• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PENGETAHUAN WIRASWASTA DAN PEMBINAAN JIWA WIRASWASTA SISWA KELAS III JURUSAN BANGUNAN SMK NEGERI 3 SEMARANG Skripsi Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PENGETAHUAN WIRASWASTA DAN PEMBINAAN JIWA WIRASWASTA SISWA KELAS III JURUSAN BANGUNAN SMK NEGERI 3 SEMARANG Skripsi Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PENGETAHUAN WIRASWASTA DAN PEMBINAAN JIWA

WIRASWASTA SISWA KELAS III JURUSAN BANGUNAN SMK NEGERI 3 SEMARANG

Skripsi

Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh :

Nama : Desti Ratnawati NIM : 5114980724 Jurusan : Teknik Sipil

Program Studi : Pendidikan Teknik Bangunan S1

FAKULTAS TEKNIK

(2)

PENGESAHAN KELULUSAN

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PENGETAHUAN WIRASWASTA DAN PEMBINAAN JIWA WIRASWASTA SISWA KELAS III JURUSAN BANGUNAN

SMK NEGERI 3 SEMARANG Oleh:

Nama : Desti Ratnawati Nim : 5114980724

Skripsi ini telah di pertanggung jawabkan di hadapan sidang Dewan Penguji Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Senin

Tanggal : 11 April 2005 Dewan Penguji

Pembimbing I Anggota Dewan Penguji

Drs. Maryono Dra. Sri Handayani, M.Pd

NIP. 130 515 754 NIP. 131 961 217

Pembimbing II

Drs. Sumiyadi, M.T NIP. 131 287 400

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana.

Tanggal,

Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Sipil

Prof.Dr. Soesanto Drs. Lshari, M.T

(3)

ABSTRAKSI

Desti Ratnawati, 2005, “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Pengetahuan Wiraswasta Dan Pembinaan Jiwa Wiraswasta Siswa Kelas III Jurusan Bangunan SMK Negeri 3 Semarang”, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi tenaga kerja yang terampil dan mempunyai kemampuan untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Sulitnya mencari pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan keahliannya mengakibatkan meningkatnya pengangguran. Dengan berwiraswasta dapat membuka lapangan keja sendiri bahkan dapat menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran. Dalam hal ini peranan orang tua berupa perhatian sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan manusia wiraswasta, sehingga anak dapat memiliki prestasi dan mampu menghadapi permasalahan hidup di masa mendatang.

Masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah perhatian orang tua berpengaruh terhadap pengetahuan wiraswasta; (2) Apakah perhatian orang tua berpengaruh dalam membina jiwa wiraswasta siswa SMK Negeri 3 Semarang.

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui adanya pengaruh perhatian orang tua dalam menunjang pengetahuan wiraswasta; (2) Untuk mengetahui adanya perhatian orang tua dalam membina jiwa wiraswasta.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III jurusan bangunan SMK Negeri 3 Semarang yang jumlahnya 80 siswa. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik acak penugasan, pengambilan sampel tidak dilakukan terhadap siswa secara individu melainkan terhadap kelompok siswa. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu perhatian orang tua dan variabel terikatnya yaitu pengetahuan wiraswasta dan pembinaan jiwa wiraswasta siswa kelas III jurusan bengunan SMK Negeri 3 Semarang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metodetest, kuesioner/angket dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji linieritas dan analisis regresi sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel perhatian orang tua termasuk dalam kategoti sangat baik 28,57%, baik 69,64%, cukup baik 1,79%. Untuk variabel pengetahuan wiraswasta kategori sangat baik 37,50%, baik 58,93%, cukup baik 3,57%. Untuk variabel pembinaan jiwa wiraswasta kategori sangat baik 33,93%, baik 60,71%, cukup baik 5,36%. Berdasarkan hasil analisis hubungan antara perhatian orang tua dengan pengetahuan wiraswasta diperoleh hasil koefisien korelasinya sebesar 0,63 dan besarnya pengaruh perhatian orang tua terhadap pengetahuan wiraswasta 39,73%, hubungan antara perhatian orang tua dengan pembinaan jiwa wiraswasta diperoleh hasil koefisien korelasi sebesar 0,58 dan besarnya pengaruh perhatian orang tua terhadap pembinaan jiwa wiraswasta sebesar 33,26%.

(4)
(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Dimanapun dan kapanpun saya berada, saya harus berbuat lebih baik

(Steven R. Cevey) sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, apabila kaum itu tidak merubahnya sendiri.

(Qs. Ar.Ro`du : 11)

PERSEMBAHAN :

1. Bapak, Ibu, Kakak serta Adikku yang telah banyak memberi dorongan.

2. Spesial kuberikan pada kekasihku yang telah membantu tersaikannya skripsi ini. 3. Teman-temanku yang telah membantu

(6)

KATA PENGANTAR

Besar rasa syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat ridho dan rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang.

Peneliti menyadari tidak ada satupun pekerjaan yang dapat terselesaikan sendiri dalam arti yang sebenarnya. Tentu saja berkat bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, untuk itu dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr.Arie Tri Soegito SH, MM selaku Rektor UNNES 2. Bapak Prof. Dr.Soesanto selaku Dekan Fakultas Teknik 3. Bapak Drs. Lashari MT selaku ketua Jurusan Teknik Sipil.

4. Bapak Drs. Maryono selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan saran dalam penyusunan skripsi.

5. Bapak Drs Sumiyadi MT selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, dan saran dalam penyusunan skripsi. 6. Ibu Dra. Sri Handayani M.Pd selaku dosen penguji yang telah menguji dan

memberi masukan.

(7)

8. Seluruh guru dan staf karyawan SMK Negeri 3 Semarang yang telah membantu peneliti selama melakukan penelitian.

9. Seluruh siswa kelas III SMK Negeri 3 Semarang yang telah bersedia dengan sepenuh hati menjadi sampel dalam penelitian ini.

10. Semua pihak yang telah membantu penulisan dalam penyusunan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini.

Semarang, 2005

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN JUDUL ... ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ... ii

ABSTRAKSI... ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ... v

KATA PENGANTAR ... ... vi

DAFTAR ISI ... ... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ... x

DAFTAR TABEL ... ... xi

BAB I PENDAHULUAN... ... 1

A....Alasan Pemilihan Judul... ... 1

B....Pemasalahan ... 4 C....Tujuan Penelitian .. 4 D....Manfaat Penelitian 4 E....Penegasan Istilah .. 5 F....Sistematika Skripsi 7 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS... ... 9

A. Landasan Teori ... ... 9

1. Pengertian Perhatian ... ... 9

(9)

3. Membina Jiwa Wiraswasta ... 18

4. Perhatian Orang Tua Menunjang Pengetahuan dan Membina Jiwa Wiraswasta. ... 25

B. Kerangka Berfikir... 29

C. Rumusan Hipotesis ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A....Pop ulasi Dan Sampel Penelitian ... 32

B....Var iabel Penelitian ... 33

C....Me tode Pengumpulan Data... 33

D....Uji Coba Instrumen ... 35

(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 43

A...Des kriptif Data Hasil Penelitian... 43

1. Deskriptif Data Hasil Penelitian ... 43

2. Uji Prasyarat Analisis Regresi... 44

3. Pengujian Hipotesis ... 46

B....Pe mbahasan Hasil Penelitian. ... 49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 52

A....Si mpulan ... 52

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 55

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

Lampiran 3 :Instrumen Angket Penelitian Aspek Pengetahuan Lampiran 4 :Uji Coba Angket Status Sosial Ekonomi

Lampiran 5 :Perhitungan Validitas Angket Status Sosial Ekonomi Lampiran 6 :Perhitungan Reabilitas Angket Status Sosial Ekonomi Lampiran 7 :Uji coba Angket Kesiapan Kerja

Lampiran 8 :Perhitungan Validitas Angket Kesiapan Kerja Lampiran 9 :Perhitungan Reliabilitas Angket Kesiapan Kerja Lampiran 10 :Data Hasil Penelitian

Lampiran 11 :Deskriptif Hasil Penelitian

Lampiran 12 :Uji Normalitas Status Sosial Ekonomi Lampiran 13 :Uji Normalitas Prestasi Belajar Lampiran 14 :Uji Normalitas Kesiapan Kerja

Lampiran 15 :Analisis Regresi Antara Status Sosial Ekonomi Dengan Kesiapan Kerja

Lampiran 16 :Analisis Regresi Antara Prestasi Belajar Dengan Kesiapan Kerja Lampiran 17 :Tabel Persiapan Analisis Regresi

Lampiran 18 :Analisis Regresi Ganda

(12)

Tabel

3.1. Analisis Varians Untuk Regresi... 39

...Dis tribusi Frekuensi Perhatian Orang Tua ... 43

4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Wiraswasta... 43

4.3. Distribusi Frekuensi Pembinaan Jiwa Wiraswasta ... 44

4.4. Hasil Uji Normalitas Data. ... 45

(13)

SURAT KETERANGAN

Menerangkan bahwa mahasiswa dibawah ini : Nama : Desti Ratnawati

Nim : 5114980724 Jurusan : Teknik Sipil

Program Studi : Pendidikan Teknik Bangunan S1

Telah selesai melaksanakan bimbingan skripsi dengan judul “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Pengetahuan Wiraswasta Dan Pembinaan Jiwa Wiraswasta Siswa Kelas III Jurusan Bangunan SMK Negeri 3 Semarang” dan siap untuk di ujikan.

Demikian surat keterangan ini semoga dapat digunakan. Apabila ada kesalahan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Semarang, Juni 2004

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Maryono Drs. Sumiyadi MT

(14)

BAB I PENDAHULUAN

Alasan Pemilihan Judul

Adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat dewasa ini negara Indonesia memerlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas dapat diupayakan melalui jalur pendidikan menengah kejuruan, karena pendidikan menengah kejuruan berfungsi menyediakan tenaga terampil, terlatih dan terdidik. Pendidikan berperan langsung terhadap penyediaan tenaga kerja terampil dan terdidik yang berkualitas.

SMK merupakan lembaga pendidikan kejuruan yang bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi tenga kerja yang terampil dan mengutamakan kemampuan untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Siswa Sekolah Menengah Kejuruan setelah menyelesaikan pendidikannya diharapkan dapat memanfaatkan ilmu yang telah diperoleh dan mampu mengembangkan diri di dalam usaha.

(15)

dengan bekerja pada perusahaan namun dengan modal sendiri dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan berwiraswasta dapat juga menciptakan lapangan kerja sesuai dengan keinginan dan juga keahlian yang dimiliki.

(16)

sehingga siswa dapat mencipatakan lapangan kerja sendiri tanpa bergantung pada perusahaan besar.

Penelitian ini dilakukan pada SMK Negeri 3 Semarang karena peneliti pernah melakukan observasi melalui PPL, jadi secara tidak langsung peneliti sudah cukup mengenal lingkungan dan kegiatan siswa sehingga lebih memudahkan melakukan penelitian lebih lanjut. Dari hasil penelitian dan hasil nilai rata-rata mata diklat kewirausahaan, secara umum para siswa mendapatkan hasil nilai yang cukup baik. Dengan adanya mata diklat kewirausahaan yang telah dikuasai, para siswa dapat membekali dirinya untuk dapat berwiraswasta dengan baik karena telah memiliki pengetahuan wiraswasta secara teoritis. Dengan demikian para siswa lebih meningkatkan pengetahuan tentang kewiraswastaan agar dalam berwiraswasta nantinya akan mendapat hasil yang optimal sesuai dengan keinginanya.

(17)

Permasalahan

Bertolak dari latar belakang diatas faktor-faktor perhatian orang tua, pengetahuan wiraswasta dan pembinaan jiwa wiraswasta siswa, timbul suatu permasalahan yaitu:

Apakah perhatian orang tua terhadap siswa SMK Negeri 3 Semarang berpengaruh terhadap pengetahuan wiraswasta.

Apakah perhatian orang tua terhadap siswa SMK Negeri 3 Semarang berpengaruh terhadap pembinaan jiwa wiraswasta.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan diatas maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui adanya pengaruh perhatian orang tua dalam menunjang

pengetahuan wiraswasta

Untuk mengetahui adanya pengaruh perhatian orang tua dalam membina jiwa wiraswasta.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu: Manfaat Teoritik

Mendukung konsep hubungan antara perhatian orang tua dengan pengetahuan wiraswasta dalam membina jiwa wiraswasta.

(18)

Pihak Sekolah

Diharapkan dapat memberikan masukan dalam melakukan perencanaan proses belajar mengajar yang dapat menumbuhkan jiwa wiraswasta siswa kelas III jurusan bangunan di SMK Negeri 3 Semarang.

Pihak Siswa

Diharapkan dapat memberikan masukan kapada siswa agar tergugah minat berwiraswasta siswa lulusan SMK Negeri 3 Semarang.

Pihak Peneliti

Diharapkan dapat memberikan masukan kepada peneliti sebagai calon pendidik agar lebih memperhatikan kesiapan siswa memasuki dunia kerja dalam upaya meningkatkan kualitas tenaga kerja tingkat menengah.

Penegasan Istilah

Untuk menghindari adanya kesalahan penafsiran berkaitan dengan penelitian ini, diperlukan adanya penegasan istilah dan pembatasan masalah sebagai berikut:

Pengaruh

Pengaruh berarti daya yang timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989:595)

(19)

Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis terhadap sesuatu obyek atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas/pengalaman batin. (Dimyati Mahmud, 1990:9). Orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang dewasa yang bertanggung jawab atas keberhasilan siswa, baik orang tua siswa, wali atau orang tua asuh.

Jadi perhatian orang tua berarti pemusatan atau konsentrasi yang diberikan oleh orang tua siswa, wali atau orang tua asuh terhadap suatu obyek yaitu siswa.

Pengetahuan Wiraswasta

Pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek termasuk kedalaman adalah ilmunya. (Jujun S.Suriasumantri, 1982:104).

Wiraswasta adalah sifat-sifat keberanian, keutamaan, dan keteladan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. (Soesarsono Wijandi, 1987:23).

Jadi pengetahuan wiraswasta berarti ilmu tentang sifat keberanian, keutamaan dan keteladan dalam mengambil resiko dengan kemampuan sendiri.

Jiwa Wiraswasta

(20)

Poerwadarminto (1989:38) adalah manusia sebagai sumber perorangan dan keseluruhan yang merupakan watak.

Wiraswasta adalah keberanian, keutamaan, dan kepercayaan dalam memenuhi dan memecahkan masalah hidup dengan kekuatan sendiri. (Wasty Soemanto, 1984:43).

Jiwa wiraswasta yang dimaksud adalah kepribadian seseorang untuk berani mengambil resiko untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan kemampuan diri sendiri.

Siswa Kelas III Jurusan Bangunan SMK Negeri 3 Semarang

Obyek penelitian adalah siswa kelas III yang masih aktif mengikuti pelajaran di sekolah. Siswa yang menjadi obyek penelitian adalah jurusan bangunan yang terdiri dari jurusan Gambar (GB), Konstruksi Bangunan I (KBI), Konstruksi Bangunan II (KBII) dan lokasi penelitian di SMK Negeri 3 Semarang. Subyek dari penelitian akan dimintai keterangan untuk memberikan informasi yang diperlukan melalui angket, sehingga hasilnya akan merupakan bahan yang akan diolah menjadi analisis statistik.

(21)

dan kepercayaan manusia dalam memenuhi dan memecahkan masalah hidup dengan kekuatan sendiri, pada siswa SMK Negeri 3 Semarang.

Sistematika Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir dari skripsi. Bagian awal skripsi ini berisi tentang halaman judul, abstrak, lembar pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran. Bagian inti skripsi, terdiri dari lima bab:

Bab I : Pendahuluan terdiri atas alasan pemilihan judul, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi.

Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis. Bab ini memuat teori tentang perhatian orang tua, pengetahuan wiraswasta, membina jiwa wiraswasta, kerangka berfikir dan perumusan hipotesis.

Bab III : Metode Penelitian, berisi tentang populasi, penentuan sampel, variabel penelitian, metode pengumpulan data dan teknik analisis data yang digunakan.

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, BabV : Penutup berisi simpulan dan saran.

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

KAJIAN PUSTAKA Perhatian Orang Tua

Pengertian Perhatian

Menurut Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang dalam bukunya Psikologi Belajar menuliskan bahwa perhatian adalah pemusatan psikis yang tertuju pada suatu obyek. (Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1997:71)

Menurut Dimyati Mahmud, perhatian adalah pemusatan tenaga psikis terhadap suatu obyek atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas/ pengalaman batin. (Dimyati Mahmud, 1990:9)

Berdasarkan definisi tersebut diatas , dapat disimpulkan bahwa adanya perhatian selalu disertai oleh aktivitas psikis yaitu kesadaran dan perlu adanya obyek yang diperhatikan, yaiu siswa.

Macam-macam Perhatian

Menurut Dimyati Mahmud, (1990:10), perhatian dibedakan menjadi beberapa kriteria antara lain:

1. Atas dasar intesitasnya yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas/pengalaman batin.

(23)

Perhatian intensif adalah perhatian yang betul-betul tercurah pada obyek

Perhatian tidak intensif adalah perhatian yang kurang sepenuhnya tercurah pada suatu obyek

Atas dasar cara timbulnya dibedakan menjadi dua:

Perhatian spontan atau perhatian sengaja yaitu perhatian yang timbul tanpa direncanakan, tetapi begitu saja secara tiba-tiba. Perhatian reflektif atau perhatian disengaja yaitu perhatian yang

timbulnya memang disengaja.

Atas dasar luasnya obyek yang dikenai perhatian dibedakan menjadi dua:

Perhatian distributif atau perhatian memncaar adalah perhatian yang padaa suatu saat dapat tertuju pada macam-macam obyek.

Perhatian konsentratif atau perhatian terpusat adalah perhatian yang pada suatu saat hanya tertuju pada obyek yang sangat terbatas.

Melihat besarnya fungsi pendidikan di lingkungan keluarga, maka perhatian orang tua terhadap pendidikan anak yang dapat dilakukan adalah:

(24)

Perhatian yang disengaja (reflektif), karena kesengajaan dalam kegiatan akan mengembangkan pribadi anak.

Perhatian spontan, karena perhatian spontan cenderung dapat berlangsung lebih lama.

Pada umumnya sebagaian rang tua selalu memberikan perhatian pada anak-anaknya dengan caranya masin-masing, namun adakalanya perhatian orang tua menjadi berkurang dikarenakan aktifitas sehari-hari yang dilakukan. Meskipun demikian hendaknya orang tua tetap berusaha memberikan perhatiannya karena perhatian tersebut dapat mengarahkan perilaku positif pada anaknya serta dapat mencegah perilaku negatif.

Maka perhatian orang tua dalam hal ini di tujukan pada kesanggupan orang tua untuk selalu memberikan dan mengarahkan anaknya agar berhasil dalam belajar dan memiliki potensi untuk mengatasi permasalahan hidup di masa mendatang.

c. Perhatian Orang Tua Terhadap Pendidikan Wiraswasta

(25)

digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya disekolah.

Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya lebih bersifat pembentukan watak dan budi pekerti, latihan ketrampilan dan pendidikan kesosialan seperti tolong menolong, bersama-sama menjaga kebersihan rumah, mejaga kesehatan dan ketentraman rumah tangga dan sejenisnya. Dalam rangka pelaksanaan pendidikan nasional, peranan orang tua terutama dalam penanaman sikap dan nilai hidup, pengembangan bakat dan minat serta pembinaan bakat dan kepribadian. Orang tua mempunyai peranan penting dalam mempersiapkan anak-anak untuk mencapai masa depan yang baik bagi diri sendiri, keluarga, serta orang lain. Orang tualah yang mula-mula bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak. Orang tua dapat dikatakan sebagai peletak dasar bagi pola tingkah laku serta perkembangan pribadi anak-anak. Sayang sekali karena terdorong oleh rasa kasih sayang serta idaman masa depan bagi anak-anak, banyak orang tua yang memperlakukan anak-anak mereka secara keliru.

(26)

anak. Dilain pihak, banyak pula orang tua yang cenderung suka memanjakan anak tanpa memikirkan akibat dari perlakuan semacam itu.

Setiap tindakan orang tua seperti dikemukakan di atas dapat memupuk sifat ketergantungan pada anak-anak. Sifat ketergantungan ini dapat menghambat atau mengurangi inisiatif, kreatifitas serta perkembangan pribadi anak-anak. Sebenarnya perlakuan orang tua semacam itu akan merugikan kehidupan anak-anak di masa mendatang. Anak-anak menjadi canggung dalam setiap menghadapi situasi baru dalam hidup mereka, baik di dalam pergaulan antar kawan, situasi pekerjaan, maupun dalam rumah tangga.

Setiap perlakuan orang tua terhadap anak-anak berhubungan dengan beberapa faktor, antara lain: latar belakang pendidikan orang tua, latar belakang sosial ekonomi orang tua, pandangan orang tua mengenai pendidikan anak, serta faktor-faktor lain diluar keluarga misalnya perubahan pola-pola kehidupan masyarakat, perubahan dunia kerja, pertumbuhan ekonomi nasional dan lain-lain.

(27)

Orang tua adalah peletak dasar bagi perkembangan pribadi anak di masa mendatang. Peranan orang tua untuk mendidik anak wiraswasta diperlukan hingga anak yang dididik itu mampu berdiri sendiri, dalam hal ini jiwa kewiraswastaan. Agar anak memperoleh bekal pribadi yang lebih kuat untuk mampu berwiraswasta maka orang tua hendaknya mengajar dan membimbing anak dalam hal: memahami pentingnya wiraswasta dalam memajukan kehidupanpribadi, keluarga, bangsa dan negara, memahami keluarga/rumah tangga sebagai suatu lembaga ekonomi (perusahaan mini). Mengenal bidang dan jenis kegiatan wiraswasta, melaksanakan pekerjaan dalam usaha wiraswasta, dalam setiap kegiatan kerja orang tua memberi motivasi dan bimbingan untuk memperkuat pribadi atau sikap mental wiraswasta.

Sikap yang menghambat terwujudnya manusia wiraswasta antara lain:

1. Sikap orang tua yang cenderung memanjakan anak.Dengan landasan rasa kasih sayang,orang tua kadang lupa atau tidak menyadari adanya kemungkinan yang kurang menguntungkan pada diri anak-anaknya.

(28)

memperlakukan anak-anak dalambentuk kekerasan,paksaan dan ancaman.

3. Sikap masa bodoh,orang tua cenderung membiarkan segenap tingkah laku anak tanpa pengawasan dan bimbingan.lingkungan anakdapat menolong atau merusak perkembangannya. Anak yang lepas dari pengawasan orang tua akan cenderung menjadi agresif dalam keinginan maupun tingkah laku.

2. Pengetahuan Wiraswasta

Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk di dalamnya adalah ilmu. Jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia disamping berbagai pengetahuan. (Jujun S. Suriasumantri, 1982:104).

Pengetahuan adalah keseluruhan keterangan dan ide-ide yang terkandung dalam pertanyaan-pertanyaan yang dibuat mengenai sesuatu gejala / peristiwa baik yang bersifat alamiah,sosial maupun keorangan, jadi pengetahuan menunjuk pada sesuatu yang merupakan isi substantif yang terkandung dalam ilmu.(Liang Gie, 1991:120)

(29)

yaitu kegiatan pembelajaran dengan pemberian teori-teori dari buku-buku. Pengetahuan yang diberikan secara teori akam menghasilkan produk kemempuan teori, pengetahuan yang diberikan melalui praktek akan memberikan pengalaman (empirik) yang bersifat praktis, sehingga dapat memberikan kemampuan praktik

Menurut filsuf George Klubertanz dalam buku “Pengantar Ilmu Filsafat” karangan Liang Gie, (1991:123) membagi pengetahuan menjadi tiga:

1. Pengetahuan langsung, sehari-hari yang dimiliki seseorang berdasarkan pengenalannya terhadap obyek-obyek pengalaman seperti misalnya makanan, cuaca, pakaian, orang, hewan, dan mesin.

2. Pengetahuan kemanusiaan (Humanistic Knowledge), yang diperoleh seseorang karena mempelajari sajak, drama dan keterangan lainnya yang melukiskan sifat dasar manusia atau mengacu pada kepribadian manusia seutuhnya.

3. pengetahuan ilmiah (Scientific Knowlegde), yang disusun berdasarkan asas-asas yang cocok dengan pokok soalnya dan dapat membuktikan kesimpulan-kesimpulannya.

(30)

data. Yang dimaksud dengan data ialah berbagai keterangan (seringkali yang bisa menunjukkan pengukuran) yang dipandang relevan bagi suatu penyelidikan dan yang dihimpun berdasarkan persyaratan yang ditentukan secara rinci.

Wiraswasta adalah keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. (Wasty Soemanto,1984:43).

Wiraswasta adalah suatu kepribadian unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan suatu sifat yang patut diteladani, karena atas dasar kemampuan sendiri dapat menghasilkan suatu sumbangsih karya untuk kemajuan yang berlandaskan kebenarann dan kebaikan. (Soesarsono Wijandi, 1987:24).

Dari berbagai pengertian tersebut diatas,dapat disimpulkan bahwa wiraswasta atau wirausahawan adalah pejuang kemajuan, mengutamakan berkarya dalam bidang pekerjaan, baik di bidang pemerintahan ataupun swasta, bersumber pada kemampuan sendiri, didorong oleh inisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, lingkungan dan bangsa.

(31)

Jadi pengetahuan wiraswasta adalah keseluruhan dan ide-ide yang terkandung dalam pernyataan wiraswasta, pada dasarnya keterangan tentang keberanian, keutamaan, serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan hidup dengan kekuasaan yang ada pada diri sendiri.

Jadi seorang wiraswasta senantiasa memiliki motivasi yang besar untuk maju berprestasi. Dengan kekuatan yang ada pada dirinya manusia wiraswasta mampu berusaha untuk memenuhi setiap kebutuhan hidupnya, dan mampu mengatasi permasalahannya tanpa menunggu pertolongan/bantuan dari siapapun.

3. Membina Jiwa Wiraswasta

Jiwa wiraswasta dalam hal ini berarti kepribadian kewiraswastaan. Jiwa adalah orang utama yang menjadi tenaga kerja dan semangat yang berasal dari dalam diri manusia.(KBBI, 1989:364). Kepribadian menurut W.J.S. Poerwadarminto (1989:38) adalah keadaan manusia sebagai sumber perorangan dan keseluruhan yang merupakan watak-watak orang.

Menurut Soesarsono Wijandi (1987:23), secara etimologi wiraswasta merupakan suatu istilah yang berasal dari perpaduan kata “swa” dan “sta”. Swa berarti sendiri dan sta berarti berdiri. Swasta dapat diartikan berdiri di atas kaki sendiri atau berdiri atas kemampuan sendiri.

(32)

Kewiraswastaan menekankan pada suatu keyakinan yang kuat atas kekuatan yang ada pada diri sendiri. Wiraswasta senantiasa memiliki motivasi yang besar untuk berprestasi. Kondisi dan situasi yang bagaimanapun wiraswasta berusaha keras menolong dirinya sendiri dalam menghadapi permasalahan hidup. Kemajuan dan kesuksesan hidup adalah tujuan utamanya. Manusia wiraswasta berpwndapat bahwa kemajuan dan kesuksesan hidup tidak datang dengan sendirinya melainkan harus diperoleh melalui usaha dan bekerja keras dengan menggunakan kekuatan yang ada pada diri sendiri.

Tingkat kemandirian/kemampuan untuk “berdiri sendiri” erat hubungannya dengan tingkat kepercayaan diri seseorang. Seseorang yang berjiwa wiraswasta mempunyai kepercayaan diri yang relatif tinggi akan mampu menghadapi dan menyelesaikan suatu pekerjaan terutama dari segi inisiatif dan kemampuan untuk dapat menolong dirinya sendiri dari masalah yang dihadapi.

a. Ciri-ciri manusia wiraswasta

Menurut Wasty Soemanto, 1984:45 manusia wiraswasta adalah manusia yang mempunyai kepribadian yang kuat dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Memiliki moral yang tinggi 2) Memiliki moral wiraswasta

(33)

Lebih lanjut seseorang yang berjiwa wiraswasta ini dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

1) Moral yang tinggi

Manusia yang bermoral tinggi memiliki enam sifat utama yaitu: a) Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

b) Kemerdekaan batin c) Keutamaan

d) Kasih saying terhadap sesama manusia e) Loyalitas hokum

f) Keadilan 2) Mental wiraswasta

Manusia yang mempunya mental wiraswasta memiliki kekuatan mental yang membangun kepribadian yang kuat yaitu: a) Berkemauan keras

b) Berkeyakinan kuat atas kekuatan sendiri, untuk itu diperlukan:pengenalan diri, kepercayaan diri sendiri dan pemahaman tujuan dan kebutuhan.

c) Kejujuran dan tanggung jawab, untuk ini diperlukan moral yang tinggi, disiplin diri sendiri.

d) Ketahanan fisik dan mental diperlukan adanya: kesehatan jasmani dan rohani, sesabaran dan ketabahan.

e) Ketekunan dan keuletan.

(34)

3) Kepekaan terhadap arti lingkungan

Manusia yang mempunyai jiwa wiraswasta setidak-tidaknya harus sessitif atau peka terhadap arti lingkungan bagi kehidupannya yang meliputi: pengenalan terhadap arti lingkungan, rasa syukur atas segala yang diperoleh dan dimiliki, keinginan yang besar untuk menggali dan mendayagunakan sumber-sumber ekonomi lingkungan setempat dan kepandaian untuk menghargai dan memanfaatkan waktu secara efektif.

4. Ketrampilan Wiraswasta

Untuk menjadi manusia wiraswasta diperlukan ketrampilan seperti yang dikemukakan di bawah ini:

a) Ketrampilan berfikir kreatif

b) Ketrampilan dalam pembuatan keputusan c) Ketrampilan dalam kepempinan

d) Ketrampilan menejerial

e) Ketrampilan bergaul antar sesama

(35)

Unsur Pengetahuan

Unsur pengetahuan mendirikan tingkat penalaran yang dimiliki seseorang, yaitu tingkat kemampuan berpikir seseorang yang umumnya lebih banyak ditentukan oleh tingkat pendidikannya, baik pendidikan formal maupun non formal.

Unsur ketrampilan

Unsur pengetahuan seseorang umumnya banyak diperoleh melalui latihan dan pengalaman kerja nyata, tingkat ketrampilan seseorang akan semakin tinggi karena pekerjaan yang berulang- ulang. Unsur sikap mental

Unsur sikap mental lebih mencerminkan respon, tanggapan atau tingkah laku seseoran bila dihadapkan pada situasi tertentu.

Unsur kewaspadaan

Unsur kewaspadaan merupakan paduan unsur pengetahuan dan sikap mental terhadap sesuatu yang akan datang. Kewaspadaan adalah pemikiran atau rencana tindakan seseorang terhadap sesuatu yang mungkin atau akan diduga atau akan dialaminya.

Berdasarkan pendapat-pendapat atau gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat dirumuskan suatu kerangka acuan yang berfungsi sebagai indikator jiwa wiraswasta.

(36)

yang dimiliki manusia tersebut dipengaruhi oleh beberapa unsur yang merupakan ciri-ciri manusia wiraswasta yaitu:

a) Memiliki moral yang tinggi, pengetahuan seseorang akan membentuk moral manusia, seseorang yang mempunyai pengetahuan yang tinggi akan mempunyai mental yang tinggi pula.

b) Memiliki mental wiraswasta, yang merupakan respon seseorang untuk menghadapi suatu siuasi tertentu.

c) Memiliki ketrampilan wiraswasta, ketrmpilan seseorang dipengaruhi karena adanya suatu pengalaman dalam melakukan pekerjaan yang berulang-ulang.

d) Memiliki kepekaan terhadap arti lingkungan, kepekaan seseorang terhadap lingkungan merupakan kewaspadaan seseorang terhadap sesuatu yang akan dialami.

Menanamkan Jiwa Wiraswasta Anak di Lingkungan Keluarga

Setiap orang tua mengidam-idamkan agar anaknya kelak dapat hidup bahagia, mereka menghendaki suatu penghidupan yang lebih baik, lebih layak dan lebih maju dari kehidupan yang dialami oleh mereka para orang tua. Harapan dan citi-cita tersebut bisa terwujud bila orang tua mengerti dan mau memerankan peranan secara langsung mengenai pendidikan anak-anaknya.

(37)

pribadi anak agar mempu mengatasi permasalahan hidu di masa mendatang dengan kekuatan pribadinya sendiri. Adapun pendidikan yang dibutuhkan untuk menanamkan jiwa wiraswasta kepada anak agar anak-anak mampu mengatasi permasalahan hidup di masa depan dengan kekuatan pribadinya adalah dengan pendidikan wiraswasta.

Pendidikan wiraswasta itu dimulai sejak manusia lahir dan berkembang di lingkungan rumah tangga atau keluarga. Di sinilah letak peranan orang tua di dalam menanamkan jiwa wiraswasta pada aak. Orang tua adalah peletak dasar bagi perkembangan pribadi anak di masa-masa selanjutnya.

Peranan orang tua untuk menanamkan jiwa wiraswasta pada anaknya diperlukan hingga anak mampu berdiri sendiri atau mandiri. Orang tua tetap dituntut untuk mendidik anak hingga anak sanggup menolong diri sendiri di dalam menghadapi permasalahan hidup serta dalam memenuhi kebutuhan anaknya supaya berhasil, diperlukan syarat-syaratnya sebagai berikut:

1. Orang tua hendaknya mengenal arti dan cita-cita manusia wiraswasta. 2. Orang tua hendaknya mengenal garis besar perkembangan jiwa dari

masing-masing anaknya.

(38)

4. Orang tua hendaknya tahu, bahwa titik berat pendidikan kewiraswasta di lingkungan keluarga adalah penempatan nilai:nilai kepribadian pada anak-anak.

5. Orang tua hendaknya mempunyai bekal pengetahuan minimal mengenal usaha-usaha wiraswasta atau bidang-bidang wiraswasta.

Jadi dengan adanya syarat-syarat seperti yang disebutkan di atas, diharapkan orang tua mampu dan berhasil dalam menanmkan jiwa wiraswasta pada diri anak. Dengan terpenuhinya syarat-syarat tersebut, memungkinkan orang tua dapat dengan mudah menanamkan jiwa wiraswasta pada anak sehingga di dapatkan pribadi yang dinamis dan kreatif.

4. Perhatian Orang Tua dalam Menunjang Pengetahuan Wiraaswasta dan Membina jiwa Wiraswasta

a. Keberhasilan Wiraswasta

Dunia wiraswasta adalah dunia yang penuh dengan ketidak pastian dan resiko, dimana antara keberhasilan dan kegagalan bisa saja terjadi maka sebelum melangkah terjun dalam dunia kewiraswastaan, mental dan moral terlebih dahulu harus dipersiapkan.

(39)

disertai dengan perencaaan yang baik, perhitungan teliti dan cara yang tepat, akan membuahkan hasil yang diinginkan.

Bertolak dari hal tersebut diatas, maka usaha pembinaan jiwa wiraswasta perlu dilakukan. Sehingga dapat menciptakan lapangan kerja sendiri dan tidak menggantungkan kepada pemerintah maupun swasta.

Hal pertama yang harus ditandaskan sebelum memulai suatu usaha atau kerja adalah kepercayaaan diri. Karna kepercayaan diri merupakan modal utama yang sagat berpengaruh dalam kemajuan atau keberhasilan. Mengingat kesempatan kerja yang semakin sempit hendaknya kita tidak menggantungkan diri mencari tetapi menciptakannya.

Mental yang baik, ulet, pantang mundur, dan tak kenal menyerah, kalau disertai dengan perencaaan yang baik, perhitungan teliti dan cara yang tepat, akan membuahkan hasil yang diinginkan. Yang dimaksud perencanaan dalam hal ini adalah merupakan suatu proses yang tegas dan tetap yang akan dilaksanakan tahap demi tahap, sehingga seorang wiraswasta harus kreatif dalam mengambil suatu keputusan.

(40)

atau memahami sudah melaksanakan kegiatan, maka segala keragu-raguan dan ketidak pastian harus dihilangkan.

Kemudian dalam setiap kegiatan perlu senantiasa dilaksanakan pengawasan, baik pengawasan intern terhadap orang-orang yang dipercaya, maupun pengawassan ekstern sebagai usaha preventif, sehingga pelaksanaan tindakan dapat selaras dan sesuai dengan yang diharapkan dalam suatu perencanaan. Dan setelah adanya perencanaan, pelaksanaan kegiatan, serta pengawasan, maka perlu dilanjutkan dengan pengembangan diri. Seorang wiraswasta ingin selalu berkembang melalui gagasan kreatif dan membuat perubahan-perubahan yang berarti. Hal ini merupakan kunci sukses yang dapat dikembangkan selaras dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri. Sebaliknya mental yang lembek, mudah putus asa, cepat bosan atau malas merupakan pantangan seorang wiraswasta sejati.

b. Pembinaan Jiwa Wiraswasta oleh Orang Tua

(41)

Pembinaan orang tua yang sebaiknya dilaksanakan terhadap anak yang menginjak usia remaja dalam rangka mendidik anak menjadi manusia wiraswasta adalah dengan memberi latihan-latihan kepada anak untuk berdo’a dan mendekatkan diri kepada Tuhan, membaca buku-buku yang membahas masalah-masalah etis dan moral, sehingga anak mulai menemukan jalan yanglurus.

Disamping latihan kepribadian anak juga harus diberi latihan-latihan kecakapan kerja kewiraswastaan. Dalam hal ini orang tua haruslah memberikan pedoman kepada anaknya supaya anak jangan mudah terpengaruh oleh godaan orang lain, tetapi selalu bersikap teguh akan kemampuan diri sendiri, maka seorang anak tidak akan mudah menyerah kalah bila suatu ketika menghadapi suatu tantangan.

Orang tua harus mengajarkan kepada anak untuk selalu pantang menyerah bila menghadapi suatu kesulitan dan masalah. Kesulitan yang timbul harus disambut dengan kemauan dan kenyakinan diri bahwa kesulitan itu akan cepat dikalahkan. Dan orang yang mempunyai jiwa wiraswasta tidak akan pernah berbicara mengenai kekalahan, melainkan harus selalu optimis dan yakin akan memenangkan suatu perjuangan.

(42)

Orang tua dalam membina jiwa wiraswasta anak yaitu dengan mengajarkan kepada anaknya untuk selalu berkepribadian menarik, yaitu harus ramah kepada orang lain, suka menolong orang lain yang memerlukan pertolongan, meghindari sifat sombong, memperthatikan kritik orang lain dan tidak menganggap remeh pendapat orang lain. Orang tua juga harus memberikan pengarahan kepada anak untuk tidak pantang menyerah bila menghadapi suatu kesulitan dan masalah.

Jadi dengan adanya pembinaan jiwa wiraswasta yang diberikan orang tua kepada anak diharapkan anak akan mandiri serta mempunyai pribadi yang dinamis dan kreatif, sehingga dapat menolong dirinya sendiri dalam menghadapi tantangan masa depan.

Kerangka Berfikir

(43)

inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah.

Perhatian orang tua terhadap anak diwujudkan pula dalam penyediaan sarana belajar agar anak lebih termotivasi dalam melaksanakan tugas ataupun kewajiban belajar maupun ketrampilan atau bakat yang akan anak kembangkan. Akan tetapi sering kali oaring tua justru menjadi penghambat berkembangnya pengetahuan dan jiwa kewiraswastaan anak. Dengan adanya perhatian orang tua yang terlalu berlebihan tidak jarang orang tua dapat menerima keinginan-keinginan anak untuk belajar sendiri dan berkembang menurut kodratnya. Hal ini seringkali menyebabkan ketergantungan anak pada orang tua. Dengan tingginya ketergantungan anak pada orang tua dapat menghambat berkembangnya inisiatif dan daya kreatifitas anak sehingga mereka kurang memiliki jiwa kewirawastaan yang dapat menghambat kesiapan anak dalam menghadapi kehidupan pada masa-masa yang akan datang.

C. Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Suharsimi Arikunto,1992:62).

(44)

1. Perhatian orang tua terhadap siswa SMK Negeri 3 Semarang berpengaruh terhadap pengetahuan wiraswasta.

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. (Suharsimi Arikunto, 1997:15). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas III jurusan bangunan SMK Negeri 3 Semarang. Dipilihnya populasi siswa kelas III karena mereka akan segera bekerja, sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai evaluasi terhadap proses belajar-mengajar di SMK Negeri 3 Semarang. Berdasarkan data yang diperoleh dari SMK Negeri 3 Semarang diperoleh data siswa kelas III jurusan bangunan sebagai berikut:

1. Program Keahlihan Teknik Gambar Bangunan dengan 32 siswa. 2. Program Keahlihan Teknik Konstruksi Bangunan I dengan 24 siswa. 3. Program Keahlihan Teknik Konstruksi Bangunan II dengan 24 siswa. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. (Suharsimi Arikunto, 1997:117). Sampel dari penelitian ini ditentukan teknik acak penugasan. Pengambilan sample tidak dilakukan tehadap siswa secara individu, melainkan terhadap kelompok siswa. Kelompok siswa disini berupa kelas. Siswa kelas tiga program teknik bangunan merupakan populasi dari penelitian ini, yang terdiri dari tiga kelas. Dari ketiga kelas tersebut diundi dan diambil dua kelas sebagai sample dengan perincian kelas III GB dan kelas III KB1 untuk eksperimen dan kelas III KB2 sebagai kelas kontrol.

B. Variabel Penelitian

(46)

1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. (Suharsimi Arikunto, 1997:97).

Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah perhatian orang tua.

2. Variabel terikat adalah variabel yang hanya muncul karena pengaruh variabel bebas. (Suharsimi Arikunto, 1997:104).

Variabel terikat (variabel Y) dalam penelitian ini adalah pengetahuan wiraswasta (Y1) dan jiwa wiraswasta siswa (Y2).

C. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Test

Metode test adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetaahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

(Suharsimi Arikunto, 1997:139).

Metode ini digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa mengenai pengetahuan wiraswasta. Metode ini menggunakan pertanyaan pilihan ganda yang disediakan alternatif jawaban yang menghasilkan skor.

2. Kuesioner/angket

(47)

Dalam penelitian ini, metode angket digunakan sebagai metode utama yang berfungsi untuk mengambil data tentang perhatian orang tua dan jiwa wiraswasta siswa. Untuk angket dipakai adalah pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban (a, b, c, d) dengan skor atau nilai, a:4 ; b:3 ; c:2 ; d:1.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara untuk memperoleh data dari barang-barang yang tertulis, seperti buku, majalah, peraturan, catatan dan sebagainya. (Suharsimi Arikunto, 1997:236).

Metode dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang jumlah siswa kelas III jurusan bangunan SMK Negeri 3 Semarang.

D. Uji Coba Instrumen 1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalitan atau kesahihan suatu instrumen. (Suharsimi Arikunto, 1997:144)

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang di inginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang di teliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitanya instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variable yang dimaksud.

(48)

perhatian orang tua, pengetahuan wiraswasta dan jiwa wiraswasta adalah validitas butir. Untuk menguji tingkat validitas empiris instrumen peneliti mencoba instrumen tersebut dengan sasaran dalam penelitian. Langkah ini biasa disebut dengan uji coba instrumen.

Pemberian keputusan valid tidaknya suatu butir apabila r rhitung >

rtabel, maka instrumen tersebut dikatakan valid. Perhitungan validitas butir

menggunakan rumus produk moment sebagai berikut:

ryx =

(

)(

)

rxy : koefisien korelasi produk momen

N : Jumlah sampel

x: jumlah skor butir y : Jumlah skor total

xy : Jumlah perkalian skor butir dengan skor total

x2 : Jumlah kuadrat skor butir y2 : Jumlah kuadrat skor total (Suharsimi Arikunto, 1997:162)

Dari hasil uji coba instrumen yang dilakukan, mka diperoleh hasil rhitung untuk variabel perhatian orang tua, pengetahuan wiraswasta dan

pembinaan jiwa wiraswast. Semuanya lebih besar dari rtabel, didapat rhitung

(49)

Dari hasil tersebut maka instrumen dapat dikatakan valid, karena mempunyai korelasi lebih tinggi dari rtabel. Untuk perhitungan uji coba

validitas dapat dilihat pada lampiran 7, 10, dan 13. dengan demikian instrumen tersebut dapat di gunakan untuk mengambil data penelitian. 2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah keajegan dan ketetapan alat ukur dikatakan memiliki keandalan jika kapanpun alat tersebut digunakan akan memberikan hasil yang sama.

Angket sebagai alat pengukur data dapat dikatakan reliabel apabila menunjukkan skor yang stabil dan konstans, karena reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. (Suharsimi Arikunto, 1997:142).

Untuk mengukur reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha. Dan untuk memperoleh reliabilitas soal menggunakan alpha sebagai berikut:

r : Reliabilitas instrumen

2

(50)

Analisis hasil uji coba reliabilitas perhatian orang tua diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,833; untuk pengetahuan wiraswasta 0,952; dan untuk pembinaan jiwa wiraswasta 0,806. sedangkan untuk aspek koefisien tersebut lebih besar dari rtabel 0,423 yang berarti instrumen

tersebut reliabel. Untuk perhitungan uji coba reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 8,11,dan 14.

E. Metode Analisis Data 1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Jika data yang diperoleh berdistribusi maka statistik yang digunakan adalah statistika parametrik. Jika data yang diperoleh tidak berdistribusi normal maka statistika yang digunakan adalah statistika non parametrik.

Rumus Chi-kuadrat yang digunakan adalah:

− =

Ei Ei Oi X

2

2 ( )

Keterangan:

2

X : Chi-kuadrat

(51)

Populasi berdistribusi normal jika X2hitung ≤ X2tabel dengan

derajat kebebasan dk = k-3 dan α = 5% maka data yang diperoleh berdistribusi normal.

2. Uji Kelinieran

Bentuk persamaan regresi Y atas X adalah Y = a + bX

Rumus koefisien a dan b adalah:

2 Untuk menguji keberartian persamaan regresi dan uji kelinieran garis regresi digunakan analisis varians seperti tabel berikut:

Tabel 3.1. Analisis Varians Untuk Regresi

(52)

S2E =

Dari tabel di atas sekaligus diperoleh dua hasil yaitu:

1) Harga F

1= untuk uji keberartian persamaan regresi.

Jika F1≥ Ftabel pada dk pembilang 1 dan dk penyebut (n-2) dengan taraf signifikansi 5% maka persamaan regresi tersebut dinyatakan signifikan.

(53)

Jika F2< Ftabel pada dk pembilang (k-2) dan penyebut (n-k) dengan taraf signifikansi 5% maka persamaan regresi tersebut dinyatakan linier.

3. Menguji Hipotesis.

Untuk mengetahui pengaruh antara variable X (perhatian orang tua) terhadap variable Y (pengetahuan wiraswasta dan pembinaan jiwa wiraswasta) digunakan metode analisis regresi sederhana. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan persamaan regresi

Persamaan regresi dapat dicari dengan menggunakn rumus sebagai berikut:

Y = a + bX Keterangan:

a : Koefisaien prediksi b : Koefisien Variabel X X : Koefisien variabel Y b. Uji Keberartian Regresi

(54)

c. Uji Kelinieran Regresi

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

JK (e) = −

(

)

d. Menghitung Koefisien Korelasi Rumus yang digunakan adalah:

ryx =

(

)(

)

xy :Jumlah perkalian skor butir dengan skor total

(55)

e. Uji Keberartian Koefisien Korelasi

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

xy

Apabila t berada pada daerah penerimaan Ho, yaitu –t(1-1/2α)(n-2)< t <

t(1-1/2α)(n-2), berarti bahwa koefisien korelasi tidak signifikan.

f. Koefisien Determinasi

Jika persamaan regresi Y atas X telah ditentukan, koefisien determinasi r2 dapat ditentukan rumus sebagai berikut:

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Variabel Penelitian a. Deskripsi Perhatian Orang Tua

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Perhatian Orang Tua

Skor Kriteria f Persentase

48,8 – 60,0 Sangat baik 16 28.57%

37,5 – 48,7 Baik 39 69.64%

26,3 – 37,4 Cukup baik 1 1.79%

15,0 – 26,2 Kurang baik 0 0.00%

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua siswa (28,57%) mempunyai perhatian yang sangat baik pada anak-anaknya, sedangkan (69,64%) dalam kategori baik dan 1,79% dalam kategori cukup baik. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 18.

b. Deskripsi Pengetahuan Wiraswasta Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Wiraswasta

Skor Kriteria f Persentase

(57)

62,5 – 81,2 Baik 33 58.93%

43,8 – 62,4 Cukup baik 2 3.57%

25,0 – 43,7 Kurang baik 0 0.00%

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa (58,93%) mempunyai pengetahuan wiraswasta yang baik, sedangkan 37,50% dalam kategori sangat baik dan 3,57% dalam kategori cukup baik. Dapat dilihat pada lampiran 18.

c. Deskripsi Pembinaan Jiwa Wiraswasta Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Pembinaan Jiwa Wiraswasta

Skor Kriteria f Persentase

48,8 – 60,0 Sangat baik 19 33.93%

37,5 – 48,7 Baik 34 60.71%

26,3 – 37,4 Cukup baik 3 5.36%

15,0 – 26,2 Kurang baik 0 0.00%

Pada tabel 4.3 di atas, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa (60,71%) mendapatkan pembinaan jiwa wiraswasta yang baik, sedangkan 33,93% dalam kategori sangat baik dan 5,36% dalam kategori cukup baik. Dapat dilihat pada lampiran 18.

2. Uji Prasyarat Analisis Regresi

(58)

dipertanggung jawabkan kebenarannya apabila syarat-syarat analisisnya telah dipenuhi. Prasyarat uji analisis regresi meliputi uji normalitas dan uji linieritas garis regresi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji ini menggunakan rumus χ2 dengan kriteria bahwa data berdistribusi normal apabila harga χ2hitung < χ2tabel pada taraf signifikansi 5%. Untuk perhitungan

dapat dilihat pada lampiran 20,21 dan 22. Sedangkan hasil perhitungan uji normalitas data perhatian orang tua, pengetahuan kewiraswastaan dan pembinaan jiwa wiraswasta siswa diperoleh hasil seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Data

Variabel dk χhitung χtabel Kriteria

b. Uji Linieritas Garis Regresi

(59)

pengujian hipotesis dapat dipertanggung jawabkan akan tetapi jika tidak linier, maka harus digunakan analisis regresi non linier. Uji linieritas garis regresi dalam penelitian ini menggunakan uji F dengan kriteria yaitu data dinyatakan linier apabila harga Fhitung < Ftabel pada

taraf signifikansi 5%. Perhitungan uji linieritas garis memperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.5 Hasil Uji Linieritas Garis Regresi Sumber

Sebagaimana dinyatakan dalam bab II hipotesis dalam penelitian ini ada dua yaitu :

a. Perhatian orang tua siswa kelas III SMK Negeri 3 Semarang berpengaruh terhadap pengetahuan wiraswasta.

b. Perhatian orang tua siswa kelas III SMK Negeri 3 Semarang berpengaruh terhadap pembinaan jiwa wiraswasta.

Berikut ini akan dilakukan pengujian terhadap kedua hipotesis kerja yang dirumuskan dalam penelitian ini :

(60)

Dalam rangka menguji hipotesis yang pertama tersebut maka dinyatakan hipotesis nihil sebagai berikut : “Perhatian orang tua siswa kelas III SMK Negeri 3 Semarang tidak berpengaruh terhadap

pengetahuan wiraswasta”.

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana yang tercantum pada lampiran 23 diperoleh persamaan regresi

Yˆ =16,632 + 1,352X. Untuk menguji signifikansi dari persamaan regresi tersebut digunakan analisis varians untuk regresi. Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran diperoleh Fhitung =35,601> Ftabel=4,020

untuk α =5% dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut = 56–2 = 54. Karena Fhitung>Ftabel, hal ini menunjukkan bahwa persamaan regresi

tersebut signifikan sehingga hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “Perhatian orang tua siswa kelas III SMK Negeri 3 Semarang tidak berpengaruh terhadap pengetahuan wiraswasta” ditolak dan hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi “Perhatian orang tua siswa kelas III SMK Negeri 3 Semarang berpengaruh terhadap pengetahuan wiraswasta”.” diterima.

Hubungan perhatian orang tua (X1) dengan pengetahuan

wiraswasta siswa (Y1) dapat diketahui dari harga koefisien korelasi.

(61)

dk=56-2 = 54. Karena thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa

koefisien korelasi tersebut signifikan.

Besarnya pengaruh atau kontribusi yang diberikan oleh perhatian orang tua terhadap pengetahuan wiraswasta siswa dapat diketahui dari harga koefisien determinasi atau R2. Berdasarkan hasil

perhitungan pada lampiran diperoleh harga R2 = 39,73%. Dengan demikian besarnya pengaruh perhatian orang tua terhadap pengetahuan wiraswsta adalah 39,73% .

b. Pengujian Hipotesis II

Dalam rangka menguji hipotesis yang kedua tersebut maka dinyatakan hipotesis nihil sebagai berikut : “Perhatian orang tua siswa kelas III SMK Negeri 3 Semarang tidak berpengaruh terhadap

pembinaan jiwa wiraswasta”.

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana pada lampiran diperoleh persamaan regresi Yˆ = 12,375 + 0,750X. Untuk menguji signifikansi dari persamaan regresi tersebut digunakan analisis varians untuk regresi. Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran diperoleh F hitung = 26,917 > F tabel = 4,020 untuk α =5%

dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut = 56– 2 = 54. Karena Fhitung > F tabel, hal ini menunjukkan bahwa persamaan regresi tersebut

(62)

terhadap pembinaan jiwa wiraswasta” ditolak dan hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi “Perhatian orang tua siswa kelas III SMK Negeri 3 Semarang berpengaruh terhadap pembinaan jiwa wiraswasta” diterima.

Hubungan perhatian orang tua (X) dengan pembinaan jiwa wiraswasta (Y2) dapat diketahui dari harga korelasi. Berdasarkan hasil

analisis pada lampiran diperoleh koefisien korelasi yaitu 0,58. Keberartian dari koefisien korelasi tersebut dapat diuji dengan

menggunakan uji t. Berdasarkan hasil analisis pada lampiran diperoleh thitung = 5,188 > ttabel = 2,00 pada α = 5% dengan dk = 56–2 = 54.

Karena thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi

tersebut signifikan.

Besarnya pengaruh atau kontribusi yang diberikan oleh perhatian orang tua terhadap pembinaan jiwa wiraswasta siswa dapat diketahui dari harga koefisien determinasi atau R2. Berdasarkan hasil

perhitungan pada lampiran diperoleh harga R2 = 33,26%.

B. Pembahasan

(63)

membelajarkan anak-anaknya untuk memiliki tingkah laku yang baik dan bertanggung jawab dengan memberikan sanksi-sanksi bila anak melanggar peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama, orang tua telah

menyediakan segala perlengkapan belajar yang dibutuhkan anak, dan orang tua juga telah mencukupi semua kebutuhan biologis, tempat tinggal, biaya studi dan kebutuhan yang lain secara baik baik. Dengan tingginya perhatian orang tua siswa tersebut maka hal ini dapat menjadi penunjang terhadap mereka dalam mengembangkan pengetahuan dan jiwa kewiraswastaanya. Hal ini terbukti dari hasil analisis deskriptif persentase terhadap variabel

pengetahuan wiraswasta siswa yang telah masuk dalam kategori baik dan pengembangan jiwa wiraswasta yang telah masuk dalam kategori baik pula.

Berdasarkan uji pengaruh antara perhatian orang tua terhadap

pengetahuan wiraswasta siswa terbukti bahwa ada pengaruh yang signifikan yang dibuktikan dari analisis varians yang memperoleh diperoleh

Fhitung=35,601 > Ftabel = 4,020. Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh

dimana koefisien regresi bertanda positif maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara perhatian orang tua dengan pengetahuan

(64)

menurunnya pengetahuan wiraswasta siswa sebesar 1,352 satuan pada konstanta 16,632.

Keeratan hubungan antara perhatian orang tua dengan pengetahuan wiraswasta dapat diketahui dari koefisien korelasi yang diperoleh, sedangkan berdasarkan hasil penelitian menujukkan bahwa korelasi antara perhatian orang tua siswa dengan pengetahuan wiraswasta siswa yaitu 0,63. Harga koefisien korelasi sebesar 0,63 ini termasuk kategori cukup karena berada pada rentang indek korelasi 0,6 – 0,8. Besarnya pengaruh perhatian orang tua terhadap pengetahuan wiraswasta siswa adalah 39,73%. Pengaruh dari variabel lain selain perhatian orang tua adalah 60,27%.

Berdasarkan uji pengaruh antara pengetahuan kewiraswastaan terhadap pembinaan jiwa wiraswasta siswa terbukti bahwa ada pengaruh yang

signifikan yang dibuktikan dari analisis varians yang memperoleh

Fhitung=26,917 > Ftabel = 4,020. Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh

(65)

menurunnya pembinaan jiwa wiraswasta siswa sebesar 0,750 satuan pada konstanta 12,375.

Keeratan hubungan antara perhatian orang tua dengan pembinaan jiwa wiraswasta dapat diketahui dari koefisien korelasi yang diperoleh, sedangkan berdasarkan hasil penelitian menujukkan bahwa korelasi antara pengetahuan kewiraswastaan dengan pembinaan jiwa wiraswasta siswa yaitu 0,58. Harga koefisien korelasi sebesar 0,58 ini termasuk kategori agak rendah karena berada pada indek korelasi 0,4 – 0,6. Besarnya pengaruh perhatian orang tua terhadap pembinaan jiwa wiraswasta siswa adalah 33,26%. Pengaruh dari variabel lain selain perhatian orang tua adalah 66,74%.

Mengacu dari hasil pembahasan diketahui bahwa perhatian orang tua berpengaruh terhadap pengetahuan kewiraswastaan dan pembinaan jiwa wiraswasta siswa maka perlu kiranya bagi orang tua siswa umtuk memberikan perhatian yang lebih kepada anak-anaknya pada masa perkembangannya ini dalam rangka mengantarkan mereka untuk dapat memiliki jiwa

(66)

Pentingnya orang tua memperhatikan anak-anaknya tersebut, mengingatorang tua atau keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama kali dalam hidupnnya. Bentuk, isi serta tata cara pendididikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekeerti dan keterampialn tiap-tiap individu dalam keluarga tersebut. Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang akan

(67)

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat diambil suatu simpulan sebagai berikut :

1. Perhatian orang tua siswa kelas III SMK Negeri 3 Semarang terhadap pengetahuan wiraswasta dan pembinaan jiwa wiraswasta siswa masuk dalam kategori baik.

2. Perhatian orang tua terhadap pengetahuan wiraswasta siswa sebesar 39,73% adalah signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua berpengaruh terhadap pengetahuan wiraswasta.

Bahwa perhatian orang tua terhadap pengetahuan wiraswasta, maka para siswa dapat memiliki jiwa wiraswasta yang baik dan memiliki motivasi untuk berprestasi dalam memasuki kehidupan pada masa yang akan datang.

3. Perhatian orang tua terhadap pembinaan jiwa wiraswasta sebesar 33,26% adalah signifikan, sehingga perhatian orang tua berpengaruh terhadap pembinaan jiwa wiraswasta.

(68)

kreatif, sehingga dapat menolong dirinya sendiri dalam menghadapi tantangan masa depan.

B. Saran

Saran yang dapat diajukan berdasarkan simpulan di atas adalah sebagai berikut :

1. Mengingat perhatian orang tua berpengaruh terhadap pengetahuan wiraswasta dan jiwa wiraswasta siswa, maka para orang tua hendaknya lebih meningkatkan perhatiannya dengan memberikan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung daya kreatifitas anak dalam rangka menggali bakatnya sehingga mereka dapat memiliki kompetensi pada bidang tertentu yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupannya pada masa-masa yang datang setelah mereka lulus dari bangku pendidikan dan memasuki dunia kerja.

(69)

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati Mahmud, 1990, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta ; BPFE Yogya Jujun S. Suriasumantri, 1982, Filsafat Ilmu Sebuah PengantarPopuler, Jakarta :

Pustaka Sinar Harapan.

Kartini Kartono, 1991, Menyiapkan Dan Memandu Karir, Bandung: Alumi Liang Gie, 1991, Pengantar FilsafatIlmu, Yogyakarta : Liberti Yogya. Soesarsono Wijandi, 1987, Pengantar Kewiiraswastaan, bandung : Sinar Baru. Sudjana, 1996, Metode Statistika, Bandung: Tarsito.

Suharsimi, 1996, Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, 1989,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Tim Pengembangan MKDK, 1989, Psikologi Belajar, Semarang : IKIP Semarang.

Wasty Soemanto, 1984, Pendidikan Wiraswasta, Jakarta : Bumi Aksara.

W.J.S. Poerwadaeminto, 1989, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

(70)

KISI-KISI PENELITIAN

Variabel Indikator Rencana Item Soal No Item

Perhatian Orang

Sikap orang tua bila siswa melanggar aturan yang telah ditetapkan bersama

Bentuk disiplin tingkah laku yang diberikan orang tua kepada anak Apakah orang tua memberi tugas sehari-hari di rumah

Tindakan orang tua bila anak tidak bertanggung jawab atas pekerjaan yang di berikan

Apakah orang tua memberi arahan terhadap citi-cita anak

Peranan orang tua bila anak kesulitan mengerjakan tugas Sikap orang tua mengenai bakat yang anak pilih

Fasilitas yang disediakan orang tua untuk ketrampilan

Apakah orang tua membelikan buku / majalah

Tindakan orang tua bila anak tidak memiliki peralatan untuk

menyelesaikan tugas Cara orang tua menambah pengetahuan

Dimana tempat tinggal anda selama ini

Yang menanggung biaya studi

(71)

anda

Jiwa Wiraswasta 1. Memiliki jiwa Wiraswasta

Siswa memiliki rasa keadilan Siswa mau mensyukuri diri karena percaya kepada Tuhan

Siswa bisa memelihara kepercayaan orang lain

Siswa memiliki kemauan untuk memecahkan masalah hidup Siswa memiliki tenggang rasa dan kasih sayang terhadap sesama Siswa dapat berlaku adil terhadap sesama

Siswa memiliki kenyakinan atas dirinya sendiri

Siswa mempunyai percaya diri yang kuat pada diri sendiri Siswa memiliki semangat hidup dan tidak mudah menyerah Siswa mau dan mampu bekerja keras meraih sukses

Siswa memiliki pikiran yang kreatif

Siswa memiliki ketekunan dalam berusaha

Siswa memiliki rasa tanggung jawab

Siswa selalu waspada dan bisa mengambil manfaat dari setiap

(72)

4. Memiliki kepekaan terhadap arti lingkungan

peristiwa di sekitar

Siswa bisa bergaul dan terampil berkomunikasi dengan orang lain Siswa bisa menghormati pendapat orang laun

Siswa mampu memberikan sumbangan pikiran kepada orang lain yang mengalami kesulitan Siswa terampil dalam

pengorginisasian

Siswa belajar mensyukuri segala apa yang diperoleh

Siswa pandai menghargai waktu Siswa mengenal arti lingkungan dan manfaatnya

Mampu mengenal sifat wiraswasta Mampu mengidentifikasi bidang

(73)

Instrumen Penelitian Variabel Perhatian Orang Tua

Petunjuk pengisian angket:

Berilah tanda silang (x) pada alternative jawaban yang sesuai dengan pilihan anda.

Jika anda memberi tanda silang jawaban A, diberi skor 4; B, diberi skor 3; C, diberi skor 2; D, diberi skor 1.

1. Bila anda melangar atau tidak menepati aturan yang telah ditetapkan bersama, bagaimanakah sikap orang tua:

a. Bermusyawarah dengan keluarga untuk memutuskan hukuman apa yang pantas diberikan.

b. Memberi hukuman sesuai dengan kesalahan yang diperbuat.

c. Langsung memberi hukuman tanpa peduli seberapa besar kesalahan diperbuat.

d. Memperingatkan tanpa ada sangsi apapun.

2. Dalam membentuk disiplin tingkah laku di buatlah peraturan, tindakan apa yang dilakukan orang tua anda:

a. Memberikan kebebasan kepada anda untuk menentukan jam belajarnya sendiri.

b. Menyuruh anda untuk menepati jam belajar yang telah ditetapkan. c. Menyuruh anda belajar setiap kali ada kesempatan.

d. Memaksa anda untuk belajar setiap hari.

(74)

a. Orang tua memberi tugas pekerjaan sehari-hari untuk melatih tanggung jawab dan harus dikerjakan setiap hari.

b. Orang tua memberi tugas seminggu sekali pada hari Minggu.

c. Orang tua mengerjakan tugas sehari-hari sendiri, tanpa minta bantuan anak-anaknya karena tugas anaknya adlah belajar.

d. Orang tua menyerahkan pekerjaan sehari-hari seluruhnya kepada pembantu.

4. Apa tindakan orang tua anda bila tidak bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan kepada anda:

a. Memberi sangsi kepada anda atas kesalahan yang anda lakukan yaitu tidak bertanggung jawab atas tugas yang dipercayakan kepada anda.

b. Memarahi anda karena tidak mempunyai tanggung jawab dan menyuruh untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut.

c. Memberi nasehat tentang pentingnya tanggung jawab. d. Membiarkan tanpa ada teguran.

5. Apakah orang tua memberi arahan terhadap cita-cita anda:

a. Orang tua memberi arahan dengan pengertian-pengertian tanpa memaksakan kehendaknya karena itu menyangkut masa depan.

b. Orang tua menyerahkan semuanya kepada anda sesuai dengan keinginan anda.

c. Orang tua memberi arahan dan harus memenuhi keinginannya. d. Orang tua menyarankan langkah selanjutnya setelah lulus.

6. Bagaimanakah peranan orang tua anda apabila anda mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas:

a. Menyuruh anda untuk mengerjakan tugas tersebut semampunya.

b. Menyuruh anda untuk mengerjakan tugas tersebut dengan teman yang pandai.

c. Berusaha membantu menyelesaikan tugas kalau benar-benar anda tidak bisa.

Gambar

Tabel 3.1. Analisis Varians Untuk Regresi
Tabel 4.1
Tabel 4.3
Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Data
+2

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan usahatani, adalah proses pengambilan keputusan tentang segala sesuatu yang akan dilakukan dalam usahatani yang akan datang, rencana-rencana usahatani

Hasil Penelitian ini menunjukkan, gaya pengasuhan authoritative orangtua tidak berhubungan dengan perilaku konsumsi rokok dan minuman beralkohol pada remaja, hal ini

‘Bala-e-Dimasyqi’ (Bencana Damaskus) maka mereka akan mengetahui bahwa orang yang menubuatkan ini adalah utusan (rasul) Allah Ta’ala. Mereka harus mendengarkan perkataannya.

Namun, Dinas Penerangan Jalan dan Pengelolaan Reklame Kota Semarang tidak memiliki kewenangan dalam penempatan pegawai karena hal tersebut menjadi kewenangan

Pengamatan terhadap hasil uji pendahuluan untuk memperoleh batas bawah dan batas atas dari konsentrasi yang akan digunakan yang menunjukkan kematian larva uji sebesar

Demikian Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) ini dibuat untuk dapat dimanfaatkan bersama baik oleh anggota perdami

Mereka yang termasuk dalam golongan stratifikasi atas memiliki gaya bicara yang sering mengadaptasi istilah-istilah asing serta penuh dengan etika kesopanan. Sedangkan

Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu data tentang perencanaan pembelajaran Al-Qur’an