INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Hikmah Permatasari (14221041)
2. Istari Muslimah (14221051)
3. Muhammad Sholih (14221062)
4. Nurul Hidayah (14221069)
Dosen Pengampu
Endang Rochmiatun, M. Hu.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN FATAH PALEMBANG
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita menjumpai adanya kata individu, keluarga, dan masyarakat. Kata “individu” berasal dari kata latin, yaitu individuum, berarti “yang tak terbagi”. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Selain itu, individu juga dapat berarti seorang manusia yang memiliki kebebasan dalam memilih dan mempunyai hak dalam menentukan mana yang baik dan yang buruk.
Individu tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila mereka tidak memiliki keluarga yang mendukung. Keluarga diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial, yang ditandai kelompok individu yang utama. Keluarga dapat dibentuk melalui persekutuan-persekutuan karena adanya hubungan darah perkawinan dan adopsi.1 Dengan sebab perkawinan, suatu keluarga dapat bertambah atau berkurang. Satu keluarga dapat bertambah anggotanya apabila ia kedatangan menantu, dan berkurang anggotanya apabila anak yang dikawinkan mengikuti keluarga besan, atau kedua keluarga sama-sama kehilangan anggotanya apabila anak yang dikawinkan membentuk keluarga sendiri, dan membentuk keluarga baru.
Selain itu, setelah seseorang telah mempelajari tentang bersosialisasi ataupun melakukan segala sesuatu dengan baik di dalam keluarga, maka orang teresebut akan mudah untuk masuk kedalam masyarakat. Masyarakat adalah lingkungan dimana seorang individu bergaul dan menerapkan apa yang ia pelajari di dalam keluarga untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain.
PEMBAHASAN
A. Individu
Kata “individu” berasal dari kata latin, yaitu individuum, berarti “yang tak terbagi”. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial paham individu menyabgkut tabiatnya dengan kehidupan jiwa-nya yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Dalam ilmu social, individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa, yang tak seberapa mempengaruhi kehidupan manusia.2
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu hal yang tidak dapat dibagi lagi, melainkan suatu kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia peseorangan atau hanya terdiri dari dirinya sendiri. Suatu individu dapat berselisih paham ataupun terjadinya differensiasi dengan individu yang lainnya. Terjadinya diferensiasi antara satu individu satu dengan individu yang lainnya dikarenakan pembawaan diri yang ada di dalam individu tersebut dan tingkat peradaban dari suatu bangsa yang bermacam-macam yang mereka tinggali, sehingga membuat suatu perbedaan antara corak sifat dan tabiat yang beraneka ragam.
Selain itu, individu juga dapat berarti seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan memiliki kepribadian serta pola tingkah laku spesifik atas dirinya sendiri.
Faktor-faktor penunjang kehidupan manusia antara lain :
Pangan : terdiri atas zat/ sumber tenaga, seperti karbohidrat, lemak dan protein dan zat pembangun, seperti protein, mineral, dan mineral, serta zat pengatur seperti vitamin, mineral, protein, dan air.
Sandang : sebagai adaptasi terhadap kondisi alam (iklim) yang berlainan, misalnya panas dan dingin.
Papan : usaha berlindung dari ancaman alam yang tidak bersahabat, seperti hujan, terik matahari, binatang buas dan sebagainya.
B. Keluarga
Keluarga diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial, yang ditandai kelompok individu yang utama. Keluarga dapat dibentuk melalui persekutuan-persekutuan karena adanya hubungan darah perkawinan dan adopsi.
Keluarga dibentuk dari dua orang individu berlainan jenis kelamin dan diikat tali perkawinan. Walaupun demikian, ada juga keluarga yang dibentuk tanpa ikatan perkawinan, tetapi mereka yang menjalankan hal semacam ini juga menganut pola-pola yang dijalankan oleh suami istri. Pada belahan bumi tertentu, keturunan yang dihasilkan dari hubungan teersebut secara dejure tidak dianggap sebagai bagian dari keluarga. Artinya, tidak mempunyai hubungan sedarah dengan salah satu atau kedua orang tua yang menurunkannya. Akan tetapi, ada juga yang menganggap sebagai bagian dari keturunannya. Ada juga yang menganggap sebagai bagian dari keluarga dan mempunyai hubungan darah dengan salah satu atau kedua orang tua yang menurunkannya.
Dengan sebab perkawinan, suatu keluarga dapat bertambah atau berkurang. Satu keluarga dapat bertambah anggotanya apabila ia kedatangan menantu, dan berkurang anggotanya apabila anak yang dikawinkan mengikuti keluarga besan, atau kedua keluarga sama-sama kehilangan anggotanya apabila anak yang dikawinkan membentuk keluarga sendiri, dan membentuk keluarga baru.
Secara umum, fungsi keluarga meliputi pengaturan seksual, reproduksi, sosialisasi, pemeliharaan, penempatan anak dalam masyarakat, pemuas kebutuhan perseorangan, dan kontrol sosial.3
Masyarakat adalah lingkungan dimana seorang individu bergaul dan menerapkan apa yang ia pelajari di dalam keluarga untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain. Kata “masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu syirk, artinya bergaul. Selain itu, para ahli seperti Maclaver, J.L. Gillin, dan J.P Gillin sepakat, bahwa adanya saling bergaul dan interaksi karena mempunyai nilai-nilai, norma-mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang yang erat. Mirip jiwa manusia, yang dapat diketahui, pertama melalui kelakuan dan perbuatannya sebagai penjelmaannya yang lahir, kedua melalui pengalaman batin dalam roh manusia perseorangan diri.
Kemantapan dalam unsur-unsur masyarakat mempengaruhi struktur sosial yang ada. Dalam hal ini struktur social digambarkan sebagai adanya molekul-molekul dalam susunan yang membentuk zat, yang terdiri dari bermacam susunan hubungan antar individu dalam masyarakat. Maka terjadi integrasi masyarakat dimana tindakan individu dikendalikan, dan hanya akan Nampak bila diabstrakkan secara secara induksi dari kenyataan hidup masyarakat, hidup langsung di belakang individu yang bergerak kongkret menurut polanya.4
D. Interaksional antara Individu, Keluarga dan Masyarakat
Individu barulah individu apabila pola perilakunnya yang khas dirinya itu diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat. Kekhasan atau penyimpangan dari pola perilaku kolektif menjadikannya individu, menurut relasi dengan lingkungan sosialnya yang bersifat majemuk sert simultan. Satuan-satuan lingkungan sosial yang melingkari individu terdiri dari keluarga, lembaga, komunitas, masyarakat, dan nasion. Individu mempunyai “karakter”, maka satuan lingkungan
sosial mempunyai “karakteristik” yang setiap kali berbeda fungsinya, struktur, peranan, dan proses-proses yang berlangsung di dalam dirinya.
Adapun relasi antara individu dengan lingkungan sosialnya, antara lain: a. Relasi Individu degan Dirinya
Dalam diri seseorang terdapat tiga sistem kepribadian yang disebut Id,
Ego, dan Superego. Id adalah wadah dalam jiwa seseorang, berisi dorongan primitif dengan sifat temporer yang selalu menghendaki agar segera dipenuhi atau dilaksanakan demi kepuasan. Contohnya seksual atau libido.
Ego bertugas melaksanakan dorongan-dorongan Id, tidak bertentangan dengan kenyataan relative principle.
Superego berisi kata hati atau conscience, berhubungan dengan lingkungan sosial, dan punya nilai-nilai moral sehingga merupakan kontrol terhadap dorongan yang datang dari Id.5
b. Relasi Individu dengan Keluarga
Individu memiliki relasi mutlak dengan keluarga. Karena individu dilahirkan dari keluarga, tumbuh dan berkembang untuk kemudian membentuk karakter dan sifat dari individu itu sendiri. Peranan-peranan dari setiap anggota keluarga merupakan peranan yang sangat penting dalam pembentukan individu sebelum memasuki masyarakat.
c. Relasi Individu dengan Lembaga
PENUTUP
Dari uraian diatas di dapatkan bahwa individu berarti seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan memiliki kepribadian serta pola tingkah laku spesifik atas dirinya sendiri. Selain itu, dalam ilmu sosial paham individu menyabgkut tabiatnya dengan kehidupan jiwa-nya yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Dalam ilmu
social, individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa, yang tak seberapa mempengaruhi kehidupan manusia.6 Sehingga, jika seorang individu telah menyimpang dari lingkungan sosialnya, ia akan dikucilkan ataupun disingkirkan dari lingkungannya.
Dalam pembentukan karakter ataupun peranan khas yang ada pada diri individu, keluarga merupakan peranan terbesar. Hal ini dikarenakan tempat ataupun lingkungan pertama yang dimiliki oleh seorang individu. Keluarga diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial, yang ditandai kelompok individu yang utama.
Selain itu, ada tempat dimana seorang individu yang telah mempelajari ataupun memahami cara bersosialisasi dengan orang lain akan memasuki lingkungan masyarakat. Masyarakat adalah lingkungan dimana seorang individu bergaul dan menerapkan apa yang ia pelajari di dalam keluarga untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Goode, William J. 1985. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Binacipta. Jakarta.
Lysen, A. 1981. Individu dan Masyarakat. Sumur Bandung. Bandung.