• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA TAHUN 1995-2007 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA TAHUN 1995-2007 SKRIPSI"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME

EKSPOR CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA

TAHUN 1995-2007

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Florentina Ristri

NIM : 051324004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME

EKSPOR CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA

TAHUN 1995-2007

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Florentina Ristri

NIM : 051324004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus yang setiap saat selalu

bersamaku

Kedua orang tuaku tercinta Papa Paulus Surisdi dan

Alm. Mama M.G. Sri Danik terima kasih atas doa

dan kasih sayang selama ini

Kedua kakakku tersayang L.Andhika Ristri dan Movia

Ristri serta Yohanes Sigit Untoro dan keponakanku

tercinta Albertus Aston Viansi. Makasi ya doanya…

My Guardian angel Stephanus Andi Hermantyo

Semua saudara dan teman-temanku yang turut

mendukung dan mendoakan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan

Almamaterku Universitas Sanata Dharma

(6)

MOTTO

Menyia-nyiakan waktu setiap hari adalah pemborosan hidup,

bekerja penuh semangat dan menjadi orang yang berguna

adalah membangun kehidupan kita sendiri

(Edmund Burke)

Apa rahasia terbesar dalam hidup ini? Melewati hari ini

dengan penuh makna. Makna tentang cinta, ilmu dan iman.

Dengan cinta hidup menjadi indah. Dengan ilmu hidup menjadi

mudah. Dan dengan iman hidup menjadi terarah

(Will Rogers)

Manusia yang berakal ialah manusia yang suka menerima dan

meminta nasihat-Nya

( Samuel Johnson)

 

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, terkecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 04 Agustus 2010 Penulis

(8)

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama :Florentina Ristri

NIM :051324004

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “ FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA TAHUN 1995-2007” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain kepentingan akademis tanpa harus meminta ijin dari saya ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya: Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 04 Agustus 2010 Yang menyatakan,

(9)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA TAHUN 1995-2007

Florentina Ristri NIM 051324004 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat produksi minyak mentah sawit terhadap volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia, mengetahui pengaruh konsumsi minyak mentah sawit terhadap volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia, mengetahui pengaruh harga nasional terhadap volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia, dan mengetahui pengaruh nilai tukar rupiah terhadap volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia.

Sumber data merupakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain dari Departemen Pertanian, Direktorat Jendral Perkebunan, Badan Pusat Statistik serta literature lain yang mendukung. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linier berganda. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif.

Nilai koefisien (R²) diperoleh hasil sebesar 0,991, yang menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 99,1%, sedangkan sisanya 0,9% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis regresi linier berganda menyatakan bahwa variabel independen yaitu produksi minyak mentah sawit mempengaruhi volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia, konsumsi minyak mentah sawit mempengaruhi volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia, harga minyak mentah sawit mempengaruhi volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia dan nilai tukar rupiah mempengaruhi minyak mentah sawit di Indonesia.

(10)

ABSTRACT

THE INFLUENCING FACTORS

ON THE INDONESIAN CRUDE PALM OIL EXPORT VOLUME DURING 1995 - 2007

Florentina Ristri NIM 051324004 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

The purposes of the research are to detect: (1) the influence of crude oil production (CPO) level on the Indonesia’s crude palm oil export volume; (2) the influence of CPO consumption on the Indonesia’s crude palm oil export volume; (3) the influence of domestic / national price on the Indonesia’s crude palm oil export volume; (4) and to know the influence of the Indonesian currency exchange rate on the Indonesia’s crude palm oil export volume.

The data were collected from various secondary sources. Among others were the Agricultural Departments, the Directorate General of Plantation, Statistics Central Bureau, as well as other supporting literatures. The research is a descriptive -and quantitative research. Technique of analyzing the data was double linear regression.

The coefficient value was 0.991, which indicated that the independent variables influence the dependent variables as high as 99.1 %, whereas 0,9 % was influenced by other factors which were not included in this research. The conclusions of the analysis by double linear regression were that the independent variables, the CPO production influenced the CPO export volume of Indonesia. The CPO consumption influenced the CPO export volume of Indonesia. The price of CPO also influenced the CPO export volume of Indonesia, and the Indonesian currency exchange rate had an influence on the CPO export volume of Indonesia.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat, rahmat dan kekuatan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR

CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA TAHUN 1995-2007“ dengan lancar.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dan mendukung penulisan skripsi ini, terutama kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim M. Ed., Ph. D., selaku dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Ekonomi dan juga sebagai dosen pembimbing II serta selaku Dosen Pembimbing Akademik angkatan 2005 yang telah membimbing dan membantu sampai terselesaikannya skripsi ini.

3. Bapak Indra Darmawan S. E., M. Si., selaku dosen pembimbing I yang

(12)

4. Bapak Y.M.V. Mudayen S. Pd., yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Joko Wicoyo, M.Si., selaku pembimbing abstrak dalam

bahasa Inggris.

6. Bapak Drs. P.A. Rubiyanto dan Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti

selaku dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi.

7. Mbak Titin, Mbak Aris dan Pak Wawik yang telah membantu penulis

dalam mengurus masalah administrasi selama penulis menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

8. Mama tercinta Alm. Maria Goretti Sri Danik yang telah berpulang

kepada-Nya, Papa tercintaPaulus Surisdi yang dengan penuh kasih dan kesabaran membesarkan, mendidik, membiayai, mengarahkan dan selalu mendoakan dalam setiap perjalanan hidupku.

9. Kedua mbakku tercinta Laurentia Andhika Ristri dan Movia Ristri serta

kakak iparku Sigit Untoro dan keponakanku Albertus Aston Viansi yang telah membantu doa dan memberi semangat sehingga skripsi dapat terselesaikan.

(13)

11. Stephanus Andi Hermantyo my guardian angel yang telah sabar dan memberikan waktu luangnya kepada penulis.( I will love you forever my

dear ).

12. Trinity Net dan Aman group ( Firdaus selaku manager Trinity Net,

Nana gembul, Mbok de Nyamtie, Omi, Agnes, Mba Joe, Adi Andreas,

Bajuz Kresna, Widi Oi Oi, Januar Dwi Prasetyo, Weli brekele, Wahyu,

Aris Romanz, Maz Nael, MAs Hendri, Rina-Rini.)

13. Sahabat dan teman-temanku seperjuangan program studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2005 ( Primadesta laraningtyas jati, meri wakerkwa,

Kiki sugiyanti, Brigitta tidora, Yoani rinda perdani, Katarina sri

handayani, Josephin dian dwi martanti, Veronika andriati, Berlia trio

listyawati, Dwi martanti, Nian putriana, Ika kurniawati, Lelly

sestyaningrum, Kurnia martikasari, Lesti wulandari, Ludovina maria,

Rinto cahyadi, Antonius sudibyo, Ignatius kurniawan, Hendrikus prastoko

adi. Andreas rahardjo, Ari dwidadi ) terima kasih bantuan, doa, dukungan

dan kebersamaan kalian selama ini.

14. Mbak Isnani, mas Hendra, mas Koko,dan mas Dika program studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2003 yang turut membantu penulisan skripsi ini.

15. Keluarga besar Essensi Band Yogyakarta ( Mas Wikan, Mas Tatan,

Mas Ferdi, Mas Andi, Mas Reza, Mas Timi, serta dik Cathy dan mba

(14)

16.Serta semua pihak yang telah membantu dan mendukung hingga terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Rahasia dalam hidup adalah jika kita lebih memaknai hal-hal yang telah kita lalui termasuk dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan atau kekurangan dalam penulisan skrpsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.

Yogyakarta, 04 Agustus 2010

Penulis,

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………. vii

ABSTRAK………... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR……….. x

DAFTAR ISI………. xiv

DAFTAR TABEL……… xvii

DAFTAR BAGAN………... xviii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 8

C. Batasan Masalah 8

D. Tujuan Penelitian 9

(16)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Sejarah Crude Palm Oil 11

B. Perkembangan Perkebunan Crude Palm Oil (CPO) di Indonesia 13 C. Factor-faktor Yang Mempengaruhi Ekspor CPO di Indonesia 14 1. Produksi Minyak Mentah Sawit atau CPO 15 2. Konsumsi Minyak Mentah Sawit atau CPO 17

3. Harga Minyak Mentah Sawit atau CPO 18

4. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar As 20

D. Penelitian Terdahulu 24

E. Kerangka Berpikir 25

F. Hipotesis 27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian 28

B. Jenis Data dan Sumber Data 28

C. Waktu Penelitian 30

D. Variable Penelitian 30

E. Teknik Analisis Data 31

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data 43

1. Pengujian Prasayarat Regresi 43

a) Pengujian Normalitas 43

(17)

2. Pengujian Asumsi Klasik 47

a) Uji Multikolinieritas 47

b) Uji Heterokedastisitas 49

c) Uji Autokorelasi 51

3. Pengujian Statistik 51

a) Uji F 52

b) Uji t 53

c) Uji R² 58

B. Pembahasan 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 70

B. Saran-Saran 71

LAMPIRAN

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Potensi Peremajaan Kelapa Sawit 3

Tabel IV.1 Deskriptif Statistik 43

Tabel IV.2 Hasil Uji Normalitas 43

Tabel IV.3 Hasil Uji Linieritas 46

Tabel IV.4 Hasil Uji Multikolinieritas 47

Tabel IV.5 Hasil Uji Heterokedastisitas 49

Tabel IV.6 Hasil Autokorelasi 51

Tabel IV.7 Hasil Uji F 52

Tabel IV.8 Hasil Uji t 53

Tabel IV.9 Hasil Uji R² 58

(19)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Bagan Kerangka Berpikir 26

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) sebagai tenaga kerja dan sumber daya alam (SDA) yang melimpah sebagai sumber tanaman pangan dan sebagai komoditas ekspor. Hal itu dikarenakan Indonesia memiliki kesuburan lahan perkebunan yang dapat ditanami berbagai macam hasil pertanian, seperti cengkeh, karet, kayu, kopi, teh, kelapa sawit dan coklat. Hasil perkebunan tersebut kemudian di ekspor ke luar negeri dan menjadi andalan ekspor Indonesia, hasil ekspor digunakan sebagai sarana pembangunan untuk perekonomian bangsa dan sebagai sumber devisa negara.

(21)

atau merupakan urutan ketiga setelah sektor pertanian dan perikanan ( BPS, 2005 ).

Hasil perkebunan yang di ekspor ke luar negeri dan menjadi andalan ekspor Indonesia, salah satunya yaitu kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara di luar minyak dan gas. Indonesia merupakan negara produsen kelapa sawit terbesar kedua setelah Malaysia dengan total produksi 9,9 juta ton pada tahun 2003, dan negara eksportir kedua setelah Malaysia. Namun Indonesia tidak kalah begitu saja dari Malaysia karena kelapa sawit di Indonesia memberikan kontribusi sebesar US$ 2,6 milyar atau 4,3 % dari total ekspor seluruhnya yang mencapai US$ 61 milyar. Ekspor Indonesia pada 1995 sampai 2004 tumbuh berkali-kali lipat dari 1,856 juta ton pada 1995 menjadi 8,05 juta ton pada 2004. Pada 1995 pangsa pasar ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia Sekitar 18,2% dari total ekspor CPO dunia yang mencapai 10,194 juta ton. Nilai ekspor ini mengalami kenaikan pada tahun 2002 sebesar 2,35 milyar (4,11 % dari total nilai ekspor seluruhnya), sedangkan nilai ekspor Indonesia pada tahun 2001 mencapai US$ 1,23 milyar atau 2,18 % dari total ekspor seluruhnya (Statistik ekonomi dan Keuangan Indonesia, Mei 2004).

(22)

Devisa non migas selain crude palm oil (CPO) yaitu minyak kedelai, minyak bunga matahari, dan minyak jagung. Cerahnya prospek komoditi crude palm oil (CPO) dalam perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa sawit ( BPS, 2005).

Luas areal mengalami perkembangan seluas 105.808 dari tahun 1967 dan pada tahun 1997 meluas menjadi 2,5 juta hektar, pertumbuhan pesat terjadi dari kurun waktu 1990-1997 dimana terjadi penambahan areal tanam rata-rata 200.000 hektar tiap tahunnya. Areal penambahan kelapa sawit di Indonesia konsentrasi dalam 5 propinsi diantarannya Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Jambi, dan Aceh. Tahun 1997 dari luas areal tanam 2,5 juta hektar propinsi Sumatera Utara dan Riau memberi kontribusi 44%, yakni masing-masing Sumatera Utara 23,24% (584.746 hektar), Riau memberi kontribusi 20,70%( 522.434 hektar), sedangkan Kalimantan Barat, Sumsel, Jambi dan Aceh memberi kontribusi 7% hingga 9,8% dan propinsi lainnya 1% hingga 5% (Ditjenbun, 1995).

Tabel 1.1

Potensi Peremajaan Kelapa Sawit di Beberapa Propinsi:

Propinsi Pangsa (%) Areal Peremajaan (ha)

Sumatera Utara 23,24 6644-16609

Riau 20,70 5144-12860

Sumatera Selatan 12,6 2520-6300

Kalimantan Barat 7 2080-5200

Aceh 8,0 1600-4000

Lainnya 10,1 2013-5031

(23)

Hasil produksi terutama crude palm oil (CPO) di Indonesia mencapai 16,8 juta ton/tahun atau meningkat 4% dari tahun 2006. CPO atau minyak mentah sawit merupakan salah satu andalan ekspor Indonesia karena harganya yang relatif tinggi bila diekspor yaitu sebesar US $ 870/ton atau naik sekitar 14 % dari bulan Mei 2006 (Kompas, 2006). Kenaikan harga ini sejalan dengan meningkatnya permintaan CPO di luar negeri yang dikarenakan crude palm oil (CPO) dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri berbahan dasar CPO seperti minyak goreng, margarin, minyak makan merah, susu kental manis, es krim, sabun, bahan baku mentega, kosmetik, pasta gigi, sampai pencampur cokelat. Pada industri margarine, crude palm oil (CPO) memberi kontribusi sebesar 37%, industri untuk minyak goreng 51%, oleochemical 8%, industri sabun mandi 3% dan sabun cuci 1%. (Harian Sinar Harapan, 2003).

Komoditas crude palm oil (CPO) telah memberikan sumbangan pada pendapatan negara dari sektor non migas US$7,87 milyar atau 8,54% dari pangsa pendapatan nasional. Saat ini jumlah dan nilai ekspor CPO Indonesia mencapai 60% dari total perdagangan CPO dunia. Potensi produksinya juga sangat mendukung dengan adanya penambahan luas areal kebun kelapa sawit yang mencapai 5 juta hektar atau melonjak 87% dalam 20 tahun terakhir (Viva News, 21 Juli 2009).

(24)

dekade terakhir mengalami pertumbuhan. Dalam satu dekade tersebut produksi CPO dunia naik 1,97 kali lipat. Pada tahun 1995 produksi CPO hanya 4,2 juta ton per tahun, di tahun 2005 berlipat hampir tiga kali menjadi 11,4 juta ton.Hal itu pertanda baik bagi industri CPO secara nasional, Selain, Malaysia dan Indonesia, sepuluh negara produsen CPO yang tumbuh produksinya adalah Nigeria, Kolombia, Thailand, Papua Nugini, Ekuador, Kosta Rika, Honduras, Brazil, Venezuela, dan Guatemala. Namun dari sejumlah negara produsen CPO tersebut, hanya lima negara yang menjadi eksportir CPO yaitu Malaysia, Indonesia, Papua Nugini, Cote d`Ivore, dan Kolombia. Pertumbuhan ekspor Indonesia juga paling besar dibandingkan Malaysia meskipun Malaysia tetap menjadi eksportir CPO terbesar di dunia yang ekspornya pada 2004 mencapai 12,575 juta ton atau sekitar 53,7% dari total ekspor negara produsen CPO dunia ( Bisnis Indonesia, 2005).

(25)

periode 2005-2010, volume ekspor meningkat dengan laju 4%-5% per tahun yang membuat volume ekspor menjadi 6.79 juta ton pada tahun 2010.( Food and Agriculture Organization, 2001 ).

Pada tahun 1980 sampai dengan pertengahan 1990, industri minyak mentah sawit (CPO) berkembang dengan pesat, diantarannya areal meningkat 11% per tahun, produksi juga meningkat 9,4% per tahun, konsumsi 10% sampai 13% per tahun, konsumsi domestik dan ekspor crude palm oil (CPO) mengalami peningkatan dengan laju masing-masing 10% dan 13% per tahun (Ditjenbun, 2003).

Faktor yang mempengaruhi ekspor crude palm oil (CPO) lainnya yaitu faktor harga dan nilai tukar rupiah. Harga CPO mengalami peningkatan dan penurunan harga yang berfluktuasi, dimana pada tahun 2004 CPO atau minyak mentah sawit mencapai 471,33, tahun 2005 menurun menjadi 422,08, tahun 2006 meningkat menjadi 469,75 pada bulan juli 2006 ( oil. World ), sedangkan harga CPO dalam negri selama dua pekan terakhir mulai naik dari Rp 4.100 menjadi Rp 5.053 per kilogram ( Kompas, 2008 ).

(26)

diperkirakan lebih tinggi bila dibandingkan dengan situasi harga tahun 2001 yang dengan rata-rata sekitar US$ 265/ton. Di samping itu, mulai menurunnya stok pada periode menjelang 2005 juga mendukung perkiraan tersebut. Dengan argumen tersebut, harga CPO sampai dengan 2005 diperkirakan akan berfluktuasi sekitar US$ 350-450/ton (Susila dan Supriono, 2001).

Nilai tukar rupiah juga dapat mempengaruhi ekspor crude palm oil (CPO). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini menjadi Rp 10.500 per dolar AS. Namun dalam jangka pendek, nilai tukar rupiah tidak berpengaruh pada ekspor CPO karena harga crude palm oi (CPO) di pasar internasional mengalami peningkatan, sehingga dengan meningkatnya harga CPO di pasar internasional dapat meningkatkan nilai tukar rupiah yang nantinya akan menurunkan nilai ekspor karena harga crude palm oil (CPO) ditetapkan dalam mata uang dolar ( Harian Analisa, 5 Mei 2009 ).

(27)

A. Rumusan Masalah

Melihat latar belakang masalah di atas maka pokok masalah yang akan dibahas adalah :

1. Bagaimana perkembangan volume ekspor CPO di Indonesia tahun 1995-2007 ?

2. Bagaimana pengaruh produksi CPO di Indonesia terhadap volume ekspor CPO tahun 1995-2007 ?

3. Apakah konsumsi CPO di Indonesia mempengaruhi volume ekspor CPO tahun 1995-2007?

4. Apakah harga CPO di Indonesia mempengaruhi volume ekspor CPO tahun 1995-2007 ?

5. Apakah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mempengaruhi volume ekspor CPO tahun 1995-2007 ?

B. Batasan Masalah

(28)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan volume ekspor CPO di Indonesia tahun 1995-2007.

2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat produksi di Indonesia terhadap volume ekspor tahun 1995-2007.

3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat konsumsi di Indonesia terhadap volume ekspor CPO tahun 1995-2007.

4. Untuk mengetahui pengaruh harga CPO internasional terhadap volume ekspor CPO tahun 1995-2007.

5. Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terhadap volume ekspor CPO tahun 1995-2007.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang cukup bagi pihak-pihak antara lain:

1. Bagi Pemerintah

Untuk dapat memberikan pertimbangan bagi pemerintah dalam membuat kebijakannya mengenai ekspor CPO, dengan

mempertimbangkan kondisi perekonomian dan perkembangan CPO di Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

(29)

2. Bagi Peneliti

Dapat sebagai aplikasi penulisan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai ekspor CPO di Indonesia.

3. Bagi Mahasiswa Sanata Dharma

Penelitian ini semoga dapat menambah informasi serta dapat sebagai bahan diskusi oleh beberapa pihak untuk pengkajian lebih lanjut.

(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sejarah Crude Palm Oil (CPO)

Kelapa sawit merupakan suatu komoditas yang unik dipandang dari segi proses yang harus ditempuh oleh komoditi ini sebelum kelapa sawit mampu memperoleh tempat dalam perdagangan internasional sebagai komoditi yang penting (Soetrisno, Loekman, 1991). Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1848 oleh pemerintahan colonial Belanda. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang dibawa oleh Mauritius dan Amsterdam dan ditanam di kebun Raya Bogor. Benihnya dari Bogor ini kemudian ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hiasan di Deli, Sumatera pada dekad 1870-an dan di Rantau Panjang, Kuala Selangor pada tahun 1911-1912.

(31)

perekonomian nasional, hasil tersebut hanya meningkatkan perekonomian asing termasuk Belanda.

(32)

besar, tetapi saat ini telah mencakup perkebunan rakyat dan perkebunan swasta.

B. Perkembangan Perkebunan Crude Palm Oil (CPO) di Indonesia

Pengembangan agribisnis kelapa sawit merupakan salah satu langkah yang diperlukan sebagai kegiatan pembangunan subsektor perkebunan dalam rangka revitalisasi sektor pertanian. Perkembangan pada berbagai subsistem yang sangat pesat pada agribisnis kelapa sawit sejak menjelang akhir tahun 1970-an menjadi bukti pesatnya perkembangan agribisnis kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit saat ini telah berkembang tidak hanya yang diusahakan oleh perusahaan negara, tetapi juga perkebunan rakyat dan swasta. Pada tahun 2003, luas areal perkebunan rakyat mencapai 1.827 ribu ha (34,9%), perkebunan negara seluas 645 ribu ha (12,3%), dan perkebunan besar swasta seluas 2.765 ribu ha (52,8%). Sumatera mendominasi ketiga jenis pengusahaan, sedangkan Kalimantan dan Sulawesi menjadi lokasi pengembangan perkebunan swasta dan perkebunan rakyat.

(33)

lainnya. Produksi tersebut dicapai pada tingkat produktivitas perkebunan rakyat sekitar 2,73 ton CPO/ha, perkebunan negara 3,14 ton CPO/ha, dan perkebunan swasta 2,58 ton CPO/ha (Deptan, 2004).

Secara umum dapat dikategorikan bahwa pengembangan agribisnis kelapa sawit masih mempunyai prospek, ditinjau dari prospek harga, ekspor dan pengembangan produk. Secara internal, pengembangan agribisnis kelapa sawit didukung potensi kesesuaian dan ketersediaan lahan, serta produktivitas yang semakin dapat meningkat. Tujuan utama pengembangan agribisnis kelapa sawit adalah 1) menumbuhkembangkan usaha kelapa sawit di pedesaan yang akan memacu aktivitas ekonomi pedesaan, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan 2) menumbuhkan industri pengolahan CPO dan produk turunannya serta industri penunjang (pupuk, obat-obatan) dalam meningkatkan daya saing dan nilai tambah CPO dan produk turunannya. Sedangkan sasaran utamanya adalah 1) peningkatan produktivitas menjadi 15 ton TBS/ha/tahun, 2) pendapatan petani antara US$ 1,500 – 2,000/KK/tahun, dan 3) produksi mencapai 15,3 juta ton CPO dengan alokasi domestik 6 juta ton (Deptan, 2004).

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor CPO di Indonesia

(34)

memungkinkan setiap negara memproduksi sesuatu yang keunggulan komparatifnya dikuasai. Suatu negara memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) dalam memproduksi suatu barang kalau biaya pengorbanannya dalam memproduksi barang tersebut (dalam satuan barang lain) lebih rendah daripada negara-negara lainnya. Ada keterkaitan yang terpisahkan antara konsep keunggulan komparatif dengan perdagangan internasional yaitu perdagangan antara dua negara akan menguntungkan kedua belah pihak jika masing-masing negara memproduksi dan mengekspor produk yang keunggulan komparatifnya ia kuasai.

Ekspor minyak mentah sawit (CPO) di Indonesia memberikan pengaruh yang besar bagi perdagangan karena dengaan kondisi ini memberikan gambaran bahwa ekspor minyak mentah sawit (CPO) dipengaruhi oleh hal-hal yang saling berkaitan, hal-hal tersebut antara lain:

1. Produksi

(35)

dengan peraturan, pengawasan serta perizinan, mengawasi jumlah uang yang beredar(melalui Bank Indonesia).

Menurut Krugman dan Obstfeld (2004) menjelaskan bahwa setiap negara melakukan perdagangan internasional karena dua alasan utama, yang masing-masing menjadi sumber bagi adanya keuntungan perdagangan (gains from trade) bagi mereka. Alasan pertama negara-negara berdagang adalah karena mereka berbeda satu sama lain. Bangsa-bangsa di dunia ini, sebagaimana halnya individu-individu, selalu berpeluang memperoleh keuntungan dari perbedaan-perbedaan di antara mereka melalui suatu pengaturan sedemikian rupa sehingga setiap pihak dapat melakukan sesuatu secara relatif lebih baik. Kedua, negara-negara berdagang satu-sama lain dengan tujuan untuk mencapai apa yang lazim disebut sebagai skala ekonomis (economics of scale) dalam produksi. Maksudnya, seandainya setiap negara bisa membatasi kegiatan produksinya untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu saja, maka mereka berpeluang memusatkan perhatian dan segala macam sumber dayanya sehingga ia dapat menghasilkan barang-barang tersebut dalam skala yang lebih besar dan karenanya lebih efisien dibandingkan dengan jika negara tersebut mencoba untuk memproduksi berbagai jenis barang secara sekaligus.

(36)

Indonesia telah menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia. Bersama dengan Malaysia, Indonesia menguasai hampir 90% produksi minyak sawit dunia.

2. Konsumsi

Dalam ilmu ekonomi, konsumsi diartikan penggunaan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi (the use of goods and services in the satisfaction og human wants).

Konsumsi haruslah dianggap sebagai maksud serta tujuan yang esensial dari produksi. Atau dengan perkataan lain, produksi merupakan alat bagi konsumsi (Suherman, Rosyidi: 2006).

(37)

Dengan pesatnya perkembangan produksi minyak sawit nasional maka terjadi pergeseran dimana minyak sawit menjadi sumber utama untuk mensupply kebutuhan bahan baku minyak goreng dalam negeri, sedangkan minyak kelapa lebih banyak untuk diekspor. Pada tahun 2002 total konsumsi minyak sawit dalam negeri mencapai 3,56 juta ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3,51 juta ton digunakan sebagai bahan baku minyak goreng dan selebihnya untuk industri atau produk-produk lainnya. Pada tahun 2003 konsumsi minyak sawit untuk penggunaan dalam negeri meningkat menjadi 4,45 juta ton atau naik sebesar 26,7 persen dari penggunaan tahun 2002. Pada tahun 2005 penggunaan minyak sawit untuk minyak goreng diproyeksikan akan mencapai 5,06 juta ton.

Kebutuhan (konsumsi dan stok) CPO mengalami kecenderungan menaik, dari tahun 1979 sebesar 289.960 ton menjadi 1.162.682 ton pada tahun 1988 atau naik sebesar 300,98 % selama kurun waktu 9 tahun dan menjadi 2.504.538 ton pada tahun 1997 atau naik sebesar 115,41 %.

3. Harga

(38)

dengan uang. Nilai (value) suatu barang adalah dasar untuk menentukan harga barang tersebut. Harga tersebut memiliki patokan harga yang ditetapkan untuk barang yang akan diekspor (Santoso,1994). Harga patokan ditetapkan oleh Departemen Perdagangan berdasarkan penelitian atas barang ekspor yang dilakukan oleh Bank Devisa bekerja sama dengan kantor Bea dan Cukai melalui formulir pemberitahuan ekspor barang yang akan dilaporkan oleh Bank Devisa atas ekspor yang dilakukan oleh eksportir. Harga patokan diperlukan sebagai penetapan pajak ekspor atas barang yang besarnya bervariasi antara 0%, 5%, 10%, 20%, sampai 30% sesuai pengelompokkan yang diatur oleh Departemen Keuangan. Ekspor terjadi jika suatu negara mampu menghasilkan berbagai barang serta jasa yang melebihi jumlah produksi yang diperlukan di dalam negeri dan mengekspor kelebihannya (Herlambang, dkk:2001) .

(39)

hingga US$ 700 per ton, namun kembali menurun pada tahun 2001 menjadi US$ 276 per ton. Sementara pada tahun 2004 harga CPO meningkat kembali salah satunya karena disebabkan menurunnya produksi minyak mentah sawit atau CPO, sehingga terjadi kenaikan permintaan dari negara ekspor lainnya, dalam hal ini harga mempengaruhi ekspor yang berpengaruh pada meningkatnya dan menurunnya harga minyak mentah sawit atau CPO tersebut.

4. Kurs

Nilai tukar mata uang merupakan perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda atau dikenal dengan sebutan kurs (Nopirin:1996). Nilai tukar didasari dua konsep. Pertama, konsep nominal, merupakan konsep untuk mengukur perbedaan harga mata uang yang menyatakan berapa jumlah mata uang suatu negara yang diperlukan guna memperoleh sejumlah mata uang dari negara lain. Kedua, konsep riil yang digunakan untuk mengukur daya saing komoditi ekspor suatu negara di pasaran internasional. Nilai tukar nominal dinyatakan dalam dolar per 1 mata uang rupiah. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dapat dibedakan menjadi dua:

a. Nilai tukar tetap (Fixed Exchange Rate)

(40)
(41)

memilih mengimpor dari luar negeri dengan biaya yang lebih murah, dibandingkan dengan membeli di dalam negeri dengan biaya yang lebih mahal.

b. Nilai Tukar Mengambang (Floating Exchange Rate) Nilai tukar mengambang ditentukan secara bebas oleh tarik menarik kekuatan pasar. Kekuatan dari sistem nilai tukar mengambang adalah bahwa tingkat kurs yang berlaku selalu sama dengan tingkat kurs keseimbangan, tidak ada masalah surplus atau defisit neraca pembayaran.

Nilai tukar mengambang pada saat depresiasi (penurunan harga dalam valuta domestik dari luar negeri sesuai dengan mekanisme pasar) maupun apresiasi (kenaikan harga yang dinyatakan dalam valuta domestik dari valuta luar negeri sesuai dengan mekanisme pasar), akan mempengaruhi nilai ekspor dan impor.

(42)

mengekspor ke luar negeri karena akan mendapat devisa yang lebih tinggi dibandingkan dengan melakukan impor.

Nilai tukar mengambang pada saat apresiasi (kenaikan harga yang dinyatakan dalam valuta domestik dari valuta luar negeri dengan mekanisme pasar), hal ini dapat mempengaruhi ekspor dan impor, nilai ekspor akan mengalami penurunan dan nilai impor akan mengalami kenaikan, hal ini terjadi karena nilai tukar rupiah terhadap dollar akan naik. Misalnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di luar negeri sebesar Rp10.000,00 dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di dalam negeri sebesar Rp13.000,00 maka suatu negara akan memilih mengimpor dibandingkan dengn mengekspor, karena akan mendapatkan barang yang lebih murah dibandingkan dengan produksi dalam negeri (Nopirin, 1996:147).

(43)

demikian besar pengaruhnya terhadap ekspor dan impor nasional (Gilarso: 2004).

D. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Anggresia Elfrida Tobing pada tahun 2006 yang berjudul Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Fluktuasi Harga Tandan Buah Segar Kelapa Sawit di Propinsi Sumatra Selatan yang menggunakan analisis kuantitatif dengan analisis regresi. Sumber data berasal dari dinas perkebunan Propinsi Sumatera Selatan. Data yang dikumpulkan adalah data variable jumlah produksi kelapa sawit, luas areal, volume ekspor dan harga CPO mempengaruhi harga tandan buah segar kelapa sawit. Dan analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda, regresi untuk jumlah produksi kelapa sawit, volume ekpsor CPO mempengaruhi harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.

Hasil penelitiannya:

1. Jumlah produksi kelapa sawit dan luas areal kebun kelapa sawit tidak mempengaruhi harga tandan buah segar kelapa sawit. Untuk volume ekspor CPO dan harga CPO nasional secara parsial mempengaruhi harga tandan buah segar kelapa sawit di Propinsi Sumatera Selatan.

(44)

mempengaruhi harga tandan buah segar kelapa sawit di Propinsi Sumatera Selatan.

3. Sebesar 96,5 % harga tandan buah segar di Sumatera Selatan dipengaruhi jumlah produksi, luas areal kebun kelapa sawit, volume ekspor CPO dan harga CPO nasional. Sedangkan sisanya 3,5% dipengaruhi oleh faktor lain.

E. Kerangka Berpikir

Ekspor menjadi tujuan semua negara di dunia, karena melalui ekspor akan diperoleh devisa untuk pengadaan barang-barang modal di dalam negeri dalam rangka meningkatkan kapasitas dan produktivitas nasional. Minyak mentah sawit atau Crude Palm Oil (CPO) adalah salah satu produk agribisnis Indonesia, yang sangat potensial sebagai komoditi ekspor penghasil devisa.

(45)

Sehingga dengan demikian kerangka pemikiran dari penelitian ini untuk menjawab rumusan Tingkat Ekspor CPO di Indonesia dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Arah perkembangannya bahwa ekspor CPO bertujuan memperbesar volume untuk meraih devisa, oleh karena itu banyak faktor yang ada hubungannya dengan jumlah ekspor minyak mentah sawit antara lain produksi minyak mentah sawit (CPO), konsumsi minyak mentah sawit (CPO), harga minyak mentah sawit (CPO), dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dari uraian di atas, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Crude Palm Oil ( CPO ) Di Indonesia tahun 1995-2007 dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar II.1 Bagan-bagan Pemikiran:

F. Hipotesis

Konsumsi

Harga

Nilai Tukar Rupiah

(46)

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan perumusan suatu preposisi atau kondisi maupun prinsip yang dianggap benar untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat logis dengan cara menguji kebenaran hipotesis tersebut. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan data yang ada. Sehingga peneliti membuat hipotesis untuk diuji kebenarannya, yakni: 1. Produksi CPO di Indonesia mempengaruhi ekspor CPO

2. Konsumsi CPO di Indonesia mempengaruhi ekspor CPO 3. Harga CPO di Indonesia mempengaruhi ekspor CPO

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian Expost

facto. Penelitian dilakukan terhadap peristiwa yang telah terjadi

dengan mengungkapkan data yang ada untuk mengetahui factor-faktor

yang dapat menimbulkan peristiwa tersebut tanpa memberikan

perlakuan terhadap variabel bebas. Jenis penelitian ini dianggap sangat

mendukung untuk memecahkan serta menggambarkan persoalan yang

telah disampaikan terlebih dahulu.

B. Jenis data dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif.

Data kuantitatif adalah serangkaian pengukuran atau observasi yang

dinyatakan dalam angka, dan merupakan data kasar karena data

diperoleh langsung dari hasil pengukuran dan masih berwujud catatan

yang belum mengalami pengolahan yaitu data yang berbentuk

angka-angka. Teknik pengumpulan data diperoleh dari teknik dokumentasi

dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data atau laporan yang

berkaitan dengan factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

(48)

Data yang dicari adalah data produksi minyak mentah sawit

atau CPO nasional, konsumsi CPO nasional, harga CPO nasional dan

nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Alasan yang mendasari peneliti

mengambil pada tahun antara 1995-2007 adalah karena tahun tersebut

memudahkan peneliti mencari faktor yang paling dominan

mempengaruhi volume ekspor CPO dan pada tahun tersebut volume

ekspor CPO Indonesia dapat digolongkan cukup tinggi sehingga

menyumbang pendapatan yang besar bagi pemasukan negara. Alasan

yang mendasari peneliti untuk memilih tahun kajian antara tahun 1995

sampai dengan tahun 2007 karena secara ekonomi bangsa Indonesia

mengalami kejadian luar biasa yang kemudian berpengaruh terhadap

perjalanan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Krisis moneter

global yang menghantam perekonomian Indonesia pada tahun 1997

telah memaksa bangsa Indonesia mengalami pergantian era

pemerintahan dari orde baru ke orde reformasi. Peneliti bermaksud

mengetahui sejauh mana pergantian era ini berpengaruh secara tidak

langsung dalam kehidupan masyarakat Indonesia secara riil dengan

mengambil indikator ekspor CPO yang merupakan komoditi penting

masyarakat Indonesia.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah data sekunder dimana

(49)

diperoleh dari berbagai sumber antara lain kantor Badan Pusat

Statistik di Daerah Istimewa Yogyakarta, jurnal, Departemen

Pertanian, makalah dan sumber lain yang mendukung.

C. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tahun 2009. Data yang digunakan

untuk penelitian ini adalah data yang berhubungan dengan produksi

minyak mentah sawit atau CPO, konsumsi CPO nasional, harga CPO

nasional, dan nilai tukar rupiah tahun 1995-2007.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variable, antara lain:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang diduga secara bebas dapat

berpengaruh terhadap variabel dependen, yaitu produksi CPO di

Indonesia dalam jutaan per ton (X1), konsumsi CPO nasional dalam

jutaan per ton (X2), harga CPO nasional dalam jutaan per ton (X3),

dan nilai tukar rupiah terhadap dolar dalam Rp/ $ AS (X4).

2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

(50)

E. Teknik Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Regresi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data

dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Untuk

menguji normalitas setiap data variabel, maka digunakan One

Sample Kolmogorov Smirnov. Normalitas data dapat dilihat dengan

menggunakan cara nilai skewness, nilai ini digunakan untuk

mengetahui bagaimana distribusi normal data dalam variabel

dengan menilai kemiringan kurva. Nilai baik apabila mendekati

angka nol ( Ghozali, Imam, 2002:36). Uji normalitas yaitu:

[

Sn1(X) Sn2(X)

]

maksimum

d = −  

Keterangan:

D : Deviasi atau penyimpangan

Sn1 : Distribusi komulatif

Sn2 : Distribusi kumulatif dokumentasi

X : Jumlah Variabel

Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan hipotesis

sebagai berikut:

Ho: ρ data tidak normal

Ha: ρ data normal

Kriteria yang digunakan dalam mengetahui normal atau tidaknya

(51)

kecil dari probabilitas (ρ:0,05), maka Ho ditolak. Sedangkan

apabila perhitungan Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari

probabilitas (ρ:0,05), maka Ha diterima.

b. Uji Linieritas

Pengujian linieritas dimaksudkan untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (

Sudjana, 2006: 332 ). Pengujian dilakukan dengan uji F dengan

rumus sebagai berikut:

Adapun rumusnya yaitu:

2 2

Se

TC

S

F

reg

=

Keterangan:

reg

F

  : Harga Bilangan F untuk garis regresi

TC

S

2  : Varians Tuna Cocok

2

Se

: Varians Kekeliruan

Berdasarkan hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan

dengan F tabel dengan taraf signifikansi 5%. Koefisien F hitung

diperoleh dari perhitungan SPSS versi 13.0. Kriteria penerimaan

data ini linear atau tidak linier adalah : apabila Fh > dari Ftabel

dengan level of significance

( )

α  0,05 maka hubungan variabel
(52)

Ftabel dengan level of significance

( )

α   0,05 maka hubungan

variabel bebas dan variabel terikat tidak linier.

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan analisis

regresi, terlebih dulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk

mendeteksi ada tidaknya pelanggaran dalam pengujian regresi

linier berganda ( Supranto, 1984:1). Uji asumsi klasik yang

digunakan adalah sebagai berikut:

a. Multikolinieritas( Multicolinerrity)

Multikolinieritas adalah untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara variable independent (produksi CPO, konsumsi

CPO, harga CPO, dan nilai tukar rupiah dalam dolar). Model

regresi yang baik tidak terjadi multikolineritas.

InD

k

n

X

⎥⎦

⎢⎣

+

=

(

2

5

6

1

1

2

Keterangan:

n= Banyaknya prediktor

k=banyaknya variabel bebas

D= nilai determinan korelasi

=

2
(53)

In = Nilai linieritas

Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS 15.0

akan diadakan analisis Collinearity statistics. Dari hasil

Collinearity Statistics akan diperoleh VIF (Variance Inflation

Factor). Untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas,

digunakan ketentuan atau kriteria sebagai berikut:

ƒ Jika VIF > 5 , maka terjadi multikolinieritas

ƒ Jika VIF < 5 , maka tidak terjadi multikolinieritas.

b. Heteroskedastisitas( Heteroscedasticity)

Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan di mana varians

dan kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua nilai

variabel bebas (Supranto, 1984: 69). Dalam penelitian ini, untuk

mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan uji

korelasi rank dari Spearman (Spearman’s rank correlation test).

Cara menghitung Spearman’s Correlations dengan cara

mengkorelasikan nilai residual dengan nilai variabel bebas. Rumus

korelasi dari Spearman didefinisikan sebagai berikut:

(

1

)

6

2 1

2

1 =

=

n n

d r

n

t  

(54)

1

r    = Uji heterokedastisitas

t dan t-1 = observasi terakhir dan sebelumnya

n = variabel

2

d     =nilai determinan

Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS,

untuk menentukan terjadi tidaknya masalah heteroskedastisitas

digunakan ketentuan atau kriteria sebagai berikut:

1. Jika rshit > rstabel maka terjadi heteroskedastisitas

2. Jika rshit < rstabel maka tidak terjadi

heteroskedastisitas

Atau dapat dengan melakukan perbandingan tingkat probabilitas,

adapun ketentuannya sebagai berikut:

1. Jika probabilitas (P) > 0,05: maka tidak terjadi

heteroskedastisitas

2. Jika probabilitas (P) < 0,05: maka terjadi

heteroskedastisitas

c. Autokorelasi

Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam

sebuah regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu

(55)

pengganggu dalam periode lainnya. Jika terjadi korelasi maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi linier yang

baik tidak terjadi autokorelasi (Firdaus; 2004) Untuk mendeteksi

ada tidaknya masalah autokorelasi dapat diuji dengan jalan

menghitung ” the Durbin-Watson statistics d” .

= = − − = n t n t e t e dW 2 . 2 1 2 1 1 2 2 ) (

Di mana:

1

e = Gangguan Estimasi

t dan t‐1  = Observasi terakhir dan sebelumnya

t dan t- 2 = Nilai observasi

DW = Durbin Watson

Untuk memperoleh kesimpulan apakah data masalah autokorelasi

atau tidak, hasil hitungan statistik d harus dibandingkan dengan

tabel klasifikasi. Nilai d, untuk data n< 15 ( Alhusin, Syahri, 2003:

(56)

Nilai d Keterangan

< 1,10 Ada autokorelasi

1,10 – 1,54 Tidak ada kesimpulan

1,55 – 2,46 Tidak ada autokorelasi

2,46 – 2,90 Tidak ada kesimpulan

>2,91 Ada autokorelasi

3. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti karena

penelitian ini bermaksud untuk meramalkan bagaimana keadaan

(naik turunnya variabel dependen) bila dua atau lebih variabel

independent dimanipulasi(dinaikkan atau diturunkan nilainya).

Untuk menjawab rumusan masalah pertama, kedua, ketiga dan

keempat, menggunakan teknis analisis data Persamaan Regresi

Linier Berganda. Koefisien persamaan regresi dihitung dengan

menggunakan program SPSS. Pengujian ini dilakukan untuk

mengestimasi besarnya hubungan variabel independent ( produksi

CPO, konsumsi CPO, harga CPO, dan nilai tukar dalam rupiah)

terhadap variabel dependent (ekspor CPO). Bentuk model yang

(57)

Y = a + b1X1 +b2 X2 + b3 X3 +b4 X4

Keterangan :

Y = Volume ekspor minyak mentah sawit dalam ton

a = Konstanta

b1,2,3,4 = Koefisien regresi X1, X2, X3, X4

X1 = Produksi minyak mentah sawit (CPO) dalam ton

X2 = Konsumsi minyak mentah sawit (CPO) dalam ton

X3 = Harga minyak mentah sawit(CPO) dalam jutaan dollar AS

X4 = Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

4. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji apakah semua variabel

independen (produksi minyak mentah sawit atau CPO, konsumsi

minyak mentah sawit atau CPO, harga minyak mentah atau CPO,

dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS) terhadap variabel

dependen (volume ekspor minyak mentah sawit atau CPO), secara

bersama-sama dan kriteria diterima atau ditolak mempergunakan

rumus sebagai berikut (Sugiyono,1999:219):

Rumus F hitung =

) 1 /( ) 2 1 ( / 2 − −

R n k

k R

Keterangan:

F = Harga F garis regresi

(58)

n = jumlah anggota sampel

Menentukan formulasi Ho dan Ha

Ho = tidak ada pengaruh antara variabel independen

terhadap variabel dependen

Ha = ada pengaruh antara variabel dependen terhadap

pengaruh independen.

Menentukan Ftabel :

Dipilih tingkat signifikansi (

a

)= 5% artinya taraf kesalahan

atau taraf kekeliruan hanya 5% saja, nilai level of confidence

sebesar 95%, dengan degree of freedom (df) =n-k-1.

F tabel = F (

a

,k, n-k-1)

Df = degree of freedom

K = jumlah variabel

N = banyak prediktor

Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan yaitu:

1. Ho diterima jika : F hitung > F tabel berarti ada pengaruh nyata

dan signifikan antara variabel independen dengan variabel

dependen secara bersama-sama.

2. Ho ditolak jika : F hitung > F tabel berarti tidak ada pengaruh

nyata dan signifikan antara variabel independen dengan

variabel dependen secara bersama-sama.

(59)

Hipotesis adalah suatu anggapan atau pendapat yang

diterima secara tentatip untuk menjelaskan suatu fakta atau yang

dapat dipakai sebagai dasar bagi suatu penelitian. Hipotesis yang

dirumuskan adalah hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha).

Hipotesis yang dirumuskan ini disebut hipotesis nol, karena

hipotesis ini mempunyai perbedaan nol atau tidak mempunyai

perbedaan dengan hipotesis yang sebenarnya. Pengujian hipotesis

dalam penelitian ini menggunakan uji T-Test . Uji T-Test bertujuan

untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independent

(produksi CPO, konsumsi CPO, harga CPO terhadap ekspor CPO

di Indonesia dan nilai kurs rupiah terhadap variabel dependent

(ekspor CPO). Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

a. Menentukan formulasi Ho dan Ha

1) Produksi minyak mentah sawit (CPO)

Ho = produksi minyak mentah sawit (CPO) tidak berpengaruh

terhadap ekspor CPO

Ha = produksi minyak mentah sawit (CPO) berpengaruh terhadap

ekspor CPO

(60)

Ho = konsumsi minyak mentah sawit (CPO) tidak berpengaruh

terhadap ekspor CPO.

Ha = konsumsi minyak mentah sawit (CPO) berpengaruh

terhadap ekspor CPO

3) Kebijakan harga minyak mentah sawit (CPO)

Ho = Kebijakan harga minyak mentah sawit (CPO) tidak

berpengaruh terhadap ekspor minyak mentah sawit (CPO)

Ha = Kebijakan harga minyak mentah sawit (CPO) berpengaruh

terhadap minyak mentah sawit (CPO)

4) Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat

Ho = Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tidak

berpengaruh terhadap ekspor CPO

Ha = Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat

berpengaruh terhadap ekspor CPO

b. Menentukan level of significant (α)= 5% dengan nilai level

significant of confidance sebesar 95% dengan degree of freedom

(61)

c. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis.

Kriteria penerimaan yaitu:

Ho diterima jika = t hitung < (t tabel) t α ; n-k

Ho ditolak jika = t hitung > ( t tabel ) tα ; n-k

d. Menentukan T hitung dengan rumus:

T hitung = ) (bi Se

bi  

Keterangan:

bi= koefisien regresi variabel independent

Se= standard eror

n= Jumlah pengamatan

k= jumlah variabel bebas

e. Menarik kesimpulan dengan cara membandingkan hasil dari T

hitung dan T tabel, kemudian tentukan daerah penerimaan dan

penolakannya. Apabila Ho ditolak produksi CPO, konsumsi

CPO, harga CPO internasional terhadap dolar berpengaruh

(62)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

Uji prasyarat analisis harus dilakukan karena akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis data, selain itu juga dimaksudkan sebagai dasar dalam mengambil keputusan agar tidak menyimpang kebenaran yang seharusnya ditarik.

1. Pengujian Prasyarat Regresi

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data pada masing-masing variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak. Adapun hasil pengolahan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov SPSS versi 15.0 adalah sebagai berikut:

a. Pengujian Normalitas

Tabel IV.1

Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov-Smirnov NPar Test

Descriptive Statistics

   N  Minimum  Maximum  Mean 

Std.  Deviation  Produksi minyak 

mentah sawit  13  5000  17664  9467.00  4231.637  Konsumsi minyak 

mentah sawit  13  2029  5275  3623.85  1119.945  Harga minyak 

(63)

Tabel IV. 2

Uji Normalitas Menggunakan One-Sample K-S

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas: Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

Maka keputusan yang didapat dari hasil tabel diatas tiap-tiap variable prediktor adalah sebagai berikut:

1) Produksi minyak mentah sawit atau CPO (X1 )

(a) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh, jumlah case (N): 13, Mean 9467.00. Standar deviation 4231.637, dan Asymp Sig2- tailed 0,785.

(b) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmogorov” diperoleh nilai Asymp Sig2 tailed yaitu 0,785. Jadi probabilitas (sig) > 0,05. Hal

ini berarti data produksi minyak mentah sawit atau CPO normal. Produksi minyak mentah sawit Konsumsi minyak mentah sawit Harga minyak mentah sawit Nilai tukar rupiah

N 13 13 13 13

Normal

Parameters(a,b)

Mean 9467.00 3623.85 3427.77 7439.15

Std. Deviation 4231.637 1119.945 2186.297 2816.857

Most Extreme Differences

Absolute .182 .175 .185 .229

Positive .182 .139 .185 .147

Negative -.146 -.175 -.141 -.229

Kolmogorov-Smirnov Z .655 .632 .668 .826

(64)

2) Konsumsi minyak mentah sawit atau CPO (X2)

(a) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh, jumlah case (N): 13, Mean 3623.85, Standar deviation 1119.945, dan Asymp Sig2- tailed 0,820.

(b) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmogorov” diperoleh nilai Asymp Sig2-tailed yaitu 0,820. Jadi probabilitas (sig) > 0,05. Hal

ini berarti data konsumsi minyak mentah sawit normal. 3) Harga minyak mentah sawit atau CPO (X3)

(a) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh, jumlah case (N): 13, Mean 3427.77, Standar deviation 2186.297, dan Asymp Sig2-tailed 0,764.

(b) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmogorov” diperoleh nilai Asymp Sig2-tailed yaitu 0,764. Jadi probabilitas (sig) > 0,05. Hal

ini berarti data harga minyak mentah sawit atau CPO normal. 4) Nilai tukar rupiah(X4)

(a) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh, jumlah case (N): 13, Mean 7439.15, Standar deviation 2816.857, dan Asymp Sig2-tailed 0,502.

(b) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmogorov” diperoleh nilai Asymp Sig2-tailed yaitu 0,502. Jadi probabilitas (sig) > 0,05. Hal

(65)

b. Pengujian Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui kelinieran hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel bebas dan terikat dikatakan mempunyai hubungan linier apabila kenaikan skor variabel bebas diikuti oleh kenaikan skor variabel terikat. Hasil pengujian nilai hubungan linier variabel produksi minyak mentah sawit atau CPO, konsumsi minyak mentah sawit atau CPO, harga minyak mentah sawit atau CPO dan nilai tukar terhadap volume ekspor minyak mentah sawit atau CPO di Indonesia tahun 1995 – 2007 secara lengkap tersaji dalam tabel berikut ini:

Tabel IV.3

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 171820399.064 4 42955099.766 219.551 .000(a)

Residual 1565199.705 8 195649.963

Total 173385598.769 12

a Predictors: (Constant), nilai tukar rupiah, harga minyak mentah sawit, konsumsi minyak mentah sawit, produksi minyak mentah sawit

b Dependent Variable: volume ekspor

Dari perhitungan pengujian linieritas dengan menggunakan SPSS versi 15,0 di atas diperoleh F hitung sebesar 219,551 dengan probabilitas 0.000. Hasil F hitung kemudian dibandingkan dengan Ftabel. Dengan menggunakan taraf (

a

) signifikansi 0.05, nemurator
(66)

sawit, konsumsi minyak mentah sawit, harga internasional minyak mentah sawit dan nilai tukar terhadap dollar AS) bersifat linier.

2. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi dan mengetahui ada tidaknya pelanggaran dan penyimpangan dalam pengujian “Regresi Linear berganda”. Pengujian asumsi klasik meliputi :

a. Hasil Uji Multikolinearitas.

Tabel IV.4

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -6026.784 592.759 -10.167 .000

produksi minyak

mentah sawit .497 .061 .553 8.106 .000 .242 4.127

konsumsi minyak

mentah sawit 1.209 .217 .356 5.574 .001 .276 3.619

harga minyak

mentah sawit .198 .062 .114 3.180 .013 .878 1.140

nilai tukar rupiah .291 .052 .215 5.574 .001 .756 1.322

a Dependent Variable: volume ekspor

Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk data dari variabel bebas, yaitu sebagai berikut:

1. Produksi CPO atau minyak mentah sawit (X1).

Dari hasil output “Collinearity Statistic” diperoleh VIF (Variance Inflation Faktor) sebesar 4,127, yang berarti nilai VIF < 5.

(67)

dapat dikatakan bahwa produksi minyak mentah sawit sebagai variabel bebas tidak mempunyai hubungan atau tidak ada korelasi dengan variabel lain.

2. Konsumsi CPO atau minyak mentah sawit (X2)

Dari hasil output “Collinearity Statistic” diperoleh VIF (Variance Inflation Faktor) sebesar 3,619, yang berarti nilai VIF < 5.

Dengan hasil tersebut maka variabel konsumsi CPO atau minyak mentah sawit bersifat “ tidak terjadi multikolinearitas”. Sehingga dapat dikatakan bahwa konsumsi minyak mentah sawit sebagai variabel bebas tidak mempunyai hubungan atau tidak ada korelasi dengan variabel lain.

3. Harga CPO atau minyak mentah sawit (X3)

Dari hasil output “Collinearity Statistic” diperoleh VIF (Variance Inflation Faktor) sebesar 1,140, yang berarti nilai VIF < 5.

Dengan hasil tersebut maka variabel harga minyak mentah sawit atau CPO bersifat “ tidak terjadi multikolinearitas”. Sehingga dapat dikatakan bahwa harga CPO atau minyak mentah sawit sebagai variabel bebas tidak mempunyai hubungan atau tidak ada korelasi dengan variabel lain.

4. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

Dari hasil output “Collinearity Statistic” diperoleh VIF (Variance Inflation Faktor) sebesar 1,322, yang berarti nilai VIF < 5.

(68)

“tidak terjadi multikolinearitas”. Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebagai variabel bebas tidak mempunyai hubungan atau tidak ada korelasi dengan variabel lain.

b.Hasil uji Heteroskedastisitas

Tabel IV.5

Hasil uji Heterokesdastisitas

Variabel Coefficient correlation (Error Term)

Spearman's rho X1 Produksi minyak mentah sawit

Correlation Coefficient .036

Sig. (2-tailed) .915

N 13

X2 Konsumsi minyak mentah sawit

Correlation Coefficient .297

Sig. (2-tailed) .325

N 13

X3 Harga minyak mentah sawit

Correlation Coefficient .137

Sig. (2-tailed) .655

N 13

X4 Nilai Tukar Rupiah Correlation Coefficient .044

Sig. (2-tailed) .566

N 13

Pada penelitian ini pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji korelasi rank dari Spearman (Spearman’s rank Corellation test). Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan

(69)

Pengujian ini dilakukan untuk semua variabel bebas: 1. Produksi minyak mentah sawit (X1) dan residu.

Pada output antara (X1) dan residu menghasilkan angka (r) 0,036 dengan probabilitas 0,915. Jadi dengan membandingkan probabilitasnya diperoleh P 0,915>0,05. Hal ini menunjukkan antara produksi minyak mentah sawit dengan volume ekspor CPO atau minyak mentah sawit “tidak terjadi heteroskedastisitas”.

2. Konsumsi (X2) dan residu.

Pada output antara X2 dan residu menghasilkan angka (r) 0,297 dengan probabilitas 0,325. Jadi dengan membandingkan probabilitasnya diperoleh P 0,325>0,05. Hal ini menunjukkan antara konsumsi CPO atau minyak mentah sawit dengan volume ekspor CPO atau minyak mentah sawit “tidak terjadi heteroskedastisitas”.

3. Harga CPO atau minyak mentah sawit (X3) dan residu.

(70)

4. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (X4) dan residu.

Pada output antara X4 dan residu menghasilkan angka (r) 0,044 dengan probabilitas 0,566. Jadi dengan membandingkan probabilitasnya diperoleh P 0,566>0,05. Hal ini menunjukkan antara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dengan volume ekspor CPO atau minyak mentah sawit “tidak terjadi heteroskedastisitas”.

c. Autokorelasi

Tabel IV.6

Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .995(a) .991 .986 442.323 2.386

a Predictors: (Constant), nilai tukar rupiah, harga minyak mentah sawit, konsumsi minyak mentah sawit, produksi minyak mentah sawit

b Dependent Variable: volume ekspor

Berdasarkan hasil analisis pengujian Durbin Watson diperoleh nilai statistic sebesar 2,386. Adapun n=13, k=5 dan tingkat signifikansi sebesar 0,05(5%). Maka dapat disimpulkan dalam uji autokorelasidiperoleh Durbin Watson 2,386, maka tidak ada autokorelasi

3. Pengujian Statistik

(71)

regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y =

a

+

b

1

X

1

+

b

2

X

2

+

b

3

X

3

+

b

4

X

4  

Y=

6026

.

784

+

0

.

497

X

1

+

1

.

209

X

2

+

0

.

198

X

3

+

0

.

291

X

4

Keterangan :

Y = Volume ekspor CPO atau minyak mentah sawit A = Konstanta

X1 = produksi CPO atau minyak mentah sawit X2 = konsumsi CPO atau minyak mentah sawit X3 = harga CPO atau minyak mentah sawit X4 = nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

Uji statistik yang dilakukan meliputi Uji F, Uji t dan Uji R2 (koefisien determinasi). Berikut ini penjelasan masing-masing uji statistik pada penelitian ini:

a. Uji F

(72)

Hasil uji F terhadap model regresi menggunakan SPSS versi 15,0 disajikan pada model berikut ini:

Tabel IV.7

Hasil analisis Uji F

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression

171820399.064 4 42955099.766 219.551 .000(a)

Residual 1565199.705 8 195649.963

Total 173385598.769 12

a Predictors: (Constant), nilai tukar rupiah, harga minyak mentah sawit, konsumsi minyak mentah sawit, produksi minyak mentah sawit

b Dependent Variable: volume ekspor

Berdasarkan tabel IV.7 terlihat bahwa hasil analisisnya diperoleh hasil f hitung sebesar 219,551 dengan signifikansi 0,000. Karena nilai F hitung > F tabel ( F hitung 219.551 > F tabel 3.84 ) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel produksi CPO atau minyak mentah sawit, konsumsi CPO atau miyak mentah sawit, harga CPO atau minyak mentah sawit, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS secara simultan berpengaruh terhadap variabel volume ekspor minyak mentah sawit.

c. Uji t

(73)

variabel dependen dan sebaliknya. Jika nilai t hitung < t tabel berarti Ho diterima dan Ha ditolak sehingga variabel independen secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Hasil perhitungan regresi berganda dengan program SPSS disajikan pada Tabel IV.8 berikut:

Tabel IV.8

Hasil Regresi Linier Berganda

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -6026.784 592.759 -10.167 .000

produksi minyak

mentah sawit .497 .061 .553 8.106 .000

konsumsi minyak

mentah sawit 1.209 .217 .356 5.574 .001

harga minyak

mentah sawit .198 .062 .114 3.180 .013

nilai tukar rupiah .291 .052 .215 5.574 .001

a Dependent Variable: volume ekspor

Hasil uji t dapat ditunjukkan pada Tabel 4.8 diatas. Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.8, maka dapat diinterpretasikan hasil uji t sebagai berikut :

1. Produksi CPO atau minyak mentah sawit (X1)

Hasil perhitungan koefisien dalam persamaan analisis regresi diperoleh nilai koefisien persamaan adalah -6026.784 untuk koefisien konstanta 0.497 untuk koefisien jumlah produksi minyak mentah sawit.

(74)

hitung untuk kostanta adalah sebesar -10.167 dengan nilai Signifikansi sebesar 0.000, nilai t koefisien jumlah produksi minyak mentah sawit adalah sebesar 8.106 dengan nilai Sig sebesar 0.000. Hasil analisis uji t untuk variable produksi CPO atau minyak mentah sawit diperoleh nilai t hitung sebesar 8,106 dengan signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai t hitung > t table (t hitung 8,106 >t tabel (13; 0,05) 2,160 ), berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga variable produksi CPO atau minyak mentah sawit berpengaruh signifikan terhadap variable volume ekspor. Hasil uji t ini mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa produksi minyak mentah sawit berpengaruh terhadap volume ekspor CPO atau minyak mentah sawit tahun 1995-2007.

2. Konsumsi CPO atau minyak mentah sawit (X2)

Hasil perhitungan koefisien dalam persamaan analisis regresi diperoleh nilai koefisien persamaan adalah -6026.784 untuk koefisien konstanta 1.209 untuk koefisien jumlah konsumsi minyak mentah sawit.

(75)

minyak mentah sawit diperoleh nilai t hitung sebesar 5,574 dengan signifikansi sebesar 0,001. Karena nilai t hitung > t table (t hitung 5,574 > 2,160 t table). Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga variable konsumsi CPO atau minyak mentah sawit berpengaruh signifikan terhadap variable volume ekspor minyak mentah sawit. Hasil uji t ini mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa konsumsi CPO atau minyak mentah sawit berpengaruh terhadap volume ekspor CPO atau minyak mentah sawit.tahun 1995-2007.

3. Harga CPO atau minyak mentah sawit (X3)

Hasil perhitungan koefisien dalam persamaan analisis regresi diperoleh nilai koefisien persamaan adalah -6026.784 untuk koefisien konstanta 0.198 untuk koefisien harga minyak mentah sawit.

(76)

table). Hal ini berarti bahwa variabel harga CPO atau minyak mentah sawit berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor CPO atau minyak mentah sawit. Hasil uji t ini mendukung hipótesis penelitian yang menyatakan bahwa harga CPO atau minyak mentah sawit berpengaruh terhadap volume ekspor CPO atau minyak mentah sawit.tahun 1995-2007.

4. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (X4)

Hasil perhitungan koefisien dalam persamaan analisis regresi diperoleh nilai koefisien persamaan adalah -6026.784 untuk koefisien konstanta 0.291 untuk koefisien nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

(77)

hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap volume ekspor CPO atau minyak mentah sawit.tahun 1995-2007.

d. Koefisien determinasi (R2)

Tabel IV.9

Hasil Analisis Uji R2

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estim

Gambar

Tabel 1.1 Potensi Peremajaan Kelapa Sawit di Beberapa Propinsi:
Gambar  II.1 Bagan-bagan Pemikiran:
tabel klasifikasi. Nilai d, untuk data n< 15 ( Alhusin, Syahri, 2003:
Tabel IV.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Olehnya itu penelitian awal tentang perbanyakan tanaman rumput dengan teknik kultur jaringan dibatasi pada pengaruh kombinasi Media MS lengkap, media setengan MS dan MS

Hasil jawaban responden tentang komunikasi terdapat 10 (sepuluh) pernyataan dengan dimensi jawaban responden dari indikator : selama saya bisa menyelesaikan

Sedang berdasarkan riwayat yang lain adalah barang yang sebanding (senilai) dengan salah satunya. Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa sedikit-dikitnya mahar adalah

Penilaian tingkat kelayakan bahan ajar PLC didapatkan hasil penilaian guru pengampu sebesar 9,44 dengan kategori baik dan layak digunakan dalam pembelajaran,

Tujuan Fungsi Kunci Fungsi Utama Nama Jabatan Fungsi Dasar/Unit Kompetensi 4.2.4.3 Mengoperasikan tungku pemanas/boiler 4.2.4.4 Mengoperasikan mesin pengering (dengan

(1) Pegawai Tidak Tetap dengan sebutan Non Tenure bagi Pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3) apabila telah melaksanakan tugas Tridharma Perguruan Tinggi

Bentuk kongkret dari perintah dan larangan tersebut yang tertera dalam surah al-Hujurat seperti perintah untuk tidak mencela orang lain karena boleh jadi orang yang dicela atau

Mudah-mudahan dengan adanya sebuah unit printer braille baru, program wakaf al-Qur’an braille bagi tunanetra Muslim di Indonesia yang telah digalakan selama bertahun-tahun