• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Penilaian Risiko Entitas subject

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proses Penilaian Risiko Entitas subject "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1. Proses Penilaian Risiko Entitas

Proses penilaian risiko entitas adalah proses untuk mengidentifikasi dan merespons risiko bisnis. Proses ini meliputi bagaimana manajemen mengidentifikasi risiko yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan, memperkirakan signifikansi risiko, menilai kemungkinan terjadinya risiko, menilai kemungkinan terjadinya risiko, dan memutuskan bagaimana mengelola risiko.

Proses penilaian risiko harus mempertimbangkan kejadian eksternal dan inernal serta keadaan yang mungkin timbul dan memengaruhi kemampuan entitas untuk memulai, mengotorisasi, merekam, memproses, dan melaporkan data keuangan yang yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Setelah risiko diidentikasi, manajemen harus mempertimbangkan signifikansi mereka, kemungkinan terjadinya mereka, dan bagaimana mereka harus dikelola. Manajemen harus memulai rencana, program, atau tindakan untuk mengatasi risiko tertentu.

A. Sistem Manajemen Risiko

Sejak 2006, PT Telkom Indonesia telah menerapkan manajemen risiko yang mengacu kepada kerangka kerja COSO Enterprise Risk Management. Dalam penerapannya, manajemen risiko adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari penerapan GCG dan pengendalian internal di perusahaan.

Visi Perusahaan terkait dengan penerapan manajemen risiko adalah: “Menjadikan pengelolaan risiko sebagai BUDAYA YANG MELEKAT dalam pelaksanaan proses bisnis dan operasional”. Untuk itu, sejak tahun 2008 PT Telkom Indonesia telah membangun dan mengembangkan:

Aspek Struktural meliputi pengembangan visi manajemen risiko, misi,

komitmen, tone at the top, lingkungan internal yang kondusif, kebijakan, pengembangan kompetensi, IT tools dan kesisteman.

Aspek Operasional meliputi penentuan Risk Acceptance Criteria,

(2)

Aspek Perawatan meliputi monitoring implementasi manajemen risiko,

pelaporan berkala (risk reporting), menjaga pengembangan kompetensi yang berkelanjutan. Serta melakukan review melalui Risk Management Index, Survei Budaya Risiko maupun penilaian Tingkat Maturitas Implementasi.

Saat ini implementasi manajemen risiko telah mencapai tingkatan dimana manajemen risiko telah diintegrasikan di seluruh entitas Perusahaan. Ke depan PT Telkom Indonesia telah menyusun road map pengembangan Entity Risk Management sebagai berikut:

 2013 : peningkatan ERM Maturity Level pada initial Stage Quantified Level.

 2014 : peningkatan ERM Maturity Level pada intermediate Stage Quantified Level.

 2015 : peningkatan ERM Maturity Level pada advanced stage Quantified Level.

 2016 : peningkatan ERM Maturity Level masuk ke Optimized Level.

B. Evaluasi atas Efektivitas

Sistem Manajemen Risiko Evaluasi atas efektivitas Sistem Manajemen Risiko dilakukan secara berkala meliputi aktivitas:

1. Review dan monitoring implementasi manajemen risiko unit secara berkala setiap tiga bulan.

2. Penyusunan Laporan Analisa Risiko dan Kepatuhan secara berkala setiap tiga bulan.

3. Rapat pembahasan terkait risiko di tingkat Direksi maupun Dewan Komisaris.

4. Melakukan pengukuran implementasi budaya risiko melalui survey kepada sejumlah responden.

(3)

C. Risiko-Risko yang Dihadapi Perusahaan

Risiko-risiko yang PT Telkom Indonesia dapat dilihat pada bagian “Tinjauan Bisnis” – Faktor-Faktor Risiko”, meliputi

1. Risiko terkait Indonesia antara lain terkait perubahan situasi politik, sosial, ekonomi makro, bencana alam dan sebagainya.

2. Risiko terkait Perusahaan meliputi:

 Risiko operasi meliputi gangguan atas alat produksi, keamanan aset, potensi kebocoran pendapatan, perubahan teknologi, pengoperasian bisnis satelit, dan sebagainya.

 Risiko finansial meliputi perubahan suku bunga, perubahan nilai tukar rupiah, kesulitan pendanaan.

 Risiko legal & compliance meliputi beberapa masalah yang dihadapi Perusahaan.

 Risiko regulasi meliputi ketentuan regulasi yang harus dipatuhi oleh Perusahaan.

 Risiko kompetisi meliputi potensi peningkatan kompetisi di seluruh portofolio bisnis.

D. Upaya Pengelolaan Risiko

Untuk mengelola risiko-risiko tersebut, PT Telkom Indonesia melakukan berbagai upaya antara lain:

1. Membangun dan mengembangkan aspek struktural, operasional dan perawatan atas implementasi manajemen risiko di seluruh entitas anak. 2. Peningkatan kualitaspengambilan keputusan berbasis risiko (six eyes

-principle).

3. Pengembangan manajemen kelangsungan usaha (Business Continuity Management) dan Crisis Management.

(4)

5. Pengembangan Enterprise Security Governance untuk melindungi aset fisik dan non fisik (misalnya Information System Security dengan mengembangkan ISO 27000).

6. Pengembangan Program Pengendalian Internal. 7. Pengembangan Regulatory Management.

2. Sistem informasi dan Komunikasi

Suatu sistem informasi terdiri dari infrastruktur (komponen fisik dan perangkat keras), perangkat lunak, orang, prosedur (manual dan otomatis), dan data. Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan mencakup sistem akuntansi dan terdiri dari prosedur (baik otomatis atau manual) dan catatan yang dibentuk untuk memulai, mengotorisasi, merekam, memproses, dan melaporkan transaksi entitas dan memelihara akutanbilitas aset dan kewajiban terkait.

Komunikasi yang melibatkan pemberian pemahaman tentang peran dan tanggung jawab individual yang berkaitan dengan pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Ini termasuk sejauh mana personel memahami bagaimana kegiatan mereka dalam sistem informasi pelaporan keuangan berkaitan dengan pekerjaan orang lain dan cara pelaporan dengan pengecualian untuk jenjang yang lebih tinggi dalam entitas. Pedoman kebijakan, pedoman akuntansi dan pelaporan, dan memorandum yang mengomunikasikan kebijakan dan prosedur untuk personel entitas. Komunikasi juga dapat dilakukan secara elektronik, lisan, atau melalui tindakan manajemen.

A. Menentukan Kelompok Transaksi Utama suatu entitas

(5)

layanan seluler, layanan jaringan dan interkoneksi, serta layanan internet dan komunikasi data. PT Telekomunikasi Indonesia juga menyediakan berbagai layanan di bidang informasi, media dan edutainment, termasuk cloud-based and server-based managed services, layanan e-Payment dan IT-enabler, TV berbayar, serta e-Commerce dan layanan portal lainnya. Kami membukukan pendapatan sebesar Rp77.143 miliar dan Rp82.967 miliar masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2013.

B. Menentukan bagaimana transakasi-transaksi tersebut mulai dicatat

Pengendalian Internal atas pelaporan keuangan adalah suatu proses yang dirancang oleh, atau di bawah pengawasan Direktur Utama dan Direktur Keuangan, dan dilakukan oleh Direksi, manajemen, dan personel lainnya untuk memberikan keyakinan yang memadai mengenai keandalan pelaporan keuangan dan penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk keperluan eksternal sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan termasuk kebijakan dan prosedur yang, (1) berkaitan dengan pengelolaan pencatatan secara rinci, akurat dan wajar yang mencerminkan transaksi dan pelepasan aset Perusahaan, (2) memberikan keyakinan yang memadai bahwa transaksi dicatat secara semestinya untuk memungkinkan penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan bahwa pendapatan dan biaya Perusahaan diterima dan dikeluarkan hanya berdasarkan kewenangan manajemen dan Direksi Perusahaan, dan (3) memberikan keyakinan yang memadai mengenai pencegahan atau deteksi secara tepat waktu dalam hal perolehan, penggunaan atau pelepasan aset Perusahaan yang tidak sah yang dapat memberikan dampak material terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian.

(6)

C. Menentukan catatan akuntansi apa yang muncul dan sifat mereka

Integritas telah dimulai sejak penerbitan kebijakan pada tahun 2009 yang mempertajam penerapan GCG terutama berkaitan dengan area implementasi GCG yaitu kode integritas, etika bisnis, menghindari benturan kepentingan, larangan melakukan gratifikasi, larangan melakukan transaksi dengan orang dalam, menjaga kerahasiaan informasi, pencegahan atas tindakan memperkaya diri atau pihak lain yang merugikan keuangan Perusahaan pada area pengadaan dan kemitraan, integritas layanan dan integritas pelaporan keuangan perusahaan. Inisiatif penajaman/penguatan GCG melalui kebijakan Pakta Integritas, masih dipandang perlu untuk memberikan perhatian khusus pada area-area tertentu terkait dengan pencegahan potensi kerugian keuangan Perusahaan dan untuk terwujudnya “island of integrity” sebagai salah satu alat atau instrumen reformasi birokrasi dan pencegahan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (“KKN”) dengan konsentrasi pada upaya penciptaan keterbukaan, akuntabilitas dan partisipasi.

D. Menentukan bagaimana sistem dapat menangkap kejadiaan – kejadiaan lain yang berpengaruh signifikan dalam laporan keuangan

Sistem menangkap kejadian dalam perubahan kebijakan akuntansi yang berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi PT Telekomunikasi Indonesia. Beberapa standar akuntansi dan interpretasi pernyataan standar akuntansi keuangan yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Perusahaan dan entitas anak namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode pada tanggal atau setelah tanggal 1 Januari 2014 atau 1 Januari 2015

Berlaku efektif sejak awal atau setelah 1 Januari 2014

 ISAK 27,“Pengalihan Aset dari Pelanggan, yang diadopsi dari International Financial Reporting Interpretations Commitee (“IFRIC”) 18  ISAK28,“Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas”,

(7)

Berlaku efektif sejak awal atau setelah 1 Januari 2015

 PSAK 1 (2013),“Penyajian Laporan Keuangan”, yang diadopsi dari IAS 1  PSAK 4 (2013),“Laporan Keuangan Tersendiri”, yang diadopsi dari IAS 4

 PSAK 15 (2013),“Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”, yang diadopsi dari IAS 28

 PSAK 24 (2013),“Imbalan Kerja”, yang diadopsi dari IAS 19

 PSAK 65,“Laporan Keuangan Konsolidasi”, yang diadopsi dari IFRS 10

 PSAK 66,“Pengaturan Bersama”, yang diadopsi dari IFRS 11

 PSAK 67,“Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain”, yang diadopsi dari IFRS 12

 PSAK 68,“Pengukuran Nilai Wajar”, yang diadopsi dari IFRS 13

E. Menentukan sifat dan perinciaan proses pelaporan keuangan yang diikuti termasuk prosedur untuk memasukkan transaksi dan penyesuaian dalam buku besar.

Perbedaan signifikan Laporan Keuangan Konsolidasian Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2012 dan 2013 yang disajikan dalam buku Laporan Tahunan ini. Laporan Keuangan Konsolidasian ini disajikan berdasarkan SAK di Indonesia yang dalam beberapa hal berbeda dengan IFRS. Lihat Catatan 48 pada Laporan Keuangan Konsolidasian untuk rekonsiliasi dengan IFRS.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Besarnya kontribusi ukuran perusahaan, risiko bisnis, tingkat pertumbuhan, struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal dapat dilihat pada

HASIL PEN!AMAT !AMATAN AN PERILAKU PERILAKU MASYARAKA MASYARAKAT DISE T DISEKITAR TEMPA KITAR

(i) Bagi perbicaraan atau pendengaran kes sivil, Arahan Amalan Ketua Hakim Negara Bilangan 1 Tahun 2021 mengenai Pengendalian Prosiding Kes Sivil Melalui

Kurva titrasi selain digunakan untuk menentukan harga Ka juga memiliki banyak fungsi lain diantaranya untuk menunjukkan hubungan antara pH larutan dengan volume titran,

Teknologi AR sangat bagus jika dimanfaatkan pada sebuah media pembelajaran dan katalog yang berupa objek baik dua dimensi mapun tiga dimensi, seperti halnya Aksara Jawa

Karyanya yang terkenal adalah Majmu’ Fatawa yang berisi Dalam bidang ekonomi beliau membahas tentang prinsip-prinsip ekonomi yang dituliskan dalam dua buku yaitu:

Penanganan Hasil Perikanan harus memenuhi: 1. Produk segar yang masih menunggu untuk ditangani, dikemas dan dikirim, harus diberi es dan disimpan di ruang dingin. Penambahan es

Pemerintah Kota Pariaman bersama DPRD Kota Pariaman telah mengeluarkan regulasi tentang pencegahan, penindakan, dan pemberantasan penyakit masyarakat dan maksiat