• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ULKUS DIABETIKA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RSUD. DR. SOEDARSO DAN KLINIK KITAMURA PONTIANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ULKUS DIABETIKA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RSUD. DR. SOEDARSO DAN KLINIK KITAMURA PONTIANA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

128 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik

FAKTOR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

ULKUS DIABETIKA PADA PENDERITA DIABETES

MELLITUS DI RSUD. DR. SOEDARSO DAN

KLINIK KITAMURA PONTIANAK

Gity Mitasari 1, Ismael Saleh 2, Marlenywati 3

1

Perminatan Epidemiologi Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak Tahun 2014 (ggity@ymail.com)

2

Perminatan Epidemiologi Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak (ismael_irnawan@yahoo.com)

3

Perminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak (marlenywati_83@yahoo.co.id)

ABSTRAK

Latar belakang : Penderita DM memiliki 15-25% berpotensi mengalami ulkus kaki diabetik selama hidup mereka, dan tingkat kekambuhan 50% sampai 70% selama 5 tahun. Angka kejadian Ulkus diabetika di RSUD. Dr. Soedarso Pontianak setiap tahunnya mengalami peningkatan. Tahun 2011 proporsi Ulkus diabetika sebesar 3,19%, mengalami peningkatan pada tahun 2012 menjadi sebesar 5,08%, dan tahun 2013 sebesar 5,41%. Ulkus bila terjadi infeksi tidak diatasi dengan baik, hal itu akan berlanjut menjadi pembusukan bahkan dapat diamputasi.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ulkus diabetika pada penderita diabetes mellitus di RSUD. Dr. Sodarso dan Kitamura Pontianak.

Metode : Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Sampel penelitian sebanyak 74 responden (37 kasus dan 37 kontrol) diambil menggunakan teknik accidental sampling. Menggunakan uji Chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara lama

menderita DM ≥8 tahun (p value = 0,019), riwayat ulkus sebelumnya (p value = 0,000), kebiasaan olahraga (p value = 0,000), kepatuhan berobat (p value = 0,010), keterpaparan asap rokok (p value = 0,005), perawatan kaki (p value = 0,027) dan penggunaan alas kaki (p value = 0,002). Variabel yang tidak berhubungan yaitu aktivitas fisik (p value = 0,352), kepatuhan diet (p value = 0,485), dan usia (p value = 0,772).

Saran : Bagi RSUD. Dr. Soedarso dan Kitamura Pontianak untuk meningkatkan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada penderita Diabetes Mellitus. Meningkatkan kepatuhan dalam melaksanakan olahraga secara rutin, pengobatan, menghindari paparan asap rokok, perawatan kaki teratur, dan penggunaan alas kaki yang tepat dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan sehingga komplikasi bisa diminimalisir.

(2)

129 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik ABSTRACK

Background : People with diabetes mellitus have a 15-25% possibility to experience diabetic foot ulcer in their lifetime. They also have the potency for recurrence of 50-70% for 5 years. The number of diabetic foot ulcer cases at DR.SOEDARSO hospital Pontianak increased sharply each year. In 2011, the proportion of diabetic ulcers was 3,19%. In 2102, the cases raised to 5,08 %. In 2013, the cases continually increased to 5,41%. If not promptly treated, diabetic ulcers will lead to decay and result in amputation

Objective : This study aimed at discovering the factors associated with the incidence of diabetic ulcers in patients with diabetes mellitus at Dr.Soedarso Hospital and Kitamura Clinic Pontianak.

Methods : A case control design was carried out in this study. The samples were 74 respondents consisted of 37 case group and 37 control group. They were selected by using accidental sampling. Then, the data were statistically analyzed by using Chi square test.

Result : The study revealed two findings. First, there were significant correlations of ≥8 years DM experience (p value = 0,19), previous ulcer history (p value = 0,000), exercise habit (p value = 0,000), medication adherence (p value = 0,010), smoke exposure (p value = 0,005), foot care (p value = 0,027) and foot ware usage (p value = 0,002). Second, there were no correlations of physical activity (p value = 0,352), dietary compliance (p value = 0,485), and age (p value = 0,485)

Conclusions : As a result, either Dr. Soedarso Hospital or Kitamura Clinic should improve the education, information, and communication to the patients with diabetes mellitus. Also, people with DM require to exercise regularly, take regular treatment/medication, avoid smoke exposure, take foot care, and wear appropriate foot ware. These ways are expected to prevent from unwanted incidence and minimize the complication.

Key words : duration of DM, ulcer history, Diabetes Mellitus, diabetic ulcer.

PENDAHULUAN

Diabetes Mellitus (DM) telah menyerang 382 juta orang di dunia pada tahun 2013, dan jumlah ini diproyeksikan meningkat menjadi 592 juta orang pada

2035.1 Pada tahun 2030 diperkirakan DM

menempati urutan ketujuh tertinggi

penyebab kematian di dunia.2 Di

Indonesia sendiri pada tahun 2007 prevalensi DM mencapai 1,1% dan meningkat sebesar 2,1% pada tahun

2013.3 Provinsi Kalimantan Barat

menunjukkan peningkatan prevalensi DM sebesar 1,1%.3 Kabupaten/kota dengan penderita DM tertinggi adalah Kota Pontianak yaitu 37,2%.4

Penderita Diabetes mellitus

berisiko 29 kali terjadi komplikasi ulkus diabetika.5 Kejadian ulkus kaki diabetik dan amputasi ulkus diabetika cukup tinggi

di negara berkembang dan maju.6

Penderita DM memiliki 15-25%

berpotensi mengalami ulkus kaki diabetik

(3)

130 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik kekambuhan 50% sampai 70% selama 5

tahun.7 Ulkus diabetik adalah komplikasi diabetes mellitus yang terjadi berulang-ulang dan serius dengan tingkat kejadian per tahun 1% sampai 4% dan memilki

risiko 15% sampai 25% seumur hidup.8

Ulkus diabetika adalah luka yang terjadi karena adanya kelainan pada saraf, kelainan pembuluh darah dan kemudian adanya infeksi. Bila infeksi tidak diatasi dengan baik, hal itu akan berlanjut

menjadi pembusukan bahkan dapat

diamputasi.9 Ulkus diabetika memerlukan perawatan yang lama di rumah sakit dan menjadi beban tidak hanya pada pasien, tetapi juga pada masyarakat dengan biaya kesehatan yang cukup besar.10

Studi epidemiologi melaporkan lebih dari satu juta amputasi dilakukan

pada penyandang diabetes setiap

tahunnya. Ini berarti, setiap 30 detik ada kasus amputasi kaki diabetes di seluruh dunia.11 Kasus ulkus dan gangren diabetik merupakan kasus yang paling banyak dirawat di rumah sakit. Angka kematian akibat ulkus dan gangren berkisar 17-23%, sedangkan angka amputasi berkisar 15-30%. Sementara angka kematian 1 tahun pasca amputasi sebesar 14,8%. Jumlah itu meningkat pada tahun ketiga menjadi 37%. Rata-rata umur pasien hanya 23,8 bulan pasca amputasi.12

Data dari bagian Sistem Informasi dan Rekam Medis di RSUD. Dr.Soedarso

Pontianak, proporsi kejadian ulkus

diabetika pada tahun 2011 sebesar 3,19% dengan proporsi kematian sebesar 1,34%,

pada tahun 2012 ulkus diabetika

mengalami peningkatan sebesar 1,89% menjadi 5,08% dengan proporsi kematian sebesar 2,6% dan semakin meningkat pada tahun 2013 dengan proporsi sebesar

5,41% dan proporsi kematian sebesar 2,5%.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ulkus diabetika pada penderita DM diantaranya adalah aktivitas fisik atau olahraga, keterpaparan asap rokok, kepatuhan berobat, kepatuhan diet DM, lama menderita DM, penggunaan alas kaki, perawatan kaki, riwayat ulkus, dan usia.

Berdasarkan hasil survei

pendahuluan terhadap 8 orang penderita ulkus diabetika di RSUD. Dr Soedarso diperoleh penderita berusia diatas 45 tahun, 62,5% menderita DM lebih dari 10 tahun, 100% tidak berolahraga. Selain itu, 50% memiliki riwayat merokok dan menjadi perokok pasif serta 37,5% tidak patuh berobat. Dan 62,5% tidak patuh dalam diet DM. Perawatan kaki hanya dilakukan oleh 37,5%, serta 75% tidak menggunakan alas kaki yang tepat.

Metode

Penelitian ini dilakukan di Rumah

Sakit Umum Daerah Dr. Soedarso dan

Klinik Kitamura Pontianak. Pengumpulan

data dilakukan sejak tanggal 22

September- 3 Oktober 2014. Penelitian ini

merupakan penelitian observasional

analitik dengan pendekatan kasus kontrol

(Case Control).

Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh pasien Diabetes mellitus,

baik yang menderita dan tidak menderita

ulkus diabetika di RSUD Dr.Soedarso

(4)

131 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik penderita ulkus diabetika dan periode

Maret-Juni berjumlah 312 penderita

diabetes mellitus tanpa ulkus. Populasi

kasus yaitu penderita Diabetes mellitus

yang mengalami ulkus diabetika yang

menjalani rawat inap dan rawat jalan di

RSUD Dr.Soedarso, sedangkan populasi

kontrol adalah penderita Diabetes mellitus

yang tidak mengalami ulkus diabetika.

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 74

responden, yang terdiri dari 37 kasus dan

37 kontrol. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan adalah Accidental

Sampling.

Data diperoleh melalui wawancara

langsung kepada responden menggunakan

kuesioner. Kuesioner variabel kepatuhan

diet DM diadaptasi dari The Cancer

Council Victoria: Food Frequency

Questionnaire.. Kuesioner variabel

kepatuhan berobat diadaptasi dari Morisky

8-item Medication Adherence

Questionnaire. Untuk kuesioner variabel

perawatan kaki diadaptasi dari Diabetes

Care Program Of Nova Scotia (DCPNS)

dan penggunaan alas kaki dilakukan

pengukuran menggunakan Skala

Guttman.. Kuesioner aktivitas fisik

diadaptasi dari Global Physical Activity

Questionnaire.. Analisis data dilakukan

secara bertahap meliputi analisis univariat

dan bivariat diuji secara statistik Chi

Square dengan derajat ketepatan 95% (α= 0,05).

Hasil Penelitian Gambaran Umum

Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

Soedarso Pontianak merupakan rumah

sakit milik pemerintah dan dikelola oleh

Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan

Barat, memiliki luas lahan sebesar

254,420 M2 dan luas bangunan sebesar

21.735,54 M2 dengan fasilitas tempat tidur

sebanyak 446 tempat tidur dan jumlah

tenaga kerja sebanyak 967 orang dari

berbagai jenis ketenagaan. Proporsi

rata-rata kunjungan pasien selama 3 tahun

terakhir sebesar 7,9%. Angka kunjungan

pasien ke klinik poli penyakit dalam

RSUD Dr. Soedarso Pontianak setiap

tahunnya mengalami peningkatan. Pada

tahun 2011 angka kunjungan baru dan

kunjungan ulang sebanyak 13.626

kunjungan, menurun menjadi 11.695

kunjungan pada tahun 2012, serta pada

tahun 2013 menjadi sebesar 10.698

(5)

132 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik Karakteristik Responden

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pendidikan

dan Pekerjaan Responden

karakteristik responden berdasarkan

tingkat pendidikan responden pada

kelompok kasus adalah dengan tingkat

pendidikan SMA yaitu sebesar 43,2%,

sedangkan responden pada kelompok

kontrol sebagian besar adalah dengan

tingkat pendidikan SMA sebesar 32,4%.

Karakteristik responden berdasarkan

pekerjaan pada kelompok kasus sebagian

besar tidak bekerja37,8% sedangkan pada

kelompok kontrol sebagian besar

(6)

133 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik Penggunaan Alas Kaki

- Berisiko (tidak tepat) - Tidak berisiko (tepat) Usia

Sumber: Data Primer 2014

PEMBAHASAN

1. Hubungan antara lama menderita DM dengan kejadian Ulkus Diabetika

Berdasarkan uji statistik

Chi-square diperoleh nilai p value = 0,019 (<

0,05), dapat disimpulkan ada hubungan

yang signifikan antara lama menderita

DM dengan kejadian Ulkus Diabetika

pada penderita DM di RSUD. Dr.

Soedarso Pontianak. Dari hasil analisa

diperoleh nilai OR = 3,102 (95% CI =

1,189 – 8,095).

Mayoritas responden menderita

DM lebih dari atau sama dengan 8 tahun

pada responden ulkus dan tidak ulkus.

Proporsi responden antara ada riwayat

ulkus dengan lama menderita DM >8

tahun sebesar 56,3% dan responden tidak

ada riwayat ulkus sebelumnya sebesar

43,8%. Semakin lama seseorang

mengalami DM, maka ia makin berisiko

mengalami komplikasi. Komplikasi yang

dapat terjadi pada penderita diabetes salah

satunya yaitu neuropati diabetik.

Komplikasi ini dapat menjadi faktor

kejadian ulkus diabetika.11

Upaya yang dapat dilakukan untuk

yang lama menderita DM lebih dari atau

sama dengan 8 tahun maka perlu

peningkatan kontrol gula secara rutin,

menjaga pola makan, selalu berolahraga,

melakukan perawatan kaki secara mandiri,

dan mengkonsumsi obat-obatan DM

setiap hari.

2. Hubungan antara Kebiasaan Olahraga dengan kejadian Ulkus diabetika

Berdasarkan uji statistik

Chi-square diperoleh nilai p value = 0,000

(<0,05), dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara tidak

rutin berolahraga dengan kejadian Ulkus

Diabetika pada Penderita DM di RSUD.

Dr. Soedarso Pontianak. Dari hasil analisa

diperoleh nilai OR = 7,354 (95% CI =

(7)

134 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik Sesuai dengan teori, aktivitas fisik

(olahraga) sangat bermanfaat untuk

meningkatkan sirkulasi darah,

menurunkan berat badan dan memperbaiki

sensitivitas terhadap insulin, sehingga

akan memperbaiki kadar glukosa darah

darah.5 Kadar glukosa darah yang

terkendali akan mencegah komplikasi

kronik Diabetes mellitus.

Hasil wawancara juga

menunjukkan hampir seluruh responden

DM dan Ulkus diabetika mengatakan

tidak pernah berolahraga dengan alasan

kesibukan pekerjaan, keluhan yang lemah,

serta anggapan bahwa kesibukan

sehari-hari sudah cukup dikategorikan sebagai

bentuk olahraga.

Latihan olahraga secara teratur 3-4

kali setiap minggu selama kurang lebih

setengah jam sifatnya CRIPE (Continous,

Ritmikal, Interval, Progresive, Edurance

Training).13 Latihan Kontinyu diberikan

secara berkesinambungan, dilakukan terus

menerus tanpa berhenti, contoh bila

dipilih jogging selama 30 menit, maka

selama 30 menit pengidap melakukan

jogging tanpa istirahat.13

3. Hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian Ulkus diabetika Berdasarkan uji statistik uji

Chi-square diperoleh nilai p value = 0,485 (>

0,05) dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara aktivitas

fisik dengan kejadian Ulkus Diabetika

pada Penderita DM di RSUD. Dr.

Soedarso Pontianak.

Penggunaan aktivitas fisik disini

yaitu energi untuk aktivitas fisik yang

berisiko terhadap kejadian ulkus ditempat

kerja seperti pekerjaan menggali atau

kontruksi bangunan, duduk-duduk bersila

sambil nonton tv, bersantai dan lain-lain.

Orang yang banyak berdiam diri atau

kurang gerak mempunyai resiko lebih

besar menderita DM, dibandingkan

seseorang yang banyak aktivitas.13

Berdasarkan hasil wawancara

dengan responden aktivitas fisik yang

dilakukan ditempat kerja sering

menyebabkan perlukaan adanya benda

tajam disekitar lingkungan kerja sehingga

awal penyebab terjadinya luka bisa

diakibatkan oleh tertusuknya benda-benda

tajam yang ada disekitar.

4. Hubungan antara kepatuhan berobat dengan kejadian Ulkus diabetika

Berdasarkan uji statistik

Chi-square diperoleh nilai p value = 0,020 (<

0,05) dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara

(8)

135 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik Diabetika pada Penderita DM di RSUD.

Dr. Soedarso Pontianak. Dari hasil

analisis diperoleh nilai OR = 3,423 (95%

CI = 1,180-7,909).

Dalam studi kohortnya bahwa

penggunaan agen antihipertensi jangka

panjang ACEi pada pasien DM

menjadikan 50% lebih berisiko

mengalami ulkus diabetika dan 50% lebih

berisiko menjalani amputasi tungkai bagi

yang memiliki penyakit arteri perifer.

Defisiensi B12 biokimiawi ditemukan

pada 5,8% pada pasien DM yang

menggunakan metformin dibandingkan

dengan 2,4% pasien DM yang tidak

menggunakan metformin serta 3,3% pada

subjek tanpa DM.14

Penggunaan metformin yang

disertai masalah hipoperfusi pada sistem

kardiovaskuler seperti gagal jantung

kongestif, syok, atau hipoksia dapat

memicu terjadinya laktat asidosis.14

Kondisi laktat asidosis memungkinkan

terjadinya disfungsi enzim pada

mitokondria yang berlanjut dengan

penurunan sintesis ATP (adenosin

trifosfat), penurunan ATP menyebabkan

fungsi pompa channel Na+/K+ ikut

menurun. Kondisi ini memaksa ion Na+

yang lebih banyak pada ekstrasel masuk

ke ruang intrasel, sehingga terjadi influks

ion Na+ yang ikut membawa molekul air

yang melebihi kapasitas sel yang

mengakibatkan lisis.14

Berdasarkan hasil wawancara

responden akan minum obat ketika

keadaan kurang membaik sementara

ketika keadaan membaik akan berhenti

minum obat (48,6%), dengan alasan takut

akan bahaya dari obat tersebut (50%), dan

sisanya lupa (82,4%).

Upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan pengetahuan masyarakat

terhadap pentingnya kepatuhan berobat

adalah program terapi farmakologis perlu

diberikan bersamaan dengan pengaturan

makan dan latihan jasmani yang terdiri

dari obat oral dan suntikan.

5. Hubungan antara kepatuhan diet dengan kejadian Ulkus diabetika

Berdasarkan uji statistik

Chi-square diperoleh nilai p value = 0,352 (>

0,05) dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara

kepatuhan diet dengan kejadian Ulkus

diabetika pada penderita DM di RSUD.

Dr. Soedarso Pontianak.

Kepatuhan seseorang yang

menderita luka diabetik untuk menjalani

diet DM akan mempengaruhi

penyembuhan luka diabetik tersebut. Hal

(9)

136 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik menjalani diet DM akan lebih terkontrol

kadar glukosa darahnya dan cenderung

cepat penyembuhannya, sedangkan orang

yang kurang patuh menjalani diet DM

cenderung meningkat atau tidak terkontrol

kadar glukosa darahnya, sehingga

cenderung lama penyembuhannya. Hal ini

disebabkan karena kurangnya glukosa

untuk sel akan menghambat regenerasi

sel.

6. Hubungan antara keterpaparan asap rokok dengan kejadian Ulkus diabetika

Berdasarkan uji statistik

Chi-square diperoleh nilai p value = 0,005 (<

0,05) dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara

keterpaparan asap rokok dengan kejadian

Ulkus Diabetika pada Penderita DM di

RSUD. Dr. Soedarso Pontianak. Hasil

analisis diperoleh nilai OR = 3,960 (95%

CI = 1,489-10).

Persentase yang tinggi dalam

penggunaan tembakau (merokok dan

mengunyah tembakau) ditemukan pada

kelompok penderita LKD dengan derajat

III dan IV skala Wagner, perilaku

penggunaan tembakau dikaitkan dengan

pelambatan penyembuhan luka. Dalam

studi ini pula ditemukan 75% subjek studi

dengan LKD menderita neuropati.15

Kebiasaan merokok akibat dari

nikotin yang terkandung di dalam rokok

akan dapat menyebabkan kerusakan

endotel kemudian terjadi penempelan dan

agregasi trombosit yang selanjutnya

terjadi kebocoran sehingga lipoprotein

lipase akan memperlambat clearance

lemak darah dan mempermudah

timbulnya aterosklerosis. Aterosklerosis

berakibat vaskuler Insusifiency sehingga

aliran darah ke arteri dornalis pedis,

poplitea, dan tibialis juga akan menurun.5

7. Hubungan antara perawatan kaki dengan kejadian Ulkus diabetika

Berdasarkan uji statistik

Chi-square diperoleh nilai p value = 0,027 (<

0,05) dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara

perawatan kaki dengan kejadian Ulkus

diabetika pada penderita DM di RSUD.

Dr. Soedarso Pontianak. Dari hasil

analisis diperoleh nilai OR = 3,081 (95%

CI = 1,116-8,504).

Individu yang melakukan

perawatan kaki tidak rutin, mengalami

neuropati motorik, mengalami PAD,

pengendalian kadar gula darah buruk dan

gangguan penglihatan memiliki risiko

sebesar 96% terjadi ulkus.11 Individu

(10)

137 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik tidak mengalami neuropati motorik, tidak

mengalami PAD, pengendalian kadar gula

darah tidak buruk dan tidak ada gangguan

penglihatan memiliki risiko sebesar 2,4%

terjadi ulkus.

Upaya yang dapat dilakukan dalam

mencegah ulkus diabetika antarala lain

dengan melakukan perawatan kaki secara

mandiri mulai dari kegiatan menyentuh

dan melihat ujung kaki setiap hari,

memeriksan dan merawat kaki setiap hari,

mencuci kaki dan mengeringkan ke

sela-sela jari dengan menggunakan handuk,

menggunakan pelembab agar kaki tidak

kering dan pecah-pecah, serta memotong

ku 1 minggu 2 kali dan memotong kuku

sesuai bentuk kuku.

8. Hubungan antara penggunaan alas kaki dengan kejadian Ulkus diabetika

Berdasarkan uji Chi-square

diperoleh nilai p value = 0,000 (<0,05)

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara penggunaan alas

kaki dengan kejadian Ulkus Diabetika

pada Penderita DM di RSUD. Dr.

Soedarso Pontianak. Hasil analisis

diperoleh nilai OR = 5,744 nilai

kemaknaan 95% CI = 2,092-15,766).

Penderita diabetes mellitus tidak

dianjurkan berjalan tanpa menggunakan

alaskaki, hal ini disebabkan karena pada

penderita diabetes mellitus sangat rentan

terhadap terjadinya trauma yang

mengakibatkan ulkus diabetikum,

terutama pada pasien diabetes mellitus

dengan komplikasi neuropati yang

mengakibatkan sensasi rasa berkurang,

sehingga penderita diabetes mellitus tidak

menyadari secaracepat bahwa kakinya

tertusuk benda tajam dan terluka.16

Berdasarkan hasi penelitian dan

observasi langsung terhadap alas kaki

yang digunakan diabetisi, peneliti

menemukan bahwa sebagian besar

responden menggunakan alas kaki tetapi

tidak tertutup, hanya sebagian yang

menggunakan alas kaki di dalam rumah,

dan tidak menggunakan kaos kaki.

9. Hubungan antara usia dengan kejadian Ulkus diabetika

Berdasarkan uji statistik

Chi-square diperoleh nilai p value = 0,772 (>

0,05) dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara usia

dengan kejadian Ulkus diabetika pada

penderita DM di RSUD. Dr. Soedarso

Pontianak.

Berdasarkan hasil penelitian dapat

diketahui bahwa jumlah usia responden

pada kelompok kasus dan kelompok

kontrol hampir seimbang, yakni usia >50

(11)

138 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik

kemungkinan usia responden yang

menderita ulkus diabetika telah lama di

diagnosa diabetes mellitus dan menderita

ulkus diabetika pada beberapa tahun

kemudian setelah di diagnosa diabetes

mellitus. Sejalan dengan pertambahan usia

karena adanya penurunan fungsi organ

tubuh, terutama gangguan organ pankreas

dalam menghasilkan hormon insulin.

10. Hubungan antara riwayat ulkus dengan kejadian Ulkus diabetika

Berdasarkan uji statistik Chi

Square didapatkan hasil p value = 0,000

(< 0,05), dapat disimpulkan ada hubungan

antara riwayat ulkus sebelumnya dengan

kejadian ulkus diabetika. Hasil analisis

diperoleh nilai OR = 47,250 ( 95% CI =

9,549-233,805).

Faktor riwayat ulkus atau amputasi

sebelumnya bukan faktor tunggal terjadi

ulkus. Jika responden mengalami cedera

dan kadar gula darah tidak terkontrol,

maka mikroorganisme akan mudah masuk

dan dapat hidup lama, karena glukosa

yang tinggi dan lemahnya pertahanan

tubuh, sehingga memudahkan terjadinya

infeksi.8

KESIMPULAN

1. Ada hubungan yang signifikan

antara lama menderita DM,

kebiasaan berolahraga, kepatuhan

berobat, keterpaparan asap rokok,

penggunaan alas kaki, perawatan

kaki dan riwayat ulkus dengan

kejadian Ulkus diabetika pada

penderita DM di RSUD. Dr.

Soedarso dan Klinik Kitamura

Pontianak.

2. Tidak ada hubungan yang signifikan

antara aktivitas fisik, kepatuhan diet

dan usia dengan kejadian Ulkus

diabetika pada penderita DM di

RSUD. Dr. Soedarso dan Klinik

Pontianak.

SARAN

1. Bagi RSUD. Dr. Soedarso dan

Klinik Kitamura Pontianak perlu

meningkatkan komunikasi,

informasi dan edukasi (KIE) tentang

faktor-faktor (lama menderita DM,

riwayat ulkus sebelumnya,

kebiasaan olahraga, kepatuhan

berobat, keterpaparan asap rokok,

perawatan kaki, dan penggunaan

alas kaki) yang berhubungan dengan

kejadian ulkus diabetika pada

penderita DM kepada tenaga medis,

paramedis, kader kesehatan, dan

masyarakat.

2. Bagi Dinas Kesehatan Provinsi/

Kota/ Kabupaten perlu

(12)

139 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik pencegahan berbagai macam faktor

risiko kejadian ulkus diabetika pada

penderita Diabetes Mellitus.

Diharapkan mampu memberikan

penyuluhan, bimbingan serta

pemahaman yang luas yang

mendasar tentang ancaman ancaman

penyakit DM sehingga masyarakat

menyadari akan dampak berbahaya

penyakit DM.

3. Hasil penelitian ini dapat menjadi

bahan referensi untuk melakukan

penelitian lanjutan yaitu mengenai

aspek aktivitas fisik, kepatuhan diet

ras/suku, dukungan keluarga, aspek

spiritual, aspek psikologis, dan

faktor-faktor lain untuk mengetahui

aspek yang paling berhubungan

dengan kejadian ulkus diabetika.

DAFTAR PUSTAKA

1. IDF (International Diabetes

Federation), 2014. IDF Diabetes Atlas Sixth Edition, International Diabetes Federation 2013. [disitasi tanggal 14 Juni 2014].

Dasar (Riskesdas) 2013 Laporan

Nasional 2013. Litbangkes

Depkes RI.

4. Depkes Kalbar. 2013. Laporan

Surveilens Tetap Penyakit (STP) Depkes Kalbar 2013. Litbangkes Depkes Kalbar.

5. Hastuti, Rini Tri. 2008. Faktor-faktor risiko ulkus diabetika pada

penderita diabetes mellitus

(Studi Kasus di RSUD

Dr.Moewardi Surakarta) Tahun

2008. Tesis. Program Studi

Pathophysiology and prevention : Journal of the American Academy of Dermatologyh. Volume 70, Number 1.

http://www.sciencedirect.com/s cience/journal/01909622

8. Tallis, Arthur, dkk. 2013. Clinical and

Economic Assessment of

Diabetic Foot Ulcer

Debridement with Collagenase :

Results of a Randomized

Controlled Study. Clinical

Therapeutics/ Volume 35,

Number 11.

(13)

140 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik 9. Wijaya, Andra Saferi dan Putri, Yessie

Mariza. 2013. Keperawatan

Medikal Bedah 2. Yogyakarta: Nuhamedika.

10.Yotsu, Rie Roselyne, dkk. 2014. Comparison of characteristics and healing course of diabetic foot ulcers by etiological classification : Neuropathic, ischemic, and neuro-ischemic type. Journal of Diabetes and Its Complications

xxx (2014) xxx-xxx.

http://www.elsevier.com/wps/fin d/privacypolicy.cws_home/privac ypolicy

11. Purwanti, Okti Sri. 2013. Analisis

Faktor-faktor Risiko Terjadi

Ulkus Kaki Pada Pasien

Diabetes Mellitus di RSUD Dr. Moewardi. Tesis. Fakultas Ilmu

Keperawatan Jurusan

Keperawatan Medikal Bedah, Universitas Indonesia . (tidak dipublikasi).

12. Pdpersi. 2011. Neuropati Diabetik Menyerang Lebih dari 50%

Penderita Diabetes.[disitasi

tanggal 14 Juni 2014 jam 21.00]. Diakses dari URL:

http://www.pdpersi.co.id/.

13. Eko, Akhmad. 2012. Hubungan Aktivitas Fisik dan Istirahat dengan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan RSUD. Prof. Dr. Margono

Soekardjo. Skripsi. Fakultas

Ilmu Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Purwokerto.

(tidak dipublikasi).

14. Astrada, Adam. 2014. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Terjadi dan Tidak Terjadinya Luka Kaki Diabetik Pada Pasien Diabetes

Mellitus Tipe 2. Skripsi.

Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas

Kedokteran, Universitas

Tanjungpura Pontianak.

15. Shahi, S. K., Kumar, A., Kumar, S., Singh, S. K., Gupta, S. K., & Singh, T. B. (2012). Prevalence of diabetic foot ulcer and

associated risk factors in

diabetic patients from North India. The Journal of Diabetic Foot Complications, 4(3), 83-91.

16. Ferawati, Ira. 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Ulkus Diabetikum pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Prof.Dr.Margono Soekarjo Purwokerto. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan

Jurusan Keperawatan, Universitas

Jenderal Soedirman. (tidak

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Sumatera

Judul Artikel : The differences of soft corals spatial distributions between sheltered and exposed sites at Pongok Island in South of Bangka and Tegallsland in.. Lampung

Simpulan penelitian pengembangan ini adalah (1) Dihasilkan modul pembelajaran fisika dengan strategi inkuiri terbimbing pada materi fluida statis yang tervalidasi; (2)

KONTRIBUSI POWER TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DINAMIS TERHADAP HASIL DRIBBLE-SHOOT DALAM PERMAINAN FUTSAL.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengembangan kawasan pulau-pulau kecil menghadapi dimensi yang cukup luas, yaitu mencakup pelaksanaan otonomi daerah secara nyata dan bertanggung jawab dengan segala

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan berupa suatu sistem informasi pendaftaran siswa baru dan pembagian kelas berbasis client / server yang dapat mengolah

Puji syukur kehadirat Yesus Kristus Putra Allah Bapa yang Maha Kuasa atas segala berkat, karunia, dan penyertaan selama proses pengerjaan tugas akhir ini

ukuran tas punggung yang mereka gunakan ukurannya tidak lebih dari satu tahun.. baik