• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK PESERTA DIDIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII MTS MUHAMMADIYAH BATANG TAHUN PELAJARAN 20102011 Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK PESERTA DIDIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII MTS MUHAMMADIYAH BATANG TAHUN PELAJARAN 20102011 Skripsi"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK

PESERTA DIDIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII MTS

MUHAMMADIYAH BATANG TAHUN PELAJARAN

2010/2011

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1)

dalam Ilmu Pendidikan Matematika

Oleh:

Rochadi

NIM: 073511011

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)

ABSTRAK

Judul : Hubungan Antara Kemampuan Numerik Peserta Didik Terhadap Prestasi Belajar Matematika peserta didik kelas VII MTs Muhammadiyah Batang Tahun Pelajaran 2010/20111

Penulis : Rochadi NIM : 073511011

Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara kemampuan numerik peserta didik terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII MTs Muhammadiya Batang. 2) Untuk mengetahui besarnya hubungan antara kemampuan numerik peserta didik terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII MTs Muhammadiyah Batang.

Penelitian ini merupakan penelitian korelasi. Subyek penelitian ini berjumlah 54 responden. Pengumpulan data dengan menggunakan tes kemampuan numerik untuk menjaring kemampuan numerik peserta didik sebagai variable (X), adapun nilai tertinggi dari kemampuan numerik dalam penelitian ini adalah 82 dan terendah adalah 50 dan nilai mid semester semester genap untuk menjaring nilai prestasi belajar matematika sebagai variable (Y) dan dokumentasi. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis product moment. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa: terdapat hubungan antara variabel X dan Y. Hubungan antara variabel X dan Y cukup kuat, ditunjukkan oleh koefisien korelasi rxy = 0,63 artinya semakin baik kemampuan numerik peserta didik maka semakin baik pula prestasi belajar matematikanya dan signifikan ditunjukkan oleh thitung =5,82 dengan ttabel = (0,01)= 2,00 ttabel (0,05)= 2,66 karena thitung lebih besar dari ttabel maka hipotesis diterima.

(3)

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp/Fax 7601295, 7615387 Semarang 50185

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Semarang, 25 Maret 2011 Lamp : 4 (empat) eksemplar

Hal : Naskah Skripsi Kepada

An. Sdr. Rochadi Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo di Semarang Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi saudara:

Nama : Rochadi

NIM : 073511011

Judul : Hubungan Antara Kemampuan Numerik Peserta Didik

Terhadap Prestasi Belajar Matematika.

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat dimunaqosahkan.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

(4)
(5)

MOTTO

Tidak ada kebaikan bagi pembicaraan kecuali

dengan amalan. Tidak ada kebaikan bagi harta

kecuali dengan kedermawanan. Tidak ada

kebaikan bagi shadaqah kecuali niat yang

ikhlas.

1

1

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Rochadi

NIM : 073511011

Jurusan/Program Studi : Tadris Matematika

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, Maret 2011 Saya yang menyatakan,

Rochadi

(7)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT , skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Ayahanda Sayid (Alm), Ibun\da Tini, dan kakak-kakakku Rambat, Fatoyah, Nasudi yang telah membantuku baik secara materiil maupun sepiritual.

2. Akhmad Mursyidi, BA, Ny Soejoto dan Ibu Sri Murwati selaku ibu asuhku dan bapk asuhku yang telah mengasuhku selama 11 tahun sehingga saya bisa menyelesaikan kuliah.

3. Adib maftukhin, M. Komarudin, Aris Pujianto, A. Syaiful Ma’arif, Zuhrotun Nisa’ dan semua temen-temen Matematika angkatan 2007.

4. Adik-adik mahasiswa angkatan baru.

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga menjadikan kita lebih bermakna dalam menjalani hidup ini. Terlebih lagi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa cahaya Ilahi kepada umat manusia sehingga dapat mengambil manfaatnya dalam memenuhi tugasnya sebagai khalifah di muka bumi.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, saran-saran serta motivasi dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Suatu keharusan bagi pribadi penulis untuk menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dr. Suja’i, M.Ag, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, yang telah memberikan segala fasilitas dalam penyusunan skripsi ini.

2. Hj. Minhayati Saleh, S.Si, M.Sc dan Fakhrur Rozi, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selasai.

3. Seluruh dosen di lingkungan IAIN Walisongo Semarang.

4. H. M. Harto, BA selaku kepala madrasah MTs Muhammadiyah Batang yang telah memberikan tempat serta izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

5. Ragilia Yuliana, S.Pd selaku guru mata pelajaran Matematika yang telah membantu selama penelitian berlangsung.

6. Segenap karyawan MTs Muhammadiyah Batang yang telah membantu penulis

dalam memberikan data-data penulis perlukan.

7. Orang tuaku serta ibu asuhku yang telah membantu kelancaran studiku.

(9)

Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baik balasan

Pada akhirnya penulis menyadari, bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam makna yang sesungguhnya, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis maupun bagi pembaca pada umumnya.

Semarang, 25 Maret 2011 Penulis

Rochadi

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN DEKLARASI ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Penegasan Istilah ... 2

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian.. ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar dan Pembelajaran ... 6

(11)

a. Pengertian Belajar ... 6

b. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 7

2. Pembelajaran ... 9

B. Prestasi Belajar ... 11

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 11

2. Faktor-fator yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 11

C. Kemampuan Numerik ... 17

1. Pengertian Kemampuan Numerik ... 17

2. Kemampuan Numerik dalam Matematika ... 18

3. Meningkatkan Pengertian Bilangan ... 20

D. Kerangka Berpikir ... 21

E. Kajian Penelitian ... 21

F. Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... 24

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24

C. Variabel Penelitian ... 24

D. Metode Penelitian ... 25

E. Populasi dan Sampel ... 25

F. Teknik Pengumpulan Data ... 25

1. Metode Dokumentasi ... 25

2. Metode Tes ... 26

G. Teknik Analisis Data ... 26

1. Analisis Instrumen Test ... 26

2. Analisis Uji Hipotesis ... 28

3. Analisis Lanjut... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum MTs Muhammadiyah Batang ... 30

1. Sejarah Singkat MTs Muhammadiyah Batang ... 30

(12)

3. Sarana dan prasarana MTs Muhammadiyah Batang ... 31

4. Letak dan geografis MTs Muhammadiyah Batang... 32

5. Keadaan Guru, Karyawan dan Peserta didik ... 33

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Rekapitulasi Tes Kemampuan Numerik... ... 34

2. Data Rekapitulasi Nilai Prestasi Belajar Matematika ... 36

C. Pengujian Hipotesis... ... 37

1. Analisis Pendahuluan... ... 37

2. Analisis Uji Hipotesis... ... 43

3. Analisis Lanjut... ... 47

D. Pembahasan Hasil Penelitian... ... 48

E. Keterbatasan penelitian... ... 50

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 51

B. Saran... 51

C. Penutup ... 52

DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. : Fasilitas pendidikan Mts Muhammadiyah Batang ... 32

Tabel 4.2. : Perlengkapan sekolah MTs Muhammadiyah Batang ... 32

Tabel 4.3. : Daftar guru dan karyawan MTs Muhammadiyah Batang ... 33

Tabel 4.4. : Data peserta didik MTs Muhammadiyah Batang ... 34

Tabel 4.5. : Data nilai tes kemampuan numerik ... 34

Tabel 4.6. : Rekapitulasi nilai prestasi belajar matematika... 36

Tabel 4.7. : Diatribusi frekuensi kemampuan numerik ... 38

Tabel 4.8. : Kualitas kemampuan numerik ... 40

Tabel 4.9. : Distribusi frekuensi prestasi belajar matematika ... 41

Tabel 4.10. : Kualitas prestasi belajar ... 42

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. : Histogram kemampuan numerik peserta didik ... 39

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Soal uji coba tes kemampuan numerik

Lampiran II : Jawaban soal uji coba tes kemampuan numerik Lampiran III : Soal tes kemampuan numerik

Lampiran IV : Jawaban Soal tes kemampuan numerik Lampiran V : Uji validitas dengan biserial

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelajaran matematika akan lebih mudah dipelajari oleh orang-orang yang mempunyai kemampuan numerik yang tinggi. Kemampuan numerik merupakan kemampuan khusus dalam hitung menghitung.2 Karena sebagian besar materi yang ada dalam mata pelajaran matematika membutuhkan banyak penghitungan dan membutuhkan kemampuan khusus yang mempengaruhi prestasi belajar matematika. Di antaranya adalah kemampuan verbal, kemampuan spasial, kemampuan numerik, kemampuan penalaran dan sebagainya. Kemampuan verbal yaitu kemampuan seseorang dalam memahami konsep-konsep dalam bentuk

kata-kata. Kemampuan spasial yaitu kemampuan seseorang

memvisualisasikan gambar, baik itu gambar dalam bentuk dimensi dua atau dimensi tiga. Sedangkan kemampuan numerik yaitu kemampuan seseorang dalam melakukan penghitungan dan pengoperasian bilangan-bilangan.3

Contohnya dalam materi aritmatika sosial, peserta didik diharapkan bisa memahami soal, untuk dapat memahami soal dibutuhkan kemampuan verbal. Setelah peserta didik dapat memahami dengan kemampuan verbal, maka peserta didik dituntut untuk bisa mengerjakan soal dengan kemampuan numerik yang dimilikinya. Sehingga peserta didik mampu menyelesaikan permasalahan dalam soal matematika yang dihadapinya.

Dari contoh di atas kemampuan numerik sangat diperlukan untuk menyelesaikan soal matematika, walaupun beberapa kemampuan di atas sangat berkaitan satu sama lain. Tetapi di dalam penyelesaian soal dibutuhkan kemampuan numerik yang sangat luas.

2

http://etd.eprints.ums.ac.id/4522/1/A410040076.pdf, Senin.19-11-2010, jam 16.12. Ibid. 3

(17)

Keadaan yang terjadi di MTs Muhammadiyah Batang tidak semua peserta didik mempunyai kemampuan numerik secara baik. Sehingga peserta didik dalam mengerjakan soal matematika cenderung mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan tingkat intelegensi seseorang juga berbeda-beda, jadi ada peserta didik yang mempunyai intelegensi yang tinggi dan ada yang sedang.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang: Hubungan Antara Kemampuan Numerik Peserta Didik terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VII MTs Muhammadiyah Batang.

B. Penegasan Istilah

Untuk memperoleh kejelasan dan menghindari keberagaman penafsiran dalam judul penelitian ini, maka perlu ditegaskan beberapa istilah

1. Kemampuan numerik

Kemampuan yaitu daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.4 Numerik yaitu yang berwujud nomor (angka), yang bersifat angka/sistem angka, data statistik/ atau data yang memerlukan pengelolaan yang cermat.5 kemampuan numerik yaitu kemampuan untuk memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan bilangan.6

2. Prestasi belajar

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi

4

Sunarto, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 120

5

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta; Balai Pustaka, 2005) hlm. 788,

6

(18)

prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.7 Prestasi belajar biasanya juga ditunjukan dengan angka. Prestasi dalam penelitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh peserta didik pada mata pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan guru setelah melaksanakan tugas yang diberikan pada peserta didik. 3. Matematika

Kata "matematika" berasal dari kata (máthema) dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai "sains, ilmu pengetahuan, atau belajar" juga (mathematikós) yang diartikan sebagai "suka belajar". Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunda/ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah panalaran deduktif yaitu kebenaran suatu konsep pernyataan yang diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antara konsep/pernyataan dalam matematika bersifat konsisten.8

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas timbul suatu permasalahan sebagai berikut:

1. Adakah hubungan antara kemampuan numerik peserta didik terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII MTs Muhammadiyah Batang?

7

http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/ hari Senin tgl 3 januari 2011 jam 18.45

8

(19)

2. Seberapa besar hubungan antara kemampuan numerik peserta didik terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII MTs Muhammadiyah Batang?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara kemampuan

numerik peserta didik terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII MTs Muhammadiyah Batang.

2. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara kemampuan numerik peserta didik terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII MTs Muhammadiyah Batang.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peserta didik

a. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan numeriknya.

b. Sebagai motivasi untuk dapat meningkatkan kemampuan

numeriknya. 2. Bagi guru

a. Menjadi informasi yang penting khususnya guru matematika, untuk mengetahui kemampuan numerik peserta didiknya.

b. Sebagai bahan perbandingan antara peserta didik yang satu dengan yang lain.

3. Bagi peneliti

(20)
(21)

BAB II

Darsono dkk, yang dikutip Ismail SM adalah perubahan yang menetap dalam diri seseorang yang tidak dapat diwariskan secara genetis. Selanjutnya Morris bahwa perubahan itu terjadi pada pemahaman

(insight), perilaku, persepsi, motivasi, atau campuran dari semua

secara sistematis sebagai akibat pengalaman dalam situasi-situasi tertentu.9

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is devined as the modification of strengthening

of behavior through experiening).11 Belajar merupakan suatu proses,

suatu kegiatan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu yakni mengalami.

Belajar menurut Harold Spears yang dikutip Agus Suprijono learning is observe, to read to imitate, to try something themselves, to

9

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Berbasis Paikem, (Pembelajaran Aktif, Inovatif,

Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), hlm. 9

10

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), Edisi 2, hlm. 13

11

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 27

(22)

listen, of follow direction (Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu).12

Dari pengertian belajar yang dikemukakan sebelumnya, maka belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk mengetahui apa yang ingin diketahui sebagai suatu bentuk perubahan perilaku dirinya.

Di dalam perspektif agama Islam, belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat. Hal ini dinyatakan dalam Firman Allah Surat Al-Mujaadalah ayat 11.13





“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujaadalah : 11)14

Ayat di atas digunakan sebagai pendorong setiap manusia untuk senantiasa belajar. Karena orang berilmu diangkat derajatnya oleh Allah SWT.

b. Faktor–faktor yang mempengaruhi belajar antara lain: a) Faktor guru

12

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 2

13

Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), edisi revisi, hlm. 35.

14

(23)

Setiap guru memiliki pola mengajar sendiri-sendiri. Pola mengajar ini tercermin dalam tingkah laku pada waktu melaksanakan pembelajaran. Dianne Lapp, menamakan pola umum tingkah laku mengajar yang dimiliki guru dengan istlah gaya mengajar atau teaching style.

b) Faktor peserta didik

Setiap peserta didik mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian. Kecakapan yang dimiliki masing-masing peserta didik itu meliputi kecakapan potensial yang

memungkinkan untuk dikembangkan, seperti bakat dan

kecerdasan; maupun yang diperoleh dari hasil belajar. Dan yang dimaksud dengan kepribadian adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh individu yang bersifat menonjol, yang membedakan dirinya dengan orang lain.

c) Faktor kurikulum

Secara sederhana arti kurikulum menggambarkan pada isi atau pelajaran dan pola interaksi pembelajaran antara guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh sebab itu, tujuan yang hendak dicapai itu secara khusus menggambarkan bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai peserta didik melalui proses belajar yang beraneka ragam. Dengan demikian baik bahan maupun pola interaksi guru-peserta didik pun beraneka ragam pula. Hal ini dapat menimbulkan situasi yang bervariasi dalam proses pembelajaran.

d) Faktor lingkungan

(24)

penting dalam menciptakan situasi, sehingga proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diharapkan. 15

Kemudian dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Sumardi Suryabrata, dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:

1) Faktor-faktor stimulasi belajar.

Segala sesuatu di luar individu yang merangsang individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar dikelompokkan dalam faktor stimuli belajar antar lain: panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringannya tugas, suasana lingkungan eksternal.

2) Faktor-faktor metode belajar.

Metode belajar yang dipakai guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh si pelajar, faktor-faktor metode belajar menyangkut hal-hal berikut: kegiatan berlatih atau praktek, overlearningdan drill, resitasi belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, belajar dengan keseluruhan dan

dengan bagian-bagian, penggunaan modalitet indera,

bimbingan dalam belajar, kondisi-kondisi intensif. 3) Faktor-faktor individual.

Faktor-faktor individu meliputi: kematangan, faktor usia kronologis, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani, da n motivasi.16

2. Pembelajaran

Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan pserta didikdalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada.

15

Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007), hlm. 5-6

16

(25)

Baik potensi yang bersumber dari dalam diri peserta didik itu sendiri, seperti minat, bakat, dan kemampuan dasar yang dimiliki. Termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar peserta didik. Seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.17

Pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan mempelajari.18 Guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya. Subyek pembelajaran adalah peserta didik, jadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Sehingga pembelajaran dapat diartikan sebagai dialog interaktif antara guru dan peserta didik.

Pembelajaran adalah suatu proses interaksi (hubungan timbal balik) antara guru dengan peserta didik. Dalam proses tersebut, guru memberikan bimbingan dan menyediakan berbagai kesempatan yang dapat mendorong peserta didik belajar, untuk memperoleh pengalaman sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tercapainya pembelajaran ditandai oleh tingkat penguasaan, kemampuan dan pembentukan kepribadian.19

Aliran psikologi belajar yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran adalah aliran behavioristik. Aliran behavioristik menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Aplikasi teori behavioristik tergantung dari beberapa hal seperti tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik peserta didik, media, dan fasilitas pembelajaran yang tesedia. Di dalam teori behavioristik tujuan pembelajaran ditekankan pada pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar merupakan bentuk aktivitas (mimetic) yang menuntut pserta didik untuk mengungkap kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.20

17

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 26

18

Agus Suprijono, Op Cit., hlm. 13

19

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet. 8, hlm. 148

20

(26)

B. Prestasi belajar

1. Pengertian prestasi belajar

Prestasi belajar adalah hasil suatu penilaian di bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai.21 Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.22 Prestasi belajar merupakan hasil dari adanya rencana dan pelaksanaan proses belajar, sehingga diperlukan informasi-informasi yang mendukung disertai dengan data yang objektif dan memadai.23 Dari ketiga pendapat ahli di atas mengenai prestasi belajar dapat disimpulkan bahwa pretasi belajar adalah kemampuan seseorang pada bidang tertentu dalam mencapai tingkat kedewasaan yang langsung dapat diukur dengan tes. Penilaian ini dapat berupa angka atau huruf. Sedangkan yang diungkap dalam penelitian ini adalah pretasi belajar mata pelajaran Matematika peserta didik kelas VII MTs. Muhammadiyah Kabupaten Batang yang terdokumentasi dalam rapor.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu faktor intern yang bersumber pada diri peserta didikdan faktor ekstern yang bersumber dari luar diri siswa. Faktor intern terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.24

Menurut Mudzakir faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar juga dapat digolongkan ke dalam dua faktor yaitu, faktor intern

21

Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Gramedia, 1989), hlm. 102

22

Purwodarminto, WJS., Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hlm. 70

23

Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994), hlm. 21

24

(27)

(faktor dalam diri manusia) dan faktor ekstern (faktor dari luar manusia). Faktor-faktor tersebut meliputi:

a. Faktor intern (faktor dalam diri manusia) Faktor ini meliputi:

1) Faktor fisiologi (yang bersifat fisik) yang meliputi: a) Karena sakit

Seorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga saraf sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya ransangan yang diterima melalui inderanya lama, sarafnya akan bertambah lemah, sehingga ia tidak dapat masuk sekolah untuk beberapa hari, yang mengakibatkan ia tertinggal dalam pelajarannya.

b) Karena kurang sehat

Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, kurang semangat, dan pikirannya terganggu. Karena hal-hal tersebut penerimaan dan respon terhadap pelajaran berkurang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal dalam memproses, mengelola, menginteprestasi dan mengorganisasi materi pelajaran melalui inderanya sehingga ia tidak dapat memahami makna materi yang dipelajarinya.

c) Karena cacat tubuh

(28)

orang yang memiliki cacat tubuh serius harus mengikuti pendidikan di tempat khusus seperti Sekolah Luar Biasa (SLB). 2) Faktor psikologi (faktor yang bersifat rohani)

Faktor psikologi meliputi: a) Intelegensi

Setiap orang memiliki tingkat IQ yang berbeda-beda. Seseorang yang memiliki IQ 110-140 dapat digolongkan cerdas, dan yang memiliki IQ 140 keatas tergolong jenius. Golongan ini mempunyai potensi untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi. Seseorang yang memiliki IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental, mereka inilah yang banyak mengalami kesulitan belajar.

a) Bakat

Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu yang sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang harus mempelajari sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya, ia akan cepat bosan, mudah putus asa dan tidak senang. Hal-hal tersebut akan tampak pada anak suka mengganggu kelas, berbuat gaduh, tidak mau pelajaran sehingga nialinya rendah.

b) Minat

Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhannya, tidak sesuai dengan kecakapan dan akan menimbulkan problema pada diri anak. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan dan aktif tidaknya dalam proses pembelajaran.

(29)

Motivasi sabagai faktor dalam (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehimgga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah dan giat

membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya.

Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatianya tidak tertuju pada pelajaran, suka menggangu kelas dan sering meninggalkan pelajaran. Akibatnya mereka banyak mengalami kesulitan belajar.

d) Faktor kesehatan mental

Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, tetapi juga menyangkut segi kesehatan mental dan emosional. Hubungan kesehatan mental dengan belajar adalah timbal balik. Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik demikian juga belajar yang selalu sukses akan membawa harga diri seseorang. Bila harga diri tumbuh akan merupakan faktor adanya kesehatan mental. Individu di dalam hidupnya selalu mempunyai

kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan, seperti

memperoleh penghargaan, dapat kepercayaan, rasa aman, rasa kemesraan, dan lain-lain. Apabila kebutuhan itu tidak terpenuhi akan membawa masalah-masalah emosional dan akan menimbulkan kesulitan belajar.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, faktor ini meliputi :

(30)

Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Yang termasuk faktor ini antara lain :

a) Perhatian Orang tua

Dalam lingkungan keluarga setiap individu atau pserta didik memerlukan perhatian orang tua dalam mencapai prestasi belajarnya. Karena perhatian orang tua ini akan menentukan peserta didik dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi. Perhatian orang tua diwujudkan dalam hal kasih sayang, memberi nasihat-nasihat dan sebagainya.

b) Keadaan ekonomi orang tua

Keadaan ekonomi keluarga juga mempengaruhi prestasi belajar peserta didik, kadang kala peserta didik merasa kurang percaya diri dengan keadaan ekonomi keluarganya. Akan tetapi ada juga peserta didik yang keadaan ekonominya baik, tetapi prestasi prestasi belajarnya rendah atau sebaliknya peserta didik yang keadaan ekonominya rendah malah mendapat prestasi belajar yang tinggi.

c) Hubungan antara anggota keluarga

Dalam keluarga harus terjadi hubungan yang harmonis antar personil yang ada. Dengan adanya hubungan yang harmonis antara anggota keluarga akan mendapat kedamaian, ketenangan dan ketentraman. Hal ini dapat menciptakan kondisi belajar yang baik, sehingga prestasi belajar peserta didik dapat tercapai dengan baik pula.

2) Lingkungan Sekolah

Yang dimaksud dengan lingkungan sekolah sekolah, antara lain :

a) Guru, yang meliputi :

(31)

untuk mentransfer ilmu kepada peserta didik, maka seorang guru harus dapat menguasai bahan pelajaran yang akan ditransfer dan dapat menyampaikan dengan baik serta dapat menguasai dan mengontrol kondisi kelas peserta didik.

b) Faktor alat

Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian kurang efektif. Terutama pelajaran yang bersifat praktikum, kurangnya alat laboratotium akan banyak menimbulkan kesulitan pserta didik dalam belajar dan guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi pserta didik sehingga tidak menutup kemungkinan akan menghambat prestasi belajar peserta didik. c) Kondisi gedung

Kondisi gedung terutama ditunjukkan pada ruang kelas atau ruang tempat proses belajar mengajar. Ruang harus memenuhi syarat kesehatan seperti ruang harus berjendela, ventilasi cukup, udara segar dan sinar dapat masuk ruangan, dinding harus bersih, putih, tidak terlihat kotor, lantai tidak becek, licin atau kotor, keadaan gedung yang jauh dari keramaian seperti pasar, bengkel, pabrik, dan lain-lain, sehingga pserta didikmudah konsentrasi dalam belajar. Apabila beberapa hal di atas tidak terpenuhi maka situasi belajar akan kurang baik.

3) Faktor Media Masa dan Lingkungan Sosial (Masyarakat)

a) Faktor media Masa meliputi bioskop, TV, surat kabar, majalah, buku-buku komik yang ada di sekeliling kita. Hal-hal itu yang akan menghambat belajar apabila terlalu banyak waktu yang dipergunakan, hingga lupa tugas belajar.

b) Lingkungan sosial

(32)

memberi pengertian untuk mengurangi pergaulan yang dapat memberikan dampak negatif bagi anak tersebut.

Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi anak untuk belajar apabila terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter. Begitu juga sebaliknya, apabila lingkungan tetangga adalah orang yang tidak sekolah, menganggur, akan sangat berpengaruh bagi anak.

Aktivitas dalam masyarakat juga dapat berpengaruh dalam belajar anak. Peran orang tua di sini adalah memberikan pengarahan kepada anak agar kegiatan di luar belajar dapat diikuti tanpa melupakan tugas belajarnya.25

C. Kemampuan Numerik

1. Pengertian kemampuan numerik

Kemampuan numerik yaitu kemampuan khusus dalam hitung

menghitung.26 Kemampuan numerik yaitu kemampuan memahami

hubungan angka dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan konsep-konsep bilangan.27 Jadi kemampuan numerik yaitu kemampuan berhitung, kemampuan menalar angka-angka, menggunakan atau memanipulasi relasi angka dan menguraikan secara logis. Istilah tes penalaran numerik seringkali digunakan secara bergantian dengan uji kemampuan numerik. Tidak ada definisi yang diterima secara luas perbedaan antara kemampuan numerik dan penalaran numerik dan kedua sitilah ini sering dipertukarkan.28

Tes kemampuan numerik menilai kemampuan anda untuk menggunakan angka-angka dengan cara yang logis dan rasional.

25

Mudzakir Sutrisno, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), hlm. 155-168

26

http://etd.eprints.ums.ac.id/4522/1/A410040076.pdf, Senin.19-11-2010, jam 16.12

27

Ki Fudyartanta, Tes Bakat dan Perskalaan Kecerdasan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 68

28

Dwi sunar prasetyono, Kiat-kiat dan Latihan-latihan Lengkap Psikotes Khusus Angka dan

(33)

Pertanyaan hanya memerlukan tingkat dasar pendidikan agar berhasil menyelesaikan dan karena itu mengukur kemampuan penalaran numerik dari pada pencapaian pendidikan. Pertanyaaan bertujuan untuk mengukur pemahaman anda tentang hal- hal seperti nomor urut, transformasi numerik, hubungan antara angka dan kemampuan anda untuk melakukan perhitungan numerik. Tes kemampuan penalaran numerik mengharuskan anda untuk mengintepretasikan informasi yang diberikan dan kemudin menerapkan logika yang tepat untuk menjawab pertanyaan.29 Butir-butir soal tes kemampuan numerik dirancang untuk mengungkap pemahaman relasi angka dan mempermudah dalam menanganai konsep-konsep menurut angka. Masalah-masalah disusun dalam tipe soal yang biasanya disebut perhitungan aritmatik apa yang disebut dengan penalatan aritmatik. Ini didorong oleh adanya suatu keinginan untuk menghindari unsur-unsur bahasa yang biasanya berupa masalah penalaran aritmatik, di mana kemampuan membaca memiliki peran yang sangat berarti. Bentuk perhitungan memberikan keuntungan sehingga tidak akan merugikan sebagai suatu kemampuan angka.

Hal ini tampak dengan jelas dari pemeriksaan butir-butir soal yang mengungkap kemampuan penalaran. Beberapa butir tes hanyalah untuk keterampilan dalam proses penggunaan angka untuk tujuan bimbingan dan konseling, hal ini diperlukan sebagai bahan informasi. Dengan demikian beberapa soal memerlukan pemahaman relasi dengan angka, meskipun perhitungannya sangat sederhana, tetapi sama rumitnya dengan soal yang disusun dalam hubungan verbal. 30

2. Kemampuan Numerik dalam Matematika

Pelajaran matematika yang penuh dengan rumus-rumus, angka-angka dan membutuhkan ketelitian dalam perhitungan. Maka untuk dapat

29

Dwi Sunar Prestyono, ibid hlm. 8

30

Dewa Ketut Sukardi, Analisis Tes Psikologis Teori dan Praktik dalam

Penyelenggaraan Layanan dan Bimbingan Konseling di Sekolah, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA,

(34)

memudahkan seseorang atau peserta didik dalam belajar matematika dibutuhkan suatu kemampuan dalam matematika yaitu kemampuan numerik, yakni kemampuan dalam hitung mengitung, kemampuan ini juga penting dalam kehidupan sehari-hari. Kekurangan kecerdasan matematis-logis juga mengakibatkan sejumlah besar problem individu dan budaya. Tanpa adanya kepekaan terhadap bilangan, seseorang kemungkinan besar tertipu oleh harapan-harapan yang tidak realistis. Tanpa kepakaan terhadap bilangan, seseorang juga tidak dapat memahami permasalahan ekonomi, politik, dan sosial yang penting.31

Dalam sekolah kemampaun numerik sangatlah penting,

kemampuan ini dapat diketahui melalui tes kemampuan numerik. Subtes kemampuan ini mengungkap bagaimana baiknya seseorang memahami ide-ide yang diekspresikan dalam bentuk angka-angka, dan bagaimana jelasnya seseorang dapat berpikir dan menalar dengan angka-angka. Dengan demikian, tes kemampuan numerik adalah kemampuan pserta didik mengungkapkan kemampuan pserta didik menalar dengan angka-angka, menggunakan atau memanipulasi relasi dengan angka-angka, dan menguraikan secara logis.

Kemampuan angka khususnya penting, artinya dalam mata pelajaran sekolah menengah seperti matematika, fisika dan kimia. Para peserta didik yang dapat mengerjakan tes ini dengan baik, juga

memungkinkan kecenderungan dapat mengerjakan dengan baik

perhitungan dan pengukuran yang bersifat umum di kantor-kantor, pabrik-pabrik dan toko-toko. Dari tes ini juga bermanfaat dalam pekerjaan seperti asisten laboratorium, pemegang buku, ahli statistik, juru ekspedisi, tukang kayu dan pembuat perabot/alat-alat.32

Jadi kemampuan numerik tidak hanya penting dalam mata pelajaran matematika di sekolah saja akan tetapi dalam kehidupan

31

Christine Sujana, Cara Mengembangkan Komponen Kecerdasan, (Yogyakarta: PT INDEKS, 2008), hlm. 44

32

(35)

hari sangatlah bermanfaat. Dan sebenarnya aktifitas sehari hari yang dikerjakan juga berhubungan dengan masalah matematika.

3. Meningkatkan Pengertian Bilangan

Anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan pola dari usia yang sangat muda. Mereka menikmati berhitung dan dengan cepat belajar menambah, mengurangi, mengalikan dan membagi. Selain itu, anak-anak yang terampil dalam matematika cepat memahami konsep waktu. Anak-anak yang cerdas secara matematis senang melihat pola dalam informasi mereka, dan mereka dapat megingat bilangan dalam pikiran mereka dalam jangka waktu yang panjang. Menjelaskan konsep-konsep secara logis, atau menyimpulkan informasi menggunakan matematika dapat meningkatkan pemahaman mereka. Anak-anak yang demikian senang membuat kesimpulan ilmiah dari pengamatan mereka.33

Kapasitas ‘melek angka’ menggambarkan dimensi lain dari kecerdasan matematis-logis. Sebelum muncul komputer dan kalkulator, kemampuan menghitung awangan (mencongak) sangat dihargai. Bahkan sekarang masih dikagumi bakat orang-orang Shakutala Devi dari india, yang dicatat Guinness Book of World Records telah mengalikan dua bilangan 13 angka secara awangan dalam waktu 28 detik. Karena itulah, menjadi penting untuk mendorong anak untuk berlatih berhitung sejak kecil dan menikmati matematika untuk mengembangkan kecerdasan logis atau matematis yang kuat. Perkembangan pengertian bilangannya bermanfaat dalam membantunya memahami bagaimana matematika dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. (seperti berjualan atau berbelanja) dan hubungan orang lain. Sehingga anak akan menjadi lebih inovatif dalam menggunakan konsep matematis seperti memahami arti dari nilai rata-rata, sampai situasi yang lebih rumit seperti perencanaan dan pemahaman keuangan pada masa dewasa. Jelas sangat penting untuk

33

(36)

mengembangkan kecerdasan ini agar berfungsi dalam kebudayaan dan masyarakat.

D. KerangkaBerpikir

Matematika sebagai salah satu sarana berfikir ilmiah sangat diperlukan untuk menambah kemampuan berfikir logis, sistematis dan kritis dalam diri peserta didik. Demikian pula matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan peserta didik untuk menunjang keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan matematika berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sebagai alat bantu mengembangkan disiplin ilmu lainnya.

Adapun hal-hal yang menunjang prestasi belajar, khususnya mata pelajaran matematika dipengaruhi banyak faktor. Diantaranya adalah kemampuan verbal, kemampuan spasial dan kemampuan numerik. Dari faktor-faktor tersebut yang dibahas dalam skripsi ini adalah faktor kemampuan numerik. Kemampuan ini sangatlah penting khususnya pada mata pelajaran seperti: matematika, fisika dan kimia.

Kemampuan numerik merupakan kemampuan khusus dalam hitung menghitung, sehingga kemampuan numerik mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam memahami dan menyelesaikan soal matematika. Namun, kemampuan numerik peserta didik berbeda-beda. Ada peserta didik yang memiliki kemampuan numerik yang tinggi dan rendah. Dimana peserta didik yang mempunyai kemampuan numerik yang tinggi akan bekerja lebih baik dalam berhitung sedangkan peserta didik yang mempunyai kemampuan numerik rendah cenderung akan mengalami kesulitan dalam berhitung.

E. Kajian Penelitian yang Relevan

(37)

1. Dalam skripsi yang di tulis oleh Mukhlisin NIM: 053511185 Mahasisiwa IAIN yang berjudul: Hubungan antara Kemampuan Awal Matematika dan Motivasi Berprestasi dengan Hasil Belajar Matematika Materi Segitiga dan Segiempat kelas VII SMP Askhabul Kahfi Polaman Mijen Semarang tahun 2009/2010 .

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antar kemampuan awal matematika dengan hasil belajar matematika materi segitiga dan segiempat kelas VII Askhabul Kahfi polaman mijen semarang hal ini di buktikan dengan diperoleh rhitung = 0,595 sedangkan rtabel = 0,297 pada taraf siginifikansi 5% maka r hitung > r tabel sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motifasi berprestasi dengan hasil belajar matematika materi segitiga dan segiempat kelas VII Askhabul kahfi polaman mijen semarang hal ini ditunjukkan oleh rhitung= 0,300 sedangkan rtabel = 0,297 pada taraf signifikansi 5%, maka r hitung > r tabel sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan awal, motifasi berprestasi dengan hasil belajar matematika materi segitiga dan segiempat kelas VII askhabul kahfi polaman mijen semarang hal ini ditunjukkan oleh rhitung=

0,637 sedangkan rtabel = 0,297 pada taraf signifikansi 5%, maka r hitung > r tabel sehingga Ha diterima dan Ho ditolak.34

2. Dalam skripsi yang ditulis oleh Ernawati mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul “ hubungan antara motivasi berprestasi, kemampuan numerik dengan prestasi belajar matematika di SMP Muhammadiyah Dau Malang” tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi, kemampuan numerik dengan prestasi belajar matematika siswa SMP 06 Dau Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Adapun perolehan data dengan tes. Sementara sumber data dalam

34

Mukhlisin, Hubungan antara kemampuan awal matematika dan motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika mater segitiga dan segiempat kelas VII SMP Askhabul Kahfi

Polaman Mijen Semarang tahun, skripsi Fakultas Tarbiyah jurusan pendidikan matematika,

(38)

penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP 06 Dau Malang. Adapun metode analisis data dengan regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan (1) motivasi pencapaian dengan prestasi belajar dengan kualifikasi tinggi (47%) (2) kemampuan numerik dengan kategori sedanga (42%) dan (3) prestasi belajar matematika dalam kategori sedang (58%). Hasil analisa data menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar matematika dengan (r =0,439, p =0,007 < 0,05, ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan numerik dengan prestasi belajar matematika (r =0,362, p = 0,030 <0,05. Dari hasil analisis regresi ganda antara motivasi berprestasi, kemampuan numerik dengan prestasi belajar matematika diperoleh koefisien regresi ganda = 6,229, p < (0,05)35

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya khususnya pada kajian penelitian pendukung di atas adalah pada skripsi Mukhlisin yang dibahas adalah kemampaun awal matematika, sedangkan pada skripsi Ernawati yang dibahas adalah hubungan antara motivasi berprestasi, kemampuan numerik dengan prestasi belajar matematika .

F. Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara dari permasalahan penelitian.36 Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Adanya hubungan kemampuan numerik peserta didik terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII MTs Muhammadiyah Batang”

35

http://www.researchgate.net/publication50812996_HUBUNGAN_ANTARA_MOTIV ASI_BERPRESTASI_DAN_KEMAMPUAN_NUMERIK_DENGAN_PRESTASI_BELAJAR_ MATEMATIKA_DI_SMP_MUHAMMADIYAH_06_DAU_MALANG, Selasa 14 juni 2011, Jam 18.46

36

(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara kemampuan numerik peserta didik terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII MTs Muhammadiyah Batang.

2. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara kemampuan numerik peserta didik terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII MTs Muhammadiyah Batang.

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah Desa Kebonan Kecamatan Batang, Kabupaten Batang. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1Maret sampai tanggal 11 Maret 2011.

C. VARIABEL PENELITIAN

Variabel penelitian adalah objek penelitian yang bervariasi.37 Variabel penelitian juga merupakan sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal terbukti kemudian ditarik kesimpulannya.38 Variabel penelitian ini ada dua, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel tak bebas (dependen). 1. Variabel independen (x): Kemampuan numerik peserta didik.

Adapun indikator dari tes kemampuan numerik meliputi sebagai berikut:

a. Peserta didik mampu melakukan penjumlahan b. Peserta didik mampu melakukan pengurangan

37

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1989), hlm. 89

38

Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 2

(40)

c. Peserta didik mampu melakukan pembagian d. Peserta didik mampu melakukan perkalian

e. Peserta didik mampu melakukan perhitungan Sederhana matematika f. Peserta didik mampu melakukan perhitungan Aritmatika dasar.39 2. Variabel dependen (y): Prestasi belajar matematika peserta didik.

Adapun indikator dari prestasi belajar matematika adalah nilai mid semester genap kelas VII MTs Muhammadiyah Batang.

D. METODE PENELITIAN

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode korelasi, maksudnya adalah penelitian empiris untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih secara sistematis tanpa melakukan perlakuan-perlakuan maupun manipulasi terhadap variabel penelitian berdasarkan pengukuran terhadap gejala-gejala pada diri responden.40

E. POPULASI DAN SAMPEL

Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian.41 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII semester II MTs Muhammadiyah Batang. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 54 peserta didik yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas VII A berjumlah 29 dan kelas VII B berjumlah 25 peserta didik. Karena responden kurang dari 100, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi. Jadi sampel adalah seluruh populasi.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

39

Dwi Sunar P, Edisi Lengkap Tes IQ dan SQ, (Jogjakarta: Flash Books, 2010) hlm. 85

40

Sumadi Suryabrata, metodologi penelitian, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2008) hlm. 75

41

(41)

prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.42 Metode ini digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar matematika peserta didik MTs Muhammadiyah Batang, data tentang struktur pengajar, dan keadaan peserta didik serta data lain yang berhubungan dengan penelitian.

2. Metode tes

Metode tes ini dianggap merupakan alternatif terbaik untuk mendapatkan data cerminan dari suatu eksperimen. Materi yang diberikan pada tes ini adalah materi yang mencakup tentang materi kemampuan numerik. Adapun tes kemampuan numerik ini mencakup beberapa materi antara lain penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian sederhana matematika, dan aritmatika dasar.

Soal yang digunakan dalam tes kemampuan numerik ini berbentuk

multiple choice test (tes pilihan ganda). Pada penelitian ini jumlah soal

yang akan diujikan adalah 40 butir. Untuk menyelesaikan setiap butir soal diberi waktu 2 menit, jadi untuk menyelesaikan soal tersebut diberikan durasi waktu 80 menit. Setelah perangkat tes disusun kemudian diujicobakan kepada sejumlah obyek tertentu untuk mengetahui tingkat keabsahan, taraf kesukaran dan daya pembeda soal.

G. TEKNIK ANALISIS DATA 1. Analisis Instrumen Tes

Perangkat tes yang telah disusun harus dilakukan analisa dengan langkah sebagai berikut:

a. Uji validitas tes

Untuk mengetahui validitas soal maka digunakan rumus korelasi

productmoment.43Rumus yang digunakan adalah;

rxy =

Suharsimi Arikunto, ibid., hlm.231

43

(42)

rxy = validitas butir soal N = jumlah peserta

X = jumlah skor total yang benar Y = skor total

Kriteria: Butir soal dikatakan valid, jika rhitung > rtabel, dengan α = 5% b. Uji reliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas perangkat bentuk objektif maka digunakan rumus alpha sebagai berikut;44

= reliabilitas test secara keseluruhan n = banyaknya butir soal

= jumlah varian skor tiap-tiap item

= varians total

Jika rhitung > rtabel maka item test diajukan reliabel c. Tingkat kesukaran soal

Adapun rumus yang digunakan adalah:

TK = taraf kesukaran

Ngagal = jumlah test yang gagal

N = jumlah total test

d. Daya beda soal

Rumus yang dipakai adalah:45

44Ibid.,

hlm. 100-101

45Ibid.,

(43)

Keterangan: D = daya pembeda

= taraf kesukaran kelompok atas = taraf kesukaran kelompok bawah Kriteria yang digunakan yaitu:

D = 0,00 sampai 0,20 (jelek) D = 0,20 sampai 0,40 (cukup) D = 0,40 sampai 0,70 (baik) D = 0,70 sampai 1,00 (baik sekali) 2. Analisis Uji Hipotesis

Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang penulis ajukan yaitu dengan cara perhitungan lebih lanjut dengan analisis statistik. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis korelasi yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Analisis tersebut digunakan peneliti untuk mengetahui hubungan kemampuan numerik terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII MTs Muhammadiyah Batang.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam uji hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Mencari korelasi variabel X dengan variabel Y menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

rxy = korelasi antar variabel x dan y N = jumlah peserta

X = Variabel X Y = Variabel Y

(44)

th = uji signifikansi korelasi x dan y r = korelasi x dan y

n = jumlah sampel

b. Menguji apakah korelasi itu signifikan atau tidak dengan taraf signifikan 5% atau 1%.

3. Analisis Lanjut

Analisis lanjut adalah analisis lanjutan yang didasarkan pada analisis penelitian (analisis uji hipotesis). Analisis ini digunakan untuk membuat interpretasi lebih lanjut dari hasil hipotesis sebagai berikut.

Ho :Hubungan antara variable X dan Y tidak signifikan HI :Hubungan antara variabel X dan Y signifikan.

Analisis ini digunakan dengan jalan mengkonsultasikan nilai thitung (th) dengan ttabel (tt) pada taraf signifikan 5% dan 1% dengan kemungkinan:

a. Apabila nilai thitung (th) yang diperoleh lebih besar atau sama dengan nilai ttabel (tt) maka Ha diterima Ho ditolak, sehingga ada hubungan yang signifikan antara kemampuan numerik dengan prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII MTS Muhammadiyah tahun pelajaran 2010/2011.

(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum MTs Muhammadiyah Batang

1. Sejarah Singkat MTs Muhammadiyah Batang

Seiring dengan perjalanan Organisasi Muhammadiyah Kab. Batang, yang sudah merambah di tingkat kecamatan wilayah Kab. Batang, segenap para pimpinan Muhammadiyah Kec. Batang berfikir ke depan untuk memikirkan regenerasi melalui wadah yang resmi, sebagaimana menurut kaidah organisasi, bahwa apabila Muhammdiyah ingin mendirikan sekolah sebagai tempat pengkaderan harus berdiri terlebih dahulu sebuah MADRASAH ( Sekolah ). Maka beberapa tokoh di jajaran Pimpinan Muhammadiyah tingkat Kecamatan Batang yang terdiri dari : a. Bp. H. Chamim Thoha (alm) selaku PDM dan anggota

b. Bp. Slamet Mashal (alm) c. Bp. Mawardi (alm) d. Bp. M. Kaprawi

e. Bp. Mubin Sanusi (alm) f. Bp. Fadholi (alm)

g. Bp. Machmud Yunus (alm)

h. Bp. Moch. Rochim

i. Bp. H. Suardi PGS j. Bp. Chumaidi (alm)

k. Bp. S. Abdul Karim (alm).46

Sepakat mendirikan PGA ( Pendidikan Guru Agama ) sebagai embrio berdirinya Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Batang. Mulai tahun 1975 tepatnya tgl. 1 Januari 1975, dengan dileburnya dari PGA menjadi MTs atas SKB antara Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan

46

Dokumen MTs Muhammadiyah Batang tanggal 8 Maret 2011.

(46)

Menteri Dalam Negeri, maka PGA dilebur menjadi MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH.

Tempat kegiatan belajar mulai di TK Aisyiyah Kauman ± 4 th. Kemudian pindah di Gedung Pendidikan Muhammadiyah Tampangsono Kauman dari tahun 1979 s/d 2001 yang waktu itu bersamaan dengan Madrasah Aliyah dan akhirnya sekarang sudah menetap di Jl. Yos Sudarso Gg. Progo No : 122/2 atau di Komplek Masjid Bustanul Jannah Kebonan RT. 01 RW. IV Proyonanggan Utara Kec/Kab. Batang.

2. Visi dan Misi MTs Muhammadiyah Batang

a. Visi MTs Muhammadiyah Batang

“Unggul Dalam Bidang Akademis Yang Berpijak Pada Akhlak Mulia”

b. Misi MTs Muhammadiyah Batang

Untuk mewujudkan misi tersebut, MTs Muhammadiyah Batang menetapkan misi sebagai berikut:

1) Menumbuhkan idealisme, profesionalisme dan memperkokoh

landasan ketaqwaan serta mewujudkan akhlak mulia.

2) Memberi bekal moral dan keterampilan kepada anak didik agar dapat mengembangkan hidupnya sebagai anggota masyarakat serta mampu menjadi teladan yang baik di lingkungannya.47

3. Keadaan sarana dan prasarana MTs Muhammadiyah Batang

Sarana dan prasarana merupakan salah satu hal yang sangat penting dan merupakan fasilitas yang sangat menunjang bagi berlangsungnya proses belajar mengajar demi pencapaian tujuan

pendidikan. Adapun sarana dan prasarana pendidikan MTs

Muhammadiyah Batang sudah dikatakan cukup lengkap, yang mana hasil dari penelitian, dapat penulis kemukakan sebagai berikut:

a. Sarana gedung

Gedung yang ditempati MTs Muhammadiyah Batang memiliki beberapa ruang. Adapun ruang-ruang itu secara rinci dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

(47)

Tabel 4.1 Fasilitas pendidikan MTs Muhammadiyah Batang tahun

6. Ruang laboratorium komputer 1

7. Masjid Bustanul Jannah 1

8. WC guru 1

9. WC siswa pa/pi 2

b. Sarana/fasilitas lain

Fasilitas pendidikan yang ada di MTs Muhammadiyah Batang, selain tersebut di atas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Perlengkapan sekolah MTs Muhammadiyah Batang tahun 2010/2011

4. Letak dan geografis MTs Muhammadiyah Batang

Adapun letak geografis MTs Muhammadiyah Batang adalah sebagai berikut:

a. Sebelah selatan, komplek perumahan penduduk desa proyonanggan utara.

b. Sebelah timur, komplek perumahan penduduk desa proyonanggan utara.

c. Sebelah barat, tempat pemakaman umum kelurahan proyonanggan utara.

d. Sebelah utara, SDN 11 Proyonanggan utara.

5. Keadaan guru, karyawan dan siswa MTs Muhammadiyah Batang

48Ibid

(48)

Keadaan guru serta karyawan MTs Muhammadiyah Batang tahun pelajaran 2010/2011. MTs Muhammadiyah Batang memiliki 16 guru dan7 karyawan, untuk lebih jelasnya penulis sajikan tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3 Daftar guru dan karyawan MTs Muhammadiyah Batang tahun 2010/2011

No Nama Jabatan

1. H. M. Harto, BA Kepala Madrasah

2. Nurul Faizah, A.Md Waka Kurikulum

3. Sri Rahayu Ningsih, BA Koordinator

4. Maman Abdurakhman, S. Pd Wali kelas IX

5. Risqi Fitriyana, S. Pd Guru bahasa indonesia

6. Asri Cahyaningsih, S. Pd Wali kelas VIII

7. Kukuh Tri Hartanto, S. Pd Guru TIK

8. Intanawati, S. Pd Guru kesenian

9. Victor Eko yunianto, S. Pd Guru olah raga

10. Susi Indriya Wijayanti, S. Pd Wali kelas VII

11. Ragilia Yuliana, S. Pd Guru matematika

12. Nurudin, S. Pd. I Guru Al-qur’an hadits

18. Eti Wijayanti Staf tata usaha

19. Wiroso Staf tata usaha

20. Tedy Yanuar Setyandi, A. Md Staf tata usaha

21. Kusmani Penjaga

22. Asma Ulifah Penjaga

23. Muhammad Arifin Penjaga

Peserta didik adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi dan menentukan dalam sutau pengajaran, sebab peserta didik merupakan subyek dalam pendidikan, terlebih lagi bila diinginkan hasil belajar/prestasi peserta didik yang maksimal, maka sebaiknya peserta didik tidak hanya dipandang sebagai obyek tapi juga sebagai subyek.

Peserta didik MTs Muhammadiyah Batang seluruhnya berjumlah 182 peserta didik, yang terbagi dalam 6 kelas yaitu:

(49)

c. Kelas VIII A, berjumlah 32 peserta didik d. Kelas VIII B, berjumlah 31 peserta didik e. Kelas IX A, berjumlah 33 peserta didik f. Kelas IX B, berjumlah 32 peserta didik.49

Agar lebih jelasnya, maka penulis mencantumkan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 4.4 Data peserta didik MTs Muhammadiyah Batang tahun 2010/2011

Kelas Putra Putri Jumlah

VII 22 32 54

VIII 34 29 63

IX 30 35 65

Jumlah 182

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Data rekapitulasi nilai tes kemampuan numerik

Untuk menentukan nilai kuantitatif kemampuan numerik adalah

dengan melaksanakan tes kemampuan numerik. Tabel berikut

menunjukkan nilai hasil tes kemampuan numerik.

Tabel 4.5 Data nilai tes kemampuan numerik

No Nama peserta didik Jenis kelamin Nilai

1 Ady Galih Prasetyo L 72

2 Andre Agussani L 74

3 Anggar Prasetiyowati L 76

4 Anggun P 74

5 Galang Aditiyo L 72

6 Gunawan Saputra L 74

7 Ikrima Risqi Ardiani P 82

(50)

8 Isriyati Nur Aisyah P 76

9 Khusni Mubarok L 66

10 Kintan sofiya P 80

11 M . As’ad Humam L 68

12 M. Najmusadiq L 72

13 Muhammad Alfin Fasya L 68

14 Muhammad Ferzi L 72

15 Mustofa Aji Nugroho L 68

16 Nina Noviana P 76

17 Nisa Uswatun Khasanah P 80

18 Nur Afifah P 66

19 Nur hikmah Apriliani P 60

20 Nuryadi L 68

21 Putri Eka Rahmah P 68

22 Rabbani L 72

23 Rangga Prawiro L 68

24 Rizal Husein L 68

25 Rizal Mantopani L 66

26 Sari Wijayanti P 56

27 Sri Mulyani P 64

28 Sukirjo L 66

29 Ja’far Shodiq L 74

30 Alfin Hidayat L 74

(51)

32 Arif Trisyafrudin L 74

33 Dewi Suci Mardiyani P 60

34 Dewi Zulaikha P 72

35 Dian Oki Safitri P 60

36 Eko Prasetyo L 72

37 Febi Safitri P 62

38 Gugun Kuwat P 66

39 Ismail Danu Saputro L 50

40 M. Eko Krisnanto L 68

41 Marsya Dewi Rahma N P 70

42 Misbakhul laila P 64

43 M . Faisal R L 76

44 Muchrisun Isma’ Firdani P 72

45 Siti Waningsih P 76

46 Soni Prasetyo Mujisono L 70

47 Yayan Adriyanto L 68

48 Yesi Kurnianingsih P 70

49 Yosan Hasida Muhammad L 62

50 Rofi Widagdo L 70

51 M . yunanto L 68

52 Ulul Albab L 80

53 Siswo budiono L 68

54 Eka Tusiarni Putri P 72

(52)

Dari hasil nilai tersebut, dapat diketahui nilai tertinggi kemampuan numerik adalah 82 sedangkan nilai terendah adalah 50.50

2. Data rekapitulasi nilai Prestasi Belajar Matematika

Tabel 4.6 Rekapitulasi nilai prestasi belajar matematika

No Nama peserta didik Nilai Mid

1 Ady Galih Prasetyo 76

2 Andre Agussani 78

3 Anggar Prasetiyowati 80

4 Anggun 78

5 Galang Aditiyo 74

6 Gunawan Saputra 76

7 Ikrima Risqi Ardiani 86

8 Isriyati Nur Aisyah 80

9 Khusni Mubarok 70

10 Kintan sofiya 84

11 M . As’ad Humam 60

12 M. Najmusadiq 65

13 Muhammad Alfin Fasya 73

14 Muhammad Ferzi 72

15 Mustofa Aji Nugroho 70

16 Nina Noviana 56

17 Nisa Uswatun Khasanah 90

18 Nur Afifah 67

19 Nur hikmah Apriliani 66

50

(53)

20 Nuryadi 68

21 Putri Eka Rahmah 55

22 Rabbani 73

23 Rangga Prawiro 76

24 Rizal Husein 72

25 Rizal Mantopani 60

26 Sari Wijayanti 50

27 Sri Mulyani 68

28 Sukirjo 65

29 Ja’far Shodiq 65

30 Alfin Hidayat 66

31 Anbiya Asriyadi 73

32 Arif Trisyafrudin 73

33 Dewi Suci Mardiyani 62

34 Dewi Zulaikha 56

35 Dian Oki Safitri 65

36 Eko Prasetyo 67

37 Febi Safitri 71

38 Gugun Kuwat 65

39 Ismail Danu Saputro 59

40 M. Eko Krisnanto 66

41 Marsya Dewi Rahma N 70

42 Misbakhul laila 54

(54)

44 Muchrisun Isma’ Firdani 70

45 Siti Waningsih 66

46 Soni Prasetyo Mujisono 66

47 Yayan Adriyanto 68

48 Yesi Kurnianingsih 70

49 Yosan Hasida Muhammad 66

50 Rofi Widagdo 80

51 M . yunanto 56

52 Ulul Albab 86

53 Siswo budiono 72

54 Eka Tusiarni Putri 76

69,39

Dari hasil tes tersebut, dapat diketahui nilai tertinggi prestasi belajar matematika adalah 90 sedangkan nilai terendah adalah 50.51

C. Pengujian Hipotesis 1. Analisis Pendahuluan

Setelah mengetahui nilai terendah dan nilai tertinggi yang diperoleh dari tes kemampuan numerik dan prestasi belajar matematika, maka dicari interval dari nilai tersebut. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

R : skor tertinggi – skor terendah K : 1 + 3.3 log N

51

(55)

Keterangan: R : rentang (range) K : banyaknya kelas I : lebar interval N : banyaknya sampel

a. Tes kemampuan numerik peserta didik kelas VII MTs Muhammadiyah Batang (Variabel X)

R = 82– 50 = 32

K = 1 + 3,3 log 54 = 1 + 3,3 (1,732) = 6,72 dibulatkan 7.

I =

= 4,76 dibulatkan menjadi 5.

Dari hasil perhitungan di atas kemudian dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kemampuan Numerik Peserta Didik Kelas VII MTs Muhammadiyah Batang

No interval f x x' fx' fx'2

1 80-84 4 3 12 144

2 75-79 5 2 10 100

3 70-74 20 1 20 400

4 65-69 16 M’ 67 0 0 0

5 60-64 7 -1 -7 49

6 55-59 1 -2 -2 4

7 50-54 1 -3 -3 9

(56)

Gambar 4.1 Histogram kemampuan numerik peserta didik Langkah selanjutnya setelah data dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi (tabel 4.8) adalah menentukan kualitas kemampuan numerik peserta didik yaitu sebagai berikut:

1) Mencari rata-rata variabel x

= 67 + 5 = 67 + 2,65 = 69,65

(57)

Setelah nilai rata-rata dan standar deviasi diperoleh mengubah skor mentah menjadi skor standar lima dengan rumus:52 Mx +1,5 SD = 69,65 + (1,5 X 17,85) = 96,425 = 96

Tabel 4.8 Kualitas kemampuan numerik peserta didik kelas VII MTs Muhammadiyah Batang (Variabel X)

Interval Kategori Jumlah

> 96 Sangat Baik -

79 – 95 Baik 4

61 – 78 Cukup 45

43 – 60 Kurang 5

< 43 Sangat Kurang -

Dari tabel tersebut diketahui bahwa kemampuan numerik peserta didik di MTs Muhammadiyah Batang termasuk dalam kategori cukup dengan mean 69,65 yang terletak pada interval 61-78.

b. Prestasi belajar peserta didik kelas VII MTs Muhammadiyah Batang (Variabel Y)

= 5,71 dibulatkan menjadi 6.

52

Gambar

Tabel 4.1 Fasilitas pendidikan MTs Muhammadiyah Batang tahun
Tabel 4.3 Daftar guru  dan karyawan MTs Muhammadiyah Batang tahun 2010/2011
Tabel 4.5 Data nilai tes kemampuan numerik
Tabel 4.6 Rekapitulasi nilai prestasi belajar matematika
+7

Referensi

Dokumen terkait

Logika dasar perancangan tentang desain merchandise t-shirt Keroncong Tugu “Cafrinho” penulis ingin mengangkat komunitas musik Keroncong Tugu “Cafrinho” dengan

Dari hasil total skor perspektif yang tertera pada tabel 4.22, maka dapat dilakukan penilaian lanjutan berdasarkan rumus total skor kinerja Balanced Scorecard yang

Pengaruh tersebut dapat dikategorikan sangat besar/kuat, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan human relations , seperti sinkronisasi antara tujuan

Berdasarkan pengalaman yang dibagikan para informan tentang bagaimana awal masuk ke dalam kelompok, disebutkan bahwa umumnya mereka tidak berani berada di depan banyak

Adapun nilai t hitung yang diperoleh dari hasil analisis adalah sebesar 2,284 sedangkan nilai t tabel adalah sebesar 1,960 sehingga t hitung &gt; t tabel berarti Ho ditolak,

Jika t hitung &gt;t tabel ( α = 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti terdapat hubungan yang erat antara peranan Pimatani dengan penerapan

Berdasarkan kajian ini dapat disimpulkan, bahwa terdapat peningkatan tingkat Serum Amiloid A di pasien stenosis koroner dibandingkan dengan yang bukan stenosis.. Kata kunci :

Dikolom selected groups, kita bisa memilih group yang kita inginkan dengan mengklik add route group, dan yang kita pakai adalah ROUTE_GROUP yang sebelumnya telah kita buat..