• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fenomena Klitik dalam Bahasa Inggris

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Fenomena Klitik dalam Bahasa Inggris"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KLITIK DALAM BAHASA INGGRIS

Nanang Zubaidi, S.S., M.A.

Universitas Islam Indonesia (nanang.zubaidi@uii.ac.id)

ABSTRAKSI

Sebagai salah satu fenomena bahasa, klitik merupakan salah satu tema yang relatif jarang didiskusikan. Makalah berikut mendiskusikan konsep klitik dalam bahasa Inggris. Klitik berbeda dari kata dan afiks. Berbeda dengan kata, klitik tidak dapat berdiri sendiri dan cenderung tidak memiliki tekanan. Secara fonologis dan sintaksis menggunakan kriteria Zwicky & Pullum (1983) dan Bauer (1988), klitik dapat dibedakan dari afiks. Selain itu, genitif „s diketahui merupakan salah satu bentuk klitik.

Kata kunci: klitik, kata, afiks, genitif „s

1. PENDAHULUAN

Klitik merupakan fenomena yang sangat menarik dalam bahasa karena kemiripan karakternya dengan kata dan afiks. Konsep klitik juga berbeda-beda diantara banyak bahasa. Selama ini kajian mengenai klitik relative tertinggal dibandingkan dengan kajian lainnya karena kebanyakan pakar bahasa lebih tertarik mengkaji afiks dan kata dan karena sebagian pakar morfologi menghindari diskusi mengenai klitik dalam buku mereka.

Makalah berikut berupaya mendiskusikan klitik, khususnya konsep klitik dalam bahasa Inggris. Selain perbedaan pengertian antara klitik, kata, dan afiks, penulis juga

mendiskusikan tipe klitik dan criteria pembeda antara klitik, kata, dan afiks berdasarkan kriteria Zwicky & Pullum (1983) dan Bauer (1988). Secara khusus akan didiskusikan pula perbandingan antara klitik khusus dan afiks infleksional dan genitif „s sebagai klitik.

2. Klitik Vs. Kata Vs. Afiks

(2)

1998:25). Walaupun berasal dari kata mandiri, teori gramatika umum tidak

memasukkan klitik sebagai sebuah kategori linguistik yang independent (Anderson, 1982). Klitik tidak termasuk kategori kata karena telah mengalami proses reduksi. Klitik juga bukan merupakan afiks karena terdapat beberapa perbedaan antara keduanya, sebagaimana akan didiskusikan dalam makalah ini.

Sumber: Das (2010:1) Dalam diagram pohon hubungan klitik dan morfem lainnya diatas, klitik dimasukkan dalam kategori morfem terikat hanya ketika digunakan sebagai klitik. Ketika bebas (tidak dipendekkan), bentuk ini dikategorikan sebagai morfem bebas dan morfem gramatikal.

3. Tipe Klitik

Klitik dapat diklasifikasikan berdasarkan posisi pelekatan dan model substitusi.

3.1 Klasifikasi Klitik Berdasarkan Posisi Pelekatan

Berdasar posisi pelekatannya terhadap dasar, klitik dapat dibagi menjadi tiga

macam: 1) proklitik, 2) enklitik, dan 3) endoklitik. Proklitik adalah klitik yang dilekatkan di awal dasar atau inang, sebaliknya enklitik adalah klitik yang dilekatkan di akhir dasar atau inang (Bauer, 1988:100; Katamba, 1993:245). Terhadap dasar, proklitik dan enklitik selalu menempel secara longgar sehingga muncul diluar afiks (Harris, 2002). Akibatnya, proklitik selalu mendahului semua afiks, sedangkan enklitik mengikuti semua afiks. Harris (2002) mendefinisikan endoklitik sebagai klitik yang menempel di dalam kata. Keberadaan endoklitik awalnya diragukan oleh banyak ahli karena bertentangan dengan hipotesis integritas leksikal. Namun bukti dalam bahasa Udi (Harris, 2002), Pashto (Kopris dan Davis), dan Degema (Kari, 2003) menunjukkan bahwa sebagian bahasa memiliki fitur endoklitik.

Morfem

Morfem Bebas

Morfem Gramatikal

Morfem Leksikal

Morfem Terikat

Afiks Morfem

Portmanteau

Morfem

(3)

Dalam bahasa Inggris hanya dikenal proklitik dan enklitik. Contoh proklitik

adalah klitik „d yang dihasilkan dari reduksi verba bantu do. Sedangkan enklitik dicontohkan dengan klitik „ve, reduksi dari kata have.

(1) a. d‟you need to decide today?

„apakah anda harus memutuskan hari ini?‟ b. they‟ve decided against it.

„mereka telah memutuskan untuk menentangnya.‟ 3.2 Klasifikasi Klitik Berdasarkan Model Substitusi

Berdasarkan model substitusinya, Zwicky dan Pullum (dalam Katamba,

1993:245-6; Zwicky, 1977:13) membagi klitik menjadi klitik sederhana (simple clitics) dan klitik khusus (special clitics) atau klitik lain (other clitics).

a. Klitik Sederhana (Simple Clitics)

Klitik sederhana, menurut Katamba (1993:246), “belongs to the same word-class as some independent word of the language that could substitute for it in that syntactic position” (memiliki kategori yang sama dengan kata mandiri dan dapat menggantikan kata tersebut dalam posisi sintaksisnya). Contoh klitik sederhana dalam bahasa Inggris adalah verba bantu (auxiliary verb) dan be sebagaimana yang dapat disingkat dan ditempelkan pada frasa nomina subjek yang mendahuluinya.

Kata sebenarnya Bentuk reduksi

Tidak semua bentuk penyingkatan merupakan klitik. Zwicky & Pullum (1983) menyatakan bahwa bentuk negatif yang dipendekkan bukan merupakan klitik, melainkan afiks infleksional. Dalam bahasa Inggris, verba bantu mengubah bentuk negatif sehingga won‟t hanya merupakan verba negatif, unit tunggal dalam perspektif sintaksis, sementara will not adalah sebuah rangkaian yang terdiri atas verba bantu dan partikel negatif.

Menurut Kroeger (2005:320-2), klitik sederhana terdiri atas kata terikat dan frasal afiks. Kata terikat adalah kata yang secara fonologis terikat pada sebuah dasar,

(4)

bahasa Inggris adalah genitif „s yang dapat melekat pada nomina, pronomina, maupun frasa nomina.

b. Klitik Khusus (Special Clitics)

Klitik khusus menurut Katamba (1993:246) adalah “forms that can only occur as bound morphemes appended to hosts in certain syntactic contexts” (bentuk yang hanya dapat menjadi morfem terikat yang dilekatkan pada inang dalam konteks sintaktis tertentu). Kroeger (2005:322-3) menulis bahwa klitik khusus menempati posisi sintaktis khusus yang tidak dapat ditentukan dengan aturan sintaksis normal. Halpern (dalam Kroeger, 2005:323) berpendapat bahwa klitik khusus terdiri atas klitik posisi kedua (P2) dan klitik verbal. Kroeger (2005:323) menulis bahwa klitik posisi kedua selalu menempati posisi elemen kedua pada klausa terdekat, sebagaimana dalam bahasa Tagalog. Klitik verbal merupakan partikel klitik yang menjadikan verba sebagai dasarnya (Kroeger, 2005:325), sebagaimana dalam bahasa Spanyol.

Berbeda dengan Kroeger, Katamba (1993:248) berpendapat bahwa genitif „s yang memiliki keanggotaan ganda (dual citizenship) termasuk klitik khusus dan bukan klitik sederhana. Klitik khusus genitif‟s dicontohkan sebagai berikut.

(2) a. Bell‟s telephone

b. Prince Charles from England‟s reputation 4. Kriteria Pembeda Klitik

Karena berada di wilayah antara, klitik sering dikontraskan dengan kata dan afiks. Klitik sederhana yang merupakan bentuk reduksi dari kata asli sering dibandingkan dengan kata. Sementara klitik khusus yang hanya terjadi dalam bentuk

tereduksi sering dibandingkan dengan afiks. 4.1 Kriteria Pembeda Klitik dan Kata

Dalam bahasa Inggris, klitik sederhana sering dibandingkan dengan kata sejati. Anderson (1992:201, 2005:34) menyatakan bahwa klitik sederhana merupakan kata biasa yang menampilkan perilaku sintaksis yang sesuai dengan kategorinya, namun tidak menampilkan simpul kata-prosodik (ω) dalam fonologi.

Perbedaan utama antara klitik sederhana dan kata sejati terletak pada:

(5)

berdiri sendiri dalam isolasi. Karena itu, secara fonologis klitik sederhana

harus dilekatkan pada dasar. (3) kata : clean, I, spirit

klitik : *„ve, *‟m, *„d

ii. Adanya tekanan. Kata dalam bahasa Inggris selalu memiliki setidaknya satu tekanan. Klitik sederhana dalam bahasa Inggris tidak memiliki tekanan karena kekurangan vokal (Katamba, 1993:246). Secara sintaksis, klitik dilafalkan sebagai bagian tak bertekanan dalam domain fonologis yang disebut grup klitik (S.R. Anderson, Kaisse, Klavans dalam Katamba, 1993:246).

(4) kata : havoc /´hævǝk/

klitik + dasar : prin´cess‟ tiara /prinsess ti´ɑ:rə/ 4.2 Kriteria Pembeda Klitik dan Afiks

Selain memiliki kemiripan dengan kata, klitik juga memiliki kemiripan dengan afiks. Caink (dalam Brown, 2006:492) bahkan menyatakan bahwa kemiripan perilaku ini merupakan karakter terpenting klitik. Menurut Pavey (2010:36), pembedaan antara klitik dan afiks dapat dilakukan dalam tataran kata fonologis dan sintaksis.

4.2.1 Tataran Sintaksis

Beberapa pakar mengajukan kriteria pembeda klitik dan afiks yang satu sama lain saling melengkapi. Zwicky dan Pullum (dalam Katamba, 1993:246-8) menuliskan

enam kriteria untuk membedakan klitik dan afiks.

i. Afiks hanya menempel pada dasar dari kelas kata tertentu, sementara klitik dapat melekat pada berbagai kelas kata (Zwicky dan Pullum, 1983:503). Klitik dapat menempati posisi kata yang direduksinya (Bauer, 1988:99) tanpa memperhitungkan kelas kata dan makna (Katamba, 1993:247). Contoh:

 afiks –est melekat pada adjektiva, seperti best dan dearest.

 afiks –s jamak melekat pada nomina tunggal, seperti dalam friends dan places.

 Klitik „ve dapat menempati posisi have, seperti dalam I‟ve come to Yogyakarta for 3 months

(6)

Walaupun demikian, beberapa klitik hanya menempel pada kategori yang

spesifik. Klitik „s, hasil reduksi is dan has, hanya melekat pada subjek nomina dan pronomina, misalnya:

(5) a. Lecturer‟s coming (Lecturer is coming) b. Chomsky‟s left (Chomsky is/has left)

ii. Klitik dapat dilekatkan pada domain yang relevan yang memiliki karakteristik fonologis dan sintaksis yang sesuai. Sebaliknya, tidak semua afiks bisa menempel dengan sempurna pada dasar. Sufiks –s berfungsi mengubah nomina tunggal tiger, floor, dan farm menjadi nomina jamak tigers, floors, dan farms; namun sufiks tersebut tidak dapat dilekatkan pada sejumlah nomina yang memiliki aturan penjamakan berbeda seperti deer, sheep, ox,

dan lain sebagainya.

iii. Kombinasi kata dan afiks sering menghasilkan keanehan morfofonologis (morphophonological idiosyncrasy), sedangkan klitik tidak (Zwicky dan Pullum, 1983:504). Dalam morfologi infleksional bahasa Inggris, kombinasi

bentuk plural dapat menghasilkan bentuk jamak teratur (misalnya roots, ounces, dan boxes) dan tak teratur (misalnya feet, mice, dan oxen); dan kombinasi past tense dengan verba menghasilkan verba teratur (misalnya talked, cleaned, dan studied) dan verba tak teratur (misalnya met, sang, dan went). Dapat disimpulkan bahwa penambahan afiks dapat menyebabkan munculnya bentuk tidak teratur. Sebaliknya, Katamba (1993:247-8) berpendapat bahwa semua verba bantu (auxiliary verb) yang disingkat akan menghasilkan bentuk yang mengikuti aturan asimilasi bunyi yang teratur. iv. Kontribusi semantis klitik dalam grup klitik sama dengan kontribusi yang

dibuat kata yang direduksi (Katamba, 1993:248; Das, 2010:3). I‟ve never seen him for 10 years memiliki arti yang sama dengan I have never seen him for 10 years. Sebaliknya, afiks kadang menunjukkan karakter aneh (idiosinkratik). Dalam he was the best man at their wedding, kata best bukan merupakan bentuk superlatif, melainkan “pengiring pengantin laki-laki” (Katamba, 1993:248).

v. Aturan sintaktik dapat mempengaruhi kata berafiks, namun tidak dapat mempengaruhi grup klitik (Zwicky dan Pullum, 1983:504). Operasi sintaksis

(7)

infleksi sebagai satu unit sintaksis, namun dasar + klitik secara sintaksis

diperlakukan sebagai unit terpisah (Kroeger, 2005:319). Kata should‟ve dalam They should‟ve finished the assignment dianggap dua unit terpisah karena should‟ve tidak dapat dijadikan satu unit dalam bentuk pertanyaan. (6) a. They should‟ve finished the assignment

b. Should they have finished the assignment? c. *Should‟ve they finished the assignment?

vi. Klitik dapat ditempelkan pada bentukan yang mengandung klitik (Katamba, 1993) dan afiks (Bauer, 1988:100). Sementara itu afiks tidak bisa ditempelkan pada bentukan yang mengandung klitik (Zwicky dan Pullum, 1983:504). Menurut Caink (dalam Brown, 2006:492), afiks umumnya muncul dalam urutan yang kaku. Jika urutannya berubah, timbul perubahan makna. (7) a. I‟d‟vebrought some for you, if I‟d known.

(klitik melekat pada klitik) b. Girls‟ve been seen here

(klitik melekat pada afiks)

c. The program can scan for viruses effectively (afiks melekat pada afiks)

d. *I‟d‟ve-ing brought some for you, if I‟d known (afiks melekat pada klitik)

Senada dengan Zwicky dan Pullum, Bauer (1988:99-100) menggunakan tiga kriteria pembeda klitik dan afiks sebagai berikut:

i. Afiks menempel pada kategori leksikal semisal nomina, adjektiva, dan verba. Klitik bisa menempel pada kategori frasal, walaupun secara fonologis klitik menempel ke sebuah kata tunggal (single) dalam frasa tersebut.

ii. Afiks cenderung menempel pada kategori tertentu, sementara klitik – sebagai bentuk tereduksi dari kata – dapat bertempat dimanapun bentuk asli kata tersebut bertempat. Hal itu karena klitik memiliki peran yang sama dengan kata tersebut.

(8)

4.2.2 Tataran Fonologis

Menurut Pavey (2010:36), selain secara sintaksis, klitik dan afiks dapat dibedakan secara fonologis. Dalam bahasa Inggris, kita bisa melihat perbedaan antara afiks dan klitik dengan melihat [s] pada contoh berikut:

(8) a. the alien‟s tiny spaceship

„pesawat ruang angkasa kecil (milik) alien‟

b. the alien that I trod on‟s tiny spaceship /*the alien‟s I trod on tiny spaceship

„pesawat ruang angkasa kecil (milik) alien yang saya injak / *saya injak pesawat kecil (dari) alien‟

c. the aliens „para alien‟

d. ∗the alien that I trod ons / the aliens that I trod on ‘*alien yang saya injak / para alien yang saya injak’

Dalam (8), kalimat (a) dan (b) merupakan klitik. Klitik „s dapat menempel pada nomina utama, seperti pada (a) dan pada preposisi dalam frasa nomina seperti pada kasus (b). Secara sintaksis, dapat disimpulkan bahwa klitik bersifat bebas; dapat menempel pada berbagai kelas kata. Sebaliknya, sufiks jamak dalam (c) dan (d) hanya melekat pada nomina, sebagaimana ditunjukkan pada contoh (d).

Di sisi lain, bentuk klitik juga bervariasi sesuai dengan fitur kata yang dilekatinya, sebagaimana bentuk jamak /s/ dalam contoh (9) di bawah ini. Klitik „s terikat secara fonologis kepada akar yang dilekati.

(9) a. the alien‟s spaceship [z]

„pesawat ruang angkasa (milik) alien‟ b. the book‟s cover [s]

„sampul (milik) buku‟

c. the witch‟s hat [Iz] „topi (milik) penyihir‟

5. Genitif ‘s Sebagai Klitik

(9)

klitik sederhana. Sebaliknya jika genitif „s merupakan klitik frasal, genitif „s termasuk kategori klitik khusus.

Menurut Klavans (dalam Katamba, 1993:248), klitik khusus memiliki sebuah fitur penting yang membedakannya dengan bentuk infleksi, yaitu kecenderungan untuk memiliki keanggotaan ganda (dual citizenship). Secara struktur, klitik merupakan anggota sebuah konstituen, namun secara fonologis, klitik merupakan anggota konstituen lain. Dalam contoh berikut,

(10) a. Mary‟s car

„mobil (milik) Mary‟ b. the queen of Tonga‟s tiara

„mahkota (milik) putri dari Tonga‟

c. the editor of the Manchester Guardian newspaper‟s car „mobil (milik) editor surat kabar Manchester guardian‟

Katamba (1993:249) berpendapat bahwa genitif „s pada Mary‟s car bersandar pada kata yang secara fonologis dan sintaksis sama. Namun, genitif „s pada the queen of Tonga‟s tiara dan the editor of the Manchester Guardian newspaper‟s car secara fonologis melekat pada kata Tonga dan newspaper, namun secara sintaksis, dasar yang dilekati klitik tersebut adalah frasa nomina yang berintikan the queen dan the editor.

Dalam bahasa Inggris dialek Glasgow, penanda genitif „s dapat melekat ke kata

apapun yang mewatas frasa nomina genitif di akhir konstruksi (Katamba, 1993:249). (11) a. the boy I stayed with‟s granny

„nenek (milik) remaja yang tinggal bersamaku‟ b. the man that robbed‟s sister

„saudara perempuan (milik) lelaki yang merampok‟

Dalam contoh di atas, klitik „s dapat melekat pada kata with dan robbed yang secara fonologis menjadi dasar. Bagaimanapun juga, secara sintaktis dan semantis, keseluruhan frasa nomina yang berintikan pada the boy dan the man berfungsi sebagai dasar. Kemampuan genitif „s untuk dilekatkan pada akhir kata yang mendahului kata akhir dalam frasa nomina menunjukkan bahwa genitif „s merupakan enklitik kasus dan bukan merupakan sufiks infleksi kasus (Katamba, 1993:249). Sebagian ahli menganggap bahwa genitif „s yang bersandar pada satu nomina merupakan sufiks kasus genitif. Faktanya, genitif „s juga dapat melekat pada frasa nomina. Karena itu, Matthews (1974:169) menyatakan bahwa genitif „s merupakan enklitik yang independen.

(10)

Selain itu, sufiks menghasilkan infleksi leksikal dengan cara memasukkan sebuah

morfem yang menyatu sepenuhnya pada sebuah kata, sementara klitik menghasilkan infleksi frasal yang morfem-morfemnya dapat menyatu pada frasa (Katamba, 1993:249).

Problem kedua yang perlu didiskusikan mengenai klasifikasi genitif „s adalah apakah genitif „s termasuk klitik sederhana atau klitik khusus. Halpern dan Kroeger (dalam Kroeger, 2005) menyatakan bahwa genitif „s termasuk klitik sederhana. Menurut kedua pakar tersebut, genitif „s merupakan afiks frasal. Nevis (dalam Kroeger, 2005:322) menyatakan bahwa klitik genitif „s merupakan afiks frasal (phrasal affixes) karena bentuknya mirip afiks dan dapat menempel tidak hanya pada kata namun juga keseluruhan klausa nomina. Selain itu, Kroeger mengklasifikasikan genitif „s sebagai klitik sederhana.

Katamba (1993:246) dan Anderson (2006) memiliki pendapat yang berbeda dengan Kroeger. Katamba (1993:246) menyatakan bahwa genitif „s yang selalu menempel pada dasar nomina maupun frasa nomina merupakan klitik khusus dalam bahasa Inggris. Anderson (2006:13) menambahkan bahwa klitik genitif „s pada awalnya merupakan sufiks genitif infleksional, sebagaimana pada nomina di bahasa Inggris

kuno, yang berubah menjadi klitik frasal. Genitif „s termasuk kategori klitik khusus karena dua alasan berikut. Pertama, genitif „s dibutuhkan sebagai sebuah mekanisme untuk mengekspresikan bentuk frasal. Selain itu, genitif „s dalam contoh (12) bukanlah merupakan pemendekan dari kata mandiri, melainkan bentuk klitik khusus yang berkembang dari sufiks pada bahasa Inggris kuno.

(12) a. a cat‟s tail

„ekor seekor kucing‟ b. the woman we saw‟s coat

„mantel wanita yang kita lihat‟

Lebih jauh, Klavans (1985) dan Anderson (1992) menuliskan beberapa ketentuan klitikisasi untuk klitik khusus genitif „s.

i. Kelas frasa yang dilekati. Umumnya klitik melekat pada frasa nomina dan frasa verba. Pada genitif „s, klitik selalu melekat pada frasa nomina.

(11)

verba. Pada contoh (2) diatas, klitik „s melekat pada kata sebelum kata

terakhir dalam frasa nomina yaitu cat dan saw.

iii. Posisi klitik. Klitik biasa dan khusus bisa mendahului dasar (proklitik) atau mengikuti dasar (enklitik). Pada contoh diatas, genitif „s merupakan klitik khusus yang mengikuti dasar (enklitik) a cat dan the woman we saw.

iv. Dasar fonologis dan sintaksis. Dasar fonologis dan sintaksis dapat berupa kata yang sama ataupun berbeda. Menurut Katamba (1993:248), dasar fonologis tidak harus sama dengan dasar sintaktis. Genitif „s yang melekat pada satu kata seperti pada Mary‟s car memiliki dasar fonologis dan sintaktis yang sama. Sebaliknya, genitif „s yang melekat pada frasa memiliki dasar fonologis dan sintaktis yang berbeda, dengan dasar fonologis berupa kata sebelum kata terakhir pada frasa nomina dan dasar sintaktis adalah keseluruhan frasa nomina yang dikepalai oleh nomina pemilik.

6. Kesimpulan

Bahasa Inggris memiliki proklitik dan enklitik yang tersusun terutama dari penyingkatan verba bantu dan genitif „s. Dalam diskusi mengenai model substitusi klitik dalam bahasa Inggris, konsep klitik sederhana sering rancu dengan konsep kata,

sementara klitik khusus genitif „s sering berbenturan dengan affiks. Klitik yang ada di tengah kata dan afiks dapat dibedakan dari keduanya secara sintaksis dan fonologis.

Dalam bahasa Inggris, klitik dapat dibedakan dari kata dengan kriteria: 1) kemampuan untuk berdiri sendiri dan 2) adanya tekanan. Kata dapat berdiri secara independen. Sebaliknya, klitik tidak bisa berdiri sendiri karena kurang secara prosodik.

Selain itu, kata dalam bahasa Inggris selalu memiliki setidaknya satu tekanan. Di sisi lain, klitik dalam bahasa Inggris tidak memiliki tekanan karena kekurangan vokal.

Klitik dibedakan dari afiks dengan pengujian secara sintaksis dan fonologis. Secara sintaksis, terdapat enam kriteria pembeda antara lain: 1) kadar pilihan diantara morfem dan dasar, 2) celah leksikal sembarang, 4) keanehan fonologis, keanehan semantis, 5) operasi sintaktis yang mempengaruhi kombinasi, dan 6) batasan kemampuan kombinasi. Secara fonologis, klitik dibedakan dari afiks dengan pilihan dasar dan variasi bunyi [s] yang muncul.

(12)
(13)

REFERENSI

Anderson, Stephen R. 1982. „Where‟s morphology?‟ dalam Linguistic Inquiry Vol. 13. No. 4. Hal. 571-612.

Anderson, Stephen R. 1992. A-Morphous Morphology. Cambridge: Cambridge University Press.

Anderson, Stephen R. 2006. The English Group genitif is a Special Clitic. Makalah dipresentasikan pada English Linguistic Society of Japan di Tokyo, 3 November 2006.

Anderson, Stephen R. 2005. Aspects of the Theory of Clitics. Oxford: Oxford University Press.

Bauer, Laurie. 1988. Introducing Linguistic Morphology. Edinburgh: Edinburgh University Press.

Caink, A.D. Clitics. dalam Brown, Keith (Ed.). 2006. Encyclopedia of Language and Linguistics, Vol. 2, Second Edition: V1-14. Boston: Elsevier Ltd.

Das, Pradeep K. 2010. Clitic: An Introduction. Paper. Dept. of Linguistics, DU.

Gerlach, Birgit & Janet Grijzenhout. 2000. Clitics in Phonology, Morphology and Syntax. ___: John Benjamins.

Harris, Alice C. 2002. Endoclitics and the Origins of Udi Morphosyntax. Oxford: Oxford University Press.

Kari, Ethelbert Emmanuel. 2003. Clitics in Degema: A Meeting Point of Phonology, Morphology, and Syntax. Tokyo: Research Institute for Languages and Cultures of Asia and Africa.

Katamba, Francis. 1993. Morphology. New York: St. Martin Press Inc.

Klavans, Judith L. 1985. „The independence of syntax and phonology in cliticization.‟ Dalam Language. Vol. Hal.

Kopris, Craig A. & Anthony R. Davis. ---. Endoclitics in Pashto: Implications for Lexical Integrity. Abstract pdf. StreamSage Inc.

Kroeger, 2005Paul R. 2005. Analyzing Grammar: An Introduction. Cambridge: Cambridge University Press.

Matthews, P.H. 1974. Morphology: An Introduction to The Theory of Word-Structure. Cambridge: Cambridge University Press.

Pavey, Emma L. 2010. The Structure of Language: An Introduction to Grammatical Analysis. Cambridge: Cambridge University Press.

Taylor, James R. 2003. Linguistic Categorization. Oxford: Oxford University Press. Trauth, Gregory P. & Kerstin Kazzazi. 1998. Routledge Dictionary of Language and

Linguistics. London & New York:Routledge.

Zwicky, Arnold M. & Geoffrey K. Pullum. 1983. Cliticization vs. inflection: English n‟t. Language Vol. 59. No. 3 (Sept., 1983). Hal. 502-13.

Zwicky, Arnold M. 1977. On Clitics. Bloomington: Indian University Linguistics Club. Linguistics of Clitics. Diunduh dari

Referensi

Dokumen terkait

Karena kualitas lembaran pulp kulit durian rendah maka pulp tersebut dibuat untuk kertas dasar untuk kertas bungkus berlaminasi plastik yang persyaratan

[r]

Nilai P sebesar 0,000 (P<0,05) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara hasil perbandingan peningkatan pengetahuan kelompok uji terhadap

Hal ini disebabkan pada makanan olahan sudah mengalami perlakuan penambahan bumbu, pemanasan dan perlakuan yang lain sehingga mempunyai ketahanan yang rendah dibandingkan

Analisis data penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa pada pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada

Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh inklusi keuangan dan variabel ekonomi makro lainnya terhadap ketimpangan pendapatan di 33 provinsi

Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapan untuk memulai

[r]