36
pelaksanaa siklus I, hasil tindakan siklus I, hasil belajar siklus I, hasil refleksi
siklus I, pelaksanaan pembelajaran siklus II, hasil tindakan siklus II, hasil belajar
siklus II, hasil refleksi siklus II, hasil analisis data dan pembahasan hasil
penelitian yang akan dibahas secara rinci berikut ini
4.1. Pelaksanaan Penelitian
Pada deskripsi pelaksanaan penelitian ini akan menguraikan tentang tahap
pelaksanaan pra siklus dan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan
observasi, hasil tindakan serta refleksi pada siklus I dan siklus II. Kegiatan siklus I
dan siklus II dibagi menjadi 6 kali pertemuan, masing-masing pertemuan
berlangsung selama 2x35 menit.
4.2. Hasil Penelitian Siklus I
4.2.1. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti
melakukan diskusi dengan kolaborator yaitu guru kelas 4 untuk menentukan
waktu pelaksanaan, materi pembelajaran yang akan disampaikan serta alat
penunjang lain yang perlu digunakan. Peneliti merancang siklus I yang terdiri dari
3 pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran),
yang direncanakan pada tanggal 4, 6 dan 8 April 2017. Kemudian menentukan
materi yang disampaikan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang ditetapkan. Persiapan lain yang dilakukan peneliti pada siklus I ini adalah
merancang pelaksanaan pembelajaran sesuai pokok bahasan pada setiap
pertemuan, menyiapkan alat peraga, lembar kerja siswa, lembar observasi guru
untuk melihat bagaimana kondisi pelaksanaan pembelajaran di kelas, serta lembar
4.2.2. Pelaksanaan Siklus I Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa, 4 April 2017 pukul
07.30 WIB sampai 8.40 WIB.
a) Kegiatan awal
Pada kegiatan awal, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,
melakukan presensi, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan siswa.
Pada pertemuan pertama ini guru mengajarkan tentang menjumlahkan
bilangan bulat. Dalam kegiatan apersepsi guru memberikan lembar
permasalahan dalam kehidupan sehari - hari kemudian dilanjutkan dengan
membentuk kelompok dan menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran hari
ini.
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, diawali dengan guru mengoordinir siswa untuk
memecahakan masalah yang diberikan secara berkelompok. Pada tahap ini
setiap anggota kelompok saling berdiskusi dan bertukar fikiran. Siswa yang
belum mengerti diberi masukan dan dapat arahan dari guru karena masih
banyak siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompok seperti masih sulit
untuk memberikan pendapat. Guru sebagai fasilitator mengarahakan tiap
jawaban siswa untuk mencapai kesimpulan yang benar. Guru menjelaskan
tentang bilangan bulat dan operasinya kepada siswa dan siswa
memperhatikan. Operasi bilangan bulat yang dipelajari tentang operasi
penjumlahan bilangan bulat dan pengurangan bilangan bulat. Siswa juga
diminta untuk memperhatikan bagaimana menyelesaikan soal dengan
menggunakan jarimatika. Setelah itu guru memberikan contoh soal yang
sederhana untuk dikerjakan bersama. Kemudian siswa mencoba untuk
mengerjakan secara mandiri.
c) Kegiatann penutup
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal
yang belum dimengerti. Terdapat beberapa siswa yang bertanya dan guru
menjelaskan jawaban dari pertanyaan siswa. Kemudian guru menyampaikan
menutup pelajaran guru meluruskan pemahaman siswa yang salah, mencatat
rangkuman pelajaran yang telah dipelajari. Guru meminta siswa untuk
pelajari materi selanjutnya.
4.2.3. Pelaksanaan Siklus I Pertemuan II
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pada hari kamis,
6 April 2017 pukul 07.30 WIB sampai 08.40 WIB. Pada pertemuan kedua ini
merupakan tindak lanjut dari kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa pada
pertemuan pertama. Peneliti telah menyusun rencana pembelajaran yang baik agar
kekurangan pada pertama dapat diperbaiki.
a) Kegiata awal
Dalam kegiatan awal, guru mengucapkan salam, menanyakan kabar siswa
dan melakukan presensi. Guru bertanya apa saja yang telah dikerjakan pada
pertemuan pertama dan bagaimana hasil kerja kelompok siswa.
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti yang merupakan tindak lanjut pada pertemuan pertama,
guru mencoba menggali kembali daya ingat siswa dari tiap kelompok dengan
mencoba menyampaikan kembali apa yang sudah dijelaskan oleh guru pada
pertemuan sebelumnya. Guru memberikan contoh bagaimana mengerjakan
soal penjumlahan bilangan bulat positif menggunakan mobil dan garis
bilangan. Kemudian siswa dari tiap kelompok mencoba sendiri dengan
mengerjakan soal dipapan tulis secara bergantian.
c) Kegiatan akhir
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal
yang belum dimengerti. Terdapat beberapa siswa yang bertanya dan guru
menjelaskan jawaban dari pertanyaan siswa. Kemudian guru menyampaikan
pelajaran yang akan dilakukan dipertemuan selanjutnya. Sebelum guru
menutup pelajaran guru meluruskan pemahaman siswa yang salah, mencatat
rangkuman pelajaran yang telah dipelajari. Guru meminta siswa untuk
4.2.4. Pelaksanaan Siklus I Pertemuan III
Pertemuan ketiga dilaksanakan hari rabu, 8 April 2017 pukul 09.35 WIB
sampai 10.44 WIB. Di pertemuan ketiga guru menjelaskan pengurangan bilangan
bulat. Kegiatan pembelajaran diawali dengan menanyakan pelajaran sebelumnya
yaitu tentang penjumlahan bilangan bulat. Dalam pertemuan ketiga ini siswa
diberi tugas untuk memecahkan masalah tentang pengurangan bilangan bulat.
Pada kegiatan inti siswa dan guru membahas tentang pengurangan
bilangan bulat, serta guru memberikan contoh soal untuk dikerjakan oleh siswa.
Dari hasil latihan soal yang dikerjakan siswa terlihat beberapa siswa belum
memahami materi. Kemudian guru menjelaskan materi yang belum dikuasai
siswa. Siswa terlihat antusias memperhatikan penjelasan guru, setelah selesai guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tetapi tidak ada yang
bertanya. Karena tidak ada siswa yang bertanya, guru memberikan lembar
evaluasi sebagai tes siklus I.
4.2.5. Hasil Pengamatan Siklus I 4.2.5.1. Hasil Analisis Observasi Guru
Berdasarkan data hasil observasi kegiatan mengajar pada pertemuan
pertama, kedua dan ketiga siklus I dilakukan oleh observer yaitu guru kelas 4,
mata pelajaran Matematika tentang operasi hitung hilangan menggunakan
penerapan problem solving dengan jarimatika, Standar Kompetensi 5.
Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. Kompetensi Dasar 5.4
Melakukan operasi hitung campuran. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel
Tabel 1
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I
Kegiatan Indokator KBM 1 KBM 2 KBM 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Awal
1 Menyiapkan peserta didik sebelum
mengikuti pembelajaran. √ √ √
2
Guru melakukan apersepsi dan motivasi sebelum masuk pada
kegiatan pembelajaran. √ √ √
Guru mengarahkan siswa dalam merumuskan hipotesis berdasarkan
masalah yang telah dirumuskan. √ √ √
7
Guru menampung seluruh hipotesa yang diberikan oleh siswa
berdasarkan rumusan masalah. √ √ √
8
Guru membimbing siswa dalam membuktikan hipotesis yang
diperoleh. √ √ √
9
Guru dan siswa mengoreksi pembuktian hipotesis jawaban, membimbing siswa dalam mencari
alternatif cara yang berbeda. √ √ √
10
Guru membimbing siswa dalam malakukan refleksi pembahasan
12 Guru melakukan kegiatan evaluasi
setelah kegiatan penyampaian materi. √ √ √
akhir yang dilakukan oleh observer dari masing-masing pertemuan terjadi
peningkatan.
4.2.5.2. Hasil Analisis Observasi Siswa
Analisis data hasil kegiatan belajar siswa pelaksanaan siklus I selama tiga kali pertemuan yang dilakukan oleh observer yaitu guru kelas 4, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I
Kegiatan Indokator KBM 1 KBM 2 KBM 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Awal
1
Siswa mempersiapkan diri dalam
mengikuti pelajaran. √ √ √
2
Siswa merespon positif terhadap kegiatan apersepsi dan motivasi yang
dilakukan oleh guru. √ √ √
Siswa aktif dalam menyelesaikan
masalah berdasarkan arahan guru. √ √ √
Inti
5
Siswa aktif dalam menelaah masalah
yang telah dirumuskan bersama. √ √ √
6
Siswa berperan aktif dalam memberi
jawaban sementara atau hipotesis. √ √
Siswa berperan aktif dalam kegiatan refeksi dan kesimpulan materi
pelajaran. √ √ √
Akhir
10
Siswa merespon positif kegiatan
evaluasi pada akhir pelajaran. √ √ √
Jumlah 9 1 3 7 2 8
Total Skor 31 37 38
4.2.6. Hasil Belajar Siklus I
Perolehan data berdasarkan hasil analisis nilai formatif akhir pelaksanaan siklus I dalam tiga kali pertemuan tersedia dalam tabel berikut:
Tabel 3
Destribusi Hasil Belajar Matematika pada Siklus I
Rentang Kategori Siklus I
Frekuensi Persentase Keterangan
86 – 100 Tinggi 11 50,00%
Tuntas
70 – 85 Sedang 6 27,27%
55 – 69 Rendah 1 4,54%
Tidak Tuntas
40 – 54 Sangat rendah 4 18,18%
Total 22 100%
Nilai Mak 100
Nilai Min 40
Rata-rata 63,86
KKM 70
Data tabel 3 diatas menggambarkan banyaknya siswa yang tuntas pada
kategori tinggi 11 siswa 50,00%, kategori sedang 6 siswa 27,27%, jadi total
keseluruhan siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa 77,27%, sedangkan siswa yang
tidak tuntas dengan kategorikan rendah sebanyak 1 siswa 4,54%, kategori sangat
rendah sebanyak 4 siswa 18,18%, jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 5
siswa 22,72%. Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram
berikut:
77% 23%
Siklus I
Gambar 1
Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I
Berdasarkan gambar 1 terlihat jelas bahwa ketuntasan hasil belajar
matematika sudah mengalami peningkatan. Siswa yang sudah tuntas mencapai
77% dan siswa yang belum tuntas mencapai 23%.
4.2.7. Refleksi Penelitian Siklus I
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan
I, II dan III, maka selanjutnya akan diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam
proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi, lembar angket
dan soal evaluasi yang dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai
bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses
pembelajaran apakah sudah sesuai dengan indikator kinerja. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan observer bersama peneliti pada siklus I maka dapat
direfleksi sebagai berikut:
1) Hasil Observasi
Berdasarkan lembar observasi guru dalam menerapkan pembelajaran
problem solving dengan Jarimatika, guru sudah melaksanakan semua kegiatan
pembelajaran dengan baik dan sesuai yang ingin diajarkan kepada siswa. Hal ini
terlihat dari tahapan kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan dari awal
hingga akhir dan sudah tidak ada catatan berupa masukan dan perbaikan dari
observer seperti yang telah dijelaskan pada hasil tindakan. Sehingga dalam
penerapan pembelajaran problem solving dengan Jarimatika, aktivitas guru sudah
mencapai indikator proses yang telah ditetapkan. Pada siklus I ini guru sudah
menerapkan pembelajaran matematika realistik dengan maksimal.
2) Hasil Belajar
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan pembelajaran
problem solving, jumlah siswa yang tuntas ≥70 sebanyak 17 siswa (77,27%), nilai
rata-rata 63,86, dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40. Hal ini
membuktikan hasil belajar matematika sudah mencapai indikator hasil yang telah
ditetapkan dan mengalami peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Berdasarkan informasi dari observer secara keseluruhan hasil refleksi yang
diperoleh pada proses pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan
a. Rancangan pembelajaran sudah terprogram
b. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan problem
solving dan Jarimatika.
c. Siswa lebih terlihat aktif didalam proses pembelajaran.
d. Siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar dapat dibantu oleh
teman kelompoknya.
e. Siswa lebih mengerti dalam memahami materi
f. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah
sesuai.
g. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengemukakan pendapat dan
memberi tanggapan.
h. Guru dan siswa terbiasa menerapkan kegiatan pembelajaran problem
solving dengan Jarimatika.
2. Kekurangan
a. Hambatan
Guru masih kesulitan dalam mengarahkan pembelajaran dalam setiap
kegiatan.
b. Penyelesaian
Dalam proses pembelajaran memerlukan pengaruh yang maksimal
dalam kegiatan suatu pembelajaran.
4.3. Hasil Penelitian Siklus II
4.3.1. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Seperti halnya siklus I, siklus II juga masih menggunakan pembelajaran
problem solving dengan Jarimatika. Perencanaan pembelajaran pada siklus II ini
sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus
I. Peneliti juga merancang siklus II yang terdiri dari 3 pertemuan, setiap
menentukan materi yang akan disampaikan sesuai standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ditetapkan. Persiapan lain yang dilakukan peneliti pada
siklus II ini adalah merancang pelaksanaan pembelajaran sesuai pokok bahasan
pada setiap pertemuan, menyiapkan alat peraga dalam bentuk video dan benda
nyata, lembar kerja siswa, lembar observasi guru untuk melihat bagaimana
kondisi pelaksanaan pembelajaran di kelas, serta lembar observasi siklus II.
4.3.2. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan I
Pertemuan pertama pada siklus II ini dilaksanakan pada hari selasa 10
april 2017 pukul 07.30 - 08.40 dan terdiri dari kegiatan pembelajaran, yaitu
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Langkah-langkah pembelajaran
pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal, sebelum memulai pelajaran guru melakukan
pengkondisian kelas agar siswa siap mengikuti pembelajaran. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang “berapa kali kalian mandi dalam sehari?”, kemudian dilanjut dengan pertanyaan pengertian perkalian. Sebelum masuk dalam kegiatan inti guru
menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran hari ini.
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, diawali dengan guru memberikan masalah kepada
siswa. Siswa yang belum paham diberi kesempatan bertanya tentang hal
yang diberikan. Kegiatan selanjutnya siswa masuk dalam kelompok, agar
dapat menyelesaikan masalah dengan baik, guru memberikan soal cerita
kepada setiap kelompok untuk kelompok cari hasil perkalian dan
pembagian dari soal cerita tersebut. Siswa secara berkelompok mencari
hasil dari soal cerita yang diberikan oleh guru. Dengan bantuan guru siswa
mencoba menggunkan jarimatika untuk memecahkan masalah. Perwakilan
tiap-tiap kelompok menulis hasil diskusi kelompok di papan tulis. Setelah
yang lain memberikan tanggapan ataupun pertanyaan yang terkait dengan
hasil diskusi kelompok siswa.
c) Kegiatan penutup
Pada kegiatan penutup, guru memberikan penguatan dengan menanyakan
beberapa soal terkait materi ajar secara lisan. Kemudian siswa dalam
menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kegiatan pembelajaran pada
pertemuan I siklus II diakhiri dengan pemberian tindak lanjut oleh guru
dengan meminta siswa pelajari materi selanjutnya.
4.3.3. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan II
Pertemuan kedua pada siklus II ini dilaksanakan pada hari selasa, 12 april
2017 pukul 07.30 - 08.40 dan terdiri dari kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan
awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Langkah-langkah pembelajaran pada
pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan awal
Pada kegiatan awal, peneliti telah menyusun rencana pembelajaran yang
baik agar kekurangan pada pertemuan pertama dapat diperbaiki. Dalam
kegiatan awal guru mengucapkan salam, mengatur suasana kelas dan
melakukan presensi. Dalam kegiatan apersepsi guru bertanya kegiatan apa
saja yang telah dikerjakan pada pertemuan pertama.
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti merupakan tindak lanjut pada pertemuan pertama,
perwakilan dari tiap-tiap kelompok menyampaikan apa saja yang sudah
diperlajari pada pertemuan. Kemudian guru menjelaskan materi tentang
Operasi hitung campuran dari operasi bilangan itu tidak dengan hafalan
tetapi siswa harus memahami konsepnya. Guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang telah dipelajari oleh siswa untuk
mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam menerima pelajaran.
Siswa kembali pada kelompok masing-masing untuk mendiskusikan
materi yang diberikan oleh guru mengenai operasi hitung campuran dari
empat operasi yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian
lain bisa membantu siswa yang masih kesulitan dalam belajar. Dalam hal
ini siswa dapat belajar bersama untuk mempersiapkan diri menghadapi tes
evaluasi yang telah disampaikan guru pada pertemuan sebelumnya.
c) Kegiatan penutup
Pada kegiatan penutup ini, guru memberikan soal evaluasi kepada siswa
sebagai evaluasi setelah melakukan pembelajaran. Setelah melakukan
evaluasi, guru memberikan penguatan kepada siswa untuk belajar lebih
giat lagi dirumah.
4.3.4. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan III
Pertemuan ketiga pada siklus II ini dilaksanakan pada hari jumat 13 april
2017 pukul 07.30-08.40 dan terdiri dari kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan
awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Langkah-langkah pembelajaran pada
pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan awal
Pada kegiatan awal, guru memberikan salam dan berdoa bersama, guru
menyiapkan kelas agar siap untuk belajar. Setelah itu guru melakukan
apersepsi dengan membahas pelajaran yang lalu. Kemudian dilanjutkan
dengan pemberian informasi dari guru mengenai materi yang akan
dipelajari.
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang operasi hitung
campuran siswa didorong untuk lebih memahami konsepnya. Guru
memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang telah dipelajari
oleh siswa untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam
menerima pelajaran. Siswa kembali pada kelompok masing-masing untuk
mendiskusikan materi yang diberikan oleh guru mengenai operasi hitung
campuran dalam bentuk soal cerita. Ketika siswa mengalami kesulitan
siswa yang lain bisa membantu siswa yang masih kesulitan dalam belajar.
Dalam hal ini siswa dapat belajar bersama untuk mempersiapkan diri
menghadapi tes evaluasi yang telah disampaikan guru pada pertemuan
c) Kegiatan penutup
Pada kegiatan penutup ini, guru memberikan soal evaluasi kepada siswa
sebagai evaluasi setelah melakukan pembelajaran. Setelah melakukan
evaluasi, guru memberikan penguatan kepada siswa untuk belajar lebih
giat lagi dirumah.
4.3.5. Hasil Pengamatan Siklus II 4.3.5.1. Hasil Analisis Observasi Guru
Analisis data hasil observasi kegiatan mengajar guru pada pertemuan
pertama, kedua dan ketiga pada siklus II dilakukan oleh observer yaitu guru kelas
4, pelajaran matematika dalam mencari operasi hitung campuran menggunakan
penerapan Problem Solving dengan jarimatika. Standar Kompetensi 5.
Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. Kompetensi Dasar 5.4
Melakukan operasi hitung campuran. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel
berikut:
Hasil observasi kegiatan mengajar guru pada siklus II terlihat jelas bahwa
terjadi peningkatan dalam setiap pertemuan, hal tersebut dinyatakan pada
penskoran pada pertemuan pembelajaran. Perolehan total skor pertemuan pertama
Tabel 4
Kegiatan Indokator KBM 1 KBM 2 KBM 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Awal 1
Menyiapkan peserta didik sebelum
mengikuti pembelajaran. √ √ √
2
Guru melakukan apersepsi dan
motivasi sebelum masuk pada
kegiatan pembelajaran. √ √ √
Guru membimbing siswa dalam
merumuskan masalah. √ √ √
Guru mengarahkan siswa dalam merumuskan hipotesis berdasarkan
masalah yang telah dirumuskan. √ √ √
7
Guru menampung seluruh hipotesa
yang diberikan oleh siswa
berdasarkan rumusan masalah. √ √ √
8
Guru membimbing siswa dalam
membuktikan hipotesis yang
diperoleh. √ √ √
9
Guru dan siswa mengoreksi
pembuktian hipotesis jawaban,
membimbing siswa dalam mencari
alternatif cara yang berbeda.
√ √ √
10
Guru membimbing siswa dalam
malakukan refleksi pembahasan
Guru melakukan kegiatan evaluasi
setelah kegiatan penyampaian
materi. √ √ √
13
Membimbing siswa membuat
kesimpulan tentang materi yang
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II
Analisis hasil observasi kegiatan belajar siswa siklus II selama tiga kali
pertemuan, perolehan total skor pertemuan pertama sebanyak 31, pertemuan
kedua sebanyak 38 dan pertemuan ketiga sebanyak 40. Hasil penilaian observer
berdasarkan item penilaian pelaksanaan kegiatan belajar siswa terdapat
peningkatan dalam setiap pertemuan.
4.4. Hasil Belajar Siklus II
Perolehan data berdasarkan hasil analisis nilai tes formatif akhir
pelaksanaan siklus II dalam tiga kali pertemuan tersedia dalam tabel berikut:
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika pada Siklus II
Rentang Kategori Pra Siklus
Frekuensi Persentase Keterangan
86 - 100 Tinggi 13 59,09%
Tuntas
70 - 85 Sedang 9 40,91%
55 - 69 Rendah 0 0,00%
Tidak Tuntas
40 - 54 Sangat rendah 0 0,00%
Total 22 100%
Nilai Mak 100
Nilai Min 73
Rata-rata 88
KKM 70
Data tabel 6 diatas menggambarkan banyaknya siswa yang tuntas pada
kategori tinggi 13 siswa 59,09%, kategori sedang 9 siswa 40,91%, jadi total
keseluruhan siswa yang tuntas sebanyak 22 siswa 100%, sedangkan siswa yang
tidak tuntas dengan kategori rendah sebanyak 0 siswa 0,00%, kategori sangat
rendah sebanyak 0 siswa 0,00%, jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 0 siswa
Gambar 2
Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II
Berdasarkan gambar 2 terlihat jelas bahwa ketuntasan hasil belajar
matematika meningkat menjadi 100%
4.5. Refleksi Penelitian Siklus II
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan
1, 2 dan 3, maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses
pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi, lembar soal evaluasi
yang dilaksanakan pada siklus II. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan
dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran apakah sudah
sesuai dengan indikator kinerja. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
observer bersama peneliti pada siklus II maka dapat direfleksi sebagai berikut:
a) Hasil Observasi
Berdasarkan lembar observasi guru dalam menerapkan pembelajaran
problem solving dengan jarimatika, guru sudah melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan baik. Sehingga dalam penerapan model problem solving
dengan jarimatika, aktivitas guru sudah mencapai indikator proses yang telah
ditetapkan. Pada siklus II ini guru sudah menerapkan pembelajaran matematika
realistik dengan maksimal.
b) Hasil Belajar
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan pembelajaran
problem solving, jumlah siswa yang tuntas 22 siswa dengan nilai rata-rata 88. Hal 100%
0%
Siklus II
ini membuktikan hasil belajar matematika sudah mencapai indikator hasil yang
telah ditetapkan dan mengalami peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika dibanding siklus I
Berdasarkan informasi dari observer secara keseluruhan hasil refleksi yang
diperoleh pada proses pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan
a. Rancangan pembelajaran sudah terprogram.
b. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran menggunakan pembelajaran
problem solving dengan jarimatika.
c. Siswa lebih terlihat aktif dalam proses pembelajaran.
d. Siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar dapat dibantu oleh
teman dalam kelompoknya.
e. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah
sesuai.
2. Kekurangan
a. Hambatan
Guru masih kesulitan dalam mengarahkan pembelajaran dalam setiap
kegiatan.
b. Penyelesaian
Dalam proses pembelajaran memerlukan pengaruh yang maksimal
dalam setiap kegiatan.
4.6. Rekapitulasi Hasil Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Proses pengumpulan data pada penelitian yaitu tahap awal penelitian
melalui observasi sebelum melakukan pra siklus, hingga dilaksanakan tindakan
Tabel 7
Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Rentang Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II Keterangan
F Persen F Persen F Persen
86 - 100 Tinggi 2 8,3% 11 50,00% 13 58,33%
Tuntas
70 - 85 Sedang 10 41,67% 6 25% 9 41,67%
55 - 69 Rendah 6 25% 1 8,3% 0 0,00%
Tidak Tuntas
40 - 54 Sangat rendah 6 25% 4 16,7% 0 0,00%
Total 24 100% 24 100% 24 100%
Nilai Maksimal 90 100 100
Nilai Minimum 40 40 73
Rata-rata 69 63,83 88
KKM 70 70 70
Data pada tabel 4.8 di atas menunjukkan tuntas dan tidak tuntasnya siswa
dalam belajar sebelum dilakukan tindakan hingga setelah dilakukan tindakan.
Banyaknya siswa yang tuntas pada pra siklus sebanyak 10 siswa 45,44%, siswa
yang tidak tuntas sebanyak 12 siswa 54,54%, siklus I terjadi peningkatan menjadi
17 siswa 77,27% yang tuntas, siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa 22,72%
dan siklus II mencapai 22 siswa 100% yang tuntas, siswa yang tidak tuntas
sebanyak 0 siswa 0,00%.
4.7. Pembahasan
Berdasarkan paparan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa
kelas 4 SD Negeri Keseneng 01 pada mata pelajaran matematika, maka dapat
diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan penerapan
model problem solving dengan jarimatika. Peningkatan hasil belajar siswa terlihat
ketika dimulainya kegiatan perencanaan pembelajaran. Kerja kelompok dan
diskusi sebagai awal untuk mereka bertukar pendapat dan menyampaikan ide
masing-masing yang dimiliki oleh siswa. Pada pertemuan pertama siswa sudah
mampu mengemukakan pendapat dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Kerja sama antar kelompok yang tinggi dibuktikan dari hasil kerja kelompok yang
begitu detail. Hasil belajar siswa juga meningkat dari pra siklus, siklus I dan
Hasil belajar matematika pada pra siklus, peneliti memberikan soal pretest
untuk mengetahui hasil belajar matematika sebelum diberikan tindakan dengan
menerapkan model Problem Solving dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
70. Pada pra siklus terdapat 12 siswa yang tidak tuntas dengan presentase 54,54%
dan yang tuntas terdapat 10 siswa 45,44%. Hal tersebut telah diketahui bahwa
hasil belajar matematika kelas 4 SD Negeri Keseneng 01 harus ditingkatkan.
Dengan demikian, maka peneliti menerapkan model problem solving pada siklus
I. Hasil evaluasi dari siklus I adalah terdapat 17 siswa yang tuntas dengan
persentase 77,27% dan siswa yang tidak tuntas 5 dengan persentase 22,72%.
Untuk itu penelitian dilanjutkan pada siklus II karena kinerja belum tercapai
sepenuhnya.
Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II ini, penelitian yang
dilakukan pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I.
Siswa dengan nilai di atas KKM terdapat 22 siswa dengan persentase 100% dan
dibawah KKM 0,00%. Dengan demikian, penelitian pada siklus II seluruhnya
sudah mencapai indikator kinerja yang sudah ditetapkan oleh peneliti yaitu 100%.
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat kesamaan dengan hasil
penelitian Rahmad Rismawan. 2014 dengan judul “Penggunaan Metode Problem
Solving Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Di SMK N 3 Yogyakarta”. Hasil penelitian tindakan kelas ini adalah: (1) pada siklus I 64.583 meningkat menjadi di siklus II 75,875 dan menjadi pada
siklus III 78,375 dan peningkatan yang mendapatkan nilai diatas nilai KKM yaitu
pada siklus I 18 siswa meningkat menjadi 4 siswa pada siklus II dan pada siklus
III siswa sudah berhasil lulus KKM semua; (2) penggunaan metode pembelajaran
Problem Solving sebagai berikut: (a) melakukan identifikasi masalah oleh siswa
atau kelompok; (b) melakukan perencanaan pemecahan yang harus dikerjakan
oleh siswa; (c) melakukan penerapan masalah yang telah direncanakan oleh siswa;
(d) Siswa melakukan penyelesaian masalah yang didukung dengan bimbingan dan
diskusi kemudian dipresentasikan; (e) Melakukan evaluasi bersama siswa
mengenai hasil pembelajaran untuk menunjukan hasil dan tingkatan yang dicapai
Salain itu pula terdapat kesamaan penelitian yang dilakukan oleh Chadwan Dwi Yoganingsih dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Pada Pokok Bahasan Pengukuran (Satuan Ukur
Panjang) Melalui Implementasi Metode Problem Solving Dan Memanfaatkan Alat
Peraga Tangga Satuan Ukur Panjang Pada Siswa Kelas IV Semester I Tahun
Pelajaran 2006/2007 di SDN Karangrejo 02 Kecamatan Gajahmungkur Semarang”. Hasil penelitian yaitu melalui implementasi metode problem solving dan memanfaatkan alat peraga tangga satuan ukur panjang pada pokok bahasan
pengukuran (satuan ukur panjang), hasil belajar siswa kelas IV semester I tahun
2006/2007 SDN Karangrejo 02, Kecamatan Gajahmungkur Semarang dapat
ditingkatkan. Pada siklus I nilai rata-rata 71, naik menjadi 80 pada siklus II.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Muri Prartifina dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas III A SMP Negeri 12 Tegal Untuk Menyelesaikan Soal Cerita Dalam Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat Dan Grafiknya
Melalui Model pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving)”. Hasil
Penelitian menyimpulkan, penggunaan model pembelajaran Pemecahan Masalah
(Problem Solving) dalam menyelesaikan soal cerita tentang fungsi kuadrat dan
grafiknya, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III A SMP Negeri 12
Tegal, yaitu dari 54,3% menjadi 82,7% secara klasikal.
Metode Problem Solving atau suatu metode dalam pendidikan dan
pengajaran dengan sejalan melatih siswa untuk menghadapi masalah-masalah dari
yang paling sederhana sampai kepada masalah yang paling rumit. Dalam
Problem Solving, peserta didik belajar sendiri untuk mengidentifikasi penyebab
masalah dan alternatif untuk memecahkan masalahnya (Endang, 2011). Kemudian
menurut Arends (2008:45) pembelajaran Problem Solving merupakan bagian dari
pembelajaran berbasis masalah (PBL). Karakteristik pembelajaran problem
solving menurut Tjadimojo (2001:3) yaitu (a). Metode problem solving
merupakan rangkaian pembelajaran artinya dalam implementasi problem solving
ada sejumlah kegiatan yang harusdilakukan siswa, (b). Aktivitas pembelajaran
proses pembelajaran, (c). Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan
pendekatanberfikir secara ilmiah.
Sejalan dengan beberapa pendapat para ahli mengenai pembelajaran
problem solving, bahwa dalam kegiatan belajar mengajar siswa yang
mendominasi kegaiatan belajar. Keaktivan siswa dalam pembelajaran dengan
menerapakan problem solving membuat siswa lebih memahami topik
pembelajaran. Penerapan problem solving terbukti dapat meningkatkan hasil
belajar matematika pada siswa kelas 4 SD Negeri Keseneng 01 Kecamatan
Sumowono Semester II Tahun Ajaran 2016/2017.
Implikasi praktis yang terjadi setelah pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ini yakni guru dapat menggunakan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan
menyenangkan untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Selain itu pengetahuan
dan keterampilan guru juga semakin berkembang dengan penggunaan
pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Guru juga dapat menerapkan tindakan
perbaikan pembelajaran sebagai upaya meningkatkan profesionalisme dalam
mendidik siswa.
Implikasi dari penerapan model problem solving bagi peserta didik
penelitian ini adalah menumbuhkan motivasi belajar dan hasil belajar serta
menarik perhatian siswa agar lebih giat lagi dalam belajar. Meningkatkan hasil
belajar matematika pada siswa kelas 4 sangat membantu siswa dalam mengenali
sesuatu yang masih abstrak menggunakan berbagai media yang konkret serta
membantu siswa dalam menyelesaikan pekerjaan dan menemukan masalah
dengan menggunakan bekal pengetahuan dan pengalaman mereka untuk mampu
menghubungkannya di dunia nyata. Dan manfaat bagi sekolah dapat memberikan
masukan pada sekolah untuk melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan
inovatif. Agar hasil belajar siswa meningkat dan memiliki hasil yang sangat