• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Sumber daya dan proses Bisnis.pd

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Sumber daya dan proses Bisnis.pd"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada TUHAN YANG MAHA ESA karena berkah dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah matakuliah Informasi dan Proses Bisnis. Makalah ini dilakukan sehubungan dengan tugas yang diberikan dosen kami untuk memenuhi nilai matakuliah. Dengan diselesaiknya tugas makalah ini,kami harapkan dapat memenuhi syarat penilaian tugas dan berguna untuk para pembacanya. Untuk dosen pengajar dan teman-teman kami ucapkan banyak terimakasih atas segala dukungan yang telah diberikan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan pembuatan makalah di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Amin

Makassar, Juni 2017

(3)

UCAPAN TERIMA KASIH

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh nilai mata kuliah informasi dan proses bisni, STMIK Dipanegara.

Dengan selesainya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rismayani,S.kom, MT. atas kesabaran dan ilmu sebagai dosen pembimbing penulisan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua dan teman-teman kami yang telah memberikan motivasi dan doa dalam mengurus adminitrasi penulisan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa teman-teman serta bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Makassar, Juni 2017

(4)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1

Ucapan Terima Kasih 2

Daftar Isi 3

BAB I. Pemodelan Proses Bisnis 4

Defenisi proses bisnis menurut ahli 11

Pendekatan REA 13

Model REA vs Diagram ER 24

BAB II. Jenis Analisis Proses Bisnis 30

Tahapan Analisis Proses Bisnis 31

Keterkaitan Antar Kejadian Proses Bisnis 41

BAB III. Alokasi Sumber Daya 50

Pengalokasi Sumber Daya Bid.Ekonomi 53 Pengalokasi Sumber Daya Bid.Manajemen 55

Contoh-contoh Kasus

Pemodelan Proses Bisnis 57

Jenis Analisis Proses Bisnis 59

Alokasi Sumber Daya 61

Kesimpulan 70

(5)

BAB I

PEMODELAN PROSES BISNIS

Definisi Proses adalah sekumpulan tindakan mulai dari masukan, kemudian menambahkan nilai untuk mendapatkan keluaran yang diinginkan. Ada awal, ada akhir, serta masukan dan keluaran didefinisikan dengan jelas. Definisi Bisnis : untuk menciptakan hasil yang memiliki nilai (value) untuk

seseorang (konsumen) yang membutuhkan hasil tersebut.

Proses Bisnis adalah Sekumpulan tugas atau aktivitas untuk mencapai tujuan yang diselesaikan baik secara berurut atau paralel, oleh manusia atau sistem, baik di luar atau di dalam organisasi.

Pentingnya Proses Bisnis : Memperbaiki PROSES BERARTI Memperbaiki BISNIS

Bisnis dapat lebih bersaing dan menghasilkan profit lebih banyak, Kenaikan produktifitas, Menyediakan tingkat pelayanan konsumen yang lebih tinggi, Memperoleh fleksibilitas lebih besar dalam penggunaan sumber daya, termasuk staf, Merespon lebih cepat pada peluang baru, Meningkatkan moral staf melalui lingkungan kerja yang lebih baik, Menjalankan teknologi yang lebih baru tanpa hambatan.

Pemodelan bisnis memodelkan sistem organisasi ke dunia nyata. Model bisnis sangat membantu kita untuk memahami masalah yang harus diselesaikan oleh perangkat lunak yang akan kita buat. Lalu apa proses-proses bisnis dan bagaimana mungkin mereka dirancang untuk mendukung satu sasaran organisasi?

Bagaimana cara kita mendesain sistem informasi untuk mengumpulkan,memelihara, dan memproses data yang diperlukan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diperlukan oleh manajemen mengatur efektifitas proses-proses bisnis dalam jaman informasi ?

(6)

Model proses bisnis menjelaskan fungsi yang terkait dengan kegiatan bisnis, yang meliputi masukan, kontrol, keluaran, dan mekanisme / sumber daya yang digunakan dari kegiatan tersebut.

Model ini dimanfaatkan untuk memahami bagaimana tenaga kerja dan sumber daya yang ada digunakan untuk membuat produk atau jasa bagi Pelanggan perusahaan. Juga untuk mengidentifikasi bagianbagian yang dapat diperbaiki, dibuat lebih efisien dan direkayasa ulang, dan memberikan pemahaman tentang apakah Sistem / Aplikasi dapat diotomatisasi atau merampingkan proses interaksi manusia atau mesin, dengan mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan sistem.

Model ini mengintegrasikan :

a. kegiatan antar departemen/perusahaan, terutama yang diperlukan setelah merger 2

departemen/perusahaan yang berbeda atau merger orangorang/kelompok memproduksi produk sejenis atau jasa yang saling berkaitan

b. Membantu dalam pelaksanaan dan penerimaan Six Sigma, ISO, CMM atau standar lainnya.

c. Mengidentifikasi apa yang nilai berwujud (produk atau jasa) yang diproduksi yang dibutuhkan untuk memahami

· Mulai di bagian atas rantai nilai dan bekerja ke bawah dan bekerja ke bawah untuk mengidentifikasi Rakyat dan Entitas yang terlibat dalam Proses

Mulai di bagian bawah rantai nilai dan bekerja ke atas lagi untuk memahami setiap langkah prestasi yang mengarah ke hasil yang diinginkan d. Mengatur Wawancara lengkap terhadap orangorang yang terlibat (atau

representasi yang adil dari kelompok besar) untuk dapat mengungkap orangorang atau perangkat proses yang sebelumnya tidak terdeteksi Model proses bisnis diperlukan untuk:

o Memahami bagaimana prosesproses yang sudah ada bekerja

o Menjelaskan kepada pelaku proses apa yang harus dikerjakan dan kaitannya dengan proses lain

o Membantu memastikan konsistensi dalam pelaksanaan proses

o Mengidentifikasi masalah dan kelemahan proses bisnis yang ada sehingga dapat dikembangkan yang lebih baik

Proses Bisnis dalam Konteks Organisasi

o Pemahaman terhadap konteks organisasi dapat membantu untuk memahami bagaimana proses bisnis dijalankan

(7)

Kelemahan Struktur Organisasi o Berorientasi internal

o Tidak terlalu memperhatikan aspek pelanggan

o Menjelaskan struktur formal dan mengabaikan komunikasi informal o Bersifat statis  tidak menjelaskan reaksi terhadap pelanggan, karena

terkadang sebuah proses melibatkan orang dari berbagai area fungsional yang berbeda (misal pemesanan)

Pandangan Alternatif terhadap Organisasi

o Model Organisasi menggambarkan proses internal dan lingkungan eksternal dimana organisasi beroperasi

o Dikembangkan dalam 2 tahap:

a. Mempertimbangkan faktor eksternal yang mempengaruhi organisasi b. Menganalisis proses bisnis internal

Area Eksternal

1. Pemasok sumberdaya yang diperlukan oleh proses bisnis

2. Pelanggan yang menggunakan dan memanfaatkan produk/jasa organisasi

3. Pesaing yang bergerak di industri atau lingkungan bisnis yang sama 4. Faktor eksternal yang mempengaruhi organisasi (PESTLE) Hal yang Dipertimbangkan (contoh)

1. Sumberdaya apa yang dibutuhkan?

2. Siapa pesaing utama dalam meraih pelanggan?

3. Lingkungan eksternal apa yang membatasi ruang gerak organisasi? 4. Siapa pemilik organisasi yang harus dipuaskan?

5. Siapa sesungguhnya pelanggan organisasi? Sudut Pandang Organisasi terhadap Proses Bisnis

Peta proses bisnis organisasi dibentuk dari kumpulan aktifitas tingkat tinggi yang dilakukan untuk memberikan manfaat kepada pelanggan

Peta Proses Bisnis

Peta bisnis proses menggambarkan kumpulan proses yang berkaitan dalam satu diagram tungga

(8)

Value proposition menentukan hal-hal yang dibutuhkan organisasi untuk disampaikan kepada pelanggan, meliputi:

1. Atribut produk/jasa 2. Aspek hubungan pelanggan 3. Aspek citra dan reputasi

o Proses bisnis adalah mekanisme penyampaian tersebut bagi organisasi Atribut Produk/Jasa

Salah satu inti ketika akan merancang sistem informasi adalah pemahaman terhadap domain organisasi yang akan diakomodasi oleh sistem. Sehingga dengan kata lain, jika domain tidak dikuasai dengan baik, maka alur sistem yang akan dibangun memiliki kemungkinan besar tidak sesuai dengan harapan.

Untuk dapat menguasai domain organisasi yang akan dikembangkan menjadi suatu sistem informasi, tidak akan terlepas dari pemahaman terhadap proses-proses bisnis dalam domain organisasi tersebut. Sebagai contoh jika akan membangun suatu sistem informasi akademik, maka harus memahami domain organisasi yang terkait dengan aktifitas akademik dari organisasi tersebut.

(9)

organisasi yang tidak memiliki pengaruh cukup signifikan terhadap pelayanan teknologi infomasi.

Kendala lain terkait proses bisnis dalam suatu domain organisasi adalah adanya suatu proses bisnis dalam domain organisasi yang sering mengalami perubahan. Untuk itu ada baiknya ketika dalam memahami proses bisnis organisasi diukur terlebih dahulu tingkat kedewasaan (maturity) proses organisasi tersebut. Semakin tinggi level maturity dari proses bisnis organisasi, maka dapat dipastikan semakin jarang proses tersebut berubah-ubah, sehingga sistem yang akan dikembangkan dapat lebih stabil dan dapat bertahan lama.

Lebih lanjut, pengukuran tingkat kedewasaan proses bisnis dapat menjadi salah satu parameter yang ikut menentukan jangka waktu portfolio aplikasi.

Proses bisnis dipicu oleh kejadian (event) bisnis yang melibatkan lima

REAL merupakan kependekan dari Resources, Events, Agents, and Locations. Pemodelan REAL merupakan suatu metode formal untuk mengidentifikasi dan menunjukkan Karakteristik-karakteristik dasar yang akan menggambarkan prose-sproses bisnis dan kejadian-kejadiannya. Membuat pemodelan REAL mengharuskan Anda mengidentifikasi aktivitas bisnis yang penting dan ciri-ciri mendasar dari aktivitas-aktivitas bisnis tersebut.

Saat menganalisa suatu proses bisnis, Anda dapat menemukan ciri-ciri mendasar dari kejadian-kejadian bisnis dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:

1. Apa yang terjadi? 2. Kapan itu terjadi?

3. Siapa saja yang terlibat dan peran/tugas apa yang dimainkannya? 4. Sumber daya apa saja yang diperlukan dan berapa banyak? 5. Di mana kejadian itu terjadi?

(10)

6 Langkah Untuk Menganalisa Suatu Proses Bisnis dan Mengembangkan Pemodelan REAL awal :

Langkah 1

1. Memahami lingkungan organisasi dan tujuan-tujuannya.

2. Meninjau prosesproses bisnis dan mengidentifikasi kejadian-kejadian operasional yang penting.

3. Menganalisa setiap kejadian yang terdaftar pada langkah ke2, untuk mengidentifikasi sumber-sumber daya, pihakpihak, dan lokasilokasi yang terkait dengan suatu kejadian.

4. Mengidentifikasi perilaku, karakteristik, dan sifat dari kejadiankejadian, Sumber-sumber daya, pihakpihak, dan lokasilokasi. 5. Mengidentifikasi dan mendokumentasikan hubungan langsung antara sumber-sumber daya, kejadian-kejadian, Pihak-pihak, dan lokasi-lokasi. 6. Memvalidasi pemodelan REAL dengan pimpinan bisnis.

Studi Kasus: Toko Ritel Barokah

o Pembeli dapat membeli berbagai macam barang di Barokah.

o Setiap penjualan melibatkan seorang pelanggan yang dilayani oleh seorang karyawan.

o Pelanggan dapat membeli satu atau lebih barang. o Para karyawan secara acak melayani pelanggan.

o Setiap penjualan yang terjadi dicatat pada sebuah mesin pencatat (cash register). Barokah memiliki beberapa mesin pencatat.

o Setiap barang yang dijual tidak diidentifikasi secara unik. Pengidentifikasian dilakukan berdasarkan jenis barang.

o Pelanggan dapat membayar dengan tunai, cek, atau kartu kredit. Barokah telah mengidentifikasi dua kejadian operasional penting, yaitu: 1. Menjual barang

2. Menerima pembayaran

Dari 2 kejadian operasional tersebut (menjual barang dan menerima pembayaran), Barokah melibatkan:

o 1 pihak internal: karyawan. o 1 pihak eksternal: pelanggan.

o 2 sumber daya: barang dagangan dan uang tunai. o 1 lokasi: mesin pencatat.

Beberapa karakteristik proses bisnis Barokah:

(11)

o Hanya seorang karyawan yang bertanggung jawab terhadap suatu transaksi.

o Setiap transaksi penjualan dapat melibatkan satu atau lebih barang. o Barangbarang dagangan McKell’s tidak diidentifikasi secara unik. o Antara karyawan dengan pelanggan tidak ada hubungan khusus. Beberapa karakteristik tambahan proses bisnis Barokah:

o Pembeli hanya bisa membeli barangbarang dagangan, bukannya barangbarang milik toko.

o Pembeli tidak bisa membeli barang melebihi jumlah persediaan yang dimiliki took

o Pembeli tidak bisa membeli barang yang tidak ada di toko.

Pemodelan Proses Bisnis menggunakan BPMN

Business Process Modeling Notation atau BPMN adalah suatu metodologi baru yang dikembangkan oleh Business Process Modeling Initiative sebagai suatu standard baru pada pemodelan proses bisnis. BPMN bertujuan untuk menyediakan sebuah notasi yang mudah dimengerti dan dipahami pembacaannya bagi seluruh pihak bisnis baik dari seorang analis bisnis yang membuat draft proses, sampai ke pengembang teknik yang bertanggungjawab dalam implementasi teknologi proses tersebut, dan terakhir bagi para pelaku bisnis yang akan menjalani serta mengawasi prosesproses tersebut.

(12)

Definisi proses bisnis menurut beberapa ahli:

Dalam ekonomi, bisnis merupakan sebuah organisasi yang menjual barang maupun jasa kepada para konsumen dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Secara bahasa, kata bisnis yang terdapat dalam bahasa inggris yaitu business berasal dari kata busy yang berarti sibuk. Dimaksudkan sibuk disini sebagai kesibukan dalam mengerjakan aktivitas atau pekerjaan yang menghasilkan keuntungan ataupun laba. Para ahli mendeskripsikan proses bisnis sebagai berikut:

Proses Bisnis Menurut Huat, T Chwee (1990)

Menurut Huat, bisnis merupakan istilah umum yang menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang maupun jasa didalam kehidupan sehari-hari. Sehingga bisa dikatakan juga bahwa bisnis sebagai sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusia (bussinessis then simply a system that produces goods and service to satisfy the needs of our society.

Proses Bisnis Menurut Steinford ( 1979)

Steinford menjelaskan tentang proses bisnis yang bunyinya “Business is an institution which produces goods and services demanded by people.” Artinya bisnis merupakan sebuah institusi yang memproduksi barang dan jasa yang di butuhkan oleh masyarakat. Ini bermakna bahwa apabila kebutuhan masyarakat meningkat maka meningkat pula perkembangan bisnis tersebut dalam memenuhi kebutuhan sekaligus menghasilkan laba.

Proses Bisnis Menurut Allan Afuah (2004)

(13)

barang dan jasa untuk mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dalam suatu industry. Orang-orang yang berusaha mengembangkan dan mengorbankan baik uang maupun waktu untuk terlaksananya sebuah bisnis disebut dengan enterpreuner.

Proses Bisnis Menurut Griffin dan ebert (1996)

“Business is all those activities involved in providing the goods and services needed or desired by people”. Maknanya bahwa bisnis itu merupakan semua aktivitas yang menyediakan barang dan jasa yang di butuhkan oleh konsumen. Mulai dari perusahaan yang memiliki badan hukum sampe yang tidak memiliki SITU (Surat Izin Tempat Usaha) tetap dapat menjalankannya.

Proses Bisnis Menurut Glos, Steade dan Lowry (1996)

Menurut mereka, bisnis merupakan sekumpulan aktifitas yang di lakukan guna untuk menciptakan dengan mengembangkan dan menghasilkan sumber daya menjadi barang dan jasa yang di inginkan konsumen.

Proses Bisnis Menurut Hughes dan Kapoor

“Business is an organization that provides goods or services in order toearn provit”. Sejalan dengan pengertian yang sebelumnya, disini bisnis merupakan sebuah organisasi yang menghasilkan barang dan jasa untuk mendapatkan laba. Sebuah perusahaan yang menjalankan bisnis baru dikatakan mendapatkan laba ketika total penerimaan lebih besar dari total biaya yang di keluarkan.

Proses Bisnis Menurut Musselman dan Jackson (1992)

(14)

Pendekatan REA 1. Tampilan Pengguna

Di era globalisasi kebutuhan akan informasi yang cepat, tepat dan akurat menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Akuntansi manual yang sering digunakan tidak mampu meyediakan informasi yang dibutuhkan oleh manajer. Manajer modern membutuhkan informasi keuangan dan nonkeuangan dalam bentuk dan tingkat agregasi yang secara umum tidak dapat disediakan oleh system akuntansi berbasis GAAP tradisional. Akuntansi manual mengakibatkan adanya redundansi data dalam system-sistem yang ada dalam perusahaan. Dengan adanya redudansi maka akurasi dan kekinian data menjadi hal yang serius. Hal ini menyebabkan system menghasilkan jawaban yang berbeda untuk informasi yang sama, hingga mengarah pada kebingungan, pengambilan keputusan yang kurang baik serta tindakan yang tidak tepat.

Sistem yang dapat mengatasi kelemahan-kelemahan system akuntansi tradisional itu disebut REA. System ini didasarkan model basis data tradisional dan lebih beorientasi pada peristiwa dan bukan pada akun. Dengan demikian para akuntan modern diharapkan mempunyai sifat-sifat yang responsive, proaktif, dan dilengkapi pemahaman akan pendekatan REA, kemampuannya, serta fleksibitasnya. guna tertentu untuk memenuhi pekerjaan yang diberikan padanya.

2. Model REA

(15)

a. Resource / Sumber Daya Ekonomi Resource didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki nilai ekonomis bagi organisasi tersebut. Contoh resources adalah kas, inventaris, peralatan, persediaan, gudang, pabrik, dan tanah.

b. Event / Peristiwa

Event atau peristiwa ekonomi adalah fenomena-fenomena yang mempengaruhi perubahan-perubahan dalam sumber daya. Peristiwa ekonomi dikategorikan menjadi :

1. Peristiwa operasi 2. Peristiwa informasi 3. Peristiwa manajemen c. Agent/Pelaku

Pelaku (agent) ekonomi adalah berbagai individu yang terlibat dalam sebuah peristiwa ekonomi. Mereka adalah berbagai pihak dari dalam dan luar perusahaan yang memiliki kemampuan sendiri untuk menggunakan atau membuang sumber daya ekonomi. Contoh pelaku adalah staff administrasi bagian penjualan, pekerja produksi, staff administrasi bagian pengiriman, pelanggan dan pemasok.

3. Keuntungan Modal REA

Keuntungan permodelan REA yang dapat kita peroleh adalah 1) Operasional yang lebih Efisien

Perusahaan yang menggunakan pendekatan REA dapat merasakan peningkatan efisiensi operasional dalam tiga hal:

a) Pendekatan REA untuk permodelan proses bisnis akan membantu para manajer mengidentifikasi berbagai aktifitas yang tidak bernilai tambah, yang dapat ditiadakan dari operasional.

(16)

c. Penyimpanan data keuangan dan non keuangan berbagai peristiwa bisnis dalam bentuk yang terperinci akan memungkinakan adanya dukungan untuk keputusan manajemen yang lebih luas kisarannya.

2) Peningkatan Produktivitas

Peningkatan efisiensi operasional dari tiap bagian melalui peniadaan aktivitas tidak benilai tambah akan menghasilkan kapasitas lebih. Kapasitas tambahan ini dapat diarahkan kembali untuk peningkatan produktivitas keseluruhan perusahaan.

3) Keunggulan Kompetitif

Dengan mendukung tampilan untuk banyak pengguna, model REA memberikan para manajer informasi yang lebih relevan, tepat waktu, dan akurat. Hal ini akan mengarah pada layanan pelanggan yang lebih baik, kualitas produk yang lebih tinggi, serta proses produksi yang fleksibel.

4. Analisis Rantai Nilai

Keuntungan kompetitif dari aplikasi REA dapat dilihat dari perspektif rantai nilai (value chain). Rantai nilai adalah aktivitas-aktivitas yang dapat menambah nilai atau kegunaan bagi produk dan jasa perusahaan.

Dalam aktivitas sehari-hari, perusahaan harus bisa membedakan antara aktivitas bisnisnya dan membuat skala prioritas berdasarkan nilainya demi mencapai tujuan perusahaan. Salah satu pendekatan yang diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut disebut analisis rantai nilai (value chain analysis). Analisis rantai nilai digunakan untuk membedakan antara aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Aktivitas utama yakni aktivitas yang menghasilkan nilai bagi perusahaan. Sedangkan aktivitas pendukung yakni aktivitas yang membantu aktivitas utama.

(17)

a) Inbound Logistics / logistic lingkar dalam terdiri dari penerimaan, penyimpanan, dan distribusi bahan-bahan masukan yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan produk dan jasa yang dijualnya.

b) Operasi (Operations) adalah aktivitas-aktivitas yang mengubah masukan menjadi jasa dan produk yang sudah jadi, sebagai contoh, aktivitas perakitan di dalam sebuah perusahaan otomotif mengubah bahan mentah menjadi mobil yang lengkap.

c) Outbond Logistics / logistic lingkar luar adalah aktivitas-aktivitas yang melibatkan distribusi produk yang sudah jadi ke para pelanggan. Sebagai contoh, mengirimkan mobil yang sudah jadi melalui jasa pelayaran ke para dealer mobil, adalah aktivitas outbond logistics.

d) Pemasaran dan Penjualan, mengarah pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan membantu para pelanggan untuk membeli jasa atau produk yang dihasilkan organisasi. Pemasangan iklan adalah sebuah contoh kegiatan pemasaran dan penjualan.

e) Pelayanan (Service), memberikan dukungan pelayanan purna jual kepada para pelanggan. Misalnya pelayanan perbaikan dan perawatan.

Aktivitas pendukung terdiri dari :

a) Infrastruktur Perusahaan, mengarah pada kegiatan akuntansi, keuangan, hukum, dan administrasi umum yang penting bagi sebuah organisasi. SIA adalah bagian dari infrastruktur perusahaan.

b) Sumber Daya Manusia, melibatkan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan perekrutan, pengontrakan, pelatihan, pemberian kompensasi dan keuntungan bagi pegawai.

(18)

d) Pembelian (Purchasing), termasuk seluruh aktivitas yang mengakibatkan perolehan bahan mentah, suplai, mesin dan bangunan yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas utama.(2004:7-Jilid1).

Aplikasi Basis Data

Sebelum membahas lebih jauh permodelan REA, dibahas terlebih dahulu aplikasi basis data tradisional, termasuk didalamnya karakteristik operasional dari aplikasi siklus pendapatan dan pengeluaran serta perbedaannya dari sistem file datar. Dengan demikian kita diharapkan akan lebih memahami pemodelan REA, yang digunakan untuk mengembangkan basis data relasional yang mendukung berbagai proses bisnis.

1. Sistem Pencatatan Pesanan dan Penerimaan Kas

Dalam Sistem ini, pesanan diterima, kredit diperiksa, barang dikirim, dan pelanggan ditagih. Sistem ini menunjukkan bahwa berbagai proses bisnis dalam aplikasi basis data ini secara fundamental tidak berbeda dengan file datar.

(19)

a) Tabel Pelanggan, berisi alamat dan informasi kredit pelanggan. Nilai batas kredit digunakan untuk memvalidasi berbagai transaksi penjualan. b) Tabel Faktur Penjualan, menangkap berbagai transaksi penjualan pada suatu periode. Tabel ini juga dapat digunakan untuk menggantikan beberapa record akuntansi tradisional. Karena tabel ini berisi jumlah total yang belum dibayar untuk setiap faktur, maka menjumlahkan file jumlah faktur akan menghasilkan penjualan total (sama dengan jurnal penjualan).

c) Tabel Barang Dijual, terdiri atas record tiap barang yang dijual ke pelanggan. Tiap record pada tabel penjualan dihubungkan dengan satu atau lebih record dalam tabel ini. Dalam tabel barang penjualan, terdiri atas dua kunci primer, yaitu nomor faktur dan nomor barang. Kedua kunci tersebut dibutuhkan untuk menetapkan secara unik tiap record dalam tabel. Kedua kunci tersebut juga memberikan link ke berbagai record terkait dalam tabel faktur penjualan dan persediaan.

d) Tabel Persediaan, berisi jumlah barang, harga, pemasok, dan data lokasi gudang untuk tiap barang persediaan. Ketika produk dijual, file jumlah barang saat ini akan dikurangi sejumlah nilai field jumlah barang direcord tabel barang dijual.

e) Tabel Daftar Pengiriman, adalah record dari semua pesanan yang dikirimkan oleh pelanggan. Kunci primer dalam tabel ini adalah nomor bill of lading. Tabel ini digunakan untuk memverifikasi bahwa semua penjualan yang tercatat dalam tabel faktur penjualan dikirimkan dalam periode yang disebutkan.

2. Sistem Pembelian dan Pengeluaran Kas

Perbedaan sistem ini dengan file datar adalah fokusnya pada peristiwa bukan pada record akuntansi klasik.

(20)

dengan pengidentifikasian barang persediaan yang perlu dipesan. Dalam perusahaan retail tahap ini dilakukan ketika penjualan barang jadi dicatat dalam record persediaan. Dalam kondisi ini, proses pembelian melibatkan pengisian kembali persediaan barang jadi. Di perusahaan manufaktur, sistem pembelian terjadi ketika perusahaan mengisi kembali bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Dalam kondisi manapun, persediaan dijual ataupun persediaan dalam produksi field jumlah barang saat ini akan dikurangi oleh aplikasi komputer. Dengan pengurangan tiap persediaan, sistem akan menguji kondisi pemesanan ulang yang terjadi ketika jumlah barang saat ini berada di bawah titik pemesanan ulang. Sistem akan mempersiapkan pesanan pembelian yang dikirimkan ke pemasok dan menambahkan record ke tabel pesanan pembelian. Jumlah nilai barang saat ini akan tetap dibawah titik pemesanan ulang sampai persediaan diterima dari pemasok.

b) Tabel Pesanan Pembelian, berisi berbagai record pembelian yang dimasukkan ke pemasok. Record tersebut akan tetap terbuka hingga persediaan tiba.

c) Tabel Pesanan Pembelian Barang Dijual, berisi record setiap barang yang dipesan. Karena sebuah transaksi dapat melibatkan satu atau lebih produk, tiap record dalam tabel pesanan pembelian dihubungkan satu atau lebih record dalam tabel ini. Tabel ini berisi 2 kunci primer yaitu No PO dan No Barang yang mengidentifikasi setiap record dalam tabel. Kunci-kunci tersebut menyediakan link ke tabel pesanan Pembelian dan Persediaan.

(21)

barang saat ini dalam record persediaan, menghilangkan status pemesanan ulang dengan membuat field nomor PO menjadi kosong kembali, membuat record dalam tabel laporan penerimaan, menutup record pemesanan pembelian dengan menempatkan nomor laporan penerimaan ke dalam field yang disediakan.

e) Tabel Voucher Pengeluaran, memberikan tiga informaasi penting yang secara tradisional terdapat dalam catatan akuntansi formal :

• Tabel voucher pengeluaran berisi record dari berbagai cek untuk membayar akun usaha periode terkait serta menggantikan jurnal pengeluaran kas manual.

• Jumlah dari berbagai barang yang masih belum dibayar pada pemasok tertentu sama dengan buku pembantu utang usaha untuk pemasok tersebut.

• Total voucher yang belum dibayar merupakan saldo buku besar utang usaha perusahaan.

3. Keterbatasan Sistem Berbasis Transaksi

Sistem ini memungkinkan pengguna untuk menangkap informasi-informasi yang berkaitan dengan peristiwa ekonomi, seperti penjualan pelanggan dan pembelian dari pemasok. Didesain untuk hanya menangkap data transaksi keuangan dan peristiwa non-ekonomi diabaikan. Sedangkan REA adalah sistem yang berbasis peristiwa, sistem REA ini responsif terhadap fenomena ekonomi dan non-ekonomi sehingga memungkinkan pembuatan basis data yang lebih kaya dan dapat mendukung kebutuhan informasi semua pengguna dalam perusahaan.

(22)

hubungan entitas (ER) digunakan untuk membuat model antar berbagai entitas perusahaan yang penting.

Mengembangkan Model REA

Inti dari pendekatan model REA adalah konsep dari peristiwa (event). Sebuah proses bisnis dapat terdiri atas beberapa peristiwa yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a) Peristiwa Operasi, yaitu aktivitas yang menghasilkan barang dan jasa. b) Peristiwa Informasi, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan pencatatan, pemeliharaan, dan pelaporan informasi. Peristiwa informasi ini menghasilkan informasi yang memungkinkan keputusan dibuat. Peristiwa ini meliputi tindakan pencatatan, perbaikan, pembaruan, atau pemeliharaan. c) Peristiwa keputusan atau manajemen, yaitu aktivitas yang mengarah pada pembuatan keputusan dan implementasinya. Peristiwa ini meliputi keputusan yang berkaitan dengan perencanaan, evaluasi dan pengendalian.

Untuk menjelaskan proses pengembangan model REA, akan digunakan studi kasus dibawah ini :

(23)

1. Tahap I

Di tahap pertama, peristiwa operasi yang akan dimasukkan ke dalam model diidentifikasi. Berbagai peristiwa ini adalah peristiwa yang mendukung tujuan strategis perusahaan dan yang perlu di kumpulkan informasinya. Dalam kasus ini peristiwa yang dimasukkan kedalam model REA adalah peristiwa kedatangan, peristiwa kepergian, dan peristiwa pertanyaan. Agar tetap sederhana, asumsikan bahwa Horizon Books tidak membutuhkan informasi mengenai kedatangan dan kepergian untuk saat ini. Akan tetapi, dibutuhkan informasi mengenai peristiwa pembayaran pelanggan dan peristiwa pertanyaan dari pelanggan.

2. Tahap II

Peristiwa operasi yang sudah diidentifikasi lalu atur dalam urutan terjadinya. Urutan peristiwa dalam model ini adalah pertanyaan, penjualan, dan pembayaran. Tiap peristiwa ditunjukkan dalam objek-kata kerja.

3. Tahap III

Selanjutnya resources dan agent untuk setiap peristiwa operasi harus diidentifikasi. Dalam peristiwa menjawab pertanyaan pelanggan dan kasir akan dilibatkan, basis data dilibatkan dan terjadi dibagian informasi. Peristiwa melakukan penjualan melibatkan pelanggan, kasir, dan buku yang dijual, dan terjadi di kasir. Peristiwa penerimaan pembayaran melibatkan pelanggan, kasir, dan kas. Juga terjadi di bagian kasir.

4. Tahap IV

(24)

REA menunjukkan semua figur dalam basis data relasional. Dalam sistem akuntansi REA, terdapat campuran antara penjualan tunai dan kredit. Namun, dalam kasus ini Horizon Books hanya menerapkan kebijakan tunai. Dalam sistem akuntansi tradisional, ketika bentuk penyelesaian transaksi adalah tunai, maka informasi yang dibutuhkan hanyalah jumlah uang tunai yang diterima. Sedangkan informasi detail tentang data pelanggan tidak dibutuhkan. Disisi lain, keuntungan dari REA adalah menangkap data yang lebih luas mengenai berbagai peristiwa. Data tersebut meliputi nama, alamat, jenis kelamin, jenis buku yang suka dibaca, dll. Dengan informasi ini, toko buku dapat mengirimkan perincian berbagai buku baru serta kegiatan khusus ke pelanggan.

5. Tahap V

Tahap berikutnya adalah menetapkan kardinalitas semua hubungan entitas tersebut. Hubungan entitas ini terdiri dari 5 jenis yaitu nol ke satu (0,1) , satu ke satu (1,1) , satu ke banyak (1,M), dan banyak ke banyak (M,M).

(25)

Model REA vs Diagram ER

Dalam model REA dan ER, entitas ditampilkan dalam bentuk persegi empat, dan ada garis yang menghubungkan antar entitas. Di diagram ER, garis yang menghubungkan entitas diberi label kata kerja yang menunjukkan hubungan tersebut. Sehingga tiap garis menghubungkan sebuah peristiwa, dengan kata lain Diagram ER menyajikan rangkaian peristiwa yang lebih luas daripada model REA. Sebaliknya, hanya peristiwa operasi yang termasuk dalam model REA, serta hanya peristiwa yang memiliki arti strategis.

Model REA lebih sederhana dan memberikan informasi yang lebih relevan daripada diagram ER. Model REA memungkinkan desainer sistem untuk fokus pada peristiwa penting. Karena peristiwa informasi dan pengambilan yang berbeda dan yang dibutuhkan untuk berbagai jenis peristiwa operasi utama, pengendalian yang berbeda, dan yang dibutuhkan untuk berbagai jenis peristiwa ini dapat dengan mudah diidentifikasi serta dimasukkan dalam proses bisnis.

Jadi diagram ER adalah alat pemodelan data yang digunakan untuk mengidentifikasi berbagai atribut data yang mewakili tampilan konseptual pengguna yang harus didukung oleh tabel-tabel dasar. Dengan kata lain, model ER berorientasi pada tampilan. Sedangkan model REA berfokus pada berbagai aktifitas bisnis dan berorientasi pada peristiwa.

1. Menetapkan Atribut Entitas

(26)

Dalam proses tersebut memasukkan permintaan persediaan, memasukkan pesanan dan menerima persediaan. Sebagai gambaran, data keuangan dan non keuangan untuk peristiwa memasukkan pesanan akan meliputi: Keuangan

• Nama pemasok • Alamat pemasok • Nomor barang persediaan • Biaya per unit

• Jumlah yang dipesan • Nomor pesanan pembelian • Tanggal pemesanan

Non keuangan

• waktu tunggu pemasok • kurir yang digunakan

• catatan pengiriman tepat waktu • catatan kiriman yang tidak lengkap • catatan kiriman yang rusak • catatan perbedaan harga

Persediaan Bahan Baku, adalah sumber daya ekonomi yang terpengaruh oleh peristiwa.

Keuangan

• Nomor barang persediaan • Keterangan

(27)

• pemasok

Non keuangan

• Tingkat perputaran • Waktu tunggu • Tingkat penggunaan • Lokasi gudang

• Sejarah kehabisan barang • Sejarah pembuangan

• Sejarah penundaan kedatangan

Pelaku Utama, adalah staf administrasi bagian perencanaan dan pengendalian produksi, staf pembelian, pemasok, staf administrasi bagian penerimaan dan bagian gudang.

Keuangan

• Nama pemasok • Alamat pemasok • Nomor telepon pemasok • Jumlah utang ke pemasok • Nilai total pembelian saat ini • Syarat perdagangan yang ditawarkan

Nonkeuangan

(28)

Peristiwa dalam Proses menerima pesanan dari pelanggan, mengambil persediaan barang jadi, dan mengirimkan persediaan.

Keuangan

• Nama pelanggan • Alamat pelanggan • Nomor barang persediaan • Jumlah yang dipesan • Harga per unit

• Nomor pesanan penjualan • Tanggal pemesanan Non keuangan

• Peringkat kredit pelanggan • Kurir yang digunakan

• Catatan pengiriman tepat waktu • Catatan kiriman yang tidak lengkap • Catatan kiriman yang rusak • Catatan keluhan

Persediaan Barang Jadi, adalah sumber daya ekonomi yang dipengaruhi oleh peristiwa.

Keuangan

• Nomor barang persediaan • Keterangan

• Jumlah barang saat ini

• Tingkat pemesanan ulang produksi • EOQ

Non keuangan

(29)

• Tingkat penggunaan • Lokasi gudang • Sejarah pembuangan • Sejarah penundaan produksi

Pelaku utama, adalah staf administrasi bagian penjualan, pelanggan, staf administrasi bagian gudang, dan staf administrasi bagian pengiriman. Keuangan

• Nama pelanggan • Alamat pelanggan • Nomor telepon pelanggan • Jumlah utang pelanggan

• Nilai penjualan total hingga saat ini • Syarat perdagangan yang ditawarkan Nonkeuangan

• Peringkat kredit pelanggan • Catatan barang rusak

• Catatan pembayaran tepat waktu • Catatan volume penjualan ke pelanggan • Akses EDI

• Akses internet

(30)

2. Membuat Tampilan Pengguna

(31)

BAB II

JENIS ANALISIS PROSES BISNIS

Pengertian Proses Bisnis

Manajemen Proses bisnis akan menghasilkan suatu produk serta kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan tujuan perusahaan tersebut. Proses bisnis adalah instrumen kunci bagi orang yang mengorganisir aktivitas bisnis dan meningkatkan pemahaman dari hubungan timbal balik mereka (Pemilik bisnisKonsumen).

Proses bisnis memiliki definisi sebagai berikut :

1. Definisi 1.1 : Suatu proses bisnis terdiri dari satu set aktivitas yang dilakukan di koordinasi di dalam suatu lingkungan teknis dan organisatoris. Aktivitas ini secara bersama-sama mewujudkan suatu tujuan bisnis. MasingMasing proses bisnis ditetapkan oleh organisasi tunggal, tetapi mungkin saling berhubungan dengan proses bisnis yang melakukan kerjasama dengan organisasi lain.

2. Definisi 1.2 : Manajemen Proses bisnis meliputi konsep, metoda, dan teknik untuk mendukung disain, administrasi, konfigurasi, pengundangan, dan analisa proses bisnis.

(32)

Ada beberapa alasan utama mengapa kita perlu mengadakan analisa dan desain proses bisnis :

Menurut Paul Harmon :

1. Krisis ekonomi ฀ Efisiensi ฀ Hemat. 2. Era Ekspansi ฀ competitive advantages

3. Perkembangan Teknologi yang sangat pesat (Internet, Cloud Computing,dll).

Tahapan dalam Analisis Proses Bisnis

Ada 4 tahap dalam analisis dan desain proses bisnis : 1. Analisis dan Desain

Design (Perancangan) meliputi identifikasi Bisnis Proses dan Pemodelan Bisnis Analisis meliputi validasi, simulasi dan verfikasi dalam tahap ini dilakukan survei terhadap bisnis proses dan lingkungan organisasi serta lingkungan teknis. Berdasarkan hasil survei, bisnis proses diidentifikasi, ditelaah, divalidasi dan digambarkan dengan bisnis proses model.

2. Konfigurasi meliputi seleksi sistem, implementasi, tes dan deployment Adapun yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah sbb :

a. Sebelum digunakan sistem (terutama dl hal aplikasinya) perlu dites apakah sudah berjalan sesuai yang direncanakan atau belum.

b. Pelatihan personel dan migrasi aplikasi jika diperlukan 3. Pelaksanaan meliputi operasional, monitoring, maintenance

(33)

untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam tahap ini dihasilkan log informasi dari proses yang telah dijalankan sebagai dasar evaluasi di tahap berikutnya.

4. Evaluasi meliputi penggalian proses dan monitoring aktivitas bisnis Log informasi yang dihasilkan dievaluasi menggunakan teknik monitoring akitivitas bisnis dan penggalian proses. Teknik ini bertujuan untuk mengidentifikasi model proses bisnis dan kecukupan dari lingkungan operasional.

Siklus ini berputar terus menerus, setelah dilakukan evaluasi akan ditemukan poin-poin dimana bisa dilakukan improvement atau perbaikan atas proses bisnis yang telah dilakukan. Lalu kembali akan dilakukan desain dan analisis, konfigurasi dan implementasi. Siklus ini akan terus dilakukan dengan interval waktu tertentu, misal per tahun, tiap 5 tahun atau tiap 10 tahun tergantung dari waktu yang telah disepakati bersama.

Untuk lebih mempertajam tahapan tesebut maka akan kita jabarkan dalam langkah-langkah sbb:

1. Level Enterprise

a. Identifikasi Strategi serta Visi dan Misi Instasi

Bisa diperoleh melalui Renstra (Rencana Strategis masing-masing Organisasi), biasanya renstra ini merupakan rencana jangka panjang (5 atau 10 tahun ke depan). Dalam renstra biasanya terdapat strategi serta visi misi instansi mengenai apa sebenarnya tujuan instansi, produk/jasa yang dihasilkan (kaitannya pelayanan masyarakat) dan bagaimana cara pencapaianya (Identifikasi awal).

(34)

฀ Jika Institusi Pemerintah berupa Kementerian atau Lembaga ฀Peraturan Menteri atau Peraturan Presiden.

฀ Jika Institusi Pemerintah berupa Instansi daerah ฀ Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur,dll

2. Business Process Level Enterprise

Level ini merupakan level yang lebih detail dari level enterprise, dimana mulai dilakukan survei internal instansi untuk mengetahui bisnis proses yang terjadi di dalam instansi meliputi apa saja value chain yang ada dalam instansi meliputi identifikasi proses, aktivitas dan data, kemudian dimulailah process redesign berdasarkan datadata yang ada (analisa SWOT, Gap Analysis,dll).

a. Penentuan Value Chain : Nilai-nilai yang termuat dalam setiap tahapan organisasi baik core maupun support sehingga bisa berjalan dengan efektif dan efisien.

i. Mengembangkan diagram organisasi (meliputi diagram sistem) dari perusahaan

ii. Mendefinisikan value chain iii. Mengidentifikasikan stakeholder.

Contoh suatu value chain dengan 3 core business : 1. Membuat Produk Baru

2. Memasarkan dan Menjual Produk 3. Membuat dan Mendeliver Produk

b. Identifikasi Aktivitas dan prosedur didalamnya

c. Buat model untuk menggambarkan aktivitas dan prosedur didalamnya termasuk divisi/bagian yang mengerjakan (exisiting condition).

(35)

1. Organizational diagram 2. Business Process diagram 3. Sub Proses activity 4. Prosedur dari suatu aktivitas

d. Analisis SWOT (untuk mengidentifikasi potensi ancaman dan peluang improvement atau perbaikan) dan Gap Analysis untuk mengetahui proses perbaikan yang akan dilakukan dan cara untuk mencapainya.

3. Implementation Level

Dari analisis SWOT yang telah dilakukan serta Gap Analisis, maka akan bisa dilakukan usulan improvement yang akan dilakukan terhadap bisnis proses yang telah berjalan sekarang. Misal : ada beberapa aktivitas dan prosedur yang bisa dihilangkan dan diotomatisasikan menggunakan proses IT ฀ proses ordering otomatis via website, pembayaran via internet banking yang langsung terkoneksi dengan perusahaan pengiriman barang,dll. Contoh di organisasi pemerintahan :

฀ Dalam proses perijinan, awalnya semua serba manual, kita tidak bisa memantau proses perijinan kita sampai dimana tetapi dengan adanya IT, kita dapat mensubmit persyaratan via website dan mengecek progress perijinan kita secara realtime.

฀ Setelah ditentukan proses yang bisa diimprove, maka akan dibuat proses diagram yang baru untuk kemudian dibuat lagi detail aktivitas dan prosedurnya. Baru kemudian disosialisasikan secara internal, setelah dirasa bisa berjalan dengan lancar (sudah dites, diuji,dll) baru kemudian dilakukan sosialisasi eksternal kepada para stakeholder.

(36)

Sifat dasar dan tujuan dari suatu organisasi adalah menciptakan nilai. Organisasi menciptakan nilai dengan menyediakan barang dan jasa yang diinginkan oleh pelanggannya.

Contoh : Breadtalk, membuat makanan yang bergizi, sehat dan mempunyai karaterisitk tersendiri

Cost (Biaya):

฀ Untuk menciptakan nilai diperlukan biaya (cost).

฀ Contoh: untuk memproduksi makanan, pabrikan harus membayar berbagai macam sumber daya, seperti bahan baku dan tenaga kerja.

Margin

฀ Margin merupakan selisih antara nilai dengan biaya.

฀ Konsep penciptaan nilai berlaku pada organisasi berorientasi profit dan organisasi non profit.

฀ Tujuan organisasi berorientasi profit adalah memaksimalkan marginnya.

฀ Tujuan organisasi non profit adalah memaksimalkan barang dan jasa yang disediakannya dengan sumbersumber daya yang dimilikinya. Proses Bisnis

฀ Barang/jasa tersedia setelah melalui serangkaian proses bisnis. ฀ Suatu proses bisnis adalah serangkaian aktivitas yang mengerjakan suatu tujuan bisnis.

(37)

1. Acquisition/payment process (Proses perolehan/pembayaran) 2. Conversion process (Proses perubahan)

3. Sales/collection process (Proses penjualan/pengumpulan) Proses Perolehan/Pembayaran:

฀ Tujuan dari proses ini adalah untuk mendapatkan, memelihara, dan membayar sumber-sumber daya yang diperlukan organisasi.

฀ Contoh sumber daya: SDM, pabrik, peralatan, dana, bahan baku, dll. ฀ Sumber daya diperoleh dari pihak luar, seperti pemasok.

฀ Sumbersumber daya tersebut diperlukan untuk dapat menyediakan barang/jasa kepada para pelanggan.

a. Hanya memesan barang/jasa yang dibutuhkan oleh organisasi. b. Hanya menerima barang/jasa yang dipesan.

c. Hanya membayar barang/jasa yang sudah diterima. d. Memelihara dengan baik barang yang sudah diperoleh. e. Mampu menyediakan barang/jasa pada saat diperlukan Proses Perubahan

(38)

฀ Sangatlah sulit untuk menggambarkan suatu proses perubahan yang umum.

฀ Pada dasarnya, proses perubahan adalahserangkaian aktivitas yang mengubah barang/jasa yang diperoleh menjadi barang/jasa bagi para pelanggan.

Proses Penjualan/Pengumpulan:

฀ Tujuan dari proses ini adalah untuk menjual dan menyerahkan barang/jasa kepada pelanggan, lalu mengumpulkan pembayarannya. ฀ Barang jadi atau jasa yang telah melalui proses perubahan dijual kepada pelanggan, yang akan ditukar dengan pembayaran (biasanya dalam bentuk uang).

฀ Adalah serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk mengantarkan barang/jasa kepada parapelanggan untuk mendapatkan pembayaran. ฀ Pada dasarnya, proses penjualan/pengumpulan merupakan cerminan dari proses bisnis perolehan/pembayaran.

฀ Ketika suatu entitas memperoleh barang/jasa serta membayarnya, maka ada entitas lainnya yang menjual barang/jasa serta mengumpulkan pembayaran.

Pengelolaan Proses Bisnis

฀ Pimpinan organisasi bertanggung jawab terhadap pengelolaan proses bisnis.

฀ Aktivitas pengelolaan (manajemen) dapat dikategorikan menjadi: perencanaan (planning), pelaksanaan (executing), pengawasan (controlling), dan penilaian (evaluating).

฀ Perencanaan

o Pimpinan menentukan sasaransasaran bisnis

(39)

o Pimpinan menyediakan blueprint untuk mencapai sasaransasaran tersebut

o Pimpinan harus mengidentifikasi kesempatankesempatan dan resiko-resiko yang dihadapi perusahaan.

฀ Pelaksanaan

o Pimpinan menjalankan rencana mereka dengan membagi prosesproses bisnis menjadi beberapa aktivitas yang lebih kecil.

o Pimpinan menugaskan para bawahan untuk melaksanakan setiap aktivitas tersebut.

o Memotivasi para bawahan untuk melakukan tugastugasnya dengan baik. o Rencana yang dibuat dengan jelas mungkin sekali akan dilaksanakan dengan baik

฀ Pengawasan

o Memeriksa hasil dari aktivitasaktivitas yang dilakukan, atau dari keseluruhan proses bisnis, untuk melihat apakah sesuai dengan yang diharapkan.

o Pemeriksaan ini mungkin akan menyebabkan perubahan pada harapan yang ditetapkan, atau perubahan pada pelaksanaan aktivitas atau proses bisnis.

฀ Penilaian

o Secara berkala, pimpinan akan menilai apakah prosesproses bisnis yang dilakukan berhasil mencapai tujuantujuan organisasi.

o Hasil dari penilaian tersebut digunakan untuk menyesuaikan rencana, tujuan, atau harapan.

(40)

฀ Suatu proses bisnis merupakan serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi.

฀ Suatu proses bisnis dapat terdiri dari beberapa aktivitas.

฀ Kejadian (event) merupakan suatu aktivitas tunggal yang terdapat pada sebuah proses bisnis.

Jenis Kejadian dalam Proses Bisnis

฀ Setiap proses bisnis dapat dibagi ke dalam tiga jenis kejadian yang berbeda, yaitu:

฀ Kejadiankejadian Operasional (Operating Events) ฀ Kejadiankejadian Informasi (Information Events)

฀ Kejadiankejadian Keputusan/Pengelolaan (Decision/Management Events)

Kejadian-kejadian Operasional

฀ Adalah aktivitasaktivitas operasional yang dilakukan dalam suatu proses bisnis saat menyediakan barang/jasa bagi pelanggan.

฀ Contoh kejadiankejadian operasional pada proses bisnis penjualan/pengumpulan:

o Kejadian 1: Memasarkan barang.

o Kejadian 2: Menerima pesanan dari pelanggan. o Kejadian 3: Mengirimkan barang pesanan. o Kejadian 4: Menerima pembayaran

(41)

฀ Pada kejadiankejadian informasi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu: - Mencatat data tentang kejadiankejadian operasional.

- Memelihara data yang penting bagi organisasi.

- Melaporkan informasi yang berguna bagi para pengambil keputusan.

Kejadian-kejadian Keputusan/Pengelolaan

฀ Adalah aktivitasaktivitas di mana para pimpinan membuat keputusan tentang perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian prosesproses bisnis.

฀ Contoh:

(42)

Keterkaitan Antar Kejadian Proses Bisnis

฀ Kejadian-kejadian keputusan/pengelolaan akan menentukan dan memicu kejadian-kejadian operasional.

฀ Menjalankan kejadian operasional akan memicu kejadian-kejadian Informasi untuk mencatat dan memelihara data bisnis.

฀ Kejadian-kejadian keputusan/pengelolaan juga memicu kejadian-kejadian informasi, yaitu saat para pimpinan meminta informasi sebelum mengambil keputusan.

Data

฀ Data adalah masukan ke dalam sistem informasi.

฀ Data merupakan fakta tentang aktivitas bisnis dan proses bisnis. Pada umumnya data tidak berguna dalam pembuatan keputusan.

Informasi

฀ Sistem informasi ‘menangkap’ data, menyimpannya, menggabungkannya, meringkasnya, dan mengelompokkannya menjadi informasi yang berarti bagi pimpinan untuk membuat keputusan.

฀ Informasi dapat didefinisikan sebagai data yang telah memiliki arti bagi para penerimanya.

Menurut Whitten (2001, p21), dalam melakukan rekayasa ulang  proses bisnis ada 3 tahap besar yaitu: 

 

(43)

1. IdentifikasiValueChain  

Pada tahap ini dilakukan identifikasi kegiatan‐kegiatan pada setiap fungsi 

perusahaan yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan 

proses bisnisnya. Kegiatan‐kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan yang 

secara bersama akan membentuk suatu kombinasi proses yang dapat 

memberikan nilai tambah bagi proses bisnis perusahaan. Besar kecilnya 

nilai tambah yang diberikan oleh suatu proses bisnis perusahaan sangatlah 

bersifat spesifik untuk perusahaan tertentu dan untuk industry tertentu 

yang sangat tergantung factor   internal perusahaan antara lain strategi 

bisnis, sumber daya dan fasilitas produksi yang dimiliki dan visi dari 

pemimpinnya, serta faktor eksternal antara lain kondisi kompetisi, kondisi 

industry, peraturan pemerintah, dan faktor sosio ekonominya. 

 

2. TahapAnalisaSetiapKegiatanDalamProsesBisnis  

Analisa terhadap setiap kegiatan dalam proses bisnis perusahaan dari segi  waktu,  

bottlenecks,  biaya  untuk mengidentifikasikan dampak  setiap  kegiatan 

dalam menciptakan atau menambah nilai bisnis Perusahaan. Dalam tahap  analisa proses bisnis ini juga dilakukan identifikasi peluang‐peluang untuk  melakukan perbaikan dan perancangan ulang proses bisnis agar proses  bisnis lebih efisien.  

3. TahapPerancanganProsesBisnisYangBaru  

(44)

menambah nilai proses bisnis perusahaan. Hasil rancangan baru proses  bisnis kemudian diimplementasikan dan dilakukan review. 

Dari tahapan‐tahapan rekayasa ulang proses bisnis yang diberikan  oleh Whitten, dapat terlihat dengan jelas bahwa kegiatan analisa proses  bisnis merupakan bagian dari kegiatan rekayasa ulang proses bisnis. Dalam  melakukan analisa proses bisnis, kegiatan dilakukan hingga tahap kedua  sedangkan  dalam  melakukan  rekayasa  ulang  proses  bisnis,  kegiatan  diteruskan hingga tahap ketiga. 

Pengertian analisa  proses  bisnis  tidaklah dapat  dilepaskan  dari  pengertian  rekayasa  uang proses  bisnis karena  analisa  proses  bisnis  merupakan bagian dari rekayasa ulang proses bisnis. Untuk mempunyai  gambaran dan pengertian yang lebih baik dan lebih menyeluruh mengenai  analisa proses bisnis maka dalam pembahasan berikut ini akan dibahas  beberapa pengertian rekayasa ulang proses bisnis. 

Menurut Whitten (2001, p20) Rekayasa ulang proses bisnis atau  business process reengineering (BPR) adalah suatu studi, analisa dan  perancangan  ulang  terhadap  proses  bisnis  yang  fundamental  untuk  menurunkan biaya dan/atau memperbaiki nilai tambah terhadap bisnis. 

Manganelli ( 1994, p7) mendefisinikan BPR sebagai perancangan  ulang yang cepat dan radikal terhadap strategi, nilai tambah proses bisnis  dan ‐ sistem, kebijakan dan struktur organisasi yang mendukung strategic  dan nilai tambah proses bisnis – untuk mencapai optimasi arus kerja dan  produktivitas dalam suatu organisasi. 

Menurut pengertian Manganelli, dalam melakukan rekayasa ulang  bisnis, kita analisa bukan hanya terhadap strategi, nilai tambah proses  bisnis tetapi juga terhadap semua sistem, kebijakan dan struktur organisasi  yang mendukung proses bisnis yaitu: 

1.      Sistem yang mendukung kegiatan proses dari proses data dan sistim  informasi manajemen hingga ke sistem sosial dan kultural.  

(45)

aturan dan regulasi yang mengarahkan dan memimpin perilaku dalam hal  bagaimana suatu pekerjaan dilakukan.  

 

3. Struktur organisasi yang mendukung aktivitas proses adalah kelompok  kerja, departemen, area fungsional. divisi, unit dan bentuk lainnya dimana  karyawan dibagi untuk kepentingan melakukan pekerjaannya.  

 

Rekayasa ulang proses bisnis merupakan suatu cara yang radikal untuk  menggali dan memperluas kemampuan dari suatu bisnis, memperbaiki  performancenya  dan  memungkinkannya  untuk  mencapai  suatu  keunggulan kompetitif yang bertahan lama.  

Studi  dan  analisa  dilakukan  terhadap  proses  bisnis  bisa  terhadap  keseluruhan proses bisnis dalam suatu organisasi atau hanya terhadap  suatu proses tertentu dalam organisasi dengan menggunakan metode‐ metode analisa sistem.  

Setiap proses bisnis dianalisa dan diteliti secara cermat apakah terjadi  bottlenecking, repetisi dan pengerjaan ulang yang mengakibatkan ketidak  efisienan. Analisa dan studi ini dimaksudkan untuk menemukan proses  bisnis  mana  yang  mempunyai  dampak besar  terhadap  nilai  tambah  Perusahaan. Terhadap proses bisnis tersebut dilakukan pengkajian lebih  lanjut untuk menemukan adanya opportunities yaitu kesempatan untuk  melakukan  perbaikan  sehingga  akan  memberikan  nilai  tambah  bagi  perusahaan. Perbaikan bisa dalam bentuk menghapuskan sebagian proses  yang tidak perlu, melakukan streamlining atau memanfaatkan bantuan  teknologi informasi.  

(46)

ketidak efisienan dan birokrasi sebelum diaplikasikan kembali dengan  menggunakan Teknologi Informasi 

AlasanOrganisasiMelakukanAnalisaProsesBisnis

Sebagaimana  dijelaskan  dalam  pengertian  analisa  proses  bisnis  dan  hubungan antara analisa proses bisnis dengan rekayasa ulang proses  bisnis, maka alasan suatu perusahaan dalam melakukan analisa proses  bisnis sangatlah tergantung pada alasan Perusahaan melakukan rekayasa  ulang proses bisnis yaitu:  

1. Untuk memperkuat posisi Perusahaan  

2. Untuk mengantisipasi masalah  

3. Untuk mengatasi kelemahan Perusahaan  

 

Spesifikasi untuk suksesnya Analisa Proses Bisnis

Analisa proses bisnis yang sukses harus mengandung spesifikasi sebagai  berikut:  

1. Analisa proses bisnis harus dimulai dengan mengembangkan suatu  pernyataan yang jelas mengenai tujuan dan strategi perusahaan.  

2. Pertimbangan untuk memberikan kepuasan pada konsumen sebagai  tujuan dibelakang tujuan dan strategi perusahaan.  

3.  Menitik  beratkan  pada  proses  bisnis  diatas  fungsi  bisnis  dan  menselaraskan antara proses dan tujuan perusahaan.  

(47)

5. Menggunakan tehnik dan alat manajemen yang tersedia dan yang sudah  proven dengan sebaik‐baiknya untuk memastikan kualitas dari informasi  yang digunakan dan deliverables‐nya.  

6.  Memberikan  analisa  terhadap  operasi  yang  sedang  berjalan  dan  mengidentifikasi proses yang tidak memberikan nilai tambah.  

7. Mengembangkan terobosan baru bagi suatu kerangka berpikir dan visi  yang berani untuk melakukan perubahan yang radikal daripada melakukan  perubahan yang bertahap.  

8.  Mempertimbangkan  solusi  dimana  karyawan  dikembangkan  dan  diperkuat  dan  teknologi  sebagai  dasar  untuk  mengimplementasikan  perubahan.  

9. Menyajikan suatu masalah bisnis secara lengkap dan memberikan  informasi dan argumen yang meyakinkan untuk pengambilan keputusan.  

10. Mengembangkan suatu rencana implementasi yang dapat dilakukan  yang berisi spesifikasi tugas, sumber daya , jangka waktu dan persetujuan.  

Analisa Proses Bisnis Strategis dan Taktis

Keputusan untuk melakukan analisa proses bisnis dalam rangka melakukan  rekayasa ulang proses bisnis bisa merupakan keputusan strategis dan atau  keputusan taktis Perusahaan.  

Kegiatan untuk melakukan analisa proses bisnis dalam rangka rekayasa  ulang proses bisnis pada intinya merupakan kegiatan untuk merancang  kembali proses yang  berada pada  area “strategic context”. Strategic  Context dalam hal ini mempunyai tiga komponen kunci yaitu : 

1.      Kemampuan yang distinctive dari suatu bisnis.  2.      Segmen atau pasar untuk bisnis tersebut.  3.      Keunggulan kompetitifnya yang bertahan lama 

(48)

Kemampuan yang distinctive dari suatu bisnis bila diaplikasikan pada  segmen dan pasarnya akan memberikan keunggulan kompetitif bagi bisnis  tersebut untuk bertahan terus dalam persaingan dan bertahan dalam  eksistensinya.  

Bertolak dari ketiga komponen strategic context tersebut, ada empat  pertanyaan penting yang perlu dipikirkan lebih dalam yaitu:  

 

1.  Apa  yang  merupakan  kemampuan  yang  kita  miliki  yang  bersifat  distinctive dimata pelanggan kita?  

2. Apakah kemampuan tersebut telah diaplikasikan dalam pasar kita?  

3. Apa kemampuan baru yang perlu kita kembangkan lebih lanjut agar  posisi keunggulan kompetitif kita pada pasar dapat lebih kuat?  

4. Apa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kemampuan kita sekarang  agar memperkuat keunggulan kompetitif kita?  

 

Analisa proses bisnis dalam rangka rekayasa ulang bisnis pada intinya  adalah bertujuan dan berlandaskan pada konsep untuk memberikan nilai  tambah kepada pelanggan kita lebih dari apa yang dapat diberikan oleh  pesaing melalui suatu perbaikan yang radikal terhadap kemampuan yang  telah  kita  miliki  dan  menciptakan  kemampuan  baru  yang  bersifat  distinctive. 

AnalisaProsesBisnis ‐ Strategis

(49)

panjang dimana secara mendasar melakukan transformasi cara organisasi  melakukan  bisnis  yang  akan  berdampak  pada  strategi  bisnis  secara  keseluruhan.  

Analisa proses bisnis dalam rangka rekayasa ulang proses bisnis yang  bersifat taktis atau disebut juga analisa dan rekayasa ulang operasional  bersifat lebih praktis dan dengan cara yang cepat namun tetap harus  mendukung terhadap strategi bisnis. Analisa proses bisnis operasional  lebih sederhana dan praktis yang mana dapat dilakukan oleh manajer pada  semua tingkatan.  

Situasi strategi bisnis sangat ditentukan oleh interaksi antara lingkungan,  stakeholder, pesaing , pelanggan dan pemasok. Situasi operasional bisnis  sangat ditentukan oleh interaksi antara orang yang ada dalam organisasi,  pekerjaan‐pekerjaan, infrastuktur yang ada serta sistem dan prosedur.  

Strategi bisnis menentukan bagaimana operasional harus dijalankan untuk  mencapai hasil yang telah ditetapkan. Operasional sangat menentukan apa  yang menjadi hasil yang diharapkan yang dapat mendukung pelaksanaan  strategi bisnis.  

Analisa dalam rangka rekayasa ulang strategis dimulai dengan menentukan  apa  yang  ingin  dicapai  (strategi)  sebelum  menentukan  bagaimana  mencapainya (operasional). 

Pendekatan yang dilakukan adalah bersifat Top – Down atau dari atas  kebawah  baik secara  konseptual  maupun secara  managerial  dengan  starting pointnya berupa situasi strategis. 

 

Langkah‐langkah penting dalam melakukan analisa proses bisnis strategis:  

(50)

2. Proses ini dievaluasi dalam hal dampaknya terhadap pelanggan, tingkat  kesuksesannya dan feasible atau tidaknya bila dilakukan perancangan  ulang dalam suatu jangka waktu tertentu.  

3. Mengembangkan suatu visi bagaimana suatu organisasi beroperasi  dimasa yang akan datang serta menentukan satu atau dua proses inti  lainnya yang mendapat prioritas untuk dilakukannya perancangan ulang.  

Hasil dari analisa proses bisnis strategis mengidentifikasikan peluang‐ peluang untuk memperbaiki dan melakukan perancangan ulang proses  bisnis, yang merupakan dasar bagi Perusahaan dalam penetapan skala  prioritas. Hasil analisa ini juga merupakan dasar bagi Perusahaan untuk  melakukan perancangan ulang proses bisnis yang kemudian dituangkan  dalam suatu peta atau high level process map yang merupakan blue print  perusahaan dalam rangka mencapai strategi jangka panjang Perusahaan  

Analisa Proses Bisnis – Taktis

Analisa  proses  bisnis  yang  bersifat  taktis  dilakukan  pada  tingkat  operasional Perusahaan yang lebih terfokus pada masalah masalah konkrit  dan riil seperti creative  

Faktor kritis untuk suksesnya analisa proses bisnis yang bersifat taktis  adalah:  

1. Mengetahui secara jelas situasi bisnis dimana suatu organisasi berada  dan masalah yang dihadapi  

2. Apa yang bisa menambah nilai pada bisnis  

3. Apa yang mempengaruhi hirarki manajemen  

4. Bagaimana melakukan diagnosa terhadap bisnis operasi kita  

5. Bagaimana menggunakan teknik dan peralatan yang sangat esensial  

(51)

BAB III

ALOKASI SUMBER DAYA A. Pengertian Alokasi Sumber Daya

1. Alokasi

Alokasi adalah suatu kegiatan yang meliputi penyediaan berebagai jasa pemerintah untuk masyarakat dan dengan demikian menyertakan alokasi sumber-sumber daya kedalam produksi daripada jasa-jasa ini dan bukannya ke dalam keluaran sector swasta menurut John F. Due (dalam Rudi sitompul : 4 ). Beberapa diantara jasa-jasa ini merupakan barang-barang umum misalnya, pertahanan nasional; sebagian yang lain eksternalitas misalnya, pendidikan; sebagian lagi disediakan pemerintah untuk menghindar monopoli pribadi dan ongkos mengumpulkan biaya-biaya misalnya, jalan-jalan raya. Kegiatan-kegiatan alokasi ini muncul sebagai akibat dari kegagalan mekanisme pasar untuk menyesuaikan produksi berbagai macam barang-barang yang disukai masyarakat.Dipandang dalam pengertian tujuan untuk mencapai penghasilan riil perkapita yang maksimal. Bertolak pada pola pembagian pendapatan, menurut John F. Due (dalam Rudi sitompul : 4 ) maka penyesuaian optimal dalam perekonomian pasar hanya dapat dicapai dengan syarat-syarat sebagai berikut :

(52)

konsumsi barang-barang ini oleh satu orang tidak akan menimbulkan kenikmatan atau biaya-biaya untuuk orang lain.

-

Harga-harga barang adalah pada tingkat yang mencerminkan biaya riil dari produksi secara relatif. Maka harga-harga adalah sama dengan biaya marginl dan harga-harga factor produksi merupakan persamaan dri persediaan dan permintaan akan factor produksi itu.

Syarat-syarat ini akan tercapai dengan persaingan murni di dalam semua pasar faktor produksi maupun barang-barang dengan penggunaan penuh dari sumber-sumber ekonomi dan dengan adanya kegiatan-kegiatan penyesuaian yang sejalan dengan assumsi maksimalisasi yang dikehendaki oleh pemilik pemilik factor produksi, perusahaan-perusahaan dan rumah tangga-rumah tangga. Dalam berbagai keadaan syarat-syarat untuk mencapai penyesuaian optimal dari alokasi sumber-sumber ekonomi dalam pengertian kesukaan-kesukaan konsumen tidak akan tercapai. Maka sebagai pengakuan dari kegagalan ini orang lebih menghendaki kegiatan-kegiatan pemerintah untuk menghilangkan kekurangan-kekurangan ini semuanya dipndang dalam kerangka untuk mencapai tujuan maksimalisasi pendapatan riil per kapita.Tidak semua barang dan jasa yang ada dapat disediakan oleh sektor swasta.Barang dan jasa yang tidak dapat disediakan oleh sistem pasar ini disebut barang publik, yaitu barang yang tidak dapat disediakan melalui transaksi antara penjual dan pembeli.Adanya barang yang tidak dapat disediakan melalui sistem pasar ini disebabkan karena adanya kegagalan sistem pasar. Sistem pasar tidak dapat menyediakan barang/jasa tertentu oleh karena manfaat dari adanya barang tersebut yang tidak hanya dirasakan secara pribadi akan tetapi juga akan dinikmati oleh orang lain.

(53)

membayar biaya penyediaan barang tersebut, oleh karena setiap orang tahu bahwa apa yang mereka bayar hanya merupakan sebagian kecil dari total biaya. Jadi kesimpulannya, peranan pemerintah dalam bidang alokasi adalah untuk mengusahakan agar alokasi sumber-sumber ekonoomi dilaksanakan secara efisien.Kegiatan dalam mengalokasikan faktor-faktor produksi maupun barang-barang dan atau jasa-jasa untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan masyarakat.Jadi kegiatan ini untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu maupun kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang secara efektif tidak dapat dipuaskan oleh mekanisme pasar.Alokasi sumber daya yang efisien dapat didefinisikan sebagai kondisi dalam struktur pasar di mana semua sumber daya yang dialokasikan sedemikian rupa sehingga memaksimalkan laba bersih dicapai melalui penggunaan mereka.Alokasi efisiensi mengacu pada situasi di mana keterbatasan sumber daya dialokasikan oleh pemerintah sesuai dengan keinginan konsumen.Di sinilah peran alokasi pemerintah sangat diperlukan.Pemerintah perlu menyediakan barang publik yang dibutuhkan masyarakat khususnya ketika swasta tidak dapat menyediakannya.Selama pemerintah konsisten dengan tidak berorientasi pada keuntungannya dan menjunjung tinggi tujuan negara, pengadaan barang publik untuk peningkatan kesejahteraan umum dan kepentingan bersama sangat penting dilakukan.

2. Sumber Daya

Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur tertentu dalam kehidupan.Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga non-fisik (intangible).

(54)

resources).Ke dalam sumber daya dapat pulih termasuk tanaman dan hewan (sumber daya hayati).

3. Alokasi Sumber Daya

Dalam konteks ekonomi secara keseluruhan, sumber daya bisa dialokasikan dengan berbagai cara, seperti perencanaan pasar atau sentral. Dalam manajemen proyek, alokasi sumber daya atau manajemen sumber daya adalah suatu aktivitas terskedul dan sumber daya yang dibutuhkan oleh aktivitas tersebut sementara mempertimbangkan ketersediaan sumber daya dan waktu pro

B. Pengalokasian Sumber Daya dalam Bidang Ekonomi 1. Sumber Daya Alam

Ada dua jenis sumber daya alam, yaitu sumber daya alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Sumber daya alam dapat diperbarui tidak akan habis selama masih bisa dikembangbiakkan. Contohnya tumbuhan dan hewan. Sementara itu, sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui terbentuk melalui proses alam selama jutaan tahun sehingga tidak dapat diperbarui oleh manusia. Contohnya bahan tambang dan minyak bumi.

Semua kekayaan alam yang tersedia tersebut harus dimanfaatkan dan dikelola dengan baik sehingga memberi manfaat besar bagi kemakmuran rakyat.Misalnya tanah dapat dimanfaatkan untuk mendirikan bangunan, lahan pertanian, perkebunan, peternakan, dan perumahan. Cadangan mineral seperti emas dan besi digunakan sebagai bahan baku industri. Batu bara dan minyak bumi dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar.

(55)

tidak mungkin akan terkuras dan akhirnya habis. Kelak, generasi selanjutnya tidak lagi bisa menikmati kekayaan alam tersebut.

2. Sumber Daya Modal

Sumber daya modal atau kapital memberi kontribusi bagi kegiatan produksi maupun pendukung sarana sosial dan ekonomi.Uang, mesin, peralatan industri, gedung, kendaraan, jalan raya, dan jembatan merupakan contoh modal.Modal ini digunakan untuk meningkatkan produksi dan pembangunan ekonomi.

Pengalokasian dan pemanfaatan sumber daya modal tersebut harus dilakukan secara merata dan efisien.Selain itu, sumber daya modal juga harus dijaga dengan sebaik-baiknya.Salah satu caranya dengan merawat agar tahan lama.

3. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam proses produksi dan pembangunan. Hal tersebut karena manusia itu sendiri adalah pelaksana utama dalam seluruh proses pembangunan maupun produksi. Dalam proses produksi ada dua unsur dari sumber daya manusia, yaitu tenaga kerja dan kewirausahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem akuntansi keuangan daerah menurut definisi Darise (2008:41) adalah serangkaian proses atau prosedur, yang dimulai dari pencatatan, penggolongan dan

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan dengan melakukan penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Manajemen Sumber Daya Manusia dan

Tujuan penelitian ini untuk menguji Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Proses Pelaporan

Dalam penelitian ini masalah yang akan dirumuskan dan diuji adalah variabel sistem akuntansi keuangan daerah, pemanfaatan teknologi informasi, kompetensi sumber daya manusia dan