• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG HIPOTERMI PADA BAYI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG HIPOTERMI PADA BAYI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 49 TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG HIPOTERMI

PADA BAYI

Level Of Postpartum Mother Knowledge About Hypothermy On Baby

Riska Putri Pratama Sari, Siti Muliawati Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta

ABSTRACT

Infants with hypothermia has a high risk of death, requiring intensive and rigorous supervision and care of experienced and high quality health workers. The role of the midwife is necessary to prevent the occurrence of hypotermic risk in infants. A midwife must have extensive knowledge, attitudes and skills in taking care to prevent undesirable events. Research Objective to describe maternal knowledge about hypothermia in infants.

This research uses descriptive research method, primary data source where the data is directly taken from the respondents by using questionnaires Samples amounted to 25 respondents ie postpartum mother with non-probability sampling technique and Saturated sampling. Univariate data analysis with frequency distribution.

The results of this study show that the description of maternal knowledge about hypothermia in infants at Bidan Practice Mandiri Ulik Budiarti Gayam, Sukoharjo, covering sufficient knowledge there are 14 respondents (56%), who have knowledge of less there are 9 respondents (36%), and who have good knowledge as many as 2 respondents (8%).

Keywords: Hypothermia, Postpartum

ABSTRAK

Bayi yang mengalami hipotermi mempunyai resiko tinggi terhadap kematian sehingga memerlukan pengawasan dan perawatan yang intensif dan ketat dari tenaga kesehatan yang berpengalaman dan berkualitas tinggi. Peran bidan sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya resiko hipotermi pada bayi. Seorang bidan itu harus memiliki pengetahuan yang luas, sikap dan keterampilan dalam melakukan asuhan untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Tujuan Penelitian untuk menggambarkan pengetahuan ibu nifas tentang hipotermi pada bayi.

(2)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 50 Sampel berjumlah 25 responden yaitu ibu nifas dengan teknik non probability sampling dan sampling Jenuh. Analisis data Univariat dengan distribusi frekuensi.

Hasil penelitian menunjukkan Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang hipotermi pada bayi di Bidan Praktek Mandiri Ulik Budiarti Gayam, Sukoharjo, meliputi pengetahuan yang cukup terdapat 14 responden (56 %), yang memiliki pengetahuan kurang terdapat 9 responden (36 %), dan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 2 responden (8 %).

Kata Kunci : Hipotermi, Ibu Nifas PENDAHULUAN

Hipotermi merupakan salah satu penyebab mortalitas neonatus di negara berkembang selain asfiksia, sindrom gangguan nafas, dan infeksi. Hipotermi yaitu penurunan suhu tubuh bayi di bawah suhu normal. Hipotermi dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tidak diterapkan secara tepat, terutama pada masa stabilisasi yaitu 6-12 jam pertama setelah lahir. Misalnya bayi baru lahir dibiarkan basah telanjang selama menunggu plasenta lahir meskipun lingkungan disekitar tubuh bayi cukup hangat. (Sulistyawati dan Nugraheny,2010 h;200)

Tingkat kematian bayi pada saat lahir telah mengalami penurunan yang sangat pesat di Indonesia dalam waktu 20 tahun ke belakang. Menurut laporan

Save The Children mengenai kematian bayi pada tahun 2013, kematian saat kelahiran di Indonesia menurun dari 390 per 100.000 anak pada tahu 1994 menjadi 228 kematian (Kompas, 2014).

Angka Kematian Bayi baru lahir di ASEAN tergolong masih tinggi, berdasarkan laporan World Health Organitation (WHO) tahun 2012 angka kematian bayi baru lahir di ASEAN adalah 200 per 10.000 kelahiran hidup. Jika kelahiran hidup di ASEAN sekitar 5 juta per tahun dan angka kematian bayi 200 per 10.000 kelahiran hidup, berarti sama halnya dengan setiap hari 2460 bayi meninggal, setiap 1 jam 100 bayi Indonesia meninggal, jadi seriap 6 menit 1 bayi di ASEAN meninggal (Depkes RI, 2013).

(3)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 51 pengawasan dan perawatan yang intensif

dan ketat dari tenaga kesehatan yang berpengalaman dan berkualitas tinggi. Peran bidan sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya resiko hipotermi pada bayi. Seorang bidan itu harus memiliki pengetahuan yang luas, sikap dan keterampilan dalam melakukan asuhan untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan (Depkes RI, 2013).

Data penelitian yang dilakukan di BPM Ulik Budiarti didapatkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang hipotermi pada Bayi sudah baik dari 3 ibu yang diwawancarai 2 ibu sudah mengerti tentang pencegahan hipotermi.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan Ibu nifas Tentang Hipotermi Pada Bayi Di BPM Ulik Budiarti.

METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di BPM Ulik Budiarti Sukoharjo. Jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif. Sampel 25 ibu

nifas dengan sampling jenuh. Instrumen penelitian dengan kuesioner. Analisis menggunakan univariat menggunakan variabel tunggal.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Tabel 1 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang hipotermi pada bayi

No Tingkat Pengetahuan

Frekuensi (%)

1 Baik 2 8

2 Cukup 14 56

3 Kurang 9 36

Total 25 100

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan baik 2 orang (8%), yang berpengetahuan cukup 14 orang (56%), dan yang berpengetahuan kurang 9 orang (36%).

Tabel 2 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang pengertian hipotemi pada bayi.

No Tingkat Pengetahuan

Frekuensi (%)

1 Baik 6 24

2 Cukup 8 32

3 Kurang 11 44

Total 25 100

(4)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 52 berpengetahuan cukup 8 orang (32%)

dan yang berpengetahuan kurang 11 orang (44%)

Tabel 3 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang penyebab terjadinya hipotermi pada bayi

No Tingkat Pengetahuan

Frekuensi (%)

1 Baik 9 36

2 Cukup 8 32

3 Kurang 8 32

Total 25 100

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan baik 9 orang (36%), yang berpengetahuan cukup 8 orang (32%) dan berpengetahuan kurang 8 orang (32%).

Tabel 4 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang gejala hipotermi pada bayi No Tingkat

Pengetahuan

Frekuensi (%)

1 Baik 6 24

2 Cukup 9 36

3 Kurang 10 40

Total 25 100

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa mayoritas responden responden memiliki tingkat pengetahuan baik 6 orang (36%), yang berpengetahuan cukup 9 orang (36%) dan yang berpengetahuan kurang 10 orang (40%).

Tabel 5 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang pencegahan hipotermi pada bayi

No Tingkat Pengetahuan

Frekuensi (Jumlah Responden

Prosent ase (%)

1 Baik 8 32

2 Cukup 10 40

3 Kurang 7 28

Total 25 100

Berdasarkan tabel 5 dilihat bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan baik 8 orang (32%), yang berpengetahuan cukup 10 orang (40%), yang berpengetahuan kurang 7 orang (28%).

Pembahasan

Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pengertian Hipotermi pada bayi

Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang pengertian Hipotermi di BPM Ulik Budiarti mayoritas memiliki pengetahuan yang baik yaitu 6 orang (24%), yang memiliki pengetahuan cukup yaitu 8 responden (32%), yang memiliki pengetahuan kurang yaitu 11 responden (44%).

(5)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 53 masa stabilisasi yaitu 6-12 jam pertama

setelah lahir (Walyani dan Purwoastuti, 2015;h.130).

Pengetahuan ibu nifas tentang penyebab Hipotermi pada bayi

Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang penyebab Hipotermi di BPM Ulik Budiarti mayoritas memiliki pengetahuan yang baik yaitu 9 orang (36%), yang memiliki pengetahuan cukup yaitu 8 responden (32%), dan yang memiliki pengetahuan kurang yaitu 8 responden (32%).

Faktor penyebab terjadinya hipotermi antara lain :Terpapar dengan lingkungan yang dingin (suhu lingkungan rendah, permukaan yang dingin/ basah), Bayi dalam keadaan basah atau tidak berpakaian. (Sudarti dan Khoirunisa,2010;h.99)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Alin Firdiani (2011) dengan judul Hubungan antara berat badan bayi baru lahir dengan kejadian hipotermi pada bayi yang dimandikan 6 jam pasca kelahiran di RB Citra Insani Semarang dengan hasil hubungan antara berat badan bayi baru lahir dengan kejadian hipotermi pada bayi yang dimandikan 6

jam pasca kelahiran di RB Citra Insani dinyatakan normal dengan prosentase 92,5 %.

Pengetahuan ibu nifas tentang gejala hipotermi pada bayi

Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gejala hipotermi di BPM Ulik Budiarti mayoritas memiliki pengetahuan yang baik yaitu 6 orang (24%), yang memiliki pengetahuan cukup yaitu 9 responden (36%), dan yang memiliki pengetahuan kurang yaitu 10 responden (40%).

Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah faktor pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin menerima informasi(Wawan dan Dewi 2011:h.16-8).

Pengetahuan ibu nifas tentang pencegahan hipotermi pada bayi

(6)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 54 pengetahuan cukup yaitu 10 responden

(40%), dan yang memiliki pengetahuan kurang yaitu 7 responden (28%).

Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah faktor lingkungan. Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok (Wawan dan Dewi 2011:h.16-8). Hal ini menyebabkan pola hidup yang berebeda dan terjadi interaksi antar manusia sehingga mempengaruhi pengetahuan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Romaulina Pasaribu (2009) dengan judul Pengetahuan Ibu Tentang Pencegahan Hipotermi Pada Bayi Bayi Baru Lahir di Kelurahan Asuhan Pematang Siantar dengan hasil responden berpengetahuan ibu cukup 50% pengetahuan ibu tentang hipotermi cukup 43,75% pengetahuan penyebab hipotermi cukup 43,75% pengetahuan penanganan hipotermi cukup 56,25%, hal ini dikarenakan faktor yang mempengaruhi adalah faktor lingkungan yang tidak mendukung yang bisa menghalangi seseorang memiliki

pengetahuan yang rendah karena lingkungan tempat orang berinteraksi dan bergaul dalam masyarakat.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

1. Tingkat pengetahuan ibu Nifas di

Bidan Praktek Mandiri Ulik Budiarti mayoritas memiliki pengetahuan kurang.

2. Tingkat pengetahuan ibu Nifas di

Bidan Pratek Mandiri Ulik budiarti mayoritas memiliki pengetahuan kurang.

3. Gambaran Pengetahuan ibu nifas di

Bidan Praktek Mandiri Ulik Budiarti tentang gejala hipotermi mayoritas memilki pengetahuan kurang.

4. Gambaran Pengetahuan ibu nifas di

Bidan Praktik Mandiri Ulik Budiarti tentang pencegahan hipotermi mayoritas memiliki pengetahuan cukup.

Saran

1. Bagi ibu nifas

(7)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 55 berpengalaman seperti kepada tenaga

kesehatan atau membaca dari berbagai media informasi seperti buku atau bahan bacaan lainnya. 2. Bagi Instansi Kesehatan

Diharapkan menggalakkan promosi kesehatan dengan tema meningkatkan pengetahuan ibu nifas tentang hipotermi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto.S,2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta;h.174

Ariani. Ayu Putri, 2014 Metodologi Penelitian Kebidanan Dan Kesehatan Reproduksi. Yogjakarta: Nuha Medika; h.80

Budiarto, 2012 Biostatistik untuk Kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC;h.5

Depkes RI.Profil Kesehatan Republik Indonesia 2010.2011.2013

Dewi Lia.2012 Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita, Jakarta: SalembaMedika; h.2

Eka dan Kurnia. Asuhan kebidanan masa nifas. Jakarta: Cv trans info media; 2014. h. 1;4.

Elisabeth dan Endang. Asuhan kebidanan masa nifas & menyusui. Yogyakarta: pustaka baru press; 2015. h. 3.

Hidayat.Aziz.A.2012 Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika;h. 87;93-95

Muslihatun.Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita.Yogyakarta : 2010 h.21, 28-29,31

Sarwono.2009 Ilmu Kndungan. Jakarta: Salemba Medika ;h.133

Sudarti dan khoirunisa.2010 Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi, Dan Anak Balita.Yogyakarta;Salemba Medika;h.99

Sulistyawati dan Nugraheny, Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika; h.200 Teacher,Ten.2012 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Yang BaruLahir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.h;96

Wawan dan Dewi M.2011 Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Manusia.

Yogyakarta : Nuha

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir di

Karya Tulis Ilmiah ( KTI) yang berjudul ”Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang ikterus Bayi Baru Lahir di RSIA[- Siti Fatimah” yang disusun oleh NUR INZANA, NIM:

Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir di RSUP Haji Adam Malik tahun 2015 berdasarkan pendidikan, umur

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan tentang tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat bayi baru lahir di RSUD Wonosari

Oleh sebab itu, pentingnya peningkatan pengetahuan pada ibu yang memiliki bayi tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar dalam mengupayakan pencegahan terhadap

Pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir di masa pandemi COVID-19 diselenggarakan dengan mempertimbangkan pencegahan penularan virus corona baik

Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu hamil tentang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.. Judul :Gambaran Perilaku Ibu Nifas tentang Pemberian ASI pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum dr. Kep).. Fakultas