• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kimia Sumber Daya Alam Metabolit Sekunde

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kimia Sumber Daya Alam Metabolit Sekunde"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TANAMAN-TANAMAN DENGAN METABOLIT SEKUNDER DAN CARA ISOLASINYA

Disusun Oleh :

Anindia Nurul C. (145090200111008) Istoria Rosyada (145090201111032)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(2)

1. Cabai jawa

Cabai jawa dengan nama ilmiah Piper refractum Vahl merupakan jenis tanaman tahunan yang batangnya berupa gading dan akhirnya menjadi merah saat tua. Cabai jawa muda akan terasa pedas sedangkan yang tua akan terasa manis. Biji dari cabai jawa berbentuk bulat pipih dan berwarna coklat kehitaman. Kandungan dari cabai jawa yaitu zat pedas piperin, chavicine, asam palmitat, asam tetrahidropiperat, piperidin, minyak atsiri, dan sesamin.

Salah satu senywa metabolit sekunder adalah minyak atsiri. Minyak atisri pada cabai

dapat bersifat antibakteri. Cara isolasi minyak atsiri dari buah cabai jawa yaitu dengan metode destilasi air. Preparasi sampel dilakukan dengan membuah buah cabai jawa menjadi simplisia dengan tujuan simplisia tersebut tidak rusak oleh pendidihan dan minyak atsiri tidak rusak oleh pemanasanselama proses destilasi. Setelah terbentuk simplisia maka dihaluskan lagi dengan blender dengan tujuan untuk mempermudah cairan pelarut menembus sel dan masuk ke dalam rongga sel yang akan mempermudah penarikan senyawa minyak atsiri dan bersamasama keluar dengan cairan uap. Proses selanjutnya yaitu destilasi air selama 4 jam. Minyak atsiri yang diperoleh kemudia dipisahkan dengan corong pisah. Hasil dari destilasi harus sesuai standar yang terdapat pada farmakope herbal, yaitu dengan kadar minyak atsiri yang terkandung dalam simplisia buah cabe jawa tidak kurang dari 0,40% v/b.

2. Melati

Melati (Jasminum sambac) merupakan salah satu tanaman komoditas bernilai tinggi untuk menghasilkan minyak atsiri. Minyak atsiri melati dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam berbagai industri, misalnya pada industri kosmetik, sabun, parfum, farmasi dan aroma terapi. Pengambilan minyak atsiri yang terkandung dalam bunga melati tidak bisa dilakukan dengan cara penyulingan atau destilasi dengan suhu tinggi, hal ini disebabkan penyulingan dengan uap air atau air mendidih dapat merusak komponen minyak (Sani dkk, 2012).

Minyak atsiri melati dapat diproduksi dengan menggunakan metode maserasi. Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena dengan perendaman

(3)

terhadap pelarut tersebut. Metode ini cocok digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri bunga melati yang menghasilkan rendemen minyak rendah (Lenny, 2006).

3. Kencur

Salah satu senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam kencur adalah etil para metoksisinamat (EPMS) yang diperoleh dari rimpang kencur. EPMS adalah salah satu senyawa hasil isolasi rimpang kencur (Kaempferia Galanga L) yang merupakan bahan dasar senyawa tabir surya yaitu pelindung kulit dari sengatan sinar matahari (Asyhar, 2009).

Pengambilan minyak kencur dilakukan dengan cara maserasi yang kemudian dilanjutkan dengan destilasi. Maserasi dilakukan dengan menggunakan suhu kamar sedangkan destilasi dilakukan dengan menggunakan suhu 70⁰C (hal ini didasarkan pada

penelitian terdahulu). Pada penelitian ini kondisi operasi yang digunakan kurang sesuai dengan teori, dimana pemanasan terhadap minyak kencur seharusnya tidak boleh melebihi antara suhu 48⁰C sampai 50⁰C yaitu titik leleh dari etil para metoksisinamat. Selain itu jika

suhu yang digunakan untuk memanaskan melebihi titik leleh etil para metoksisinamat dapat merusak senyawa tersebut. Maka untuk memanaskan minyak kencur sebaiknya digunakan suhuh dibawah 50⁰C atau dapat juga dilakukan dengan mengguanakn destilasi vakum.begitu

juga dengan proses maserasi, selain menggunakan suhu kamar dapat juga dilakukan dengan sedikit pemansan saat perendaman sambil ditambahkan pengadukan agar minyak yang di dapat menjadi lebih banyak. Namun pemanasan pada proses maserasi juga tidak boleh

melebihi 50⁰C.

4. Belimbing Wuluh

Tumbuhan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) telah dimanfaatkan masyarakat sebagai tanaman obat tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit antara lain pegal linu, gondongan, rematik, sariawan, jerawat, panu, darah tinggi, dan sakit gigi.

(4)

Berbagai penelitian telah menemukan bahwa saponin dapat memberikan efek

antitussives dan expectorants (Eccles & Weber, 2009). Efek tersebut membantu menyembuhkan batuk. Saponin yang memiliki sifat antiinflammatory juga telah terbukti efektif untuk menyembuhkan edema (respon inflammatory) pada tikus dan memiliki aktivitas antiinflammatory (Hikino & Kiso cited Seigler, 1998).

Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Preparasi sampel dibuat dalam bentuk simplisia. Sebanyak 10 g simplisia dari buah belimbing wuluh (A. bilimbi) dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian direndam dengan metanol sebanyak 60 ml. Erlenmeyer ditutup dengan alumunium foil dan didiamkan selama 3 hari dengan sesekali dikocok. Selanjutnya, hasil ekstrak disaring untuk memperoleh filtrat I dan simplisia yang telah diekstrak (debris). Debris diekstrak kembali dengan methanol sebanyak 40 ml dan didiamkan selama 2 hari dengan sesekali dikocok. Hasil ekstrak (filtrat II) dicampurkan dengan filtrat I, sehingga diperoleh ekstrak cair. Ekstrak cair kemudian dimasukkan ke dalam mangkuk dan dievaporasi di almari maserasi hingga diperoleh ekstrak kental. Hal yang sama juga dilakukan untuk tangkai daun dan buah belimbing wuluh.

Isolasi Senyawa Saponin juga dapat dilakukan dengan KLT preparative. Pemisahan senyawa saponin ini menggunakan eluen kloroform : methanol : air (13:7:2) lapisan bawah (Harborne cited Suharto et al., 2012). Lempeng preparatif silika gel 60 F254 Merck disiapkan dengan ukuran panjang 20 cm dan lebar 20 cm. Ekstrak kental dari buah belimbing wuluh (A. bilimbi) yang telah dilarutkan dengan alkohol 95% ditotolkan sepanjang lempeng tepi bawah dan diangin-anginkan beberapa saat. Lempeng dimasukkan ke dalam chamber yang berisi eluen yaitu campuran homogen lapisan bawah pelarut antara kloroform: metanol: aquades (13:7:2). Lempeng dibiarkan terelusi hingga eluen mencapai batas atas lempeng kemudian dikeluarkan dan dikeringkan di udara. Pengamatan bercak menggunakan lampu UV 254 dan 366 nm. Lempeng juga disemprotkan pereaksi LB (Liebermann Burchard) pada kedua bagian tepi dan bagian tersebut dipanaskan dengan hair dryer untuk memperjelas warna bercak yang terbentuk. Bercak yang terbentuk pada bagian tepi lempeng dihubungkan dengan garis dari tepi satu ke tepi lainnya. Bagian dalam garis dikerok dengan membuang bagian yang telah

dipanaskan dan dilarutkan dengan alcohol 95% sebagai isolat. Hal yang sama juga dilakukan untuk daun dan tangkai daun belimbing wuluh).

5. Pecut Kuda

(5)

sekarang sudah banyak ditemukan dan di budidayakan di Indonesia sebagai tanaman herbal, selain itu tanaman ini juga bisa menyembuhkan kanker karena kandungan senyawa fitokimia yang terdapat didalamnya. Kandungan fitokimia dari tanaman pecut kuda tersebut adalah karbohidrat, glikosida, flavonoid, tannin, saponin, terpenoid, triterpenoid, dan alkaloid. Sedangkan Ekstrak etanol daun kering pecut kuda, menunjukkan anti infflamasi dan analgesik, pada tikus percobaan (Iptek, 2005).

Senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam daun pecut kuda dapat diisolasi dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol dan kromatografi kolom gravitasi. Hasil

uji fitokimia terhadap isolat menunjukkan bahwa daun pecut kuda positif mengandung senyawa flavonoid.

Tahap penelitian diawali dengan pengambilan sampel Daun pecut. Daun pecut kuda dibersihkan dengan cara dicuci sampai bersih, selanjutnya daun yang telah dicuci dipotong kecil-kecil agar dapat memudahkan proses ekstraksi, kemudian dikeringakan dengan cara diangin-anginkan pada ruangan terbuka yang tidak terkena sinar matahari. Pengeringan dilakukan di ruang yang bebas dari sinar matahari untuk mencegah rusaknya senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam daun. Tujuan pengeringan untuk menghilangkan/mengurangi kadar air. Kemudian dihaluskan dengan cara diblender dengan menggunakan sedikit larutan metanol. Daun pecut kuda halus kemudian dimaserasi dengan pelarut metanol selama 3 x 24 jam. Setiap 1 x 24 jam hasil maserasi disaring dan ditampung dalam toples dan ekstrak kembali dimaserasi dengan metanol yang baru. Filtrat hasil maserasi yang diperoleh disatukan kemudian di evaporasi menggunakan pompa vakum pada

suhu30-40⁰C. Diperoleh ekstrak kental yang berwarna hijau kehitaman.

Berdasarkan hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak kental metanol daun pecut mengandung senyawa-senyawa flavonoid dan steroid. Selanjutnya untuk mendapatkan senyawa yang positif terhadap uji fitokimia dilakukan tahap selanjutnya yaitu tahap pemisahan dan pemurnian.

Ekstrak kental metanol sebanyak 0,1 gr dilarutkan menggunakan 10 mL metanol. Setelah itu dibagi kedalam 4 tabung reaksi. Tabung reaksi yang pertama sebagai control, tabung reaksi kedua, ketiga dan keempat berturut-turut ditambahkan serbuk Mg-HCl, H2SO4

(6)

6. Manggis

Ekstrak kulit buah manggis diketahui memiliki aktivitas anti inflammasi, antitumor, antioksidan dan antimikroba. Senyawa bioaktif dari ekstrak kulit buah manggis tersebut diperkirakan dihasilkan oleh fungi endofit. Penelitian ini bertujuan mengisolasi dan mengkarakterisasi isolat fungi endofit dari kulit buah manggis yang berpotensial dalam menghasilkan senyawa antimikroba.

Isolasi Fungi Endofit dilakukan dengan cara kulit buah manggis yang sudah dicuci dengan air mengalir, dipotong lalu direndam ke dalam larutan alkohol 70 % selama ± 3 menit,

dibersihkan dengan larutan NaOCl (Sodium Hipoklorit) 1% selama ± 5 menit. Lalu dikeringkan dengan tisu steril dan dicuci lagi dengan alkohol 70% selama ± 0,5 menit, diikuti dengan aquades steril sebanyak 3 kali. Kulit buah manggis dipotong berukuran 1cm × 2cm menggunakan pisau steril. Potongan kulit manggis itu diinokulasikan ke cawan petri yang mengandung PDAK dan diinkubasi pada suhu ruang selama 1-2 minggu.

Selanjutnya dilakukan pemurnian Isolat Jamur Endofit. Setiap koloni jamur yang tumbuh dan berbeda dipindahkan ke dalam cawan petri yang berisi PDAK lalu diinkubasi pada suhu ruang selama 24-48 jam hingga menghasilkan isolat fungi yang benar-benar murni. Peremajaan isolat jamur endofit dilakukan dengan menumbuhkan kembali isolat-isolat jamur endofit yang telah murni kedalam medium PDAK dengan metode streak plate dan diinkubasi selama 4 hari.

Peremajaan C. albicans dilakukan ke medium SDA sedangkan peremajaan S. aureus dan E. coli dilakukan ke medium NA dengan metode streak plate. Kultur mikroba diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam. Inokulum C.albicans disiapkan dengan menginokulasikan 1 ose koloni murni C. albicans yang telah berumur 24 jam ke dalam 5 ml media Potato Dektrosa Broth (PDB) dalam Erlenmeyer 50 ml, kemudian diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam.

Inokulum S. aureus dan E. coli disiapkan dengan menginokulasikan 1 ose koloni murni S. aureus dan E.coli yang telah berumur 24 jam ke dalam masing-masing 5 ml medium nutrient broth (NB) dalam erlenmeyer 50 ml. Inokulum diinkubasi pada suhu ruang selama 18 jam. Setiap inokulum diencerkan menggunakan garam fisiologis 0,85% hingga didapatkan populasi mikroba uji sebesar 106 Cfu/ml.

(7)

suhu ruang selama 4 hari. Aktivitas antimikroba fungi endofit dilihat dari zona hambat yang terbentuk.

Produksi metabolit fungi endofit dilakukan dengan cara masing-masing lima koloni murni fungi endofit penghasil antimikroba tertinggi pada agar disk yang berumur 4 hari dibuat disk sebanyak 5 potong berdiamater 1 cm. Lalu diinokulasikan ke dalam media fermentasi yang berisi 20 ml PDB dalam labu Erlenmeyer ukuran 100 ml. Kultur fungi endofit diinkubasi pada suhu ruang dalam shaker inkubator 150 rpm selama 7 hari. Supernatan dipisahkan dari biomassa dengan sentrifugasi 3000 rpm selama 20 menit. Setelah

itu supernatan diambil dengan menyaring menggunakan kertas saring Whatman no. 42 steril. Supernatan digunakan dalam pengujian aktivitas antimikroba terhadap jamur C. albicans, bakteri E. coli dan S. aureus.

7. Kembang sepatu (batang)

Kembang sepatu merupakan salah satu jenis tanaman hias yang banyak tumbuh di sekitar pekarangan rumah. Laporan mengenai kandungan kimia dari tanaman ini sudah digunakan oleh masyarakat sebagai obat penurun panas, obat kontrasepsi, obat gatal dan sebagainya. Dari studi literatur diperoleh informasi bahwa kandungan kimia dari genus Hibiscus adalah flavonoid, itupun terkonsentrasi pada daunnya (Avianto, 2004).

Senyawa flavonoid dari kembang sepatu diperoleh dengan cara ekstraksi. Preparasi sampel batang tanaman ini yaitu dibersihkan, dikeringkan, lalu dibuat serbuk halus. Setelah terbentuk serbuk halus maka dilanjutkan proses ekstraksi. Proses ekstaksi menggunakan metode maserasi. Serbuk sampel ditimbang beratnya kemudian direndam dalam metanol, lalu diekstraksi. Setelah 24 jam, campuran kemudian disaring menggunakan corong buchner dengan bantuan pompa vakum. Filtrat yang diperoleh kemudian dikeringkan menggunakan rotari evaporator hingga diperoleh ekstrak kering. Ekstrak yang diperoleh kemudian ditambahkan dietil eter untuk menghilangkan tannin yang mungkin ada karena tannin dapat

menyulitkan dalam tahap pemurnian senyawa. Campuran dibiarkan selama 3 jam untuk mengendapkan tannin. Filtrat kemudian dipisahkan dengan endapan. Setelah diperoleh

(8)

dikumpulkan sehingga diperoleh fraksifraksi utama yang kemudian diuapkan pelarutnya. Tahap berikutnya adalah pemisahan senyawa menggunakan kromatografi radial menggunakan campuran eluen kloroform : metanol 8,5 : 1,5 (v/v). Setiap fraksi hasil pemisahan di periksa dengan KLT untuk mengecek kemurnian senyawa. Dari proses ini diperoleh dua fraksi yang memiliki noda tunggal diamati dibawah lampu UV 254 nm dan pereaksi penampak noda CeSO4 . Kedua fraksi ini diuapkan pelarutnya yang kemudian disebut isolat I dan isolat II. Kristal hasil isolasi diukur spektrumnya menggunakan spektrofotometer infra merah dan UV-Visible.

8. Manggis

Penelitian terdahulu membuktikan bahwa senyawa alfa mangostin mempunyai aktivitas antibakteri yang dapat menghambat Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella thypimurium, dan Bacillus subtilitis. Alfa dan gamma mangostin, dan garcinon B mempunyai aktivitas antibakteri yang efektif dapat menghambat pertumbuhan bakteri Mycobacterium tuberculosi. Ekstrak buah manggis mempunyai aktivitas antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri terhadap Staphylococcus epidermidis dan Propionibactericum acne (Chomnawang et al., 2007).

Alfa mangostin mempunyai nama IUPAC (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis (3metil-2-butenil)-9H xanten-9-on). Alfa mangostin mempunyai rumus molekul C24H22O6 dan juga berat molekul 410,46. Lima puluh senyawa xanton diisolasi dari buah manggis, pertama diberi nama mangostin. Ekstrak kulit buah yang larut dalam petroleum eter ditemukan 2 senyawa alkaloid, salah satunya mangostin.

Sampel yang dipilih yaitu buah yang sudah matang dan berwarna ungu yang telah berumur 144 hari sejak bunga mekar. Sampel kulit buah yang telah terkumpul dicuci kemudian dipotongpotong dan dikeringkan dengan cara dianginanginkan. Kulit buah manggis yang telah kering kemudian digiling hingga didapatkan serbuk. Sebanyak 100 g

serbuk simplisia kulit buah manggis ditimbang kemudian dimaserasi dengan 750 mL etanol pada suhu kamar selama lima hari, lalu disaring. Ampas diremaserasi dengan menggunakan

(9)

Pemeriksaan alkaloid dilakukan dengan cara penguapan larutan ekstrak uji sebanyak 2 mL di atas cawan porselin hingga diperoleh residu. Residu kemudian dilarutkan dengan 5 mL HCl 2 N. Larutan yang didapat kemudian dibagi ke dalam 3 tabung reaksi. Tabung pertama ditambahkan dengan HCl 2 N yang berfungsi sebagai blanko. Tabung kedua ditambahkan pereaksi Dragendorff sebanyak 3 tetes dan tabung ketiga ditambahkan pereaksi Mayer sebanyak 3 tetes. Terbentuknya endapan jingga pada tabung kedua dan endapan putih hingga kekuningan pada tabung ketiga menunjukkan adanya alkaloid (Jones and Kinghorn, 2006).

9. Daun Sirsak

Kandungan dari daun sirsak meliputi senyawa flavonoid, tanin, fitosterol, kalsium oksalat, dan alkaloid dan juga mengandung Acetoginin yaitu senyawa yang mengandung bulatacin, asimisin dan squamosin. Selain itu juga, daun sirsak mengandung protein, kalsium, fruktosa, lemak, vitamin A dan B. Pada sub bab ini kan dijelaskan isolasi tanin dan alkaloid dari daun sirsak. Fungsi utama tanin pada daun sirsak adalah untuk antivirus dan anti mikroba.

Alkaloid merupakan suatu basa organik yang mengandung unsur Nitrogen (N) pada umumnya berasal dari tanaman, yang mempunyai efek fisiologis kuat terhadap manusia. Kegunaan senyawa alkaloid dalam bidang farmakologi adalah untuk memacu sistem syaraf, menaikkan tekanan darah, dan melawan infeksi mikrobial. Senyawa alkaloid mampu digunakan untuk melawan sel kanker (pasaribu, 2009)

Preparasi dilakukan dengan cara daun sirsak dibersihkan dan selanjutnya daun sirsak di potong kecil-kecil untuk dikeringkan dengan cara diletakkan ditempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik dan tidak terkena sinar matahari langsung kemudian setelah kering diblender dan diayak. Ekstraksi dilakukan secara maserasi secara bertingkat dengan pelarut n -heksana, kloroform dan metanol. Sebanyak kurang lebih 200 g daun sirsak direndam dengan 700 mL n-heksana, ditutup lalu disimpan di ruang gelap dan dikocok dengan shaker 120 rpm selama satu minggu. Setelah itu, filtrat diambil dan residu dimaserasi kembali menggunakan

300 mL n-heksana selama 3 hari. Selanjutnya filtrat diambil dan residu dimaserasi kembali dengan pelarut klorofom dan metanol. Cara maserasi sama dengan yang telah dilakukan

diatas. Maserasi yang telah dilakukan diperoleh filtrat n heksan, kloroform dan metanol. Filtrat n-heksana, kloroform dan metanol daun sirsak dipekatkan menggunakan rotavapor

(10)

terbentuknya warna biru tua atau hijau kehitaman. Apabila menghasilkan warna hijau kebiruan yang lebih pekat, hal ini menandakan bahwa ekstrak kloroform daun sirsak mengandung senyawa tanin.

Untuk uji alkaloid, sampel ekstrak dilarutkan dalam 2 mL asam klorida, dipanaskan 5 menit dan disaring. Filtrat yang diperoleh ditambah 2-3 tetes pereaksi Dragendorff. Adanya senyawa alkaloid ditunjukkan dengan endapan jingga.

10.Daun Alpukat

Tanaman alpukat (Persea americana Mill) merupakan salah satu tanaman yang memiliki manfaat sebagai obat tradisional. Hampir semua bagian dari tanaman ini memiliki khasiat sebagai sumber obat-obatan. Kandungan senyawa kimia daun alpukat yang dilaporkan dari penelitian tentang uji aktivitas hipoglemik (kadar gula darah rendah) ekstrak daun alpukat (Persea Americana Mill) ditemukan senyawa saponin, tanin, flavonoid, alkaloid, dan polisakarida melalui uji fitokimia. Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa uji invitro ekstrak daun alpukat yang mengandung senyawa flavonoid dan alkaloid yang dapat menghambat penyebaran virus (HSV) herpeks simpleks.

Senyawa metabolit sekunder yang menjadi objek utama dalam penelitian ini adalah alkaloid. Secara umum alkaloid sering digunakan dalam bidang pengobatan (Harborne, 1996). Alkaloid dapat berfungsi sebagai zat antioksidan hal ini didukung oleh penelitian uji antioksidan. Senyawa alkaloid yang terkandung dalam suatu jenis tanaman dapat bersifat sebagai bioaktif penolak (repellent) nyamuk (Mustanir dan Rosnani,2008). Alkaloid indol memilki aktifitas antibakteri dari Aspidosperma ramiflorum (Tanaka J.C.A , 2006).

Daun alpukat dicuci hingga bersih, dirajang dengan ukuran kecil, diangin-anginkan sampai kering. Tujuan Pengeringan ini untuk menghilangkan kadar air, mencegah timbulnya jamur, dapat disimpan dalam jangka waktu panjang dan tidak merusak komponen senyawa kimia yang terkandung di daun alpukat. Setelah itu dihaluskan menggunakan blender dengan

tambahan sedikit metanol. Tahap akhir diperoleh Serbuk kasar daun alpukat sebanyak 400 gr. Pada tahap ekstraksi sampel berupa serbuk halus daun alpukat diekstraksi dengan cara

(11)

Fraksi air dipartisi dengan pelarut etil asetat diperoleh fraksi air dan fraksi etil asetat. Hasil Partisi dari fraksi fraksi dievaporasi pada suhu 30-400C sampai diperoleh ekstrak air dan ekstrak etil asetat. Masing-masing ekstrak diuji fitokimia. Ekstrak kental metanol sebanyak 0,1 gr dilarutkan dengan 10 mL kloroform amoniak lalu hasilnya dibagi menjadi dua bagian yang sama. Untuk bagian pertama ditambahkan asam sulfat (H2SO4) 2 N perbandingan volumenya sama. Lapisan asam diambil dan dibagi menjadi tiga bagian dan dilakukan pengujian menggunakan pereaksi fitokimia yaitu pereaksi Mayer, pereaksi Dragendroff, dan pereaksi Wagner.Untuk bagian kedua diuji menggunakan pereaksi Hager. Hasil uji positif

mangandung alkaloid jika terbentuk endapan.

11.Tanaman Jamblang/Juwet/Duwet (Syzygium cumini) Senyawa metabolite sekunder : flavonoid

Jamblang memiliki senyawa fenol yang berkhasiat antibakteri. Toksisitas senyawa fenol merusak membran sel bakteri dan bersifat sebagai desinfektan. Kandungan kalium dan silikat membantu mengatasi wasir dan disentri. Daun S. crispus mengandung senyawa aktif kalium berkadar tinggi, asam silikat, senyawa alkaloid (senyawa yang bersifat basa dan mengandung atom nitrogen), saponin (senyawa glikosida kompleks), flavonoid, flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder yang terdapat pada tumbuhan. Senyawa ini dapat digunakan sebagai anti mikroba, obat infeksi pada luka, anti jamur, anti virus, anti kanker, dan anti tumor. Selain itu flavonoid juga dapat digunakan sebagai anti bakteri, anti alergi, sitotoksik, dan anti hipertensi., sterol (stigmasterol, α-sitosterol dan campesterol), kelompok terpen, tripenoid, phytol, tannin, glikosida dan polifenol. Terpenoid sama halnya dengan senyawa terpen tetapi mengandung gugus fungsi lain seperti gugus hidroksil, aldehid dan keton.

Cara Isolasi :

Isolasi senyawa flavonoid dari tanaman jamblang dengan teknik maserasi

menggunakan pelarut methanol selama 4x24 jam. Filtrate yang diperoleh dipekatkan dengan evaporator pada suhu 40ºC sehingga dihasilkan ekstrak kental methanol. Ekstrak kental

(12)

12.Tanaman Sereh Wangi

Sereh wangi (Cymbopogon nardus) mempunyai metabolit sekunder antara lain saponin, tanin, kuinon, dan steroid). Minyak atsiri mengandung berbagai senyawa kimia alamiah yaitu senyawa sitral, sitronela, geraniol, mirsena, nerol, farsenol methil heptenono, dan dipentena. Sementara dua senyawa yang penting yaitu geraniol dan sitronela.

 Fungsi metabolit sekunder pada tanaman sereh wangi antara lain : a. Saponin.

Saponin adalah suatu glikosida yang mungkin ada pada banyak macam tanaman. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan antara lain sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat, dan merupakan waste product dari metabolisme tumbuh-tumbuhan. Kemungkinan lain adalah sebagai pelindung terhadap serangan serangga.

Sifat-sifat senyawa saponin antara lain : mempunyai rasa pahit, dalam larutan air membentuk busa yang stabil, menghemolisa eritrosit, merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi.

b. Tanin

Tanin terdapat berbagai tumbuhan berkayu dan herba, sebagai pertahanan dengan cara mengahalangi insekta nyamuk dalam mencerna makanan. Sehingga pertumbuhan nyamuk menurun.

c. Kuinon

Kuinon merupakan salah satu jenis senyawa fenolik. Senyawa antrakuinon dan kuinon mempunyai kemampuan sebagai anti biotik dan penghilang rasa sakit serta merangsang pertumbuhan sel baru pada kulit.

d. Steroid

Steriod merupakan senyawa saponin dengan 27 atom C. Steroid saponin dihidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang dikenal sebagai saraponin. Hampir sama sama seperti saponin steroid juga bersifat toksik, dan memiliki efek anti jamur.

Cara isolasi :

(13)

13.Tanaman Jahe Putih

Senyawa Metabolit Sekunder :

Kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman jahe terutama golongan flavonoida, fenolik, terpenoida, dan minyak atsiri. Minyak atsiri jahe (Zingiber officinale Roxb) mengandung zingiberene, n-desilaldehid, n-nonilaldehid, d-camphene, d-oc phellandrene, metilheptenon, sineol, borneol, geraniol clan linalool, asetat, kaprilat, sitrat, clan chavinol, zingiberol. Dari senyawa tersebut yang berfungsi sebagai antifilariasis malayi adalah zat pedas jahe (ekstrak etilasetat). Senyawa-senyawa dari minyak atsiri dalam jahe

putih berpotensi terhadap bermacam-macam aktivitas biologis, misalnya antioksidan, diuretik, analgesik, mencegah kanker, antivertigo, immunostimulan, antiradang, antiinfertilitas, hipokolesterolemik, hipotensif. Di Negara China, jus daun ini diberikan untuk obat batuk bagi anak-anak. Manfaat lain adalah sebagai obat asthma dan bronchitis.

Cara Isolasi :

Senyawa metabolit sekunder jahe putih dapat di isolasi dengan menggunakan prinsip destilasi uap. Sebanyak 1 kg rimpang jahe segar dimasukkan kedalam labu destilasi yang telah diisi dengan air suling. Proses destilasi dilakukan secara kontinue selama 8 jam, sebanyak 1 kg yang telah diiris tipis dimasukkan kedalam alat destilator, kemudian ditambahkan 4 L air suling, dengan temperature 100oC. Setelah proses destilasi selesai, minyak pada buret di tampung. Minyak atsiri di tambahkan dengan natrium sulfur anhidrat untuk membebaskan air.

14.Tanaman Jeringau (Acorus calamus) Senyawa Metabolit Sekunder :

Tanaman Jeringau mengandung senyawa flavonoid. Flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain untuk melindungi struktur sel, meningkatkan efektivitas vitamin C,

antiinflamasi, mencegah keropos tulang dan sebagai antibiotic Cara Isolasi :

(14)

menghasilkan fraksi n-heksan. Fraksi n-heksan dievaporasi diperoleh ekstrak n-heksan. Fraksi air dipartisi dengan etil asetat sehingga diperoleh fraksi air dan fraksi etil asetat. Hasil partisi dari fraksi-fraksi tersebut dievaporasi pada suhu 30-40oC sampai diperoleh ekstrak air dan etil asetat. Selanjutnya ekstrak yang diperoleh diuji fitokimia.

15.Tanaman Patah Tulang (Euphorbia tirucalli L.) Senyawa Metablit Sekunder :

Senyawa metabolit sekunder dari tanaman patah tulang yaitu senyawa alkaloid,

flavonoid, triterpenoid, steroid, saponin dan tannin. ranting Patah tulang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa. Selain itu, penelitian sebelumnya dari ekstrak metanol dan kloroform ranting tanaman patah tulang memiliki kemampuan toksik berturut-turut sebesar 332,248λ g/mL dan 240,6432 g/mL dan berpotensi sebagai pestisida. Senyawa yang terdapat dalam ekstrak metanol adalah flavonoid, tanin dan saponin sedangkan ekstrak kloroform hanya terdeteksi positif alkaloid(Baud Grace, dkk, 2014).

Cara Isolasi :

(15)

Daftar Pustaka

Baud Grace S., Meiske S. Sangi, Harry S. J. Koleangan, 2014, Analisis Senyawa Metabolit Sekunder Dan Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Batang Tanaman Patah Tulang (Euphorbia Tirucalli L.) Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (Bslt), Program Studi Kimia FMIPA UNSRAT, Manado

Dewi, I.D.A.D.Y., Astuti, K.W., Warditiani, N.K., Identifikasi Kandungan Kimia Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.), Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis, Universitas Udayana, Bali

Dian Riana Ningsih, Zusfahair, Dwi Kartika, 2016, Identification of Secondary Metabolites Compounds and Antibacterial Activities on the Extract of Soursop Leaf, Jurnal

Molekul, Vol. 11. No.1 (101 – 111)

Elfina, dewi, Atria martina, dan Rodesia mustika roza, 2013, Isolasi Dan Karakterisasi Fungi Endofit Dari Kulit Buah Manggis (Garciniamangostana L) Sebagai Antimikroba Terhadap Candida Albicans,Staphylococcus Aureus Dan Escherichia coli, Jurnal Biologi, Vol 2 No 9

Fahrunnida dan rarastoeti pratiwi, 2015, Kandungan Saponin Buah, Daun dan Tangkai Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.), Seminar Nasional Konservasi Dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam, Solo

Ghafur Maryati Abd , Ishak Isa, Nurhayati Bialangi, Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Flavonoid Dari Daun Jamblang (Syzygium cumini), Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo

Hudha, mohammad isnaeny, Elvianto dwi daryon, dan Muyassaroh, 2013, Minyak Kencur dari Rimpang Kencur dengan Variabel Jumlah Pelarut dan Waktu Maserasi, Jurnal teknik kimia, vol 8 no 1

Nohong dan Hadijah Sabarwati, 2006, Isolasi Metabolit Sekunder dari Kulit Batang Kembang Sepatu (Hibiscus Rosasinensis), Hasil penelitian dosen muda, Unhalu

Puzi, win sonya , yani lukmayani dan undang A Dasuki, 2015, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Daun Tumbuhan Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav) , Unisba , Bandung.

(16)

Saman Sri Iin, Nurhayati Bialangi,Wenny J.A. Musa, 2013, Isolasi Dan Karakterisasi Senyawa Flavonoid Dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Rimpang Jeringau, Universitas Negeri Gorontalo

Sukardi, Adhi pradana p., Maimurah H.P., dan Arie F.M., Extraction of Essential Oils Jasmine (Jasminum sambac) by Method Maceration and Preliminary Treatment PEF (Pulsed Electric Field) (Study of Voltage and Cathode Anode Distance), Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang

Syahril, ardianti, 2015, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Ekstrak Metanol Daun Pecut Kuda, Skripsi, Universitas Gorontalo, Gorontalo

Tanaka, J.C.A. C.C. da Silva, A.J.B. de Oliveira, C.V. Nakamura and B.P. Dias Filho. Antibacterial activity of indole alkaloids from Aspidosperma ramiflorum. Antimicrobial activity of A. ramiflorum Brazilian, Journal of Medical and Biological Research (2006) 39: 387-391 ISSN 0100-879X Short Communication

Referensi

Dokumen terkait

Alat ini terdiri dari 2 lensa (serta kombinasinya) yang dapat dipergunakan untuk melihat pasangan stereo (dua lembar foto udara yang dibuat berurutan dalam satu

Materi ajar audio recording dan teks lirik lagu “Before You Go” karya Lewis Capaldi dapat digunakan dengan baik untuk mengulas verb conjugation dan diction

Skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Prestasi Belajar pada Pokok Bahasan Jenis Karangan Siswa Kelas XI SMK YP Colomadu

Persepsi yang tidak mendukung terdapat pada pada masyarakat usia anak-anak (12-17 Tahun) dan usia muda (17-25 Tahun) Pada masyarakat kalangan usia muda Tari Soreng

Komisi yang diberikan kepada pialang asuransi, agen dan perusahaan asuransi lain sehubungan dengan penutupan pertanggungan dicatat sebagai beban komisi, sedangkan komisi yang

Dalam pelaksanaan evaluasi terdapat kegiatan mengumpulkan data, penskoran, menafsirkan skor, dan membuat keputusan. Sebagai contoh kegiatan mengumpulkan data adalah

dalam penelitian ini, lembar observasi digunakan untuk mengukur tingkat aktivitas siswa dalam kelas II MI MA’ARIF AT-TAQWA Lamongan dalam kegiatan proses belajar mengajar

Masalah fail MIDI merupakan penyataan masalah di dalam penyelidikan ini dan jalan penyelesaiannya adalah dengan memperkenalkan format fail digital audio yang boleh