• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran dan Tantangan Literasi Media dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran dan Tantangan Literasi Media dalam"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

PERAN DAN TANTANGAN LITERASI MEDIA

DALAM MEMBANGUN BANGSA DI ERA KORPORATOKRASI MEDIA

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES) 2015

tingkat Universitas Muhammadiyah Malang

Diusulkan oleh :

MUHAMMAD ZULFIKAR AKBAR (201210040311019)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG MALANG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH

1. Judul Kegiatan : Peran dan Tantangan Literasi Media dalam Membangun Bangsa di Era Korporatokrasi Media 2. Penulis Utama

2.1. Nama Lengkap : Muhammad Zulfikar Akbar 2.2. NIM : 201210040311019

2.3. Jurusan/Fakultas : Ilmu Komunikasi / Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

2.4. Universitas : Universitas Muhammadiyah Malang

2.5. Alamat di Malang : Jl. Simpang Candi Panggung Blok A-18 Perum Garden Palma Kel. Jatimulyo Kec. Lowokwaru Kota Malang

2.6. No. HP : 0823-3670-7950

2.7. Email : zulfikar@bangzulnews.com

Malang, 20 April 2015

Menyetujui,

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi UMM Dosen Pembimbing,

Sugeng Winarno, MA. M. Himawan Sutanto, M.Si

(3)

KATA PENGANTAR

Media massa punya pengaruh yang besar kepada masyarakat. Segala informasi yang diberikan melalui media massa, masyarakat mau tidak mau pasti menerima semua yang disampaikan oleh media. Namun di tengah gejala era korporatokrasi, media massa seolah kehilangan jati dirinya. Media yang sudah terpengaruh kepentingan ekonomi, politik, atau pribadi pemiliknya sudah mulai menjamur di Indonesia. Masyarakat harus mampu untuk menyaring informasi yang benar-benar bermanfaat bagi dirinya dan kepentingan umum. Dengan kemampuan literasi media, masyarakat diharapkan bisa ikut andil dalam membangun bangsa menuju Indonesia yang lebih baik. Untuk itulah, penulis mengambil judul “Peran dan Tantangan Literasi Media dalam Membangun Bangsa di Era Korporatokrasi Media”.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung proses pembuatan karya tulis ilmiah yang akan diikutsertakan dalam seleksi Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES) tingkat Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Terimakasih kepada bapak M Himawan Sutanto, M.Si yang bersedia membimbing saya, bapak Sugeng Winarno, MA selaku ketua jurusan Ilmu Komunikasi UMM, rekan-rekan Rumah Inspirasi Malang, dan seluruh pihak yang tidak bisa saya sebut satu-persatu. Terpenting kepada kedua orangtua saya yang selalu mendukung pencapaian saya. Karya tulis ilmiah ini saya persembahkan untuk kemajuan bangsa Indonesia.

Malang, 20 April 2015

(4)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... iv

Ringkasan ... v

BAB I – Pendahuluan ... 1

BAB II – Telaah Pustaka ... 3

BAB III – Analisis – Sintesis ... 7

BAB IV – Kesimpulan – Rekomendasi ... 11

(5)

RINGKASAN

Perkembangan media massa saat ini sudah sedemikian pesat. Dimulai sejak jaman Romawi Kuno pada pemerintahan Julius Caesar, hingga jaman modern saat ini, media selalu mengiringi pembangunan peradaban. Revolusi teknologi mendukung perkembangan media massa saat ini, mulai dari penemuan mesin cetak, radio, televisi, hingga internet. Budaya masyarakat juga berubah, dari budaya tulis menulis, berkembang ke budaya dengar dan tonton, hingga saat ini masyarakat saling memberi informasi satu sama lain dan bisa berinteraktif dari jarak jauh. Semua karena perkembangan teknologi yang terjadi hampir tiap dekade.

Seiring perkembangan itu, media juga mulai terpengaruh dengan isu-isu ekonomi dan politik. Media perlahan bahkan turut terjun ke dunia tersebut. Akhirnya, muncullah era korporatokrasi. Ketika beberapa golongan pemegang kepentingan menggunakan berbagai cara untuk melanggengkan kekuasaannya, salah satunya dengan menggunakan media. Media menjadi jalan efektif dan masif agar masyarakat dapat langsung terpengaruh dengan apa yang disajikan untuk kepentingan korporasi, ekonomi, politik, bahkan pribadi.

Jika korporatokrasi terus dibiarkan, bisa jadi seluruh proyek pembangunan negara ini hanya akan dikuasai oleh segelintir saja. Informasi yang ada di Indonesia juga tak menutup kemungkinan akan diatur oleh pemilik kepentingan atau pemilik media yang pro terhadap korporatokrasi. Ini dapat mengancam negara dan mengakibatkan pembangunan bangsa ini terganggu. Efek ketika media sudah dikontrol sangatlah besar. Akan terjadi bias informasi yang ada di masyarakat. Berbagai informasi yang sampai ke masyarakat akan mengalami distorsi, sehingga pesan sebenarnya yang diterima oleh masyarakat tidak akan pernah sampai. Mereka tidak akan lagi mengetahui mana informasi yang baik, mana informasi yang buruk.

Jika sudah demikian, sebuah gerakan dari masyarakat perlu digalakkan sebagai bentuk partisipasi publik. Literasi media adalah gerakan yang tepat untuk melawan korporatokrasi media demi pembangunan bangsa Indonesia. Dengan demikian, masyarakat mulai saat ini sudah bisa mengontrol media sesuai hak yang sudah disampaikan melalui Undang-Undang. Media massa juga harus melakukan kewajibannya sama seperti yang disampaikan melalui Undang-Undang dan kemauan masyarakat.

(6)

kultur dan ciri khas desa tersebut melalui ilmu dan informasi yang didapatnya dari media komunitas tersebut. Untuk kaum intelektual, mereka dapat menggunakan media citizen journalism dalam melakukan literasi media kepada masyarakat. Sebagai kaum terdidik, mereka dapat memberikan pemahaman sesuai keilmuannya untuk memahamkan masyarakat dengan jalan menulis opini, atau membangun sebuah media alternatif seperti blog. Bagi kalangan sosialita, mereka dapat menggunakan media sosial yang aktif digunakan sehari-hari. Dengan memanfaatkan media sosial yang saling terhubung, kampanye-kampanye literasi media dapat dilakukan dengan cepat, murah, dan mudah, bahkan masyarakat bisa melakukan perlawanan ketika kehendak mereka tidak dipenuhi. Segala fenomena sosial juga dapat diterangkan secara jelas melalui media sosial.

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media massa di Indonesia saat ini sudah berkembang pesat. Kemunculan media yang diawali dengan penemuan mesin cetak oleh Johannes Guttenberg pada 1450an memulai revolusi media yang kemunculannya sudah dimulai sejak jaman pemerintahan Julius Caesar di masa Romawi Kuno yakni Acta Diurna. Seiring majunya teknologi, media massa mulai berkembang dari media tulis menuju media audio pada 1920an. Bersamaan dengan munculnya radio, media televisi juga mulai berkembang diwaktu yang sama. Praktisnya, pada 1920 hingga periode 1950an terjadilah perubahan budaya masyarakat dari budaya tulis menulis ke budaya mendengar dan menonton. Ketika internet mulai muncul di era 1960an hingga 1980an, perlahan informasi yang sampai ke masyarakat tidak lagi melalui media cetak, radio, dan televisi saja. Pesan tidak lagi bersifat one-way communication, tapi masyarakat bisa berinteraksi langsung dengan

media itu sendiri. Dengan kata lain, pesan yang disampaikan bersifat two-way communication. Hingga saat ini, internet mendominasi arus informasi

yang ada di masyarakat.

Literasi media atau media literacy adalah sebuah gerakan baru yang saat ini sedang marak di masyarakat. Literasi media muncul karena arus informasi yang hampir tak bisa lagi dibendung. Berbagai informasi dari media massa yang baik maupun yang buruk hadir di tengah-tengah masyarakat. Hal ini semakin dikhawatirkan dengan masuknya para pemimpin ataupun pemilik media ke dalam ranah bisnis atau politik, yang mempengaruhi pers itu sendiri.

(8)

bahkan hingga membentuk suatu jaringan media yang besar. Ini mengakibatkan adanya konglomerasi media yang turut mendukung sistem korporatokrasi di Indonesia. Dengan demikian, media yang seharusnya turut membangun bangsa, saat ini tidak membantuk membangun bangsa, namun memperkaya atau diperalat seseorang ataupun segelongan tertentu.

Dari sinilah, masyarakat harus mampu berperan aktif dalam menyeleksi media-media yang saat ini sudah marak berkembang. Banyaknya portal-portal, surat kabar, radio, dan stasiun televisi harus dijadikan sarana untuk membangun bangsa. Melalui karya tulis ini, akan digali lebih dalam peran dan tantangan literasi media dalam membangun bangsa di era korporatokrasi media.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana peran dan tantangan literasi media dalam membangun bangsa di era korporatokrasi media di Indonesia?”.

C. Tujuan

Karya tulis ini bertujuan untuk :

“Menjelaskan peran dan tantangan literasi media dalam membangun bangsa di era korporatokrasi media di Indonesia”.

D. Manfaat

(9)

BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Media Massa

Menurut Cangara (2006) media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. Pengertian lain, media massa itu adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. (Nurudin, 2007)

Istilah media massa merujuk pada alat atau cara terorganisasi untuk berkomunikasi secara terbuka dan dalam jarak jauh kepada banyak orang (khalayak) dalam jarak waktu yang ringkas. Media massa bukan sekedar alat semata-mata, melainkan juga institusionalisasi dalam masyarakat sehingga terjadi proses pengaturan terhadap alat itu oleh warga masyarakat melalui kekuasaan yang ada maupun melalui kesepakatan-kesepakatan lain.(Soyomukti, 2010)

Dari definisi diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa media massa merupakan pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, tabloid, buku, film, internet, dan lain-lain. Kelebihan media massa dibandingkan dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas.

B. Literasi Media

(10)

(2002) mengartikan literasi media sebagai kemampuan secara efektif dan secara efesien memahami dan menggunakan komunikasi massa.

Dari dua definisi ini, dapat disimpulkan literasi media merupakan suatu keterampilan membaca dan memahami isi pesan yang berasal dari komunikasi massa atau media massa.

Oleh Potter (2004), diungkapkan tujuh kemampuan yang diupayakan muncul dari kegiatan literasi media:

1) Menganalisa

Kemampuan menganalisa struktur pesan yang dikemas dalam media, atau mengambil makna dari sebuah pesan di media. Misalnya, membandingkan pernyataan-pernyataan pejabat publik, dengan dasar teori sesuai ranah keilmuannya.

2) Menilai atau Evaluasi

Seseorang yang mampu menilai atau mengevaluasi, artinya ia mampu menghubungkan informasi yang ada di media massa itu dengan kondisi dirinya, dan membuat penilaian mengenai keakuratan, dan kualitas relevansi informasi itu dengan dirinya; apakah informasi itu sangat penting, biasa, atau basi. Di sini, terjadi membandingkan norma dan nilai sosial terhadap isi yang dihadapi dari media.

3) Pengelompokan

Menentukan setiap unsur yang sama dan berbeda dalam beberapa cara. Pengelompokan ini untuk mengelompokkan makna dalam kriteria-kriteria yang sudah ditentukan.

4) Induksi

(11)

5) Deduksi

Menggunakan prinsip-prinsip umum untuk menjelaskan hal yang spesifik. Deduksi bisa menggunakan beberapa teori ataupun konsep analisis media untuk menemukan hal-hal yang bersifat khusus.

6) Sintesis

Menyusun dan menggabungkan unsur-unsur kedalam struktur yang baru. Beberapa unsur dalam pesan yang disampaikan, dapat digabungkan untuk menemukan suatu kesimpulan dari pesan tersebut.

7) Abstrak

Menciptakan gambaran yang singkat, jelas, dan akurat atas sebuah pesan media. Pesan kemudian di interpretasikan dalam berbagai bentuk baik tulisan maupun grafis visual agar mudah dipahami oleh orang lain.

Silverbatt (1995) menambahkan beberapa aspek yang harus dipahami dalam kegiatan literasi media, yakni proses, konteks, framework, dan produksi nilai. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu sama lain, seperti proses di dalam aktivitas penguatan literasi media sangat dipengaruhi oleh tujuan kegiatan, konteks yang juga sangat berpengaruh pada kegiatan literasi media, framework atau kerangka pandang konten media juga mempengaruhi kegiatan literasi media, terutama yang berkaitan dengan motif komersial, dan produksi nilai menentukan mana konten media yang dipandang baik dan dipandang buruk.

C. Konglomerasi Media

(12)

Pembentukan konglomerasi ini dengan cara kepemilikan saham, joint venture/merger, atau pendirian kartel komunikasi dalam skala besar.

D. Korporatokrasi Media

Amien Rais (2008) mengatakan korporatokrasi sebagai sistem atau mesin kekuasaan yang bertujuan untuk mengontrol ekonomi dan politik global yang memiliki 7 unsur, yaitu: korporasi-korporasi besar, kekuatan politik pemerintahan tertentu, perbankan internasional, militer, media massa, kaum intelektual yang dikooptasi, dan elit nasional negara-negara berkembang yang bermental pelayan. Sedangkan John Perkins dalam bukunya “Confessions of an Economic Hit Man” (2004) seperti dikutip oleh Amien Rais (2008),

… dalam rangka membangun imperium global, maka berbagai korporasi besar, bank, dan pemerintahan bergabung menyatukan kekuatan finansial dan politiknya untuk memaksa masyarakat dunia mengikuti kehendak mereka.

(13)

BAB III

ANALISIS-SINTESIS

A. Analisis

Indonesia adalah bangsa besar yang sedang berkembang. Di umurnya yang menuju 70 tahun ini, bangsa ini sedang giat dalam membangun baik infrastruktur, sumber daya manusia, dan memanfaatkan sumber daya alam yang terkandung di dalamnya. Seluruh lapisan masyarakat harus bahu membahu dalam membantu membangun Indonesia menjadi bangsa yang besar.

Dalam struktur masyarakat Indonesia, masyarakat ini terbagi menjadi beberapa bagian:

1) Kaum Intelektual.

Masyarakat seperti ini adalah masyarakat yang mengenyam pendidikan tinggi dan kritis terhadap permasalahan yang ada. Berbagai fenomena sosial dilihat dari sudut pandang keilmuan yang dimilikinya.

2) Kalangan Sosialita

Masyarakat ini adalah masyarakat yang tidak memandang status pendidikan, namun biasanya merupakan masyarakat ekonomi menengah keatas. Mulai tingkat pendidikan SD hingga perguruan tinggi punya akun media sosial ataupun menggunakan internet sebagai sarana mencari informasi.

3) Masyarakat Pedesaan

(14)

Media, saat ini sudah tercampuri dengan kepentingan ekonomi maupun politik pemiliknya. Dari ratusan bahkan ribuan media mainstream yang tersebar di seluruh Indonesia, keseluruhan media tersebut setidaknya dimiliki oleh 7-8 orang saja. Artinya, tiap orang memiliki setidaknya 3-4 media nasional yang dari media tersebut mempunyai “anak” di beberapa daerah di Indonesia. Inilah yang disebut sebagai konglomerasi media di Indonesia.

Dari konglomerasi itulah, muncul gejala-gejala media saat ini sudah mengarah kepada korporatokrasi media. Media tidak lagi mementingkan konten berkualitas yang menjadi hak masyarakat. Hak tersebut sudah tertuang dalam peran pers di UU Pers No. 40 Tahun 1999 pasal 6 yang berbunyi,

Pers nasional melaksanakan perannya sebagai berikut; memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui, menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum dan hak asasi manusia, serta menghormati kebhinnekaan, mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar, melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum, dan memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

Hal sama juga disampaikan dalam UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002 pasal 1 ayat 8 yang berbunyi,

Spektrum frekuensi radio adalah gelombang elektromagnetik yang dipergunakan untuk penyiaran dan merambat di udara serta ruang angkasa tanpa sarana penghantar buatan, merupakan ranah publik dan sumber daya alam terbatas.

(15)

informasi seperti yang diinginkan masyarakat, bukan seperti apa yang diinginkan pemilik media atau yang berkepentingan dengan media tersebut.

B. Sintesis

Dari analisis diatas, dapat diberikan solusi bagaimana literasi media juga berperan untuk membangun bangsa:

1) Media Komunitas: Strategi Literasi Media Masyarakat Pedesaan

Pembentukan media komunitas dirasa penting di masa saat ini. Pemberian harga-harga bahan pokok misalnya, rawan dimanipulasi oleh para distributor kepada masyarakat desa. Akibatnya, masyarakat desa mengalami kerugian yang besar, padahal mereka bisa mendapatkan untung dari bahan pokok yang mereka jual. Dengan mendirikan misalnya radio desa atau buletin desa sebagai media komunitasi di desanya, tak hanya dapat mengetahui informasi di dunia luar dengan cepat, mereka dapat membangun desa dengan kultur yang mereka punya. Peningkatan kualitas pendidikan akan terjadi pula ketika mereka mampu menyaring informasi yang masuk ke desa mereka melalui media komunitas.

(16)

menjadi perhatian publik menjadi jalan alternatif untuk melawan media yang tidak berpihak kepada masyarakat.

3) Citizen Journalism: Strategi Literasi Media Kaum

Intelektual

(17)

BAB IV

KESIMPULAN – REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Media massa dulu dan sekarang memang sudah berubah drastis. Ketika dulu masyarakat hanya bisa menerima, kini masyarakat sudah bisa berinteraksi langsung dengan media. Kemajuan teknologi dari hari ke hari membuat informasi yang diterima semakin cepat, bahkan dalam waktu satu detik ada ribuan bahkan jutaan informasi yang bisa kita terima.

Meski demikian, sebagai masyarakat juga harus berhati-hati terhadap informasi yang beredar melalui media. Adanya campur tangan pemilik ataupun pemegang kepentingan terhadap media mengakibatkan informasi yang sampai kepada masyarakat mengalami distorsi. Akhirnya, terjadi bias informasi yang terjadi di kalangan masyarakat. Informasi pun bisa dipesan untuk kepentingan politik maupun ekonomi demi melanggengkan kekuasaan. Gejala korporatokrasi media ini yang mulai menjangkiti media di Indonesia.

Jika media sudah dikontrol, maka proses pembangunan bangsa Indonesia bisa terganggu. Masyarakat bahkan bisa saja mengalami pembodohan masal akibat informasi yang sampai ke masyarakat sudah tidak sesuai dengan realitas yang ada. Mereka dikontrol oleh kepentingan pemilik modal, politik, atau kepentingan pribadi padahal tidak ada sangkut paut sama sekali dengan kepentingan umum.

(18)

B. Rekomendasi

Untuk meningkatkan peran literasi media dalam membangun bangsa, dapat diambil langkah-langkah berikut:

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Dari Buku :

Cangara, Hafied H. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT RajaGrafindo

Media. Hal. 122.

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Rajawali Pers.

Persada. Hal. 9.

Potter, W. James. 2004. Theory of Media Literacy: A Cognitive Approach. London: Sage.

Potter, W. James. 2005. Media Literacy. Third Edition. London: Sage.

Rais, M Amien. 2008. Agenda-Mendesak Bangsa: Selamatkan Indonesia. Yogyakarta: PPSK Press. Hal. 81.

Silverblatt, Art. 1995. Media Literacy: Keys to Interpreting Media Messages. London: Praeger.

Soyomukti, Nurani. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : Ar-Ruzz. Hal. 198.

Dari Artikel:

Anonim. 2012 (Online). Melek Media. http://allaboutmasscomm.blogspot.com/ diakses pada 19 April 2015.

Anonim. 2015 (Online). Literasi Media dan Antisipasi Terhadap Masalah Sosial. http://www.academia.edu/10094397/LITERASI_MEDIA_DAN_ANTISIPASI

(20)

Dunia Radio. 2008 (Online). Sejarah Penemuan dan Inovasi Radio.

http://duniaradio.blogspot.com/2008/02/sejarah-penemuasn-dan-inovasi-radio.html/ diakses pada 19 April 2015.

Krisnayana. 2013 (Online). Sejarah Televisi. http://dunianyasejarah.blogspot.com/2013/04/sejarah-televisi.html/ diakses

pada 19 April 2015.

Melek Media. 2012 (Online). W. James Potter: Manfaatkan Media, Hindari Dampak Buruknya. http://melekmedia.org/kajian/literasi-baru/w-james-potter-manfaatkan-media-hindari-dampak-buruknya/ diakses pada 19 April

2015.

STISIPOL Chandradimuka Palembang. 2014 (Online). ToT Literasi Media. http://www.slideshare.net/budisantosoichsan/tot-literasi-media/ diakses pada 20 April 2015.

Tukiban, Muhammad. 2015 (Online). Kapitalisasi dan Konglomerasi Media

Massa di Indonesia.

https://www.academia.edu/9427177/Kapitalisasi_Dan_Konglomerasi_Medi

Referensi

Dokumen terkait

Dimana di dalam penelitian ini penulis menggunakan kuesioner. Responden diberi kuesioner secara langsung dan diminta untuk mengisi semua pertanyaan yang tercantum di

Peran kedua dari BUMDES ialah sebagai incubator bisnis baru yang berarti BUMDES nelakukan penciptaaan usaha beru yang pada waktunya akan dilegalisasi sebagaimana

Berdasarkan data di atas bahwa penilaian kinerja yang didasarkan pada kriteria pelunasan simpanan pokok, menunjukkan bahwa mayoritas Kopwan (70%) anggotanya telah

Reorientasi dan reformulasi pertanggungjawaban pidana terhadap korban kejahatan korporasi antara lain meliputi ketentuan mengenai: (1) ketentuan mengenai kapan suatu tindak

Adanya kemitraan antara pemerintah, swasta dan LSM untuk mengembangkan IKM merupakan salah satu indikator dari pengembangan perekonomian lokal. Kemitraan antara

Revitalisasi kelembagaan pendidikan keterampilan Penyediaan pendidikan keterampilan berbasis produk unggulan daerah 3.1.4 Meningkatnya produktivitas tenaga kerja

Penyebab morning sickness masih belum diketahui secara pasti, perubahan hormon selama kehamilan, kadar gula darah yang rendah (mungkin disebabkan oleh tidak makan

(1) Penerapan prinsip mengenali Pemilik Manfaat dari Korporasi pada saat Korporasi menjalankan usaha atau kegiatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b,