• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Ibu Tentang Pencegahan Hipotermi Pada Bayi Baru Lahir di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar Periode November 2008 – Februari 2009.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Ibu Tentang Pencegahan Hipotermi Pada Bayi Baru Lahir di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar Periode November 2008 – Februari 2009."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN IBU TENTANG PENCEGAHAN HIPOTERMI PADA AYI BARU LAHIR DIKELURAHAN ASUHAN

PEMATANGSIANTAR PERIODE NOPEMBER 2008 – PEBRUARI 2009

ROMAULINA PASARIBU

085102038

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D- IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG KTI

NAMA : Romaulina Pasaribu

NIM : 085102038

JUDUL : Pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru

lahir di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar Periode November

2008 – Februari 2009

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut diatas disetujui untuk mengikuti ujian sidang

hasil KTI.

Medan, 20 Juni 2009

Pembimbing

(3)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009

Romaulina Pasaribu

Nim : 085102038

Pengetahuan Ibu Tentang Pencegahan Hipotermi Pada Bayi Baru Lahir di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar Periode November 2008 – Februari 2009.

I + 30 halaman + 7 tabel + 1 skema + 7 lampiran

ABSTRAK

Kematian bayi baru lahir memberikan kontribusi, bahwa setengah kematian neonatus terjadi pada minggu pertama kehidupannya yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti halnya dengan hipotermi pada bayi baru lahir yang dapat menimbulkan cold stress yang selanjutnya dapat terjadi hipoksia atau glikemia, kerusakan otak dan syok bahkan kematian. Hipotermi adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan suhu tubuh yang disebabkan oleh berbagai keadaan terutama karena tingginya konsumsi oksigen dan penurunan suhu ruangan. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir di kelurahan asuhan Pematangsiantar periode November 2008 – Februari 2009. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi dengan jumlah sampel sebanyak 32 orang, metode pengambilan sampel dengan tehnik non probability sampling yaitu sampling jenuh dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. Instrument dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner yang berisi tentang pengertian, penyebab dan penanganan hipotermi. Berdasarkan hasil penelitan yang dilakukan tentang tingkat pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi lahir di kelurahan asuhan Pematangsiantar periode November 2008 – Februari 2009. Diperoleh hasil bahwa dari 32 responden mayoritas pengetahuan ibu cukup, yaitu sebanyak 16 orang (50 %), pengetahuan berdasarkan pengertian hipotermi mayoritas cukup, yaitu sebanyak 14 orang (43.75 %), pengetahuan berdasarkan penyebab hipotermi mayoritas cukup, yaitu sebanyak 14 orang (43,75 %), pengetahuan berdasarkan penanganan hipotermi mayoritas cukup, yaitu sebanyak 18 orang (56,25 %). Berdasarkan pengertian dapat menjawab dengan benar sebanyak 27 orang (84.38 %), berdasarkan penyebab dapat menjawab dengan benar sebanyak 30 orang (93,75 %), berdasarkan penanganan dapat menjawab dengan benar sebanyak 31 orang (96,88 %). Dari hasil penelitian ini diharapkan agar ibu lebih mengetahui cara pencegahan dan penanganan hipotermi pada bayi baru lahir sehingga bayi terhindar dari komplikasi hipotermi.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang

berjudul “Pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir di

Kelurahan Asuhan Pematangsiantar Periode November 2008 - Februari 2009” Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melengkapi tugas dan memenuhi

salah satu syarat dalam penyelesaian pendidikan di Fakultas Kedokteran Jurusan D-IV

Bidan Pendidik FK USU.

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini peneliti banyak mendapat bantuan

dari berbagai pihak baik bantuan moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan

yang berharga ini penulis sepatutnya mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Gontar Alamsyah Siregar, SpPD-KGEH, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan yang telah memberi kesempatan

kepada penulis mengikuti pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik FK USU.

2. Prof. Dr. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A(k), selaku Ketua Departemen Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Murniati Manik, MSc, Sp.KK, selaku Ketua Program D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Nur Asnah , S.Kep. Ns,.M.Kep, selaku koordinator Mata Kuliah Metodologi

Penelitian Karya Tulis Ilmiah.

5. Dr Juliandi Harahap, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis

(5)

6. dr.Ichwanul Adenin, SpOG sebagai Dosen Penguji I yang telah banyak

memberikan arahan dan masukan dalam perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Idau Ginting, M.Kes, sebagai Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan

arahan dan masukan dalam perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Orang tuaku yang sangat kusayangi Bapak A. Pasaribu dan Ibu H br Nainggolan

beserta saudara-saudaraku yang telah banyak memberikan dukungan baik berupa

moril dan materil serta doa restunya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Suami yang sangat kucintai R. Sirait dan anak-anakku yang kusayangi yang telah

banyak memberikan bantuan serta doa

10.Kepada teman-teman D-IV Bidan Pendidik serta seluruh orang-orang yang saya

cintai yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu-persatu yang telah banyak

memberikan bantuan serta doa

11.Kakanda Drs. Bonar Pasaribu/Ida Mastaria Saragih, SST yang telah banyak

memberikan bantuan serta doa

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum sempurna,

untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah

ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan kasih dan Anugerah-Nya atas segala

bantuan yang diberikan kepada penulis. Akhir kata semoga Karya Tulis ini bermanfaat

bagi semua pembaca.

Medan, Juni 2009

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

BAB II Tinjauan Pustaka A. Pengetahuan ... 5

1. Tingkat pengetahuan ... 5

2. Macam-macam pengetahuan menurut pola ... 7

B. Hipotermi ... 7

1 . Mekanisme terjadinya hipotermi ... 8

2. Gejala hipotermi ... 10

BAB III Kerangka Konsep dan Defenisi Operasional A. Kerangka Konsep ... 14

B. Defenisi Operasional ... 14

BAB IV Metodologi Penelitian A. Desain Penelitian ... 16

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi ... 16

2. Sampel ... 16

C. Lokasi penelitian dan waktu penelitian ... 16

D. Etika penelitian ... 17

E. Alat pengumpulan data ... 17

F. Prosedur Pengumpulan Data ... 18

(7)

I. Analisa data ... 18

BAB V Hasil

Hasil Penelitian ... 19

BAB VI Pembahasan

A. Interpretasi dan diskusi hasil ... 25 B. Keterbatasan penelitian ... 28

C. Implikasi terhadap pelayanan dan penelitian ... 28

BAB VII Kesimpulan dan Dasar

A. Kesimpulan ... 29 B. Saran ... 30

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Content Validity

2 : Surat Izin Penelitian

3 : Surat Balasan Penelitian

4 : Lembar Persetujuan Responden

5 : Kuesioner

6 : Lembar Konsul KTI

(9)

DAFTAR SKEMA

Halaman

(10)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 5.1 Distribusi pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi

pada bayi baru lahir ... 19

Tabel 5.2 Distribusi pengetahuan ibu berdasarkan pengertian hipotermi

pada bayi baru lahir ... 20

Tabel 5.3 Distribusi pengetahuan ibu berdasarkan penyebab hipotermi

pada bayi baru lahir ... 21

Tabel 5.4 Distribusi pengetahuan ibu berdasarkan penanganan hipotermi

pada bayi baru lahir ... 21

Tabel 5.5 Distribusi pengetahuan ibu berdasarkan pernyataan tentang

pengertian hipotermi ... 22

Tabel 5.6 Distribusi pengetahuan ibu berdasarkan pernyataan tentang

penyebab hipotermi ... 23

Tabel 5.7 Distribusi pengetahuan ibu berdasarkan pernyataan tentang

(11)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009

Romaulina Pasaribu

Nim : 085102038

Pengetahuan Ibu Tentang Pencegahan Hipotermi Pada Bayi Baru Lahir di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar Periode November 2008 – Februari 2009.

I + 30 halaman + 7 tabel + 1 skema + 7 lampiran

ABSTRAK

Kematian bayi baru lahir memberikan kontribusi, bahwa setengah kematian neonatus terjadi pada minggu pertama kehidupannya yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti halnya dengan hipotermi pada bayi baru lahir yang dapat menimbulkan cold stress yang selanjutnya dapat terjadi hipoksia atau glikemia, kerusakan otak dan syok bahkan kematian. Hipotermi adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan suhu tubuh yang disebabkan oleh berbagai keadaan terutama karena tingginya konsumsi oksigen dan penurunan suhu ruangan. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir di kelurahan asuhan Pematangsiantar periode November 2008 – Februari 2009. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi dengan jumlah sampel sebanyak 32 orang, metode pengambilan sampel dengan tehnik non probability sampling yaitu sampling jenuh dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. Instrument dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner yang berisi tentang pengertian, penyebab dan penanganan hipotermi. Berdasarkan hasil penelitan yang dilakukan tentang tingkat pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi lahir di kelurahan asuhan Pematangsiantar periode November 2008 – Februari 2009. Diperoleh hasil bahwa dari 32 responden mayoritas pengetahuan ibu cukup, yaitu sebanyak 16 orang (50 %), pengetahuan berdasarkan pengertian hipotermi mayoritas cukup, yaitu sebanyak 14 orang (43.75 %), pengetahuan berdasarkan penyebab hipotermi mayoritas cukup, yaitu sebanyak 14 orang (43,75 %), pengetahuan berdasarkan penanganan hipotermi mayoritas cukup, yaitu sebanyak 18 orang (56,25 %). Berdasarkan pengertian dapat menjawab dengan benar sebanyak 27 orang (84.38 %), berdasarkan penyebab dapat menjawab dengan benar sebanyak 30 orang (93,75 %), berdasarkan penanganan dapat menjawab dengan benar sebanyak 31 orang (96,88 %). Dari hasil penelitian ini diharapkan agar ibu lebih mengetahui cara pencegahan dan penanganan hipotermi pada bayi baru lahir sehingga bayi terhindar dari komplikasi hipotermi.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di negara berkembang termasuk Indonesia, tinggi morbiditas dan mortalitas bayi

baru lahir masih menjadi masalah. Penyebab utama morbiditas dan mortalitas di negara

berkembang adalah aspiksia, sindrom gangguan napas, infeksi serta komplikasi

hipotermi.

Dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan bayi menuju Indonesia Sehat

2010 dituntut pelayanan kesehatan yang berkualitas untuk memperoleh generasi penerus

bangsa yang sehat jasmani dan siap pakai serta mampu mengantisipasi perubahan yang

cepat (Saifuddin, 2002).

Morbiditas bayi kurang dari satu tahun di Amerika Serikat tahun 1997 yakni

7,1% atau kematian bayi per 1000 kelahiran hidup. Angka ini paling rendah yang

tercatat dan menunjukan penurunan sebesar 6,14%, sedangkan angka kematian perinatal

terdapat dalam kepustakaan Indonesia yang diperkirakan ada sejumlah 4.608.000 bayi

dilahirkan dan 100.454 bayi diantaranya meninggal dunia pada masa neonatal atau

sebelum menginjak usia satu bulan, dengan kata lain setiap satu menit bayi neonatus

meninggal di Indonesia (Kosim, 2003).

Kematian bayi baru lahir memberikan kontribusi, bahwa setengah dari kematian

neonatus terjadi pada minggu pertama kehidupannya yang disebabkan oleh beberapa

sebab seperti halnya dengan hipotermi pada bayi baru lahir yang dapat menimbulkan

cold stress yang selanjutnya dapat terjadi hipoksia atau hipoglikemia, kerusakan otak

(13)

Hipotermi pada neonatus adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan suhu

tubuh dibawah 360 C atau kehilangan suhu tubuh (Saifuddin, 2006).

Hipotermi pada bayi baru lahir dapat disebabkan oleh terpapar pada lingkungan

yang dingin, suhu lingkungan yang rendah, permukaan dingin atau aliran udara.

Suhu tubuh normal bagi bayi baru lahir (neonatus) adalah 36,50 C – 370 tanpa

disertai adanya tanda-tanda kedinginan pada bayi baru lahir. Kebanyakan bayi baru lahir

membutuhkan ruangan yang hangat bersih dan observasi ketat, segera diberikan pada

ibunya untuk dihangatkan tubuhnya untuk mendapakan ASI (Ngastiah,1998).

Menurut Menkes/SK/III/2007 hanya sebagian kecil bayi baru lahir membutuhkan

bantuan melewati masa transisi ke kehidupan di luar rahim. Dalam hal ini penemuan

secara dini tindak lanjut sangat dibutuhkan khususnya oleh penolong persalinan yaitu

seorang bidan yang profesional.

Penanganan bayi baru lahir sangat penting karena banyak bayi baru lahir

mengalami kesulitan untuk mempertahankan suhu tubuhnya oleh karena itu semua bayi

baru lahir harus segera tubuhnya dikeringkan dan dibungkus dengan kain bersih yang

hangat (Departemen Kesehatan RI, 1998).

Kurangnya penanganan yang baik dan akurat pada bayi baru lahir sehat akan

dapat menyebabkan kelainan-kelainan atau cacat seumur hidup atau bahkan

menyebabkan kematian. Maka berdasarkan hal itu peneliti tertarik untuk meneliti

Bagaimana Pengetahuan Ibu tentang Pencegahan Hipotermi Pada Bayi Baru Lahir di

(14)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan permasalahan

Bagaimana Pengetahuan Ibu Tentang Pencegahan Hipotermi Pada Bayi Baru Lahir di

Kelurahan Asuhan Pematangsiantar Periode November 2008 – Februari 2009.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan ibu terhadap pencegahan hipotermi pada bayi

baru lahir di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang cara pencegahan hipotermi

pada bayi baru lahir di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar berdasarkan

pengertian hipotermi.

b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang cara pencegahan hipotermi

pada bayi baru lahir di Kelurahan Asuhan Pematangsiatar berdasarkan

penyebab hipotermi.

c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada

bayi baru lahir berdasarkan penanganan hipotermi.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Penulis mendapat pengalaman yang nyata dalam melaksanakan penelitian,

yaitu pengatahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir di

(15)

2. Bagi Ibu

Ibu mendapat pengetahuan tentang cara pencegahan hipotermi pada bayi baru

lahir.

3. Bagi Pembaca

Sebagai sumber informasi untuk referensi pembangunan ilmu pengetahuan dan

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGETAHUAN 1. Defenisi

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Penginderaan tersebut akan menghasilkan pengetahuan yang dipengaruhi oleh intensitas

perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

Pengetahuan adalah keseluruhan penilaian, gagasan, ide, konsep dan ceramahan

yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya termasuk kehidupannya (Ilmu

pengetahuan).

Pengetahuan seseorang terhadap obyek mempunyai intensitas atau tingkat yang

berbeda-beda. Menurut Sunaryo (2004), secara garis besarnya pengetahuan dibagi 6

tingkat yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan hanya sebagai Re Call (memanggil atau ingat kembali)

memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu, dan untuk

mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan

pertanyaan- pertanyaan.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak

sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

(17)

c. Aplikasi (Aplication)

Diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat

menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada

situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan,

kemudian mencari hubungan antar komponen yang terdapat dalam suatu

masalah atau objek yang diketahui, indikasi bahwa pengetahuan seseorang

itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah

dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram

(bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

e. Sintesis (Sintesis)

Menunjukkan suatu pengetahuan atau kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan bentuk yang

baru, dengan kata lain adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi- formulasi yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 2003).

2. Macam – macam pengetahuan menurut polanya

a. Tahu bahwa

Pengetahuan bahwa adalah pengetahuan tentang informasi tertentu, bahwa

sesuatu terjadi, tahu bahwa inti atau itu memang demikian adanya bahwa apa

(18)

b. Tahu bagaimana

Pengetahuan ini menyangkut bagaimana melakukan sesuatu, ini yang dikenal

sebagai Know How, pengetahuan ini berkaitan dengan keterampilan atau

lebih tepat keahlian dan kemahiran teknik melakukan sesuatu.

c. Tahu akan / mengenal

Biasanya jenis ini berkaitan dengan “Pengetahuan Bahwa” hanya saja tahu

mengapa jauh lebih mendalam diri serius dari pada tahu bahwa karena

mengapa berkaitan dengan penjelasan (Notoadmojo, 2003).

B. Hipotermi

Hipotermi pada neonatus adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan suhu

tubuh yang disebabkan oleh berbagai keadaan terutama karena tingginya konsumsi

oksigen dan penurunan suhu ruangan. Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal

sangat penting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan bayi baru lahir terutama

bagi bayi prematur.

Pengaturan suhu tubuh tergantung pada faktor penghasil panas dan

pengeluarannya, sedang produksi panas sangat tergantung pada oksidasi biologis dan

aktifitas metabolisme dari sel-sel tubuh waktu istirahat (Lubis, 2007).

Suhu normal adalah suhu tubuh yang menjamin kebutuhan oksigen bayi secara

individual (dapat terpenuhi dengan suhu bayi stabil dengan suhu aksila antara 36,50 C –

37,50 C (Affandi, 2007).

Hipotermi dapat terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan panas dan

kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas karena pertumbuhan otot-otot

(19)

saraf yang mengatur suhu tubuh, luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibanding

dengan berat badan sehingga mudah kehilangan panas (Surasmi, 2006).

Untuk mengukur hipotermi diperlukan termometer ukuran rendah yang dapat

mengukur suhu hingga 250C. Hipotermi dapat menyebabkan penyempitan pembuluh

darah dan mengakibatkan terjadinya hipoksemia dan berlanjut dengan kematian

(Saifuddin, 2006).

Menurut diagnosis banding pada suhu tubuh hipotermi ada dua yakni : hipotermi

sedang 320 C – 36,40 C dan suhu tubuh kurang dari 320 C disebut hipotermi berat

(Subekti, 2008).

1. Mekanisme Terjadinya Hipotermi

Hipotermi pada bayi baru lahir timbul karena adanya penurunan suhu tubuh

yang dapat terjadi melalui cara hipoksemin yaitu kadar O2 dalam darah.

a. Evaporasi

Adalah kehilangan panas karena penguapan cairan ketuban yang melekat

pada permukaan tubuh bayi yang tidak segera dikeringkan.

Contoh : air ketuban pada tubuh bayi baru lahir tidak cepat dikeringkan

serta bayi segera dimandikan.

b. Konduksi

Adalah kehilangan panas karena panas tubuh melalui kontak langsung

antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin seperti : meja, tempat

tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi

akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila

(20)

c. Konveksi

Kehilangan panas tubuh yang terjadi pada saat bayi terpapar udara sekitar

yang lebih dingin. Kehilangan panas juga terjadi jika konveksi aliran

udara dan kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin

ruangan.

d. Radiasi

Kehilangan panas tubuh yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat

benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi

karena benda tersebut akan menyerap radiasi panas tubuh bayi

(Saifuddin, 2002).

Banyak faktor resiko dari hipotermi, antara lain bayi baru lahir tidak segera

dikeringkan, terlalu cepat dimandikan, setelah dikeringkan tidak segera diberi pakaian,

tidak segera didekap pada tubuh ibu, bayi baru lahir dipisahkan dari ibunya, tidak segera

disusui ibunya, berat badan bayi baru lahir rendah, bayi tidak segera dibungkus dan bayi

sakit (Departemen Kesehatan RI, 1998).

2. Gejala Hipotermi

Hipotermi memiliki gejala sebagai berikut :

a. Bayi tidak mau menetek.

b. Bayi tampak lesu atau mengantuk saja.

c. Tubuh bayi teraba dingin.

d. Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi

mengeras (sklerema).

e. Bayi menggigil.

(21)

g. Kulit pucat.

(Sarwono, 2001).

3. Tanda Hipotermi

Hipotermi sedang (stres dingin) :

a. Aktifitas berkurang, letargis.

b. Tangisan lemah.

c. Kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata).

d. Kemampuan mengisap lemah.

e. Kaki teraba dingin.

Hipotermi lanjut :

a. Bibir dan kuku kebiruan.

b. Ujung kaki dan tangan berwarna merah terang.

c. Pernapasan lambat dan tak teratur.

d. Bagian tubuh lainnya pucat.

e. Bunyi jantung lambat.

f. Kulit mengeras, merah dan timbul edema terutama pada punggung kaki dan

tangan (Sarwono, 2001).

4. Penyebab Hipotermi

Hipotermi dapat disebabkan oleh :

a. Kehilangan panas yang berlebihan seperti lingkungan atau cuaca dingin

basah atau bayi telanjang.

b. Luas permukaan tubuh pada bayi baru lahir relatif besar sehingga

(22)

c. Kurangnya metabolisme untuk menghasilkan panas tubuhnya masih

rendah.

d. Otot bayi masih lemah (Manuaba, 1998).

5. Pencegahan Hipotermi

a. Keringkan bayi dengan seksama.

Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera lahir untuk mencegah kehilangan

panas disebabkan oleh evaporasi cairan ketuban pada tubuh bayi.

Keringkan bayi dengan handuk atau kain yang telah disiapkan di atas perut

ibu.

b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat, serta segera

mengganti handuk atau kain yang dibasahi oleh cairan ketuban.

c. Selimuti bagian kepala

Pastikan bagian kepala bayi ditutupi atau diselimuti setiap saat. Bagian

kepala bayi memiliki luas permukaan yang relatif luas dan bayi akan

dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.

d. Tempatkan bayi pada ruangan yang panas

Suhu ruangan atau kamar hendaknya dengan suhu 280 C – 300 C untuk

mengurangi kehilangan panas karena radiasi.

e. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.

Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan

mencegah kehilangan panas. Anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya

segera setelah lahir. Pemberian ASI lebih baik ketimbang glukosa karena

ASI dapat mempertahankan kadar gula darah.

(23)

Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya

(terutama jika tidak berpakaian) sebelum melakukan penimbangan terlebih

dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering

(Affandi, 2007).

6. Penanganan Hipotermi

a. Mengeringkan tubuh bayi dengan cepat mulai dari kepala dan seluruh

tubuh.

b. Tubuh bayi segera dibungkus dengan selimut, topi atau tutup kepala, kaos

tangan dan kaki.

c. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung

ibu dan bayi. Untuk menjaga bayi agar tetap hangat dan bayi harus berada

di dalam suatu pakaian atau yang disebut sebagai metode kanguru.

d. Bila tubuh bayi masih dingin, segera menghangatkan bayi di dalam

inkubator atau melalui penyinaran lampu.

e. Periksa suhu bayi setiap jam.

f. Pemberian ASI sedini dan sesering mungkin.

g. Jika bayi tidak dapat menyusui, berikan perasan ASI dengan menggunakan

metode pemberian alternatif (dipompa).

(Saifuddin, 2002).

C. Ibu

1. Ibu adalah seorang perempuan yang telah melahirkan anak dan

menyayanginya.

(24)

3. Panggilan yang lazim kepada wanita yang sudah bersuami (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 1991).

D. Neonatus

(25)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsepa adalah landasan berfikir bagi seorang peneliti dalam

memandang permasalahan penelitiannya atau model yang menggambarkan atau

menyusun landasan teoritis penelitian (Zaluchu, 2005).

Adapun kerangka konsep pada penelitian pengetahuan ibu tentang pencegahan

hipotermi pada bayi baru lahir ini adalah sebagai berikut :

B. Defenisi Oprasional

Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang

pencegahan hipotermi berdasarkan : Pengertian hipotermi, faktor penyebab dan

penanganan hipotermi.

Skala ukur : Ordinal

Alat ukur : Kuisioner

Hasil ukur : - Kategori Baik apabila mendapat skor 5-7 (>75%- 100%).

- Kategori cukup apabila mendapat skor 1-4 (<56%-75%).

- Kategori kurang apabila mendapat skor 0-3 (<55%) Pengetahuan :

 Pengertian Hipotermi

 Faktor Penyebab

 Penanganan Hipotermi

Pencegahan Hipotermi

(26)

 Pengertian hipotermi adalah pengertian ibu tentang suhu tubuh bayi baru lahir

normal, yaitu suhu tubuh kurang dari normal, serta bayi dalam keadaan

kedinginan.

Pengertian hipotermi dinilai berdasarkan 6 pertanyaan yang diajukan pada

responden, hasil ukur penilaiannya adalah kategori baik, cukup, kurang, sesuai

dengan ketentuan di atas.

 Faktor Penyebab adalah faktor yang menyebabkan timbulnya kedinginan pada

bayi baru lahir yang meliputi : waktu/saat yang tepat untuk memandikan bayi

baru lahir, pakaian,/popok yang digunakan, serta menghindarkan bayi agar tidak

terpapar dengan udara dingin.

Faktor Penyebab dinilai berdasarkan 7 pertanyaan yang diajukan pada responden,

hasil ukur penilaiannya adalah kategori baik, cukup, kurang, sesuai dengan

ketentuan di atas.

 Penanganan hipotermi adalah cara ibu terhadap penanganan hipotermi pada bayi

baru lahir berdasarkan : Penempatan bayi baru lahir diruangan yang hangat,

metode kanguru dan pemberian ASI dini, serta menunda memandikan bayi baru

lahir.

Penanganan hipotermi dinilai berdasarkan 7 pertanyaan yang diajukan pada

responden, hasil ukur penilaiannya adalah kategori baik, cukup, kurang, sesuai

(27)

BAB IV

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi

pada bayi baru lahir.

B. Populasi dan sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi baru

lahir yang berdomisili di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar Periode

November 2008 – Februari 2009.

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari total

populasi yang berjumlah 32 orang.

C. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar dengan

pertimbangan daerah tersebut belum pernah dilakukan penelitian tentang

pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir.

Waktu penelitian ini dilakukan pada periode November 2008 sampai dengan

Februari 2009.

(28)

D. Etika Penelitian

Manusia adalah sebagai objek yang akan diteliti, oleh karena itu sebagai

manusia hakikatnya harus dilindungi hak azasinya dengan memperhatikan prinsip

dan pertimbangan etik yaitu responden mempunyai hak untuk memutuskan apakah

dia bersedia atau tidak menjadi responden tanpa ada sangsi apapun dan tidak

menimbulkan hal – hal yang tidak diinginkan. Dalam hal ini peneliti juga

memberikan penjelasan prinsip etik yang meliputi : Informed consent yaitu lembar

persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti, bila ditolak maka

peneliti tidak dapat memaksa dan tetap menghormati haknya.

Confidentiality yaitu kerahasiaan responden dijamin oleh peneliti dan hasil

informasi hanya digunakan untuk penelitian.

E. Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuisioner sebagai alat

pengumpulan data terdiri dari 20 soal, yang meliputi pertanyaan yang berhubungan

dengan defenisi terdiri dari 6 pertanyaan, berdasarkan penyebab terdiri dari 7

pertanyaan, dan berdasarkan penanganan terdiri dari 7 pertanyaan. Penilaian

menggunakan skala Gutt Man dengan cara memberikan jawaban yang tegas yaitu

ya dan tidak atau benar dan salah.

Skala Gutt Man ini pada umumnya dibuat seperti cheklist dengan interpretasi

(29)

F. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan menggunakan kuisioner

terhadap para ibu yang menjadi responden setelah diberikan penjelasan tentang

cara pengisian kuisioner. Pengumpulan data ini disebut dengan tehnik angket.

G. Uji Validitas

Uji validitas pada kuesioner ini adalah menggunakan validitas isi. Yang dimaksud

dengan validitas isi adalah substansi pengukuran yang benar-benar mewakili

konsep yang telah dirumuskan dan didasarkan pada landasan teori.

Untuk mengetahui validitas kuesioner pengetahuan ibu tentang pencegahan

hipotermi pada bayi baru lahir, peneliti menggunakan tekhnik content validity

yaitu menguji keusioner kepada yang lebih ahli yakni dokter spesialis kandungan.

H. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara deskriptip dengan melihat persentase data yang

terkumpul dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian dilanjutkan

dengan membahas hasil penelitian dengan menggunakan komputerisasi dan teori

(30)

BAB V HASIL

A. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian terhadap 32 responden yang berjudul “ pengetahuan ibu

tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir di Kelurahan Asuhan

Pematangsiantar periode November 2008 – Februari 2009”, didapatkan hasil distribusi

frekuensi pada tabel yang tercantum di bawah ini.

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengideraan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).

Tabel. 5.1

Distribusi pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar periode November 2008 – Februari 2009.

No Kategori Jumlah Persentase 1

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 32 orang responden

mayoritas pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi adalah pengetahuan cukup,

yaitu sebanyak 16 orang (50 %).

b. Pengertian Hipotermi

Hipotermi adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan suhu tubuh pada bayi

(31)

dan penurunan suhu ruangan, untuk mengetahui pengetahuan ibu berdasarkan

pengertian hipotermi maka hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel. 5.2.

Distribusi pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar periode November 2008 – Februari 2009.

No Kategori Jumlah Persentase 1

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 32 orang responden

mayoritas pengetahuan ibu tentang pengertian hipotermi adalah pengetahuan cukup,

yaitu sebanyak 14 orang (43.75 %).

c. Penyebab Hipotermi

Hipotermi dapat disebabkan oleh karena kehilangan panas yang berlebihan,

seperti lingkungan atau cuaca dingin, basah, atau bayi telanjang serta kurangnya

metabolisme untuk menghasilkan panas tubuh, untuk mengetahui pengetahuan ibu

berdasarkan penyebab hipotermi maka hal ini dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel. 5.3.

Distribusi pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar periode November 2008 – Februari 2009.

(32)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 32 orang responden

mayoritas pengetahuan ibu tentang penyebab hipotermi adalah pengetahuan cukup,

yaitu sebanyak 14 orang (43.75 %).

d. Penanganan Hipotermi

Penangangan hipotermi dapat dilakukan dengan menjaga tubuh bayi tetap kering,

menempatkan bayi dalam ruangan yang hangat, kontak kulit dengan ibu serta

penyinaran lampu dan pemberian ASI Dini, untuk mengetahui pengetahuan ibu

berdasarkan penanganan hipotermi maka hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel. 5.4.

Distribusi pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar periode November 2008 – Februari 2009.

No Kategori Jumlah Persentase 1

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 32 orang responden

mayoritas pengetahuan ibu tentang penanganan hipotermi adalah pengetahuan cukup,

yaitu sebanyak 18 orang (56.25 %).

e. Pengetahun ibu berdasarkan pernyataan tentang pengertian hipotermi

Pengetahuan ibu berdasarkan pengertian hipotermi dinilai berdasarkan 6

pertanyaan yang diajukan kepada 32 orang responden. Hal ini dapat dilihat pada tabel

(33)

Tabel. 5.5.

Distribusi pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar periode November 2008 – Februari 2009.

Hasil

No Pengertian Benar Salah

Jumlah % Jumlah %

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 32 orang responden

mayoritas dapat menjawab dengan benar berdasarkan pengertian hipotermi sebanyak 27

orang 84.38 %, sedangkan yang menjawab salah sebanyak 25 orang 78.13 %.

f. Pengetahuan ibu berdasarkan pernyataan tentang penyebab hipotermi

Pengetahuan ibu berdasarkan penyebab hipotermi dinilai berdasarkan 7

pertanyaan yang diajukan kepada 32 orang responden. Hal ini dapat dilihat pada tabel

berikut

Tabel. 5.6.

Distribusi pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar periode November 2008 – Februari 2009.

Hasil

No Penyebab Benar Salah

(34)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 32 orang responden

mayoritas dapat menjawab dengan benar berdasarkan penyebab hipotermi sebanyak 30

orang 93.75 %, sedangkan yang menjawab salah sebanyak 22 orang 68.75 %.

g. Pengetahuan ibu berdasarkan pernyataan tentang penanganan hipotermi

Pengetahuan ibu berdasarkan penanganan hipotermi dinilai berdasarkan 7

pertanyaan yang diajukan kepada 32 orang responden. Hal ini dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel. 5.7.

Distribusi pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar periode November 2008 – Februari 2009.

Hasil

No Penanganan Benar Salah

Jumlah % Jumlah % 14 Menempatkan diruangan

hangat

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 32 orang responden

mayoritas dapat menjawab dengan benar berdasarkan penanganan hipotermi sebanyak

(35)

BAB VI PEMBAHASAN

A. Interprestasi dan Diskusi Hasil

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap Pengetahuan Ibu Tentang

Pencegahan Hipotermi Pada Bayi Baru Lahir di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar

Periode November 2008 – Februari 2009, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

a. Pada tabel 5.1. pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir

di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar periode November 2008 – Februari 2009 di

dapatkan bahwa dari 32 orang responden persentase terbesar adalah

berpengetahuan cukup yaitu 16 orang 50.00 %, pengetahuan kurang 11 orang 34.38

%, pengetahuan baik 5 orang 15.63 %.

Menurut (Notoatmojo, 2002) bahwa pengetahuan adalah penginderaan manusia

atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya, sehingga hasil

penginderaan tersebut akan menghasilkan pengetahuan, maka hal ini sangat

mempengaruhi dalam pengetahuan ibu.

Menurut Asumsi penulis bahwa ibu yang berpengalaman cukup, rata-rata sudah

pernah mendengar penginderaan melalui telinga tentang pengertian bayi yang dikatakan

kedinginan.

b. Pada tabel 5.2. pengetahuan ibu tentang penyebab hipotermi pada bayi baru lahir di

Kelurahan Asuhan Pematangsiantar periode November 2008 – Februari 2009 di

dapatkan bahwa dari 32 orang responden persentase terbesar berdasarkan

pengertian hipotermi adalah berpengetahuan cukup yaitu 14 orang 43,75 %,

(36)

Menurut (Lubis, 2007) bahwa hipotermi adalah keadaan dimana terjadi

penurunan suhu tubuh pada bayi baru lahir disebabkan oleh berbagai keadaan karena

tingginya konsumsi oksigen dan penurunan suhu ruangan.

Menurut Asumsi penulis bahwa ibu yang mengerti tentang hipotermi

pengetahuannya adalah cukup, rata-rata sudah pernah mendengar tentang pengertian

bayi yang dikatakan kedinginan.

c. Pada tabel 5.3. pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir

di Kelurahan Asuhan Pematangsiantar periode November 2008 – Februari 2009 di

dapatkan bahwa dari 32 orang responden persentase terbesar berdasarkan penyebab

hipotermi adalah berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 14 orang 43,75 %, kurang

10 orang 31.25 %, baik 8 orang 25.00 %.

Menurut (Manuaba, 1999) penyebab terjadinya hipotermi pada bayi baru lahir

di sebabkan oleh kehilangan panas yang berlebihan seperti lingkungan cuaca dingin,

keadaan bayi yang basah atau bayi dalam keadaan telanjang. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian yang di peroleh oleh penulis yakni berdasarkan jawaban responden dimana

para ibu selalu membungkus/membedong bayi serta mengganti popoknya bila dalam

keadaan basah.

d. Pada tabel 5.4. berdasarkan penanganan hipotermi persentase terbesar berdasarkan

penanganan hipotermi adalah berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 18 orang

56,25 %, kurang 4 orang 12.50 %, baik 10 orang 31.25 %.

Menurut (Saifuddin, 2002), penanganan hipotermi pada bayi baru lahir adalah

mengeringkan tubuh bayi dengan segera setelah lahir, tubuh bayi segera dibungkus,

(37)

hasil yang didapatkan dimana para ibu selalu memberikan kehangatan/membedong

bayinya.

e. Pada tabel 5.5. berdasarkan pengertian hipotermi persentase terbesar yang dapat

menjawab dengan benar adalah yaitu sebanyak 27 orang 84.38 %, yaitu bahwa

responden mengetahui apabila suhu tubuh bayi ≤ 360C, maka dikatakan bayi dalam

keadaan kedinginan sedangakan yang menjawab paling banyak salah 25 orang

78.13 % yaitu pengertian hipotermi, hal ini disebabkan karena responden masih

jarang mendengar istilah hipotermi.

Menurut (Afandi, 2007) suhu normal adalah suhu tubuh yang menjamin

kebutuhan oksigen bayi secara individual dengan suhu absila antara 36,50C – 370C.

f. Pada tabel 5.6. berdasarkan penyebab hipotermi persentase terbesar yang dapat

menjawab dengan benar adalah yaitu sebanyak 30 orang 93.75 %, yaitu dimana

responden selalu mengganti popok bayi bila dalam keadaan basah sebab responden

mengetahui bahwa hal itu dapat menyebabkan kedinginan pada bayi baur lahir,

serta responden selalu membedong bayinya untuk memberikan kehangatan.

Sedangkan yang menjawab paling banyak salah 22 orang 68.75 %, hal ini

disebabkan karena pengetahuan ibu tentang kedinginan yang terjadi pada bayi

masih sangat rendah, dimana bahwa kedinginan tersebut sebenarnya dapat

menyebabkan kematian pada bayi baru lahir.

Menurut (Depkes RI, 2007) faktor penyebab hipotermi antara lain bayi baru lahir

tidak segera dikeringkan dan tidak segera dibedong/dibungkus.

g. Pada tabel 5.7. berdasarkan penanganan hipotermi persentase terbesar yang dapat

(38)

dengan hasil penelitian yang diperoleh dimana para ibu mengetahui bahwa untuk

mencegah terjadinya kedinginan pada bayi baru lahir maka sebaiknya ditempatkan

diruangan yang hangat, sedangakan yang menjawab paling banyak salah 20 orang

62.50 % yaitu tentang metode kanguru, hal ini disebabkan masih kurangnya

pengetahuan responden tentang istilah metode kanguru.

Menurut (Saifuddin, 2002) bahwa penangan bayi baru lahir dengan hipotermi

adalah dengan segera mengeringkan tubuh bayi, menempatkan bayi dalam ruangan yang

hangat, perawatan inkubator serta melalui penyinaran lampu.

B. Keterbatasan Penelitian

Desain penelitian ini adalah deskriptif murni yakni hanya untuk mengetahui

bagaimana pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir.

Sebaiknya pada penelitian berikutnya dilakukan dengan menggunakan desain analitik

agar hasil yang diperoleh lebih bermakna dan mendapat perbandingan yang lebih baik.

C. Implikasi terhadap pelayanan dan penelitian

Dari hasil penelitian telah diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang pencegahan

hipotermi pada bayi baru lahir mayoritas cukup, namun pada dasarnya pengetahuan ibu

masih harus tetap ditingkatkan agar angka kesakitan dan kematian pada bayi baru lahir

(39)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada tingkat pengetahuan ibu tentang pencegahan

hipotermi pada bayi baru lahir di Kelurahan Asuhan Pematang Siantar Periode

Nopember 2008 - Pebruari 2009 dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir di Kelurahan

Asuhan Pematang Siantar Periode Nopember 2008 - Pebruari 2009 mayoritas

berpengetahuan cukup, yaitu sebanyak 16 orang (50 %), pengetahuan kurang

sebanyak 11 orang (34,38 %), baik 5 orang (15,63 %)

2. Dari 32 orang reseponden mayoritas tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian

hipotermi adalah pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 14 orang (43,75 %), kurang 12

orang (37,50 %), baik 6 orang (18, 75 %).

3. Dari 32 orang reseponden mayoritas tingkat pengetahuan ibu tentang penyebab

hipotermi adalah pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 14 orang (43,75 %), kurang 10

orang (31,25 %), baik 8 orang (25 %).

4. Dari 32 orang reseponden mayoritas tingkat pengetahuan ibu tentang penanganan

hipotermi adalah pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 18 orang (56,25 %), kurang 4

orang (12,50 %), baik 10 orang (31,25 %).

5. Dari 32 orang reseponden mayoritas menjawab benar berdasarkan pegertian

hipotermi sebanyak 27 orang (84,38 %).

6. Dari 32 orang reseponden mayoritas menjawab benar berdasarkan penyebab

(40)

7. Dari 32 orang reseponden mayoritas menjawab benar berdasarkan penanganan

hipotermi sebanyak 31 orang (96,88 %).

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam penelitian yaitu :

1. Diharapkan agar para ibu lebih menambah pengetahuan dan wawasannya tentang

keadaan kedinginan (hipotermi) pada bayi baru lahir.

2. Diharakan untuk menunda memandikan bayi sampai 6 jam setelah kelahirannya,

tidak menempatkan bayi pada ruangan yang dingin, serta segera mengganti

popok/pakaian yang basah.

3. Diharapkan kepada para ibu agar selalu memberikan kehangatan kepada bayinya

baik dalam hal ruangan maupun pakaiannya, serta selalu memberikan ASI.

Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai sumber informasi untuk referensi pembangunan ilmu pengetahuan dan

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, 2007, Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. EGC : Jakarta

Arikunto, S, 2002, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta

Asna, N, dkk, 2008, Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Program D-IV Bidan Pendidik, Medan.

Departemen Kesehatan RI, 1998, Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar, Jakarta.

Hidayat, AA, 2007, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data, Edisi I, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Kosim, MS, 2003, Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Perawat, Bidan, Penerbit Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Lubis B, 2007, Pencegahan Hipotermi Pada Bayi Baru Lahir.

Machfoedz, 2005, Metode Penelitian Untuk Mahasiswa Institusi Kesehatan Keperawatan dan Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta.

Maimunah, S, 2004, Kamus Istilah Kebidanan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Manuaba, IBG, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Penerbit EGC, Jakarta.

Ngastiyah, 1998, Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Notoatmodjo, S, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Saifuddin, AB, 2000, Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Surasmi, A. Handayani, S. Kusuma, HN. 2003, Perawatan Bayi Resiko Tinggi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Sunaryo, 2004, Psikologi Untuk Keperawatan, EGC, Jakarta.

(42)

Sarwono, P, 2001, Ilmu Kebidanan, Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Subekti, 2008, Ilmu Kebidanan dan Kandungan, Penerbit EGC, Jakarta.

(43)

LEMBAR KUESIONER

PENGETAHUAN IBU TENTANG PENCEGAHAN HIPOTERMI PADA BAYI BARU LAHIR DI KELURAHAN ASUHAN PEMATANGSIANTAR

PERIODE NOVEMBER 2008 – FEBRUARI 2009

A. Identitas Responden Nama (Inisial) :

Umur :

Alamat :

Pendidikan :

Sumber Informasi :

B. Petunjuk : Berikan tanda (√) pada kolom dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut!

Kuesioner Penelitian:

No. Pertanyaan Berdasarkan Defenisi Benar Salah

1 Suhu tubuh bayi baru lahir normal adalah 36,5 – 37 0c

2 Bila suhu tubuh baik bayi baru lahir kurang atau dibawah 36

0

c maka dikatakan bayi dalam keadaan kedinginan

3 Penurunan suhu tubuh dapat terjadi dengan cepat terutama

pada bayi prematur

4 Bila tubuh bayi baru lahir dalam keadaan dingin disebut

dengan istilah hipotermi

(44)

menyebabkan kedinginan

6 Biasanya bayi yang kedinginan ditandai dengan cengeng,

gelisah, dan malas minum

Pertanyaan berdasarkan penyebab Benar Salah 1 Jika bayi baru lahir tidak langsung dikeringkan dapat

menyebabkan kedinginan

2 Jika suhu tubuh bayi baru lahir terus menurun maka dapat

mengakibatkan kematian

3 Popok dalam keadaan basah dapat mengakibatkan

kedinginan pada bayi

4 Menimbang bayi tanpa alas dapat mengakibatkan penurunan

suhu tubuh pada bayi baru lahir

5 Bayi baru lahir dapat langsung dimandikan

6 Jika bayi dibungkus dan dibedong maka suhu tubuh bayi

tidak akan menurun

7 Bayi yang terpapar dengan udara dingin dapat menyebabkan

suhu tubuhnya menurun

Pertanyaan berdasarkan penanganan Benar Salah 1 Untuk mencegah penurunan suhu tubuh bayi baru lahir maka

bayi harus ditempatkan di ruangan yang hangat

2 Bayi yang di letakkan di dada ibu atau metode kanguru dapat

mencegah penurunan suhu tubuh bayi

(45)

untuk mencegah penurunan suhu tubuh bayi

4 Yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah hipotermi

adalah dengan menghangatkan bayi pada inkubator

5 Pemberian asi sedini mungkin pada bayi baru lahir dapat

mencegah terjadinya penurunan suhu tubuh

6 Sebaiknya bayi baru lahir dimandikan 6 jam setelah

kelahirannya

7 Bayi baru lahir hendaknya dimandikan dengan menggunakan

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, 2007, Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. EGC : Jakarta

Arikunto, S, 2002, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta

Asna, N, dkk, 2008, Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Program D-IV Bidan Pendidik, Medan.

Departemen Kesehatan RI, 1998, Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar, Jakarta.

Hidayat, AA, 2007, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data, Edisi I, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Kosim, MS, 2003, Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Perawat, Bidan, Penerbit Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Lubis B, 2007, Pencegahan Hipotermi Pada Bayi Baru Lahir.

Machfoedz, 2005, Metode Penelitian Untuk Mahasiswa Institusi Kesehatan Keperawatan dan Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta.

Maimunah, S, 2004, Kamus Istilah Kebidanan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Manuaba, IBG, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Penerbit EGC, Jakarta.

Ngastiyah, 1998, Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Notoatmodjo, S, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Saifuddin, AB, 2000, Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Surasmi, A. Handayani, S. Kusuma, HN. 2003, Perawatan Bayi Resiko Tinggi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Sunaryo, 2004, Psikologi Untuk Keperawatan, EGC, Jakarta.

(47)

Sarwono, P, 2001, Ilmu Kebidanan, Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Subekti, 2008, Ilmu Kebidanan dan Kandungan, Penerbit EGC, Jakarta.

(48)

INFORMED CONSENT

Perihal : Pemberian Informasi dan Persetujuan

Lampiran : -

Dengan hormat,

Sehubungan akan dilaksanakannya penelitian dengan judul “Pengetahuan ibu

tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir di Kelurahan Asuhan

Pematangsiantar Periode November 2008 – Februari 2009”, sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan pendidikan program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah Pengetahuan ibu

tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir di Kelurahan Asuhan

Pematangsiantar Periode November 2008 – Februari 2009.

Untuk terlaksananya penelitian ini saya mengharapkan kepada para ibu sebagai

responden dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan yang ada dalam kuesioner

dengan jujur dan menjawab seluruh pertanyaan sesuai dengan pengetahuan bidan.

Informasi yang ibu-ibu berikan akan dijaga kerahasiaannya. Penelitian ini hanya

akan dipergunakan untuk kepentingan pendidikan serta perkembangan ilmu

pengetahuan.

Atas bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Responden Pematangsiantar, Januari 2009

Peneliti

( ) ROMAULINA PASARIBU

(49)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi :

Nama : Rumaulina Pasaribu

Tempat/Tgl Lahir : Lau Kesumpat / 28 September 1976

Agama : Katolik

Alamat : Jln. Sejahtera no. 10 Pematangsiantar

Riwayat Pendidikan :

Tahun 1984 – 1990 : SD Negeri Siantar Timur

Tahun 1990 – 1993 : SMP Negeri 6 Pematangsiantar

Tahun 1993 – 1996 : SPK Yayasan Harapan Jaya ”Balimbingan ” Pematangsiantar

Tahun 2003 – 2006 : D III AKBID Poltekkes Depkes RI Pematangsiantar

Tahun 2008 – 2009 : D-IV Bidan Pendidik FK USU

Data Orang Tua :

Nama Bapak : M. Pasaribu

Nama Ibu : CH. B Nainggolan

Nama Suami : R. Sirait

Nama Anak : Putri, Cantika, Gilbert

Agama : Katolik

Gambar

Tabel. 5.1 Distribusi pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir di
Tabel. 5.3.  Distribusi pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir di
Tabel. 5.4. Distribusi  pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir di
Tabel. 5.5. Distribusi  pengetahuan ibu tentang pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir di
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dinas Pendidikan Dasar Bantul mempunyai permasalahan utama yaitu, kurangnya perencanaan dan tanpa memikirkan kunci utama dalam proses pengembangan sistem informasi yaitu

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. Izin merupakan dokumen yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan Peraturan Daerah atau Peraturan lain yang merupakan

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mencoba menguji kembali faktor-faktor keuangan yang mempengaruhi underpricing saham perdana ketika masuk ke pasar sekunder,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penggunaan teknik peta pikiran dalam upaya meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V.1 SD BOPKRI

Penelitian kualitatif menurut William dikutip Moleong (2012, h.6) Berdasarkan teori tentang penelitian kualitatif tersebut, peneliti berkeyakinan untuk menggunakan metode

Waryana (2010) dalam Wahyuni (2012) mengatakan bahwa pada keadaan gizi kurang atau terbatas juga terjadi gangguan fungsi reproduksi dan perubahan kadar hormon estrogen yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk analisis : ( 1 ) kualitas pelayanan ( reliability, responsiveness, assurance, empati, tangible) bank yang dirasakan oleh

Agar lembaga-lembaga pendi- dikan Islam memiliki wajah ramah, ( Islamic school with a smiling face ), Tan merekomendasikan agar lembaga- lembaga pendidikan Islam