• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual - DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN TANGGUNG JAWAB SISWA MTsN 4 KEBUMEN DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual - DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN TANGGUNG JAWAB SISWA MTsN 4 KEBUMEN DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR - repository perpustakaan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Deskripsi Konseptual

1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut kita untuk menyelesaikannya. Permasalahan yang kita hadapi dapat dikatakan masalah jika masalah tersebut tidak bisa dijawab secara langsung, karena harus menyeleksi informasi atau data yang diperoleh.

“ Mathematics can not be separated from problem solving. The

process of thinking in problem solving needs teachers' attention to help

students in developing problem solving ability both in the context of

the real world and mathematical context. Krulik and Rudnick (1995)

defined problem solving ability as a individuals means in using the

knowledge and capabilities that have been had previously to be

synthesized and applied to new and different situations’’

(2)

dengan soal yang tidak rutin dan kemudian mencoba menyelesaikannya.

Proses pemecahan masalah matematis merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa. Kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan umum pembelajaran matematika. Pandangan pemecahan masalah sebagai proses inti dan utama dalam kurikulum matematika berarti bahwa pembelajaran pemecahan masalah mengutamakan proses dan strategi yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Adanya suatu masalah umumnya mendorong siswa untuk dapat memecahkan masalah dengan segera. Pemecahan masalah memang sangat penting dan membutuhkan tingkat berpikir yang tinggi, namun sebenarnya dapat dipelajari. Maka dapat dikatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah adalah usaha mencari solusi penyelesian dari situasi yang dihadapi sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.

(3)
(4)

Berdasarkan uraian di atas, langkah-langkah kemampuan pemecahan masalah matematis yang digunakan dalam penelitian ini pada tabel 2.2 berikut , yaitu:

Tabel 2.2 Langkah-Langkah Kemampuan Pemecahan Masalah

Pemecahan Masalah Langkah

Memahami Masalah Menyajikan hal-hal diketahui dan ditanyakan dari soal dengan menggunakan bahasa sendiri.

Menyusun Strategi Pemecahan Masalah

Menyusun strategi yang bisa digunakan untuk meyelesaikan soal dengan membuat model matematis atau menentukan rumus atau langkah-langkah yang akan digunakan

Melaksanakan Strategi Pemecahan Masalah

Melaksanakan strategi yang dipilih dan melakukan proses perhitungan Memeriksa kembali proses

dan hasil

Memeriksa / mengecek kembali hasil yang diperoleh apakah sudah tepat atau belum dalam perhitungan.

2. Tanggung Jawab

(5)

(psikomotor). Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik tidak hanya melibatkan aspek pengetahuan yang baik (moral knowing) tetapi juga perilaku yang baik (moral action). Pendidikan karakter menekankan pada kebiasaan yang terus menerus dilakukan.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam pembelajaran tidak hanya berkaitan tentang pengetahuan saja, melainkan harus ada pendidikan karakter didalamnya. Salah satu karakter yang diharapkan muncul dalam pembelajaran matematika adalah karakter tanggung jawab. Seseorang dikatakan bertanggung jawab apabila melaksanakan tugas secara tepat/jujur atau dengan kata lain mengerjakan berdasarkan hasil karya sendiri.

(6)

menyelesaikan tugas dengan kepuasan yang diberikan oleh seseorang atau atas janji atau komitmen sendiri) yang harus dipenuhi seseorang dan memiliki konsekuen hukuman terhadap kegagalan.

Tanggung jawab merupakan salah satu karakter yang dibentuk melalui pembelajaran matematika. Hasan (Rahayu, 2016) menyatakan bahwa tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), Negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam pelajaran matematika tanggung jawab dapat diterapkan melalui pemberian tugas oleh guru sehingga siswa dapat bertanggung jawab menyelesaikan tugas dengan teliti dan tepat waktu.

Berdasarkan beberapa definisi mengenai tanggung jawab, dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas baik yang berkaitan dengan diri sendiri, masyarakat, ataupun yang lainnya.

Karakter tanggung jawab merupakan karakter yang harus ada di dalam diri siswa. Untuk itu ada beberapa indikator menurut Pasani (2014) dari karakter tanggung jawab yaitu:

a) Menyelesaikan semua tugas dan latihan yang menjadi tanggung jawabnya.

(7)

c) Bersikap kooperatif. Artinya siswa dapat berdiskusi dengan teman atau guru dengan baik untuk menyelesaikan suatu permasalahan. d) Menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang telah ditetapkan. Hal

ini termasuk dalam istilah time management yang berkaitan dengan tanggung jawab.

e) Serius dalam mengerjakan sesuatu. Hal ini termasuk dalam istilah reaching goal (tujuan-tujuan yang ingin diraih). Serius dalam mengerjakan sesuatu dalam pengertian ini merupakan serius dalam belajar untuk mencapai hasil yang maksimal dan sangat memuaskan, sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat tercapai dengan baik.

f) Rajin dan tekun selama proses pembelajaran berlangsung. Diligence (ketekunanan, sifat rajin) artinya orang yang rajin dan tekun itu biasanya adalah orang yang bertanggung jawab. Membantu teman yang sedang kesulitan dalam belajar. Dalam hal ini termasuk pengertian dari “berupaya sebaik mungkin dan

memanfaatkan sebuah peluang untuk berprestasi” .

(8)

Indikator tanggung jawab yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Membiasakan peserta didik untuk mengerjakan soal latihan atau tugas yang diberikan guru

b) Serius dalam mengerjakan sesuatu

c) Rajin selama proses pembelajaran berlangsung.

d) Memberikan atau mengajukan usul pemecahan masalah. 3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar yang diberikan oleh guru dalam jangka waktu yang sudah ditentukan sebagai hasil penilaian/ evaluasi belajar. Menurut Syah (Komara, 2016) menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan keberhasilan seorang siswa dalam memahami materi pelajaran yang diperoleh dari hasil tes sejumlah materi pelajaran tertentu di sekolah.

(9)

Berdasarkan beberapa definisi mengenai prestasi belajar, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah pencapaian hasil belajar seorang siswa dalam memahami materi pelajaran maupun hasil tes yang diberikan dan dinyatakan dalam bentuk angka sebagai proses evaluasi dalam pembelajaran yang diberikan oleh guru.

4. Materi Pembelajaran a. Kompetensi Inti

1) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2) Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin , tanggung jawab,

peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama , cinta damai, responsive dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3) Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, terkait penyebab fenomena dan kejadian tampak nyata

(10)

sekolah dan disumber lain yang sama dalam sudut pandang / teori.

b. Kompetensi Dasar

3.9 Membedakan dan menentukan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma, limas)

4.9 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan dan dan volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma, limas) serta gabungannya.

B. Penelitian Relevan

(11)

tidak dapat melaksanakan langkah-langkah dalam kemampuan pemecahan masalah matematis.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Farahiya (2017). Pada penelitiannya siswa dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan minat belajar siswa yaitu minat belajar tinggi, sedang dan rendah. Kemudian, untuk hasil penelitiannya siswa dapat dikatakan memiliki minat belajar yang tinggi dapat melaksanakan indikator pertama, kedua dan ketiga serta belum sepenuhnya mampu menguasai indikator keempat kemampuan pemecahan masalah matematis, siswa yang memiliki minat yang sedang mampu menguasai indiktor pertama, kedua, dan belum sepenuhnya mampu menguasai indikator ketiga dan keempat, sedangkan untuk siswa yang memiliki minat belajar yang rendah belum mampu menguasai indikator-indikator yang ada pada kemampuan pemecahan masalah matematis.

(12)

C. Kerangka Pikir

Pemecahan masalah merupakan suatu hal yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, karena manusia tidak akan pernah lepas dari masalah. Masalah yang terdapat dalam matematika dapat berupa soal non rutin yang tidak bisa diketahui secara langsung penyelesaiannya. Siswa perlu merencanakan terlebih dahulu prosedur yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal sebagai strategi yang ditunjukan siswa dalam memahami, memilih strategi pemecahan dan menyelesaikan model untuk menyelesaikan masalah. Tanggung jawab merupakan salah satu karakter yang harus muncul setelah pembelajaran matematika. Pada dasarnya setiap siswa memiliki tanggung jawab yang berbeda dalam pembelajaran. Tanggung jawab ini yang memungkinkan muncul perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

(13)

Seorang siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis dan tanggung jawab yang tinggi memiliki semangat yang tinggi untuk menyelesaikan soal latihan ataupun tugas yang diberikan. Adanya kemampuan pemecahan masalah matematis dan tanggung jawab siswa yang tinggi melekat pada siswa, maka akan memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki tanggung jawab yang rendah.

Gambar

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Kemampuan Pemecahan Masalah
Tabel 2.2 Langkah-Langkah Kemampuan Pemecahan Masalah

Referensi

Dokumen terkait

Peralatan memory juga menjadi faktor penting jika perlengkapan mobile hanya memiliki kapasitas memory yang kecil.Dengan berbagai macam peralatan mobile, dari

Tujuan penelitian : (1) menganalisis pengaruh harga ikan, harga daging ayam potong, harga telur dan pendapatan rumah tangga terhadap permintaan ikan pada rumah tangga di

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma yang telah mengambil PPL II pada semester genap

yang mengalami kesulitan belajar. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode tes yang terdiri dari tes awal dan tes diagnostik, serta wawancara. Tes

Dari hasil pengujian Independent Sample T-Test dengan program SPSS 12 didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan pada rasio keuangan antara

Sehingga skripsi yang berjudul “ Hubungan Antara Motivasi Belajar, Kualitas Pelayanan dosen dan Karyawan Dan Ketersediaan Fasilitas Belajar Dengan Prestasi Mahasiswa Fakultas

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya, sehingga Tugas Akhir ini dengan judul “ ANALISIS PENGARUH CARA PENGADUKAN BETON DENGAN

Stratigrafi daerah penelitian dapat dibagi menjadi enam satuan batuan dari tua ke muda yaitu satuan metabatupasir Mentulu, satuan batupasir-kuarsa Lemat, satuan