• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Keluarga sebagai Faktor Pendorong

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Keluarga sebagai Faktor Pendorong"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN KELUARGA SEBAGAI FAKTOR PENDORONG PARA TOKOH UTAMA MENJADI LES CHEVAUX DE DIEU

oleh:

Agus Priyatna Murtyaningsih 1506682982

Dhea Rizki Amalia 1506683032

Ganda Jeremy Christopher 1506683114

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengkajian

Sinema Prancis dan Frankofon

(2)

BAB I PENDAHULUAN

Les Chevaux de Dieu merupakan film Frankofon dari negara Maroko yang

rilis pada tahun 2012. Film yang berbahasa Maroko ini disutradarai oleh Nabil

Ayouch. Film ini menceritakan mengenai latar belakang para pelaku pengeboman

peristiwa pengeboman tanggal 16 Mei 2003 di Casablanca, Maroko. Tidak hanya

menceritakan latar belakang, tetapi juga proses bergabungnya mereka ke

kelompok Islam radikal.

Film ini diawali dengan ditampilkannya masa kecil dari masing-masing

calon pelaku pengeboman yang berasal dari Sidi Moumen, salah satu kota kumuh

di Casablanca. Mereka merupakan teman sepermainan semasa kecil, terdiri dari

Hamid, Tarek (Tarek), Nabil, Fouad, dan Khalil. Kegiatan yang kerap kali mereka

lakukan adalah bermain sepak bola bersama melawan tim dari daerah lain.

Pertandingan sepak bola tersebut kerap kali berakhir dengan perseteruan antar tim,

tetapi Hamid selalu datang untuk melindungi adiknya, Tarek, dan

teman-temannya. Hal ini selalu dilakukan oleh Hamid walau mereka telah beranjak

remaja di mana Hamid semakin menjadi nakal dan berandalan.

Lalu, suatu ketika, Hamid ditangkap dan dipenjara oleh polisi. Tarek

akhirnya menggantikan posisi kakaknya: menjadi tulang punggung keluarga,

mengingat ayahnya sudah pikun dan Saïd, kakaknya, mulai kurang waras. Tarek

kehilangan sosok Hamid yang selalu melindunginya. Tarek mulai berubah menjadi pribadi yang “sok jagoan” walau pada akhirnya ia selalu gagal untuk melindungi dirinya sendiri. Ibunya semakin acuh tak acuh terhadap keadaan

rumah, bahkan walau Tarek mencoba menyenangkan ibunya dengan memberikan

parfum.

Sekembalinya Hamid dari penjara, ia menunjukkan perubahan yang drastis.

Hamid yang awalnya berpenampilan seperti berandalan justru berubah menjadi

rapi dan bahkan lebih pendiam dibanding sebelumnya. Tarek yang pada awalnya

bahagia ketika kakaknya telah keluar dari penjara, setelah melihat hal itu justru

merasa kesal. Selain itu, Hamid lebih sering berkumpul dengan teman-temannya

(3)

Hamid. Kemudian Hamid pun mengajak Tarek dan Nabil untuk bergabung di

perkumpulan yang ia ikuti. Tarek berkesempatan untuk berbicara empat mata dengan Abou Zoubeir untuk membicarakan peristiwa pembunuhan Ba’ Moussa, pemilik bengkel tempat Tarek dan Nabil bekerja. Tarek mencegah Ba’ Moussa

yang hendak memperkosa Nabil dengan memukul kepalanya. Setelah itu, Tarek

makin memantapkan hatinya untuk berada di perkumpulan itu. Keesokan harinya,

Zaïd membuat pelatihan bela diri dan mengajak Tarek, Nabil, Fouad, dan Khalil

untuk ikut. Pada akhirnya, ketiga pemuda ini kecuali Khalil mengikuti segala

kegiatan di perkumpulan Islam radikal yang tujuan akhirnya adalah melakukan

bom bunuh diri.

Setelah melakukan banyak kegiatan di perkumpulan, Abou Zoubeir memilih Hamid, Tarek, Nabil, dan Fouad untuk menjadi ‘pengantin bom’. Di akhir cerita, hanya Tarek, Nabil, dan Hamid yang berhasil melakukan pengeboman di Casa de

Espagna karena pada detik-detik terakhir, Fouad justru melarikan diri tepat setelah

ia melihat Hamid menggenggam dada Tarek dan menunjukkan rasa takutnya.

Film ini ditutup dengan memperlihatkan beberapa anak kecil sedang bermain bola

dan berhenti sesaat. Kemudian, muncul tulisan-tulisan yang menceritakan

kejadian sebenarnya, tempat dilaksanakan pengeboman, dan jumlah orang yang

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. ALUR

a. Pemaparan

Diawali dengan pertengkaran yang terjadi antara kedua tim pada saat

bermain sepak bola. Hamid, kakak Tarek, datang untuk melindungi

adiknya yang menjadi kiper. Lalu, melalui adegan makan malam di

rumah Tarek dan Hamid, muncul tokoh maman, père, dan Saïd.

Kemudian, muncul tokoh Nabil, sahabat Tarek, yang terlihat selalu

bersama Tarek hingga Hamid merasa jengah dan sempat melarang Tarek

untuk terus-terusan mengikuti Nabil.

Terdapat penggambaran mengenai apa yang kerap dilakukan oleh

Hamid dan Tarek, serta bagaimana Hamid selalu menjadi anak

kesayangan maman. Tokoh lain seperti Fouad dan Ghislaine juga mulai

digambarkan beserta sedikit penggambaran mengenai latar belakang

keluarga mereka.

Adanya momen pernikahan, semakin memperjelas gambaran

lingkungan Bidonville de Sidi Moumen, serta latar belakang keluarga

Nabil melalui Tamou, ibu Nabil, yang menjadi pengisi acara di momen

pernikahan tersebut.

b. Gawatan

Hamid ditangkap dan dipenjara oleh polisi. Hilangnya Hamid dalam

keluarga mereka membuat maman makin menjadi acuh tak acuh. Tarek

menggantikan posisi Hamid dan mulai berjualan orange. Namun, maman

tetap saja merasa sedih karena ketiadaan Hamid di rumah. Tarek yang

mulai menjadi berandal dan pembangkang, gagal karena tidak ada lagi

yang melindunginya (Hamid).

Sekembalinya Hamid dari penjara, ia mulai berubah. Tarek yang

pada awalnya bahagia atas kehadirannya, berubah menjadi kesal karena

(5)

dan Khalil untuk bergabung ke kelompok Islam radikal yang ia ikuti,

tetapi Khalil menolak dan sisanya tertarik.

c. Klimaks

Tarek, Nabil, dan Fouad pun resmi bergabung ke dalam kelompok

Islam radikal. Mereka akhirnya dijadikan martyr oleh Abou Zoubeir

setelah ia yakin bahwa keempat pemuda ini mampu menjalankan misi

(meledakkan bom bunuh diri). Ketetapan hati Tarek dan Nabil makin

mantap sedangkan ketetapan hati Hamid dan Fouad justru melemah.

d. Penyelesaian

Bom bunuh diri pun berhasil diledakkan di Casa de Espagna .

Sebelumnya, Fouad pergi melarikan diri sedangkan Hamid ikut masuk ke

dalam Casa de Espagna dan meledakkan dirinya.

B. TOKOH DAN PENOKOHAN

a. Hamid

Hamid adalah kakak dari Tarek (Yachine), dia tinggal bersama

ayahnya, ibunya, dan dua saudara laki-lakinya (Tarek dan Saïd). Di film

ini, keluarga yang paling banyak disorot dan dijadikan keluarga inti dari

film ini adalah keluarga Hamid dan Tarek. Hamid adalah anak yang

berandalan yang suka berkelahi, tetapi dia tetap menyayangi dan kerap

melindungi adiknya yang suka diejek dan dipukuli.

Adegan perlindungan yang dilakukan oleh Hamid untuk Tarek bisa

kita lihat dari film ini, yaitu dari adegan repetitif ketika Tarek sedang

berseteru dengan tim lain ketika bermain bola. Hal ini kerap berlangsung

sampai ketika mereka menjadi dewasa. Ketika Tarek sedang dimarahi

oleh ibunya, Hamid mencoba untuk membela adiknya dan menjelaskan

kepada ibunya bahwa adiknya tidak berhak untuk dimarahi dan

(6)

Tidak hanya menjadi sosok yang kerap menjadi pelindung untuk

adiknya, Hamid juga adalah sosok yang peduli dan sayang akan

keluarganya. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana dia menenangkan

ibunya yang baru saja memberitahukannya bahwa ibunya akan segera

kehilangan pekerjaannya karena terlalu letih dan tua. Hamid juga

memberikan parfum untuk Ibunya sebagai hadiah dan kita dapat melihat

bagaimana hal itu membuat Ibu Hamid dan Tarek begitu senang.

Kepedulian Hamid terhadap keluarganya juga terlihat pada saat ia

melarang adiknya untuk berjualan jeruk supaya adiknya bisa menemani

ibunya di rumah. Namun, pada akhirnya semua itu berubah pada saat

Hamid dipenjara. Setelah Hamid keluar dari penjara, dia menjadi sosok

yang tenang, tidak suka berkelahi, menggunakan suara yang rendah

ketika berbicara, sopan, dan agamis. Namun, Hamid justru kerap

menghindar dari keluarga untuk bertemu dengan teman-temannya di

kelompok Islam radikal. Melalui kejadian ini, dapat disimpulkan bahwa

Hamid tidak lagi memprioritaskan keluarga intinya. Sebagian besar

waktu Hamid dihabiskan di perkumpulan Islam radikal.

Hamid mengajak adiknya untuk bergabung ke dalam kelompok

tersebut. Setelah Tarek bergabung dengan kelompok Islam radikal, sikap

Hamid yang tadinya menginginkan Tarek untuk bergabung, berubah

menjadi iri dan amarah karena Tarek terlihat lebih diperhatikan di

kelompok Islam radikal tersebut, terutama oleh Abou Zoubeir.

Namun, ada pergantian sifat Hamid yang terjadi. Sifat-sifat itu

berubah menjadi rasa sesal dan sayang kepada adiknya. Hal ini dapat kita

lihat ketika Hamid berusaha mencegah Tarek untuk menjadi martyr.

Hamid juga sempat memanggil Tarek dengan panggilan “Yachine” untuk

menyadarkannya, karena semenjak berada di kelompok ekstrimis itu, Tarek tidak lagi dipanggil dengan nama “Yachine”. Hamid mengingatkan Tarek jika mereka berdua menjadi martyr, tidak ada yang akan menjaga

ibu mereka di rumah. Namun, tekad Tarek justru semakin kuat. Hal ini

dapat dilihat ketika Tarek mendorong Hamid di detik-detik sebelum

(7)

b. Tarek (Yachine)

Tarek (Yachine) adalah adik dari Hamid. Tarek tinggal bersama

ayah, ibu, dan dua saudara laki-lakinya (Hamid dan Saïd). Tarek adalah

anak yang pendiam. Dia suka bermain sepak bola dan memiliki cita -cita

untuk menjadi seorang pemain bola profesional. Pemain bola

kesukaannya adalah Lev Yachine yang berasal dari Rusia, maka dari itu

dia dipanggil oleh teman-temannya dengan sebutan Yachine.

Tarek merupakan anak yang berbakti terhadap orang tua, hal ini

dapat kita lihat dengan bagaimana dia berinisiatif untuk menjadi penjual

jeruk untuk membantu keadaan ekonomi keluarganya. Hal ini ditanggapi

oleh Hamid sebagai hal yang negatif karena menurut Hamid, jika Tarek

menjadi seorang penjual jeruk, maka tidak ada yang menjaga dan

mengurus ibu mereka di rumah. Hamid beranggapan bahwa sebaiknya

dia saja yang menjadi tulang punggung keluarga dengan menjual

obat-obatan terlarang dan melakukan hal-hal ilegal.

Ketika Hamid ditangkap dan dipenjara oleh polisi, Tarek berubah

menjadi sosok yang suka berkelahi dan temperamen. Namun, Tarek

selalu gagal melindungi dirinya sendiri karena ketiadaan sosok Hamid

yang selalu melindunginya. Sekembalinya Hamid dari penjara, Tarek

merasakan perubahan di diri Hamid. Tarek menjadi kesal karena Hamid

jarang menghabiskan waktu di rumah.

Hamid mengajak Tarek untuk bergabung dengan kelompok Islam

radikal yang ia ikuti. Walau pada awalnya ia menolak, pada akhirnya ia

mengikuti permintaan kakaknya itu. Tarek mendapatkan perlakuan yang

ia tidak dapatkan selama ia di rumah, yaitu perhatian dari anggota

keluarga yang lain. Selain itu, ia juga mendapat perlakuan dan perhatian

lebih dari Abou Zoubeir, ketua perkumpulan tersebut. Tarek pun semakin

mantap untuk mendedikasikan dirinya di kelompok tersebut.

Pada saat ia ditunjuk oleh Abou Zoubeir sebagai pemimpin misi

pengeboman, ia melaksanakan tugas tersebut sebagai pembuktian bahwa

(8)

berusaha menyadarkan Tarek untuk tidak menjadi martyr karena tidak

akan ada yang menjaga ibu mereka. Namun, Tarek sudah tidak

memikirkan kehidupan dunianya dan ia ingin mengejar akhirat. Bahkan

ia telah siap meninggalkan keluarganya sebagai sesuatu yang bersifat

duniawi dengan menjadi martyr.

c. Nabil

Nabil merupakan teman kecil Tarek dan bisa dibilang mereka berdua

merupakan sahabat dekat. Ia kerap diejek oleh anak-anak seusianya

sebagai seorang homoseksual, selain karena ia tinggal hanya bersama

ibunya, ia juga memiliki wajah yang lumayan cantik dan ia juga selalu

menempel dengan Tarek. Selama film, sosok ayah Nabil tidak pernah

diceritakan atau digambarkan sehingga dapat disimpulkan bahwa Nabil

tidak memiliki sosok laki-laki sebagai panutan dalam hidupnya.

Nabil tumbuh dan berkembang di bawah bayang-bayang ibunya,

Tamou, yang bekerja sebagai pelacur. Bahkan Tamou pernah diancam

oleh sekelompok pria berbaju gamis dan memakai peci untuk

meninggalkan kawasan Sidi Moumen karena keberadaannya di Sidi

Moumen dianggap membawa dampak yang buruk. Tamou akhirnya

meninggalkan Sidi Moumen diiringi kesedihan Nabil yang sebenarnya

tidak ingin berpisah dengan ibunya. Hal ini dapat kita lihat ketika Nabil

ditawarkan oleh Khalil untuk bekerja di Madinah. Tamou juga meminta

Nabil untuk tidak melupakannya.

Nabil juga sempat diperkosa oleh Hamid pada saat ia masih

anak-anak di bawah pengaruh minuman keras yang memabukkan. Tarek yang

melihat kejadian itu, tidak dapat berbuat apa-apa selain menontonnya

dengan ekspresi takut dan kaget. Namun, ketika Nabil hampir diperkosa oleh Ba’ Moussa, pemilik bengkel tempat mereka bekerja, Tarek berhasil menghentikannya dan Nabil juga tidak membiarkan dirinya diperkosa.

Setelah kejadian itu, Hamid mengajak Tarek dan Nabil untuk

bergabung dengan kelompok Islam radikal yang ia ikuti. Nabil

(9)

tetapi ia telah menemukan alasannya sendiri. Di kelompok tersebut, para

anggota kelompok tidak memedulikan statusnya sebagai anak dari

Tamou si wanita penghibur. Mereka memperlakukan Nabil seakan Nabil

benar-benar saudara mereka.

Motivasi Nabil untuk bergabung ke dalam kelompok tersebut

akhirnya muncul, yaitu untuk menghapus identitas lamanya dan membuat

identitas baru. Ia tidak ingin lagi dikenal sebagai Nabil anak Tamou,

tetapi ia ingin menjadi Nabil yang baru. Ia menganggap masa -masa

sebelum ia bergabung dengan kelompok Islam radikal merupakan

masa-masa kelamnya dan ia ingin membuang hal itu jauh-jauh. Hal ini dapat

terlihat ketika Tamou ingin bertemu dengan Nabil dan ingin memberinya

uang, Nabil menolak untuk bertemu. Ia juga menolak untuk

menggunakan uang tersebut karena ia tahu bahwa uang tersebut tidak

halal karena pekerjaan ibunya juga tidak halal. Pada akhirnya, Tamou

tidak lagi memiliki peran yang besar dalam kehidupan Nabil.

d. Fouad

Fouad merupakan teman kecil Tarek, Hamid, dan Nabil. Ia juga

merupakan kakak laki-laki Ghislaine. Mi Lalla, neneknya, yang berperan

sebagai orang tua dari Fouad dan Ghislaine sangat dipatuhi oleh Fouad.

Sebagai satu-satunya laki-laki dalam keluarganya, Fouad merasa

bertanggung jawab untuk melindungi Ghislaine dan Mi Lalla. Hal ini lah

yang menjadikan Fouad tertarik untuk mengikuti pelatihan bela diri yang

diadakan Zaïd dan ditawarkan melalui Hamid.

Ketika Fouad mulai mengikuti segala kegiatan di kelompok Islam

radikal, ia bertemu dengan sosok Abou Zoubeir, ketua perkumpulan

tersebut. Fouad mulai menemukan sosok ayah yang tidak ia temukan di

keluarganya di dalam diri Abou Zoubeir yang perhatian. Selain itu,

keberadaan anggota kelompok tersebut yang menganggap diri mereka

adalah émir (saudara) semakin membuat Fouad merasa betah untuk terus

menjalankan kegiatannya di kelompok tersebut sampai akhirnya ia

(10)

Bisa dibilang, Fouad tidak siap untuk menjadi martyr karena ia masih

memikirkan Ghislaine dan Mi Lalla yang akan ia tinggalkan jika ia

melakukan bom bunuh diri.

C. LATAR

a. Latar Waktu

1) Juillet 1994: menggambarkan kehidupan para tokoh ketika masih

menjadi anak-anak. Pemilihan waktu ini disebabkan karena

pertimbangan umur ketika para pelaku pengeboman Casablanca tahun

2003 masih menjadi anak-anak.

2) Juillet 1999: menggambarkan kehidupan para tokoh ketika sudah

beranjak remaja.

3) Septembre 2001: mulai masuknya pengaruh-pengaruh dari

perkumpulan Islam radikal, terlebih pada saat ini sedang terjadi

peristiwa 9/11 yaitu pengeboman menara kembar WTC yang

disinyalir merupakan ulah para teroris Al-Qaeda. Pada saat ini pula

Hamid kembali dari penjara dan mulai mengajak Tarek, Nabil, Fouad,

dan Khalil untuk bergabung ke kelompoknya.

4) Novembre 2002: Tarek, Nabil, dan Fouad telah resmi bergabung ke

dalam kelompok Islam radikal dan selalu mengikuti kegiatan di dalam

perkumpulan tersebut. Nilai-nilai yang ditanamkan oleh Abou Zoubeir

ke dalam pikiran mereka perlahan mulai meresap ke otak dan hati

mereka.

5) Fevrier 2003: Abou Zoubeir dengan resmi memilih Hamid, Tarek,

Nabil, dan Fouad untuk menjadi les Chevaux de Dieu. Mereka pun

dipersiapkan hati dan mentalnya untuk menjadi martyr.

6) 15 mai 2003: proses pengemasan barang-barang mereka, menandakan

bahwa para les Chevaux de Dieu siap meninggalkan dunia dan mimpi

mereka untuk menjadi martyr dan mendapatkan kebahagiaan akhirat.

7) 16 mai 2003: peristiwa pengeboman di Casa de Espagna oleh Tarek,

(11)

b. Latar Tempat

1) Kota kumuh Sidi Moumen, Casablanca: tempat ini dipilih karena asal

tempat dari para pelaku pengeboman di Casablanca tahun 2003

mayoritas berasal dari Sidi Moumen.

2) Kota Casablanca: tempat terjadinya pengeboman.

3) Casa de Espagna, Casablanca: tempat tujuan Tarek, Nabil, Hamid,

dan Fouad melakukan pengeboman. Pelaku pengeboman lain disebar

di tempat-tempat lain di kota Casablanca juga.

c. Latar Suasana

1) Tegang: ketika para les chevaux de Dieu ingin melakukan aksi

pengeboman di Casa de Espagna dan ketika adegan pemerkosaan

Nabil.

2) Gembira: ketika sedang ada pesta pernikahan, ketika Hamid kembali

dari penjara, dan ketika Tarek dan Nabil berjalan-jalan mengelilingi

Sidi Moumen dengan mobylette yang baru saja direparasi.

3) Sedih: ketika polisi datang untuk meringkus Hamid di rumahnya dan

ketika Tarek mengetahui bahwa Ghislaine akan dijodohkan.

D. SONOR

Sonor yang kami teliti, khususnya yang berhubungan dengan topik yang

kelompok kami angkat adalah sonor non-diegesis musical score sebagai

penanda kejadian dalam film. Terdapat tiga tipe musical score yang kami

tandai dengan huruf A, B, dan C.

o Musical score A pada saat Hamid melindungi Tarek saat tim sepak

bolanya hampir bertengkar pada saat cekcok pertandingan bola (pada saat

masih anak-anak dan remaja).

o Musical score B terdengar pada saat Hamid ditangkap oleh polisi di

(12)

o Musical score A terdengar pada saat Tarek dan Nabil berkendara dengan

mobylette yang telah berhasil Tarek reparasi. Terlihat wajah bahagia

Tarek dan Nabil.

o Musical score A terdengar pada saat Tarek ingin bertemu dengan Hamid

yang telah kembali dari penjara. Terlihat wajah Tarek yang berbinar

sambil berlari.

o Musical score B terdengar pada saat Tarek melakukan flashback pada

saat Abou Zoubeir berbicara dengannya empat mata bahwa ia bisa

menghapus segala catatan keburukannya.

o Musical score B mulai terdengar pada saat Tarek menyadari bahwa

Ghislaine sudah tidak bisa digapai lagi sampai pada saat Hamid tidak

bisa melindungi Tarek yang sedang dipukuli polisi.

o Musical score C terdengar setelah Hamid menyuruh Tarek untuk

menemani ibu mereka di rumah sampai pada saat percobaan bom.

o Musical score C terdengar pada saat detik-detik pengeboman Casa de

Espagna.

Setelah melakukan identifikasi musical score, dapat disimpulkan bahwa

sekuen-sekuen yang memperdengarkan musical score A menandakan adanya

kebahagiaan Tarek dalam sekuen tersebut. Sedangkan, sekuen-sekuen yang

memperdengarkan musical score B menandakan adanya kesedihan Tarek

dalam sekuen tersebut. Sekuen-sekuen yang memperdengarkan musical

score C menandakan adanya kesedihan Hamid dalam sekuen tersebut.

Dengan adanya musical score, kita dapat mengetahui perasaan antara

tokoh Tarek dan Hamid, terutama pada beberapa sekuen yang melibatkan

(13)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Latar belakang keadaan keluarga para tokoh yang menjadi les chevaux de

Dieu (Hamid, Tarek, Nabil, dan Fouad) memiliki beberapa kesamaan yaitu

hilangnya sosok ayah sebagai panutan. Walaupun Hamid dan Tarek memiliki

ayah, ayahnya tidak menjalankan perannya sebagai ayah karena ia sudah

pikun dan kehilangan kewarasannya. Sedangkan Nabil dan Fouad sedari awal

di dalam film memang tidak ditunjukkan adanya sosok ayah di dalam

keluarga mereka.

Motivasi masing-masing tokoh ketika memutuskan untuk bergabung

dengan kelompok Islam radikal berbeda jika dilihat dari aspek keluarga.

Hamid bergabung karena selama di penjara, ia merasa kehilangan kehangatan keluarga. Lalu, kelompok Islam radikal hadir dan menjadi sosok ‘keluarga’ selama Hamid di penjara. Tarek justru ingin membuktikan kepada ibunya

bahwa ia bisa menjadi sosok Hamid yang disayang oleh ibunya. Sedangkan

Nabil dan Fouad merasa para anggota kelompok Islam radikal dapat

menggantikan sosok saudara laki-laki yang mereka butuhkan. Selain itu,

adanya apresiasi, kehangatan, dan rasa tenggang rasa yang ada di dalam

kelompok tersebut merupakan poin tambah yang membuat Nabil dan Fouad

bertahan sampai akhirnya mereka dijadikan martyr.

Keberadaan Abou Zoubeir yang merupakan ketua dari kelompok tersebut ternyata dapat menggantikan sosok ayah yang ‘hilang’ dari keluarga para tokoh les chevaux de Dieu.

B. PENEMUAN

a. Sisi feminin Nabil

Pada saat masih kecil, Nabil berkata bahwa “Pada suatu hari kulitku

akan seperti ibuku”, posisi kamera yang menyorot langsung wajah

(14)

menunjukkan bahwa sebagai laki-laki, Nabil memiliki sisi feminin

karena secara tidak langsung dapat disimpulkan bahwa ia ingin memiliki

kulit halus seperti wanita.

Bukti lain adalah ketika ia mencoba memakai lipstik ibunya yang

tertinggal di rumahnya, tepat ketika beberapa saat yang lalu

teman-temannya sedang mengisengi Tarek yang sedang tertidur lalu bibir Tarek

dipakaikan lipstik oleh Khalil.

Hal tersebut bisa disebabkan karena sedari kecil, Nabil tinggal

berdua dengan ibunya saja. Selain itu, ia juga sering diolok -olok oleh

anak-anak seusianya bahwa ia adalah pédé. Labelling yang diterima oleh

Nabil semasa kecil pada akhirnya membentuk karakter Nabil yang sesuai

dengan label-label tersebut pada saat ia beranjak remaja.

b. Tidak semua para penduduk Sidi Moumen merupakan muslim yang taat

Hal ini terlihat dengan jelas ketika ada momen pernikahan saudara

Khalil. Tepat ketika Tamou sudah datang, suasana sudah semakin larut,

para tamu undangan mulai mengeluarkan minuman keras dari bawah

meja. Bahkan Khalil juga mendapatkan minuman keras tersebut lalu

membawanya untuk diminum bersama dengan Hamid, Tarek, Nabil, dan

Fouad di rumah Nabil. Beberapa tamu yang memakai pakaian gamis dan

peci, terlihat langsung meninggalkan lokasi pernikahan. Setelah itu,

Tamou terus menyanyi dan menari, lalu para tamu undangan pun ikut

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses perancangan silabus berbasis teks yang dilakukan oleh guru di dalam kelas menulis akademik bahasa Inggris dengan

Hasil peneitian ini menjujukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan secara bersama-sama atau secara simultan berdasarakan hasil uji F, diketahui bahwa F hitung sebesar

Pada penelitian kelompok perlakuan I di dapatkan hasil bahwa antara core stability exercise dan yoga exercise sama baik dalam meningkatkan aktivitas fungsional pada

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA KOPERASI WANITA CEMPAKA JAYA DI KECAMATAN

Oleh karena itu, yang dibutuhkan dalam sengketa konsumen adalah media penyelesaian sengketa yang cepat sederhana (tidak formal) dan murah.Apalagi sekarang ini

Apabila terjadi perubahan tempat tugas atau status kepegawaian guru antar madrasah, antar jenis pendidikan dalam satu kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya, antar

Proses pemetaan tingkat kerawanan kebakaran hutan dengan pengolahan data titik panas (hotspot) dapat dilakukan dengan mengimplementasikan metode clustering, salah

Melihat kenyataan bahwa kematian akibat penyakit jantung semakin meningkat maka perlu dilakukan penelitian untuk melihat pengetahuan tentang gizi, pengetahuan