• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIDIK KELAS IV A SD MUHAMMADIYAH AMBARBINANGUN KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DIDIK KELAS IV A SD MUHAMMADIYAH AMBARBINANGUN KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

IBADAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN

THE POWER OF TWO

PADA PESERTA

DIDIK KELAS IV A SD MUHAMMADIYAH

AMBARBINANGUN KASIHAN BANTUL

YOGYAKARTA

Oleh Marwanti

Guru SDM Ambarbinangun e-mail : [email protected]

ABSTRACT

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa melalui strategi pembelajaran The Power of Two pada mata pelajaran ibadah kelas IV A di SDM Ambarbinangun. Minat belajar siswa diukur dari tingkat kesiapan, perhatian dan keaktifan siswa. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan dokumentasi, observasi, angket dan evaluasi. Data berasal dari studi dokumentasi, hasil observasi, angket dan evaluasi. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi The Power of Two dapat meningkatkan minat belajar ibadah siswa kelas IV A SD Muhammadiyah Ambarbinangun. Hal ini nampak dari peningkatan kesiapan, perhatian dan keaktifan siswa selama pembelajaran. Dari hasil evaluasi berupa tes tertulis dan unjuk kerja dzikir sesudah shalat menunjukkan adanya pengaruh positif peningkatan minat belajar terhadap hasil belajar siswa.

(2)

PENDAHULUAN

Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2013, pendidikan adalah usaha sadar dan terrencana untuk mewujud-kan suasana belajar dan proses pembe-lajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya un-tuk memiliki kekuatan spiritual keaga-maan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kete-rampilan yang diperlukan dirinya, ma-syarakat, bangsa dan negara. Di dalam tujuan pendidikan tersebut terkandung makna bahwa pendidikan agama ber-kedudukan sangat penting dalam pen-didikan di Indonesia.

Dalam sistem pendidikan Muham-madiyah, PAI secara khusus dipelajari secara sistematis dalam mata pelajar-an Al-Islam, Kemuhammadiyahpelajar-an dan Bahasa Arab (ISMUBA). Karena itu, pendidikan ISMUBA merupa-kan muatan pendidimerupa-kan pokok dalam sistem Pendidikan Muhammadiyah. Mata pelajaran ISMUBA memiliki fungsi utama membina, mengantarkan peserta didik menjadi insan yang ber-iman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, mengamalkan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ruang lingkup Pendidik-an Al-Islam, KemuhammadiyahPendidik-an, dan Bahasa Arab meliputi: Al-Qur’an/ Al-Hadits, Aqidah, Akhlak, Ibadah/ Mu’amalah, Tarikh, Kemuhammadi-yahan, Bahasa Arab ( Tim Kurikulum ISMUBA Dikdasmen PWM : 2012)

Pendidikan Al-Islam diarahkan pada pengenalan, pemahaman dan penghayatan serta pengamalan ajaran

Islam yang menekankan keseimban-gan, keselarasan, dan keserasian hu-bungan manusia dengan Allah SWT., hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Tujuan utama pendidikan PAI as-pek ibadah di sekolah dasar adalah bahwa peserta didik yang lulus dari sekolah dasar harus mampu dan ter-biasa melaksanakan shalat, sementara peserta didik di SD Muhammadiyah Ambarbinangun diharapkan memili-ki nilai lebih yaitu selain mampu dan terbiasa melaksanakan shalat, peserta didik juga mampu dan mengamalkan dzikir sesudah shalat.

(3)

Beberapa kemungkinan penyebab rendahnya pencapaian hasil belajar pada materi dzikir sesudah shalat ada-lah peserta didik kesulitan mempela-jari materi, suasana kelas kurang me-numbuhkan minat peserta didik, serta strategi pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru sehingga be-lum memfasilitasi pemerolehan kom-petensi yang diharapkan.

Kondisi demikian apabila dibiar-kan adibiar-kan berdampak buruk terhadap kualitas pembelajaran al-Islam di Kelas IV tersebut khususnya, dan di SD Muhammadiyah Ambarbinangun secara keseluruhan. Padahal, materi dzikir sesudah shalat merupakan salah satu materi esensial dalam kurikulum di SD Muhammadiyah Ambarbinan-gun yang diharapkan menjadi nilai le-bih lulusannya.

Salah satu alternatif pemecahan masalah di atas adalah penerapan stra-tegi The Power of Two dengan tujuan untuk meningkatkan belajar kolabo-ratif dan mendorong kepentingan dan keuntungan sinergi itu. (Mel Silber-man, 2002: 153). Prosedur strategi The Power of Two yaitu siswa diberi

pertanyaan yang membutuhkan reflek -si dan pikiran, -siswa menjawab secara individu, siswa sharing secara berpa-sangan, siswa merumuskan jawaban baru, kemudian jawaban masing-ma-sing pasangan dibandingkan. Dalam penelitian ini penulis mengembangkan prosedur The Power of Two untuk ma-teri dzikir sesudah shalatdengan lang-kah-langkah: pemberian tugas secara individu, siswa sharing menyelesai-kan tugas secara berpasangan, siswa merumuskan hasil sharing kemudian

mengkomunikasikan di depan kelas untuk dibandingkan dengan hasil pa-sangan yang lain.

Penggunaan strategi The Power of Two akan mendorong siswa untuk lebih tertarik terhadap kegiatan bela-jar; karena strategi ini berpusat kepada siswa dan siswalah yang akan mela-kukan pembelajaran itu sendiri. Ke-sulitan siswa akan menjadi berkurang karena tugas yang semula diselesai-kan secara individu, selanjutnya adiselesai-kan dibahas pada saat sharing dengan te-mannya secara berpasangan. Dengan demikian, siswa akan memusatkan perhatian terhadap pembelajaran yang sedang dilakukan. Kegiatan pembela-jaran menjadi menyenangkan karena ada kegiatan sharing secara berpa-sangan. Ketika pembelajaran menye-nangkan, kemungkinan mencapai ha-sil belajar yang diharapkan semakin besar, sehingga akan menimbulkan kepuasan dalam diri siswa. Maka dari hal tersebut di atas, peneliti menerap-kan strategi The Power of Two dalam rangka meningkatkan minat belajar siswa.

(4)

Gagne juga membedakan sebab tim-bulnya minat karena dua hal yaitu: mi-nat spontan tanpa dipengaruhi pihak luar dan minat terpola sebagai akibat pengaruh kegiatan terrencana dan ter-pola. (Susanto, 2013: 60-61). Menurut Sukartini (Susanto, 2013: 64), analisis kegiatan yang bisa dijadikan kegiatan kesenangan ada empat hal: keinginan untuk memiliki sesuatu, kegiatan yang disenangi, kegiatan untuk mempero-leh yang disenangi, dan upaya untuk merealisasikan kesenangan.

Ciri-ciri minat menurut Elizabet Hurlock (Susanto, 2013 : 62-63) ada tujuh; yang berhubungan dengan ke-giatan belajar antara lain: minat ter-gantung pada kegiatan pembelajaran, kesiapan belajar adalah penentunya; minat tergantung pada kesempatan be-lajar; minat berbobot emosional, bila obyek yang dihayati berharga, akan timbul kesenangan dan dapat dimi-nati; minat berbobot egosentris yaitu perasaan senang akan menimbulkan hasrat untuk memilikinya. Dengan de-mikian strategi the power of two di-rancang sebagai kegiatan pembelajar-an ypembelajar-ang lebih menyenpembelajar-angkpembelajar-an sehingga akan membuat siswa senang belajar materi dzikir, berusaha memiliki ke-mampuan berdzikir sesudah shalat yang akhirnya akan diperoleh kompe-tensi yang diharapkan yaitu melaku-kan dzikir sesudah shalat.

METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas ini di-laksanakan dalam dua siklus sampai tercapai tujuan penelitian yaitu me-ningkatkan minat belajar siswa.

Pene-litian dilakukan pada bulan Oktober 2013 di SD Muhammadiyah Ambarbi-nangun, Tirtonirmolo, Kasihan, Ban-tul, Yogyakarta. Subjek penelitiannya adalah 22 peserta didik yang terdiri dari 10 peserta didik perempuan dan 12 peserta didik laki-laki.

Teknik pengumpulan data pe-nelitian ini adalah: pertama dengan dokumentasi hasil belajar kelas IV tahun ajaran 2012/2013 sebagai da-sar perbaikan pembelajaran di tahun 2013/2014; kedua dengan observasi oleh peneliti dan seorang guru kolabo-guru kolabo-rator; ketiga dengan evaluasi berupa tes dan penilaian unjuk kerja. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis diskriptif. Sebagai alat ukur keberhasilan penelitian ditentukan indikator kinerja yaitu siswa merasa senang dengan kegiatan pembelajaran yang ditandai dengan adanya perha-tian dan keaktifan siswa dalam belajar. Menurut Kemmis dan Mc Tag-gart, prosedur penelitian mengguna- mengguna-kan empat aspek Penelitian Tindamengguna-kan Kelas yaitu : Perencanaan, Tindakan,

Observasi, Refleksi (Kunandar, 2010:

70-75). Kegiatan perencanaan mem-Kegiatan perencanaan mem-buat langkah-langkah the power of two dalam pembelajaran, menjelaskan ke-pada siswa kegiatan yang harus dila-kukan, menyiapkan materi untuk tugas individu siswa ( kertas untuk menem-pelkan kalimat dzikir), lembar obser-vasi, dan angket.

(5)

kemudian siswa duduk berpasangan untuk mensharingkan jawaban ma-sing-masing. Setelah siswa saling ber-bagi jawaban, siswa membandingkan dengan pasangan lain dengan cara per-wakilan siswa presentasi ke depan dan siswa lain menanggapi.

Pengamatan dilakukan oleh guru dan observer dengan mengamati pro-ses yaitu kondisi awal dengan study dokumen hasil pembelajaran ibadah tahun pelajaran sebelumnya; penga-matan saat berlangsungnya penerapan strategi the power of two mulai dari persiapan, perhatian siswa dan keak-tifannya dengan instrumen yang te-lah disiapkan, serta pengamatan hasil (output) dengan melihat hasil evalua-si. Selain itu juga dilakukan observa-si terhadap guru untuk mengetahui implementasi strategi the power of two di kelas, serta pengamatan terhadap siswa dengan instrumen pengamatan.

Refleksi dilakukan oleh guru dan

observer dengan membahas hasil pen-gumpulan data pada setiap siklus serta menganalisis perubahan yang terja-di untuk memutuskan apakah siklus akan dilanjutkan atau dihentikan. Ob-server adalah sesama guru Ismuba di SD Muhammadiyah Ambarbinangun yang berkedudukan sebagai

kolabo-rator. Refleksi dilakukan pada hari

yang sama di luar jam sekolah agar tidak mengganggu kegiatan guru dan

observer. Refleksi dilakukan pada hari

yang sama agar hal-hal yang terjadi saat berlangsungnya tindakan tidak ada yang terlewat. Penelitian dianggap berhasil bila perhatian dan keaktifan siswa menunjukkan peningkatan dari siklus pertama dan selanjutnya.

Apabila siklus I belum mencapai indikator yang diharapkan atau belum bisa mengatasi masalah maka perlu di-lanjutkan siklus II, demikian pula bila terjadi pada siklus II tersebut belum mampu meningkatkan minat belajar, dilanjutkan penelitian pada siklus III dan seterusnya sampai diperoleh

ke-majuan yang signifikan dalam peme -cahan masalah.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian diawali dengan study dokumentasi yang diperoleh data bah-wa pencapaian hasil belajar materi dzikir sesudah shalat peserta didik ma-sih rendah ( rata-rata kelas pada tahun 2012/2013 adalah 63,8), dari KKM yang ditetapkan 77. Jumlah peserta didik yang mencapai dan melampaui KKM kurang dari 75 % yaitu hanya 4 peserta didik yang melampaui KKM dan 17 peserta didik di bawah KKM. Berdasarkan latar belakang masalah-nya, peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dengan strategi The Power of Two untuk meningkatkan minat belajar siswa.

Siklus pertama terdiri dari peren-canaan, pelaksanaan tindakan,

obser-vasi, dan refleksi.

(6)

Pada tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, dilakukan langkah-langkah: guru melakukan tanya ja-wab tentang pengertian dzikir untuk mengetahui kemampuan awal siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan dengan strategi the power of two. Pelaksanaan strategi the power of two pada siklus pertama ini adalah: guru memberikan tugas individu memasangkan nama bacaan dzikir dan bunyi bacaannya kemudian menempelkan pada lembar kertas yang telah disiapkan, setelah semua selesai, peserta didik diminta sharing jawaban secara berpasangan, saling mendiskusikannya dan meru-muskan bersama jawaban yang baru/ benar, kemudian secara perwakilan peserta didik mempresentasikan ha-sil kerjanya sedangkan pasangan lain membandingkan dengan hasil peker-jaannya dan menanggapi presentasi pasangan lain tersebut.

Hasil observasi pada siklus perta-ma tampak pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Tingkat kesiapan siswa siklus 1

Tingkat kesiapan Frekuensi (jumlah siswa)

Prosentase

Sangat baik 2 9,52%

Baik 16 76,19 %

Cukup 3 14,28%

Kurang 0 0 %

Kesiapan siswa dalam pembelajar-an terlihat dari pembelajar-antusias siswa menyi-mak penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan. Kesiapan siswa juga tampak dari sikap semangat me-ngikuti kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran.

Tabel 2. Tingkat perhatian siswa siklus 1

Tingkat perhatian

Frekuensi (jumlah siswa)

Prosentase

Sangat baik 0 0 %

Baik 20 95,24 %

Cukup 1 4, 762 %

Kurang 0 0 %

Perhatian siswa siklus pertama ini ditunjukkan dengan sikap tubuh sis-wa yang fokus menyimak penjelasan guru, dan fokus menyimak presentasi pasangan setelah sharing. Perhatian yang focus menunjukkan siswa terta-rik dalam kegiatan pembelajaran. Ke-siapan siswa tidak ada yang mencapai tingkat sangat baik kemungkinan di-karenakan masih terbawa kebiasaan belajar yang belum aktif.

Tabel 3. Tingkat keaktifan siswa siklus 1

Tingkat keaktifan Frekuensi (jumlah siswa)

Prosentase

Sangat baik 0 0 %

Baik 16 76,19 %

Cukup 0 0 %

Kurang 5 23,81%

(7)

dengan teman belum menjadi kebia-saan dlam belajar.

Jumlah siswa yang mengikuti ke-giatan pembelajaran siklus satu ada 21 siswa, karena seorang siswa tidak ha-dir. Dari tabel 1, 2 dan 3 dapat disim-pulkan bahwa kesiapan, perhatian dan keaktifan siswa sudah mulai tampak, walaupun ada beberapa siswa yang belum menunjukkan perilaku tersebut.

Hasil angket menunjukkan bahwa menurut peserta didik cara guru me-nyampaikan materi mudah diterima (100%), cara menjelaskan tugas mu-dah diterima(100%), kegiatan belajar menyenangkan (100%), tugas menarik dan menantang (95,24 % ), cara belajar membuat peserta didik bersemangat (100%), dan yang berpendapat meto-de belajar memudahkan peserta didik dalam memahami materi ada 95,24 %

Beberapa catatan yang harus di-perbaiki pada siklus berikutnya yaitu adanya peserta didik yang belum aktif

dalam aktifitas sharing, sehingga per-lu dianalisis penyebabnya agar mereka bisa aktif belajar dan mencapai kom-petensi yang diharapkan.

Pelaksanaan Tindakan Siklus II yaitu: perencanaan dengan perbaikan berdasarkan siklus I, format observa-si pembelajaran, observaobserva-si guru, ang-ket peserta didik, lembar kerja siswa untuk mengukur pemahaman materi dzikir sesudah shalat, dan instrument penilaian unjuk kerja hafalan dzikir sesudah shalat, serta kamera untuk mendokumentasikan.

Setelah perencanaan dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan yaitu: peserta didik diberi tugas menghafal-kan bacaan dzikir secara individual,

setelah beberapa waktu yang diten-tukan, peserta didik diminta sharing berpasangan melafalkan bacaan dzi-kir, kemudian secara perwakilan pe-serta didik membaca lafal dzikir di depan kelas, peserta didik yang lain membandingkan dengan hafalannya dan menanggapi apakah sudah benar lafalnya atau belum.

Untuk mengetahui gambaran pro-ses pembelajaran yang dilaksanakan guru dan aktivitas peserta didik pada siklus II dapat kita lihat pada tabel se-bagai berikut:

Tabel 4. Tingkat kesiapan siswa

Tingkat

kesi-Sangat baik 9,52% 40,91% Baik 76,19 % 45,45% Cukup 14,28% 14,28%

Kurang 0 % 0 %

Tingkat kesiapan belajar siswa pada siklus II telah mengalami pe-ningkatan dibandingkan pada siklus II, terutama pada siswa yang menca-pai tingkat baik menjadi sangat baik, walaupun masih ada siswa yang cukup dalam tingkat kesiapan belajar, dan hal inilah yang memerlukan perhatian dari guru. Namun secara umum, sudah ada peningkatan dari aspek kesiapan sis-wa, sehingga indikator minat dari sisi kesiapan sudah tercapai.

Tabel 5 Tingkat perhatian siswa siklus 2

Tingkat perhatian Prosentase siklus I

Prosentase siklus II

Sangat baik 0 % 54,54% Baik 95,24 % 22,72 % Cukup 4, 762 % 22,72 %

(8)

Tabel di atas menunjukkan bahwa perhatian siswa ada peningkatan dari yang baik menjadi sangat baik, tetapi ada penurunan juga dari siswa yang mencapai tingkat perhatian baik men-jadi cukup baik. Hal ini dimungkinkan karena siswa mulai jenuh dengan me-tode yang diterapkan

Tabel 6. Tingkat keaktifan siswa siklus 2

Tingkat keaktifan Prosentase siklus I

Prosentase siklus II

Sangat baik 0 % 50 % Baik 76,19 % 31,81 %

Cukup 0 % 18,18%

Kurang 23,81% 0 %

Dari tabel di atas terlihat bahwa ada peningkatan keaktifan yang

signi-fikan dalam siklus II. Sehingga seba -gai indikator peningkatan minat telah tercapai. Berdasarkan data siklus 1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa ter-jadi peningkatan kesiapan, perhatian dan keaktifan siswa. Dengan mening-katnya perhatian dan keaktifan siswa berarti penerapan strategi the power of two dapat dikatakan berhasil mening-katkan minat belajar. Sebagaimana ciri-ciri minat menurut Elizabet Hur-lock (Susanto, 2013 : 62-63) terlihat dari kegiatan pembelajaran, kesiapan belajar, timbul kesenangan sehingga diminati; yang menimbulkan hasrat untuk memilikinya, maka pelaksanaan pembelajaran ibadah dengan strate-gi the power of two telah dapat men-ciptakan suasana pembelajaran yang meningkatkan kesiapan belajar siswa, suasana menyenangkan karena siswa saling berbagi dan membandingkan, dan menimbulkan semangat siswa un-tuk bisa mencapai kompetensi

mela-kukan dzikir sesudah shalat.

Tabel 7. Hasil tes tertulis pemahaman bacaan dzikir sesudah shalat

Nilai Frekuensi Keterangan Prosentase

90 9 Tuntas

77,27 % 80 8 Tuntas

70 2 Tidak tuntas

22,73 % 60 1 Tidak tuntas

50 1 Tidak tuntas 40 1 Tidak tuntas

Tabel hasil tes tertulis di atas me-nunjukkan bahwa ada 17 siswa dari 22 siswa yang tuntas, dan 5 siswa yang tidak tuntas sehingga membutuhkan perhatian guru. Namun bila dilihat dari prosentase pencapaiann kelas, maka rata-rata kelas telah melampaui KKM yang ditetapkan yaitu 77.

Tabel 8. Nilai unjuk kerja dzikir sesudah shalat

Nilai Frekuensi (ju-mlah siswa)

Keterangan Prosentase

77-100 19 Tuntas 86,36 % 60-76 3 Tidak tuntas 13,64 %

(9)

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pemba-hasan dapat disimpulkan bahwa pene-rapan strategi The Power of Two dapat meningkatkan minat belajar ibadah siswa kelas IV A SD Muhammadiyah Ambarbinangun. Hal ini nampak dari peningkatan kesiapan, perhatian dan keaktifan siswa selama pembelajaran. Dari hasil evaluasi berupa tes tertulis dan unjuk kerja dzikir sesudah shalat menunjukkan adanya pengaruh po-sitif peningkatan minat belajar terha-dap hasil belajar siswa baik dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

DAFTAR REFERENSI

Asmani, Jamal Makmur. 2012. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Jakarta: Diva Press.

Dirjen Kelembagaan Islam..2005. Pe-doman Penulisan Karya Ilmiah Guru. Jakarta : Dirjen Kelemba-gaan Islam.

Hartono, Rudi. 2013. Ragam Model Mengajar yang Mudah diterima Murid. Yogyakarta: DIVA press

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Pe-nelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Cetakan VIII 2012. Tuntunan Dzikir dan Do’a Menurut Putusan Tarjih Muhammadiyah.Suara Muham-madiyah: Yogyakarta.

Mas’ud, Muhammad. 2012 . Pendi-dikan Al Islam SD/MI kelas 4. Yogyakarta: Majelis Dikdasmen PWM Yogyakarta

Pardjono dkk. 2007 . Panduan Peneli-tian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Lembaga Penelitian UNY Silberman, Mel. 2002 . Active

Lear-ning. Yogyakarta: Yappendis Seifert, Kelvin. 2007 . Manajemen

Pembelajaran & Instruksi Pendi-dikan. Yogyakarta: IRCiSoD. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Balajar

(10)

Gambar

Tabel 2.  Tingkat perhatian siswa siklus 1
Tabel 4. Tingkat kesiapan siswa
Tabel 7. Hasil tes tertulis pemahaman

Referensi

Dokumen terkait

Data-data dari observasi dan evaluasi pada siklus II dikumpulkan, kemudian berdasarkan hasil ini peneliti melakukan refleksi diri tentang pembelajaran

Perencanaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berpedoman pada

Hal itu terlihat dari data observasi aktivitas siswa siklus I memperoleh persentase sebesar 71 % kemudian siklus II meningkat menjadi 77,6 %.Pada

Perencanaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berpedoman pada

Hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan rata-rata sebesar 62 dengan kategori kurang, kemudian pada siklus I mendapatkan rata-rata 76 juga dengan kategori cukup dan

Hasil belajar psikomotorik pada siklus I, nilai rerata 75, pada siklus II, nilai rerata 82, sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan teknik bacaan rumpang dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi nilai kedisiplinan yang dilakukan oleh guru kepada siswa, mendeskripsikan hambatan hambatan yang dialami

Oleh karena itu dalam tahap refleksi dilakukan diskusi untuk menentukan tindakan perbaikan kekurangan yang terjadi pada siklus I sehingga pada siklus II