• Tidak ada hasil yang ditemukan

MELAKUKAN LANGKAH DIAGNOSIS TERHADAP SIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MELAKUKAN LANGKAH DIAGNOSIS TERHADAP SIS"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS LAPORAN BIMBINGAN KONSELING Dosen Pembimbing : Dra. Darmiany M.Pd.

MELAKUKAN LANGKAH DIAGNOSIS DAN REMEDIAL TERHADAP SISWA YANG BERMASALAH

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Bimbingan Konseling Dalam Belajar Mendiagnosis Siswa Bermasalah Melalui Daftar Nilai)

Disusun Oleh: DEWI AYU TRI ANJANI

E1D115019

KELAS: A/III (REGULER SORE) S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr..wbr..

Puja dan puji syukur atas khadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya tugas laporan sederhana ini bisa terselesaikan dengan lancar tanpa kekurangan suatu apapun. Tak lupa ucapan terimakasih juga diucapkan kepada Dosen pembimbing, Dra. Darmiany M.Pd yang telah membimbing dan memberi arahan, serta ucapan terimaksih kepada pihak Sekolah SMPN 2 Pringgasela, terutama Ibu Sofia, S.Pd. selaku Wali Kelas IX/B yang telah bersedia memberikan keterangan dan data untuk penyelesaian tugas laporan ini. Harapan penulis adalah agar tulisan ini bermanfaat bagi kita semua serta dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamualaikum..wr..wbr..

Mataram, 02 Januari 2017

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang... 1.2 Rumusan Masalah...1

1.3 Tujuan...2

1.4 Manfaat...2

BAB II PEMBAHASAN...3

2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling...3

2.2 Langkah-Langkah dalam Melakukan Bimbingan...3

2.3 Laporan Observasi/Pengamatan...4

2.4 Langkah mendiagnosis dan Remedial...9

BAB III PENUTUP...15

3.1 Kesimpulan...15

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berkembangnya zaman maka problematika yang dialami oleh peserta didik semakin beragam. Problematika yang muncul sangat mempengaruhi proses belajar tersebut sehingga menyebabkan tujuan pendidikan tidak tercapai. Problematika-problematika yang menghambat perkembangan peserta didik harus diatasi dengan tepat yakni melalui bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling harus dilakukan oleh sekolah dalam rangka membantu peserta didik yang mengalami masalah atau memiliki hambatan dalam proses belajarnya dapat terselesaikan. Sekolah harus menyadari peran dan fungsinya sebagai lembaga yang mewadahi peserta didik untuk belajar memahami diri, lingkungan dan masyarakat serta mampu merencanakan masa depan.

Dalam memberikan bantuan terdapat langkah-langkah yang secara sistematika terstruktur dalam mengatasi problematika yang muncul. Di dalam laporan ini saya selaku penulis mencoba melakukan langkah-langkah dalam mengatasi permasalahan siswa dalam belajar sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Dengan adanya bimbingan atau bantuan maka diharapkan tujuan pendidikan dapat digapai dan output lembaga pendidikan semakin berkualitas. Dengan demikian maka SDM Indonesia semakin bermutu juga. Dalam bab selanjutnya akan dipaparkan bagaimana langkah-langkah yang saya lakukan untuk membantu siswa yang mengalami masalah dalam pembelajaran.

1.2 Rumus Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling?

(5)

3. Bagaimana cara melakukan langkah diagnosis dan remedial?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui maksud bimbingan dan konseling

2. Untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang dilakukan dalam memberikan bimbingan dan konseling

3. Untuk mengetahui cara melakukan langkah diagnosis dan remedial

1.4 Manfaat

1. Agar kita mengetahui maksud bimbingan dan konseling

2. Agar kita mengetahui langkah-langkah apa saja yang dilakukan dalam memberikan bimbingan dan konseling

3. Agar kita mengetahui cara melakukan langkah diagnosis dan remedial

(6)

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan yang diberikan secara sungguh-sungguh, terstruktur dan berkesinambungan agar peserta didik dapat memahami dirinya, lingkungan masyarakat dan merencanakan masa depan.

2.2 Langkah-langkah Dalam Melakukan Bimbingan dan Konseling

Terdapat prosedur umum dalam melakukan layanan bimbingan konseling untuk mengatasi siswa yang bermasalah. Langkah-langkah ini tersusun secara sistematis dan struktural;

1. Identifikasi kasus

Identifikasi kasus merupakan langkah awal untuk menemukan peserta didik yang diduga memerlukan layanan bimbingan dan konseling.

2. Identifikasi masalah

Langkah ini merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan atau masalah yang dihadapi peserta didik.

3. Diagnosis

Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau yang melatarbelakangi timbulnya masalah peserta didik.

4. Ptrognosis

Langkah ini dilakukan untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami peserta didik masih mungkin untuk diatasi serta menentukan berbagai alternatif pemecahannya, Hal ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan dan menginterpretasikan hasil-hasil langkah kedua dan ketiga.

5. Treatment

Langkah ini merupakan upaya untuk melaksanakan perbaikan atau penyembuhan atas masalah yang dihadapi klien, berdasarkan pada keputusan yang diambil dalam langkah prognosis.

(7)

Evaluasi dilakukan untuk melihat seberapa pengaruh tindakan bantuan (treatment) yang telah diberikan terhadap pemecahan masalah yang dihadapi peserta didik.

2.3 Observasi/ Pengamatan

LAPORAN HASIL OBSERVASI/PENGAMATAN Tempat/ Tujuan : SMP 2 Pringgasela, Lombok Timur, NTB

Hari/Tanggal: Kamis, 24 November 2016

Waktu: 09:00-13:00

Dalam belajar mendiagnosis kasus siswa yang bermasalah kami mengunjungi SMPN 2 Pringgasela , Lombok Timur pada tanggal 24 November 2016 disertai dengan surat izin observasi dari FKIP Unram. Dalam belajar mendiagnosis siswa bermasalah kami mengambil sampel kelas VIII/B sebagai objek pencarian data. Data yang diambil berupa daftar nilai smester genap tahun 2016, yang digunakan sebagai bahan dalam mendiagnosa/memprediksikan permasalahan siswa dalam belajar. Data yang kami peroleh merupakan hasil persetujuan dari Wali Kelas yang bersangkutan dengan tujuan membantu proses penyelesaian tugas laporan observasi kami.

Dari data yang kami peroleh pada sampel kelas VIII/B untuk smester genap tahun 2016, kami mendiagnosa beberapa siswa mengalami masalah dalam belajar. Hal ini dikarenakan beberapa siswa memiliki grade/nilai di bawah rata-rata(KKM) yang telah ditentukan. Terlebih lagi data menunjukkan adanya seorang siswi yang mendapat nilai terendah di kelas tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa-siswa tersebut memiliki masalah dalam proses belajar mengajar, baik masalah karena pengaruh internal maupun eksternal.

(8)

KELAS /

(9)
(10)

AR 4

Keterangan : KKM SMPN 2 Pringgasela= 6,5

(11)

Warna hijau merupakan daftar nilai akhir siswa

Warna kuning merupakan data dari nilai siswa yang terendah.

Dari daftar tabel nilai siswa tersebut ; beberapa siswa diprediksikan mengalami masalah dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ,oleh karena itu diperlukannya bantuan/bimbingan dengan langkah awal mengidentifikasi masalah yang bersangkutan apakah dipengaruhi oleh faktor internal atau eksternal.

Berdasarkan dari daftar nilai di atas, maka dapat digambarkan diagram nilai siswa SMPN 2 Pringgasela terkait dengan prestasi nilai belajar

Berikut grafik nilai siswa kelas VIII/B Smester Genap, SMPN 2 Pringgasela.

PAI PPKN B.INDO B.ING MTK IPA IPS SBY PJS TIK PERTANIAN 0

10 20 30 40 50 60 70 80

(12)

Permasalahan yang dialami oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar tersebut baik berupa banyaknya siswa yang tidak mencapai KKM atau jumlah rata-rata nilai per mata pelajaran yang sangat rendah tentu dipengaruhi oleh faktor internal atau eksternal. Faktor internal ini merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa baik berupa rasa malas, tingkat kepemahaman otak, motivasi belajar yang kurang, dan lain-lain. Sedangkan untuk faktor eksternal dapat berupa lingkungan tempat tinggal, bermain atau lingkungan tempat bergaul siswa yang kurang baik dan masalah keluarga yang dihadapi. Kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi.

(13)

Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau yang melatarbelakangi timbulnya masalah peserta didik. Dalam konteks Proses Belajar Mengajar faktor-faktor penyebab kegagalan belajar peserta didik, bisa dilihat dari segi input, proses, ataupun out put belajarnya. W.H. Burton membagi ke dalam dua faktor yang mungkin dapat menimbulkan kesulitan atau kegagalan belajar peserta didik, yaitu : (1) faktor internal; faktor yang besumber dari dalam diri peserta didik itu sendiri, seperti : kondisi jasmani dan kesehatan, kecerdasan, bakat, kepribadian, emosi, sikap serta kondisi-kondisi psikis lainnya; dan (2) faktor eksternal, seperti : lingkungan rumah, lingkungan sekolah termasuk didalamnya faktor guru dan lingkungan sosial dan sejenisnya.

Dalam hal mendiagnosis, saya menspesifikan siswi yang bermasalah dalam belajar dikarenakan hasil data menunjukkan nilai rata-rata yang diperoleh oleh siswi bersangkutan sangat rendah.

A. Metode Penelitian

Dalam mendiagnosis permasalahan yang dihadapi oleh siswi yang bersangkutan, saya melakukan observasi melalui pengamatan kelas dan wawancara pribadi. Wawancara pribadi yang saya lakukan dengan siswi yang bersangkutan yakni dua bulan setelah mid smester genap berlangsung. Yakni pada tanggal 29 Desember 2016.

Berikut data hasil wawancara pribadi saya dengan siswa yang bersangkutan berdasarkan hasil rekaman (media ponsel):

Penanya(P) : Dewi

Narasumber (N) : Isnawati

P: Hallo dik, saya Dewi. Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Mataram, adik, Isnawati ya?

(14)

N: Iya kak.

P: Begini dik saya ada keperluan untuk wawancara sebentar terkait dengan tugas kakak di Kampus, boleh minta waktunya kan?

N: Iya kak , bisa.

P: Adik sekarang umurnya berapa? N: 15 Kak,

P: 15 tahun? Lahir tahun 2001 ya? N: Iya kak, 23 Januari 2001

P: Ohh.. Adik punya saudara berapa?

N: Saya punya kakak satu sudah menikah, dan adik kecil saya masih SD kelas 5. P: Oh , orang tua adik bekerja sebagai apa?

N: Jadi petani kak, selalu pergi ke sawah.

P: Adik selalu bantu mereka tidak kalau libur sekolah?

N: Iya kak, terkadang saya juga sering bolos sekolah karena membantu mereka bekerja.

P: Maksud adik , orang tua adik menyuruh untuk bolos, begitu? N: Iya kak,, saya tidak bisa menolak.

P: Orang tua adik tidak pernah marah kalau adik tidak belajar? N: Tidak kak.

P: Adik masih tinggal dengan kakak di rumah? N: Tidak kak, dia pindah ikut suami.

P: Ohh.. adik selalu belajar di rumah?

N: Terkadang kak, karena saya harus bantu orang tua dan melakukan pekerjaan rumah . Jadi kalau ada PR saja saya belajar di rumah.

(15)

P: Adik di sekolah main sama siapa aja? N: Cuma beberapa teman kelas kak.. P: Tidak ikut kegiatan ekskul dik? N: Tidak kak, saya tidak ikut. P: Kenapa?

N: Saya kan harus bantu orang tua kak jadi tidak dapat keluar main atau ke sekolah sore hari.

P: Oh iya.. kalau di kelas adik merasa mudah tidak menangkap pelajaran yang diberikan oleh guru?

N: Tergantung kak, tergantung guru dan cara dia mengajar.

P: Sejauh ini bagaimana cara guru mengajar di kelas dik? Apa dapat dipahami dengan baik?

N: Ya mungkin kak, tapi saya merasa sulit menangkap pelajaran. Saya lebih paham pertanian karena saya sering bertani dengan orang tua saya. Saya juga tidak suka belajar yang lain jadi saya malas mengetahui hal yang saya tidak suka. P: Ohh..bergitu,, tapi kan harus suka belajar dik biar berprestasi.

N: Iya sih kak,,

P: Iya kalau begitu dik. Mungkin itu saja dik, terimakasih untuk waktunya. Kapan-kapan kita ketemu lagi ya, belajar yang rajin.

N: Iya kak sama-sama.

B. Identitas siswa (Hasil Observasi)

(16)

dalam kegiatan sekolah yang lain. Orang tua siwa yang bersangkutan bekerja sebagai petani, dengan kondisi perekonomian keluarga menengah ke bawah.

C. Data Siswa di Kelas

No

Dari tabel daftar nilai tersebut dapat dibentuk grafik di bawah ini:

PAI PPKN B.IND B.ING MTK IPA IPS SBY PJS TIK PERTANIAN 0

Dalam grafik tersebut dapat dilihat bahwa dari setiap mata pelajaran, siswi yang bersangkutan tidak dapat mencapai KKM. Sehingga nilai rata-ratanya menjadi terendah dari 25 siswa, yakni dengan jumlah 29,6.

(17)

Dari hasil wawancara dalam langkah diagnosis, ditemukan faktor-faktor yang menghambat proses belajar siswi yang bersangkutan.

Faktor Internal

1. Masalah Bakat

Siswi yang bersangkutan tidak memiliki motivasi untuk menyalurkan bakat, dia tidak mengikuti kegiatan pengembangan diri/ekstrakulikuler . 2. Masalah Kecerdasan

Siswi tersebut memiliki kecendrungan untuk belajar apa yang lebih dekat dengannya. Seperti pertanian, dikarenakan ia sering bertani dengan orangtuanya dia mudah memahami pelajaran tersebut.

3. Masalah Kepribadian

Siswi yang bersangkutan memiliki rasa malas untuk memotovasi diri sendiri dalam meningkatkan kemampuan belajarnya, sehingga ia cenderung tidak memahami materi dan tidak mencapai KKM. Rasa malas dalam belajar tersebut sangat mempengaruhi capaian prestasi dalam sekolah.

Faktor Eksternal

Berdasarkan data hasil pengamatan, siswi mengalami masalah dalam pembelajaran disebabkan oleh faktor eksternal pula.

1. Lingkungan rumah

Lingkungan rumah siswi yang bersangkutan sangat tidak mendukung. Dikarenakan kondisi ekonomi keluarga yang mengharuskan orang tua siswi bekerja keras terkadang menuntut siswi untuk membolos sekolah agar ikut bekerja. Dikarenakan kondisi perekonomian keluarga tersebut, orangtua siswi kurang perduli terhadap pendidikan anaknya sehingga terkadang meminta anaknya untuk membolos sekolah. Hal ini menyebabkan motivasi siswi dalam belajar sangat kurang terlebih lagi dengan tuntutan keluarganya dan dukungan yang sangat minim.

2. Lingkungan Sekolah

(18)

permasalah tuntutan keluarga yang berimbas pada belajar anaknya di sekolah. Hal ini menyebabkan nilai yang diperoleh sangat rendah.

2.4.2 Remedial

Berdasarkan hasil observasi (pengamatan) dalam mendiagnosis permasalahan siswa yang bersangkutan dalam pembelajaran, terkait dengan masalah-masalah yang menjadi penghambatnya maka langkah untuk mengatasinya adalah remedial. Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap peserta didik yang mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya. Metode remedial yang diperlukan yaitu ;

1. Pemberian bimbingan khusus

Bimbingan khusus berupa bimbingan perseorangan atau bimbingan individual. Atau dengan kata lain guru sebagai tutor sehingga siswi yang bersangkutan dapat mencapai KKM atau tuntas dalam setiap mata pelajaran. Guru di sini berperan dalam memotivasi dan membantu setiap kesulitan yang dihadapi oleh siswi tersebut serta harus mengkomunikasikan kepada orang tuanya agar menyadari pentingnya untuk berpendidikan.

2. Pemberian tugas/latihan-latihan khusus

Hal ini dalam rangka membiasakan peserta didik yang bersangkutan untuk menjawab soal-soal latihan sehingga ia dengan mudah menjawab soal ujian/ulangan akhir. Dengan demikian ia dapat tuntas atau mencapai KKM.

BAB III PENUTUP

(19)

Dari data yang telah dipaparkan, bahwa nilai yang diperoleh oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat membantu guru dalam mendiagnosa atau memprediksikan siswa yang bermasalah. Masalah yang timbul dapat berupa pengaruh dari faktor internal maupun faktor eksternal siswa tersebut. Kedua faktor tersebut sangat berhubungan dalam memberikan pengaruh terhadap proses belajar siswa. Sehingga diperlukan tindakan yang tepat dalam mengatasinya. Tindakan berupa metode untuk membantu siswa berprestasi dan tidak mengalami kesulitan dalam belajar.

Dalam hal mendiagnosis masalah/kesulitan siswa dalam belajar, saya melakukan metode penelitian untuk menemukan apa saja faktor yang mempengaruhi belajar siswa sehingga dapat diselesesaikan dengan cara yang tepat. Langkah yang diambil yakni pelaksanaan remedial , sehingga tujuan belajar peserta didik dapat tercapai.

3.2 Kritik dan Saran

Referensi

Dokumen terkait

dapat diketahui bahwa keputusan dividen berpengaruh negatif signifikan terhadap keputusan pendanaan akan tetapi secara keseluruhan antara keputusan investasi, keputusan pendanaan

Dari uji kadar air arang aktif dari limbah padat proses sintesis furfural berbahan dasar sekam padi diperoleh hasil yang sesuai dengan standar SNI No.. Nilai kadar air terendah

Untuk menunjang operasional kawasan pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan telah dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas penunjang seperti yang terdapat pada Tabel

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan umpan balik dan variasi pekerjaan perawat di unit rawat inap terhadap mutu asuhan keperawatan (standar asuhan

Lebih jelas yang ditampilkan oleh diagram batang pada gambar 2 bahwa nilai rata-rata N-gain untuk kelas eksperimen adalah sebesar 0.87 dengan kategori tinggi sedangkan nilai

Demikianlah Adendum Dokumen Pelelangan Pekerjaan Pengadaan Cetak Majalah Promosi Potensi Derah Provinsi Bengkulu ini dibuat dengan sebenarnya dan merupakan bagian

Bahkan diperkirakan inflasi tahun ini bisa lebih tinggi dari 5% year on year (YoY) jika kenaikan harga pangan, seperti yang terjadi awal Ramadan tahun ini tidak bisa diredam..

*) Nomor registrasi tidak tersedia untuk bahan ini karena bahan atau penggu naannya dibebaskan dari pendaftaran sesuai dengan Pasal 2 peraturan REAC H (EC) No 1907/2006, tonase