• Tidak ada hasil yang ditemukan

FASE FASE PERKEMBANGAN generator MANUSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FASE FASE PERKEMBANGAN generator MANUSIA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

FASE-FASE PERKEMBANGAN MANUSIA

MEI 25, 2014 | RHENHANAWORLD

A. Pendahuluan

Tahap tahap perkembangan manusia memiliki fase yang cukup panjang. Untuk tujuan pengorganisasian dan

pemahaman, kita umumnya menggambarkan perkembangan dalam pengertian periode atau fase perkembangan.

Perkembangan adalah perubahan individu yang lebih ke arah rohaniah yang menjadi unik untuk setiap individu, karena perkembangan individu berbeda, perkembangan juga memiliki pola-pola tersendiri yang khas yang hanya bisa diamati tanpa bisa diukur. Sedangkan pertumbuhan adalah proses perubahan jasmani yang terjadi sampai mencapai kematangan fisik yang bersifat kuantitatif yang dialami oleh individu yang satu dengan yang lain berbeda. Pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu. Walaupun demikian seorang anak dalam banyak hal

tergantung kepada orang dewasa, misalnya mengkonsumsi makanan, perawatan, bimbingan, perasaan aman,

pencegahan penyakit dan sebaginya. Oleh karena itu semua orang-orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan

berkembang. Banyak faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya adalah faktor lingkungan. Bila lingkungan karena suatu hal menjadi buruk, maka keadaan tersebut hendaknya diubah (dimodifikasi) sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.

Fase perkembangan manusia secara umum dibagi kedalam lima tahapan, yaitu: 1) bayi, 2) anak-anak, 3) remaja, 4) Dewasa dan 5) lansia. Setiap fase atau tahapan

(2)

dalam setiap perkembangan, merupakan keharusan universal dan idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan belajar terampil melakukan sesuatu pada fase perkembangan

tertentu yang lazim terjadi pada manusia normal.

Selain itu, hal-hal lain yang juga menimbulkan tugas-tugas perkembangan adalah: a) adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembanangan tertentu, b) adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang sedang berkembang itu sendiri, dan c) adanya tuntutan kultural masyarakat. Setiap anak atau individu berkembang melalui tahap perkembangan. Setiap tahap, terutama tahap-tahap perkembangan yang dikemukakan oleh Erickson dan Havigurst mempunyai tema yang menggambarkan tugas utama dari masa itu. Setiap tahap juga memiliki tugas-tugas perkembangan konkrit yang penting, yang harus dicapai si anak atau individu. Dalam rangka memfungsikan tahap-tahap perubahan yang

menyertai perkembangannya, manusia harus belajar

melakukan kebiasaan-kebiasaan tententu, misalnya kebiasaan belajar berjalan dan berbicara pada rentang usia 1-5 tahun. Belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tententu pada saat atau masa perkembangan yang tepat dipandang berkaitan langsung dengan tugas-tugas perkembangan berikutnya.

B. Pembahasan

1.B. Pengertian Perkembangan Manusia

Dalam buku Human Development, definisi perkembangan manusia adalah proses perubahan dan

(3)

ketrampilan, kesehatan. Perkembangan kognitif yang meliputi belajar, perhatian, memori, bahasa, berfikir, berargumen dan kreativitas. Perkembangan psikososial yang meliputi emosi, kepribadian dan hubungan sosial. Tapi tidak ada definisiyang baku dalam tahapan perkembangan ini, tergantung pada konstruk sosial yang dianut dimasing-masing negara atau budaya (Papalia et al, 2007).

2.B. Prinsip Perkembangan

Secara spesifik, prinsip perkembangan dapat diartikan sebagai kaidah atau patokan yang menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan. Bisa pula dikatakan, prinsip perkembangan adalah patokan generalisasi mengenai sebab dan akibat terjadinya peristiwa perkembangan dalam diri manusia. Menurut Hurlock (1991), prinsip-prinsip ini

merupakan ciri mutlak dari pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh seorang anak, prinsip tersebut adalah :

a. Adanya perubahan.

b. Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya.

Lingkungan tempat anak menghabiskan masa kecilnya akan sangat berpengaruh kuat terhadapkemampuan bawaan

mereka. Bukti-bukti ilmiah telah menunjukkan bahwa dasar awal cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang hidupnya, terdapat 4 bukti yang membenarkan pendapat ini, yaitu:

1. Hasil belajar dan pengalaman merupakan hal yang dominan dalam perkembanga anak

(4)

3. Dasar awal sangat sulit berubah meskipun hal tersebut salah

4. Semakin dini sebuah perubahan dilakukan maka semakin mudah bagi seorng anak untuk mengadakan perubahan bagi dirinya.

c. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar

d. Pola perkembangan dapat diramalkan

Dalam perkembangan motorik akan mengikuti

hukum chepalocaudal yaitu perkembangan yang menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke kaki. Hal ini berarti bahwa kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki. Hukum yang kedua adalah proxmodistal yaitu perkembangan dari yang dekat ke yang jauh. Kemampuan jari-jemari seorang anak akan didahului oleh ketrampilan lengan terlebih dahulu.

e. Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan

Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik untuk perkembangan fisik

maupun mental. Semua anak mengikuti pola perkembangan yang sama dari satu tahap menuju tahap berikutnya.

f. Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan

Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang memiliki unsur biologis dan genetik yang berbeda. Kemudian juga faktor lingkungan yang turut memberikan kontribusi terhadap perkembangan seorang anak.

(5)

Pola perkembangan tidak selamanya berjalan mulus, pada setiap usia mengandung bahaya yang dapat mengganggu pola normal yang berlaku. Diantara hal yang dapat menjadi bahaya adalah lingkungan dari anak itu sendiri. Bahaya ini dapat mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik,

psikologis dan sosial. Sehingga pola perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada peningkatan

perkembangan. Dan dapat dikatakanbahwa anak sedang mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau

ketidakmatangan.

3.B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Manusia

Dalam rentang kehidupan manusia terdapat hal-hal yang dapat mendukung atau malah sebaiknya menggangu proses perkembangan sesuai dengan tahapannya. Hal ini yang

disebut risk factors dan protective factors. Risk factors adalah kondisi-kondisi yang meningkatkan kemungkinan

perkembangan yang negatif, misalnya kurangnya akses jaminan kesehatan, keluarga yang berantakan, dan tekanan dari orang lain serta kemiskinan (Papalia et al,

2007). Protective factors adalah segala sesuatu yang melindungi atau mengurangi kemungkinan gangguan perkembangan, misalnya dukungan keluarga dan sosial.

Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut Papalia et al. (2007) dalam buku Human Development adalah: a. Keturunan (nature), yaitu sifat bawaan dari orang tua

biologis, misalnya kecerdasan dan watak.

b. Lingkungan (nurture), yaitu tempat dan kondisi sosial di mana individu tumbuh dan berkembang.

c. Kematangan, kesiapan individu untuk menguasai

(6)

pengalaman sangat berperan dalam beradaptasi dengan lingkungan internal dan eksternal.

d. Keluarga (cara mendidik, perhatian dan memperlakukan anak)

e. Status sosial dan ekonomi (penghasilan, pendidikan, dan pekerjaan, kemiskinan)

f. Budaya (adat, tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, bahasa, perilaku modeling dari orang tua)

g. Ras/suku (leluhur, bangsa, agama, bahasa, yang membentuk identitas diri).

4.B. Periode atau Fase Perkembangan Manusia

Menurut beberapa para ahli, ada beberapa fase atau periodisasi psikologi perkembangan individu, yaitu:

1. Periodisasi yang berdasar biologis

Periodisasi atau pembagian masa-masa perkembangan ini didasarkan kepada keadaan atau proses biologis tertentu. Pembagian Aristoteles didasarkan atas gejala pertumbuhan jasmani yaitu antara fase satu dan fase kedua dibatasi oleh pergantian gigi, antara fase kedua dengan fase ketiga

ditandai dengan mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan

kelamin. Fase-fase tersebut yaitu; a) Fase anak kecil: 0 – 6 th, b) Fase anak sekolah: 7 – 14 th yaitu masa mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan kelamin, dan c) Fase remaja: 14 – 21 th.

2. Periodisasi yang berdasar psikologis.

Tokoh utama yang mendasarkan periodisasi ini kepada

(7)

bahwa masa kegoncangan inilah yang merupakan

keadaan psikologis yang khas dan dialami oleh setiap anak dalam masa perkembangannya. Fase-fase tersebut yaitu: a) dari lahir sampai masa “trotz”( kegoncangan) pertama:

kanak-kanak awal, b) trotz pertama sampai trotz kedua: masa bersekolah, c) trotz kedua sampai akhir remaja: masa

kematangan.

3. Periodisasi yang berdasar didaktis

Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, PhD

dalam Developmental Psycology to day(1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalamDevelopmental Psycology(1980) tampak sudah lengkap mencakup sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian

periodisasinya.Berikut periodisasi berdasarkan didaktis menurut Elizabeth B. Hurlock:

1. Masa sebelum lahir (pranatal): 9 bulan

2. Masa bayi baru lahir (new born): 0-2 minggu 3. Masa bayi (babyhood): 2 minggu- 2 th

4. Masa kanak-kanak awal (early childhood):2-6 th 5. Masa kanak-kanak akhir (later chilhood): 6-12 th 6. Masa puber (puberty) 11/12 – 15/16 th

7. Masa remaja ( adolesence) : 15/16 – 21 th

8. Masa dewasa awal (early adulthood) : 21-40 th 9. Masa dewasa madya(middle adulthood): 40-60 th 10. Masa usia lanjut (later adulthood) : 60-…..

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai klasifikasi periode/fase perkembangan manusia yang paling luas digunakan:

(8)

– Masa bayi (infacy), ialah periode perkembangan yang

merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial.

– Masa awal anak-anak (early chidhood), yaitu periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga diri mereka sendiri,

mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah

(mengikuti perintah, mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu berjam jam untuk bermain dengan teman-teman

sebaya. Jika telah memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara umum mengakhiri masa awal anak-anak.

– Masa pertengahan dan akhir anak-anak (middle and late childhood), ialah periode perkembangan yang merentang dari usia kira-kira enam hingga sebelas tahun, yang kira-kira

setara dengan tahun-tahun sekolah dasar, periode ini biasanya disebut dengan tahun-tahun sekolah dasar.

Keterampilan-keterampilan fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung telah dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai meningkat.

– Masa remaja (adolescence), ialah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa, yang

(9)

dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.

– Masa awal dewasa (early adulthood), ialah periode

perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia dua puluhan tahun dan yang berakhir pada usia tiga puluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan

kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak.

– Masa pertengahan dewasa (middle adulthood), ialah

periode perkembangan yang bermula pada usia kira-kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enam puluhan tahun. Ini adalah masa untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir. – Masa akhir dewasa (late adulthood), ialah periode

perkembangan yang bermula pada usia enam puluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.

5.B. Fase Perkembangan Psikoseksual Manusia dari Masa Anak hingga Remaja

Fase psikoseksual yaitu tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan fungsi seksual yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologis individu tersebut. Tiap individu akan mengalami fase/tahap psikoseksual dalam tiap tahap

perkembangan umurnya (0-18 tahun). Bila individu tersebut gagal melewati suatu masa yang harus dilaluinya sesuai

dengan tahap perkembangannya maka akan terjadi gangguan pada diri orang tersebut. Fase-fase tersebut adalah:

(10)

Yaitu fase pertama yang harus dilalui oleh seorang anak sejak dilahirkan. Pada bulan-bulan pertama kehidupan, bayi

manusia lebih tidak berdaya dibandingkan dengan bayi binatang menyusui lainnya, dan ketidakberdayaan ini

berlangsung lebih lama daripada spesies lain. Pada mulanya bayi tidak dapat membedakan antara bibirnya dengan puting susu ibunya, yaitu asosiasi antara rasa kenyang dengan

pemberian ASI. Bayi hanya sadar akan kebutuhannya sendiri dan pada waktu menunggu terpenuhi kebutuhannya, bayi menjadi frustasidan baru sadar akan adanya obyek pemuas pada waktu kebutuhannya terpenuhi. Inilah pengalaman pertama kesadaran akan adanya obyek diluar dirinya. Jadi kelaparan menuntutnya untuk mengenal dunia luar. Reaksi primitif pertama terhadap obyek yaitu bayi berusaha

memasukkan semua benda yang dipegangnya ke mulut. Bayi merasa bahwa mulut adalah tempat pemuasan (oral

gratification). Rasa lapar dan haus terpenuhi dengan menghisap puting susu ibunya. Kebutuhan-kebutuhan, persepsi-persepsi dan cara ekspresi bayi secara primer dipusatkan di mulut, bibir, lidah dan organ lain yang

berhubungan dengan daerah mulut. Dorongan oral terdiri dari 2 komponen yaitu dorongan libido dan dorongan agresif.

Dorongan libido yaitu dorongan seksual pada anak, yang berbeda dengan libido pada orang dewasa. Dorongan libido merupakan dorongan primer dalam kehidupan yang

merupakan sumber energi dari ego dalam mengadakan hubungan dengan lingkungan, sehingga memungkinkan pertumbuhan ego. Ketegangan oral akan membawa pada pencarian kepuasan oral yang ditandai dengan diamnya bayi pada akhir menyusui. Sedangkan dorongan agresif dapat terlihat dalam perilaku menggigit, mengunyah, meludah, dan menangis. Pada fase oral ini, peran Ibu penting untuk

(11)

yang mendalam, hal ini akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Pada waktu dewasa akan mengalami gangguan tingkah laku seksual misalnya kepribadian oral sadistik yang dimanifestasikan dalam penyimpangan seksual sadisme, yaitu kepuasan seks yang dicapai bila didahului atau disertai

tindakan yang menyakitkan. Sebaliknya, bila bayi mendapat kepuasan yang berlebihan maka dalam perkembangan

selanjutnya dapat menjadi sangat optimis, narsistik (cinta diri sendiri), dan selalu menuntut.

2.Fase Anal (1 1/2 -3 tahun)

Fase ini ditandai dengan matangnya syaraf-syaraf

otot sfingter anus sehingga anak mulai dapat mengendalikan beraknya. Pada fase ini kepuasan dan kenikmatan anak

terletak pada anus. Kenikmatan didapatkan pada waktu

menahan berak. Kenikmatan lenyap setelah berak selesai. Jika kenikmatan yang sebenarnya diperoleh anak dalam fase ini ternyata diganggu oleh orangtuanya dengan mengatakan bahwa hasil produksinya kotor, jijik dan sebagainya, bahkan jika disertai dengan kemarahan atau bahkan ancaman yang dapat menimbulkan kecemasan, maka hal ini dapat

mengganggu perkembangan kepribadian anak. Dimana pada perkembangan seksualitas dewasa anak merasa jijik (kotor) terhadap alat kelaminnya sendiri dan tidak dapat menikmati hubungan seksual dengan partner-nya. Oleh karena itu sikap orangtua yang benar yaitu mengusahakan agar anak merasa bahwa alat kelamin dan anus serta kotoran yang

dikeluarkannya adalah sesuatu yang biasa (wajar) dan bukan sesuatu yang menjijikkan. Hal ini penting, karena akan

mempengaruhi pandangannya terhadap seks nantinya. Jika terjadi hambatan pada fase anal, anak dapat

mengembangkan sifat-sifat tidak konsisten, kerapian, keras kepala, kesengajaan, kekikiran yang merupakan karakter anal yang berasal dari sisa-sisa fungsi anal. Jika pertahanan

terhadap sifat-sifat anal kurang efektif, karakter anal menjadi ambivalensi (ragu-ragu) berlebihan, kurang rapi, suka

(12)

untuk menyakiti dan disakiti). Karakter anal yang khas terlihat pada penderita obsesif kompulsif. Penyelesaian fase anal yang berhasil, menyiapkan dasar untuk perkembangan

kemandirian, kebebasan, kemampuan untuk menentukan perilaku sendiri tanpa rasa malu dan ragu-ragu, kemampuan untuk menginginkan kerjasama yang baik tanpa perasaan rendah diri.

3.Fase Uretral

Pada fase ini merupakan perpindahan dari fase anal ke fase phallus. Erotik uretral mengacu pada kenikmatan dalam pengeluaran dan penahanan air seni seperti pada fase anal. Jika fase uretral tidak dapat diselesaikan dengan baik, anak akan mengembangkan sifat uretral yang menonjol yaitu persaingan dan ambisi sebagai akibat timbulnya rasa malu karena kehilangan kontrol terhadap uretra. Jika fase ini dapat diselesaikan dengan baik, maka anak akan mengembangkan persaingan sehat, yang menimbulkan rasa bangga akan

kemampuan diri. Anak laki-laki meniru dan membandingkan dengan ayahnya. Penyelesaian konflik uretra merupakan awal dari identitas gender dan identifikasi selanjutnya.

4.Fase Phallus (3-5 tahun)

Pada fase ini anak mulai mengerti bahwa kelaminnya berbeda dengan kakak, adik atau temannya. Anak mulai merasakan bahwa kelaminnya merupakan tempat yang memberikan

kenikmatan ketika ia mempermainkan bagian tersebut. Tetapi orangtua sering marah bahkan mengeluarkan ancaman bila melihat anaknya memegang atau mempermainkan

kelaminnya. Pada fase ini, anak laki-laki dapat timbul rasa takut bahwa penisnya akan dipotong (dikebiri). Ketakutan yang berlebihan tersebut dapat menjadi dasar penyebab

(13)

alat kelamin orangtuanya. Daya erotik anak laki-laki terhadap ibunya, disertai rasa cemburu terhadap ayahnya, dan

keinginan untuk mengganti posisi ayah disamping ibu, disebut ‘kompleks Oedipus’. Untuk anak wanita disebut ‘kompleks Elektra’. Kompleks elektra biasanya disertai rasa rendah diri karena tidak mempunyai kelamin seperti anak laki-laki dan merasa takut jika terjadi kerusakan pada alat kelaminnya. Bila kompleks oedipus/elektra tidak dapat diselesaikan dengan baik, dapat menyebabkan gangguan emosi pada kemudian hari.

5.Fase Latensi (5/6 tahun-11/13 tahun)

Pada fase ini semua aktifitas dan fantasi seksual seakan-akan tertekan, karena perhatian anak lebih tertuju pada hal-hal di luar rumah. Tetapi keingin-tahuan tentang seksualitas tetap berlanjut. Dari teman-teman sejenisnya anak-anak juga menerima informasi tentang seksualitas yang sering menyesatkan. Keterbukaan dengan orangtua dapat

meluruskan informasi yang salah dan menyesatkan itu. Pada fase ini dapat terjadi gangguan hubungan homoseksual pada laki-laki maupun wanita. Kegagalan dalam fase ini

mengakibatkan kurang berkembangnya kontrol diri sehingga anak gagal mengalihkan energinya secara efisien pada minat belajar dan pengembangan ketrampilan.

6.Fase Genital (11/13 tahun-18 tahun)

Pada fase ini, proses perkembangan psikoseksual mencapai “titik akhir”. Organ-organ seksual mulai aktif sejalan denga mulai berfungsinya hormon-hormon seksual, sehingga pada saat ini terjadi perubahan fisik dan psikis. Secara fisik,

(14)

para gadis tampak lebih tinggi daripada anak laki-laki seusia pada periode umur 11-14 tahun Perkembangan tanda seksual sekunder pada gadis adalah pertumbuhan payudara,

tumbuhnya rambut pubes dan terjadinya menstruasi, pantat mulai membesar, pinggang ramping dan suara feminin.

Sedangkan pada anak laki-laki terlihat buah pelir dan penis mulai membesar, tumbuhnya rambut pubes, rambut kumis, suara mulai membesar. Terjadi mimpi basah, yaitu keluarnya air mani ketika tidur (mimpi basah). Bersamaan dengan

perkembangan itu, muncullah gelombang nafsu birahi baik pada laki-laki maupun wanita. Secara psikis, remaja mulai mengalami rasa cinta dan tertarik pada lawan jenisnya.

Kegagalan dalam fase ini mengakibatkan kekacauan identitas. Itulah fase-fase psikoseksesual yang harus dialami oleh tiap-tiap individu. Dengan mengetahui akibat-akibat yang

ditimbulkan bila gagal ataupun berhasil dalam melewati tiap fase, maka hendaknya orangtua dan para pendidik dapat mengambil manfaatnya, sehingga kita dapat memberikan kesehatan mental putra-putri kita sedini mungkin.

6.B. Tugas-Tugas Perkembangan Manusia

Tahapan perkembangan manusia mempunyai 3 dimensi tahapan perkembangan, yaitu perkembangan fisik,

perkembangan kognisi dan perkembangan psikososial.

Perkembangan fisik terdiri dari pertumbuhan fisik dan otak, kapasitas sensori, ketrampilan motorik dan perkembangan kesehatan. Sedangkan untuk perkembangan kognisi adalah berupa perubahan dalam kemampuan mental, contohya pembelajaran, perhatian, memori, bahasa, pemikiran,

penalaran dan kreatifitas. Untuk perkembangan psikososial perubahan dalam emosi, kepribadian, dan hubungan sosial.

Ada lima tahapan perkembangan yang dilalui dan masih diingat oleh subyek, yaitu masatoddler, masa anak awal, masa anak petengahan,masa remaja dan masa dewasa awal.

(15)

Pada tahapan ini dialami seorang individu dimulai pada saat bayi sampai mencapai umur 3 tahun. Perkembangan fisik meliputi beroperasinya semua sistem rasa dan tubuh dengan tingkatan yang bervariasi, perkembangan otak yang kompleks dan tingginya pengaruh lingkungan, pertumbuhan dan

perkembangan fisik (ketrampilan) berlangsung dengan cepat. Perkembangan kognitif meliputi kemampuan untuk belajar dan mengingat peristiwa yang saat ini terjadi, pengunaan simbol dan kemampuan untuk memecahkan masalah diakhir tahun ke-2, dan berkembangnya pemahaman dan bahasa dengan cepat. Perkembangan psikososial meliputi terbentuk hubungan kelekatan dengan orang tua,caregiver dan orang lain dengan kuat, berkembangnya sistem kewaspadaan diri, adanya perubahan dari ketergantungan menjadi mandiri. Meningkatkan ketertarikan dengan anak-anak yang lain yang seumuran (Papalia et al, 2007).

2. Anak-Anak Awal (Early Childhood)

Rentang umur dalam tahap ini adalah 3-6 tahun.

Perkembangan fisik meliputi mengalami pertumbuhan fisik yang stabil, penampilan fisik menjadi lebih ramping dan proporsional seperti orang dewasa, biasanya terjadi

berkurangnya nafsu makan dan kurang tidur, meningkatnya ketrampilan dan kekuatan gerakan. Perkembangan kognitif meliputi pemahaman mengenai perspektif orang lain

berkembang, ketidakmatangan kognitif karena memiliki beberapa ide yang tidak logis mengenai dunia,

berkembangnya memori dan bahasa, kecerdasan dapat diprediksi, mempunyai pengalaman belajar

di preschooldankindergarten. Perkembangan psikososial meliputi konsep diri dan pemahaman emosi menjadi lebih kompleks, meningkatnya kemandirian, inisiatif, dan kontrol diri, berkembangnya identitas gender, permainan menjadi lebih imajinatif, elaboratif dan melibatkan orang lain (sosial), berkembangnya sifat menolong, agresif dan ketakutan

(Papalia et al, 2007).

(16)

Tahapan ini dialami individu dimulai dari umur 6 sampai 11 tahun. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan fisik lambat, meningkatnya kekuatan dan ketrampilan atletis, mengalami masalah pada sistem pernafasan, tetapi umumnya kesehatan lebih baik di rentang kehidupan. Perkembangan kognitif

meliputi menurunnya egosentris, anak mulai berfikir secara logis, tapi nyata, meningkatkan kemampuan memori dan bahasa, memasuki sekolah dasar, karena secara kognitif mengizinkan. Perkembangan psikososial meliputi konsep diri lebih kompleks, yang mempengaruhi sistem perhargaan dirinya, kontrol yang berubah dari orang tua ke anak (agak kurang diperhatikan kebutuhannya), pentingnya hubungan dengan teman sebaya. (Papalia et al, 2007)

4. Remaja (Adolescence)

Tahapan perkembangan ini dimulai sejak individu berumur 11 tahun sampai 20 tahun.Perkembangan fisik meliputi

perubahan fisik dengan cepat, terjadinya kematangan alat reproduksi, meningkatnya gangguan makan (eating disorder) dan pengunaan narkoba dan obat-obatan terlarang dalam rangka pencapaian identitas diri. Perkembangan

kognitif meliputi kemampuan berfikir abstrak, dan berkembangnya pengunaan alasan yang ilmiah,

ketidakdewasaan berfikir dalam beberapa perilaku dan kebiasaan, pendidikan difokuskan untuk persiapan ke

pendidikan yang lebih tinggi dan universitas. Perkembangan psikososial meliputi pencarian identitas termasuk identitas seksual, hubungan dengan orang tua baik, pergaulan dengan teman sebaya berdampak positif atau negatif. (Papalia et al, 2007)

5. Dewasa Awal (Young Adulthood)

(17)

universitas. Tahapan perkembangan ini dimulai ketika individu berumur 20 tahun sampai 40 tahun (Papalia et al, 2007).

Di masa ini, pemuda berada di puncak kesehatan, kekuatan, energi dan daya tahan, serta dipuncak fungsi sensoris dan motoris, semua fungsi tubuh berkembang sempurna,

ketajaman visual, intensitas rasa, bau, sensitif terhadap rasa sakit dan temperatur. Dan akan mengalami penurunan pada usia 45 tahun (Santrock, 1995).

Menurut Piaget, pemuda mengalami pergeseran ke pemikiran post-formal. Pemikiran pada masa dewasa cenderung tampak fleksibel, terbuka, adaptif, dan individualistis. Tahap kognisi orang dewasa ini sering kali disebut pemikiran post-formal yang bersifat relatif. Pemikiran post-formal melihat bayangan abu-abu. Pemikiran tersebut sering kali muncul sebagai

respon terhadap peristiwa dan interaksi membuka cara pandang tidak biasa terhadap sesuatu dan menantang

pandanan sederhana terpolarisasi terhadap dunia. Pemikiran tersebut memungkinkan orang dewasa melampaui sistem logika tunggal dan mendamaikan atau memilih diantara beberapa ide yang saling berlawanan (Papalia et al, 2007).

Dalam teori Kohlberg, penilaian moral dalam masa dewasa seringkali menjadi lebih kompleks. Pengalaman mengarahkan orang dewasa untuk mengevaluasi kembali kriteria mereka tentang benar dan salah.

Bagi pemuda, keterbukaannya terhadap pendidikan atau lingkungan kerja baru menawarkan peluang untuk mengasah kemampuannya, mempertanyakan asumsi yang sudah

(18)

harus dilakukan dengan mantap. Literasi merupakan

persyaratan fundamental untuk berpartisipasi bukan hanya di tempat kerja tapi juga dalam segala segi masyarakat

informasi modern. Orang dewasa terpelajar adalah mereka yang dapat menggunakan informasi cetak dan tertulis

untuk beraktivitas dalam masyarakat, mencapai target mereka, dan mengembangkan pengetahuandan potensi mereka (Papalia et al, 2007).

Tahap perkembangan psikososial masa dewasa awal ini berada pada tahap ke-6 yaitu intimidasi versus isolasi. Jika seorang dewasa awal tidak dapat membuat komitmen

personal yang dalam terhadap orang lain, maka mereka akan terisolasi dan terpaku pada kegiatan dan pikiran sendiri

(self absorb). Akan tetapi, mereka juga butuh kesendirian sebagai upaya merefleksikan kehidupan meraka. Ketika

mereka berusaha menyelesaikan tuntutan saling berlawanan dari intimidasi, kompetisi dan jarak, mereka mengembangkan pemahaman etis, yang dianggap Erikson sebagai tanda

kedewasaan (Papalia et al, 2007).

C. Ringkasan

1. Perkembangan manusia adalah proses perubahan dan kemantapan/kematangan yang dilalui sepanjang rentang kehidupan seseorang.

2. Prinsip-prinsip perkembangan antara lain: a) adanya perubahan, b) perkembangan awal lebih kritis dari pada perkembangan selanjutnya, c) perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar, d) pola perkembangan dapat diramalkan, e) pola perkembangan mempunyai

(19)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia menurut Papalia et al. (2007) adalah: a) keturunan (nature), b) lingkungan (nurture), c) kematangan, kesiapan individu untuk menguasai ketrampilan baru, d) keluarga, e) status sosial dan ekonomi, f) budaya, g) ras/suku.

4. Periode atau Fase Perkembangan Manusia yang paling luas digunakan antara lain:

– Periode prakelahiran (prenatal period), ialah saat dari pembuahan hingga kelahiran.

– Masa bayi (infacy), ialah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan.

– Masa awal anak-anak (early chidhood), yaitu periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah.

– Masa pertengahan dan akhir anak-anak (middle and late childhood), ialah periode perkembangan yang merentang dari usia kira-kira enam hingga sebelas tahun, yang kira-kira

setara dengan tahun-tahun sekolah dasar, periode ini biasanya disebut dengan tahun-tahun sekolah dasar.

– Masa remaja (adolescence), ialah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun.

– Masa awal dewasa (early adulthood), ialah periode

perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia dua puluhan tahun dan yang berakhir pada usia tiga puluhan tahun.

– Masa pertengahan dewasa (middle adulthood), ialah periode perkembangan yang bermula pada usia kira-kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enam puluhan tahun.

– Masa akhir dewasa (late adulthood), ialah periode

(20)

5. Fase perkembangan psikoseksual manusia yaitu tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan fungsi seksual yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologis individu manusia. Fase-fase tersebut adalah: 1) fase oral/mulut (0-18 bulan), 2) fase Anal (1 1/2 -3 tahun), 3) fase Uretral, 4) fase Phallus (3-5 tahun), 5) fase Latensi (5/6 tahun-11/13 tahun), 6) fase Genital (11/13 tahun-18 tahun).

6. Tugas-Tugas Perkembangan Manusia mempunyai 3 dimensi tahapan perkembangan, yaitu perkembangan fisik,

Referensi

Dokumen terkait

Distribusi tingkat fungsi kognitif pada lansia sebelum diberi senam otak ( pre test ) pada kelompok perlakuan mayoritas yaitu sebanyak 12 lansia (80%) mempunyai tingkat

Berdasarkan faktor geografis, perubahan sosial dan budaya terjadi pada Ashri karena ashri mengalami perpindahan tempat tinggal dan juga keluarga yang memiliki adat

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN SPRACHBAUKASTEN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGKONJUGASIKAN VERBA. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Sasaran Kegiatan Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan adalah Meningkatnya Pengendalian Pra dan Pasca Pemasaran Alat Kesehatan dan Perbekalan

Perbandingan Pengaruh Pendekatan Teaching Games for Understanding (TGfU) dengan Pendekatan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa dalam Pembelajaran Permainan

Dengan teknik inilah peneliti mendapatkan data atau hasil berupa nilai atau skor dari tes yang diadakan pada waktu penelitian, kemudian nilai atau kor yang

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan : pada laju udara yang tetap semakin kecil kadar air didalam limbah akan semakin besar temperatur pembakaran dan pada

In the constitution-making process in states with territorially based societal conflict, it is preferable to have articles in the constitution which regulate the possibility