• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI, JUMLAH ANGGOTA, MODAL PINJAMAN, DAN SISA HASIL USAHA TERHADAP PERKEMBANGAN KOPERASI DI KOTA PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI, JUMLAH ANGGOTA, MODAL PINJAMAN, DAN SISA HASIL USAHA TERHADAP PERKEMBANGAN KOPERASI DI KOTA PADANG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI, JUMLAH ANGGOTA, MODAL PINJAMAN,

DAN SISA HASIL USAHA TERHADAP PERKEMBANGAN KOPERASI

DI KOTA PADANG

Basirun1, Kasman Karimi, SE, M.Si1, Dr. Firdaus SY, M, P2 1,2

Department of Development Economics, Faculty of Economics, University of Bung Hatta

Email: Bassieroen_boss19@yahoo.com

Abstract

Cooperative market has accounted for a third of microcredit in Indonesia a much needed public in improving productivity and competitiveness. Even the cooperative is able to serve tens of millions of customers, exceed the ability of the bank though. However, the character of Indonesian cooperatives are small and are not united in a system that both makes the role of co-operatives is not so noticeable in practice. Open environment and the tendency of decentralization provide for cooperative challenges and opportunities that exist to improve the ability of non-cooperative towards a healthy and strong.

Analysis of the data used for this study using multiple linear regression analysis method. Hypothesis testing using partial test (t test), simultaneous test (F test) and test the coefficient of determination (R2). Classical Test assumptions with Multicollinearity Test, and autocorrelation. The data used in this study is the capital of data, number of members, loan capital, SHU, and Volume Cooperative business in the city of Padang.

The results showed that a variable number of members, loan capital and SHU have a significant effect on the volume of Cooperative Enterprises, while the capital itself has no significant effect on Cooperative Business Volume in the city of Padang.

Keywords: SHU, Capital, Volume Business.

Pendahuluan

Koperasi merupakan kekuatan ekonomi yang akhir-akhir ini berkembang cukup pesat di masyarakat Indonesia.Perkembangan tersebut berguna untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, oleh

karenanya koperasi bisa disebut sebagai pendorong pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Dalam kehidupan ekonomi masyarakat saat ini, koperasi terbukti masih dipe-rlukan terutama dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor

(2)

2 usaha kecil dan menengah (Dian

Sukmalega, 2010).

Koperasi telah menyumbang sepertiga pasar kredit mikro di Indonesia yang sangat dibutuhkan masyarakat luas dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing. Bahkan koperasi mampu melayani puluhan juta pelanggan, melebihi kemampuan bank besar sekalipun. Namun, karakter koperasi Indonesia yang kecil dan tidak bersatu dalam suatu sistem yang baik membuat peranan koperasi tidak begitu terlihat dalam praktek. Lingkungan yang terbuka dan kecenderungan desentralisasi memberikan tantangan dan kesempatan bagi koperasi yang ada guna meningkatkan kemampuan swadaya menuju koperasi yang sehat dan kuat. (Dian Sukmalega, 2010)

Oleh karena itu, pengembangan perkoperasian sangat penting,maka tugas yang akan dihadapi oleh koperasi untuk waktu yang akan datang akan semakin berat rintangannya. Untuk itu berdasarkan azaz dan sendi dasar koperasi, salah satu isyarat untuk pengembangan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya adalah dengan perluasan investasi.

Untuk mencapai tujuan tersebut. koperasi harus memperoleh perhitungan secara keseluruhan dari berbagai unit-unit kegiatan usaha atau lebih tepatnnya volume usaha, yang digunakan sebagai salah satu indikator untuk melihat perkembangan koperasi dalam menjalankan usahanya.berdasarkan data dari BPS Padang perkembangan volume usaha koperasi dari tahun 1997 sampai tahun 2004 mengalami peningkatan dari sebesar Rp.42.955 juta menjadi Rp.511.097 juta, namun perkembangan volume usaha koperasi dari tahun 2005 sampai akhir tahun 2009 mengalami keadaan yang berfuktuasi, namun pada tahun 2010 sempat mengalami peningkatan volume usaha koperasi sebesar Rp.995.506 juta, namun pada tahun 2011 volume usaha koperasi di Kota Padang mengalami penurunan dengan jumlah volume usaha sebesar Rp.765.693 juta.

Volume usaha yang harus diingkatkan oleh koperasi akan terlaksana apabila pada koperasi tersebut tersedia modal yang

(3)

3 mencukupi, baik yang berasal dari

partisipasi anggota (simpan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela) maupun modal yang digali dari luar (hutang).

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar pengaruh modal sendiri terhadap volume usaha koperasi di Kota Padang?

2. Seberapa besar pengaruh jumlah anggota terhadap volume usaha koperasi di Kota Padang?

3. Seberapa besar pengaruh modal pinjaman terhadap volume usaha koperasi di Kota Padang?

4. Seberapa besar pengaruh SHU terhadap volume usaha koperasi di Kota Padang?

Sesuai dengan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas,maka studi penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh modal sendiri terhadap volume usaha koperasi di Kota Padang.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah anggota terhadap

volume usaha koperasi di Kota Padang.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh modal pinjaman terhadap volume usaha koperasi di Kota Padang.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh SHU terhadap volume usaha koperasi di Kota Padang

METODELOGI PENELITIAN

variabel-variabel tersebut akan dimasukan kedalam model adalah modal sendiri, jumlah anggota, modal pinjaman, SHU sebagai variabel bebas (independen) dan volume usaha koperasi sebagai variabel terikat (dependen). Dapat dinyatakan dalam suatu fungsi persamaan dibawah ini yaitu: (J. Supranto, 2001)

Y = f(X1,X2,X3,X4)………...(1) Berdasrkan persamaan (1) dapat dibentuk persamaan regresi sebagai berikut :

Y= a + b1X1+b2X2+ b3X3+ b4X4 + U... ...…..(2) Dimana :

Y=Volume Usaha Koperasi a= Konstanta

(4)

4 b1=Koefisien regresi modal sendiri

X1= Modal sendiri

b2=Koefisien regresi jumlah anggota X2=Jumlah anggota

b3=Koefisien regresi modal pinjaman X3=Modal Pinjaman

b4=Koefisien regresi SHU X4=SHU

U= Disturbance terms

Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian R2 atau koefisien determinasi berguna untuk melihat seberapa besar proporsi sumbangan seluruh variabel bebas terhadap naik turunnya variabel tidak bebas.

R2 = Dimana :

R2 = Koefisien determinasi Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1, suatu R2sebesar 1 berarti ada kecocokan sempurna, sedangkan yang bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel independen dan dependen.

Uji Koefisien Regresi ( t-test)

Uji koefisien regresi (t statistik) melihat pengaruh antara variabel indipenden secara individual terhadap variabel dependen.

t test=

dimana :

t test= Nilai t yang dihitung bi= Elastisitas varibla (i) se(bi)= Standar error (i)

dengan ketentuan : 1. t hitung < t tabel

hipotesa nol (Ho) diterima dan hipotesa alternatif (Ha) ditolak, artinya tidak ada hubungan yang berarti antara variabel bebas dengan variabel terikat.

2. t hitung > t tabel

hipotesa nol (Ho) ditolak dan hipotesa alternatif (Ha) diterima, artinya terdapat hubungan yang berarti antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Pengujian F (F-test)

Untuk menguji ada tidaknya pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat :

F test =

Dimana ;

F test = Nilai F yang dihitung R2 = Koefisisien Determinasi k = Jumlah variabel

n = Jumlah tahun pengamatan dengan ketentuan:

(5)

5 1. F hitung< Ftabel

Hipotesa nol (Ho) diterima dab hipotesa alternatif (Ha) ditolak, artinya tidak ada hubungan yang berarti antara variabel bebas dengan variabel terikat.

2. F hitung > F tabel

Hipotesa nol (Ho) ditolak dan hipotesa alternatif (Ha) diterima, artinya terdapat hubungan yang berarti antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Uji Asumsi Klasik

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah model yang diteliti akan mengalami penyimpangan asumsi klasik atau tidak, maka pengadaan pemeriksaan terhadap penyimpangan asumsi klasik tersebut harus dilakukan (Setyadharma, Andryan, 2010).

Multikolinearitas

Multikolinearitas Adalah hubungan yang terjadi di antara variabel-variabel independen, pengujian terhadap gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan membandingkan koefisien determinasi parsial (r2), dengan

koefisien determinasi majemuk (R2) regresi awal atau disebut dengan metode Keil Rule of Thumbs. Jika r2 < R2, maka tidak ada multikolinearitas, (Gujarati, 2003).

Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana faktor-faktor pengganggu yang satu dengan yang lain saling berhubungan, pengujian terhadap gejala autikorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji LM atau Lagrange Multiplier. atau dengan menggunakan Durbin Watson statistik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Estimasi Data

Berdasarkan hasil analisis regresi (Lampiran III), maka dapat dilihat pengaruh modal sendiri, jumlah anggota, modal pinjaman dan SHU terhadap perkembangan koperasi.

Persamaan regresi linear berganda diperoleh hasil sebagai berikut :

Y = 646183,098 +0,634X1- 5,064X2 + 0,880X3+ 5,351 X4

(6)

6 t-hitung= (1,717) (-2,491) (2,454) (2,478) t-tabel = 2,179 F- hitung = 17,974 F-tabel = 3,259 R2 = 0,857 D-W = 1,983 α = 5%

Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar proporsi sumbangan seluruh variabel bebas/independen terhadap naik turunnya variabel bebas/ dependen yang dilihat melalui R square. Koefisien determinasi sebesar 0,857 artinya variasi naik turunnya volume usaha koperasi di Kota Padang dapat dijelaskan oleh modal sendiri, jumlah anggota, modal pinjaman, dan SHU sebesar 85,70 persen sedangkan 14,30 persen dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model.

Uji Parsial (Uji t-test)

Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t-hitung untuk modal sendiri sebesar 1,717 dan t-tabel dengan tingkat kepercayaan 95% (α =5%), df = 12 diperoleh 2,179.

Terlihat bahwa t- tabel lebih besar daripada t-hitung, maka H0 diterima, Ha ditolak yang berarti bahwa modal sendiri berpengaruh tidak signifikan terhadap perkembangan volume usaha pada tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t-hitung untuk jumlah anggota koperasi sebesar -2,491 dan t-tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α =5%), df = 12 diperoleh -2,179. Terlihat hitung lebih besar dari t-tabel, maka Ho ditolak Ha diterima yang berarti bahwa peningkatan jumlah anggota koperasi berpengaruh signifikan terhadap perkembangan volume usaha koperasi di Kota Padang pada tingkat kepercayaan 95%.

Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t-hitung untuk modal pinjaman sebesar 2,454 dan t-tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α =5%), df = 12 diperoleh 2,179. Terlihat hitung lebih besar dari t-tabel, maka H0 ditolak, Ha diterima yang berarti bahwa modal pinjaman berpengaruh signifikan terhadap perkembangan volume usaha koperasi di Kota Padang.

(7)

7 Berdasarkan hasil regresi

diperoleh nilai t-hitung untuk SHU sebesar 2,478 dan t-tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α =5%) , df = 12 diperoleh 2,179. Terlihat t-hitung lebih besar dari t-tabel, maka H0 ditolak, Ha diterima yang berarti bahwa SHU koperasi berpengaruh signifikan terhadap perkembangan volume usaha koperasi di Kota Padang pada tingkat kepercayaan 95%.

Uji Signifikan Parameter Simultan (Uji F-test)

Uji F- hitung/statistik secara serempak ditunjukan oleh perbandingan hitung dengan F-tabel. F-tabel (F α/2 k-1(n-k), dengan derajat kepercayaan sebesar 95%. Adalah F0,025,(4)(12) = 3,259. Sedangkan F-hitung sebesar 17,974, karena hitung lebih besar dari F-tabel (17,974>3,259). Ini berarti bahwa modal sendiri, jumlah anggota, modal pinjaman, dan SHU berpengaruh positif dan signifikan dalam menjelaskan perkembangan volume usaha koperasi di Kota Padang.

Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilaku-kan untuk menguji apakah pada modelregresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantaravariabel independen. Pengujian ada tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan memperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkanpada saat pengolahan data serta nilai VIF (Variance Inflation Factor)dan Tolerance-nya. Nilai dari VIF yang kurang dari 10 dan toleransi yang lebih dari 0,10 maka menandakan bahwa tidak terjadi adanya gejala multi-kolinearitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terkena multi-kolinieritas.

Tabel 1.1 Uji Multikolinearitas

(8)

8 Collinearity Statistics Tolerance VIF Modal Sendiri 0,480 2,083 Jumlah Anggot a 0,664 1,507 Modal Pinjama n 0,680 1,470 SHU 0,569 1,756

Sumber : Data Diolah dengan SPSS. 15,0

Dari ketentuan yang ada bahwa jika nilai VIF < 10 dantolerance > 0,10 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas, dari hasil analisis diatas dapat diketahui nilaitoleransi semua variabel independen (modal sendiri, jumlah anggota, modal pinjaman, dan SHU) lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10. Maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

Uji Autokorelasi

Dari Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series.

Untuk mendeteksi masalah

autokorelasi dapat dilakukan dengan

menggunakan uji Durbin Watson.

secara umum panduan mengenai angka Durbin-Watson dapat diambil patokan sebagai berikut: (Andryan Setya Dharma, 2010).

Keputusan ada tidaknya Autokorelasi adalah:

1. Bila nilai DW berada di antara du sampai dengan 4-du, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol. Artinya tidak ada autokorelasi

2. Bila nilai DW lebih kecil dari dl, koefisien autokorelasi lebih besar dari nol. Artinya ada autokorelasi positif

3. Bila nilai DW terletak di antara dl dan du, maka tidak dapat disimpulkan

Tabel 2.2

Hasil Uji Durbin Watson Test Dw Dl Du 4-Dl 4-Du 2,18 0,78 1,90 2,22 2,10 Sumber : Data Diolah dengan SPSS. 15,0

Tabel 2.2 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 2,18 < du (2,10), dari pengamatan ini tidak dapat disimpulkan. hal ini karena nilai DW berada di antara dl dan du

(9)

9 maka harus dilakukan pengujian

autokorelasi apakah model terkena atau tidak, maka dilakukan pengujian autokorelasi dengan metode lain yaitu LM test dan hasil yang didapat nilai DW dengan memakai uji LM pada Eviews 7 sebesar 1,93 (Lampiran II) :

Tabel 2.3

Hasil Uji Autokorelasi Memakai Uji LM

Dw Dl Du 4-Dl 4-Du 1,93 0,78 1,90 2,22 2,19 Sumber : Data Diolah dengan SPSS. 15,0

Dari hasil uji LM tersebut nilai Du < DW < 4-Du (1,90<1,93< 2,19 ) . makadapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi pada persamaan tersebut.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penemuan empiris yang diperkuat oleh hasil perhitungan statistik, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara umum modal sendiri, jumlah anggota, modal pinjaman, dan SHU secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

Perkembangan volume usaha koperasi. Hasil ini diperkuat oleh pengujian F-test, dimana F-hitunglebih besar dari F-tabel (17,074> 3,,259) pada tingkat kepercayaan 95% dan didukung dengan perolehan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,857 yang berarti perkembangan volume usaha koperasi di Kota Padang dapat dijelaskan oleh keempat variabel tersebut yaitu modal sendiri, jumlah anggota, modal pinjaman, dan SHU sebesar 85,70 persen dan sisanya sebesar 14,30 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model.

2. Koefisien dari nilai modal sendiri koperasi adalah 0,634 dan nilai tersebut positif, maka peningkatan modal sendiri berpengaruh positif terhadap perkembangan volume usaha koperasi di Kota Padang. Artinya setiap kenaikan modal sendiri sebesar Rp.1 juta rupiah, maka perkembangan volume usaha koperasi di Kota

(10)

10 Padang akan meningkat

sebesar Rp. 0,634 juta rupiah. 3. Koefisien dari jumlah anggota

koperasi adalah -5,064 dan nilai tersebut adalah negatif, maka peningkatan jumlah anggota koperasi berpengaruh negatif terhadap perkembangan volume usaha koperasi di Kota Padang. Jika jumlah anggota koperasi meningkat sebesar 1 orang, maka akan menurunkan perkembangan volume usaha koperasi di Kota Padang sebesar Rp.5,064 juta rupiah. 4. Koefisien dari modal pinjaman

adalah 0,880 dan nilai tersebut positif maka peningkatan modal pinjaman berpengaruh positif terhadap perkembangan volume usaha koperasi di Kota Padang. Jika modal pinjaman meningkat sebesar Rp.1 juta rupiah, maka perkembangan volume usaha koperasi di Kota Padang akan meningkat sebesar Rp.0,880 juta rupiah. 5. Koefisien SHU adalah 5,351

dan nilai tersebut positif, maka peningkatan SHU koperasi di Kota Padang berpengaruh

positif terhadap perkembangan volume usaha koperasi di Kota Padang. Jika SHU koperasi di Kota Padang meningkat sebesar Rp.1 juta rupiah, maka perkembangan volume usaha koperasi di Kota Padang akan meningkat sebesar Rp.5,351 juta rupiah.

Ucapan Terima Kasih

1. Kasman Karimi, SE, M.Si. dan Drs. Firdaus Sy , M.p selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing saya dalam mengerjakan skripsi ini serta telah memberikan banyak masukan dan saran kepada saya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous., 1992, Tentang Perkoperasian. Kantor koperasian dan Ukm. Aneka Ilmu. Semarang.

Chan, syafrizal., 2003,”Pengaruh Efektifitas Pengunaan Potensi Modal Sendiri pada Koperasi Simpan Pinjam di Jabar”, Universitas Padjajaran, Bandung.

Firdaus, Muhammad.,

2002,”Perkoperasian

Sejarah, Teori dan Praktek”,Ghalia Indonesia.

(11)

11 Halomoan Tamba, arifin sitio.,

2001,“ koperasi teori dan praktik”, erlangga., jakarta. Hendrojogi., 2004,”Koperasi,

Azaz-azaz, Teori dan

Praktek”,Edisi Revisi 2004, Agustus, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Karimi, Kasman., 1995, Analisis Pengaruh Harga, Pendapatan dan Promosi Terhadap Permintaan Pupuk Untuk Petani Anggota KUD dan Kaitannya dengan Sisa Hasil Usaha di Kabupaten 50 Kota, Universitas Padjajaran, Bandung.

Lubis, M. Sally., 1975,” Undang-Undang dasar 1945”, Penerbit Alumni, Bandung.

Partomo, S.T., dan Abdul Rahman S. 2020. Ekonomi Skala Kecil/Menengah & Koperasi. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Rusiana, Sari, Agustin dan Beny Susanti., 2010,” The Influence of Own Capital, Loan Capital and Business Volume on Added Value ofCooperatives in Yogyakarta Special Province, (Jurnal Elektonik) diakses pada tanggal 10 Oktober 2012:

www.jurnalekonomi.com

Sandi, heri., 2006, Analisis Pengaruh perkembangan Jumlah anggota, Modal sendiri,

SHU, Terhadap

Perkembangan Koperasi di

kota Padang, Skripsi, Universitas Bung Hatta Padang.

Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba., 2004,Koperasi : Teori dan Praktek, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sukirno, Sadono.,2000,”Pengantar Ekonomi Mikro”, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sukmalega, Dian., 2010, Pengaruh Permodalan dan Volume Usaha terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok Sumatera Barat, Skripsi, Universitas Sumatera Utara.

Supranto, J.,2001, ”statistik: teori dan aplikasi edisi keenam”, Erlangga, Jakarta.

Susanti

tasri,evi.,2010,”Perekono mian Indonesia”, Bung Hatta UniversityPress, Padang.

...Undang Undang Republik Indonesia No. 25 tahun 1992,”Tentang

Perkoperasian”, Penerbit Aneka ilmu,Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

variabel jumlah pinjaman/kredit (X) = 6,707, kriteria uji hipotesis yaitu jika t hitung &gt; t tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti nilai t hitung untuk variabel

Berdasarkan uji hipotesis dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh t hitung ≥ t tabel , yakni t hitung = 2, 84 t tabel = 1,6723, artinya Ho ditolak dan Ha diterima yang

Karena nilai t hitung &gt; t tabel (t hitung 3,180 &gt; 2, 160 t tabel), berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga variabel harga minyak mentah sawit atau CPO

Perbedaannya terletak pada penambahan variabel jumlah anggota sebagai variabel independen serta ruang lingkup penelitian yang digunakan berbeda.Tujuan penelitian ini

Secara simultan jumlah anggota, jumlah simpanan dan pinjaman anggota berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Karyawan Timah Mitra

Simpanan dalam koperasi digunakan sebagai modal sendiri dan modal pinjaman dari anggota sehingga koperasi mempunyai kewajiban untuk membayarkan jasa berupa bunga simpanan (

Kenyataan di lapangan selama ini terlihat bahwa sebuah koperasi akan berhasil dan sukses mensejaterakan anggotanya jika memiliki jumlah modal yang cukup untuk menjalan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah anggota dan modal sendiri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sisa pendapatan koperasi unit desa KUD di kabupaten / kota Provinsi