A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, yang
dapat tercermin dari berkembangnya sektor perbankan, dewasa ini perbankan di Indonesia dihadapkan pada tingkat persaingan
yang semakin ketat. Persaingan tersebut terjadi baik antar bank maupun lembaga keuangan yang terlihat dari berkembangkannya produk - produk keuangan yang baru. Persaingan dan
perkembangan yang cukup pesat pada usaha perbankan tersebut membuat masing-masing lembaga perbankan harus berlomba
untuk memenangkan persaingan bisnis. Oleh karena itu, lembaga perbankan perlu meningkatkan kinerjanya dalam memenangkan persaingan. Hal ini menyebabkan perbankan dihadapkan pada
berbagai risiko yang semakin kompleks.
Kompleksitas risiko tersebut melekat pada kegiatan
operasional yang dijalankan oleh bank. Untuk meminimalisir risiko tersebut, maka bank perlu lebih memperhatikan masalah efektivitas kegiatan operasional yang dijalankan. Dan untuk
memastikan bahwa kegiatan operasional bank telah berjalan dengan baik sekaligus memberikan perbaikan atas segala
kekurangan yang ditemukan dalam rangka menunjang efektivitas, maka bank perlu melakukan suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasional yang dijalankan. Salah satu alat yang dapat
dengan baik dan menunjang terwujudnya efektivitas kegiatan operasional perbankan adalah audit operasional.
Audit operasional adalah pengevaluasian terhadap efisiensi
dan efektivitas operasi perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki
wewenang lebih tinggi. Dalam konteks audit operasional, operasional meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang
memiliki wewenang yang lebih tinggi. Audit operasional dirancang secara sistematis untuk mengaudit aktivitas, program-program
yang diselenggarakan, atau sebagai entitas yang bisa diaudit untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien, serta apakah tujuan dari program
dan aktivitas yang telah direncanakan dapat tercapai dan tidak melanggar ketentuan aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan
perusahaan (IBK. Bayangkara; 2008 : 2).
Ukuran efektivitas audit operasional substansinya adalah derajat keberhasilan audit operasional dalam mencapai tujuan
audit operasional yang sesuai dengan kriteria efektivitas audit operasional, yaitu mencakup kriteria auditor yang efektif,
pelaksanaan audit yang efektif dan laporan audit yang baik (IBK. Bayangkara ; 2008 : 4).
Dengan risiko yang bervariasi dan juga semakin kompleks
seiring berkembangnya produk – produk perbankan saat ini, menjadikan peran internal audit yang kuat semakin diperlukan.
evolusi hingga saat ini. Jika awalnya internal audit hanya berfokus dalam mengidentifikasi pelanggaran semata serta menekankan
compliance terhadap regulasi, ketentuan dan prosedur internal,
hingga kemudian bergeser terhadap pemahaman yang menyeluruh mengenai risiko, yang disebut risk-based audit atau
audit berbasis risiko. Dan pendekatan risk-based audit atau audit berbasis risiko ini dipilih oleh perbankan di Indonesia yang salah satu nya dilakukan oleh Bank Victoria Syariah.
Bank Victoria Syariah harus berusaha selalu menjaga mutu pembiayaan yang disalurkan sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia yang menyebutkan bahwa Non Performing Financing
(NPF) tidak lebih dari 5% terhadap total baki debetnya. Dengan dasar adanya unsur risiko dan ketidakpastian nasabah dalam
pengembalian dana pembiayaan yang telah diterimanya, maka perlu adanya peningkatan kualitas pemeriksaan yang
berkelanjutan atas kegiatan pembiayaan untuk memperkecil risiko yang akan timbul serta tingkat kolektibilitas dapat dijaga dengan baik. Salah satu peningkatan kualitas pemeriksaan yang
berkelanjutan yaitu dengan menerapkan audit operasional yang memadai atas kegiatan pembiayaan yang telah dijalankan.
Berikut ini adalah tabel kualitas pembiayaan Bank Victoria Syariah :
Tabel 1.1
Kualitas Pembiayaan Bank Victoria Syariah
Posisi 31 Maret, 30 Juni, 30 September dan 31 Desember 2013
Dalam Jutaan Rupiah
Kualitas Pembiayaan
Triwulan I Triwulan II Triwulan III TriwulanIV
Lancar (Kol.1) 483,153 515,561 575,761 802,976 Sumber Data : Risk Profile Bank Victoria Syariah 2013
Dari data kualitas pembiayaan pada Bank Victoria Syariah diatas, dapat dilihat terdapat peningkatan jumlah pembiayaan yang disalurkan dari triwulan I sampai dengan triwulan IV pada tahun 2013, namun juga terdapat peningkatan dan penurunan kolektibitas pembiayaan. Sehingga peran audit intern untuk melaksanakan audit operasional dalam kegiatan pembiayaan sangat diperlukan guna menjaga kolektibilitas pembiayaan bank dengan baik.
Dari beberapa uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Peranan Audit Operasional dalam Meningkatkan Efektivitas Kegiatan Pembiayaan (Studi Kasus pada Bank Victoria Syariah)”
B. Identifikasi Masalah
Perkembangan bisnis dalam perbankan yang pesat, menyebabkan perbankan dihadapkan pada berbagai risiko yang
semakin kompleks. Bank dirasa perlu melakukan pengawasan lebih untuk memastikan bahwa kegiatan operasional bank telah
memastikan aktivitas bank telah berjalan dengan baik dan menunjang terwujudnya efektivitas kegiatan operasional perbankan adalah audit operasional.
Salah satu aktivitas bank syariah yaitu penyaluran dana kepada masyarakat yang biasa disebut pembiayaan. Pengawasan
dan pengendalian aktivitas pembiayaan perlu dilakukan guna menjaga eksistensi dari bank syariah tersebut. Salah satu pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan pembiayaan
dengan dilakukannya audit operasional.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ditetapkan agar dalam penelitian nanti terfokus pada pokok permasalahan yang
ada, beserta pembahasannya sehingga diharapkan tujuan penelitian nanti tidak menyimpang dari sasaran yang ingin
penulis tuju.
Ruang lingkup penelitian penulis lakukan terbatas pada Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Bank Victoria Syariah selaku
pelaksana audit operasional, bagaimana pelaksanaan audit operasional yang dijalankan Bank Victoria Syariah dan bagaimana
peranan audit operasional dalam meningkatkan efektivitas pembiayaan pada Bank Victoria Syariah.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi
1. Bagaimanakah pelaksanaan audit operasional pada kegiatan pembiayaan yang dijalankan Bank Victoria Syariah?
2. Bagaimanakah peranan audit operasional dalam
meningkatkan efektivitas kegiatan pembiayaan Bank Victoria Syariah?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis adalah:
a. Untuk memperoleh gambaran mengenai penerapan audit operasional kegiatan pembiayaan Bank Victoria
Syariah.
b. Untuk mengetahui peranan audit operasional dalam meningkatkan efektivitas kegiatan pembiayaan pada
Bank Victoria Syariah.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan tentang audit operasional, khususnya dalam aktivitas pembiayaan bank.
2. Dari hasil penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan
manfaat dalam hal : a. Aspek Teoritis
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi serta dapat menambah pengetahuan, menjadi sumber informasi dan bahan
2) Menambah ilmu pengetahuan, wawasan serta pemahaman penulis mengenai audit, khususnya audit operasional yang efektif pada kegiatan pembiayaan.
b. Aspek Praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan
sebagai masukan bagi perusahaan dan praktisi dalam memberikan gambaran tentang pentingnya audit operasional dalam menganalisis dan mengevaluasi