• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Konsentrasi Air Kelapa terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) = The Effect of Coconut Water’s Concentration on Growth and Yield of White Oyste

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Konsentrasi Air Kelapa terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) = The Effect of Coconut Water’s Concentration on Growth and Yield of White Oyste"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jamur tiram merupakan jamur kayu yang mempunyai kandungan nutrisi yang

lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya (Djarijah dan Djarijah,

2001). Peluang pasar dari jamur ini cukup tinggi yaitu untuk kebutuhan pasar dalam

negeri sekitar 35% dan pasar luar negeri 65%. Setiap tahun permintaan pasar baik

dalam luar negeri maupun dalam negeri mengalami kenaikan sekitar 10% hingga 20%,

namun dengan tingginya permintaan belum diimbangi dengan produksi yang tinggi

(Indartiyah dkk, 2011).

Budidaya jamur ini murah dan mudah karena memanfaatkan limbah organik yang

banyak jumlahnya dan mudah didapat di sekitar kita sehingga dapat menjadikan

lingkungan kita bersih dan sehat. Produk jamur dapat dimanfaatkan untuk menambah

gizi serta menambah pendapatan. Budidaya jamur ini menggunakan modal yang kecil

dan teknologi tepat guna yang murah dan sederhana (Hendro, 2014).

Disamping itu, pembentukan tubuh buah dari jamur tiram membutuhkan waktu

kurang lebih adalah 40 hari. Hal tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama,

disamping itu juga melihat kebutuhan dari jamur tiram yang masih kurang, sehingga

perlu adanya penambahan zat yang dapat mempercepat dan meningkatkan hasil dari

jamur tiram tersebut. Salah satunya dapat dengan cara menambahkan Zat Pengatur

Tumbuh (ZPT). Menurut Rajiman (2014), dengan penggunaan ZPT dapat

meningkatkan produktivitas selain itu juga mudah didapat dan harganya murah.

Menurut Morel (1974) lihat Karimah dkk (2013), air kelapa mengandung hormon

yaitu hormon sitokinin (5,8 mg/l) dan hormon auksin (0,07 mg/l), selain itu juga sedikit

giberelin. Berdasarkan penelitian Andung (1999), air kelapa berpengaruh positif

terhadap pertumbuhan miselium jamur kuping, dimana meningkatnya pertumbuhan

tersebut diduga adanya hormon auksin dan sitokinin yang sangat berperanan dalam

pembelahan sel sehingga mempercepat pertumbuhan miselium jamur kuping. Selain

itu, menurut penelitian Retnowati (2012), penggunaan air kelapa dengan konsentrasi

10% menghasilkan diameter dan berat basah yang paling baik yaitu 7,09 cm dan 0,11

kg, dan untuk menghasilkan jumlah tubuh buah jamur paling baik adalah pada

(2)

2 alternatif yaitu dengan penambahan air kelapa pada baglog jamur tiram untuk

meningkatkan hasil.

1.2 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh pemberian berbagai konsentrasi air kelapa

terhadappertumbuhandanhasil jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).

2. Mendapatkan konsentrasi air kelapa yang tepat dalam meningkatkan

pertumbuhandanhasil jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).

1.3 Signifikansi Penelitian

Dari segi ilmiah, hasil penelitian ini diharapkandapat memperluas wawasan dan

memberikan masukan pengetahuan tentang pemanfaatan air kelapa pada pertumbuhan

dan hasil dari jamur tiram putih.

Dari segi praktis, penelitian ini diharapkan dapat memperoleh rekomendasi

konsentrasi air kelapa yang tepat dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil dalam

budidaya jamur tiram putih dan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam budidaya jamur tiram putih.

1.4 Batasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang terlalu luas maka dari itu dilakukan

pembatasan masalah sebagai berikut:

 Percobaan dilakukan di Kalikiring, Boyolali, Jawa Tengah

 Air kelapa yang digunakan adalah air kelapatua dengan ciri morfologi yaitu batok keras, berwarna coklat, sabutnya telah menipis, dan

tempurung kelapa bagian dalam sudah mengkilap.

 Air kelapa disuntikan setelah miselium jamur sudah memenuhi baglog dan baglog sudah dilakukan penyobekan.

 Air kelapa diberikan dengan cara disuntikan pada baglog jamur sebanyak 10 ml setiap seminggu sekali.

 Konsentrasi air kelapa dinyatakan dalam satuan % (persen) yaitu 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%.

(3)

3  Komponen yang diamati meliputi: umur panen per panen, interval

panen,diameter tudung buah, panjang tangkai tudung buah, dan bobot segar

per baglog.

 Pengamatan selintas meliputi suhu, kelembaban, hama dan penyakit dan waktu muncul tubuh buah pertama.

1.5 Metode Hipotetik

Gambar 1.1 Model Hipotetik

Keterangan:

X: Berbagai konsentrasi air kelapa (0%, 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%)

Y1: Pertumbuhan Jamur Tiram Putih

Y2 :Hasil Jamur Tiram Putih

X

Y1

Gambar

Gambar 1.1 Model Hipotetik

Referensi

Dokumen terkait

jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) pada media tambahan serabut kelapa.. Menambah alternatif ilmu

KADAR PROTEIN DAN KUALITAS TEPUNG JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotus ostreatus ) DENGAN PERENDAMAN KONSENTRASI CaCO3.. DAN SUHU

Judul Laporan Akhir : Analisis Budidaya Untuk Peningkatan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus).. Nama Mahasiswa NomorPokok

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sabut kelapa kering ( Cocos nucifera ) dapat menjadi media pertumbuhan jamur tiram putih dan mengetahui jumlah sabut

Dari hasil penelitian rerata produktivitas jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dengan media tambahan serabut kelapa paling tinggi pada perlakuan penambahan serabut

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sabut kelapa kering ( Cocos nucifera ) dapat menjadi media pertumbuhan jamur tiram putih dan mengetahui jumlah sabut

Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.Judul penulis yang.. diajukan adalah Pengaruh Konsentrasi Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan dan

Tujuan dari penelitian ini untuk mendapat efek positif pemberian air kelapa muda dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan jamur tiram putih (Pleorotus