iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai
work-family conflict pada karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi. Sampel penelitian ini berjumlah 18 orang karyawati yang diambil berdasarkan metode purposive sampling.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada kuesioner yang disusun oleh Carison, Komar dan William pada tahun 2000, dan diterjemahkan oleh peneliti. Terdiri dari 30 item yang dapat diturunkan menjadi enam dimensi, yaitu Time-based WIF, Strain-based WIF, Behaviour-based WIF, Time-based FIW, Strain-based FIW dan Behaviour-based FIW. Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan Rank Spearman, semua item dinyatakan valid dengan koefisien validitas item berkisar antara 0,40 – 0,92. Uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach, menunjukan hasil 0,94 yang berarti alat ukur memiliki reliabilitas tinggi.
Data hasil penelitian diolah dengan teknik deskriptif analisis, didapatkan
hasil bahwa 55,6% karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang
Cimahi menghayati derajat work-family conflict yang tinggi, sedangkan 44,4%
lainnya karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi
menghayati derajat work-family conflict yang rendah.
Saran penelitian ini bagi peneliti selanjutnya, dapat dipertimbangkan untuk memilih responden yang lebih homogen, seperti posisi kerja tertentu agar dapat melihat work-family conflict pada responden yang hampir sama. Disamping itu juga disarankan untuk meneliti hubungan work-family conflict
dengan prestasi kerja. Bagi pihak Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi,
terutama pada sumber daya insani (SDI), hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menyelenggarakankan program training
management stress supaya karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor
v Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT
This reseach was conducted to obtain an overview of conflict on work-family employee frontliner part Bank Syariah ”X” branch offices Cimahi. The samples in this research consisted of 18 employees that selected through purposive sampling method.
A measuring instrument used in this research referring to the questionnaire drawn up by carison, komar and william in (2000) and translated by researchers. Consist of 30 an item that can be lowered to six dimensions, namely Time-based WIF, Strain-based WIF, Behaviour-based WIF, Time-based FIW, Strain-based FIW and Behaviour-based FIW. Based on the results of a test of validity by using Rank Spearman, all the items declared valid with the validity of the coefficients items ranged from 0,40-0.92. Reliability test uses Alpha Cronbach, showed the result 0,94 which means a measuring instrument having high reliability.
The results of research data mixed with descriptive technique of the analyses obtained the result that an employee 55,6% part frontliner Bank Syariah
“X” branch offices Cimahi grasped degrees work-family conflict a high while 44,4% an employee part frontliner Bank Syariah “X” branch offices Cimahi grasped degrees work-family conflict that is low.
viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... ii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR BAGAN ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 10
1.3 Maksud dan Tujuan ... 10
1.3.1 Maksud Penelitian ... 10
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Kegunaan Penelitian ... 11
1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 11
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 11
ix Universitas Kristen Maranatha
1.6 Asumsi ... 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Work-Family Conflict ... 20
2.1.1 Definisi Work-Family Conflict ... 20
2.1.2 Sumber atau Penyebab Work-Family Conflict ... 21
2.1.3 Tipe-Tipe Work-Family Conflict ... 25
2.1.4 Arahan Work-Family Conflict ... 28
2.1.5 Dimensi Work-Family Conflict ... 30
2.1.6 Konsekuensi yang Ditimbulkan dari Work-Family Conflict ... 31
2.2 Tahap Perkembangan ... 33
2.2.1 Karakteristik Dewasa Awal ... 34
2.3 Wanita Sebagai Pekerja ... 34
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 37
3.2 Bagan Prosedur Penelitian ... 38
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 38
3.3.1 Variabel Penelitian ... 38
3.3.2 Definisi Operasional ... 38
3.4 Alat Ukur ... 40
3.4.1 Alat Ukur ... 40
x Universitas Kristen Maranatha
3.4.3 Sistem Penilaian ... 43
3.4.4 Data Pribadi dan Data Penunjang ... 44
3.4.5 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 45
3.4.5.1 Validitas Alat Ukur ... 45
3.4.5.2 Uji Reliabilitas ... 46
3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 47
3.5.1 Populasi Sasaran ... 47
3.5.2 Karakteristik Populasi ... 47
3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ... 48
3.6 Teknis Analisis Data ... 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden ... 49
4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 49
4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Pendidikan ... 50
4.1.3 Gambaran Responden Berdasarkan Lama Menikah ... 50
4.1.4 Gambaran Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 51
4.1.5 Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan Suami ... 52
4.1.6 Gambaran Responden Berdasarkan Alasan Bekerja ... 53
4.1.7 Gambaran Responden Berdasarkan Penghasilan per Bulan ... 53
4.1.8 Gambaran Responden Berdasarkan Jabatan ... 54
4.2 Hasil Penelitian ... 55
xi Universitas Kristen Maranatha
4.2.2 Tabulasi Silang antara Work-Family Conflict dengan Dimensi ... 55
4.3 Pembahasan ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 73
5.2 Saran ... 74
5.2.1 Saran Teoritis ... 74
5.2.2 Saran Praktis ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 75
DAFTAR RUJUKAN ... 77
xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN
xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Alat Ukur ... 41
Tabel 3.2 Sistem Penilaian ... 43
Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 49
Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Pendidikan ... 50
Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Lama Menikah ... 50
Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 51
Tabel 4.5 Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan Suami ... 52
Tabel 4.6 Gambaran Responden Berdasarkan Alasan Bekerja ... 53
Tabel 4.7 Gambaran Responden Berdasarkan Penghasilan per Bulan ... 53
Tabel 4.8 Gambaran Responden Berdasarkan Jabatan ... 54
Tabel 4.9 Gambaran Work-Family Conflict ... 55
Tabel 4.10 Tabulasi Silang antara WFC dengan Time-Based WIF ... 55
Tabel 4.11 Tabulasi Silang antara WFC dengan Strain-Based WIF ... 56
Tabel 4.12 Tabulasi Silang antara WFC dengan Behavior-Based WIF ... 57
Tabel 4.13 Tabulasi Silang antara WFC dengan Time-Based FIW ... 58
Tabel 4.14 Tabulasi Silang antara WFC dengan Strain-Based FIW ... 59
xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Alat Ukur Work-Family Conflict Lampiran 2 : Hasil Validitas
Lampiran 3 : Hasil Reliabilitas
Lampiran 4 : Distribusi Frekuensi Data Penunjang
Lampiran 5 : Tabulasi Silang Data Penunjang dengan Work-Family Conflict Lampiran 6 : Tabulasi Silang Gambaran Umum dengan Work-Family Conflict Lampiran 7 : Tabulasi Silang Data Penunjang dengan Dimensi
Lampiran 8 : Analisis Item
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Beberapa abad yang lalu di sebagian besar masyarakat, tanggung jawab pekerjaan dan keluarga dibagi oleh gender, dimana pria bertanggung jawab atas urusan-urusan di luar rumah dan wanita mengatur urusan-urusan keluarga (Karen Korabik, Donna S. Lero and Denise L. Whitehead, 2008). Dewasa ini, wanita yang berkeluarga umumnya mengkombinasikan tugas sebagai ibu dengan kegiatan bekerja, karena bekerja juga merupakan bagian dari kehidupan wanita (Crawford dan Unger, 2000). Seiring meningkatnya partisipasi tenaga kerja wanita, timbul peningkatan yang berkaitan dengan keluarga-keluarga yang keduanya (istri dan suami) mempunyai penghasilan atau bekerja. Mulai tahun 2002, 78% pekerja ada di dalam keluarga yang mempunyai istri dan suami yang memperoleh penghasilan atau bekerja, dibanding dengan 66% pada tahun 1977 (Bond, Thompson, Galinsky dan Prottas, 2003 dalam Keren Korobik, Donna S. Lero and Denise L. Whitehead, 2008).
2
Universitas Kristen Maranatha besarnya kebutuhan rumah tangga dan memenuhi kebutuhan sehari-hari (http://metropolitan.inilah.com/read/detail/28937/pekerja-wanita-jabar
meningkat).
Pekerjaan bagi seorang wanita yang sudah menikah dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya adalah wanita memeroleh kemajuan dan perkembangan, baik dalam dirinya sendiri maupun dalam pekerjaan, jabatan, dan lain-lain. Terdapat perasaan kompeten dan well-being. Terdapat peningkatan kekuasaan dalam keluarga, karena merasa tidak memiliki ketergantungan finansial terhadap pria serta mulai terdapat diskusi untuk membuat kepuasan dalam pembelian. Berpengaruh terhadap kepuasan dalam perkawinan, terutama apabila suami dan istri saling mendukung dalam penentuan pemilihan pekerjaan. Bekerja meningkatkan beban wanita, di samping keharusan mengurus rumah tangga dan mengurus anak, juga adanya tuntutan untuk menyelesaikan pekerjaan di kantor (Nieva dan Gutek, 1981). Dampak positif yang lainnya adalah memperluas relasi sosial, dapat menerapkan ilmu yang sudah didapatkan dari perkuliahan, dapat memperluas wawasan.
3
Universitas Kristen Maranatha peran-perannya tersebut (Karen Korabik, Donna S. Lero and Denise L. Whitehead, 2008). Semakin besar waktu dan energi yang dicurahkan pada peran dalam keluarga dan pekerjaan, maka semakin besar kemungkinan terjadinya konflik. Konflik tersebut dikenal dengan istilah work-family conflict.
Work-family conflict adalah sebuah bentuk interrole conflict dimana tekanan
peran yang berasal dari pekerjaan dan keluarga saling mengalami ketidakcocokan dalam beberapa karakter (Khan et al, dalam Greenhaus dan Beutell, 1985). Work-
family conflict (WFC) dapat muncul dalam dua arah, yaitu family interference
with work (FIW) dan work interference with family (WIF). Work-family conflict
memiliki enam dimensi, yaitu time-based WIF, strain-based WIF,
behaviour-based WIF, time-behaviour-based FIW, strain-behaviour-based FIW dan behaviour-behaviour-based FIW.
Time-based WIF yaitu konflik yang berkaitan dengan tuntutan waktu pada peran dalam
pekerjaan yang menghambat pemenuhan waktu peran dalam keluarga.
Strain-based WIF yaitu konflik yang berkaitan dengan kelelahan dalam peran pekerjaan
yang menghambat pemenuhan peran dalam keluarga. Behavior-based WIF yaitu konflik yang berkaitan dengan tuntutan pola perilaku pada peran dalam pekerjaan yang tidak sesuai dengan tuntutan pola perilaku pada peran dalam keluarga.
Time-based FIW yaitu konflik yang berkaitan dengan tuntutan waktu pada peran dalam
keluarga yang menghambat pemenuhan waktu peran sebagai pekerja.
Strain-based FIW yaitu konflik yang berkaitan dengan kelelahan dalam peran keluarga
4
Universitas Kristen Maranatha Menurut Abbott, Cieri, dan Iverson (1998) meskipun work-family conflict disadari merupakan masalah bagi pria maupun wanita, masalah tersebut tetap saja memberikan tanggung jawab tambahan bagi wanita yang memiliki keluarga dan bekerja. Seorang wanita profesional yang telah menikah dan memiliki status karir yang sama dengan suaminya, tetap menghadapi pola tradisional yang tidak seimbang dalam tugas menjaga anak dan pekerjaan rumah tangga sehari-hari (Vinokur, Pierce, dan Buck, 1999). Hal tersebut juga dialami oleh karyawati Bank
Syariah “X” kantor cabang Cimahi.
Bank Syariah “X” memiliki visi menjadi bank syariah terpercaya pilihan mitra usaha dan misi mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan, mengutamakan penghimpunan dana nasabah dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM, merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat, mengembangkan nilai-nilai syariah universal, serta menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat. Bank Syariah “X” telah tumbuh dan berkembang pesat hingga saat ini. Pertumbuhan tersebut tidak terlepas dari lingkungan kerja yang sehat dan harmonis. Bank Syariah “X” Merekrut dan mengembangkan pegawai yang profesional dalam lingkungan kerja yang sehat. Hal tersebut memberikan pengertian bahwa setiap pegawai dituntut untuk bersikap profesional dalam bekerja dan secara terus menerus meningkatkan kompetensinya.
Waktu kerja di Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi yaitu masuk jam
07.00 sampai dengan 17.00, total jam kerja mencapai 8 jam. Semua pegawai Bank
5
Universitas Kristen Maranatha rumah. Apabila tugas kantor belum selesai maka jam pulang akan melebihi jam pulang yang sudah ditentukan. Hal tersebut menyita waktu dan tenaga terutama
pada karyawati Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi yang sudah berkeluarga.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap SDI (Sumber Daya
Insani) Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi, beliau menyatakan bahwa
tingkat absensi atau kehadiran pada saat jam kerja, komitmen dan loyalitas, serta penempatan individu pada jabatan yang sesuai dengan skill yang dimiliki merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi kesuksesan suatu Bank. Menurut beliau permasalahan yang sering terjadi di Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi yang dapat mengganggu produktivitas kerja ialah masalah absensi. Dua karyawati bagian frontliner yang seringkali terlambat maupun meminta izin untuk pulang lebih awal sebelum jam kerja usai, serta pada bagian marketing pencapaian target yang belum sesuai dengan tuntutan Bank Syariah “X”. Alasan
6
Universitas Kristen Maranatha Salah satu bagian yang memegang peran penting perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan yaitu posisi frontliner. Keberadaan frontliner yang handal dalam memenuhi kebutuhan nasabah merupakan faktor penting yang dapat mendorong loyalitas dan keterikatan nasabah serta pembentukan citra Bank Syarian “X” kantor cabang Cimahi. Berbagai penghargaan yang telah diraih tentunya tak lepas juga dari peran frontliner sebagai garda depan Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi dalam hal pelayanan nasabah. Bagian frontliner selalu
berhadapan langsung dengan nasabah. Bagian frontliner mencakup teller,
customer service, marketing, operator dan penaksir gadai.
Menurut SDI Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi, beliau mengatakan
ada keluhan yang diberikan oleh nasabah terhadap salah satu kayawati bagian
teller, dimana nasabah tersebut mengeluh bahwa karyawati tersebut melayani
nasabah kurang ramah, tidak bersemangat dan juga lambat selain itu, beliau juga mengatakan bahwa karyawati bagian frontliner banyak yang mengeluh mengenai tugas-tugas yang seharusnya tidak mereka kerjakan. Karyawati bagian frontliner merasa bahwa mereka harus mengerjakan tugas-tugas bagian back office sehingga mereka harus ikut lembur pada saat pekerjaan back office belum selesai, belum lagi ketika lembur kantor anak atau suami protes. Karyawati di bagian frontliner terdiri dari karyawati berusia muda yang sudah menikah dan memiliki anak sehingga banyak dari mereka yang datang terlambat ke kantor dengan alasan harus mengurus urusan rumah tangga dan anak yang masih balita terlebih dahulu.
7
Universitas Kristen Maranatha bahwa dirinya sering terlambat karena memiliki anak balita sehingga sebelum dititipkan kepada orangtuanya, karyawati tersebut harus menyiapkan ASI untuk anaknya terlebih dahulu. Terkadang ketika di kantor, karyawati tersebut tidak bisa berkonsentrasi karena teringat anaknya yang masih balita. Lalu dari hasil wawancara terhadap karyawati bagian teller yang pernah ditegur oleh nasabah, karyawati tersebut mengatakan bahwa pada saat ditegur ia merasa lelah karena harus bangun tengah malam untuk mengurus anaknya yang sedang sakit.
Dari hasil wawancara peneliti terhadap lima orang karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi, didapat bahwa empat karyawati (80%) menyatakan kesulitan membagi waktu dalam menjalankan peran di pekerjaan dan keluarga. Mereka menyatakan bahwa mereka merasa kesulitan dalam membagi waktu untuk keluarga karena dirinya terlalu sibuk dalam bekerja. Mereka merasa bahwa waktu yang digunakannya untuk bekerja membuat mereka kurang memiliki kedekatan dengan keluarga. Pada satu sisi, mereka ingin menghabiskan waktu bersama keluarga, namun perannya di pekerjaan tidak dapat ditinggalkan begitu saja. Hal tersebut menggambarkan time-based WIF, sedangkan satu orang (20%) lainnya tidak merasa waktu untuk keluarga menjadi berkurang karena harus bekerja, sebab ketika terdapat waktu bersama keluarga mereka akan memanfaatkan sebaik mungkin dengan berkumpul bersama dan melakukan aktivitas bersama yang menyenangkan.
8
Universitas Kristen Maranatha urusan rumah tangga seperti menyiapkan sarapan pagi, menyiapkan ASI untuk anaknya yang masih balita. Selain itu, mereka juga terkadang meminta ijin pulang lebih cepat atau bahkan absen dari pekerjaan ketika anak mereka sedang sakit. Jika mereka memaksakan untuk masuk kerja, mereka tidak dapat berkonsentrasi
yang nantinya berdampak fatal bagi Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi. Hal
ini menggambarkan time-based FIW. Sebanyak dua orang (40%) tidak merasa waktu kerjanya tersita dengan keberadaan anak yang sakit, karena ia dapat meminta bantuan dari pihak keluarga lainnya seperti orangtua atau mertua.
Terdapat tiga (60%) orang karyawati bagian frontliner merasakan bahwa ketika pulang ke rumah, mereka merasa kelelahan karena pekerjaan di kantor dan perjalanan pulang yang macet sehingga saat berada di rumah mereka tidak dapat menjalankan perannya dengan optimal dalam hal mengurusi urusan rumah seperti menemani anak mengerjakan pekerjaan rumah atau bermain bersama anak, serta menyiapkan makan malam untuk suami dan anak. Ketika anak meminta mereka untuk menemani belajar maupun bermain, mereka ingin melakukannya, namun mereka menjadi lebih sering menolak karena terlalu lelah. Hal tersebut menggambarkan strain-based WIF. Sebanyak dua orang (40%) lainnya merasa bahwa kelelahan yang terjadi di tempat kerja tidak membuatnya menjadi mengabaikan tugas sebagai istri dan ibu untuk keluarganya.
9
Universitas Kristen Maranatha dengan baik. Hal tersebut menggambarkan strain-based FIW. Sebanyak tiga orang (60%) lainnya tidak merasakan kelelahan akibat mengurus keluarga yang dapat menghambat kinerja di tempat kerja.
Terdapat dua (40%) orang karyawati bagian frontliner merasakan kesulitan dalam mengatur perilakunya di keluarga. Saat di tempat kerja karyawati harus bisa secara cepat melayani nasabah. Perilaku tersebut terbawa sampai ke rumah, dimana mereka menjadi tergesa-gesa pada saat mengurus anak sehingga anak merasa ibunya kurang tulus mengurus mereka. Hal tersebut menggambarkan
behavior-based WIF. Sebanyak tiga orang (60%) lainnya merasa bahwa ia
mampu menyeimbangkan tuntutan perilaku ketika berada di rumah.
Terdapat dua orang (40%) karyawati bagian frontliner merasakan kesulitan dalam mengatur perilakunya di tempat kerja, karena ketika di rumah mereka harus berperan sebagai ibu yang lemah lembut dan tidak tergesah-gesah dalam mengurus anak, tetapi ketika di tempat kerja mereka harus secara cepat melayani nasabah. Pada saat perilaku rumah terbawa di pekerjaan, karyawati menjadi lambat dalam bekerja dan pada akhirnya karyawati tersebut ditegur oleh nasabah. Hal tersebut menggambarkan behavior-based FIW. Sebanyak tiga orang (60%) lainnya merasa bahwa ia mampu menyeimbangkan tuntutan perilaku ketika berada di pekerjaan.
10
Universitas Kristen Maranatha karyawati bagian frontliner mengatakan alasan mereka bekerja adalah agar dapat memperluas relasi dan ilmu yang didapatkan di perkuliahan dapat terpakai atau diaplikasikan di dalam pekerjaan.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa terdapat perbedaan derajat
work-family conflict yang terjadi pada karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian mengenai work-family conflict yang terjadi pada karyawati bagian
frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi.
1.2Identifikasi Masalah
Masalah yang diteliti adalah ingin mengetahui gambaran work-family conflict pada karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi.
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk memeroleh gambaran mengenai
work-family conflict pada karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh derajat work-family
conflict yang dilihat dari enam dimensi, yaitu time-based WIF, strain-based WIF,
11
Universitas Kristen Maranatha FIW, serta kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi.
1.4Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi ilmu Psikologi, khususnya dalam bidang Psikologi Industri dan Organisasi dan juga Psikologi Keluarga mengenai work-family conflict yang terjadi pada karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi.
- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada peneliti lain yang tertarik untuk meneliti work-family conflict dan mendorong dikembangkannya penelitian lain yang berhubungan dengan topik tersebut. 1.4.2 Kegunaan Praktis
- Penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada sumber daya insani (SDI) Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi bahwa work-family conflict dapat menjadi salah satu faktor yang dapat membuat karyawati tidak memiliki
performance bekerja dengan baik sehingga dapat dijadikan pertimbangan
untuk memberikan konseling atau traning kepada karyawati yang mengalami
work-family conflict.
- Penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada karyawati bagian
12
Universitas Kristen Maranatha mengantisipasi masalah-masalah yang akan timbul yang diakibatkan karena
work-family conflict.
1.5Kerangka Pemikiran
Karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi yang sudah menikah dan memiliki anak menjalani dua peran antara pekerjaan dan keluarga. Sebagai karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi, mereka harus dapat menjalankan dan memenuhi tuntutan peran di tempat kerja dan juga di dalam keluarga. Dengan menjalankan dua peran sekaligus, sebagai karyawati dan juga sebagai istri maupun ibu, tidaklah mudah. Karyawati bagian frontliner yang sudah berkeluarga memiliki peran dan tanggung jawab yang lebih besar daripada karyawati yang masih lajang. Peran ganda pun dialami oleh karyawati tersebut karena selain berperan di keluarga, karyawati tersebut juga berperan di dalam karirnya, yang mana kedua perannya tersebut sama pentingnya sehingga dapat menimbulkan konflik, konflik tersebut dikenal dengan istilah work-family conflict.
Work-family conflict adalah sebuah bentuk interrole conflict dimana tekanan
peran yang berasal dari pekerjaan dan keluarga saling mengalami ketidakcocokan dalam beberapa karakter (Khan et al, dalam Greenhaus dan Beutell, 1985). Dengan demikian, partisipasi untuk berperan dalam satu peran pekerjaan menjadi lebih sulit dengan adanya partisipasi untuk berperan dalam perannya yang lain.
13
Universitas Kristen Maranatha lingkup/area kerja yaitu waktu kerja yang padat, perjalanan kerja yang padat, pekerjaan yang berlebihan dan bentuk-bentuk lain dari stres kerja, adanya konflik interpersonal di tempat kerja, career transition, serta supervisor atau organisasi yang tidak mendukung. Sedangkan tekanan dari lingkup/area keluarga yaitu kehadiran anak, masih mempunyai tanggungjawab utama pada anak usia balita dan remaja, mempunyai konflik dengan anggota keluarga dan keberadaan anggota yang tidak mendukung. (Greenhaus, 1985)
Menurut Gutek el al (dalam Carlson 2000) Work-family conflict dapat muncul dalam dua arah, yaitu konflik dari pekerjaan yang mempengaruhi keluarga (WIF:
Work Interference to Family) dan konflik dari keluarga yang mempengaruhi
pekerjaan (FIW: Family Interference to Work). Menurut Greenhaus dan Beutell (1985), work-family conflict mempunyai tiga tipe, yaitu time-based conflict,
strain-based conflict dan behavior-based conflict. Time-based conflict muncul
akibat waktu yang dibutuhkan untuk menjelaskan salah satu tuntutan (keluarga atau pekerjaan) dapat mengurangi waktu untuk menjalankan tuntutan yang lainnya (pekerjaan atau keluarga). Strain-based conflict terjadi karena ketegangan atau kelelahan pada satu peran sehingga mempengaruhi kinerja peran yang lainnya. Behavior-based conflict berhubungan dengan ketidaksesuaian antara pola perilaku dengan yang diinginkan oleh kedua bagian (pekerjaan atau keluarga).
Jika dikombinasi antara tiga bentuk work-family conflict, yaitu time-based,
strain-based, behaviour-based dan dua arahan work-family conflict, yaitu work
interference with family (WIF) dan family interference with work (FIW) akan
strain-14
Universitas Kristen Maranatha
based WIF, behaviour-based WIF, time-based FIW, strain-based FIW, dan
behaviour-based FIW. Setiap individu memiliki konflik yang berbeda-beda yang
dialaminya, begitu pula dengan karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi memiliki konflik yang berbeda-beda.
Time-based WIF, yaitu konflik yang berkaitan dengan tuntutan waktu pada
peran sebagai pekerja yang menghambat pemenuhan waktu peran dalam keluarga. Pada Karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi yang mengalami time-based WIF tidak dapat memenuhi tuntutan waktu pada perannya sebagai istri dan juga ibu karena waktu yang dimiliki dihabiskan untuk pemenuhan tuntutan perannya sebagai karyawati bagian frontliner Bank Syariah
“X” kantor cabang Cimahi. Tuntutan perannya sebagai karyawati bagian
frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi yang menuntut karyawannya
untuk dapat bekerja selama 8 jam dan ditambah waktu lembur sehingga waktu untuk mengurus anak dan rumah tangga menjadi berkurang.
Strain-based WIF, yaitu konflik yang berkaitan dengan kelelahan dalam peran
sebagai pekerja yang menghambat pemenuhan peran dalam keluarga. Pada karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi yang mengalami strain-based WIF tidak dapat memenuhi tuntutan peran sebagai istri dan juga ibu karena ia telah kelelahan dalam memenuhi peran sebagai karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi. Karyawati bagian
15
Universitas Kristen Maranatha Sesampainya di rumah, karyawati tersebut membutuhkan istirahat sehingga tuntutannya sebagai istri dan juga ibu tidak dapat terpenuhi.
Behaviour-based WIF, yaitu konflik yang berkaitan dengan tuntutan pola
perilaku pada peran sebagai pekerja yang tidak sesuai dengan tuntutan pola perilaku pada peran dalam keluarga. Pada karyawati bagian frontliner Bank
Syariah “X” kantor cabang Cimahi yang mengalami behaviour-based WIF tidak
dapat memenuhi tuntutan pola perilaku peran sebagai ibu dan juga istri karena terdapatnya ketidaksesuaian tuntutan pola perilaku pada perannnya sebagai karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi. Karyawati
Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi yang bekerja dibagian Teller misalnya
dituntut untuk bisa secepat mungkin melayani nasabah lalu karyawati tersebut menerapkannya di rumah, dimana mereka menjadi tergesa-gesa pada saat mengurus anak sehingga anak merasa ibunya kurang tulus mengurus mereka. Sehingga terdapat ketidaksesuaian antara pola perilaku di pekerjaan dan di keluarga
Time-based FIW, yaitu konflik yang berkaitan dengan tuntutan waktu pada
16
Universitas Kristen Maranatha masuk kerja, absen atau datang terlambat hal ini dapat membuat tuntutan waktu yang harus dipenuhi pada perannya sebagai seorang pekerja tidak dapat terpenuhi karena karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi tersebut harus menemani anaknya yang sedang sakit.
Strain-based FIW, yaitu konflik yang berkaitan dengan kelelahan dalam peran
keluarga yang menghambat pemenuhan peran sebagai pekerja. Pada karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi yang mengalami
Strain-based FIW tidak dapat memenuhi tuntutan peran sebagai karyawati bagian
frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi karena ia telah kelelahan
dalam memenuhi peran sebagai istri dan juga ibu. Seperti ketika anak dari karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi sakit dan harus menjaga anak, karyawati tersebut dapat menjadi kurang berkonsentrasi bekerja dikarenakan karyawati tersebut sudah merasa kelelahan karena telah menjalankan perannya sebagai ibu.
Behaviour-based FIW, yaitu konflik yang berkaitan dengan tuntutan pola
perilaku pada peran dalam keluarga yang tidak sesuai dengan tuntutan pola perilaku pada peran sebagai pekerja. Pada karyawati bagian frontliner Bank
Syariah “X” kantor cabang Cimahi yang mengalami behaviour-based FIW tidak
dapat memenuhi tuntutan pola perilaku peran sebagai karyawati bagian frontliner
Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi karena terdapatnya ketidaksesuaian
17
Universitas Kristen Maranatha secara cepat melayani nasabah. Pada saat perilaku rumah terbawa di pekerjaan, karyawati menjadi lambat dalam bekerja dan pada akhirnya karyawati tersebut ditegur oleh nasabah.
Karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi yang menghayati work-family conflict tinggi, mereka merasakan derajat yang tinggi terhadap interrole conflict, yang menimbulkan kesulitan dalam menjalankan kedua perannya yakni di pekerjaan dan keluarga karena tekanan di pekerjaan dan keluarga saling mengalami ketidakcocokan. Karyawati bagian frontliner Bank
Syariah “X” kantor cabang Cimahi yang menghayati work-family conflict rendah,
mereka merasakan derajat yang rendah terhadap interrole conflict, sehingga masih dapat menyeimbangkan tuntutan dari kedua perannya tersebut.
Karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi dapat mengalami work-family conflict, yang dilihat dari enam dimensi work-family
conflict seperti yang telah diuraikan di atas. Derajat work-family conflict yang
18
Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran
Karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi Work-Family Conflict Dimensi
- Time-based WIF
- Strain-based WIF
- Behaviour-based WIF
- Time-based FIW
- Strain-based FIW
- Behaviour-based FIW
Lingkup area kerja :
Waktu kerja yang padat Perjalanan kerja yang padat Pekerjaan yang berlebihan Bentuk-bentuk lain dari
stres kerja Adanya konflik
interpersonal di tempat kerja Career transition
Supervisor atau organisasi yang tidak mendukung
Tinggi
Rendah Lingkup area keluarga : Kehadiran anak, Masih mempunyai Tanggungjawab utama
pada anak usia balita dan remaja
Mempunyai konflik dengan anggota keluarga Keberadaan anggota yang
19
Universitas Kristen Maranatha 1.6Asumsi
- Setiap karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi
memiliki derajat work-family conflict yang berbeda-beda dalam hidupnya. - Karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi yang
mengalami work-family conflict muncul dalam dua arah yaitu work
interference family (WIF) dan family interference work (FIW).
- Karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi yang
mengalami work-family conflict muncul dalam tiga bentuk yaitu time-based
conflict, strain-based conflict, dan behavior-based conflict.
- Karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi yang
mengalami work-family conflict dapat dilihat dari enam dimensi work-family
conflict, yaitu time-based conflict WIF, strain-based conflict WIF,
behavior-based conflict WIF, time-behavior-based conflict FIW, strain-behavior-based conflict FIW, dan
behavior-based conflict FIW.
- Karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi yang
73 Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebagian besar karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi, menghayati work- family conflict dengan derajat yang tinggi.
2. Karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi yang menghayati work-family conflict dengan derajat yang tinggi sebagian besar menghayati keenam dimensi yaitu time-based WIF, strain-based WIF,
based WIF, time-based FIW, strain-based FIW dan
behaviour-based FIW dengan derajat yang tinggi pula.
3. Di samping faktor demografi (pendidikan terakhir, lama menikah, alasan bekerja), faktor-faktor yang memiliki keterkaitan dengan derajat work- family
conflict yang dihayati oleh karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X”
74
Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran
5.2.1 Saran Teoritis
1. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dipertimbangkan untuk memilih responden yang lebih homogen, seperti posisi kerja tertentu agar dapat melihat
work-family conflict pada responden yang hampir sama.
2. Disarankan juga untuk meneliti hubungan work-family conflict dengan prestasi kerja.
5.2.2 Saran Praktis
1. Bagi pihak Bank Syariah “X” kantor cabang Cimahi, terutama pada sumber daya insani (SDI), hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menyelenggarakankan program training management
stress supaya karyawati bagian frontliner Bank Syariah “X” kantor cabang
Cimahi dapat meminimalisasi work-family conflict
75
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Abbott, J., Cieri, H.D., & Iverson, R.D. (1998) Costing Turnover: Implication of Work-Family Conflict at Management Level. Asia Pasific Journal Of Human Resource, Vol.36 No1. Hal 25-43.
Allen, T. D., Herst, D. E., Bruck, C. S., & Sutton, M. (2000). Consequences associated with work-to-family conflict: A review and agenda for future research. Journal of Occupational Health Psychology, 5, 278–308.
Aminah Ahmad. (2008). Job Family and Individual Factors as Predictors of Work-Family Conflict. Journal of Human Resource and Adult Learning, Vol.4 No.1
Carlson, D.S., dan Parrewee, P.L. (1999). The Role of Social Support in the
Stressor-Strain Relationship: An Examination of Work-Family Conflict, Journal of Management, nomer 25, hal 513-540
Carlson, Dawn S., K. Michele Karcmar and Larry J. Williams. 2000. Construction
and Initial Validation of a Multidimensional Measure of Work-Family Conflict. Journal of Vocational Behavior 56, 249-276.
Corsini. (2002). The dictionary of Psychology. London: MacMillan
Crawford, M & Unger, R. (2000). Women and gender: a feminist psychology. editor. USA: McGraw-Hills Companies, Inc.
Frone, M.R. (2000). Work-family Conflict and Employee Psychiatric Disorder;
The National Comorbidity Survey. Journal of Applict Psychology, Vol.85
No 6. Hal 888-895.
Frone, M.R., Russell, M., & Cooper, M.1. (1992). Prevelence of Work-Family
Conflict: Are Work and Family Boundaries Asymetrically Permeable Journal of Prganizational behavior, Vol.13 january, hal 723-729.
Greenhaus, J.H. & Beutell, N. (1985). Sources Of Conflict Between Work And
Family Roles. Academy Of Management Journal, 10: 76-88.
76
Universitas Kristen Maranatha Korabik, K & her MA students (2002). North American Literature Review,
Prepared for project 3535, unpublished article
Korabik, Karen, Donna S. Lero and Denise L. Whitehead. 2008. Handbook of
Work-Family Integration. New York : Academic Press.
Mandalis, Dr. 2003. Metode Penelitian suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara
Nazir, Moh., Ph.D. 2009. Metode Penelitian. Bogor : Gahlia Indonesia
Nieva, U.R & Gutek, B.A. 1981. Women and Work: A Psychological Perspective, New York: Praegan Publisher.
Pedoman Penulisan Skiripsi Sarjana (Februari 2009). Bandung Psikologi
Universitas Kristen Maranatha Bandung
Rini Jacinta. (2002). Wanita Bekerja. Jakarta: Team e-Psikologi. http://www.e-psokologi.ac.id//
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. ALFABETA
Vinokur, A.D., Pierce, P.F., & Buck, C.I. (1999). Work-Family Conflict of Women
in the air force; their influence on mental health and functioning. Journal
of Organizational Behavior, Vol. 20, hal, 865-878
Yang, N., Chen, C,C., & Zou, Y. (2000). Source of Work-Family Conflict; A
Sino-U.S, comparison of the effect of work and family demands. Academy of
77 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN
http://metropolitan.inilah.com/read/detail/28937/pekerja-wanita-jabar- meningkat, bulan Oktober 2013
Putri P Adisty. 2011. Studi Deskriptif Mengenai Work-Family Conflict Pada
Karyawati Bank “X” di Kota Bandung. Skripsi Universitas Padjadjaran
Siantani Tina. 2014. Studi Deskriptif Mengenai Work-Family Conflict Pada
Karyawan Bagian Produksi PT “X” di Kota Serang. Skripsi Universitas