ?
Menghindarkan pemikiran sempit
akibat berkembangnya spesialisasi di bidang hukum
Mengetahui corak pemikiran hukum
/aliran2 pemikiran hukum dari zaman kuno sampai sekarang
Secara praktis untuk menjelaskan
peranan hukum dalam pembangunan.
ANTROPOLOGI HUKUM
Yang menjadi titik perhatian adalah kenyataan manusianya berperilaku dalam masyarakat, berdasarkan pada
nilai-nilai budaya masyarakat terkait dengan hukum (Adat)
Misalnya:
Bagaimana perilaku orang Batak dalam kaitannya
dengan larangan perkawinan dalam satu kesatuan marga ?
Sampai sejauh mana tanggung jawab “urang sumande”
di Minangkabau terhadap anak kandungnya ?
Benarkah hak dan kedudukan “anak penyimbang” di
Lampung sebagai ahli waris mayorat ?
Apakah perkawinan dalam bentuk “nyalindung ka