• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUKUM ACARA PIDANA kelompok 5 FIX Subjek hukum pidana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUKUM ACARA PIDANA kelompok 5 FIX Subjek hukum pidana"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BENTUK DAKWAAN KUMULATIF YANG DI SUBSIDAIRKAN Diajukan untuk Memenuhi Tugas, Mata Kuliah Hukum Acara Pidana Semester

Genap Tahun Akademik 2016-2017

Disusun Oleh:

Nitami Putri Harahap 151000330 M. Rafi Gharizah 151000333

Dosen Mata Kuliah: Melani, S.H.,M.H

FAKULTAS HUKUM

(2)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya sampaikan ke hadirat Allah SWT, dengan rahmat dan karunia-Nyalah makalah ini dapat disusun dan diselesaikandengan baik.

Pembuatan makalah ini dimaksudkan sebagai salah satu pegangan/kajian bagi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mengenai STUDI KASUS DAKWAAN KUMULATIF YANG DI SUBSIDAIRKAN

Walaupun makalah ini telah diselesaikan dengan baik, bukanlah berarti makalah ini telah sempurna.Oleh sebab itu,saya mengharapkan kritik dan masukan yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk penyempurnaan di masa mendatang.

Kepada semua pihak yang terkait dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini saya ucapkan terima kasih.saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan sumber pengetahuan yang sangat berguna bagi seluruh mahasiswa khususnya Universitas Pasundan Bandung.

Bandung, 17 Maret 2017

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I... 1

(3)

BAB II... 2

A. KASUS POSISI... 2

B. IDENTIFIKASI FAKTA HUKUM... 6

BAB III... 7

A. ALAT ANALISIS...7

BAB IV TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM DAN PUTUSAN... 9

A. PERTIMBANGAN HUKUM... 9

B. PUTUSAN HAKIM... 13

BAB V ANALISIS... 15

BAB VI KESIMPULAN... 16

DAFTAR PUSTAKA... iii

(4)

1

BAB I

A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN KASUS

(5)

2

BAB II

A. KASUS POSISI KESATU

PRIMER

“Bahwa ia, terdakwa RONI NATAL SIDAHURUK pada hari yang tidak diingat lagi pada bulan Nopember Tahun 2012 sekira jam 13.00 Wib, pada hari Sabtu tanggal 5 Januari 2013 sekira jam 13.30 Wib dan pada hari Rabu tanggal 22 Januari 2013 sekira jam 21.00 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu antara tahun 2012 sampai dengan 2013 bertempat di Hotel Panorama Pamanukan Desa Pamanukan Kab. Subang atau setidak-tidaknya pada suatu tempat dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Subang, telah melakukan beberapa perbuatan yang masing-masing perbuatan merupakan kejahatan yang ada hubungannya sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai perbuatan atau berlanjut yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, perbuatan tersebut dilakukan

terdakwa dengan cara sebagai berikut :

---Pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut diatas, bermula ketika saksi korban bertemu dengan terdakwa di depan PTC Pamanukan sekira jam.13.00 Wib, setelah ngobrol kemudian saksi korban diajak oleh terdakwa sambil berkata “Ayo Dek, kita kesana”, Sehingga atas ajakan itu selanjutnya terdakwa dengan menggunakan sepeda motor Revo milik terdakwa warna merah yang ternyata saksi korban dibawa ke sebuah hotel Panorama. Setelah tiba di hotel itu lalu saksi korban diajak masuk ke dalam kamar Hal. 4 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg korban. Selanjutnya tedakwa terus menciumi saksi korbian dan ketika saksi korban berusaha untuk bangun, terdakwa selalu mendorong badan saksi korban sehingga saksi korban tetap terbaring di tempat tidur. Bahwa setelah terdakwa menciumi pipi,kening dan bibir saksi korban lalu payudara saksi korban diraba-raba oleh terdakwa dan kemudian terdakwa membuka pakaian saksi korban sewaktu saksi korban terbaring dengan tangan kanannya hingga baju dan bra saksi korban terlepas ;

---Bahwa selanjutnya terdakwa membuka celana saksi korban dengan menggunakan kakinya setelah saksi korban tanpa pakaian lalu terdakwa membuka pakaiannya sendiri. Setelah terdakwa dan saksi korban dalam keadaan telanjang kemudian terdakwa menindih tubuh saksi korban dan memasukan batang kemaluannya kedalam lubang vagina saksi korban lalu melakukan gerakan turun naik hingga saksi korban merasakan sakit disekitar vaginanya dan berapa menit kemudian terdakwa mencabut batang kemaluannya dan mengeluarkan spermanya diluar vagina saksi korban ; ---1

(6)

Bahwa selanjutnya pada hari Rabu tanggal 22 Januari 2013 jam 21.00Wib dirumah kontrakannya di Tasikmalaya ketika sedang tidur Korban terbangun karena diciumi oleh Terdakwa dan

Terdakwa hanya membuka celana dan celana dalam Korban saja begitu juga Tedakwa hanya membuka celana dan celana dalamnya saja, lalu Terdakwa memasukan kemaluannya kelubang kemaluan Korban dan kemaluan Korban tidak terlalu terasa sakit, lalu Terdakwa

menggerakannya naik turun beberapa kali dan Terdakwa mengeluarkan spermanya didalam kemaluan Korban ; ---

Bahwa berdasarkan Visum Et Repertum Nomor : 357/16/271863- RM tanggal 28 Januari 2013 atas nama Lizen Tiopanta Nababan yang dibuat dan ditanda tangani oleh dr. Piliandyah T SpOG selaku Dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kab. Subang dengan hasil

Kesimpulan : ---

Pada perempuan ini ditemukan luka-luka pada selaput dara yang mungkin akibat dari kekerasan tumpul atau sebab lainnya ; ---

Hal. 5 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg Perbuatan terdakwa tersebut adalah sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 81 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo pasal 64 ayat (1) ke-1 KUHP.

SUBSIDAIR

---

“Bahwa ia, terdakwa RONI NATAL SIDAHURUK pada hari yang tidak diingat lagi pada bulan Nopember Tahun 2012 sekira jam 13.00 Wib, pada hari Sabtu tanggal 5 Januari 2013 sekira jam 13.30 Wib dan pada hari Rabu tanggal 22 Januari 2013 sekira jam 21.00 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu antara tahun 2012 sampai dengan 2013 bertempat di Hotel Panorama Pamanukan Desa Pamanukan Kab. Subang atau setidak-tidaknya pada suatu tempat dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Subang, telah melakukan beberapa perbuatan yang masing-masing perbuatan merupakan kejahatan yang ada hubungannya sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai perbuatan atau berlanjut yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat serangkaian kebohongan atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain,perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut : --- Pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut diatas, bermula ketika saksi korban bertemu dengan terdakwa di depan PTC Pamanukan sekira jam.13.00 Wib, setelah ngobrol kemudian saksi korban diajak oleh terdakwa sambil berkata “Ayo Dek, kita

kesana”, Sehingga atas ajakan itu selanjutnya terdakwa dengan menggunakan sepeda motor Revo milik terdakwa warna merah yang ternyata saksi korban dibawa ke sebuah hotel Panorama. Setelah tiba di hotel itu lalu saksi korban diajak masuk ke dalam ka

mar penginapan No.54 ; ---

Bahwa setelah terdakwa dan saksi korban berada didalam kamar No. 54 Hotel Panorama itu lalu saksi korban didorong ketempat tidur sehingga posisi saksi korban terbaring.2

3

(7)

Dalam kondisi demikian kemudian terdakwa menciumi saksi korban namun saat itu saksi korban menolak dan bertanya mau berbuat apa namun terdakwa menyuruh diam kepada saksi korban. Selanjutnya

Hal. 6 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg terdakwa terus menciumi saksi korban dan ketika saksi korban berusaha untuk bangun, terdakwa selalu mendorong badan saksi korban sehingga saksi korban tetap terbaring di tempat tidur.

Bahwa setelah terdakwa menciumi pipi, kening dan bibir saksi korban lalu payudara saksi korban diraba-raba oleh terdakwa dan kemudian terdakwa membuka pakaian saksi korban sewaktu saksi korban terbaring dengan tangan kanannya hingga baju dan bra saksi korban terlepas ; ---

Bahwa selanjutnya terdakwa membuka celana saksi korban dengan menggunakan kakinya setelah saksi korban tanpa pakaian lalu terdakwa membuka pakaiannya sendiri. Setelah terdakwa dan saksi korban dalam keadaan telanjang kemudian terdakwa menindih tubuh saksi korban dan memasukan batang kemaluannya kedalam lubang vagina saksi korban lalu melakukan gerakan turun naik hingga saksi korban merasakan sakit disekitar vaginanya dan berapa menit kemudian terdakwa mencabut batang kemaluannya dan mengeluarkan spermanya diluar vagina saksi korban ;

---Bahwa selanjutnya pada hari Sabtu tanggal 5 Januari 2013sekira jam 13.30 Wib kembali terdakwa dan saksi korban bertemu dengan PTC dan selanjutnya tedakwa kembali mengajak saksi korban ke hotel Panorama. Setelah tiba di hotel itu lalu saksi korban diajak masuk ke dalam kamar penginapan No.54. Setelah terdakwa dan saksi korban berada didalam kamar No.54 Hotel Panorama itu lalu saksi korban didorong ketempat tidur sehingga posisi saksi korban terbaring. Dalam kondisi demikian kemudian terdakwa menciumi saksi korban namun saat itu saksi korban menolak dan bertanya mau berbuat apa namun terdakwa menyuruh diam kepada saksi korban. Selanjutnya tedakwa terus menciumi saksi korbian dan ketika saksi korban berusaha untuk bangun, terdakwa selalu mendorong badan saksi korban sehingga saksi korban tetap terbaring di tempat tidur. Bahwa setelah terdakwa menciumi pipi, kening dan bibir saksi korban lalu

payudara saksi korban diraba-raba oleh terdakwa dan kemudian terdakwa membuka pakaian saksi korban sewaktu saksi korban terbaring dengan tangan kanannya hingga baju dan bra saksi korban terlepas ; ---

Hal. 7 dari 17 hal. Put. No :

215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg---Bahwa selanjutnya terdakwa membuka celana saksi korbandengan menggunakan kakinya setelah saksi korban tanpa pakaian lalu terdakwa membuka pakaiannya sendiri. Setelah terdakwa dan saksi korban dalam keadaan telanjang kemudian terdakwa menindih tubuh saksi korban dan memasukan batang kemaluannya kedalam lubang vagina saksi korban lalu melakukan gerakan turun naik hingga saksi korban merasakan sakit disekitar vaginanya dan berapa menit kemudian terdakwa mencabut batang kemaluannya dan mengeluarkan spermanya diluar vagina saksi korban ; ---3

4

(8)

Bahwa selanjutnya pada hari Rabu tanggal 22 Januari 2013 jam 21.00Wib dirumah kontrakannya di Tasikmalaya ketika sedang tidur Korban terbangun karena diciumi oleh Terdakwa dan

Terdakwa hanya membuka celana dan celana dalam Korban saja begitu juga Tedakwa hanya membuka celana dan celana dalamnya saja, lalu Terdakwa memasukan kemaluannya kelubang kemaluan Korban dan kemaluan Korban tidak terlalu terasa sakit, laluTerdakwamenggerakannya naik turun beberapa kali dan Terdakwa mengeluarkan spermanya didalam kemaluan Korban ; ---Bahwa berdasarkan Visum Et Repertum Nomor : 357/16/271863-RM tanggal 28 Januari 2013 atas nama Lizen Tiopanta Nababan yang dibuat dan ditanda tangani oleh dr. Piliandyah T SpOG selaku Dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kab. Subang

dengan hasil Kesimpulan : ---

Pada perempuan ini ditemukan luka-luka pada selaput dara yang mungkin akibat dari kekerasan tumpul atau sebab lainnya ; ---

Perbuatan terdakwa tersebut adalah sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 82 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo pasal 64 ayat (1) ke-1 KUHP.

DAN KEDUA

---

“Bahwa ia, terdakwa RONI NATAL SIDAHURUK pada hari Minggu Hal. 8 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg tanggal 20 Januari 2013 sekira jam 12.30 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2013, bertempat di Pasar Inpres Pamanukan Desa Pamanukan Kec. Pamanukan Kab. Subang atau setidak-tidaknya pada suatu tempat dalam daerah hukum Pengadilan NegeriSubang, telah membawa pergi seorang wanita yang belum cukup umur,tanpa dikehendaki orang tuanya atau walinya tetapi denganpersetujuannya, dengan maksud untukmemastikan penguasaannya terhadap wanita itu, baik didalam maupun diluar pernikahan ,perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut :

---Pada waktu dan tempat sebagaimana tersebuit diatas, bermula ketika saksi korban LIZEN TIOPANTA NABABAN pergi ke Pasar inpres Pamanukan untuk membeli sepatu dan dalam kesempatan itu saksi korban telah bertemu dengan terdakwa sehingga ketika saksi korban pulang ke rumahnya, saksi korban telah dimarahi oleh orang tuanya karena pulang telat. Atas dasar itu lalu saksi korban lalu saksi korban berniat kerumah neneknya di Bandung dan dalam perjalanan itu saksi korban telah bertemu dengan terdakwa dan kesempatan itu terdakwa mengajak pergi bareng kearah kota ; ---

Bahwa setelah saksi korban melewati Bandung dan saksi korban berniat untuk turun ternyata telah dilarang oleh terdakwa hingga tanpa sepengetahuan dan seijin orang tua saksi korban, terdakwa telah membawa pergi saksi korban ke daerah Tasikmalaya kerumah kontrakan terdakwa di Tasikmalaya. Selanjutnya setelah tiba di Tasikmalaya sekira jam 23.00 Wib lalu saksi korban menginap dirumah kontrakan terdakwa sampai hari Jumat tanggal 25 Januari 2013 pada hari itu juga sekira jam 19.00 Wib saksi korban dijemput oleh ayahnya yang bernama RIZAL NABABAN dan pamannya yang bernama HERCULES NABABAN yang selanjutnya saksi korban dibawa pulang kerumahnya di Subang ; ---4

5

(9)

Perbuatan terdakwa tersebut adalah sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 332 ayat (1) ke-l KUHP. ---

Hal. 9 dari 17 hal. Put. No :

215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg---Setelah membaca Putusan Sela Pengadilan Negeri Subang tanggal 29 April 22013, Nomor : 56/Pid.Sus/2013/PN.Sbg, yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

---Menerima eksepsi penasihat hukum terdakwa ;

---Menyatakan Dakwaan jaksa penuntut umum batal demi hukum ;

----Menetapkan menghentikan pemeriksaan perkara pidana atas nama terdakwa RONI NATAL SIDAHURUK tersebut ;

---Memerintahkan kepada jaksa penuntut umum untuk segera mengeluarkan terdakwa tesebut dari tahanan rutan ;

---Membebankan semua biaya perkara ini kepada negara ;

---Setelah membaca Akta Permohonan Banding Nomor: 02/Ban/Akta.Pid/2013/PN.Sbg. yang dibuat oleh Panitera Muda Pidana Pengadilan Negeri Subang yang menerangkan, bahwa pada t anggal 01 Mei 2013 Penuntut Umum telah menyatakan perminitaan bandingterhadap

putusan Sela Pengadilan Negeri tersebut, permohonan banding mana telah diberitahukan kepada Penasehat Hukum Terdakwa melalui Pengadilan Negeri Jakarta Timur, pada tanggal 28 Mei 2013 ;

---Setelah membaca Memori Perlawanan dari Penuntut Umum yang diajukan pada tanggal 07 Mei 2013, Memori Perlawanan mana telah diberitahukan dan diserahkan kepada Penasehat Hukum Terdakwa melalui Pengadilan Negeri Jakarta Timur, pada tanggal 29 Mei 2013 ; --- Setelah membaca surat pemberitahuan untuk Mempelajari berkas perkara yang dibuat oleh Panitera Muda Pidana pada Pengadilan Negeri Subang, tanggal 07 Mei 2013, Nomor : W11-U17/799/HN.01.10/V/2013, yang menerangkan, bahwa sebelum berkas perkara terseb

ut dikirim ke Pengadilan Tinggi Bandung, kepada Jaksa Penuntut Umum diberi Hal. 10 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg kesempatan untuk mempelajari berkas perkara di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Subang, selama 7 (tujuh) hari ; ---5

B. IDENTIFIKASI FAKTA HUKUM

1) Apakah bentuk dakwaan Jaksa Penuntut Umum sudah tepat?

2) Apakah putusan Hakim telah memenuhi pasal 197 ayat (1) jopasal 1999 KUHAP?

(10)

6

7

BAB III ALAT ANALISIS

Pada kasus ini hakim menggunakan alat analisis berupa metode interpretasi hukum.Metode interpretasi (interpretatitie-leer: ilmutafsir). Adalah interpretas iundang-undang/hukum yang dilakukan oleh hakim/pengadilan dan penegak hokum lainnya (advokat,penasihathukum,pihak yang berperkara sendiri yaitu warga Negara) dan jaksa penuntut umum dalam urusanpidana,dilakukandengancara:

Metode Penafsiran Hukum

1. Metode interpretasi menurut bahasa (gramatikal) yaitu suatu cara penafsiran Undang-undang menurut arti kata-kata (istilah) yang terdapat pada Undang-undang. Hukum wajib menilai arti kata yang lazim dipakai dalam bahasa seharihari yang umum. Mis : a. Peraturan per Undang-undangan yang melarang orang menghentikan “Kenderaannya” pada suatu tempat. Kata kenderaan bia ditafsirkan beragam, apakah roda dua, roda empat atau kenderaan bermesin, bagaimana dengan sepeda dan lain-lain (E Utrecht). Jadi harus diperjelas dengan kenderaan yang mana yang dimaksudkan.

b. Mengenai istilah “dipercayakan” yang tercantum dalam pasal 342 KUHP Mis : sebuah paket yang diserahkan kepada Dinas Perkereta Apian (PJKA).

Sedangkan yang berhubungan dengan pengiriman tidak ada selain Dinas tersebut artinya dipercayakan.

c. Istilah “menggelapkan” dalam pasal 41 KUHP sering ditafsirkan sebagai menghilangkan.

2. Metode Interprestasi secara historis yaitu menafsirkan Undang-undang dengan cara melihat sejarah terjadinya suatu Undang-undang.

Penafsran historis ini ada 2 yaitu :

a. Penafsiran menurut sejarah hukum (Rechts historische interpretatie) adalah suatu cara penafsiran dengan jalan menyelidiki dan mempelajari sejarah perkembangan segala sesuatu yang berhubungan dengan hukum seluruhnya.

Contoh : a. KUHPerdata BW) yang dikodifikasikan pada tahun 1848 di Hindia Belanda. Menurut sejarahnya mengikuti code civil Perancis dan di Belanda (Nederland) di kodifikasikan pada tahuan 1838.

(11)

ditetapkannya atau penjelasan dari pembentuk Undang-undang pada waktu pembentukannya.6

3. Metode interpretasi secara sistematis yaitu penafsiran yang menghubungkan pasal yang satu dengan apasal yang lain dalam suatu per Undang-undangan yang bersangkutan, atau dengan Undang-undang lain, serta membaca penjelasan Undang-undang tersebut sehingga kita memahami maksudnya.

Contoh : a. Dalam pasal 1330 KUHPerdata menyatakan “Tidak cakap membuat persetujuan/perjanjian antara lain orang-orang yang belum dewasa”.

Timbul pertanyaan : “Apakah yang dimaksud dengan orang-orang yang belum dewasa”. Untuk hal tersebut harus dikaitkan pada pasal 330 KUHPerdata yang mengatur batasan orang yang belum dewasa yaitu belum berumur 21 tahun.

b. Apabila hendak mengetahui tentang sifat pengakuan anak yang dilahirkan diluar perkawinan orang tuanya, tidak cukup hanya mencari ketentuan-ketentuan didalam KUHPerdata (BW) saja melainkan harus dihubungkan juga dengan pasal 278 KUHP. 4. Metode Interpretasi secara Teleologis Sosiologis yaitu makna Undang – undang itu ditetapkan berdasarkan tujuan kemasyarakatan artinya peraturan perUndang-undangan disesuaikan dengan hubungan dan situasi sosial yang baru.

Ketentuan Undang-undang yang sudah tidak sesuai lagi disesuaikan dengan keadaan sekarang untuk memecahkan/menyelesaikan sengketa dalam kehidupan masyarakat. Peraturan yang lama dibuat aktual.5

8

9

(12)

BAB IV

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM DAN PUTUSAN

A. Pertimbangan Hukum

-Menimbang, bahwa Putusan Sela Pengadilan Negeri Subang tersebut dijatuhkan pada tanggal 29 April 2013 dengan hadirnya Terdakwa dengan didampingi oleh Penasehat Hukumnya dan Penuntut Umum, dan karena Penuntut Umum berkeberatan terhadapPutusan Sela tersebut, selajutnya Penuntut Umum mengajukan perlawanan kepada Pengadilan Tinggi melalui

Pengadilan Negeri yang bersangkutan pada 01 Mei 2013, dengan demikian perlawanan tersebut diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi persyaratan yang

ditentukan Undang-Undang, maka perlawanan tersebut secara formal dapat diterima ;

---Menimbang, bahwa Jaksa Penuntut Umum di dalam Memori Perlawanannya tersebut telah mengemukakan hal-hal yang pada pokoknya sebagai berikut : --- Bahwa pengertian uraian secara jelas, cermat dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP tidaklah harus ditafsirkan secara absolut, melainkan penerapannya bersifat relatif, yang mana dalam surat dakwaan dalam hal menguraikan cara tindak pidana dilakukan cukup dijelaskan secara garis besar, namun uraian tersebut terang dan jelas mengungkapkan bagaimana cara tindak pidana dilakukan secara utuh serta keadaan yang menyetainya ; --- - Bahwa Majelis Hakim setelah mempertimbangkan dakwaan Kesatu Primair dari Penuntut Umum dalam uraian cara melakukan tindak pidana, yang mana telah secara terang dan jelas mengungkapkan bagaimana cara tindak pidana dilakukan secara utuh sertakeadaan yang menyertainya, dalam hal ini keseluruhan unsur-unsur dalam dakwaan Kesatu Primair, sehingga keseluruhan syarat-syarat sebagaimana yang telah ditentukan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP telah terpenuhi, berdasarkan hal tersebut telah sepatutnyalah eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa RONI NATAL SIDAHURUK tersebut ditolak karena tidak beralasan secara hukum ; ---

- Bahwa Majelis Hakim dalam mempertimbangkan dakwaan Kesatu Hal. 11 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg Subsidair dari Penuntut Umum yang menyatakan bahwa dak waan Kesatu Subsidair tersebut tidak jelas, dengan alasan dakwaan Kesatu Subsidair tersebut tidak memenuhi syarat-syarat sebagaimana ditentukan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP yaitu uraian yang cermat dan jelas mengenai tindak pidana yang didakwakan kepada Terdakwa tidak terpenuhi ;---7

(13)

- Bahwa dalam hal ini Majelis Hakim harus membaca, menimbang dan memperhatikan Surat Dakwaan dari Penuntut Umum secarakeseluruhan dan utuh serta tidak dalam bentuk “Pemengg alan” hanya dalam dakwaan Kesatu Subsidair secara tersendiri, berkaitan dengan hal tersebut Majelis Hakim harus mempertimbangkan bentuk dakwaan dari Penuntut Umum yang merupakan Dakwaan Kumulatif, dimana dakwaan Kesatu Penuntut Umum mendakwa Terdakwa dengan Dakwaan Subsidaritas, dengan dakwaan Kesatu Primair sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 81 ayat (1) Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo Pasal 64 ayat (1) ke-1 KUHP, dakwaan Kesatu Subsidair sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 82 ayat (1) Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo Pasal 64 ayat (1) ke-1 KUHP dan Kedua sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 332 ayat (1) ke-1 KUHP yang akan dibuktikan dalam pemeriksaan pokok perkara nanti ;

- Bahwa sebagaimana telah Majelis Hakim pertimbangkan pada putusan sela, bahwa baik dakwaan Kesatu Primair maupun dakwaan Kesatu Subsidair, dimana keduanya dipasang dengan Pasal 64 ayat (1) ke-1 KUHP yang merupakan pasal pemberat, yang mana tidak akan merubah substansi dari pasal pokok yang didakwakan kepada Terdakwa dan penulisan ke-1 merupakan kesalahan pengetikan semata, alasan mana telah dipertimbangkan Majelis Hakim, se

hingga dalam putusan selanya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Subang yang

memeriksa perkara ini berpendapat, bahwa eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa mengenai dakwaan Kesatu Primair haruslah ditolak karena tidak beralasan secara

hukum ;---

- Bertitik tolak dari pertimbangan Majelis Hakim tersebut, tidaklah beralasan apabila Majelis Hakim melihat dakwaan Kesatu Subsidair secara tersendiri serta mengesampingkan dakwaan KesatuPrimair dan Hal. 12 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg dakwaan Kedua, dimana baik secara formil maupun materiil substansi surat dakwaan kesatu Primair dan dakwaan kedua telah memenuhi apa yang disyaratkan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP ; --- Bahwa Majelis Hakim dengan memperhatikan pasal 156 ayat (1) KUHAP serta pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP dan peraturan-peraturan lain yang bersangkutan mengadili diantaranya sebagaimana termuat dalam point 3 (tiga) Majelis Hakim menetapkan menghentikan

pemeriksaan perkara pidana atas nama Terdakwa RONI NATAL SIDAHURUK tersebut; --- - Bahwa penafsiran ayat (1) dari pasal 156 KUHAP tersebut tidak dapat dipisahkan dari ayat (2) pasal 156 KUHAP, dimana disebutkan “jika Hakim menyatakan keberatan tersebut diterima, maka perkara itu tidak diperiksa lebih lanjut, sebaliknya dalam hal tidak diterima atau Hakim berpendapat hal tersebut baru dapat diputus setelah selesai pemeriksaan”, maka berdasarkan ayat (2) Pasal 156 KUHAP tersebut amar Putusan Sela yang termuat dalam point 3 dimana Majelis Hakim menetapkan menghentikan pemeriksaan perkara pidana atas nama Terdakwa RONI NATAL SIDAHURUK tersebut merupakan suatu kekeliruan karena Majelis Hakim telah melampaui apayang telah ditetapkan Undang-Undang. Bahwa pengertian tidak diperiksa lebih lanjut adalah hal yang sama sekali berbeda dengan menghentikan

pemeriksaan perkara pidana ; ---8

10

- Bahwa Majelis Hakim yang menetapkan menghentikan pemeriksaan

(14)

pidana tersebut secara nyata melepasakan Terdakwa dari pertanggungjawaban pidana atas perbuatanya tersebut, Majelis Hakim tidak mempertimbangkan rasa keadilan terhadap korban maupun terhadap Terdakwa karena tidak terciptanya kepastian hukum dan pencitraan hukum yang tidak dapat melindungi dan mengayomi hak-hak serta kehormatan korban, perempuan dan khususnyaperlindungan terhadap anak di bawah umur ;

---Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mempelajari berkas perkaranya dengan seksama, baik berita acara penyidikan,berita acara sidang, pertimbangan hukum dan alasan-alasan yang dijadikan dasar putusan sela Hakim tingkat pertama, serta memori perlawanan dari Jaksa Hal. 13 dari 17 hal. Put. No :

215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg Penuntut Umum, Pengadilan Tinggi akan mempertimbangkan

sebagaimana yang akan diuraikan dibawah ini ; ---Menimbang, bahwa Majelis Hakim pada tingkat pertama dalam menjatuhkan putusan selanya didasarkan kepada eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa sepanjang yang menyangkut mengenai dakwaan Kesatu Subsidair yang pada pokoknya sebagai berikut : ---

- Bahwa Dakwaan Kesatu Subsidair tidak terdapat uraian perbuatan atau cara-cara yang dilakukan oleh terdakwa yang sesuai dengan unsur “sengaja melakukan tipu muslihat

serangkaian kebohonganatau membujuk...” sehingga rumusan delik perbuatan yang didalilkan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam surat dakwaan tidak terdapat penguraian secara cermat, jelas dan lengkap sebagaimana dimaksud dalam KUHAP ;

- Bahwa ternyata pula dalam Pasal 82 ayat (1) UU RI No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak tidak terdapat frase persetubuhan seperti Pasal 81, dalam Pasal 82 adalah mengatur ancaman terhadap perbuatan percabulan, jadi bukan persetubuhan ;

---Bahwa selain daripada yang diuraikan di atas, ternyata perbuatan pertama dan perbuatan kedua yang diuraikan dalam Dakwaan Kesatu Primair atau Kesatu Subsidair merupakan peristiwa/perbuatan kembar atau sama satu dengan lainnya mengenai penulisan uraian, titik dan

komanya, sehingga tentunya sesuatu yang tidak mungkin ;

---Menimbang, bahwa terhadap eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa tersebut, Pengadilan Tinggi akan mempertimbangkan apakah dakwaan Kesatu Subsidair Jaksa Penuntut Umum tersebut telah memenuhi syarat-syarat sebagaimana ditentukan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP atau tidak ? ---

Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mencermati Memori Perlawanan dari Jaksa Penuntut Umum, maka Pengadilan Tinggi sependapat dengan alasan yang dikemukakan Jaksa Penuntut Umum, dengan pertimbangan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP, bahwa dakwaan harus memuat uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan. Bahwa Hal. 14 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.

Bdg pengertian mengenai tindak pidana, bukan hanya terbatas pada unsur delik, tetapi meliputi cara tindak pidana dilakukan oleh terdakwa. Idealnya, dijelaskan secara keseluruhan cara tindak pidana dilakukan, tetapi yang dituntut cukup garis besarnya, asal dari uraian itu terang dan jelas mengungkapkan bagaimana cara tindak pidana dilakukan secara utuh ;

---9

(15)

11

Patokan yang harus dipegang, pengertian cermat, jelas dan lengkap dalam pasal itu : --- jangan ditafsirkan “ absolut “; ---

- tetapi diterapkan bersifat “ relatif “, terutama yang berkenaan dengan cara melakukan serta keadaan yang menyertai tindak pidana ;

---Menimbang, bahwa berdasarkan alasan tersebut di atas, Pengadilan Tinggi berpendapat, bahwa uraian dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut sudah terang dan jelas

mengungkapkan bagaimana cara tindak pidana dilakukan secara utuh serta menguraikan ke adaan yang menyertai tindak pidananya, karenanya surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut dapat dijadikan sebagai dasar dalam pemeriksaan atas perkara a quo karena telah memenuhi syarat-syarat sebagaimana ditentukan dalam pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP ; ---Menimbang, bahwa terlepas dari apa yang telah diuraikan di atas, Pengadilan Tinggi menilai pula mengenai bentuk surat dakwaan yang dibuat oleh Jaksa Penuntut Umum tersebut adalah merupakan dakwaan kumulatif, yaitu ada Dakwaan Kesatudan Dakwaan Kedua, dimana dalam dakwaan Kesatu Penuntut Umum mendakwa Terdakwa dengan dakwaan subsidaritas, yakni Kesatu Primair sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 81 ayat (1) Undang-Undang RI No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo pasal 64 ayat (1) ke-l KUHP, Subsidair sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 82 ayat (1)

Undang-Undang RI No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo pasal 64 ayat (1) ke-l KUHP, dan dakwaan Kedua sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 332 ayat (1) ke-1 KUHP ; -Menimbang, bahwa oleh karena surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut adalah

merupakan dakwaan kumulatif, sementara Hal. 15 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT. BdgMajelis Hakim tingkat pertama dalam menjatuhkan putusan selanya hanya berdasarkan atas dakwaan Kesatu Subsidair, sehingga Pengadilan Tinggi berpendapat putusan sela Majelis Hakim tingkat pertama tersebut seyogyanya tidak serta merta mengesampingkan dan/atau membatalkan dakwaan yang lainnya ( i.c dakwaan Kesatu Primair dan dakwaan Kedua ) yang akan dibuktikan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam pemeriksaan pokok perkaranya nanti ;

---Menimbang, bahwa selanjutnya Pengadilan Tinggi akan

mempertimbangkan mengenai Putusan Sela Majelis Hakim tingkat pertama yang menetapkan menghentikan pemeriksaan perk

ara pidana atas nama terdakwa tersebut di atas, yaitu sebagai berikut : --- - Bahwa sebagaimana kita ketahui, sifat penghentian atau tidak melanjutkan pemeriksaan perkara, dalam hal ini terdiri dari: ---

(a) bersifat “ permanen “;

---Apabila Penuntut Umum “tidak mengajukan perlawanan”kepada Pengadilan Tinggi terhadap putusan sela (penerimaan eksepsi), berarti putusan menjadi berkekuatan hukum tetap ; ---(b) bersifat “ temporer “;

Dikatakan bersifat “temporer”, apabila penghentian pemeriksaan bersifat sementara. Hal ini terjadi : ---

- apabila Penuntut Umum mengajukan “perlawanan” kepada Pengadilan Tinggi atas putusan sela ( penerimaan eksepsi ) ; ---10

(16)

12

- berarti penghentian pemeriksaan adalah untuk sementara sampai ada putusan Pengadilan Tinggi ; ---

- jika Pengadilan Tinggi “menolak” perlawanan Penuntut Umum, sifat “temporer” berubah menjadi “permanen”, dan Pengadilan Negeri mengembalikan berkas kepada Penuntut Umum untuk dilimpahkan kepada yang berwenang ( apabila eksepsi yang menyangkut kewenangan mengadili ) ;

---sebaliknya, apabila Pengadilan Tinggi “mengabulkan” atau “menerima” perlawanan Penuntut Umum, sifat temporer penghentian pemeriksaan menjadi “gugur”, dan Pengadilan Negeri harus segera melanjutkan pemeriksaan pokok perkara ; --- Hal. 16 dari 17 hal. Put. No :

215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg---Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas Pengadilan Tinggi cukup beralasan untuk membatalkan putusan sela Pengadilan Negeri Subang dan mengadili sendiri yang amarnyasebagaimana yang akan disebutkan dalam amar putusan di bawah ini ;

---Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Penasehat Hukum terdakwa ditolak dan perkara ini akan diperiksa kembali oleh Pengadilan Tingkat Pertama maka biaya perkara dalam perkara ini ditangguhkan sampai selesai Pemeriksaan dalam pokok perkara dilakukan;

---Mengingat pasal 143 Jo pasal 156 Undang-Undang No. 8 tahun 1981 ( KUHAP ), Undang No. 48 tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang No. 49 tahun 2009 Tentang Peradilan Umum, serta ketentuan-ketentuan lain yang bersangkutan ; ---

B. Putusan

P U T U S A N

NO. 215/ Pid.Sus / 2013 / PT. Bdg

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ---

Pengadilan Tinggi Bandung yang mengadili perkara-perkara pidana dalam tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara terdakwa : --- Nama lengkap : RONI NATAL SIDAHURUK ;---

Tempat lahir : Medan ; --- Umur/Tanggal lahir : 23 tahun / 19 September 1989 ; ---

Jenis kelamin : Laki-laki ; --- Kebangsaan : Indonesia ; ---

Tempat tinggal : Kampung Pakemitan Rt.07/04, Desa Pakemitan, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya ; ---

(17)

Pekerjaan : Wiraswasta ; ---

Terdakwa berada dalam rumah tahanan negara, berdasarkan SuratPerintah/Penetapan Penahanan : ---

13

1.Penyidik sejak tanggal 29 Januari 2013 s/d tanggal 17 Februari 2013 ;

2.Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 18 Februari 2013 s/d tanggal 29 Maret 2013 ; ---

3.Penuntut Umum sejak tanggal 13 Maret 2013 s/d tanggal 01 April 2013 ; ---

4.Majelis Hakim sejak tanggal 21 Maret 2013 s/d tanggal 19 April 2013; 5. Perpanjangan Wakil Ketua Pengadilan Negeri Subang sejak tanggal 20 April 2013 s/d tanggal 18 Juni 2013 ---

Sekarang Terdakwa berada di luar tahanan ; ---11

(18)

14

15 BAB V

ANALISIS

Kasus ini termasuk dalam kekerasan anak yang diatur dalam UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Ini dibuktikan dengan adanya korban dan kesaksian dari korban yang sudah melapor ke pihak yang berwenang.

Terdakwa bisa dikenakan Pasal 81 ayat (1) UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang berbunyi: “Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).

Dan juga Pasal 82 ayat (1) UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang berbunyi: “Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).”12

(19)

16 BAB VI

KESIMPULAN

(20)

DAFTAR PUSTAKA

KUHAP UU No.23 Tahun 2002 ttg Perlindungan Anak

http://www.ptbandung.go.id/uploads/file/perkara_pidana/Juli %202013/215_Pid.Sus_2013_PT.Bdg..pf

(21)

Referensi

Dokumen terkait

(2006, 153) mukaan luomuaatteessa ei enää korosteta kuluttajan ja tuottajan suhteen tärkeyttä samalla tavalla kuin ennen, eikä suoran kontaktin syntymistä pidetä enää

Puji syukur kehadirat Allah SWT Sang Maha Tak Terhingga yang berkat rahman dan rahim-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Dampak Implementasi

kelebihan dari model pembelajaran inkuiri terbimbing diantaranya yaitu model pembelajaran ini melibatkan peserta didik aktif dalam pembelajaran dan membuat peserta

Kerjasama Seleksi Apresiasi LKP Berprestasi Tingkat Nasional di Provinsi diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan dengan Dinas Pendidikan

Efektivitas pemberdayaan masyarakat dalam pengentasan kemiskinan pada program Gerdu Kempling dinilai berdasarkan peningkatan kondisi masyarakat setelah mendapatkan

Dkumen Akre*itasi a*alah seuah aplikasi alat antu agi Rumah Sakit <RS= untuk mengumpulkan,. menyimpan, *an men6ari kemali *kumen ukti yang erhuungan

= 0,000 dan nilai ini lebih kecil dari pada 0,05 berarti bahwa hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak sehingga metode pembelajaran tutor sebaya mempunyai pengaruh yang

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian adalah: (1) Mengetahui kelayakan media maket pelat lantai tipe knock down pada mata pelajaran gambar