• Tidak ada hasil yang ditemukan

49 TUGAS KESEHATAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA MEMPERBAIKI STATUS KESEHATAN DAN KEMANDIRIAN LANJUT USIA THE FAMILY HEALTH TASKAS EFFORTS TO IMPROVE THE HEALTH STATUS AND INDEPENDENCE OF ELDERY Tutik Yuliyanti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "49 TUGAS KESEHATAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA MEMPERBAIKI STATUS KESEHATAN DAN KEMANDIRIAN LANJUT USIA THE FAMILY HEALTH TASKAS EFFORTS TO IMPROVE THE HEALTH STATUS AND INDEPENDENCE OF ELDERY Tutik Yuliyanti"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KESEHATAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA MEMPERBAIKI STATUS

KESEHATAN DAN KEMANDIRIAN LANJUT USIA

THE FAMILY HEALTH TASKAS EFFORTS TO IMPROVE THE HEALTH STATUS AND

INDEPENDENCE OF ELDERY

Tutik Yuliyanti

1)

, Erna Zakiyah

2) Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo tutikpoltek@gmail.com, zaky.ah@yahoo.co.id

Abstrak

Keluarga merupakan perantara yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kesehatan lansia. Sesuai dengan tugas kesehatan keluarga upaya untuk meningkatkan status kesehatan dan kemandirian lansia perlu dilakukan asuhan keperawatan keluarga.Tujuan penelitianini untuk menganalisis pengaruhtugas kesehatan keluarga terhadap status kesehatan dan kemandirian lanjut usia. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen)menggunakan rancangan Pre Eksperimental One Group Pretest and Posttest desigsn, melibatkan hanya satu kelompok eksperimen diberikanimplementasi tugas kesehatan keluarga dengan asuhan keperawatan keluarga.Teknik pengambilan sampel puposive samplingsejumlah sampel 30 keluarga dengan lanjut usia yang mempunyai masalah kesehatan.Hasil penelitian1) Ada pengaruh tugas kesehatan keluargasebelum dan sesudah dilakukan asuhan keperawatan keluarga terhadap status kesehatan lanjut usia (CI: 95%, p = 0,000) dengan harga t hitung sebesar 5.022 dan nilai signifikasi sebesar 0,000 (p < 0,005). 2) Tidak ada pengaruh tugas kesehatan keluarga sebelum dan sesudah dilakukan asuhan keperawatan keluarga terhadap kemandirian lanjut usia dengan harga t hitung sebesar -.0626 dan nilai signifikasi sebesar 0.536 (p > 0,005).Simpulan: tugas kesehatan keluarga melalui asuhan keperawatan keluarga berpengaruhterhadap status kesehatan lanjut usia, tetapi tidak berpengaruh terhadap kemandirian lanjut usia.

Kata Kunci: tugas kesehatan keluarga, kesehatan lansia, kemandirian lansia.

Abstract

Family is effective and aficient means to improve elderly. Match with family health task effect to improve the health state and the independence at elderly it is need to do family nurshing care. The purpose of this riset to analyze the influence of family health assignment to the status of health and independence of older persons. This research was a quasi-experimental research (quasi) using pre experimental design one group pretest and posttest desigsn, involves only one experimental group was given the task of implementing the family health nursing care family. The sampling technique was purposive sampling the sample was 30 families with elderly when has health problems. The results of the study shows 1) There is the influence of family health tasks before and after nursing care for their families to the health status of the elderly (95%, p = 0.000) with the price t count for 5022 and significant value of 0.000 (p <0.005). 2) There is no influence family health tasks before and after the independence of family nursing care of elderly at a price t count of -.0626 and significant value for 0536 (p> 0.005). Conclusion: The task of family health through family nursing care affect the health status of the elderly, but does not affect the independence of the elderly.

Keyword:family health task, the health of theelderly, elderly independence.

PENDAHULUAN

Peningkatan umur harapan hidup meng-akibatkan transisi epidemiologi dalam bidang

(2)

paling banyak adalah perempuan (8,2%). Lansia lebih banyak tinggal di pedesaan, dari sebaran penduduk lansia Indonesia 10,34% berada di Jawa Tengah. Rasio ketergantungan penduduk tua (old dependency ratio) terhadap usia produktif 11.90 %, artinya setiap 100 orang usia produktif harus menanggung 12 orang lansia. Pendidikan lansia relative masih rendah (59,16%) tidak sekolah, hal ini mempengaruhi aksesibiltas ke fasilitas kesehatan. Lansia masih memegang peranan pen-ting dalam rumah tangga (90%) sebagai kepala rumah tangga. Sekitar 45,41% lansia Indonesia bekerja produktif di sektor pertanian karena pendidikan masih rendah. Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan aki-bat penyakit degenerative, sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada usia lanjut (hipertensi, stroke, diabetes melitus, radang sendi). Masalah degenerative mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh, sehingga rentan terserang infeksi (tuberculosis, diare, pneumonia, hepatitis). Faktor yang mempengaruhi kondisi fisik dan daya tahan tubuh adalah pola hidup yang dijalani sejak dini. Merokok dan obesitas merupa-kan faktor resiko penyakit degeneratife yang rata-rata dialami pada kelompok umur 45 – 64 tahun (Kemenkes RI, 2013).

Keberadaan lansia mempunyai dampak yang sangat besar pada keluarga dan pelayanan kese-hatan, karena lansia merupakan pengguna pelayanan kesehatan dan pengguna bantuan pem-beri asuhan terbesar dalam kehidupan keluarga. Penelitian di bidang kesehatan keluarga secara jelas menunjukkan bahwa keluarga berpengaruh besar pada kesehatan fisik anggotanya. Keluarga berperan penting dalam semua bentuk promosi kesehatan dan penurunan resiko. Saat ada masalah kesehatan, kebanyakan individu mendapat ban-tuan yang lebih banyak dari keluarga. Keluarga merupakan sumber bantuan terpenting bagi anggotanya yang dapat mempengaruhi gaya hidup atau mengubah gaya hidup anggotanya yang berorientasi pada kesehatan. Keluarga dapat me-nimbulkan, mencegah, mengabaikan atau mem-perbaiki masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggotanya dan bukan individu itu sendiri yang mengusahakan tercapainya kesehatan yang diinginkannya. Masalah kesehatan dalam keluarga saling ber-kaitan, keluarga merupakan perantara yang efektif dan efisien untuk mengupayakan kesehatan (Friedman et al, 2010).

Asuhan keperawatan keluarga dengan lansia adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan yang komprehensif yang diberikan kepada lansia dan keluarga dengan tujuan meningkatkan kesehatan, rehabilitasi kesehatan, memaksimalkan kemam-puan lansia dan keluarga dalam meningkatkan status kesehatan serta meminimalkan dampak proses penuaan atau gangguan kesehatan yang terjadi pada lansia dengan pendekatan proses keperawatan (Mubarok, 2006). Keluarga diperlu-kan untuk meningkatdiperlu-kan status kesehatan keluarganya, sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan. Keluarga mempunyai 5 (lima) tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu: kemampuan mengenal masalah kesehatan, kemampuan mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat, kemampuan merawat anggota keluarga, kemampuan mem-pertahankan suasana rumah yang menyenangkan dan memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga, kemampuan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga (Andarmoyo, 2012).

Berdasarkan hasil survey di Desa Sukoharjo, Kecamatan Sukoharjo, didapatkan bahwa seba-gian besar lansia tinggal dengan keluarganya namun ada yang tinggal sendiri dirumahnya. Masalah kesehatan yang dialami antara lain: hipertensi, radang sendi, stroke, diabetes mellitus. Sebagian besar aktifitas dan mata pencaharian warga adalah petani. Kegiatan posyandu lansia berjalan aktif, tetapi sebagian lansia kurang rutin untuk melakukan pemeriksaan. Lansia yang kurang sehat beralasan disebabkan karena tidak ada anggota keluarga yang mengantar ke posyandu lansia.

(3)

sakit, sehingga lansia dapat mandiri untuk mengurus dirinya sendiri. Keluarga telah ber-upaya untuk pencegahan penyakit dengan makan teratur, menjaga kesehatan badan dan lingkungan, tetapi jarang melakukan olah raga. Keberadaan fasilitas kesehatan yang ada di desa Sukoharjo antara lain: puskesmas, praktek dokter swasta, rumah sakit. Keluarga mengatakan banyak ke-untungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan yaitu: pengetahuan dan biaya yang terjangkau, apalagi setelah adanya program BPJS. Upaya lansia untuk mencapai sarana pelayanan kesehatan rata-rata diantar oleh anak-anaknya.

Penelitian yang dilakukan oleh Agrina (2013),tentang efektifitas asuhan keperawatan keluarga terhadap tingkat kemandirian keluarga mengatasi kesehatan di keluarga, hasil penelitian menunjukan bahwa adanya pengaruh yang signifikan pemberian asuhan keperawatankeluarga terhadap tingkat kemandirian keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga (p value = 0.000). Penting sekali perawat melakukan asuhan keperawatan pada keluarga dalam bentuk kunjungan rumah guna membantu keluarga mengatasi masalah kesehatan yang ada di keluarga sehingga status kesehatan keluarga dapat meningkat. Selanjutnya penelitian tentang hubungan fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia yang dilakukan Sutikno (2011), dengan hasil terdapat hubungan positif yang sangat kuat dan secara statistic signifikan antara fungsi keluarga dan kualitas hidup lansia. Kesimpulan tersebut dibuat setelah mengontrol pengaruh faktor perancu antara lain: usia, jenis kelamin, bentuk keluarga, pekerjaan. Dokter keluarga disarankan untuk membuka informasi dan edukasi kepada keluarga untuk meningkatkan fungsi keluarga dalam rangka meningkatkan kualitas hidup lansia.

Tugas-tugas keluarga dalam bidang kese-hatan menurut Friedman yaitu: a) Mengenal gangguan masalah perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami setiap anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga. b) Mengambil kepu-tusan untuk melakukan tindakan yang tepat. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan tindakan yang tepat untuk keluarga. c) Memberikan perawatan kepada

anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda. d) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. e) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan yang menunjuk-kan pemanfaatan dengan baik fasilitas kesehatan yang ada. Tugas perkembangan keluarga pada tahap lanjut usia salah satunya menyesuaikan terhadap penurunan kekuatan fisik dan kesehatan (Andarmoyo 2012).

Lansia adalah seseorang yang mencapai 60 tahun keatas, menua merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam meng-hadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Proses menua setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya. Ada kalanya orang yang belum tergolong lansia atau masih muda tetapi sudah terlihat kemunduran-kemunduran yang menyolok. Pada lansia dapat mengalami perubahan-perubahan fisik, mental, psikososial, dan spiritual.

Proses menua akan menyebabkan kemun-duran berbagai fungsi organ pada lansia, seperti kemunduran pada system musculoskeletal akan menyebabkan seorang lansia akan menjadi lambat gerakannya, otot-otot menjadi kram, tremor, persendian menjadi kaku serta timbulnya nyeri. Perubahan mental dan psikososial akan mem-pengaruhi motivasi pada lansia. Semua perubahan tersebut menjadi kendala lansia untuk melakukan aktifitas secara mandiri. Kriteria kemandirian dapat dikategorikan: mandiri penuh, memerlukan alat bantu, memerlukan bantuan minimal, memerlukan bantuan berupa pengawasan, memer-lukan pengawasan secara keseluruhan, memerlu-kan bantuan total. Tingkat kemandiran dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengkajian fungsional Bartel Indeks dikategorikan: kegantungan, ketergantungan berat/sangat ter-gantung, ketergantungan sedang, ketergantungan ringan, mandiri (Azizah, 2011).

METODEPENELITIAN

(4)

dilakukan di Desa Langsur, Desa Klaseman, Desa Sayegan, Desa Sukoharjo; Kecamatan Sukoharjo. Populasidalam penelitian ini adalah keluarga dengan lansia yang mempunyai masalah kese-hatan. Sampel pada penelitian sejumlah 30 keluarga. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.

Langkah dalam melaksanakan penelitian dimulai mengidentifikasi masalah terkait dengan kemampuan perawatan kesehatan keluarga terhadap lansia. Data dikumpulkan dengan wawancara, observasi dan studi dokumentasi, memberikan pretest kepada responden meng-gunakan kuesioner status kesehatan lansia dan kemandirian lansia Pemberian asuhan kepera-watan keluarga: Pengkajian menggunakan metode: wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik dari anggota keluarga, data sekunder. Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada peng-kajian.Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Implementasi keperawatan: menstimuli kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan ,menstimuli keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat, memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatanyang ada, Evaluasi keperawatan dilakukan penilaian untuk melihat keber-hasilannya. Melakukan post test kepada responden menggunakan kuesiner. Analisis data dilakukan dengan uji Paired Sampel t test. Data dianalisis menggunakan program SPSS for windows versi 18.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sampel

Hasil distribusi 30 responden berdasarkan usia, rata-rata (mean) usia responden 65 tahun, usia minimum: 50 tahun, usia maximum: 86 tahun. Sesuai batasan lansia WHO usia biologis lansia meliputi usia pertengahan (middle age): usia 45-59 tahun, lanjut usia (elderly): 60-74 tahun, lanjut usia tua (old): 75-90 tahunDengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat penyakit degenerative, sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada usia

lanjut:hipertensi, stroke, diabetes melitus, radang sendi (Azizah, 2011).

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 16 53,3%

Perempuan 14 46,7%

Total 30 100%

Berdasarkan tabel 1. hasil analisis distribusi frekwensi yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 53,3 %, perempuan 46,7%.Hal ini berbeda dengan data Kemenkes (2013), bahwa penduduk lansia yang paling banyak adalah perempuan (8,2%) dan hasil penelitian Rinajumita (2013), bahwa responden penelitian yang berjenis kelamin perem-puan lebih banyak yaitu (56,7%)

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Status Pernikahan Responden

Status pernikahan Jumlah Persentase

Menikah 23 76,7%

Janda 6 20%

Duda 1 3,3%

Total 30 100%

Berdasarkan tabel 2. hasil analisis distribusi frekwensi status pernikahan yang menikah sebe-sar 76,7%, janda sebesebe-sar 20 %, duda 3,3%.Hal ini didukung dengan data Kemenkes (2013), lansia masih memegang peranan penting dalam rumah tangga (90%) sebagai kepala rumah tangga.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden

Pendidikan Jumlah Persentase

SD 9 30%

SMP 2 6,7%

SMA 7 23,3%

Tidak Sekolah 12 40%

Total 30 100%

(5)

%, tidak sekolah 40%.Hal ini didukung dengan data Kemenkes (2013), bahwa pendidikan lansia relative masih rendah (59,16%) tidak sekolah sehingga hal ini mempengaruhi aksesibiltas ke fasilitas kesehatan.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden

Pekerjaan Jumlah Persentase

Petani 8 26,7%

Wiraswasta 10 33,3%

Lainnya 2 6,7%

Tidak bekerja 10 33,3%

Total 30 100%

Berdasarkan tabel 4. hasil analisis distribusi frekwensi pekerjaan yang bekerja petani sebesar 26,7%, wiraswasta sebesar 33,3%, lainnya sebesar 6,7 %, tidak bekerja 33,3%. Hal ini berbeda dengan data Kemenkes (2013), sekitar 45,41% lansia Indonesia bekerja produktif di sektor pertanian karena pendidikan masih rendah. Analisis Data Penelitian

Uji T Status kesehatan dan kemandirian lansia Tabel 5. Paired Samples Statistics.

Variabel Mean N Std.De viation

Pair 2 Kemandirian lansia (pretest)

Tabel 6. Paired Samples Test.

Variabel

Pair 2 Kemandirian lansia (pretest)

Kemandirian lansia (posttest)

-.28 .15 .626 .536

Berdasarkan tabel 5 dan tabel 6. hasil penelitian menunjukkan bahwa status kesehatan lansia sebelum dilakukan asuhan keperawatan keluarga /data pretest rata-rata/mean: 106,07 dengan standar deviasi: 15,0, dan nilai rata-rata data posttest 98.53 dengan standar deviasi 14.52, sedangkan untuk nilai t hitung sebesar 5.022 dengan signifikansi 0.000 (p < 0,005) , yang berarti ada pengaruh yang bermakna status kesehatan lansia sebelum dan setelah dilakukan tugas kesehatan keluarga dengan asuhan keperawatan keluarga.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian lansia rata-rata/mean: 4,63 dengan standar deviasi 0.80 dan nilai rata-rata data posttest 4.70 dengan standar deviasi 0.53, sedangkan untuk nilai t hitung sebesar -.0626 dengan signifikansi 0.536 (p > 0,005), yang berarti tidak ada pengaruh yang bermakna kemandirian lansia sebelum dan setelah dilakukan tugas kesehatan keluarga dengan asuhan keperawatan keluarga.

PEMBAHASAN

Pengaruh Tugas Kesehatan Keluarga Ter-hadap Status Kesehatan Lansia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa status kesehatan lansia sebelum dilakukan asuhan kepera-watan keluarga /data pretest rata-rata/mean: 106,07 dengan standar deviasi: 15,0, dan nilai rata-rata data posttest 98.53 dengan standar deviasi 14.52, sedangkan untuk nilai t hitung sebesar 5.022 dengan signifikansi 0.000 (p < 0,005) , yang berarti ada pengaruh yang bermakna tugas kesehatan keluarga sebelum dan setelah dilakukan dengan asuhan keperawatan keluarga.terhadap status kesehatan lansia

Keluarga diperlukan untuk meningkatkan status kesehatan anggota keluarganya, sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan. Keluarga mempunyai 5 (lima) tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu: kemampuan mengenal masalah kese-hatan, kemampuan mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat, kemampuan merawat anggota keluarga, kemampuan mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan dan memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga, kemampuan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar-nya bagi keluarga (Andarmoyo, 2012).

(6)

pemeliharaan kesehatan seluruh anggotanya dan bukan individu itu sendiri yang mengusahakan tercapainya kesehatan yang diinginkannya. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, keluarga merupakan perantara yang efektif dan efisien untuk mengupayakan kesehatan. Tujuan perawatan kesehatan keluarga adalah mengharapkan keluarga mengelola masalah kesehatan dan mempertahankan fungsi keluarga dan melindungi serta memperkuat pelayanan masyarakat tentang perawatan kesehatan (Friedman et al, 2010).

Penelitian Griffin et al (2013), keluarga dan pera-wat/caregiver dalam memberikan intervensi perawatan kesehatan effektif meningkatkan hasil status kesehatan pada lansia dengan gangguan memori dan kanker. Terbukti bahwa keluarga terlibat dalam intervensi meningkatkan hasil pasien yaitu efikasi, spesifisitas dan efektivitas. Penelitian Dobrzyn-Matusiak et al

(2014), menemukan bahwa aspek kesehatan lanjut usia bervariasi tergantung bentuk perawatan yang diberikan , status kesehatan yang paling rendah ditemukan pada lansia yang dirawat di rumah. Lansia yang dirawat di rumah menunjukkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari serta beresiko tinggi terjadi depresi dan gangguan kognitif. Depresi dan gangguan kognitif pada lansia tersebut terkaid dengan kesepian akibat kesendirian,lamanya perawatan di siang hari.

Otawa (2015), meninjau bukti klinis bahwa asuhan pada keluarga efektif dalam perawatan klien yang berpusat pada keluarga dengan delapan prinsip perawatan (menghormati pasien, preferensi, dan kebutuhan express; koordinasi dan integrasi perawatan; informasi dan pendidikan; kenyamanan fisik; dukungan emosional, pengentasan ketakutan dan kecemasan; keterlibatan teman-teman dan keluarga; kontinuitas dan transisi; akses ke pelayanan kesehatan).

Pengaruh Tugas Kesehatan Keluarga Terhadap Kemandirian Lansia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian lansia rata-rata/mean: 4,63 dengan standar deviasi 0.80 dan nilai rata-rata data posttest 4.70 dengan standar deviasi 0.53, sedangkan untuk nilai t hitung sebesar -.0626 dengan signifikansi 0.536 , yang berarti tidak ada pengaruh tugas kesehatan keluarga sebelum dan setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga terhadap kemandirian lansia.

Meningkatnya jumlah lansia akan menimbulkan berbagai permasalahan yang kompleks bagi lansia, keluarga dan masyarakat. Secara alami proses penuaan mengakibatkan perubahan fisik dan mental yang akan mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosialnya. Peru-bahan ini akan sangat berpengaruh terhadap keman-dirian lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sejalan dengan hasil penelitan Rinajumita (2011), factor-faktor yang berhubungan dengan kemandirian lansia antara lain: faktor usia, jenis kelamin, pendi-dikan, kondisi kesehatan, kehidupan beragama, kondisi ekonomi, aktivitas sosial, dukungan keluarga dan olah

raga. Dari hasil penelitiannya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, pendidikan, aktivitas sosial tetapi terdapat hubungan kondisi kesehatan, kehidupan beragama dan kondisi ekonomi.

Didukung dari hasil penelitian Sutikno (2011), tidak menemukan hubungan yang secara statistik signifikan antara jenis kelamin, pekerjaan dengan kualitas hidup lansia. Yenny dan Herwana (2006), melakukan penelitian tentang Prevalensi penyakit kronis dan kualitas hidup pada lanjut usia. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi penyakit kronis pada lansia besarnya 87,3% (267/300). Penyakit musculoskeletal, kardiovaskuler, urogenital, dan pernapasan lebih banyak dialami pria dibandingkan wanita. Sedangkan penyakit digestif dan metabolik lebih banyak dijumpai pada lansia wanita. Kejadian keganasan baik pada lansia pria maupun wanita tidak besar jumlahnya. Kualitas hidup lansia cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Rata-rata domain sosial kualitas hidup pada kelompok usia > 75 tahun paling rendah dibandingkan kelompok usia lainnya. Kualitas hidup domain fisik dan lingkungan berbeda secara bermakna antara lansia yang mengalami dan tidak mengalami penyakit kronis. Penyakit kronis secara bermakna menurunkan kualitas hidup lansia.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Agrina (2013), bahwa ada pengaruh yang signifikan pemberian asuhan keperawatan keluarga terhadap tingkat kemandirian keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga.Seiring tahap kehidupan, lansia memiliki tugas perkembangan khusus: 1) lansia harus menyesuaikan dengan peru-bahan fisik seiring terjadinya penuaan system tubuh, perubahan penampilan dan fungsi. Lansia berupaya meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan pola hidup sehat. 2) menentukan cara untuk mempertahankan kualitas hidup, lansia harus belajar menerima aktivitas dan minat baru untuk memper-tahankan kualitas hidupnya. 3) mempermemper-tahankan kepuasan pengaturan hidup, kehidupan lansia membutuhkan periode penyesuaian yang lama selama lansia memerlukan bantuan dan dukungan profesional perawatan kesehatan dan keluarga.

Sesuai teori penuaan secara psikologis activity teory seseorang yang dimasa mudanya aktif dan akan terus memelihara keaktifannya setelah menua. Sense of

integrity yang dibangun dimasa mudanya tetap

terpelihara sampai tua. Teori tersebut menyatakan bahwa pada lansia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak kegiatan sosial (Azizah, 2011).

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

(7)

sebelum dan setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga terhadap kemandirian lansia.

Saran

Bagi keluarga dengan lansia dan kader kesehatan diharapkan lebih memperhatikan dalam mengupayakan peningkatan status kesehatan dan kemandirian lansia, sedangkan bagi instansi pelayanan kesehatan diharapkan dapat melakukan upaya – upaya (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) yang dapat meningkatkan status kesehatan dan kemandirian lansia melalui tugas kesehatan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Azizah. Lilik Ma‘rifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Agrina, Reni Zulfitri. 2013. Efektifitas Asuhan

Keperawatan Keluarga terhadap Ting-kat Kemandirian Keluarga Mengatasi Masalah Kesehatan Di Keluarga. http://resporitory.unri.ac.id/xmlui/bitstre am/…/isi10001.PDF.

Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktek Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Dobrzyn-Matusiak. Doroto., Marcisz. Czeslaw., Bak.Ewelina., Kulik. Halina., Marcisz. Ewa., 2014. Physical and Mental Health Aspects of Eldery in Social Care in Poland. Clinical Interventions in Aging. http://health.ebsco.com

Friedman, Marilin.M, Bowden, Vicky.R., Jones, Elaine G. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori dan Praktek. EGC. Jakarta

Griffin. J.M., Meis.L., Greer.N., Jensen.A., Macdonald.R MS.,Rutks I.,Carlyle. M.,Wild.T. 2013.Effectiveness of Family and Caregiver Interventions on Patient Outcomes Among Adult with Cancer or Memory-Related Disorder: A Systematic Review. Departement of Veterans Affair (US). Washington DC. http://www.ncbi. nlm.nih.gov/pubmed

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta: Buletin Data dan Informasi kesehatan RI.

Ottawa. 2015. Patient- and Family- Centered Care Initiatives in Acute Care Settings: A Review of the Clinical Evidence, Safety and Guidelines. Canadian Agency for Drugs ang Teechnologies in Health. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed

Rinajumita. 2011. Faktor-faktor yang Berhu-bungan dengan Kemandirian Lansia. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. http://repository. unand.ac.id/16884/l.

Sutikno., Ekawati. 2011. Hubungan Antara Fungsi Keluarga Dan Kualitas Hidup Lansia. Jurnal Kedokteran Indonesia. Volume 2 Nomor 1/Januari 2011. Halaman 73-79

Gambar

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Status  Pernikahan Responden
Tabel 6. Paired Samples Test.

Referensi

Dokumen terkait

HPP /kg.. Metode ini digunakan jika dari satu proses produksi bersama dihasilkan beberapa produk yang bisa diukur dalam satuan yang sama meskipun dalam kualitas yang

Dalam dunia empiris, HIPOTESIS digunakan sebagai dasar untuk menetapkan CARA PENGAMATAN maupun CARA PENGUKURAN yang akan digunakan untuk mempelajari obyek penelitian, yang

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa keuntungan pada produk gadai emas di Pegadaian Syariah Banda Aceh pada nilai taksiran, pricing ditentukan sesuai kesepakatan kedua belah

Pada fase desain telah dirancang instrumen penilaian kompetensi guru matematika dalam mengintegrasikan pembelajaran mathematical literacy dan pembelajaran

Kemudian diperoleh tiga persamaan regresi untuk tiga kondisi suhu penyimpanan produk dengan menggunakan Y= a + bx, dimana Y= nilai karakteristik ikan roa asap

23 PEROLEHAN SUARA MODEL DB PILPRES 2014 KPU KOTA MAGELANG SUBBAG TEKNIS TAHUN 2014 hardcopy V - - 5TH. 24 PILPRES 2014 PEMILU PRTESIDEN

“Studi Perencanaan Pemecah Gelombang Sebagai Alternatif Bangunan Pengaman Pantai Maratua Kampung Payung-Payung, Kecamatan Maratua, Kabupaten Berau, Provinsi

Beton pracetak adalah teknologi konstruksi struktur beton dengan komponen-komponen penyusun yang dicetak terlebih dahulu pada suatu tempat khusus ( off site