• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Tiga Kepala SMP Negeri Salatiga Tahun 2014 T2 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Tiga Kepala SMP Negeri Salatiga Tahun 2014 T2 BAB II"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORI

A.

Evaluasi Kinerja

1. Evaluasi

Dalam manajemen pendidikan tidak terlepas dari kegiatan evaluasi. Evaluasi tidak hanya dijadikan sebagai alat atau kegiatan penilaian suatu objek, namun evaluasi dapat digunakan sebagai alat untuk memperbaiki suatu program. Menurut Hikmat (2009: 125), evaluasi adalah penilaian semua kegiatan

untuk menemukan indikator yang

menyebabkan sukses atau gagalnya

pencapaian tujuan, sehingga dapat dijadikan bahan kajian berikutnya. Widoyoko (2013: 06), mengartikan evaluasi sebagai proses yang

sistematis dan berkelanjutan untuk

mengumpulkan, mendeskripsikan,

menginterpretasikan dan menyajikan tentang suatu program untuk dapat digunakan

sebagai dasar membuat keputusan,

menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya.

Berbeda dengan pendapat Arikunto

(2009: 02), menyatakan bahwa evaluasi

adalah kegiatan untuk mengumpulkan

(2)

dalam mengambil sebuah keputusan. Senada dengan hal tersebut Wirawan (2009: 03), memaparkan bahwa evaluasi sebagai proses mengumpulkan informasi mengenai objek evaluasi dan menilai objek evaluasi dan membandingkannya dengan standar evaluasi.

Suprananto (2012: 10), menambahkan

bahwa, evaluasi merupakan perbandingan antara hasil penilainan dengan suatu norma atau kriteria yang bersifat kualitatif dan evaluatif.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahawa evaluasi adalah proses mengumpulkan dan menilai suatu objek kegiatan, untuk menemukan penyebab-penyebab sukses gagalnya suatu tujuan, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan kajian berikutnya.

2. Kinerja

Kinerja merupakan output (hasil kerja) seseorang, kelompok atau organisasi dalam melakukan suatu kegiatan. Untuk menilai suatu kinerja, seseorang harus mengetahui dan memahami istilah kinerja. Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu individu atau organisasi yang dihasilkan selama satu periode waktu (Fahmi, 2011: 02). Sejalan dengan itu Wirawan (2009: 05) menyatakan,

bahwa kinerja adalah keluaran yang

(3)

indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Suwanto (2011: 196) menambahkan, bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku dalam kurun waktu tertentu.

Menurut Rivai (2005: 14), kinerja adalah

tingkat keberhasilan seseorang selama

periode tertentu dalam melaksanakan tugas

yang dibandingkan dengan berbagai

kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah

ditentukan terlebih dahulu dan telah

disepakati bersama. Sementara itu Dharma (2008: 04), menjelaskan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggungjawabnya

masing-masing dalam rangka mencapai

tujuan organisasi yang bersangkutan.

Berdasarkan paparan di atas,

disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja individu atau kelompok dalam waktu tertentu, sesuai wewenang dan tanggungjawabnya

masing-masing dalam rangka mencapai

tujuan yang bersangkutan.

3. Evaluasi Kinerja

(4)

kinerja digunakan untuk menilai dan

mengukur output yang dihasilkan oleh

manusia. Dalam dunia pendidikan evaluasi kinerja biasanya digunakan untuk menilai

kinerja pengajaran, pembelajaran, guru,

karyawan, kepala sekolah, bahkan pengawas pendidikan.

Menurut Dharma (2005: 14), evaluasi

kinerja merupakan sistem formal yang

digunakan untuk mengevaluasi kinerja

pegawai secara periodik yang ditentukan oleh organisasi. Sejalan dengan hal tersebut Wirawan (2012: 11) memaparkan, bahwa

evaluasi kinerja merupakan proses

melakukan penilaian mengenai kinerja

ternilai yang didokumentasikan secara formal,

untuk menilai kinerja ternilai dengan

membandingkan standar kinerjanya secara

periodik guna membantu pengambilan

keputusan manajemen sumber daya manusia.

Berbeda dengan pendapat yang

dipaparkan para ahli di atas, evaluasi kinerja tidak hanya di bandingkan secara periodik. Uno (2012: 87), mengatakan bahwa evaluasi kinerja adalah suatu proses yang mengukur kinerja seseorang dengan membandingkan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran, atau kriteria yang telah

ditetapkan terlebih dahulu dan telah

(5)

menjelaskan bahwa evaluasi kinerja adalah penilaian pelaksanaan tugas (performance) seseorang atau sekelompok orang atau unit kerja organisasi atau perusahaan sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dahulu.

Beberapa pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa evaluasi kinerja

merupakan suatu proses penilaian dan pengukuran yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi sesuai dengan standar kerja yang telah ditetapkan, guna membantu pengambilan keputusan manajemen sumber daya manusia.

B.

Kepala Sekolah

1. Pengertian Kepala Sekolah

Kepemimpinan dan kepala sekolah saling berhubungan erat. Menurut Hikmat (2009: 252), kepemimpinan adalah sekumpulan dari

serangkaian kemampuan dan sifat

kepribadian, termasuk di dalamnya

kewibawaan, untuk dijadikan sarana dalam

meyakinkan yang dipimpinnya. Senada

dengan pernyataan tersebut Mulyono (2008: 143), menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan ruh yang menjadi pusat sumber gerak organisasi untuk mencapai tujuan.

Berbeda dengan Nawawi (1983: 79),

(6)

atau mengawasi pikiran, perasaan atau tindakan, dan tingkah laku orang lain. Kepemimpinan lahir pada jati diri seseorang yang tidak dapat dipaksakan.

Beranjak dari kepemimpinan,

Wahjosumidjo (2003: 83) menyatakan, bahwa kepala sekolah adalah tenaga fungsional yang

diberi tugas untuk memimpin

penyelenggaraan suatu sekolah. Menurut

Mulyasa (2011: 16), kepala sekolah

merupakan pemimpin pendidikan tingkat satuan pendidikan yang harus memiliki dasar kepemimpinan yang kuat. Hal tersebut

dipertegas oleh Saroni (2006: 37),

menjelaskan bahwa kepala sekolah adalah

sosok yang diberi kepercayaan dan

kewenangan oleh banyak orang (anak buah) untuk membawa sekolah ke arah tujuan yang ingin dicapai.

Beberapa paparan di atas di simpulkan bahwa kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang bertugas mengarahkan, membimbing, mempengaruhi atau mengawasi pikiran, perasaan atau tindakan dan tingkah laku seseorang, untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Tugas Kepala Sekolah

Seorang kepala sekolah memiliki

(7)

yaitu: (1) sebagai pendidik (educator); (2) sebagai manajer; (3) sebagai administrator; (4) sebagai supervisor; (5) sebagai leader; (6) sebagai inovator; dan (7) sebagai motivator (Mulyasa, 2011: 98-120). Ketujuh fungsi tersebut mendoronng kepala sekolah untuk memotivasi dirinya dalam mengembangkan sekolah yang dipimpin. Menurut Dharma (2008: 09), tugas pokok kepala sekolah mencakup tiga bidang, yaitu: (1) tugas

manajerial; (2) supervisi; dan (3)

kewirausahaan.

Tugas kepala sekolah dalam bidang manajerial berkaitan dengan pengelolaan sekolah, sehingga semua sumber daya dapat disediakan dan dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien (Dharma, 2008: 09). Tugas pokok kepala sekolah dalam bidang manajerial meliputi: (1) menyusun perencanaan sekolah; (2) mengelola program pembelajaran; (3) mengelola kesiswaan; (4) mengelola sarana

dan prasarana; (5) mengelola personal

sekolah; (6) mengelola keuangan sekolah; (7)

mengelola hubungan sekolah dan

masyarakat; (8) mengelola administrasi

sekolah; (9) mengelola sistem informasi sekolah; (10) mengevaluasi program sekolah; dan (11) memimpin sekolah.

(8)

beberapa kompetensi. Kompetensi kepala sekolah adalah pengetahuan, sikap dan

kertampilan pada dimensi-dimensi

kompetensi kepribadian, manajerial,

kewirausahaan, supervisi, dan sosial

(Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010). Dengan kompetensi tersebut kepala sekolah harus mampu memahami sekolah sebagai sistem yang harus dipimpin dan dikelola dengan baik. Kompetensi utama yang harus dimiliki kepala sekolah dalam menjalankan

tugas manajerialnya yaitu kompetensi

manajerial. Standar kompetensi manajerial kepala sekolah Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1.

Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah

Kompetensi Sub-sub Kompetensi

Manajerial a. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.

b. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.

c. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal.

d. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajaran yang efektif.

(9)

pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.

g. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal.

h.Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/madrasah.

i. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.

j. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional. k.Mengelola keuangan sekolah/madrasah

sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien. l. Mengelola ketatausahaan

sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah. m. Mengelola unit layanan khusus

sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah. n.Mengelola sistem informasi

sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan.

o. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah. p. Melakukan monitoring, evaluasi dan

pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.

Berdasarkan kompetensi manajerial di atas, dalam penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat tujuh aspek manajerial. Ketujuh aspek manajerial

tersebut yaitu: (1) menyusun perencanaan

(10)

(3) memimpin sekolah; (4) menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif; (5) mengelola

sekolah; (6) memanfaatkan perkembangan

teknologi; dan (7) mengevaluasi program sekolah.

Dimana aspek-aspek tersebut akan dinilai

dengan kriteria mampu, kurang mampu, dan tidak mampu. Kepala sekolah dikatakan mampu jika dapat melaksanakan seluruh tugas sekolah dengan maksimal. Kepala sekolah dikatakan kurang mampu jika hanya sebagian tugas yang dilaksanakan dengan maksimal. Kepala sekolah dikatakan tidak mampu jika seluruh tugas kepala sekolah tidak dilaksanakan dengan maksimal.

C.

Penelitian yang Relevan

Evaluasi kinerja kepala sekolah dilakukan ketika ingin mengetahui bagaimana hasil kerja yang dicapai selama periode tertentu. Kegiatan evaluasi akan menghasilkan suatu kondisi yang

telah dirancang sebelumnya, apakah telah

mencapai tujuan yang di inginkan atau belum. Beberapa penelitian mengenai manajerial kepala sekolah yang relevan dengan penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:

Penelitian Werang (2010) dengan judul

”Pengaruh Ketrampilan Manajerial Kepala

Sekolah dan Status Sosial Ekonomi Guru terhadap Kinerja Guru SMA Negeri I

Merauke-Papua” menyimpulkan, bahwa Kualitas

(11)

tersebut berarti bahwa kepala SMA Negeri I

Merauke sudah memiliki dan menerapkan

ketrampilan manajerialnya secara baik.

Menurut Sugeng (2012), dengan judul penelitiannya ”Pengaruh Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah terhadap Kinerja Guru SMP Negeri di Kabupaten Kudus”, menghasilkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru; terdapat pengaruh positif dan signifikan budaya organisasi terhadap kinerja guru; terdapat pengaruh positif dan signifikan kompetensi manajerial kepala sekolah dan budaya organisasi secara bersama-sama ter-hadap kinerja guru. Sejalan dengan penelitian tersebut Karweti (2010), menyatakan bahwa kemampuan manajerial dan motivasi kerja kepala sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SLB di Kabupaten Subang, dengan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan

Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

terhadap Kinerja Guru SLB di Kabupaten Subang”.

Yogaswara (2010), menyimpulkan

penelitiannya yang berjudul ”Kontribusi

(12)

dkk (2010) juga menyimpulkan dalam

penelitianya yang berjudul ”Analisis Kritis

Ketrampilan Kompetensi Manajerial Kepala

Sekolah Menengah yang Dilatih Melalui Jarak

Mode dari Universitas Terbuka Allama Iqbal”,

bahwa ketrampilan manajerial kepala sekolah menengah sesuai dengan kategori ketrampilan yang difokuskan yaitu ketrampilan komunikasi

interpersonal, perencanaan, kolaborasi/kerja

sama tim, kecakapan, organisasi, umpan balik,

teknologi dasar, dan pengetahuan akses

teknologi. Penelitian Rohmah (2014), dengan judul ”Ketrampilan Manajerial Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru”, menghasilkan: Komunikasi dan kerjasama kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru di SMP Negeri 26 Surabaya adalah kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk memberikan motivasi kepada guru yang disampaikan secara langsung dan tidak langsung agar guru meningkatkan kinerjanya

Berbeda dengan penelitian-penelitian di atas Taswir (2014) mengatakan dalam penelitiannya yang berjudul “Manajerial Kepala Sekolah dalam

Meningkatkan Kinerja Guru pada Sekolah

(13)

Adanya perbedaan beberapa hasil penelitian di atas maka penelitian ini mengacu pada penilaian kinerja manajerial kepala sekolah. Dengan adanya penilaian diharapkan dapat

menghasilkan saran yang dapat

direkomendasikan untuk memperbaiki dan

mengurangi adanya perbedaan pada penelitian

selanjutnya. Persamaan pada peneliian ini

terletak pada bidang manajerial kepala sekolah.

Perbedaannya dengan penelitian-penelitian

sebelumnya yaitu penelitian ini mengacu pada evaluasi kinerja manajerial kepala sekolah.

D.

Kerangka Berpikir

Seorang kepala sekolah pada hakekatnya

harus mampu bekerja, memimpin, dan

memberikan contoh yang baik untuk

bawahannya. Kemampuan kerja kepala sekolah tidak hanya dilihat dari kepemimpinannya, namun juga dilihat bagaimana kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya. Salah satu tugas kepala sekolah adalah tugas manajerial. Kepala

sekolah yang mampu menjalankan tugas

(14)

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

Kinerja Manajerial Kompetensi

Manajerial

Tugas Manajerial

Kinerja Manajerial Kepala sekolah Komite

Pengawas

Staff TU

Guru

Kinerja Kepala Sekolah Manajerial

Gambar

Tabel 2.1.
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Nesse contexto, a espécie Centrolobium tomentosum , Fabaceae, conhecida popularmente como Araribá ou Araruva, tem sido empregada na medicina popular brasileira como

In Boztepe (2012) which has proven the influence of environmental awareness, green products, green prices, and green promotion of significant purchasing decisions

Berdasarkan SK Rektor UNNES No.10/O/2003 tentang pedoman Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) bagi mahasiswa program kependidikan Universitas Negeri Semarang, Praktik

satu Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Darma Agung.

35) Pada suatu hari dalam perjalanan menumpangi mobil angkot. Dua penumpang yang masih muda belia tertawa, tetapi tidak terdengar mereka melakukan interaksi. Karena penasaran,

Maka untuk kemudahan download dan pencarian nama Ilmubeton.com telah membagi-bagi file tersebut.. Tanpa mengubah, menambahi, mengurangi Isi dari

Praktik Pengalaman lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang

Hubungan dalam rumah tangga (dukungan suami, keluarga lain, lingkungan terhadap kehamilan)3. Dukungan psikologis: apakah